• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANBALOK DALAM MENGOPTIMALKAN PEMAHAMAN Penerapan Model Pembelajaran BCCT Sentra Balok Dalam Mengoptimalkan Pemahaman Konsep Bentuk Geometri Di Playgroup Intan Permata Aisyiyah Makamhaji Tahun 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANBALOK DALAM MENGOPTIMALKAN PEMAHAMAN Penerapan Model Pembelajaran BCCT Sentra Balok Dalam Mengoptimalkan Pemahaman Konsep Bentuk Geometri Di Playgroup Intan Permata Aisyiyah Makamhaji Tahun 2012/2013."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN

BALOK DAL

KONSEP BEN

PERMATA A

FAKULT

UNIVE

1

N MODEL PEMBELAJARAN BCCT

ALAM MENGOPTIMALKAN PEMAH

ENTUK GEOMETRI DI PLAYGROU

AISYIYAH MAKAMHAJI TAHUN 2

NASKAH PUBLIKASI

UntukMemenuhiSebagianPersyaratan GunaMencapaiderajatSarjana S-1

Pendidikan Anak Usia Dini

Disusun Oleh:

ESTY SUSILOWATI

A520090066

LTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKA

ERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKART

2013

T SENTRA

AHAMAN

UP INTAN

N 2012/2013

IKAN

(2)

2

SURAT PERNYATAAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Bismillahirrahmanirrohim

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya

Nama : Esty Susilowati

NIM : A520090066

Fakultas/Jurusan : FKIP / Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Jenis : Skripsi

Judul :PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BCCT SENTRA BALOK DALAM MENGOPTIMALKAN PEMAHAMAN KONSEP BENTUK GEOMETRI DI PLAYGROUP INTAN PERMATA AISYIYAH MAKAMHAJI TAHUN 2012/2013.

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:

1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan

2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana semestinya

Surakarta, 04 April 2013

Yang Menyatakan

(3)

3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BCCT SENTRA BALOK DALAM MENGOPTIMALKAN PEMAHAMAN KONSEP BENTUK

GEOMETRI DI PLAYGROUP INTAN PERMATA AISYIYAH MAKAMHAJITAHUN 2012/2013

Esty Susilowati, A.520090066, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta,

2013, 74halaman

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran BCCT sentra balok dalam mengoptimalkan pemahaman konsep bentuk geometri, untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam mengoptimalkan pemahaman konsep bentuk geometri, dan relevansi model pembelajaran BCCT sentra balok dengan prinsip-prinsip pendekatan BCCT di Playgroup Intan Permata Aisyiyah Makamhaji tahun 2012/2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan di Playgroup Intan Permata Aisyiyah Makamhaji Sukoharjo. Subyek penelitian ini adalah anak Kelompok usia 2,5 sampai 4 tahun Intan Permata Aisyiyah Makamhaji sejumlah 20 anak. Data penerapan pembelajaran sentra balok dikumpulkan melalui dokumentasi dan wawancara, sedangkan pemahaman konsep bentuk geometri diperoleh melelui observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis model interaktif. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran BCCT sentra balok dalam mengoptimalkan pemahaman konsep bentuk geometri di Playgroup Intan Permata Aisyiyah Makamhaji sudah sesuai dengan prosedur pelaksanaan model pembelajaran BCCT, hal ini dapat dilihat dari kegiatan belajar yang dilakukan terutama pada pijakan-pijakan yang menekankan pada pengoptimalan pemahaman konsep bentuk geometri,namun pada kegiatanmain pembukaan masih dilakukan secara klasikal, kendala yang dihadapi guru adalah tidak adanya guru pendamping, kurangnya media belajar dan kurangnya pengertian anak untuk membereskan media belajar yang berupa balok geometri, penerapan model pembelajaran BCCT sentra balok sudah sesuai dengan prinsip-prinsip pendekatan pembelajaran BCCT.

(4)

4 Pendahuluan

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses

perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak

usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan

dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat

dalam rentang perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk

perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang

dimiliki setiap tahapan perkembangan anak (Yuliani, 2009:6).

Dunia anak adalah dunia bermain. Bermain merupakan pendekatan yang

paling tepat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak-anak usia dini.

Dalam memberikan pendidikan kepada anak harus dilakukan dalam situasi yang

menyenangkan sehingga anak tidak merasa bosan. Selain menyenangkan metode,

materi dan media yang digunakan harus sesuai dengan perkembangan anak dan

menarik perhatian sehingga anak akan termotivasi untuk belajar.

Model pembelajaran yang sejalan dengan strategi belajar sambil bermain

atau learning by playing adalah model pembelajaran BCCT(Beyond Centers and

Circle Time) atau pendekatan sentra dan saat lingkaran. BCCT merupakan

pendekatan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini yang berfokus pada anak

dalam lingkaran dengan menggunakan 4 jenis pijakan untuk mendukung

perkembangan anak (Depdiknas, 2006:2). Pada model pembelajaran ini terdiri

atas sentra imtaq, sentra persipan, sentra balok, sentra bahan alam cair, sentra

peran dan sentra seni.

Model BCCT pendekatan sentra dan saat lingkaran ini dianggap paling

ideal karena diyakini mampu merangasang seluruh aspek kecerdasan anak

(Multiple Intelligence) melalui bermain yang terarah.Semua aspek perkembangan

pada anak harus dikembangkan, salah satu aspek perkembangan anak adalah

perkembangan kognitif. Kognitif adalah kegiatan atau proses memperoleh

pengetahuan termasuk kesadaran, perasaan atau usaha mengenali sesuatu melalui

pengalaman sendiri. Aspek perkembangan kognitif mencakup kemampuan

auditori, visual, taktil, kinestetik, aritmatika, geomerti dan sains permulaan

(5)

5

Dalam pengembangan kognitif, anak bisa dikenalkan dengan pengenalan

konsep-konsep awal seperti aljabar, pengukuran, geometri, dan

probabilitas/analisis data. Pengenalan konsep ini dilakukan agar anak dapat

memahami tentang konsep-konsep selanjutnya. Salah satu diantaranya adalah

konsep bentuk geometri. Dalam pembelajaran pengenalan konsep ini anak akan

dikenalkan dengan beberapa bentuk geometri seperti: lingkaran, persegi, segitiga

dan yang lainnya.Dalam pengembangan pemahaman konsep bentuk geometri

anak dapat belajar dan bermain melalui sentra-sentra dalam model pembelajaran

sentra dan saat dalam lingkaran. Salah satunya yaitu pada sentra balok. Sentra

balok adalah sentra yang dilengkapi dengan bentuk-bentuk geometri dengan

berbagai ukuran. Untuk memainkan balok-balok yang ada, setidaknya anak harus

memiliki kemampuan untuk memahami bentuk-bentuk geometri. Dalam hal ini

akan ada kaitannya antara sentra balok dengan pemahaman konsep bentuk

geometri anak.

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah; (1) Untuk mengetahui

penerapan model pembelajaran pada sentra balok dalam mengoptimalkan

pemahaman konsep bentuk geometri di Playgroup Intan Permata Aisyiyah

Makamhaji tahun 2012/2013; (2) Untuk mengetahui masalah yang dihadapi guru

dalam mengoptimalkan pemahaman konsep bentuk geometri; (3) Untuk

mengetahui relevansi pembelajaran di sentra balok dengan prinsip-prinsip

pendekatan BCCT pada Playgroup Intan Permata Aisyiyah Makamhaji.

Metode Penelitian

Azwar (2007: 5) menjelaskan bahwa penelitian ditinjau dari pendekatan

analisisnya dibagi menjadi dua yaitu penelitian kuantitatif yang menekankan pada

data-data numerikal dan penelitian kualitatif yang menekankan pada proses

penyimpulan deduktif dan induktif serta analisis terhadap hubungan antar

(6)

6

Menurut Moleong (2011: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, morovasi, tindakan dan lain-lain secara

menyeluruh dan dengan cara deskripsi dan dengan manfaat sebagai metode

alamiah.

Menurut Isaac dan michael (dalam Azwar, 2007: 6) penelitian ditinjau dari

fungsinya dibedakan menjadi beberapa macan yaitu penelitian deskriptif yang

bertujuan menggambrkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik

populasi atau bidang tertentu. Penelitian perkembangan yang bertujuan

mempelajari pola dan perkembangan dan atau perubahan. Studi kasus bertujuan

mempelajari secara intensif latar belakang, status terakhir, dan interaksi pada

satuan sosial. Penelitian korelasi bertujuan menyelidiki keterkaitan antar variabel

berdasarkan koefisien korelasi. Penelitian kausal komperatif untuk menyelidiki

hubungan sebab-akibat melalui pengamatan. Penelitian eksperimen murni untuk

meneliti kemungkinan hubungan sebab-akibat diantara variabel dengan

melakukan perlakuan, dan penelitian semieksperimen.

Data pada penelitian ini diperoleh dari; 1) Skrip Interview, suatu alat yang

digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui kemampuan anak sesuai dengan

apa yang akan dicapai. Berisi tentang daftar peranyaan mengenai proses

pembelajaran yang akan diteliti; 2) Dokumentasi, digunakan untuk

mengumpulkan data-data yang penting dalam penelitian. Berisi tentang data

sekolah dan identitas anak; 3) Catatan Lapangan, apa yang didengar, dialami,

dipikirkan dalam pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian

kualitatif. Catatan lapangan disertai data yang diperoleh dari RKH, absensi anak,

dan hasil belajar anak. Sedangkan sumber data diperoleh dari; 1) Informan,

informan atau nara sumber ini adalah kepala sekolah dan guru sentra balok di

Playgroup Intan Permata Aisyiyah Makamhaji. Pertanyaan yang diajukan adalah

mengenai pembelajaran di sentra balok dalam mengoptimalkan pemahaman

konsep bentuk geometri; 2) Kejadian, semua kejadian atau kegiatan yang

(7)

7

sentra dan saat dalam lingkaran terutama di sentra balok dalam mengoptimalkan

pemahaman konsep bentuk geometri pada anak; 3) Dokumen, dokumen

didapatkan dari buku catatan guru tentang perkembangan anak atau buku

penghubung antara guru dengan orang tua. Selain itu juga dapat dilihat dari

portofolio anak atau hasil karya anak.

Hasil Penelitian

Dalam penerapan model pembelajaran BCCT sentra balok di Playgroup

Intan permata sudah sesuai dengan pedoman pendekatan BCCT. Hanya saja

Playgroup dan Pre-School Intan Permata memodifikasi kegiatan awal menjadi

kegiatan klasikal, seharusnya pendidik melakukan kegiatan tersebut di dalam

lingkaran sesuai dengan kelompok dan sentra yang dibuka. Palygroup Intan

Permata menggunakan 4 pijakan main sebagai pendekatan main. Pada saat

kegiatan inti pendidik tidak konsisten dengan kegiatan story telling, kegiatan ini

kadang dilakukan kadang tidak. Seharusnya sebelum bermain balok pendidik

menyampaikan tema kegiatan dengan bercerita. Tujuan dari bercerita adalah

merangsang daya pikir anak dan mengarahkan anak pada satu titik bahasan yang

akan diberikan. Isi cerita adalah kejadian yang paling dekat dengan anak agar

anak mudah memahami isi cerita.

Pembelajaran di sentra balok dilakukan untuk mengoptimalkan semua

aspek perkembangan anak. Kegiatan pembelajaran di sentra balok merupakan

kegiatan bermain yang menggunakan balok-balok kayu. Sebagian besar balok

yang digunakan untuk pembelajaran anak usia Playgroup adalah balok yang

berbentuk geometri. Oleh sebab itu pemahaman konsep bentuk geometri sangat

penting dan merupakan modal utama dalam pembelajaran di sentra balok.

Sebelum bermain dengan balok pendidik memberikan informasi tentang bentuk

geometri. Setelah anak mulai faham tentang bentuk-bentuk geometri kemudian

(8)

8

Kendala yang diahadapi pendidik di sentra balok dalam mengoptimalkan

pemahaman konsep bentuk geometri adalah pada saat anak belum mau

mengembalikan balok ke tempat semula. Pendidik hendaklah memberikan

kontrak belajar setiap akan memulai pembelajaran. Kurangnya penekanan aturan

main membuat anak lupa akan tanggung jawabnya. Kontrak belajar atau aturan

main menjadi kegiatan yang sangat penting. Aturan main dibuat pendidik bersama

anak-anak, sehingga anak tahu resiko yang akan dihadapi jika anak melanggar

aturan main. Sehingga dengan sendirinya anak akan mengikuti setiap tahapan

kegiatan yang dilakukan tanpa memberikan instruksi berulang-ulang. Dengan

jumlah anak yang cukup banyak maka alangkah lebih baik jika guru sentra

mempunyai guru pendamping. Adanya guru pendamping adalah untuk membantu

mengkindisikan anak sehingga guru sentra dapat dengan mudah melihat dan

mencatat perkembangan anak satu persatu. Kurangnya media pembelajaran juga

membuat pembelajaran kurang maksimal. Media merupakan hal yang paling

pokok dalam pembelajaran, karena media mempermudah pendidik untuk

menyampaikan materi-materi yang akan disampaikan. Dengan media langsung,

anak akan mudah memahami bentuk-bentuk yang abstrak. Agar pembelajaran

lebih efektif hendaknya sekolah menyediakan media yang cukup sesuai dengan

yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Evaluasi juga sangat penting karena

evaluasi yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran. Evaluasi

merupakan cara pendidik untuk mengetahui sejauh mana anak mememahami

konsep-konsep yang diajarkan dan membantu pendidik dalam membuat penilaian

kemampuan anak.

Rencana, proses dan evaluasi pembelajaran menjadi satu kesatuan yang

utuh dalam melaksanakan suatu model pembelajaran. Perencanaan pembelajaran

yang matang merupakan kunci utama dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam

membuat rencana kegiatan maka pendidik harus menggunakan pedoman yang

sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan dan harus sesuai dengan

tingkat perkembangan anak. Playgroup Intan Permata sudah sesuai dengan

(9)

9

pemahaman konsep bentuk geometri. Dalam merencanakan dan melakukan

kegiatan sehari-hariPlaygroup Intan Permata menggunakan acuan yaitu dari

Depdiknas tahun 2006 tentang Pedoman Penerapan Pendekatan Beyond Centers

and Circles Time, Permendiknas nomor 58 tahun 2009 dan menu generik yaitu

tentang tahapan perkembangan anak usia dini. Adanya acuan yang jelas maka

membuat pembelajaran lebih efektif dan maksimal.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukandan melihat diskripsi hasil

penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; (1) Penerapan model

pembelajaran BCCT sentra balok dalam mengoptimalkan pemahaman konsep

bentuk geometri di Playgroup Intan Permata Aisyiyah Makamhaji sudah sesuai

dengan prosedur pelaksanaan model pembelajaran BCCT, hal ini dapat dilihat

dari kegiatan belajar yang dilakukan terutama pada pijakan-pijakan yang

menekankan pada pengoptimalan pemahaman konsep bentuk geometri,namun

pada kegiatanmain pembukaan masih dilakukan secara klasikal; (2) Kendala yang

dihadapi guru adalah tidak adanya guru pendamping, kurangnya media belajar

dan kurangnya pengertian anak untuk membereskan media belajar yang berupa

balok geometri, sehingga guru kesulitan untuk melihat perkembangan anak; (3)

Penerapan model pembelajaran BCCT sentra balok di Playgroup Intan Permata

Aisyiyah Makamhaji sudah sesuai dengan prinsip-prinsip pendekatan BCCT.

Daftar Pustaka

(10)

10

Depsiknas. 2006. Pedoman Penerapan Pendekatan Beyond Centers and Cricles

Time dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sujiono, Yuliani Nuraini. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.

Referensi

Dokumen terkait

Rasio hidrolisis kolagen terhadap substrat protein lain pada media LB + kolagen yang lebih besar dibandingkan pada media LB menunjukkan penambahan kolagen pada media dapat

Furthermore,  the  existence  of actua l  o il  palm  in  so me  places  that  not  in  line  with  the  district  spatial  planning  oc curr ing  in  these 

yang digunakan oleh divisi Public Relations PT Djarum Kudus dalam upaya membangun corporate image melalui komunikasi terhadap pengunjung/ tamu yang

Data processing using the program Statistical Analysis System (SAS) 9.1 and Minitab 15 version. The results of this study indicate that; 1) the selected of dendeng batokok with

Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan program KKN hingga saat ini adalah reduksi sampah anorganik rumah tangga di Dusun Gulon, masyarakat mengetahui

kusta ini adalah depresi akibat adanya stigma yang mengakibatkan pengucilan secara sosial dan juga akibat perilaku sakit yang terjadi karena infeksi maupun akibat timbulnya

Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara EQ dari seorang guru dengan kinerja, bagaimana hubungan antara SQ dari seorang guru dengan kinerja

The results of this research can enrich creativity literature in education and help primary English teachers to be knowledgeable, discover, and develop their