• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI EQ DAN SQ GURU KAITANNYA DENGAN KINERJA (PENELITIAN TERHADAP SMK NEGERI 2, 4, 5 DAN 8 BANDUNG).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVALUASI EQ DAN SQ GURU KAITANNYA DENGAN KINERJA (PENELITIAN TERHADAP SMK NEGERI 2, 4, 5 DAN 8 BANDUNG)."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI EQ DAN SQ GURU

KAITANNYA DENGAN KINERJA

(PENELITIAN TERHADAP SMK NEGERI 2, 4, 5 DAN 8 BANDUNG)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Oleh:

FADILA RAHMA GHOER

1201572

PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

i

===========================================================================

EVALUASI EQ DAN SQ GURU KAITANNYA DENGAN KINERJA (PENELITIAN TERHADAP SMK NEGERI

2, 4, 5 DAN 8 BANDUNG)

Oleh

Fadila Rahma Ghoer, S.Pd.

Universitas Pendidikan Indonesia, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Fadila Rahma Ghoer 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)

iii

KATA PENGANTAR

Kecerdasan merupakan suatu kemampuan tertinggi dari jiwa mahluk hidup

yang hanya dimiliki manusia. Kecerdasan dimiliki oleh manusia sejak lahir dan

kecerdasan mempengaruhi kualitas perkembangan individu dalam penyesuaisan

diri dengan lingkungannya. Berkembangnya kecerdasan seseorang atau dalam hal

ini adalah peserta didik didapat dan dibentuk dari lingkungannyai, baik dari

keluarga, teman-teman hingga unit yang cukup kompleks seperti sekolah.

Pendidikan nasional yang bertujuan dan berdasarkan pada pengembanan

kecerdasan adalah hal yang tepat dilakukan oleh pihak pendidik dan Pemerintah

demi memaksimalkan kecerdasan peserta didik.

Masyarakat masih beranggapan bahwa dengan seiring tingginya IQ maka

kesuksesan akan mudah untuk diraih. Terbukti dengan adanya standar dan

tuntutan hasil IQ yang tertentu dari calon mahasiswa ketika memasuki suatu

Universitas. Hal ini masih mengindikasikan bahwa, IQ masih dianggap paling

penting dibanding kecerdasan yang lainnya. Padahal dengan IQ yang tinggi saja

tidak cukup menjamin seseorang dapat melakukan pekerjaan dan mempunyai

kualitas hidup yang lebih baik. Ginanjar (2002) menyebutkan bahwa dari hasil tes

IQ, kebanyakan orang yang memiliki IQ tinggi menunjukkan kinerja buruk dalam

pekerjaan, sementara yang memiliki IQ sedang justru sangat berprestasi.

(5)

iv

dalam mengembangkan aspek emosional pada ada yang telah diajarkan oleh orang tua. Sekolah dengan guru yang baik adalah sekolah yang mendukung atas pengembangan kecerdasan seorang anak yang dapat memaksimalkan pembentukan karakter.

Sseorang guru dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan standar

kompetensi. Hal tersebut relevan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan

Pendidikan Dasar dan Menengah, tertera salahsatunya poin sifat, yakni berakhlak

mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Sementara tuntutan untuk mencetak lulusan peserta didik yang

berakaraker adalah keharusan, kecerdasan yang dimiliki oleh guru sudah

sepatutnya menjadi perhatian tersendiri. Karena selain merupakan salah satu tolak

ukur keberhasilan dari mutu pendidikan, seorang guru dituntut untuk dapat

memenuhi kebutuhan standar kompetensi dimana lulusan SMK dituntut memiliki

karakter. Tuntutan-tuntutan inilah yang merupakan tantangan tersendiri di

kalangan guru SMK. Hal tersebut relevan dengan Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan

Pendidikan Dasar dan Menengah, tertera salahsatunya poin sifat, yakni berakhlak

mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Oleh karena itu, penulis merasa tertarik mengadakan penelitan tentang EQ

(6)

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam menyelesaikan tesis ini, penulis tidak lepas dari bantuan dukungan, dan

dorongan banyak pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

banyak terima kasih kepada:

1. Allah SWT, Yang Maha Segalanya. Hanya karena rahmat dan petunjuk-Nya

penulis dapat menyelesaikan penulisan Tesis ini.

2. Kanjeng Nabi Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya.

3. Bapak Dr. Enjang Akhmad Juanda, M.T., M.Pd.selaku Pembimbing Pertama

yang telah banyak sekali memberikan bimbingan dan arahan yang baik bagi

penulis. Selalu mengingatkan dan memberi semangat bagi penulis untuk

segera menyelesaikan penulisan Tesis ini. Mohon maaf atas segala kesalahan

dan kelancangan penulis selama proses bimbingan.

4. Ibu Dr. Siscka Elvyanti, MT. selaku Pembimbing Kedua yang selalu memberi

motivasi tiada henti dan dengan sangat sabar membantu penulis menyusun

penulisan Tesis ini. Memberi dorongan positif dan sikap optimism bagi

penulis untuk segera menyelesaikan penulisan Tesis ini. Mohon maaf atas

segala kesalahan dan kelancangan penulis selama proses bimbingan.

5. Bapak Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd.selaku Ketua Program Pendidikan

Teknologi dan Kejuruan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan

Indonesia.

6. Bapak, dan Ibu Kepala Sekolah, serta guru-guru yang bersedia menjadi

responden di SMK Negeri 2, 4, 6 dan 8 Bandung.

7. Abah dan Ibu tercinta yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih

sayang, mendidik dan memberi kepercayaan kepada penulis untuk melangkah

lebih jauh, yang selalu mendo’akan penulis dalam setiap langkah, hela nafas

dan sujud-sujud panjangnya. Terima kasih yang sebesar-besarna, selesainya

(7)

vi

8. Mochamad Maulana Abdusalaam, atas setiap doa, keringat dan dukungan

tiada hentinya. Terima kasih untuk selalu percaya dan optimis hingga

akhirnya penulisan Tesis ini dapat rampung.

9. Hilman Nur Tanzil atas kesediaannya dengan penghitungan statistikanya.

10.Salma, Cia dan Alfa, saudara kandung penulis.

11.Geng Arsitek 2006, Nandito, Dinny, Fatmi, Aziz dan Kibo.

12.Geng ex-Baffest Raksa, Nindy dan lainnya.

13.Geng ex-Ipa 4 Dahsyat Hilman, Om, Barkah, Angga dan lainnya.

14.Rekan-rekan sekelas yang senantiasa memeberikan motivasi dan nasihat

kepada penulis untuk selalu melakukan yang terbaik.

15.Semua pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini.

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis menjadikan amal

kebaikan dan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang lebih baik. Aamiin Ya

(8)

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EVALUASI EQ DAN SQ GURU KAITANNYA DENGAN KINERJA (PENELITIAN TERHADAP SMK NEGERI 2, 4, 5 DAN 8 BANDUNG)

Fadila Rahma Ghoer, NIM. 1201572,

Pembimbing I: Dr. Enjang Akhmad Juanda, M.T., M.Pd., Pembimbing II: Dr. Siscka Elvyanti, MT.,

Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

ABSTRAK

Tesis ini berkaitan dengan EQ dan SQ guru SMK di Bandung kaitannya dengan Kinerja mereka sebagai guru. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara EQ dari seorang guru dengan kinerja, bagaimana hubungan antara SQ dari seorang guru dengan kinerja dan bagaimana hubungan antara EQ dan SQ dari seorang guru dengan kinerja. Penelitian mengambil sampel di 4 Sekolah Menengah Kejuruan di Bandung. Untuk tujuan ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dan teknik pengambilan data yaitu total sampling dari 42 responden di 4 SMK sedangkan instrumen dari penelitian ini berupa tes dan observasi. Adapun yang menjadi sampel dari penelitian adalah guru-guru SMK 2, 4, 6 dan 8 Bandung. Hasil penelitian mengenai Evaluasi EQ dan SQ Guru Kaitannya dengan Kinerja di SMK Kota Bandung memperoleh beberapa simpulan. Pertama, dari hasil analisis data penelitian menggunakan program SPSS diperoleh nilai r = 0,347 dengan probabilitas = 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak, yang berarti EQ (X1) dikategorikan memiliki hubungan dengan Kinerja (Y) guru di SMKN 2, 4, 5 dan 6 Bandung.Kedua, dari hasil analisis data penelitian menggunakan program SPSS diperoleh nilai r = 0,509 dengan probabilitas = 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak, yang berarti SQ (X2) dikategorikan memiliki hubungan dengan Kinerja (Y) guru di SMKN 2, 4, 5 dan 6 Bandung. Ketiga, dari hasil analisis data penelitian menggunakan program SPSS diperoleh nilai R = 0.550, yang berarti bahwa variabel dependent dan independent dapat dikategorikan memiliki hubungan linear yang kuat. Kemudian, diperoleh angka Adjusted R Square sebesar 0,302 atau 30,2%. Hal ini menunjukkan bahwa EQ dan SQ berpengaruh sebesar 30,2% terhadap Kinerja guru di SMKN 2, 4, 5 dan 8 Bandung. Sedangkan sisanya sebesar 69,8% dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain diluar penelitian.

(9)

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EVALUASI EQ DAN SQ GURU KAITANNYA DENGAN KINERJA (PENELITIAN TERHADAP SMK NEGERI 2, 4, 5 DAN 8 BANDUNG)

Fadila Rahma Ghoer, NIM. 1201572, Supervisor I: Dr. Enjang Akhmad Juanda, MT, Pd,

Supervisor II: Dr. Siscka Elvyanti, MT. Technology and Vocational Education

ABSTRACT

(10)

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(11)

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN

KATA PENGANTAR

HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH

ABSTRAK

ABSTRACT

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GRAFIK

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Batasan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.5 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.6 Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Kecerdasan Emosional (EQ) ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Kecerdasan Spiritual (SQ) ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Kinerja Guru ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.

(12)

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Populasi Dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian . Error! Bookmark not defined.

3.3 Variabel dan Hubungan Antar Variabel ... Error! Bookmark not defined.

3.7 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

4.1 Pemaparan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Persiapan ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Proses ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Deskripsi Data Penelitian Variabel X ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Kecerdasan Emosional (X1) ... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Kecerdasan Spiritual (X2) ... Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Deskripsi Data Penelitian Variabel Y (Kinerja) ... Error! Bookmark not

defined.

4.3 Hasil Analisis Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.4 Hasil Pembahasan Data Penelitian 83

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... Error! Bookmark not

defined.

5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Implikasi ... Error! Bookmark not defined.

5.2.1 Implikasi Teoritis ... Error! Bookmark not defined.

5.2.2 Implikasi Praktis ... Error! Bookmark not defined.

5.3 Rekomendasi... Error! Bookmark not defined.

(13)

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Extroversion I vs Introversion (I) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.2 Sensing (S) vs Intuition (I) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.3 Thinking (T) vs Feeling (F) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.4 Judging (J) vs Perceiving ... 20

Tabel 3.1 Jadwal Penulisan Penelitian ... 30

Tabel 3.2 Penulisan Skala Likert ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.1 Biodata responden ... 49

Tabel 4.2 Penilaian Skor Tiap Responden ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.3 Penilaian Skor Berdasarkan Indikatornya ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Variabel XI ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.5 Indikator Self Awareness dan butir pernyataanError! Bookmark not

defined.

Tabel 4.6 No Item dengan indikator Self Awarenwss dan jumlah skor ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.7 Indikator Self Management dan butir pernyataanError! Bookmark not

defined.

Tabel 4.8 No item dengan indikator Self Management dan jumlah skor ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.9 Indikator Motivation dan butir pernyataan . Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.10 No item dengan indikator Motivation dan jumlah skorError! Bookmark

not defined.

Tabel 4.11 Indikator Social Awareness dan butir pernyataan ... 60

Tabel 4.12 No item dengan indikator Social Awareness dan jumlah skor ... Error!

(14)

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.13 Indikator Relationship Management dan butir pernyataan ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.14 No item dengan indikator Relationship Management dan jumlah skor

... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.15 Deskripsi Variabel X1 (EQ) Berdasarkan IndikatorError! Bookmark not

defined.

Tabel 4.16 Hasil Penilaian Variabel X2... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.17 Indikator Bersikap fleksibel, aktif dan adaptif dan butir pernyataan . Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.18 No item indikator Bersikap fleksibel, aktif dan adaptif dan jumlah skor

... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.19 Indikator Mampu menghadapi dan memanfaatkan dan butir pernyataan

... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.20 No item indikator Mampu menghadapi dan memanfaatkan dan jumlah

skor ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.21 No Indikator Kecenderungan untuk bertanya dan mencari

jawaban-jawaban mendasar dan butir pernyataan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.22 No item dengan indikator Kecenderungan untuk bertanya dan mencari

jawaban-jawaban mendasar dan jumlah skor... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.23 Indikator Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai dan butir

pernyataan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.24 No item dengan indikator Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan

nilai-nilai ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.25 Indikator Meminimalisir kerugian dan butir pernyataanError! Bookmark

not defined.

Tabel 4.26 No item dengan Meminimalisir kerugian dan jumlah skor ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.27 Deskripsi Variabel X1 (SQ) Berdasarkan IndikatorError! Bookmark not

defined.

(15)

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.29 Penilaian Skor Kinerja Tiap Responden Responden Kinerja Guru ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.30 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.31 Uji Multikolonieritas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.31 Uji Analisis Regresi Linier Ganda ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.32 Koefisien Korelasi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.33 Uji Statistika F ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.34 Uji Statistika T ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.36 Keterkaitan Indikator EQ dengan Indikator Kinerja Guru ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.37 Keterkaitan Indikator SQ dengan Indikator Kinerja Guru ... Error!

Bookmark not defined.

(16)

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rumus Intelligence Quotient ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.2 Sub-Area EQ ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.3 Pembagian Kecerdasan Emosional Menurut Salvoley & Mayer ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 2.4 Bagan Kecerdasan Spiritual ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.1 Hubungan Antarvariabel ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.2 Alur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

(17)

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Jumlah Responden Menurut Nilai Skor Indikator Self Awareness ... 55

Grafik 4.2 Jumlah Responden Menurut Nilai Skor Indikator Self Management ... 56

Grafik 4.3 Jumlah Responden Menurut Nilai Skor Indikator Motivation ... 58

Grafik 4.4 Jumlah Responden Menurut Nilai Skor Indikator Social Awareness ... 60

Grafik 4.5 Jumlah Responden Menurut Nilai Skor Indikator Relationship Management ... 62

Grafik 4.6 Deskripsi Variabel X1 (EQ) Berdasarkan Indikator ... 61

Grafik 4.7 Jumlah Responden Menurut Nilai Skor Indikator Bersikap fleksibel, aktif, dan adaptif ... 66

Grafik 4.8 Jumlah Responden Menurut Nilai Skor Indikator Tingkat kesadaran yang tinggi ... 67

Grafik 4.9 Jumlah Responden Menurut Nilai Skor Indikator Tingkat kesadaran yang tinggi ... 69

Grafik 4.10 Jumlah Responden Menurut Nilai Skor Indikator Kecenderungan untuk bertanya danmencari jawaban-jawaban mendasar ... 70

Grafik 4.11 Jumlah Responden Menurut Nilai Skor Indikator Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai ... 73

Grafik 4.12 Jumlah Responden Menurut Nilai Skor Indikator Meminimalisir kerugian ... 74

(18)

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PIE CHART

Pie Chart 4.1 Persentase EQ Terhadap 42 Responden... 54

Pie Chart 4.2 Persentase SQ Terhadap 42 Responden ... 66

Pie Chart 4.3 Persentase Kinerja Guru Terhadap 42 Responden ... 78

(19)

1

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang menyediakan

lulusan yang siap bekerja pada tingkat menengah dan mempunyai program jalinan

kerjasama dengan dunia usaha/industri. Idealnya, program jalinan kerjasama ini

memberikan gambaran suasana bekerja dan job desk yang harus dikerjakan siswa

setelah mereka bekerja nanti. Dunia usaha dan dunia industri dalam hal ini tidak saja

mengutamakan prestasi akademik semata, namun juga mempertimbangkan

kecakapan personal lainnya disamping Kecerdasan Intelektual (IQ = Intelligence

Quotient). Kecerdasan-kecerdasan lainnya tersebut dinamakan Kecerdasan Emosional

(EQ = Emotional Quotient) dan juga Kecerdasan Spiritual (SQ = Spiritual Quotient).

Kedua kecerdasan tersebut merupakan keterampilan yang menunjang kepemimpinan

dan keberhasilan antar pribadi hingga berpengaruh besar pada sikap pengambilan

keputusan yang mutlak diperlukan bagi lulusan nanti. Bisa dikatakan, SMK tidak

hanya dituntut harus menghasilkan lulusan yang terampil dan siap bekerja namun

juga memiliki lulusan yang memiliki karakter.

Kecerdasan merupakan suatu kemampuan tertinggi dari jiwa mahluk hidup

yang hanya dimiliki manusia. Kecerdasan dimiliki oleh manusia sejak lahir dan

kecerdasan mempengaruhi kualitas perkembangan individu dalam penyesuaisan diri

dengan lingkungannya. Berkembangnya kecerdasan seseorang atau dalam hal ini

adalah peserta didik didapat dan dibentuk dari lingkungannya itu sendiri, baik dari

unit terkecil yaitu keluarga, teman-teman hingga unit yang cukup kompleks seperti

sekolah. Untuk itu, pendidikan nasional yang bertujuan dan berdasarkan pada

pengembanan kecerdasan adalah hal yang tepat dilakukan oleh pihak pendidik dan

(20)

2

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lebih jauh mengenai pendidikan nasional dan kecerdasan dituliskan pada

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Selama ini masyarakat masih beranggapan bahwa dengan seiring tingginya

IQ maka kesuksesan akan mudah untuk diraih. Terbukti dengan adanya standar dan

tuntutan hasil IQ yang tertentu dari calon mahasiswa ketika memasuki suatu

Universitas. Hal ini masih mengindikasikan bahwa, IQ masih dianggap paling

penting dibanding kecerdasan yang lainnya. Padahal dengan IQ yang tinggi saja tidak

cukup menjamin seseorang dapat melakukan pekerjaan dan mempunyai kualitas

hidup yang lebih baik.

Salah satu kecerdasan lain yang seharusnya memilki peranan penting dari

seseorang adalah EQ. Nggermanto (2001, hlm. 97) dalam bukunya yang berjudul

Quantum Quotient menuliskan bahwa:

Secara sederhana diungkapkan bahwa IQ menentukan sukses seseorang sebesar 20% sedangkan kecerdasan emosi (EQ) memberi kontribusi 80%. Kabar baiknya adalah kecerdasan emosi seseorang dapat dikembangkan lebih baik, lebih menantang, dan lebih prospek disbanding IQ. Kecardasan emosi dapat diterapkan secara luas untuk bekerja-belajar, mengajar, mengasuh anak, persahabatan, dan rumah tangga.

Sedangkan SQ dianggap oleh para ahli sebagai “penyempurna” dari kecerdasan seseorang. Lebih jauh tentang SQ, Zohar dan Marshall (2000) yang

menulis buku ”Spiritual Intelligence :Tthe Ultimate Intelligence berpendapat bahwa “jikalau IQ bekerja untuk melihat keluar (mata pikiran), dan EQ bekerja mengolah

yang didalam (telingan perasaan), maka SQ menunjuk pada pada kondisi ‘pusat

(21)

3

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berbicara tentang pengembangan kecerdasan untuk peserta didik, tidak lepas

dengan lingkungan yang membentuk peserta didik itu sendiri. Keberadaan orang tua

sebagai pendidik pertama dan utama bagi seorang anak (peserta didik) dalam

memberikan pengasuhan dan pembimbingan sejak dini pada kehidupan seorang anak,

yang akan menentukan pembentukan karakter dan perilaku hendaknya dimanfaatkan

dengan baik untuk membangun aspek emosional anak secara baik dan terarah.

Sedangkan keberadaan guru sebagai pendidik kedua atau lanjutan seorang anak di

sekolah dapat membantu pengasuhan dan pembimbimbingan dalam mengembangkan

aspek emosional pada ada yang telah diajarkan oleh orang tua. Untuk itu, sekolah

dengan guru yang baik adalah sekolah yang mendukung atas pengembangan

kecerdasan seorang anak yang dapat memaksimalkan pembentukan karakter.

Hadipassa (2013, hlm. 3):

Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan, maka setiap usaha peningkatan mutu pendidikan perlu memberikan perhatian besar kepada peningkatan guru baik dalam segi jumlah maupun mutunya. Guru merupakan ujung tombak kegiatan di sekolah karena berhadapan langsung dengan siswa. Keberhasilan siswa sangat erat kaitannya dengan kinerja guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Bahkan keberhasilan dan kegagalan pendidikan tergantung kepada guru dan pengajaran serta hubungan timbal balik antara guru dengan pengajaran di kelas.

Hal tersebut sejalan dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa guru merupakan bagian kecil dari

istilah “pendidik”. Dinyatakan dalam Pasal 39 ayat 2, pengertian tentang pendidik sebagai berikut:

(22)

4

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal tersebut sejalan dengan tugas keprofesionalan guru menurut

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan

Dosen adalah merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang

bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

Selain merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan dari mutu pendidikan,

seorang guru dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan standar kompetensi dimana

lulusan SMK dituntut memiliki karakter. Tuntutan-tuntutan inilah yang merupakan

tantangan tersendiri di kalangan guru SMK. Hal tersebut relevan dengan Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar

Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah

(SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C), tertera salahsatunya poin sifat, yakni

berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Salah satu fenomena buruk yang terjadi saat ini di kalangan pelajar SMK

adalah tawuran. Kematian seorang pelajar SMK yang bernama Yake Deni Januar (17)

menjadi korban tawuran di daerah Manggarai, Jakarta Selatan pada tahun 2012,

disebutkan bahwa pelakunya adalah siswa SMK Karya Zeni. Berita tersebut berkaitan

dengan yang disampaikan oleh Bastomi (2012) dalam tulisannya yang berjudul

(23)

5

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bastomi (2012) menyampaikan keprihatinannya mengenai tawuran antar

sekolah, termasuk SMK dengan menjelaskan bahwa tawuran terjadi karena adanya

gesekan antar siswa yang berpapasan di jalan. Namun bisa jadi itu hanyalah penyebab

eksplisit dari tawuran antar siswa. Faktor implisit yang jauh lebih besar dan memiliki

tingkat bahaya laten sebenarnya adalah kurangnya pendidikan moral siswa. Bastomo

juga menambahkan bahwa:

....sekolah merupakan ajang untuk menuntut ilmu dan meningkatkan kemampuan intelektual. Namun perlu digarisbawahi bahwa sekarang IQ saja tidak cukup. Kemampuan akademis yang tinggi tidak menjamin seseorang akan menjadi pribadi yang baik. Dibutuhkan kecerdasan moral atau Emotional Quotient (EQ) dan spiritual atau Spiritual Quotient (SQ) untuk menjadi pribadi yang baik.

...saat ini sekolah-sekolah umum sangat menjunjung tinggi kecerdasan intelektual semata, dengan indikator tingkat kelulusan tinggi, nilai UN tinggi atau bahkan akreditasi sekolah dan status sekolah yang bertaraf internasional. Namun alangkah mirisnya jika melihat hal itu tidak diimbangi dengan pengembangan dan penempaan EQ dan SQ dari siswa.

Oleh karena itu, tema Kecerdasan Emosional (EQ), Kecerdasan Spiritual SQ

dan kinerja guru di SMK dipilih oleh peneliti untuk dijadikan penelitian. Diharapkan

penelitian ini akan menjadi sumbangsih tersendiri bagi guru, siswa, Sekolah

Menengah Kejuruan, Jurusan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, masyarakat dan

stake holder yang terkait pada khususnya.

1.2 Batasan Masalah

Evaluasi Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) pada

kinerja guru di SMK pada penelitian ini dimaksudkan untuk melihat hubungan EQ

(24)

6

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka

permasalahan dalam penelitian dapat dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai

berikut :

1. Bagaimana hubungan antara Kecerdasan Emosional (EQ) dengan kinerja guru

di SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung.

2. Bagaimana hubungan antara Kecerdasan Spiritual (SQ) dengan kinerja guru di

SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung.

Bagaimana hubungan antara Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan

Spiritual (SQ) dengan kinerja guru di SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung

1.4 Tujuan Penelitian

Setelah dijabarkan pada latar belakang, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana hubungan antara Kecerdasan Emosional (EQ) dari seorang

guru dengan kinerjanya, bagaimana hubungan antara Kecerdasan Spiritual (SQ) dari

seorang guru dengan kinerjanya dan bagaimana hubungan antara Kecerdasan

Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) dari seorang guru dengan kinerjanya.

Penelitian ini mengambil sampel di 4 Sekolah Menengah Kejuruan di Bandung.

1.5 Manfaat Penelitian

Setelah data-data hasil penelitian didapatkan dan diolah, manfaat praktis dari

penelitian ini diharapkan dapat menjadi salahsatu sumbangsih yang bermanfaat

tentang peranan Kecerdasan Emoisonal (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) dari

seorang guru terhadap dengan di SMK, khususnya di Jurusan Pendidikan Teknologi

(25)

7

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Manfaat umum dari penelitian ini bagi peneliti lainnya, penelitian ini

diharapkan menjadi bahan referensi dan pengetahuan untuk penelitian-penelitian

selanjutnya tentang peranan Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdsan Spiritual

(SQ) di Sekolah Menengah Kejuruan. Serta menjadi bahan referensi dan pengetahuan

bagi peserta didik/mahasiswa tentang pentingnya kinerja guru di Sekolah Menengah

Kejuruan. Sedangkan bagi peneliti, penelitian ini merupakan sebagian dari syarat

memperoleh gelar master Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Sekolah Pascasarjana

UPI, serta menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai bekal untuk terjun di

lingkungan masyarakat.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 5 Bab:

(1)Bab I Pendahuluan, bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah,

Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

Manfaat Penelitian, Definisi Operasional Variabel, dan Sistematika Penulisan; (2)Bab

II Kajian Pustaka, bab ini memuat tentang Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan

Hipotesis Penelitian; (3)Bab III Metodologi Penelitian, Bab ini menguraikan tentang

Metode dan Disain Penelitian, Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel, Instrumen

Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, dan Prosedur

Penelitian; (4)Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan, Bab ini menguraikan data

penelitian dan hasil penelitian yang didapat; dan (5)Bab V Simpulan dan Saran, Bab

ini menyimpulkan dari hasil penelitian di bab sebelumnya dan menuliskan

(26)

36

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1.1 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Sugiyono, 2010). Populasi

dalam penelitian ini adalah guru SMK Negeri 2, 4, 5, dan 8 Bandung. Sementara,

sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi yang akan diambil

(Sugiyono, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah guru SMK Negeri 2, 4, 5, dan

8 Bandung yaitu sejumlah 42 orang.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total

sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan

populasi (Sugiyono, 2010). Alasan mengambil total sampling karena menurut

Sugiyono (2010) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan

sampel penelitian semuanya.

Adapun yang menjadi tempat penelitian ini adalah SMK Negeri 2 yang

berlokasi di di Jalan Pajajaran No. 92 Bandung, SMK Negeri 4 yang berlokasi di ke

Jl. Kliningan No. 6 Buahbatu Bandung, SMK Negeri 5 yang berlokasi di Jalan

Bojongkoneng No. 37A Bandung dan 8 Bandung yang berlokasi di Jl. Solontongan

No. 10 Bandung.

1.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Sugiyono (2010, hlm. 7) menuliskan,

(27)

37

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ilmiah yaitu konkrit/empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga dinamakan metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif\ karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Sementara Goddard (2004) dalam Research Methodology: An Introduction

menuliskan,

Quantitative research is based on the quantitative measurements of some characteristics. It is applicable to phenomena that can be expressed in terms of quantities qualitative research, on the other hand, is concerned with qualitative phenomenon, i.e., phenomena relating to or involving quality or kind. This type of research aims at sicovering the enderlying motives and desires, using in depth interviews for the purpose. Other techniques of such research are word association tests, sentence completion tests, story completion tests and similar other projectives techniques.

Dapat disimpulkan bahwa, penelitian kuantitatif didasarkan pada pengukuran

kuantitatif dari beberapa karakteristik. Teknik lain dari penelitian kuantitatif adalah

tes asosiasi kata, tes melengkapi kalimat, tes penyelesaian cerita serupa dan teknik

projectives lainnya.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah menggunakan deskriptif

asosiatif. Adapun pengertian dari rumusan masalah asosiatif adalah suatu rumusan

masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih

yang kebetulan munculnya bersama. (Sugiyono, 2010, hlm. 36)

Goddard (2004) juga menjabarkan, bahwa:

(28)

38

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ezample, frequency of shopping, preferences of people, r similar data. Ex post facto studies also include attempts by researchers to discover causes even when they cannot control the variabels. The methods of research utilized in descriptive research are survey methods of all kinds, including comparative and correlational methods.

Dapat disimpulkan bahwa, penelitian deskriptif mencakup survei dan

pertanyaan fakta dari berbagai jenis. Tujuan utama dari penelitian deskriptif adalah

deskripsi dari keadaan sekarang. Karakteristik utama dari metode ini adalah bahwa

peneliti tidak memiliki kontrol atas variabel, ia hanya dapat melaporkan apa yang

telah terjadi atau apa yang terjadi. Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian deskriptif adalah metode survei dari segala jenis, termasuk metode

komparatif dan korelasional.

Penggunaan metode penelitian deskriptif dan teknik pengambilan data berupa

tes dan observasi dipilih oleh peneliti karena dirasa paling tepat dan paling relevan

untuk tema dari penelitian yang diambil.

Suatu metode penelitian memiliki desain penelitian (research design) tertentu.

Desain penelitian adalah pedoman atau prosedur serta teknik dalam perencanaan

penelitian yang berguna sebagai panduan untuk membangun strategi yang

menghasilkan model atau blue print penelitian. Tujuan dari desain penelitian adalah

melalui penggunaan metode penelitian yang tepat, dirancang kegiatan yang dapat

memberikan jawaban yang teliti terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. Desain

yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain correlation research, Penelitian

ini dialakukan untuk melihat hubungan diantara dua variable atau lebih. Korelasi

tidak menjamin adanya kausaliti (hubungan sebab akibat), tetapi kausaliti menjamin

(29)

39

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.3 Variabel dan Hubungan Antar Variabel

Hatch dan Farhady (dalam Sugiyono, 2010), secara teoritis variabel dapat

didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek yang mempunyai variasi antara

satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain. variabel juga

dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Sementara

Kerlinger (dalam Sugiyono, 2010) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau

sifat yang akan dipelajari.

Dalam penelitian ini terdapat variabel sebagai berikut:

- Variabel Bebas (independent variabel) adalah EQ dan SQ.

- Variabel Terikat (dependent variabel) adalah kinerja guru SMK Negeri 2, 4, 5

dan 8 Bandung.

Hubungan antarvariabel untuk penelitian ini dapat dilihat dari Gambar 3.1:

Gambar 3.1 Hubungan Antarvariabel

Berdasarkan Gambar 3.1, terlihat hubungan antar variable yaitu Kecerdasan

Emosional (X1) dengan Kinerja (Y), Kecerdasan Spiritual (X2) dengan Kinerja (Y)

dan hubungan antara Kecerdasan Emosional (X1) dan Kecerdasan Spiritual (X2)

dengan Kinerja (Y).

3.4 Alur Penelitian dan Prosedur Penelitian

Kinerja Guru

(30)

40

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alur penelitian adalah langkah-langkah yang diambil dalam penelitian,

yang dimulai dari munculnya masalah sampai penyusunan laporan penelitian.

Berikut ini adalah alur penelitian yang merupakan rencana tahap-tahap

pelaksanaan penelitian:

Gambar 3.2 Alur Penelitian

1. Survei dan Studi Pendahuluan

Survei dilakukan untuk menemukan masalah yang akan diteliti. Masalah yang

diambil adalah masalah nyata yang ada dalam dunia pendidikan teknologi dan

kejuruan. Dalam penelitian ini, survei dilakukan ke beberapa SMK di Kota

Bandung. Studi pendahuluan dilakukan untuk lebih memperdalam

permasalahan dan mencari informasi yang diperlukan sehingga didapatkan

keputusan bahwa masalah perlu diteliti atau tidak. Studi pendahuluan pada

penelitian ini dilakukan dengan melakukan studi literatur dari beberapa sumber

referensi dan pengambilan data awal penelitian di SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8

Bandung.

2. Perumusan Masalah

Survey dan Studi Pendahuluan

Perumusan masalah

Penyusunan instrumen penelitian (EQ, SQ dan Kinerja)

Penelitian dan Observasi

Analisis data

Pembahasan

(31)

41

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perumusan masalah dilakukan setelah didapatkan data awal penelitian melalui

studi pendahuluan, kemudian masalah-masalah yang ada tersebut diidentifikasi

untuk memperjelas permasalahan. Pada penelitian ini, masalah yang

dirumuskan terdiri dari rumusan masalah secara umum dan penjabarannya.

3. Memilih Metode Penelitian

Langkah selanjutnya adalah memilih metode penelitian yang sesuai dengan

rumusan masalah. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif design. Tipe desain penelitian deskriptif ditujukan untuk memperoleh

gambaran perihal satu kenyataan atau menguji jalinan pada kenyataan yang

sudah ada atau sudah berlangsung pada subjek. Didalam desain ini, peneliti

tidak lakukan manipulasi perlakuan atau penempatan subjek.

4. Menentukan Variabel Penelitian dan Sumber Data.

Langkah selanjutnya adalah menentukan variabel penelitian dan sumber data.

Variabel penelitian ini meliputi variabel bebas (X), yaitu Kecerdasan Emosional

(X1), Kecerdadsan Spiritual (X2) dan variabel terikat (Y), yaitu Kinerja Guru.

5. Penyusunan Instrumen Penelitian.

Langkah selanjutnya adalah menyusun instrumen, yaitu angket kecerdasan EQ

untuk mengetahui peningkatan EQ, angket kecerdasan SQ untuk mengetahui

peningkatan SQ, dan pedoman observasi untuk mengetahui kinerja dari guru.

6. Expert Judgement.

Instrumen angket kecerdasan EQ dan SQ yang diadaptasi dari buku tes yang

ditulis oleh Dwi Sunar P yang berjudul Edisi Lengkap IQ, EQ & SQ. Cara

Mudah Mengenali dan Memahami Kepribadian Anda tahun 2010. Kemudian

diperiksa oleh ahli, (Dr. Hilman Farouq dosen Manajemen Pendidikan di

UNINUS) yang kemudian dijadikan intrumen yang sudah valid.

7. Pedoman observasi.

Membuat pedoman observasi kinerja guru untuk lembar penilaian ketika

(32)

42

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prosedur penelitian ini meliputi tiga tahap, yaitu tahap persiapan penelitian,

tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap akhir penelitian.

Tahap persiapan penelitian terdiri atas:

1. Studi pendahuluan

2. Konsultasi dengan pihak sekolah dan guru bidang studi mengenai waktu

penelitian serta populasi dan sampel yang akan dijadikan sebagai subyek

dalam penelitian.

3. Pembuatan instrumen penelitian berupa angket kecerdasan, mengadaptasi dari

buku sumber.

4. Membuat validitas instrumen kepada dosen ahli (expert judgement).

5. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian untuk mengetahui layak atau

tidaknya instrumen tersebut.

Tahap pelaksanaan penelitian terdiri atas:

1. Memberikan angket EQ dan SQ kepada guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8

Bandung.

2. Melakukan observasi dan wawancara terhadap guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8

Bandung.

Tahap akhir penelitian terdiri atas:

1. Mengolah data dan menganalisa angket yang telah diberikan kepada guru

SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung.

2. Menganalisa data hasil penelitian dan membahas temuan penelitian.

3. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data.

4. Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian.

(33)

43

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Kegiatan Januari Februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Teknik pengambilan data, adalah cara atau strategi yang digunakan oleh

peneliti untuk mendapatkan data. Adapun teknik pengambilan data penelitian ini

meliputi:

1. Wawancara.

Wawancara digunakan saat studi pendahuluan untuk mengetahui hal-hal

berkaitan dengan penelitian dari responden yang lebih mendalam. Wawancara

dilakukan dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Wali Kelas yang

terkait dan guru-guru di SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung. Wawancara

yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur, yaitu “wawancara yang

bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah

tersusun secara sistematis dan lengkap dengan alternatif jawabannya”

(Sugiyono, 2011. hal 197).

Wawancara juga dilakukan kepada responden yaitu guru SMK yang menjadi

subjek penelitian. Wawancara dilakukan ketika observasi tidak dapat

dilakukan didalam kelas karena alasan-alasan tertentu. Peneliti dapat menilai

guru dari hasil wawancara singkat tentang kelengkapan dan tugas guru SMK

yang responden lakukan.

2. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan observasi dilakukan bila penelitian

(34)

44

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diamati secara cermat, mendalam, dan terfokus dalam suasana formal

ataupun nonformal (Sugiyono, 2010, hlm. 203). Observasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah observasi lapangan, yaitu dengan mendatangi dan

mengamati langsung ke lapangan. Pedoman observasi dibuat untuk membatu

peneliti menilai kegiatan yang diobservasi.

3. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi dimaksudkan untuk mendapatkan

data tentang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8

Bandung.

4. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan

Spiritual guru.

5. Pembahasan.

Setelah data dianalisis dan didapatkan hasil penelitian, maka dilakukan

pembahasan hasil penelitian. Pada pembahasan penelitian, peneliti mencoba

mencari relevansi hasil penelitian dengan teori-teori yang ada dan

relevansinya dengan hasil penelitian dari peneliti terdahulu.

6. Simpulan, Implikasi, dan Rekomendasi.

Tahap akhir dari penelitian ini adalah membuat simpulan, implikasi, dan

rekomendasi.

3.6 Teknik Analisis Data.

Tahap selanjutnya adalah analisis data. Teknik analisis data adalah proses

kategori urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan

uraian dasar dengan penafsiran. Setelah didapatkan hasil data kuesioner dan hasil dari

pedoman observasi, maka selanjutnya dilakukan analisis data.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi

(35)

45

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghasilkan nilai koefisien regresi. Teknik ini dipakai untuk menganalisis

kontribusi beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Rumus

persamaan regresi tersebut adalah:

β = koefisien regresi variabel X e = error disturbance

Selanjutnya data hasil penelitian dihitung koefisien korelasinya. Koefisien

korelasi merupakan ukuran besar kecilnya atau kuat atau tidaknya hubungan antara

variabel-variabel apabila bentuk hubungan tersebut linier. Koefisien korelasi (r)

dinyatakan dengan bilangan antara 0 sampai +1 atau 0 sampai –1.

Apabila koefisien korelasi mendekati +1 atau –1 berarti terdapat hubungan

yang kuat, sebaliknya apabila mendekati 0 berarti terdapat hubungan yang lemah atau

tidak ada hubungan. Tanda (+) menunjukkan adanya korelasi positif, tanda (-)

menunjukkan adanya korelasi negatif, dan 0 menunjukkan tidak adanya korelasi.

Salah satu metode untuk menghitung koefisien korelasi adalah metode Rank

Correlation, yang dirumuskan sebagai berikut:

(36)

46

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah analisis data kemudian hasil data diuji hipotesisnya. Uji hipotesis

menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis regresi ganda. Analisis regresi

sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara

sendiri-sendiri dengan variabel terikat, sedangkan untuk mengetahui kedua variabel bebas

secara bersama-sama dengan variabel terikat digunakan analisis regresi ganda dengan

dua prediktor.

Berikut ini adalah flowchart dari penelitian ini:

(37)

47

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis

dan dipermudah olehnya. Instrumen pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Angket Kecerdasan Emosioanl (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ)

Instrumen angket kecerdasan digunakan untuk mengetahui EQ dan SQ dari

guru SMK. Instrumen penelitian diadaptasi dari buku Dwi Sunar P. (2010). Berjudul

“Edisi Lengkap IQ, EQ & SQ. Cara Mudah Mengenali dan Memahami Kepribadian Anda”. Bentuk skala yang digunakan dalam angket kecerdasan ini adalah Skala Likert.

Untuk mengetahui hubungan antara EQ dan SQ dengan kinerja guru SMK

Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung., diperlukan Skala Likert mengembangkan prosedur

yang ada dengan skala sebagai berikut:

Tabel 3.1 Penulisan Skala Likert

Keuntungan menggunakan skala Likert dari tingkat kepentingan dan tingkat

pelaksanaan yaitu adanya keragaman skor sebagai akibat penggunaan skala 1-5,

dengan dimensi yang tercermin dalam daftar pertanyaan memungkinkan responden

(38)

48

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya data yang diperoleh dari responden dengan menggunakan

kuesioner dihitung sesuai skala Likert dan dimasukan kedalam tabel analisa

berdasarkan variabel EQ dan SQ yang selanjutnya dapat dilihat hubungannya dengan

kinerja guru di SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung.

2. Pedoman Observasi

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi aktivitas,

yaitu dengan mendatangi dan mengamati langsung ke kelas ketika Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM) berlangsung sehingga peneliti bisa menilai kinerja guru ketika

berada pada KBM sehari-hari. Rata-rata peneliti memasuki kelas 2 kali pertemuan

(39)

91

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

1.1 Simpulan

Hasil penelitian mengenai Evaluasi EQ dan SQ Guru Terhadap Kinerjanya

dalam upaya mencari solusi peningkatan mutu pembelajaran di SMK Kota Bandung

memperoleh beberapa simpulan:

Pertama, dari hasil analisis data penelitian diperoleh nilai r = 0,347, maka Ho

ditolak, yang berarti EQ (X1) memiliki hubungan dengan kategori Cukup dengan

Kinerja (Y) guru di SMKN 2, 4, 5 dan 8 Bandung. Artinya, berdasarkan hasil

penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa EQ memiliki hubungan yang Cukup

dengan Kinerja guru di SMKN 2, 4, 5 dan 8 Bandung.

Kedua, dari hasil analisis data penelitian diperoleh nilai r = 0,509, maka Ho

ditolak, yang berarti SQ (X2) memiliki hubungan dengan kategori Kuat dengan

Kinerja (Y) guru di SMKN 2, 4, 5 dan 8 Bandung. Artinya, Artinya, berdasarkan

hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa SQ memiliki hubungan yang Kuat

dengan kinerja guru di SMKN 2, 4, 5 dan 8 Bandung.

Ketiga, dari hasil analisis data penelitian diperoleh nilai R = 0.550, yang

berarti bahwa variabel dependent dan independent memiliki hubungan linear dengan

kategori Kuat. Kemudian, diperoleh angka Adjusted R Square sebesar 0,302 atau

30,2%. Hal ini menunjukkan bahwa EQ dan SQ memilliki sumbangan sebesar 30,2%

terhadap Kinerja guru di SMKN 2, 4, 5 dan 8 Bandung. Sedangkan sisanya sebesar

(40)

92

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.2 Implikasi

Hasil penelitian membuktikan adanya hubungan antara EQ dan SQ yang

dimiliki guru dengan kinerja guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung secara

deskriptif, sehingga memunculkan beberapa implikasi yang dianggap relevan dengan

penelitian ini.

5.2.1 Implikasi Teoritis

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EQ dari 42 responden memiliki

hubungan dengan kinerja guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung, sehingga

dapat dikatakan guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung harus memiliki

kesadaran pada dirinya pentingnya peranan EQ untuk peningkatan kinerja dan

mutu pembelajaran pada umumnya.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SQ dari 42 responden memiliki

hubungan dengan kinerja guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung, sehingga

dapat dikatakan guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung harus memiliki

kesadaran pada dirinya pentingnya peranan SQ untuk peningkatan kinerja dan

mutu pembelajaran pada umumnya.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EQ dan SQ dari 42 responden memiliki

hubungan dengan kinerja guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung, sehingga

dapat dikatakan guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung harus memiliki

kesadaran pada dirinya pentingnya peranan EQ untuk peningkatan kinerja dan

mutu pembelajaran pada umumnya.

5.2.2 Implikasi Praktis

1. Hasil penelitian dapat dijadikan parameter oleh lembaga pemerintah untuk

(41)

93

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EQ dan SQ bagi guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung untuk

meningkatkan kinerja guru.

2. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan evaluasi untuk meningkatkan EQ, SQ,

dan kinerja guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung, sehingga dapat

meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah dan peserta didik yang

berkarakter pada khususnya.

3. Hasil penelitian dapat ditindaklanjuti oleh guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8

Bandung untuk lebih menyadari peranan EQ dan SQ.

1.3 Rekomendasi

Dari hasil penelitian mengenai Evaluasi EQ dan SQ Guru Terhadap

Kinerjanya di SMK SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung, maka peneliti

merekomendasikan kepada:

1. Sekolah, untuk mencanangkan program pengembangan Kecerdasan

Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) untuk setiap guru SMK

Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung di setiap jurusan dengan mengadakan Pelatihan

ESQ secara rutin agar dapat meningkatkan mutu pendidikan.

2. Guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung, untuk terus mengembangkan dan

menerapkan Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) yang

ada pada dirinya. Dimulai dari kesadaran dalam diri agar tetap mempunyai

motivasi yang baik dam keinginan untuk terus berkembang demi dirinya

sendiri, peserta didik, sekolah sampai lingkungan masyarakat. Pengamalan

nyata dari EQ dan SQ dan bukan hanya sekedar mengetahui di setiap

Kegiatan Belajar-Mengajar, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat

(42)

94

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kepala Sekolah SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung, untuk memberi contoh

dimulai dari dirinya sendiri bahwa dengan mempunya Kecerdasan Emosional

(EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ), seseorang dapat meningkat kinerjanya,

agar para guru termotivasi untuk menggali Kecerdasan Emosional (EQ) dan

Kecerdasan Spiritual (SQ) yang ada pada dirinya dan kemampuan yang

dimilikinya secara optimal serta lebih aktif terlibat dalam kegiatan

pembelajaran sehingga mencapai hasil belajar yang diharapkan.

4. Lembaga pemerintah, untuk lebih memperhatikan tentang pentingnya

Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) sehingga dapat

mencanangkan program-program terkait untuk guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8

Bandung dan sekolah demi peningkatan mutu pembelajaran.

5. Orang tua, untuk mendukung program pengembangan Kecerdasan Emosional

(EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) bagi guru di SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8

Bandung demi KBM yang lebih baik dan peningkatan hasil belajar juga

karakter peserta didik.

6. Peneliti selanjutnya, untuk meneliti tentang Kecerdasan Emosional (EQ) dan

Kecerdasan Spiritual (SQ) pada guru dan warga sekolah pada umumnya

(43)

94

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adjie Sapta , Aji Hermawan, Musa Hubeis , M Joko Affandi. (2012).

International Journal: Affect Of Esq Training (Training Of Emotional Intelligence And Spiritual Intelligence) To Organizational Commitment And Job Satisfaction. International Journal of Information Technology and Business Management.

B. Suryo Subroto. (1997). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Bakar, Abu. 2011. Hubungan Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Emosional, Motivasi Berprestasi, Budaya Organisasi dengan Kinerja Guru Kimia SMA se Malang Raya. Manajemen Pendidikan/ Program Pascasarjana UM

Bastomo. 2012. Fenomena Tawuran Ketimpangan IQ dengan EQ dan

SQ.Diakses dari: [http://edukasi.kompasiana.com/2012/09/26/fenomena-tawuran-ketimpangan-iq-dengan-eq-dan-sq-]

Brannen, Julia. (2005). Memadu Metode Penelitian. Samarinda: Pustaka Pelajar.

Chubba, Dasratul. (2007). Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar SIswa

Kelas XI SMK Wachid Hasyim Surabaya. Malang: Universitas Islam

Negeri Malang.

Daryanto S.S. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Apollo.

Depdiknas (2003) Undang-Undang RI Nomer 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (online) http:/www.depdiknas.go.id.

Deporter, Bobbi. (1999). Quantum Teaching. Bandung: Mizan Media Utama (MMU).

Ginanjar Agustian, Ary. (2001). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi

dan Spiritual (ESQ). Jakarta: Arga Wijaya Persada.

Goddard, Wayne (2004). Research Methodology: An Instruction. Diakses dari: [www.newagepublishers.com/samplechapter/000896.]

Goleman, D. .(2000). Kecerdasan Emosi: Mengapa Emotional Intelligence Lebih

Tinggi daripada IQ. Alih Bahasa: T. Hermay. Jakarta: PT. Gramedia

(44)

95

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hadi, Saiful. (2007). Kompetensi yang harus Dimiliki Seorang Guru. (www. Saiful Hadi. Wordpress.com, 2007)

Hadipassa, Emal (2013). Pengaruh Organisasi Sekolah dan Motivasi Kerja

Terhadap Kinerja Guru SD di Kota Sukabumi. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Hasibuan, Zainal, A., 2007, Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer

Dan Teknologi Informasi : Konsep, Teknik dan Aplikasi, Jakarta: Fakultas

Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

Istiadi, Irawati. (2004). Istimewakan Setiap Anak. Jakarta: Pustaka Inti

Kartini, Kartono . (1985). Menyiapkan dan Memadukan Karir. Jakarta: CV Rajawali.

Lahey. B. Benjamin. (2007). Psychology: An Introduction. Chicago: University of Chicago.

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu . (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

McMillan, James H. & Schumacher, Sally. (2001). Research in Education. United States: Addison Wesley Longman.

Meirnayati, R.A Fabiola. 2005. Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus di Hotel Horison Semarang). Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang

Moleong, Lexy J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muryo Dewanto, Alvis dan Siti Nurhayati. (2009). Pengaruh Kecerdasan

Emosional Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Sikap Etis Dan Prestasi Mahasiswa Akuntansi (Studi Pada Perguruan Tinggi Di Kota Pekalongan).

Musarofah. (2008). Kinerja Guru di MTs Al-Wathoniyah I Cilungup Duren

Sawit - Jakarta Timur. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Uin

(45)

96

Fadila Rahma Ghoer, 2014

Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mustika Ati, Ayuning. (2012). Pengaruh Perkuliahan Pendidikan Karakter Dan

Pelatihan Esq Terhadap Pembentukan Kepribadian Mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Angkatan 2010. Universitas Negeri Yogyakarta 2012.

Mutaqiyyun, Ani. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Dosen. Fakultas Ekonomi Universitas Ahmad Dahla Yogyakarta

Nurfitria, Nadia. (2011). Pengaruh Pelaksanaan Training ESQ Terhadap Kinerja

Karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pande, Putu Mahardika. Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan

Emosional & dan Kecerdasan Spiritual Pada Kinerja Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Undayana (Studi Empiris Mahasiswa MAKSI dan PPAK).

Paisal & Anggraini, Susi. (2010). Jurnal Ilmiah: Pengaruh KEcerdasan

Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karwayan pada LBPP-Lia Palembang. Edisi Ke-IV. Palembang: Politeknik Negeri

Sriwijaya.

Putri, Mentari Adriaeni & Gustomo, Aurik. (2012). International Journal:

Analysis The Effect of Emotional Intelligence on Performance Through Leadership Style and Organizational Culture as A Moderator. Bandung:

Sekolah Bisnis dan Manajemen. Institut Teknologi Bandung.

Ratnasari, Diyan & Muttaqiyathun, Ani. Pengaruh Kecerdasan Emosional

Terhadap Kinerja Guru pada SD yang Terletak di Wilayah Tegaltirto.

Universitas Ahmad Dahlan.

Simamora, Henry. (1995). Manajemen Sunber Daya Manusia. Jakarta: STIE YKPN.

Sunar P, Dwi. (2010). Edisi Lengkap IQ, EQ & SQ. Cara Mudah Mengenali dan

Memahami Kepribadian Anda. Jogjakarta: FlashBooks.

Tasmara, Toto. (2001). Kecerdasan Ruhani. Jakarta: Gema Insani Press.

Trihandini, Fabiola Meirnayati. (2005). Analisis Pengaruh Kecerdasan

Intelektual, Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus di Hotel Horison Semarang). Semarang:

Gambar

Gambar 3.1 Hubungan Antarvariabel
Gambar 3.2 Alur Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Gambar 3.3 Langkah-langkah Analisis Data
+2

Referensi

Dokumen terkait

By this method the writer uses translation done by Inside the Kingdom’s novel by Carmen Bin Ladin as the data source, and the data taken are sentences that containing

Penelitian ini menyimpulkan bahwa pembelajaran model SMS (Serius Mengerjakan Soal) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Dengan banyaknya pengertian yang diberikan oleh pakar tersebut maka untuk penelitian ini diambil satu pengertian yang dirasa tepat, yaitu yang menyatakan bahwa rework

melalui strategi pembelajaran Probing Prompting. Untuk mendiskripsikan peningkatan kemampuan koneksi matematika. melalui strategi pembelajaran Probing Prompting..

Pada akhir penulisan, penulis menyarankan agar perusahaan memperbaiki kualitas meja mayo mengingat masih adanya kerusakan dengan langkah awal yang bisa dilakukan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang menyebabkan kekerasan terhadap anak terjadi dalam keluarga ada tiga yaitu, (1) Pewarisan kekerasan antar generasi (2)

studies teaching and learning in primary schools.. Manfaat Penelitian ... Struktur Organisasi Tesis ... Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ... Model Pembelajaran

Hal ini dapat dijelaskan bahwa selulosa kulit rotan adalah serat organik yang tersusun atas material yang bersumber dari unsur-unsur hara dalam tanah, dimana kandungan kulit