• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUALITAS PRODUK DAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PENGARUHNYA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN KOMIK TERBITAN PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO CABANG SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KUALITAS PRODUK DAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PENGARUHNYA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN KOMIK TERBITAN PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO CABANG SURABAYA."

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

KUALITAS PRODUK DAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PENGARUHNYA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

KOMIK TERBITAN PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO CABANG SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

J ur usan Manajemen

Diajukan Oleh :

MARIA PRISTANTI ANDRIASTUTI 0712215020/ FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” J AWA TIMUR

(2)

KUALITAS PRODUK DAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PENGARUHNYA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

KOMIK TERBITAN PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO CABANG SURABAYA

Diajukan oleh:

MARIA PRISTANTI ANDRIASTUTI 0712215020/ FE/EM

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh :

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Nuruni Ika KW, MM. Tanggal : ……….

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen

(3)

PENGARUHNYA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN KOMIK TERBITAN PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO

CABANG SURABAYA

Diajukan oleh:

MARIA PRISTANTI ANDRIASTUTI 0712215020/ FE/EM

Disetujui untuk ujian skripsi oleh :

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Nuruni Ika KW, MM. Tanggal : ……….

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran”

J awa Timur

(4)

PENGARUHNYA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN KOMIK TERBITAN PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO

CABANG SURABAYA

Disusun oleh:

MARIA PRISTANTI ANDRIASTUTI 0712215020/ FE/EM

Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi J ur usan Manajemen Fakultas Ekonomi

(5)

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus atas segala kasih

karunia-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan

judul “KUALITAS PRODUK DAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN

PENGARUHNYA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN KOMIK TERBITAN

PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO CABANG SURABAYA “.

Penyusunan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur. Dengan selesainya penulisan skripsi ini penulis sangat berterimakasih kepada semua

pihak yang bersedia untuk memberikan bantuan dan dukungannya baik secara materiil maupun

moril kepada penulis, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak

terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, M.P, selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu Dra. Ec. Nuruni Ika KW, MM, selaku Dosen Pembimbing yang telah mengarahkan

(6)

“Veteran” Jawa Timur.

6. Bapak dan Ibu serta saudara-saudaraku tercinta, yang sudah memberikan doa, dukungan

serta kasih kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Suamiku Benardus Agung Rintoko & Buah hatiku Fransica Priscillia yang tercinta,

terimakasih atas pengertian, pengorbanan dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Adi Mardiono selaku Pimpinan PT. Elex Media Komputindo yang telah

memberikan kesempatan dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Pada akhirnya penulis menyadari dalam penyusuan skripsi ini masih ada kekurangan

dan perlu adanya perbaikan, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan

saran serta masukan-masukan bagi peneliti yang lain dimasa yang akan datang. Besar

harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, 10 Maret 2013

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 10

2.2. Landasan Teori ... 11

2.2.1. Pengertian Marketing... ... 11

2.2.2. Tujuan Pemasaran ... ... 13

2.3. Loyalitas Pelangan ... 13

2.4. Perilaku Konsumen ... 14

(8)

2.5.2. Kualitas Produk ... ... 20

2.6. Pengertian Harga ... 21

2.6.1. Pentingnya Harga... ... 21

2.6.2. Hubungan Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan ... 22

2.7. Kepuasan Pelanggan ... 22

2.7.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan ... 22

2.7.2. Elemen Program Kepuasan Pelanggan... 24

2.7.3. Alat Untuk Menelusuri Kepuasan Pelanggan... 28

2.7.4. Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan ... 29

2.8. Hipotesis ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31

3.2. Populasi dan Sampel ... 32

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.4. Teknik Analisa Data ... 34

3.5. Pengujian Instrumen Penelitian (Kuisioner) ... 53

3.6. Tahap Pengolahan Data ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Obyek Penelitian ... 42

4.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden ... 42

(9)

4.2.1. Deskripsi Variabel Kualitas Produk (X)... 44

4.2.2. Deskripsi Variabel Kepuasan Konsumen (Y) ... 44

4.2.3. Deskripsi Variabel loyalitas Pelanggan (Z) ... 45

4.3. Analisis Data ... 47

4.3.1. Evalusi Outlier ... 47

4.3.2. Model Pengukuran PLS ... 48

4.3.3. Uji Reliabilitas ... 50

4.4.4. Model Struktural PLS ... 51

4.4.5. Uji Kausalitas ... 51

4.4. Pembahasan ... 52

4.4.1. Pengujian Hipotesis Pengaruh Kualitas Produk (X) Terhadap Kepuasan Konsumen (Y) ... 52

4.4.2. Pengujian Hipotesis Pengaruh Kepuasan Konsumen(Y) Terhadap Loyalitas Pelanggan (Z)... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 55

5.2. Saran ... 56 DAFTAR PUSTAKA

(10)

KOMIK TERBITAN PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO CABANG SURABAYA

Oleh :

Maria Pistanti Andr iastuti ABSTRAK

Perkembangan yang semakin maju pada industri edukasi utamanya buku komik dapat dilihat dengan semakin banyaknya hasil di pasaran yang bagus dan menarik pembaca.Dengan beragam bentuk dan desain pada cover depan maupun kenyamanan dan kecepatan dalam mendapatkannya,membuat para penerbit saling bersaing untuk merebut pangsa pasar yang semakin beragam.PT.Elexmedia Komputindo Cabang Surabaya sebagai salah satu diantara penerbit yang berkecimpung dalam usaha buku komik akan berusaha untuk memberikan hasil yang bagus dan terbaik pada setiap produk yang dipasarkannya,sehingga dikemudian hari akan tetap eksis sebagai salah satu produk yang selalu dicari oleh pelanggannya.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen dan terhadap loyalitas pelanggan komik terbitan PT.Elexmedia Komputindi Cabang Surabaya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang telah memiliki dan membaca komik terbitan PT.Elexmedia Komputindo Cabang Surabaya. Skala pengukuran menggunakan skala interval dan skala pembentukan menggunakan skala semantic differential scale. Teknik pengambilan sampel menggunakan Non Probability Sampling dengan metode Purposive Sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti antara lain umur minimal 9 -18 tahun yang sudah suka membaca komik dan setia sebagai pelanggan tetap . Jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 konsumen. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan menyebarkan kuesioner kepada Konsumen yang membeli dan membaca komik terbitan PT.Elexmedia Komputindo Cabang Surabaya. Teknik analisis yang digunakan adalah SEM (Structural Equation Modeling) untuk melihat hubungan kausalitas antar faktor.

Hasil pengujian memperlihatkan bahwa kualitas produk tidak mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kepuasan konsumen, kepuasan konsumen tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Dalam era globalisasi yang dewasa ini semakin berkembang maka kebutuhan

masyarakat akan informasi dan hiburan juga semakin pesat. Masyarakat yang semakin

maju dalam pemikiran sangat membutuhkan informasi & hiburan .

Banyak cara bagi masyarakat dalam memperoleh informasi dan hiburan yang

dibutuhkan, diantaranya dengan mencari informasi dan hiburan tersebut di internet,

melihat televisi, mendengar radio maupun membaca buku.

Dalam abad informasi, budaya atau kebiasaan membaca , kemampuan mencari

dan memanfaatkan informasi perlu dikembangkan sejak dini. Keterampilan informasi

merupakan bekal yang diperlukan untuk terjun ke dunia modern yang penuh persaingan.

Mereka yang berhasil adalah mereka yang menguasai informasi. Hal ini tentunya

ditunjang dengan adanya minat baca, dan minat terkadang didapatkan dari hobi.

Remaja seringkali membaca bacaan yang “ ringan “ sebagai hobi. Bacaan ringan

tersebut dapat berupa buku dalam bentuk cerita yang dikenal novel ( novel bagi remaja

disebut “ teenlit”), tabloid atau majalah yang berisi berita terhangat yang diinginkan

remaja, atau yang saat ini sedang populer dibaca remaja adalah komik ( buku cerita

bergambar).

Diharapkan dengan adanya bacaan yang ringan khususnya komik akan

(12)

Komik Indonesia memang sudah tidak populer lagi dikalangan remaja. Komik

yang sering dibaca adalah jenis komik yang dibuat oleh penulis/ komikus Jepang atau

secara internasional lebih dikenal dengan ‘Manga’.

Manga saat ini banyak dikenal publik adalah jenis manga untuk kategori remaja

laki-laki atau perempuan . Manga untuk remaja laki-laki disebut Shounen ‘manga’

sedangkan untuk remaja perempuan disebut dengan Shoujo ‘manga’.

Akibat banyaknya jenis manga, menimbulkan perbedaan kualitas antar manga

tersebut. Perbedaan tersebut dilihat dari jalan cerita, penulis manga (mangaka), penerbit

dan bahkan tampilan atau design cover manga dapat mempengaruhi untuk dapat

membuat remaja tertarik, dan bahkan apakah dapat membuat pembaca manga tersebut

merasa puas atau tidak puas.

Dewasa ini banyak sekali penerbit buku yang menerbitkan manga , mulai dari

yang isinya berkualitas sampai dengan yang isinya kurang berkualitas. Masih banyak

juga penerbit yang kurang bertanggung jawab terhadap kualitas isi buku yang

diterbitkan, karena mereka hanya mengejar keuntungan semata dengan menerbitkan

manga yang kurang berkualitas namun laris dipasaran.

Dalam usahanya untuk menembus pasar, beberapa penerbit besar di Indonesia

saling berlomba untuk menerbitkan manga berkualitas yang dapat memberikan kepuasan

kepada para konsumennya. Hal ini tentunya dengan tujuan agar perusahaan dalam

meraih tingkat keuntungan tertentu bisa tercapai, maka penerbit harus berorientasi pada

kebutuhan dan kepuasan konsumen.

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah

(13)

dan harapan-harapannya. Kepuasan merupakan fungsi dari persepsi/kesan atas kinerja

dan harapan ( Kotler 2000). Untuk memperoleh kepuasan dari pembaca manga ini,

pembaca manga atau konsumen mengeluarkan sejumlah biaya yang biasanya dari uang

saku mereka, karena para pembaca manga ini belum memiliki penghasilan tetap.

Sehingga banyak diantara para konsumen yang memilih dalam membeli manga. Hal ini

dikarenakan selain harga manga yang cukup mahal, para konsumen pembaca manga

takut dikecewakan atau tidak puas akibat isi dan kualitas dari manga tersebut. Oleh

karena itu banyak konsumen yang memutuskan membeli manga tertentu saja sesuai

dengan penulis manga yang menjadi faovoritnya.

Untuk manga yang berkualitas baik dari sisi kualitas jalan cerita manga, kualitas

(14)

Tabel 1. 2. Hasil Customer Satisfaction Index Pener bit ‘Manga’

Alcolyte Publishers 76 Puas

PT. Indorestu Pacific 85 Sangat Puas Sumber : data diolah

Selain menjaga kualitas untuk memberikan kepuasan kepada konsumen pembaca

‘manga’, penerbit juga akan berusaha memudahkan para konsumennya untuk

mendapatkan manga yang diinginkan. Dari konsumen pembaca manga akan timbul

sumber kegiatan pemasaran yaitu pada saat terjadi proses pembelian dan proses setelah

pembelian. Menurut Stanton(1996:160), Bahwa yang menentukan konsumen untuk

melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk yang ditawarkan perusahaan

terletak pada serangkaian tindakan keputusan yang menyangkut Harga, Kualitas, Merk,

dan kemudahan mendapatkan produk.atribut-atribut yang membentuk keputusan

konsumen. Saat ini kosumen semakin selektif dalam memilih barang dan jasa yang akan

dibeli, oleh karena itu perusahaan perlu mengetahui keputusan konsumen dalam

membeli. Pada dasarnya pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan konsumen

tidak hanya dipengaruhi oleh stimulus dalam bentuk markting mix, tetapi juga

dipengaruhi oleh factor-faktor yang bersifat personal.Dengan memahami kedua hal

tersebut diharapkan perusahaan mampu memotivasi konsumen dalam pengambilan

(15)

Manga terbitan PT.Elex Media Komputindo yang akan kita teliti, karena manga

yang diterbitkan oleh PT Elex Media berkualitas dalam hal gambar dan, isi serta hasil

cetaknya, sehingga menimbulkan kepuasan para pembacanya. Untuk meningkatkan

penjualan manga para pemasar harus mempelajari keinginan, persepsi, prefensi, dan

perilaku belanja konsumen, karena studi-studi ini akan memberikan petunjuk-petunjuk

untuk mengembangkan produk baru, ciri-ciri , produk, harga, model dan kualitas agar

produk yang ditawarkan benar-benar memenuhi kebutuhan yang diinginkan konsumen,

karena jika pemasar kurang memperhatikan hal ini konsumen akan beralih pada ‘manga’

yang dirasa lebih daripada ‘manga’ sejenis lainnya.

Saat ini distribusi ‘manga’ terbitan PT Elex Media Komputindo sudah tersebar di

berbagai kota di Indonesia, tidak hanya pada toko buku besar saja, melainkan juga

diditribusikan pada lapak-lapak dan beberapa kedai buku yang tersebar di seluruh

Indonesia. Berikut ini adalah data penjualan ‘manga’ terbitan PT. Elex Media

Komputindo untuk wilayah Surabaya, Jawa Timur dan Indonesia Bagian Timur untuk

(16)

Tabel.1.3 Data Penjualan Manga PT Elex Media Komputindo Wilayah Jatim & Indonesia Timur

Tahun 2012

Bulan

Shounen

Manga Shoujo Manga Total

Januari 978,579 896,800

Media Komputindo mengalami penurunan penjualan. Penurunan penjualan disebabkan

oleh beberapa hal meliputi : munculnya beberapa penerbit pesaing yang menerbitkan

manga dengan tema yang hamper sama dengan ‘manga’ terbitan PT. Elex Media

Komputindo, isi buku ataupun jalan cerita buku yang kurang menarik minat konsumen

pembaca ‘manga’, desain cover buku yang kurang menarik serta judul buku yang kurang

(17)

Konsumen merupakan aset yang tidak ternilai bagi sebuah usaha , hal ini

disebabkan adanya konsumen sebagai pihak yang membutuhkan produk atau jasa yang

ditawarkan oleh jenis usaha tersebut.

Dalam persaingan yang semakin ketat, maka peningkatan kepuasan konsumen

menjadi prioritas utama dimana kualitas produk sangat mempengaruhi kepuasan

konsumen pembaca ‘manga’ , jika konsumen pembaca ‘manga’ PT. Elex Media

Komputindo merasa puas terhadap kualitas isi jalan cerita, kualitas gambar maupun hasil

cetak maka para konsumen pembaca ‘manga’ akan memutuskan untuk membeli dan

membaca ‘manga’.

Atas uraian tersebut menggambarkan bahwa kualitas produk dan kepuasan

konsumen merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi terciptanya loyalitas

konsumen terhadap produk.( Agyl Satrio Hutomo, 2008).

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan penjualan menurut Swasta

(2002;405-409) tersebut diantaranya adalah kondisi dan kemampuan penjual, kondisi

pasar, periklanan, peragaan, promosi, pemberian hadiah, jenis dan karakteristik barang

yang dijual, kualitas produk, harga produk, syarat penjualan (cash atau kredit) dan

pelayanan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui tentang “ Analisa Kualitas Pr oduk dan Tingkat Kepuasan Konsumen

Pengar uhnya Ter hadap Loyalitas Pelanggan Buku Ter bitan PT. Elex Media

(18)

1.2 Per umusan Masalah

Perumusan masalah yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh kualitas produk (X) terhadap loyalitas pelanggan

(Z)?

2. Bagaimana pengaruh kepuasan pelanggan (Y) terhadap loyalitas

pelanggan (Z)?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah:

1. Untuk membuktikan tentang pengaruh kualitas produk terhadap loyalitas

pelanggan.

2. Untuk membuktikan pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas

pelanggan.

1.4 Manfaa t Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan.

Memberikan infomasi dan masukan bagi pihak-pihak yang ada di dalam

perusahaan yang bersangkutan guna memnuhi kebutuhan akan keinginan

konsumen serta mengembangkan bisnis penerbitan buku.

2. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis terutama dalam bidang

(19)

3. Bagi UPN

Dapat dijadikan referensi dan sebagai sumbangan serta bahan pembanding untuk

(20)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Ter dahulu

1. Penelitian yang dilakukan Ari Wijayanti (2008), Strategi Meningkatkan

Loyalitas Melalui Kepuasan Pelanggan pada Produk Kartu Seluler Prabayar

Mentari-Indosat Wilayah Semarang yang menurut hasil analisis data dan

pembahasan mengenai pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas yang di

dalamnya terdapat variabel kualitas layanan, kualitas produk, harga, maka dapat di

tarik kesimpulan sebagai berikut :

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara empiris kualitas pelayanan,

kualitas produk, dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

pelanggan. Dan kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terdapat

switching cost, secara empiris switching cost berpengaruh positif terhadap loyalitas

pelanggan. Pengaruh positif ini mempunyai arti bahwa apabila terjadi perubahan

kualitas layanan yang baik, harga yang lebih murah, dan mempunyai kualitas

produk yang lebih dari sebelumnya maka konsumen akan lebih puas dan lebih loyal

terhadap produk kartu seluler prabayar Mentari-Indosat tersebut, dan begitu pula

sebaliknya.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Agyl Satrio Hutomo (2008), tentang

“Pengaruh Kualitas Produk dan Tingkat Kepuasan Konsumen terhadap Loyalitas

pelanggan pada Produk Makanan Tela Krezz Cabang Bekasi”, bahwa kualitas

(21)

makanan Tela Krezz. Kepuasan konsumen mempunyai pengaruh yang positif

terhadap loyalitas pada produk makanan Tela Krezz.

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis regresi berganda, menunjukkan bahwa

a. Kualitas produk dan kepuasan konsumen secara bersama-sama mempunyai

pengaruh yang positif signifikan terhadap pelanggan.

b. Jika dilihat dari kontribusi persil bahwa variabel produk dan variabel tingkat

kepuasan konsumen memiliki pengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Dalam

hal ini bahwa variabel tingkat kepuasan konsumen yang sangat besar

kontribusi partialnya terhadap pelanggan pada produk makanan Tela Krezz

Cabang Bekasi.

2.2 Landasan Teor i

2.2.1.Penger tian Ma r keting

Marketing adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan melalui proses sosial dan manajerial individu dan

kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan serta inginkan, dengan cara,

menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.

Tujuan dari pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami konsumen

demikian baiknya sehingga produk atau jasa cocok bagi konsumen dan produk atau

jasa itu bisa terjual dengan sendirinya. Definisi pemasaran menurut Philip Kotler

(1997 : 8) ini berdasarkan pada konsep inti : kebutuhan, keinginan, dan permintaan,

produk, nilai, dan mutu, pertukaran, transaksi dan hubungan serta pasar. Konsep inti

(22)

Gambar 1.

Cara berpikir pemasaran dimulai dengan timbulnya kebutuhan, keinginan,

dan permintaan dari manusia. Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan dan

permintaan. Kebutuhan manusia (Human Needs) adalah keadaan tidak memiliki

kepuasan dasar atau pernyataan dari rasa kehilangan. Manusia memiliki banyak

kebutuhan yang kompleks. Semua ini termasuk kebutuhan fisik dasar akan

makanan, pakaian, kehangatan, dan keamanan, kebutuhan sosial akan rasa

memiliki dan kasih sayang, dan kebutuhan individual akan pengetahuan

mengekspresikan diri. Semua kebutuhan ini tidak diciptakan oleh pemasar, namun

sudah terukir dalam hayati serta kondisi manusia. Keinginan (wants) adalah

bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian

individual. Permintaan (Demand) adalah keinginan akan sesuai produk yang

didukung dengan kemampuan serta kesediaan untuk membelinya. Keinginan

menjadi permintaan bila didukung oleh daya beli. Perbedaan ini menjelaskan akan

tuduhan dari pengkritik pemasaran bahwa “Pemasaran menciptakan kebutuhan”

atau “ pemasaran membuat orang membeli barang-barang yang tidak mereka

inginkan”. Pemasar tidak menciptakan kebutuhan; kebutuhan sudah ada

sebelumnya. Pemasar juga seperti panutan lain dalam masyarakat, mempengaruhi

(23)

yang cocok, menarik, terjangkau, dan mudah didapatkan oleh konsumen yang

dituju.

2.2.2.Tujuan Pemasar an

Menurut Peter Drucker, salah seorang ahli yang terkenal dalam bidang

manajemen, mengatakan sebagai berikut : tujuan pemasaran adalah membuat agar

penjualan berlebih-lebih dan mengetahui serta memahami konsumen dengan baik

sehingga produk atau pelayanan cocok dengan konsumen tersebut dan laku dengan

sendirinya.

2.3. Loyalitas Pelanggan

Menurut Tjiptono (2005:387) yang mengutip dari Shet & Mittal Loyalitas

pelanggan adalah komitmen pelanggan dari suatu merk, toko atau pemasok

berdasarkan sikap yang positif dan tercermin dalam pembelian ulang secara

konsisten.

Pusat penelitian dalam website resminya yaitu (http:/www.surveryinc.com)

memberikan dua pengertian loyalitas yaitu :

1. Perilaku loyal adalah aksi dari pelanggan untuk memberikan pembelian

ulang terhadap produk dan jasa dari pada memilih merk pesaing.

2. Sikap loyal adalah pernyataan dan perasaan terhadap produk layanan merk

atau perusahaan yang mana dihubungkan dengan pembelian ulang.

Dari definisi tersebut terlihat bahwa seseorang pelanggan yang loyal memiliki

prasangka spesifik mengenai apa yang akan dibeli dan dari siapa. Dua kondisi

(24)

pasang pelanggan. Banyak perusahaan beroperasi dengan anggapan yang keliru

bahwa pelanggan yang bertahan secara otomatis menjadi pelanggan yang loyal.

Griffin (2005:31) Loyalitas pelanggan merupakan ukuran yang lebih bisa

diandalkan untuk memprediksi pertumbuhan penjualan dan keuangan perusahaan,

hal ini dapat dilihat dari karakteristiknya yaitu :

1. Melakukan pembelian berulang

2. Membeli antar lini produk dan jasa

3. Mereferensikan pada orang lain

4. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing

2.4. Per ilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara pengaruh, dan kognisi,

perilaku dan kejadian di sekitar kita di mana manusia melakukan aspek pertukaran

dalam hidup mereka (Freddy Rangkuti, 2006 hlm 58). Faktor utama yang

mempengaruhi pembelian :

a. Faktor Budaya

Faktor budaya yang memiliki pengaruh luas dan mendalam terhadap

perilaku budaya ini terdiri dari beberapa komponen :

• Budaya adalah penentu keinginan yang mendasar. Jika makhluk

yang rendah perilakunya sebagian besar di atur oleh naluri, maka

perilaku manusia sebagian besar muncul dari pembelajaran.

• Sub Budaya : setiap terdiri dari sub budaya yang lebih kecil yang

memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus

(25)

• Kelas Sosial adalah kelompok yang relatif lebih homogen dan

bertahan lama dalam sebut masyarakat, yang tersusun dalam

sebuah urutan Hierarki.

b. Faktor Sosial

Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial,

seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status.

• Kelompok acuan seorang terdiri dari semua kelompok yang

memiliki pengaruh langsung (melalui tatap mata) atau tidak

langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.

• Keluarga adalah organisasi (kelompok kecil) yang paling penting

dalam masyarakat. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan

primer yang paling berpengaruh.

• Peran dan status. Peran meliputi kegiatan akan dilakukan oleh

seseorang setiap peran memiliki status.

c. Faktor Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yang

meliputi :

• Usia dan tahap siklus hidup. Orang membeli barang dan jasa

berbeda sepanjang hidupnya. Konsumen ini juga dibentuk oleh

siklus hidup keluarga.

• Pekerjaan-pekerjaan seseorang mempengaruhi pola konsumsinya.

• Keadaan Ekonomi, pilihan produk sangat dipengaruhi oleh

(26)

• Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang

diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya.

• Kepribadian dan konsep diri. Setiap orang memiliki kepribadian

yang berbeda yang mempengaruhi perilaku pembeliannya.

d. Faktor Psikologis

Pilihan seseorang untuk membeli di pengaruhi oleh empat faktor

psikologis utama, yaitu motivasi, pengetahuan, serta keyakinan dan

pendirian.

• Motivasi merupakan alasan yang mendasari seseorang untuk

melakukan suatu tindakan

• Persepsi adalah proses bagaimana individu memilih,

mengorganisasikan, dan menginterpretasikan masukan serta

informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

• Pengetahuan. Pada saat seseorang bertindak, mereka belajar.

Belajar menggambarkan perubahan perilaku seseorang individu

yang bersumber dari pengalaman.

• Keyakinan dan Sikap. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif

tentang suatu hal yang di anut oleh seseorang. Sedangkan sikap

adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan

atas beberapa obyek atau gagasan (Freddy Rangkuty, 2006 : 60).

2.5. Penger tian Pr oduk

Produk adalah suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun tidak

(27)

perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan

keinginan dan kebutuhan konsumen. (Rismiati & Bindan S, 2001:198)

Orang memenuhi kebutuhan dan keinginan dengan barang dan jasa. Kita

akan menggunakan istilah produk untuk mencakup keduanya. Produk adalah

segala sesuatu yang dapat di tawarkan kepada pasar untuk mendapatkan

perhatian, untuk dimiliki, digunakan ataupun di konsumsi sehingga dapat

memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup obyek fisik, jasa, orang,

tempat, organisasi, dan gagasan. Nilai adalah perkiraan konsumen tentang

kemampuan total suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya. Selain itu, biaya

dan kepuasan adalah dua faktor yang menjadi perimbangan dalam memilih

produk.

Dalam memperoleh produk seseorang dapat menggunakan 4 cara. Yaitu

sebagai berikut : dengan menghasilkan diri sendiri, dengan memaksa, dengan

meminta-minta, dan peraturan. Pertukaran mengakibatkan pemasaran muncul.

Pertukaran adalah cara mendapatkan suatu produk yang di inginkan dari

seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Ada 5 syarat yang harus

dipenuhi gara terjadi pertukaran, yaitu :

1. Sekurang-kurangnya terdapat dua pihak

2. Masing-masing pihak memiliki suatu yang bernilai bagi pihak

lainnya.

3. Masing-masing pihak dapat berkomunikasi dan menyerahkan

(28)

4. Masing-masing pihak bebas menerima atau menolak penawaran

yang ada.

5. Masing-masing pihak memang menginginkan dan bersedia

berurusan dengan pihak lainnya.

Pertukaran merupakan suatu proses, jika persetujuan dapat dicapai, kita

sebut terjadi transaksi. Transaksi adalah perdagangan nilai-nilai antara dua pihak.

Pemasar harus mampu menganalisis apa yang masing-masing pihak

harapkan untuk diperoleh dan di berikan. Hal ini merupakan sifat pemasaran

transaksi yang merupakan bagian dari gagasan yang lebih besar dan dinamakan

Hubungan Pemasaran. Hubungan pemasaran adalah praktek membangun suatu

hubungan jangka panjang yang memuaskan dengan pihak-pihak kunci yaitu

konsumen, pemasok, dan penyalur. Hasil akhir suatu pemasaran berupa jaringan

pemasaran, yang terdiri dari suatu perusahaan dengan pemasok, distributor, dan

konsumennya dimana sudah terdapat suatu hubungan bisnis yang buat dan dapat

diandalkan.

2.5.1 Pengolahan Pr oduk

Menurut (Rismiati & Bondan S, 2001:198), ada beberapa macam yang

dilihat dari wujud atau konkretnya, tingkat pemakaian dan tujuan

pemakaiannya.Pengolahan produk menurut wujud atau kekonkritannya yaitu:

a.Produk yang Berwujud

Produk yang berwujud disebut juga Barang Seperti makanan, pakaian, mobil

dan sebagainya. Barang dikatakan berwujud karena secara fisik produk ini bisa

(29)

b.Produk yang tidak Berwujud

Produk yang tidak berwujud disebut juga Jasa. Jasa yaitu kegiatan, manfaat,

atau kepuasan yang ditawarkan untuk di jual. Jasa tidak bisa dilihat ataupun

diraba.

Pengolahan produk menurut tingkat pemakaiannya meliputi :

a.Produk Tahan Lama (Durable Goods)

Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya dapat bertahan

dalam jangka waktu yang lama. Dengan kata lain, barang tahan lama adalah

barang yang dapat dipakai berkali-kali dalam waktu yang relatif lama dan

tidak habis meski di pakai berkali-kali.

b.Produk Tidak Tahan Lama

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya dapat

dikonsumsi hanya satu atau beberapa kali saja dan akan cepat habis.

Penggolongan Produk Menurut Tujuan Pemakaian meliputi :

a.Barang Konsumsi

Barang konsumsi adalah barang-barang yang dibeli dengan tujuan untuk

dipakai sendiri dan tidak untuk di jual maupun di proses lagi. Jadi pembeli

barang konsumsi adalah akhir. Barang konsumsi dapat dikelompokkan

menjadi empat golongan :

• Barang Konvinien (Convenient Goods) atau barang kebutuhan sehari-hari

Barang kebutuhan sehari-hari adalah barang yang pada umumnya dipakai

seringkali dan mudah dicari. Untuk membeli barang konvinien, konsumen

(30)

•Barang Shopping (Shopping Goods) atau barang belanjaan.

Barang belanjaan adalah barang yang dalam proses memilih dan

membelinya harus membandingkan kesesuaian harga, mutu, dan

modelnya. Untuk membeli barang belanja, konsumen terlebih dahulu

harus mencari dan dibutuhkan waktu yang relatif lama untuk

membandingkan atau memutuskan pilihannya.

•Barang Spesial atau Barang Khusus

a. Barang khusus adalah barang-barang yang mempunyai ciri khas atau

merek tertentu dan hanya dapat dibeli di tempat tertentu saja.

b. Barang Industri

Barang industri adalah barang-barang yang dibeli dengan tujuan untuk

diproses kembali bagi kepentingan industri.

2.5.2. Kualitas Pr oduk

Setiap konsumen memiliki cara pandang serta standar yang berbeda dalam

menilai suatu barang atau jasa yang ditawarkan oleh badan usaha. Kualitas produk

adalah suatu kemampuan yang biasa dinilai dari suatu produk di dalam

menjalankan fungsinya yang merupakan suatu gabungan dari penampilan,

keistimewaan, keindahan, kualitas yang bermanfaat, daya tahan, kehandalan,

ketepatan, kemudian penggunaan dan pemeliharaannya, serta atribut-atribut

lainnya dari suatu produk. (Kotler dan Amstrong, 2004:283)

Penelitian Selnes (1993), menunjukkan bahwa kinerja produk sebagaimana

dipersiapkan pelanggan mempengaruhi kepuasan pelanggan. Sementara hasil

(31)

ukur dari persepsi pelanggan atas tingkat kerusakan suatu produk mempengaruhi

tingkat kepuasan. (Ari Wijayanti, 2008).

2.6. Kepuasan Pelanggan

2.6.1. Penger tian Kepuasan Pelanggan

Kotler (2003 : 70) perasaan senang atau kecewa seseorang akan muncul

setelah membandingkan antara kinerja produk yang dipikirkan terhadap kinerja

yang di harapkan.

Menurut Mowen (2001 : 89) kepuasan konsumen sebagai keseluruhan sikap

yang ditunjukkan konsumen atas barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan

menggunakannya. Ini merupakan penilaian evaluative pasca pemilihan yang

disebabkan oleh seleksi pembelian khusus dan pengalaman menggunakan atau

mengkonsumsi barang atau jasa tersebut.

Kotler (2002 : 34) kepuasan konsumen adalah fungsi daripada jauh dekatnya

produk menurut harapan konsumen dan pandangan prestasi kepuasan konsumen

atas suatu pembelian tergantung pada kinerja produk yang bersangkutan

hubungannya dengan harapan pembeli.

Dari beberapa uraian definisi mengenai kepuasan, maka secara umum

kepuasan dapat diartikan sebagai suatu perbandingan antara layanan atau hasil

yang diterima itu paling tidak harus sama dengan harapan konsumen, atau bahkan

melebihinya.

Menurut Tjiptono (1997 : 24) tercapainya kepuasan konsumen dapat

(32)

konsumennya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian

ulang dan terciptanya loyalitas konsumen, serta terbentuk rekomendasi dari mulut

ke mulut (Word Of Mouth) yang dapat menguntungkan bagi perusahaan.

Bagi perusahaan, salah satu penentu kesuksesan dalam menciptakan

kesetiaan mereka pada konsumennya adalah kepuasan terhadap kualitas yang di

berikan. Dengan demikian, kualitas produk yang baik akan menciptakan,

mempertahankan kepuasan serta menjadikan konsumen yang loyal. Karakteristik

konsumen yang loyal salah satunya adalah selalu melakukan pembelian ulang

secara terus-menerus.

Kepuasan adalah persepsi pelanggan bahwa harapan telah terpenuhi dan

terlampaui. (Richard F Gerson, 2004 : 3). Kepuasan pelanggan didefinisikan

sebagai respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan

sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakan setelah pemakaian (Freddy

Rangkuti, 2006 hlm 30).

Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam teori dan praktik

pemasaran, serta merupakan salah satu tujuan essential bagi aktivitas bisnis.

Kepuasan pelanggan berkontribusi pada sejumlah aspek krusial, seperti

terciptanya loyalitas pelanggan meningkatnya reputasi perusahaan, berkurangnya

elastisitas harga, berkurangnya biasa transaksi masa depan, dan meningkatnya

efisiensi dan produkstivitas karyawan (Andersin, et al., 1994) dalam Tjiptono

(2005:349)

Kata kepuasan berasal dari bahasa latin “satis” (artinya cukup baik,

(33)

dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai

Tjiptono, 2005:349)

Wilkie (1990) dalam Tjiptono (2005:349) mendefinisikan kepuasan

pelanggan sebagai tanggal emosional pada evaluasi terhadap pengalaman

konsumen suatu produk atau jasa. Sementara itu Engel et al (1990) menyatakan

bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli dimana alternative

yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan,

dengan ketidakpuasan timbul apabila hasil (Outcome) tidak memenuhi harapan.

Mowen (1995) dalam Tjiptono (2005:349 – 350) merumuskan kepuasan

pelanggan sebagai sikap keseluruhan terhadap suatu barang atau jasa setelah

perolehan (Acquisition) dan pemakainya. Dengan kata lain, kepuasan pelanggan

merupakan penilaian evaluatif purna beli yang dihasilkan dari seleksi pembelian

spesifikasi, definisi ini dijabarkan ke dalam model kepuasan atau ketidakpuasan .

2.6.2. Elemen Pr ogram Kepuasan Pelanggan

Pada Umumnya program kepuasan pelanggan meliputi kombinasi dari tujuh

elemen utama (Tjiptono, 2005:354-356), yakni :

1. Barang dan Jasa Berkualitas

Perusahaan yang ingin menerapkan program kepuasan pelanggan harus

memiliki produk berkualitas baik dan layanan prima. Paling tidak

standarnya harus menyamai para pesaing utama dalam industri. Untuk itu,

berlaku prinsip “Quality Comes First, Satisfaction Program Follow”.

(34)

Seringkali itu merupakan cara mereka menjustifikasi harga yang lebih

mahal.

2. Relationship Marketing

Kunci pokok dalam setiap program promosi loyalitas adalah upaya

menjalin relasi jangka panjang dengan para pelanggan. Asumsinya adalah

bahwa relasi yang kokoh dan saling menguntungkan antara penyedia jasa

dan pelanggan dapat membangun ulang dan menciptakan loyalitas

pelanggan.

3. Program Promosi Loyalitas

Program Loyalitas banyak diterapkan untuk menjalin relasi antara

perusahaan dan pelanggan. Biasanya program ini memberikan semacam

penghargaan khusus seperti bonus, diskon, voucher, dan hadiah yang di

kaitkan dengan frekuensi pembelian atau pemakaian produk atau jasa

perusahaan.

4. Fokus Pada Pelanggan Terbaik (Best Customer)

Sekalipun program promosi loyalitas beraneka ragam bentuknya, namun

semuanya memiliki kesamaan pokok dalam fokus pada pelanggan yang

paling berharga. Namun pelanggan terbaik bukan sekedar mereka yang

termasuk Heavy User. Tentu saja mereka berbelanja banyak, namun

kriteria lainnya menyangkut pembayaran yang lancar atau tepat waktu,

tidak terlalu banyak membutuhkan layanan tambahan dan relatif tidak

(35)

5. Sistem Penanganan Komplain Secara Efektif

Penanganan komplain terkait erat dengan kualitas produk. Perusahaan

harus memastikan bahwa barang dan jasa yang dihasilkannya benar-benar

berfungsi mestinya sejak awal. Baru setelah itu jika ada masalah

perusahaan segera berusaha memperbaikinya lewat sistem pengamanan

komplain. Jadi jaminan kualitas harus mendahului penanganan komplain.

6. Unconditional Girantees

Unconditional Girantees dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan

program kepuasan pelanggan. Garansi merupakan janji eksplisit yang

disampaikan kepada para pelanggan mengenai tingkat kinerja yang dapat

diharapkan akan mereka terima.

7. Program Pay For Performance

Program kepuasan pelanggan tidak bisa terlaksana tanpa daya dukungan

sumber daya manusia organisasi. Sebagai ujung tombak perusahaan yang

berinteraksi langsung dengan para pelanggan dan berkewajiban

memuaskan mereka, karyawan juga harus dipuaskan kebutuhannya.

Dengan kata lain, Total Customer Satisfaction harus didukung pula

dengan Total Quality Reward yang mengaitkan sistem penilaian kinerja

dan kompensasi dengan kontribusi setiap karyawan dalam penyempurnaan

kualitas dan peningkatan kepuasan pelanggan.

Selain dimensi di atas, masih terdapat tiga dimensi dari kepuasan lainnya

yaitu kepuasan terhadap atribut produk, kepuasan terhadap atribut layanan, dan

(36)

1. Atribut berhubungan produk (Attributes Related the Product)

Attributes Related the Product : value price relationship, product benefit,

features, product or service. Atribut-atribut ini berhubungan dengan atribut

dari produk yang dijual kepada konsumen.

2. Atribut berhubungan layanan (Attributes Related the Service)

“Attributes Related the Service: Guarantee or warranty, delivering

complaint handling, resolution of programs”. Pernyataan ini menjelaskan

bahwa atribut yang berhubungan dengan layanan menyangkut garasi dari

layanan, komplain dari keluhan, dan kemampuan memberikan solusi dari

masalah yang ada di pelanggan.

3. Atribut berhubungan pembelian (Attributes Related the Purchase)

“Attributes Related the Purchase: Courtesy, communication ease or

convenience of acquisition, company reputation, company competence”.

Pernyataan ini menjelaskan bahwa atribut yang berhubungan dengan

pembelian mencakup kesopanan, komunikasi, kemudahan untuk

mendapatkan layanan, reputasi perusahaan, dan kompetensi perusahaan di

bandingkan yang lainnya.

2.6.3. Alat Untuk Menelusur i Kepuasan Pelanggan

Kotler dan Amstrong (1994) menyatakan bahwa alat untuk menelusuri dan

mengukur kepuasan pelanggan berkisar dari yang primitif sampai yang canggih.

(37)

a. Sistem Keluhan dan Saran

Organisasi yang berpusat pada pelanggan menyederhanakan pelanggan

menyampaikan saran atau keluhan. Ini artinya perusahaan harus membuat

konsumen mudah untuk memberikan keluhan atas produk yang dikeluarkan

oleh perusahaan. Bisa dilakukan dengan cara mencantumkan nomor call

service pada sebuah produk. Ataupun bisa membuat kotak saran pada retail /

penjualan produk kita.

b. Survey Kepuasan Pelanggan

Hanya sekedar menyediakan sistem penumpang keluhan dan saran, mungkin

belum memberi gambaran lengkap mengenai kepuasan dan ketidakpuasan

pelanggan.

c. Pembelanjaan Siluman

Cara lain yang bermanfaat untuk menilai kepuasan pelanggan adalah

menyewa orang untuk berpura-pura sebagai pembeli guna melaporkan

pengalaman mereka membeli produk perusahaan dan produk pesaing.

d. Analisis Pelanggan yang Hilang

Perusahaan harus melakukan kontak dengan pelanggan yang berhenti

membeli , atau yang beralih ke pesaing, untuk mempelajari mengapa hal ini

terjadi. Karena hilangnya satu pelanggan sangat berharga bagi perusahaan.

e. Beberapa Peringatan dalam Mengukur Kepuasan Pelanggan

Peringkat kepuasan pelanggan kadang-kadang sulit diartikan. Kalau

pelanggan mengungkapkan kepuasan mereka atas beberapa unsur kinerja

(38)

baik dapat beraneka rupa. Itu mungkin berarti penyerahan barang sebelum

waktunya, penyerahan tepat waktu, kelengkapan pesanan, atau sesuatu yang

lain.

2.6.4. Pengar uh Kualitas Pr oduk Ter hadap KepuasanPelanggan

Penelitian Selnes (1993), menunjukkan bahwa kinerja produk sebagaimana

dipersiapkan pelanggan mempengaruhi kepuasan pelanggan.

Sementara hasil penelitian Andreassen Lindestad (1998) membuktikan bahwa

kualitas produk diukur dari persepsi pelanggan atas tingkat kerusakan suatu

produk mempengaruhi tingkat kepuasan.

Hal ini didukung oleh jurnal penelitian yang dilakukan oleh Agyl Satrio

Hutomo ( 2008) , tentang pengaruh Kualitas Produk dan tingkat Kepuasan

Konsumen terhadap Loyalitas pelanggan pada Produk Makanan Tela Krezz

(39)

2.7 Ker angka Konseptual

Kualitas Produk (X)

Kepuasan pelanggan (Y)

(40)

2.7. Hipotesis

1. Semakin meningkat kualitas produk akan mempengaruhi kepuasan pelanggan.

2. Semakin meningkat kepuasan pelanggan akan mempengaruhi loyalitas

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukur an Var iabel

Kualitas produk (X) adalah keseluruhan ciri serta sifat dari produk atau layanan

yang berpengaruh positif pada kepuasan pelanggan.

1. Kemampuan / keistimewaan yang dimiliki suatu produk (X1), adalah

keistimewaan yang dimiliki oleh buku terbitan PT. Elex Media Komputindo

setelah seseorang membacanya.

2. Penampilan dan daya tarik produk (X2), adalah desain sampul yang menarik

dan hasil cetak yang baik daripada buku dari penerbit. Sehingga menimbulkan

kepuasan bagi pembacanya.

3. Kesan pelanggan (X3), adalah kesan pelanggan terhadap buku terbitan PT.

Elex Media Komputindo.

Kepuasan konsumen (Y) adalah fungsi dari jauh dekatnya produk menurut

harapan pelanggan dan pandangan prestasi dalam suatu pembelian sebuah produk.

1. Harapan (Y1), adalah suatu dalam pikiran seseorang akan apa yang

dibelinya.

2. Kenyataan (Y2), adalah sesuatu yang dirasakan oleh pelanggan setelah ia

membaca buku terbitan PT. Elex Media Komputindo.

Loyalitas pelanggan (Z) adalah yang loyal terhadap suatu merek yaitu yang

(42)

memberikan kepuasan yang didapat dari produk yang dikonsumsi pada perusahaan

yang sama.

1. Memberikan informasi (Z1), adalah tindakan memberikan informasi kepada

orang lain setelah pelanggan merasakan manfaat kelebihan-kelebihan buku

terbitan PT. Elex Media Komputind.

2. Membeli ulang (Z2), adalah tindakan untuk melakukan pembelian kembali

setelah pelanggan membaca buku.

3. Melakukan pilihan (Z3), adalah tindakan melakukan pilihan oleh pelanggan

setelah ia mereka merasakan kepuasan akan buku terbitan PT. Elex Media

Komputindo.

Variabel diatas dinilai dengan menggunakan skala interval dengan bentuk

semantic diferensial. Skala ini disusun dalam suatu garis kontinue dengan jawaban

sangat positifnya terletak disebelah kanan, jawaban sangat negatifnya disebelah

kiri, atau sebaliknya. Skala data yang digunakan adalah skala interval 1 sampai 5,

digambarkan sebagai berikut :

3.2. Populasi dan sampel

a. Populasi

Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen

pembaca manga pria & wanita, berusia 12 tahun ke atas yang membeli komik

terbitan PT. Elex Media Komputindo di Surabaya. 5 1

Sangat tidak setuju

(43)

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai cirri dan karakteristik yang

sama dengan populasi tersebut. Karena itu sampel harus representative dari

sebuah populasi (Sugiyono, 1999:72)

Sampel yang dipergunakan adalah non probability sampling yaitu penentuan

sampel tidak secara acak dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu

teknik pengambilan sampel yang mempunyai ciri-ciri atau sifat tertentu

yang mempunyai hubungan erat dengan ciri atau sifat yang sudah

diketahui sebelumnya.

Teknik sampling tersebut digunakan dalam penelitian ini, karena

karakteristik responden sudah ditentukan terlebih dahulu, yaitu :

1) Karakteristik responden menurut usia 12 tahun keatas

2) Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan

3) Karakteristik responden menurut tingkat pendapatan orang tua

Sesuai dengan ketentuan alat analisis SEM sebagaimana ditentukan oleh Agusty (2002 :

48) yang menyatakan bahwa “Maksimal sampel adalah 10 kali jumlah parameter

yang diestimasi dan minimal 5 x parameter yang diestimasi”. Jumlah parameter

yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah 8 parameter oleh sebab itu maka

jumlah sampel dipergunakan 100 orang pembeli komik PT. Elex Media

(44)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

a. Jenis dan sumber data

Jenis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data

kualitatif yang diperoleh berdasarkan tanggapan responden. Alat pengumpul

data yang diperlukan dalam penelitian adalah kuisioner yaitu kumpulan/daftar

pertanyaan yang dituangkan dalam angket.

b. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data primer untuk

keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting

dalam metode ilmiah karena pada umumnya data yang dikumpulkan harus

valid untuk digunakan dalam penelitian ini digunakan beberapa metode dalam

membantu pengumpulan data yang lengkap sehingga dapat mendukung

landasan teori, memudahkan analisa dalam rangka pemecahan masalah.

Adapun teknik yang digunakan adalah :

1) Metode Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan

daftar pernyataan (angket) kepada responden untuk memperoleh

informasi langsung.

2) Metode Wawancara, yaitu mewawancarai secara langsung kepada

responden untuk keterangan yang lebih mendalam mengenai hal-hal yang

diperlukan dalam penelitian.

3) Metode Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung pada obyek

(45)

4) Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dari arsip

perusahaan yang berpengaruh dengan penulisan usulan penelitian ini.

3.4 Teknik Analisis Data

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah

Structural Equation Modeling [SEM]. Model pengukuran faktor kualitas produk,

kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan menggunakan Confirmatory Factor Analysis.

Penaksiran pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya

menggunakan koefisien jalur. Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran

dengan contoh faktor kualitas produk dilakukan sebagai berikut :

Persamaan Dimensi Faktor Kualitas Produk :

X11 : 1 Kualitas Produk + cr_1

X12 : 2 Kualitas Produk + er_2

X13 : 3 Kualitas Produk + er_3

X14 : 4 Kualitas Produk + er_4

X15 : 5 Kualitas Produk + er_5

Demikian juga faktor lain seperti kompetensi, facts model, kinerja.

1. Asumsi Model [Structural Equation Modeling]

a. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas

1) Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat diuji

dengan metode-metode statistik.

2) Menggunakan Critical Radio yang diperoleh dengan membagi koefisien

(46)

dalam statistik deskriptif dimana nilai menguji normalitas itu disebut sebagai

Z-value. Pada tingkat signifikansi 1%, jika nilai Z lebih besar dari nilai kritis,

maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal.

3) Normal Probability Plot [SPSS 10.1]

Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih

pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya

linieritas.

b. Evaluasi atas Outlier

1) Mengamati nilai Z-score : ketentuannya diantara ± 3,0 non outlier.

2) Multivariate outlier diuji dengan kriteria jarak Mahalanobis padas tingkat

p < 0,001. Jarak diuji dengan Chi-Square [ ] pada df sebesar jumlah

variabel bebasnya. Ketentuan : bila Mahalanobis > dari nilai adalah

multivariate outlier. Outlier adalah observasi atau data yang memiliki

karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari

observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah

variabel tunggal atau variabel kombinasi [Hair, 1998].

3) Deteksi Mulicollinierity dan Singularity. Dengan mengamati Determinant

matriks covarians. Dengan ketentuan apabila determinan sample matrix

mendekati angka 0 [kecil], maka terjadi multikolinearitas dan singularitas

[Tabachnick & Fidell, 1998].

(47)

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator

dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya

diukur. Sedangkan reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari

indikator-indikator sebuah konstruksi yang menunjukkan derajad sampai

masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk yang umum.

Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent

variabel / construct akan diuji dengan melihat loading faktor dari hubungan

antara setiap obsevered variabel dan latent variabel. Sedangkan reliabilitas diuji

dengan construct reliability dan Variance-extracted. Construct reliability dan

Variance-extracted dihitung dengan rumus berikut :

Construct Reliability = [

Secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah 0,7 dan variance

extracted 0,5 [Hair et.al.,1998]. Standardize Loading dapat diperoleh dari output

AMOS 4.01, dengan melihat nilai estimasi setiap construct standardize regression weight

terhadapsetiap butir sebagai indikatornya.

2. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Ka usa l

Pengaruh langsung [koefisien jalur] diamati dari bobot regresi standar, dengan

(48)

sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar daripada t tabel berarti

signifikan.

3. Pengujian model dengan Two-Step Approach

Two-Step Approach to structural equation modeling [SEM] digunakan untuk

menguji model yang diajukan pada gambar 3.2 Two Step Approach digunakan untuk

mengatasi masalah sampel data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir

instrumentasi yang digunakan [Hartline & Ferrell, 1996], dan keakuratan reliabilitas

indikator-indikator terbaik dapat dicapai dalam two-step approach ini. Two-Step

Approach bertujuan untuk menghindari interaksi antara model pengukuran dan model

struktural pada One Step Approach [Hair et.al.,1998]

Yang dilakukan dalam two step approach to SEM adalah : estimasi terhadap

measurement model dan Estimasi terhadap structural model [Anderson dan Gerbing,

1998]. Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan Two step approach

adalah sebagai berikut :

c. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak menjadi sebuah indikator

summed-scale bagi setiap konstrak. Jika terdapat skala yang berbeda setiap

indikator tersebut distandarisasi [Z-score] dengan mean = 0, deviasi standar = 1,

yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh –pengaruh skala yang

berbeda-beda tersebut [Hair.et.al.,1998].

d. Menetapkan error [] dan lambda [ ] terms, error terms dapat dihitung dengan

rumus 0,1 kali ∇2 dan lamda terms dengan rumus 0,95 kali ∇ [Anderson dan

(49)

bagian sebelumnya dan deviasi standar [∇] dapat dihitung dengan bantuan

program aplikasi statistik SPSS. Setelah error [] dan lambda [ ] terms

diketahui, skor-skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix analisis model

pengukuran SEM.

4. Evaluasi Model

Hari et.al.,1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan prosedur

yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit

antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis dan data empiris. Jika

model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap

sebagai yang diperkuat : Sebaliknya, suatu model teotitis tidak diperkuat jika teori

tersebut mempunyai suatu “poor fit”. Jadi, “good fit” model yang diuji sangat

penting dalam pengguna structural equation modeling.

Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai kriteria

Goodness of Fit, yakni Chi-square, Probability, RMSEA,

GFI,TLI,CFI,AGFI,CMIN/DF. Apakah model awal tidak good fit dengan data maka

(50)

Tabel 3.1. Goodness of Fit Indices

GOODNESS KETERANGAN CUT-OFF VALUE

X2 - Chi-square Menguji apakah covariance pooulasi yang destimasi sama dengan cova-riance sample [apakah model sesuai dengan data]

Diharapkan Kecil, 1 s/d 5 atau paling baik diantar 1 dan 2.

Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks covariance yang diestimasi.

Minimum 0,1 atau 0,2 atau

0,05 RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada

sample besar.

0,08

GFI Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matriks sample yang dijelaskan [analog dengan R2 dalam regresi berganda]

0,90

AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF. 0,90 CMIND/DF Kesesuaian antara data dan model 2,00 TLI Pembandingan antara model yang diuji terhadap

baseline model.

0,95

CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya sample dan kerumitan model

0,94

Sumber : Hair et.al.,[1998]

a. Chi-Square Statistic (x2)

Chi square ini sangat bersifat terhadap besarnya sampel yang digunakan. Karena

itu bila jumlah sampel adalah cukup besar yaitu lebih dari 200 sampel, maka statistik

chi-square ini harus didampingi oleh alat uji lainnya (Hair et al., 1995:105;

Tabachnick & Fidell, 1996:84). Karena tujuan analisis adalah mengembangkan dan

menguji sebuah model yang sesuai dengan data atau fit terhadap data, maka yang

dibutuhkan justru sebuah nilai (X2) yang tidak signifikan, yang menguji hipotesa nol

bahwa matriks kovarian populasi tidak sama dan kovarian sampel. Oleh karena itu x2

yang kecil dan tidak signifikanlah yang diharapkan agar hipotesis nol sulit ditolak.

b. RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation)

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi

(51)

Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0.08 merupakan indeks untuk dapat

diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu. Berdasarkan

degrees of freedom (Browne & Cudeck, 1993:72).

c. GFI (Goodness of Fit Index)

Indeks kesesuaian (fit index) ini akan menghitung proporsi tertimbang dan

variansi dalam matriks kovarian sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians

populasi (Bentler, 1983:12 ; Tanaka & Huba )

d. AGFI (Adjusted Goodness of fit index)

Adalah analog dari R2 dalam regresi berganda. Fit index ini dapat didjust

terhadap degree of freedom yang tersedia untuk menguji diterima tidaknya model.

Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai

sama dengan atau lebih besar dari 0,09 perlu diketahui bahwa baik GFI maupun

AGFI adalah kriteria yang diperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam

sebuah matriks kovarians sampel.

e. CMIN/DF (Minimum sampel discrepancy junction / Degrees of Freedom)

CMIN/DF dalam hal ini tidak lain adalah statistik chi-square dibagi dengan

derajat bebasnya sehingga disebut X2 relatif. Nilai X2 relatif kurang dari 2.0 atau bahkan

kadang kurang dari 3.0 adalah indikasi dari acceptabel fit antara model dan data

(Arbuckle, 1997:32).

f. TLI (Tucker Lewis Index)

TLI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan sebuah

(52)

acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan > 0,95 dan nilai yang sangat

mendekati 1 menunjukkan a very good fit.

g. CFI (Comparative Fit Index)

Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin

mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi a very good fit. Nilai yang

direkomendasikan adalah CFI > 0,9

4.1 Asumsi Model PLS (Partial Least Square)

Partial Least Square (PLS) merupakan sebuah metode untuk mengkonstruksi

model-model yang dapat diramalkan ketika faktor-faktor terlalu banyak. PLS

dikembangkan pertama kali oleh Wold sebagai metode umum untuk mengestimasi path

model yang menggunakan variabel laten dengan mutiple indikator. PLS juga merupakan

factor indeterminacy metode analisis yang powerful karena tidak mengasumsikan data

harus dengan pengukuran skala tertentu, jumlah sampel kecil. Awalnya Partial least

Square berasal dari ilmu sosial (khususnya ekonomi, Herman Wold, 1996). Model ini

dikembangkan sebagai alternatif untuk situasi dimana dasar teori pada perancangan

model lemah atau indikator yang tersedia tidak memenuhi model pengukuran refleksif.

PLS selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk

membangun hubungan yang belum ada landasan terorinya atau untuk pengujian

proposisi. Selain PLS, metode lain yang dapat digunakan adalah SEM (Structur Equation

Modelling) tetapi dengan jumlah sample yang besar.

SEM berbasis covariance based, adapun perbedaan antara covariance based SEM

dengan component based PLS adalah dalam penggunaan model persamaan struktural

(53)

5) . Pada situasi dimana penelitian mempunyai dasar teori yang kuat dan pengujian teori

atau pengembangan teori sebagai tujuan utama riset, maka metode dengan covariance

based (Generalized Least Squares) lebih sesuai. Namun demikian adanya indeterminacy

dari estimasi factor score maka akan kehilangan ketepatan prediksi dari pengujian teori

tersebut. Untuk tujuan prediksi, pendekatan PLS lebih cocok. Karena pendekatan untuk

mengestimasi variabel laten dianggap sebagai kombinasi linier dari indikator maka

menghindarkan masalah indeterminacy dan memberikan definisi yang pasti dari

komponen skor.

PLS merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk tujuan prediksi, hal ini

terutama pada kondisi dimana indikator bersifat formatif. Dengan variabel laten berupa

kombinasi linier dari indikatornya, maka prediksi nilai dari variabel laten dapat dengan

mudah diperoleh, sehingga prediksi terhadap variabel laten yang dipengaruhinya juga

dapat dengan mudah dilakukan (Ghozali 2008). Sedangkan SEM kurang cocok untuk

tujuan prediksi karena indikatornya bersifat refleksif, sehingga perubahan nilai dari suatu

indikator sangat sulit untuk mengetahui perubahan nilai dari variabel laten, sehingga

pelaksanaan prediksi sulit dilakukan. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan

metode PLS.

4.1.1. Cara Ker ja PLS

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga.

Kategori pertama yaitu weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor atau

nilai variabel laten. Kedua mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang

menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dan indikatornya (loading), ketiga

(54)

dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses

iterasi tiga tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama

menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan

outer model, tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi(konstanta).

Selama iterasi berlangsung inner model estimate digunakan untuk mendapatkan

outside approximation weigth, sementara itu outer model estimate digunakan untuk

mendapatkan inside approximation weight. Prosedur iterasi ini akan berhenti ketika

persentase perubahan setiap outside approximation weight relatif terhadap proses iterasi

sebelumnya kurang dari 0,01.

4.1.2. Model Spesifikasi PLS

PLS terdiri atas hubungan eksternal ( outer model atau model pengukuran) dan

hubungan internal (inner model atau model struktural). Hubungan tersebut didefinisikan

sebagai dua persamaan linier, yaitu model pengukuran yang menyatakan hubungan antara

peubah laten dengan sekelompok peubah penjelas dan model struktural yaitu hubungan

antar peubah-peubah laten (Gefen,2000).

Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set

hubungan; (1) inner model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten (structural

model), (2) outer model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan

indikator atau variabel manifestasinya (measurement model), dan (3) weight relation

(55)

Mer ancang Model

Langkah-langkah pemodelan persamaan struktural PLS dengan software adalah

seperti dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 3.1 Langkah-langkah Analisis PLS

(1). Langkah Per tama: Mer ancang Model Str uktur al (inner model)

Perancangan model struktural hubungan antar variabel laten pada PLS

didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian. Pada SEM perancangan

model adalah berbasis teori, akan tetapi pada PLS bisa berupa:

(a) Teori, kalau sudah ada

(b) Hasil penelitian empiris

Gambar

Gambar 1.        Cara berpikir pemasaran dimulai dengan timbulnya kebutuhan, keinginan,
Tabel 3.1. Goodness of Fit Indices
Gambar 3.1  Langkah-langkah Analisis PLS
Gambar 3.2 Contoh Diagram Jalur untuk PLS
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat disebabkan oleh kandungan kascing sebagai sumber K pada produk formulasi C memiliki komposisi yang tertinggi dibandingkan dengan pupuk formulasi A dan B.. Hidayati

Effect of zinc supplementation started during diarrhea on morbidity and mortality in Bangladeshi children: community randomized trial.. Role of Zinc Administration

Berdasarkan konteks diatas yang dimaksud sistem akuntansi kas adalah merupakan kesatuan yang melibatkan bagian- bagian, formulirformulir, catatan-catatan,

Untuk menganalisis pengaruh service quality terhadap keputusan pembelian handphone android Samsung pada Mahasiswa Universitas

Berdasarkan realitas yang ada di MA NU Miftahul Falah Dawe Kudus, kemampuan berpikir kritis siswa dapat dinilai dan dilihat dari kegiatan yang dilakukan oleh

Pada hari Minggu, 05 Juni 2016 yang akan datang, dalam Kebaktian Umum I dan II, akan diadakan Perjamuan Tuhan.. Bagi Saudara/i yang sudah dibaptis/sidi agar

Penelitian ini bertujuan untuk megetahui dan menganalisis faktor-faktor yang Mempengaruhi Belanja Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat. Jenis penelitian

Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa: (1) Prestasi belajar matematika dengan model pembelajaran kooperatiftipe TPS memberikan prestasi belajar yang lebih