• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh :

LINA FIRIKAWATI A. 210 060 065

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam era globalisasi pendidikan merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang merupakan salah satu faktor untuk memajukan harkat dan martabat bangsa yang tercermin dalam kualitas sumber daya manusia yang unggul agar dapat bersaing untuk menghadapi tantangan kemajuan zaman. Untuk mewujudkan pembangunan dalam bidang pendidikan diperlukan penyempurnaan dalam penyelenggaraan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka masyarakat akan memiliki kesempatan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan berusaha mengoptimalkan potensi diri agar menjadi manusia yang berkualitas. Pendidikan berfungsi untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan semua potensi, kecakapan serta karakteristik siswa kearah yang positif, baik bagi diri sendiri dan lingkungan masyarakat.

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem atau tujuan Pendidikan Nasional, pasal 3 berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab (RI, 2003: 12-13).

(3)

Mengingat pentingnya pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah berusaha mengadakan perbaikan dalam bidang pendidikan. Perbaikan yang telah dilakukan oleh pemerintah tersebut antara lain: perubahan dibidang kurikulum sekolah, penyediaan sarana dan prasarana sekolah yang lebih memadai, peningkatan mutu tenaga pendidik dengan adanya penyetaraan tersebut. Semua usaha pemerintah tersebut ditujukan untuk memperlancar proses belajar mengajar sehingga tujuan pendidikan tercapai.

Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam hal. Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru.

Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar. Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya. Menurut W. Gulo (2002:8) “Belajar merupakan suatu usaha untuk mengubah tingkah laku, baik tingkah laku

(4)

Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Begitu juga dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu pendidikan selalu diadakan penilaian dari hasil belajarnya. Penilaian terhadap hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar. Prestasi belajar menurut Yaspir Gandhi Wirawan dalam Murjono (1996:178) adalah:

“Hasil yang dicapai seorang siswa dalam usaha belajarnya sebagaimana dicantumkan di dalam nilai rapornya. Melalui prestasi belajar seorang siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar”.

Baik buruknya siswa sangat ditentukan oleh siswa itu sendiri. Pada saat siswa memasuki jenjang sekolah menengah atas kebanyakan dari mereka baru mengalami masa pubertas, pada masa itu tingkah laku siswa sangat dipengaruhi lingkungan disekitarnya. Apabila siswa berada di lingkungan yang mendukung untuk belajar maka prestasi belajarnya akan baik, sebaliknya jika siswa berada di lingkungan yang kurang mendukung untuk belajar maka prestasi belajarnya akan tidak baik. Menurut Abu Ahmadi (2004:138) “Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar diri siswa”. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa adalah kecerdasan,

(5)

sosial ekonomi, lingkungan, sarana dan prasarana, guru dan cara mengajarnya, kurikulum dan sebagainya.

Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki kemampuan dalam berfikir. Menurut Johnson (2002) “Berfikir adalah segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi

keinginan untuk memahami”. Permasalahan yang kompleks dan tingginya

tuntutan pendidikan tidak mungkin teratasi hanya dengan mengandalkan proses berfikir yang biasa saja, yaitu suatu proses berfikir yang kurang sistematis ataupun analitis.

(6)

Menurut Gunawan (2004:177) “Berfikir kritis adalah kemampuan melakukan analisis, menciptakan dan menggunakan kriteria secara obyektif dan melakukan evaluasi data”. Kemampuan berfikir kritis seorang siswa bisa muncul

dengan sendirinya atau dengan bantuan dari guru. Dalam hal ini peran seorang guru sangat menentukan dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk mencoba belajar berfikir kritis sejak dini. Untuk melatih siswa dalam berfikir kritis dapat dilakukan dengan melihat, menganalisa dan menilai setiap kejadian yang dialaminya.

Tujuan dari berfikir kritis adalah proses kegiatan berfikir yang mendorong seseorang untuk dapat memahami secara mendalam agar mampu membuat keputusan secara bijaksana. Seseorang yang mempunyai kemampuan berfikir kritis apabila mempunyai kesulitan dalam belajar akan berfikir bagaimana menyelesaikan masalah tersebut berdasar fakta yang terjadi. Kemampuan seorang siswa dalam berfikir kritis berbeda-beda. Perbedaan itu bisa disebabkan karena perbedaan kecerdasan dan cara menangkap suatu masalah yang kemudian akan dianalisis.

(7)

belajar yang dicapai rendah, sebaliknya siswa yang kemampuan berfikirnya biasa saja prestasi belajar yang dicapai tinggi. Ini bisa terjadi karena faktor keberuntungan maupun tingkat pemahaman yang siswa miliki. Pada umumnya semakin baik kemampuan berfikir siswa maka semakin baik pula prestasi belajar yang akan dicapai.

Faktor penentu keberhasilan dari proses belajar mengajar adalah siswa sebagai pelaku dalam kegiatan belajar. Tanpa kesadaran, kemauan dan keterlibatan siswa, maka proses belajar mengajar tidak akan berhasil. Dengan demikian dalam proses belajar mengajar, siswa dituntut memiliki sikap mandiri, artinya siswa perlu memiliki kesadaran, kemauan dan motivasi dari dalam diri siswa dan bukan semata-mata tekanan guru maupun pihak lain. Dengan adanya sikap mandiri dalam diri siswa, tujuan belajar akan berhasil dicapai sebagaimana yang diharapkan.

Kemandirian siswa adalah kelakuan atau tingkah laku individu siswa dalam menghadapi tanggung jawabnya sebagai siswa dengan kemampuan sendiri tanpa menggantungkan pada orang lain sampai batas kemampuannya. Menurut Sarwono (2001:108) mengemukakan bahwa “membantu siswa untuk mandiri berarti menolong mereka agar terbebas dari bantuan orang lain”.

(8)

kurang apabila kondisi tersebut terus berlangsung tentu saja prestasi belajar yang dicapai siswa tidak maksimal. Sebaliknya siswa yang mempunyai kemampuan berfikirnya diatas rata-rata, yang mandiri dalam mengerjakan berbagai hal tidak menjadi kendala dalam mencapai prestasi belajar yang maksimal.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “PENGARUH KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 ”.

B. Pembatasan Masalah

Supaya masalah yang diteliti tidak meluas maka perlu diadakan pembatasan masalah. Batasan masalah sangat penting karena merupakan fokus penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Sesuai dengan judul yang diajukan, peneliti ini hanya membahas tentang kemampuan berfikir kritis, kemandirian belajar, dan prestasi belajar akuntansi. 2. Obyek penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sukoharjo dengan jumlah

responden sebanyak 70 siswa.

C. Perumusan Masalah

(9)

1. Apakah kemampuan berfikir kritis berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2009/2010?

2. Apakah kemandirian belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2009/2010?

3. Apakah kemampuan berfikir kritis dan kemandirian belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2009/2010?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan titik pijak untuk merealisasi aktivitas yang akan dilaksanakan, sehingga perlu dirumuskan secara jelas. Dalam penelitian ini perlu adanya tujuan yang berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang diteliti, sehingga peneliti akan dapat bekerja secara terarah dalam mencari data sampai pada langkah pemecahan masalah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan berfikir kritis terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2009/2010.

(10)

3. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan berfikir kritis dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2009/2010.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat bagi penulis untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan dibidang penelitian dan ilmu pendidikan.

2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah

1) Memberikan sumbangan posotif untuk mengembangkan manajemen dan strategi dalam kegiatan belajar mengajar agar prestasi belajar siswa meningkat.

2) Memberikan sumbangan positif dalam mengembangkan ketrampilan berfikir kritis dan kemandirian belajar dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Bagi siswa

Sebagai masukan bagi siswa untuk mengetahui potensi dirinya agar dapat mengembangkan diri untuk lebih berprestasi.

c. Bagi penulis

(11)

F. Sistematika Skripsi

Dalam hal ini penulis akan menggambarkan sedikit tentang materi yang akan penulis teliti. Adapun sistematika skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang definisi kemampuan berfikir kritis, macam-macam cara berfikir, karakteristik siswa berfikir kritis, definisi kemandirian belajar, indikator kemandirian belajar, ciri-ciri kemandirian, definisi prestasi belajar akuntansi, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, fungsi prestasi belajar, kerangka berfikir dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang metode penelitian, jenis penelitian, subyek dan obyek penelitian, populasi, sampel, sampling, variabel penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, uji instrument dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(12)

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan, implikasi dan saran. DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Portofolio pada Mata Pelajaran Perekayasaan Sistem Radio dan Televisi” merupakan penelitian kuantitatif model eksperimen menggunakan desain Pre-Experimental dengan

Dengan hak bebas royalti nou-eksklusif ini Universitas Sebelas Maret berhak menyimpan, mengalihmed.iakan, mengeiolanya dalam bentuk pangkalan data (database),

Morphological observations cassava, for the varieties of Adira-1 and Cabak macao from three areas of research with different altitudes of 50 m asl, 300 m above sea level,

Sementara untuk Post-test itu sendiri merupakan tes yang dilakukan setelah perlakuan ( treatment ) diberikan dan dilaksanakan diakhir dengan tujuan untuk mengetahui

Dari hasil penelitian yang dilakukan menyimpulkan bahwa ada hubungan antara asupan zat gizi dengan kejadian PMS wanita usia ubur pada mahasiswi UNS, dimana variabel yang

MIDWIFERY CARE OF SICK TODDLER ON TODDLER A AGED 3 YEARS OLD WITH LEVEL-III DENGUE FEVER AT LOCAL GENERAL HOSPITAL OF SUKOHARJO.. The Study Program of Diploma III in

Transportation risks in the supply chain will be identified dairy product based transport six risk categories, each category of risk is decomposed into several more specific risks

Peranan bahasa atau berkomunikasi bagi anak usia dini adalah Bahasa.. sebagai sarana