EVALUASI EQ DAN SQ GURU
KAITANNYA DENGAN KINERJA
(PENELITIAN TERHADAP SMK NEGERI 2, 4, 5 DAN 8 BANDUNG)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Oleh:
FADILA RAHMA GHOER
1201572
PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
SEKOLAH PASCASARJANA
i
===========================================================================
EVALUASI EQ DAN SQ GURU KAITANNYA DENGAN KINERJA (PENELITIAN TERHADAP SMK NEGERI
2, 4, 5 DAN 8 BANDUNG)
Oleh
Fadila Rahma Ghoer, S.Pd.
Universitas Pendidikan Indonesia, 2011
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Fadila Rahma Ghoer 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
iii
KATA PENGANTAR
Kecerdasan merupakan suatu kemampuan tertinggi dari jiwa mahluk hidup
yang hanya dimiliki manusia. Kecerdasan dimiliki oleh manusia sejak lahir dan
kecerdasan mempengaruhi kualitas perkembangan individu dalam penyesuaisan
diri dengan lingkungannya. Berkembangnya kecerdasan seseorang atau dalam hal
ini adalah peserta didik didapat dan dibentuk dari lingkungannyai, baik dari
keluarga, teman-teman hingga unit yang cukup kompleks seperti sekolah.
Pendidikan nasional yang bertujuan dan berdasarkan pada pengembanan
kecerdasan adalah hal yang tepat dilakukan oleh pihak pendidik dan Pemerintah
demi memaksimalkan kecerdasan peserta didik.
Masyarakat masih beranggapan bahwa dengan seiring tingginya IQ maka
kesuksesan akan mudah untuk diraih. Terbukti dengan adanya standar dan
tuntutan hasil IQ yang tertentu dari calon mahasiswa ketika memasuki suatu
Universitas. Hal ini masih mengindikasikan bahwa, IQ masih dianggap paling
penting dibanding kecerdasan yang lainnya. Padahal dengan IQ yang tinggi saja
tidak cukup menjamin seseorang dapat melakukan pekerjaan dan mempunyai
kualitas hidup yang lebih baik. Ginanjar (2002) menyebutkan bahwa dari hasil tes
IQ, kebanyakan orang yang memiliki IQ tinggi menunjukkan kinerja buruk dalam
pekerjaan, sementara yang memiliki IQ sedang justru sangat berprestasi.
iv
dalam mengembangkan aspek emosional pada ada yang telah diajarkan oleh orang tua. Sekolah dengan guru yang baik adalah sekolah yang mendukung atas pengembangan kecerdasan seorang anak yang dapat memaksimalkan pembentukan karakter.
Sseorang guru dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan standar
kompetensi. Hal tersebut relevan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah, tertera salahsatunya poin sifat, yakni berakhlak
mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Sementara tuntutan untuk mencetak lulusan peserta didik yang
berakaraker adalah keharusan, kecerdasan yang dimiliki oleh guru sudah
sepatutnya menjadi perhatian tersendiri. Karena selain merupakan salah satu tolak
ukur keberhasilan dari mutu pendidikan, seorang guru dituntut untuk dapat
memenuhi kebutuhan standar kompetensi dimana lulusan SMK dituntut memiliki
karakter. Tuntutan-tuntutan inilah yang merupakan tantangan tersendiri di
kalangan guru SMK. Hal tersebut relevan dengan Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah, tertera salahsatunya poin sifat, yakni berakhlak
mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Oleh karena itu, penulis merasa tertarik mengadakan penelitan tentang EQ
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam menyelesaikan tesis ini, penulis tidak lepas dari bantuan dukungan, dan
dorongan banyak pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Allah SWT, Yang Maha Segalanya. Hanya karena rahmat dan petunjuk-Nya
penulis dapat menyelesaikan penulisan Tesis ini.
2. Kanjeng Nabi Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya.
3. Bapak Dr. Enjang Akhmad Juanda, M.T., M.Pd.selaku Pembimbing Pertama
yang telah banyak sekali memberikan bimbingan dan arahan yang baik bagi
penulis. Selalu mengingatkan dan memberi semangat bagi penulis untuk
segera menyelesaikan penulisan Tesis ini. Mohon maaf atas segala kesalahan
dan kelancangan penulis selama proses bimbingan.
4. Ibu Dr. Siscka Elvyanti, MT. selaku Pembimbing Kedua yang selalu memberi
motivasi tiada henti dan dengan sangat sabar membantu penulis menyusun
penulisan Tesis ini. Memberi dorongan positif dan sikap optimism bagi
penulis untuk segera menyelesaikan penulisan Tesis ini. Mohon maaf atas
segala kesalahan dan kelancangan penulis selama proses bimbingan.
5. Bapak Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd.selaku Ketua Program Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia.
6. Bapak, dan Ibu Kepala Sekolah, serta guru-guru yang bersedia menjadi
responden di SMK Negeri 2, 4, 6 dan 8 Bandung.
7. Abah dan Ibu tercinta yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih
sayang, mendidik dan memberi kepercayaan kepada penulis untuk melangkah
lebih jauh, yang selalu mendo’akan penulis dalam setiap langkah, hela nafas
dan sujud-sujud panjangnya. Terima kasih yang sebesar-besarna, selesainya
vi
8. Mochamad Maulana Abdusalaam, atas setiap doa, keringat dan dukungan
tiada hentinya. Terima kasih untuk selalu percaya dan optimis hingga
akhirnya penulisan Tesis ini dapat rampung.
9. Hilman Nur Tanzil atas kesediaannya dengan penghitungan statistikanya.
10.Salma, Cia dan Alfa, saudara kandung penulis.
11.Geng Arsitek 2006, Nandito, Dinny, Fatmi, Aziz dan Kibo.
12.Geng ex-Baffest Raksa, Nindy dan lainnya.
13.Geng ex-Ipa 4 Dahsyat Hilman, Om, Barkah, Angga dan lainnya.
14.Rekan-rekan sekelas yang senantiasa memeberikan motivasi dan nasihat
kepada penulis untuk selalu melakukan yang terbaik.
15.Semua pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini.
Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis menjadikan amal
kebaikan dan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang lebih baik. Aamiin Ya
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
EVALUASI EQ DAN SQ GURU KAITANNYA DENGAN KINERJA (PENELITIAN TERHADAP SMK NEGERI 2, 4, 5 DAN 8 BANDUNG)
Fadila Rahma Ghoer, NIM. 1201572,
Pembimbing I: Dr. Enjang Akhmad Juanda, M.T., M.Pd., Pembimbing II: Dr. Siscka Elvyanti, MT.,
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
ABSTRAK
Tesis ini berkaitan dengan EQ dan SQ guru SMK di Bandung kaitannya dengan Kinerja mereka sebagai guru. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara EQ dari seorang guru dengan kinerja, bagaimana hubungan antara SQ dari seorang guru dengan kinerja dan bagaimana hubungan antara EQ dan SQ dari seorang guru dengan kinerja. Penelitian mengambil sampel di 4 Sekolah Menengah Kejuruan di Bandung. Untuk tujuan ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dan teknik pengambilan data yaitu total sampling dari 42 responden di 4 SMK sedangkan instrumen dari penelitian ini berupa tes dan observasi. Adapun yang menjadi sampel dari penelitian adalah guru-guru SMK 2, 4, 6 dan 8 Bandung. Hasil penelitian mengenai Evaluasi EQ dan SQ Guru Kaitannya dengan Kinerja di SMK Kota Bandung memperoleh beberapa simpulan. Pertama, dari hasil analisis data penelitian menggunakan program SPSS diperoleh nilai r = 0,347 dengan probabilitas = 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak, yang berarti EQ (X1) dikategorikan memiliki hubungan dengan Kinerja (Y) guru di SMKN 2, 4, 5 dan 6 Bandung.Kedua, dari hasil analisis data penelitian menggunakan program SPSS diperoleh nilai r = 0,509 dengan probabilitas = 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak, yang berarti SQ (X2) dikategorikan memiliki hubungan dengan Kinerja (Y) guru di SMKN 2, 4, 5 dan 6 Bandung. Ketiga, dari hasil analisis data penelitian menggunakan program SPSS diperoleh nilai R = 0.550, yang berarti bahwa variabel dependent dan independent dapat dikategorikan memiliki hubungan linear yang kuat. Kemudian, diperoleh angka Adjusted R Square sebesar 0,302 atau 30,2%. Hal ini menunjukkan bahwa EQ dan SQ berpengaruh sebesar 30,2% terhadap Kinerja guru di SMKN 2, 4, 5 dan 8 Bandung. Sedangkan sisanya sebesar 69,8% dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain diluar penelitian.
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
EVALUASI EQ DAN SQ GURU KAITANNYA DENGAN KINERJA (PENELITIAN TERHADAP SMK NEGERI 2, 4, 5 DAN 8 BANDUNG)
Fadila Rahma Ghoer, NIM. 1201572, Supervisor I: Dr. Enjang Akhmad Juanda, MT, Pd,
Supervisor II: Dr. Siscka Elvyanti, MT. Technology and Vocational Education
ABSTRACT
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN
KATA PENGANTAR
HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3 Batasan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.4 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.5 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.6 Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Kecerdasan Emosional (EQ) ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Kecerdasan Spiritual (SQ) ... Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Kinerja Guru ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
3.1 Populasi Dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian . Error! Bookmark not defined.
3.3 Variabel dan Hubungan Antar Variabel ... Error! Bookmark not defined.
3.7 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not
defined.
4.1 Pemaparan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Persiapan ... Error! Bookmark not defined.
4.1.2 Proses ... Error! Bookmark not defined.
4.2 Deskripsi Data Penelitian Variabel X ... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Kecerdasan Emosional (X1) ... Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Kecerdasan Spiritual (X2) ... Error! Bookmark not defined.
4.2.3 Deskripsi Data Penelitian Variabel Y (Kinerja) ... Error! Bookmark not
defined.
4.3 Hasil Analisis Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.4 Hasil Pembahasan Data Penelitian 83
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... Error! Bookmark not
defined.
5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined.
5.2 Implikasi ... Error! Bookmark not defined.
5.2.1 Implikasi Teoritis ... Error! Bookmark not defined.
5.2.2 Implikasi Praktis ... Error! Bookmark not defined.
5.3 Rekomendasi... Error! Bookmark not defined.
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Extroversion I vs Introversion (I) ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.2 Sensing (S) vs Intuition (I) ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.3 Thinking (T) vs Feeling (F) ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.4 Judging (J) vs Perceiving ... 20
Tabel 3.1 Jadwal Penulisan Penelitian ... 30
Tabel 3.2 Penulisan Skala Likert ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.1 Biodata responden ... 49
Tabel 4.2 Penilaian Skor Tiap Responden ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.3 Penilaian Skor Berdasarkan Indikatornya ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Variabel XI ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.5 Indikator Self Awareness dan butir pernyataanError! Bookmark not
defined.
Tabel 4.6 No Item dengan indikator Self Awarenwss dan jumlah skor ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.7 Indikator Self Management dan butir pernyataanError! Bookmark not
defined.
Tabel 4.8 No item dengan indikator Self Management dan jumlah skor ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.9 Indikator Motivation dan butir pernyataan . Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.10 No item dengan indikator Motivation dan jumlah skorError! Bookmark
not defined.
Tabel 4.11 Indikator Social Awareness dan butir pernyataan ... 60
Tabel 4.12 No item dengan indikator Social Awareness dan jumlah skor ... Error!
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.13 Indikator Relationship Management dan butir pernyataan ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.14 No item dengan indikator Relationship Management dan jumlah skor
... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.15 Deskripsi Variabel X1 (EQ) Berdasarkan IndikatorError! Bookmark not
defined.
Tabel 4.16 Hasil Penilaian Variabel X2... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.17 Indikator Bersikap fleksibel, aktif dan adaptif dan butir pernyataan . Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.18 No item indikator Bersikap fleksibel, aktif dan adaptif dan jumlah skor
... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.19 Indikator Mampu menghadapi dan memanfaatkan dan butir pernyataan
... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.20 No item indikator Mampu menghadapi dan memanfaatkan dan jumlah
skor ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.21 No Indikator Kecenderungan untuk bertanya dan mencari
jawaban-jawaban mendasar dan butir pernyataan ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.22 No item dengan indikator Kecenderungan untuk bertanya dan mencari
jawaban-jawaban mendasar dan jumlah skor... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.23 Indikator Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai dan butir
pernyataan ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.24 No item dengan indikator Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan
nilai-nilai ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.25 Indikator Meminimalisir kerugian dan butir pernyataanError! Bookmark
not defined.
Tabel 4.26 No item dengan Meminimalisir kerugian dan jumlah skor ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.27 Deskripsi Variabel X1 (SQ) Berdasarkan IndikatorError! Bookmark not
defined.
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.29 Penilaian Skor Kinerja Tiap Responden Responden Kinerja Guru ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.30 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.31 Uji Multikolonieritas ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.31 Uji Analisis Regresi Linier Ganda ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.32 Koefisien Korelasi ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.33 Uji Statistika F ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.34 Uji Statistika T ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.36 Keterkaitan Indikator EQ dengan Indikator Kinerja Guru ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.37 Keterkaitan Indikator SQ dengan Indikator Kinerja Guru ... Error!
Bookmark not defined.
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Rumus Intelligence Quotient ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.2 Sub-Area EQ ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.3 Pembagian Kecerdasan Emosional Menurut Salvoley & Mayer ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 2.4 Bagan Kecerdasan Spiritual ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.1 Hubungan Antarvariabel ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.2 Alur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Jumlah Responden Menurut Nilai Skor Indikator Self Awareness ... 55
Grafik 4.2 Jumlah Responden Menurut Nilai Skor Indikator Self Management ... 56
Grafik 4.3 Jumlah Responden Menurut Nilai Skor Indikator Motivation ... 58
Grafik 4.4 Jumlah Responden Menurut Nilai Skor Indikator Social Awareness ... 60
Grafik 4.5 Jumlah Responden Menurut Nilai Skor Indikator Relationship Management ... 62
Grafik 4.6 Deskripsi Variabel X1 (EQ) Berdasarkan Indikator ... 61
Grafik 4.7 Jumlah Responden Menurut Nilai Skor Indikator Bersikap fleksibel, aktif, dan adaptif ... 66
Grafik 4.8 Jumlah Responden Menurut Nilai Skor Indikator Tingkat kesadaran yang tinggi ... 67
Grafik 4.9 Jumlah Responden Menurut Nilai Skor Indikator Tingkat kesadaran yang tinggi ... 69
Grafik 4.10 Jumlah Responden Menurut Nilai Skor Indikator Kecenderungan untuk bertanya danmencari jawaban-jawaban mendasar ... 70
Grafik 4.11 Jumlah Responden Menurut Nilai Skor Indikator Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai ... 73
Grafik 4.12 Jumlah Responden Menurut Nilai Skor Indikator Meminimalisir kerugian ... 74
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PIE CHART
Pie Chart 4.1 Persentase EQ Terhadap 42 Responden... 54
Pie Chart 4.2 Persentase SQ Terhadap 42 Responden ... 66
Pie Chart 4.3 Persentase Kinerja Guru Terhadap 42 Responden ... 78
1
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang menyediakan
lulusan yang siap bekerja pada tingkat menengah dan mempunyai program jalinan
kerjasama dengan dunia usaha/industri. Idealnya, program jalinan kerjasama ini
memberikan gambaran suasana bekerja dan job desk yang harus dikerjakan siswa
setelah mereka bekerja nanti. Dunia usaha dan dunia industri dalam hal ini tidak saja
mengutamakan prestasi akademik semata, namun juga mempertimbangkan
kecakapan personal lainnya disamping Kecerdasan Intelektual (IQ = Intelligence
Quotient). Kecerdasan-kecerdasan lainnya tersebut dinamakan Kecerdasan Emosional
(EQ = Emotional Quotient) dan juga Kecerdasan Spiritual (SQ = Spiritual Quotient).
Kedua kecerdasan tersebut merupakan keterampilan yang menunjang kepemimpinan
dan keberhasilan antar pribadi hingga berpengaruh besar pada sikap pengambilan
keputusan yang mutlak diperlukan bagi lulusan nanti. Bisa dikatakan, SMK tidak
hanya dituntut harus menghasilkan lulusan yang terampil dan siap bekerja namun
juga memiliki lulusan yang memiliki karakter.
Kecerdasan merupakan suatu kemampuan tertinggi dari jiwa mahluk hidup
yang hanya dimiliki manusia. Kecerdasan dimiliki oleh manusia sejak lahir dan
kecerdasan mempengaruhi kualitas perkembangan individu dalam penyesuaisan diri
dengan lingkungannya. Berkembangnya kecerdasan seseorang atau dalam hal ini
adalah peserta didik didapat dan dibentuk dari lingkungannya itu sendiri, baik dari
unit terkecil yaitu keluarga, teman-teman hingga unit yang cukup kompleks seperti
sekolah. Untuk itu, pendidikan nasional yang bertujuan dan berdasarkan pada
pengembanan kecerdasan adalah hal yang tepat dilakukan oleh pihak pendidik dan
2
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lebih jauh mengenai pendidikan nasional dan kecerdasan dituliskan pada
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Selama ini masyarakat masih beranggapan bahwa dengan seiring tingginya
IQ maka kesuksesan akan mudah untuk diraih. Terbukti dengan adanya standar dan
tuntutan hasil IQ yang tertentu dari calon mahasiswa ketika memasuki suatu
Universitas. Hal ini masih mengindikasikan bahwa, IQ masih dianggap paling
penting dibanding kecerdasan yang lainnya. Padahal dengan IQ yang tinggi saja tidak
cukup menjamin seseorang dapat melakukan pekerjaan dan mempunyai kualitas
hidup yang lebih baik.
Salah satu kecerdasan lain yang seharusnya memilki peranan penting dari
seseorang adalah EQ. Nggermanto (2001, hlm. 97) dalam bukunya yang berjudul
Quantum Quotient menuliskan bahwa:
Secara sederhana diungkapkan bahwa IQ menentukan sukses seseorang sebesar 20% sedangkan kecerdasan emosi (EQ) memberi kontribusi 80%. Kabar baiknya adalah kecerdasan emosi seseorang dapat dikembangkan lebih baik, lebih menantang, dan lebih prospek disbanding IQ. Kecardasan emosi dapat diterapkan secara luas untuk bekerja-belajar, mengajar, mengasuh anak, persahabatan, dan rumah tangga.
Sedangkan SQ dianggap oleh para ahli sebagai “penyempurna” dari kecerdasan seseorang. Lebih jauh tentang SQ, Zohar dan Marshall (2000) yang
menulis buku ”Spiritual Intelligence :Tthe Ultimate Intelligence berpendapat bahwa “jikalau IQ bekerja untuk melihat keluar (mata pikiran), dan EQ bekerja mengolah
yang didalam (telingan perasaan), maka SQ menunjuk pada pada kondisi ‘pusat
3
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berbicara tentang pengembangan kecerdasan untuk peserta didik, tidak lepas
dengan lingkungan yang membentuk peserta didik itu sendiri. Keberadaan orang tua
sebagai pendidik pertama dan utama bagi seorang anak (peserta didik) dalam
memberikan pengasuhan dan pembimbingan sejak dini pada kehidupan seorang anak,
yang akan menentukan pembentukan karakter dan perilaku hendaknya dimanfaatkan
dengan baik untuk membangun aspek emosional anak secara baik dan terarah.
Sedangkan keberadaan guru sebagai pendidik kedua atau lanjutan seorang anak di
sekolah dapat membantu pengasuhan dan pembimbimbingan dalam mengembangkan
aspek emosional pada ada yang telah diajarkan oleh orang tua. Untuk itu, sekolah
dengan guru yang baik adalah sekolah yang mendukung atas pengembangan
kecerdasan seorang anak yang dapat memaksimalkan pembentukan karakter.
Hadipassa (2013, hlm. 3):
Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan, maka setiap usaha peningkatan mutu pendidikan perlu memberikan perhatian besar kepada peningkatan guru baik dalam segi jumlah maupun mutunya. Guru merupakan ujung tombak kegiatan di sekolah karena berhadapan langsung dengan siswa. Keberhasilan siswa sangat erat kaitannya dengan kinerja guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Bahkan keberhasilan dan kegagalan pendidikan tergantung kepada guru dan pengajaran serta hubungan timbal balik antara guru dengan pengajaran di kelas.
Hal tersebut sejalan dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa guru merupakan bagian kecil dari
istilah “pendidik”. Dinyatakan dalam Pasal 39 ayat 2, pengertian tentang pendidik sebagai berikut:
4
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hal tersebut sejalan dengan tugas keprofesionalan guru menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan
Dosen adalah merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
Selain merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan dari mutu pendidikan,
seorang guru dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan standar kompetensi dimana
lulusan SMK dituntut memiliki karakter. Tuntutan-tuntutan inilah yang merupakan
tantangan tersendiri di kalangan guru SMK. Hal tersebut relevan dengan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
(SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C), tertera salahsatunya poin sifat, yakni
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Salah satu fenomena buruk yang terjadi saat ini di kalangan pelajar SMK
adalah tawuran. Kematian seorang pelajar SMK yang bernama Yake Deni Januar (17)
menjadi korban tawuran di daerah Manggarai, Jakarta Selatan pada tahun 2012,
disebutkan bahwa pelakunya adalah siswa SMK Karya Zeni. Berita tersebut berkaitan
dengan yang disampaikan oleh Bastomi (2012) dalam tulisannya yang berjudul
5
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bastomi (2012) menyampaikan keprihatinannya mengenai tawuran antar
sekolah, termasuk SMK dengan menjelaskan bahwa tawuran terjadi karena adanya
gesekan antar siswa yang berpapasan di jalan. Namun bisa jadi itu hanyalah penyebab
eksplisit dari tawuran antar siswa. Faktor implisit yang jauh lebih besar dan memiliki
tingkat bahaya laten sebenarnya adalah kurangnya pendidikan moral siswa. Bastomo
juga menambahkan bahwa:
....sekolah merupakan ajang untuk menuntut ilmu dan meningkatkan kemampuan intelektual. Namun perlu digarisbawahi bahwa sekarang IQ saja tidak cukup. Kemampuan akademis yang tinggi tidak menjamin seseorang akan menjadi pribadi yang baik. Dibutuhkan kecerdasan moral atau Emotional Quotient (EQ) dan spiritual atau Spiritual Quotient (SQ) untuk menjadi pribadi yang baik.
...saat ini sekolah-sekolah umum sangat menjunjung tinggi kecerdasan intelektual semata, dengan indikator tingkat kelulusan tinggi, nilai UN tinggi atau bahkan akreditasi sekolah dan status sekolah yang bertaraf internasional. Namun alangkah mirisnya jika melihat hal itu tidak diimbangi dengan pengembangan dan penempaan EQ dan SQ dari siswa.
Oleh karena itu, tema Kecerdasan Emosional (EQ), Kecerdasan Spiritual SQ
dan kinerja guru di SMK dipilih oleh peneliti untuk dijadikan penelitian. Diharapkan
penelitian ini akan menjadi sumbangsih tersendiri bagi guru, siswa, Sekolah
Menengah Kejuruan, Jurusan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, masyarakat dan
stake holder yang terkait pada khususnya.
1.2 Batasan Masalah
Evaluasi Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) pada
kinerja guru di SMK pada penelitian ini dimaksudkan untuk melihat hubungan EQ
6
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka
permasalahan dalam penelitian dapat dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut :
1. Bagaimana hubungan antara Kecerdasan Emosional (EQ) dengan kinerja guru
di SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung.
2. Bagaimana hubungan antara Kecerdasan Spiritual (SQ) dengan kinerja guru di
SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung.
Bagaimana hubungan antara Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan
Spiritual (SQ) dengan kinerja guru di SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung
1.4 Tujuan Penelitian
Setelah dijabarkan pada latar belakang, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana hubungan antara Kecerdasan Emosional (EQ) dari seorang
guru dengan kinerjanya, bagaimana hubungan antara Kecerdasan Spiritual (SQ) dari
seorang guru dengan kinerjanya dan bagaimana hubungan antara Kecerdasan
Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) dari seorang guru dengan kinerjanya.
Penelitian ini mengambil sampel di 4 Sekolah Menengah Kejuruan di Bandung.
1.5 Manfaat Penelitian
Setelah data-data hasil penelitian didapatkan dan diolah, manfaat praktis dari
penelitian ini diharapkan dapat menjadi salahsatu sumbangsih yang bermanfaat
tentang peranan Kecerdasan Emoisonal (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) dari
seorang guru terhadap dengan di SMK, khususnya di Jurusan Pendidikan Teknologi
7
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Manfaat umum dari penelitian ini bagi peneliti lainnya, penelitian ini
diharapkan menjadi bahan referensi dan pengetahuan untuk penelitian-penelitian
selanjutnya tentang peranan Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdsan Spiritual
(SQ) di Sekolah Menengah Kejuruan. Serta menjadi bahan referensi dan pengetahuan
bagi peserta didik/mahasiswa tentang pentingnya kinerja guru di Sekolah Menengah
Kejuruan. Sedangkan bagi peneliti, penelitian ini merupakan sebagian dari syarat
memperoleh gelar master Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Sekolah Pascasarjana
UPI, serta menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai bekal untuk terjun di
lingkungan masyarakat.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 5 Bab:
(1)Bab I Pendahuluan, bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah,
Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, Definisi Operasional Variabel, dan Sistematika Penulisan; (2)Bab
II Kajian Pustaka, bab ini memuat tentang Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan
Hipotesis Penelitian; (3)Bab III Metodologi Penelitian, Bab ini menguraikan tentang
Metode dan Disain Penelitian, Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel, Instrumen
Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, dan Prosedur
Penelitian; (4)Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan, Bab ini menguraikan data
penelitian dan hasil penelitian yang didapat; dan (5)Bab V Simpulan dan Saran, Bab
ini menyimpulkan dari hasil penelitian di bab sebelumnya dan menuliskan
36
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1.1 Populasi Dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Sugiyono, 2010). Populasi
dalam penelitian ini adalah guru SMK Negeri 2, 4, 5, dan 8 Bandung. Sementara,
sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi yang akan diambil
(Sugiyono, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah guru SMK Negeri 2, 4, 5, dan
8 Bandung yaitu sejumlah 42 orang.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total
sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan
populasi (Sugiyono, 2010). Alasan mengambil total sampling karena menurut
Sugiyono (2010) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan
sampel penelitian semuanya.
Adapun yang menjadi tempat penelitian ini adalah SMK Negeri 2 yang
berlokasi di di Jalan Pajajaran No. 92 Bandung, SMK Negeri 4 yang berlokasi di ke
Jl. Kliningan No. 6 Buahbatu Bandung, SMK Negeri 5 yang berlokasi di Jalan
Bojongkoneng No. 37A Bandung dan 8 Bandung yang berlokasi di Jl. Solontongan
No. 10 Bandung.
1.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian
Sugiyono (2010, hlm. 7) menuliskan,
37
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ilmiah yaitu konkrit/empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga dinamakan metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif\ karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
Sementara Goddard (2004) dalam Research Methodology: An Introduction
menuliskan,
Quantitative research is based on the quantitative measurements of some characteristics. It is applicable to phenomena that can be expressed in terms of quantities qualitative research, on the other hand, is concerned with qualitative phenomenon, i.e., phenomena relating to or involving quality or kind. This type of research aims at sicovering the enderlying motives and desires, using in depth interviews for the purpose. Other techniques of such research are word association tests, sentence completion tests, story completion tests and similar other projectives techniques.
Dapat disimpulkan bahwa, penelitian kuantitatif didasarkan pada pengukuran
kuantitatif dari beberapa karakteristik. Teknik lain dari penelitian kuantitatif adalah
tes asosiasi kata, tes melengkapi kalimat, tes penyelesaian cerita serupa dan teknik
projectives lainnya.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah menggunakan deskriptif
asosiatif. Adapun pengertian dari rumusan masalah asosiatif adalah suatu rumusan
masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih
yang kebetulan munculnya bersama. (Sugiyono, 2010, hlm. 36)
Goddard (2004) juga menjabarkan, bahwa:
38
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ezample, frequency of shopping, preferences of people, r similar data. Ex post facto studies also include attempts by researchers to discover causes even when they cannot control the variabels. The methods of research utilized in descriptive research are survey methods of all kinds, including comparative and correlational methods.
Dapat disimpulkan bahwa, penelitian deskriptif mencakup survei dan
pertanyaan fakta dari berbagai jenis. Tujuan utama dari penelitian deskriptif adalah
deskripsi dari keadaan sekarang. Karakteristik utama dari metode ini adalah bahwa
peneliti tidak memiliki kontrol atas variabel, ia hanya dapat melaporkan apa yang
telah terjadi atau apa yang terjadi. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian deskriptif adalah metode survei dari segala jenis, termasuk metode
komparatif dan korelasional.
Penggunaan metode penelitian deskriptif dan teknik pengambilan data berupa
tes dan observasi dipilih oleh peneliti karena dirasa paling tepat dan paling relevan
untuk tema dari penelitian yang diambil.
Suatu metode penelitian memiliki desain penelitian (research design) tertentu.
Desain penelitian adalah pedoman atau prosedur serta teknik dalam perencanaan
penelitian yang berguna sebagai panduan untuk membangun strategi yang
menghasilkan model atau blue print penelitian. Tujuan dari desain penelitian adalah
melalui penggunaan metode penelitian yang tepat, dirancang kegiatan yang dapat
memberikan jawaban yang teliti terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. Desain
yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain correlation research, Penelitian
ini dialakukan untuk melihat hubungan diantara dua variable atau lebih. Korelasi
tidak menjamin adanya kausaliti (hubungan sebab akibat), tetapi kausaliti menjamin
39
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.3 Variabel dan Hubungan Antar Variabel
Hatch dan Farhady (dalam Sugiyono, 2010), secara teoritis variabel dapat
didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek yang mempunyai variasi antara
satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain. variabel juga
dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Sementara
Kerlinger (dalam Sugiyono, 2010) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau
sifat yang akan dipelajari.
Dalam penelitian ini terdapat variabel sebagai berikut:
- Variabel Bebas (independent variabel) adalah EQ dan SQ.
- Variabel Terikat (dependent variabel) adalah kinerja guru SMK Negeri 2, 4, 5
dan 8 Bandung.
Hubungan antarvariabel untuk penelitian ini dapat dilihat dari Gambar 3.1:
Gambar 3.1 Hubungan Antarvariabel
Berdasarkan Gambar 3.1, terlihat hubungan antar variable yaitu Kecerdasan
Emosional (X1) dengan Kinerja (Y), Kecerdasan Spiritual (X2) dengan Kinerja (Y)
dan hubungan antara Kecerdasan Emosional (X1) dan Kecerdasan Spiritual (X2)
dengan Kinerja (Y).
3.4 Alur Penelitian dan Prosedur Penelitian
Kinerja Guru
40
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Alur penelitian adalah langkah-langkah yang diambil dalam penelitian,
yang dimulai dari munculnya masalah sampai penyusunan laporan penelitian.
Berikut ini adalah alur penelitian yang merupakan rencana tahap-tahap
pelaksanaan penelitian:
Gambar 3.2 Alur Penelitian
1. Survei dan Studi Pendahuluan
Survei dilakukan untuk menemukan masalah yang akan diteliti. Masalah yang
diambil adalah masalah nyata yang ada dalam dunia pendidikan teknologi dan
kejuruan. Dalam penelitian ini, survei dilakukan ke beberapa SMK di Kota
Bandung. Studi pendahuluan dilakukan untuk lebih memperdalam
permasalahan dan mencari informasi yang diperlukan sehingga didapatkan
keputusan bahwa masalah perlu diteliti atau tidak. Studi pendahuluan pada
penelitian ini dilakukan dengan melakukan studi literatur dari beberapa sumber
referensi dan pengambilan data awal penelitian di SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8
Bandung.
2. Perumusan Masalah
Survey dan Studi Pendahuluan
Perumusan masalah
Penyusunan instrumen penelitian (EQ, SQ dan Kinerja)
Penelitian dan Observasi
Analisis data
Pembahasan
41
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perumusan masalah dilakukan setelah didapatkan data awal penelitian melalui
studi pendahuluan, kemudian masalah-masalah yang ada tersebut diidentifikasi
untuk memperjelas permasalahan. Pada penelitian ini, masalah yang
dirumuskan terdiri dari rumusan masalah secara umum dan penjabarannya.
3. Memilih Metode Penelitian
Langkah selanjutnya adalah memilih metode penelitian yang sesuai dengan
rumusan masalah. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif design. Tipe desain penelitian deskriptif ditujukan untuk memperoleh
gambaran perihal satu kenyataan atau menguji jalinan pada kenyataan yang
sudah ada atau sudah berlangsung pada subjek. Didalam desain ini, peneliti
tidak lakukan manipulasi perlakuan atau penempatan subjek.
4. Menentukan Variabel Penelitian dan Sumber Data.
Langkah selanjutnya adalah menentukan variabel penelitian dan sumber data.
Variabel penelitian ini meliputi variabel bebas (X), yaitu Kecerdasan Emosional
(X1), Kecerdadsan Spiritual (X2) dan variabel terikat (Y), yaitu Kinerja Guru.
5. Penyusunan Instrumen Penelitian.
Langkah selanjutnya adalah menyusun instrumen, yaitu angket kecerdasan EQ
untuk mengetahui peningkatan EQ, angket kecerdasan SQ untuk mengetahui
peningkatan SQ, dan pedoman observasi untuk mengetahui kinerja dari guru.
6. Expert Judgement.
Instrumen angket kecerdasan EQ dan SQ yang diadaptasi dari buku tes yang
ditulis oleh Dwi Sunar P yang berjudul Edisi Lengkap IQ, EQ & SQ. Cara
Mudah Mengenali dan Memahami Kepribadian Anda tahun 2010. Kemudian
diperiksa oleh ahli, (Dr. Hilman Farouq dosen Manajemen Pendidikan di
UNINUS) yang kemudian dijadikan intrumen yang sudah valid.
7. Pedoman observasi.
Membuat pedoman observasi kinerja guru untuk lembar penilaian ketika
42
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Prosedur penelitian ini meliputi tiga tahap, yaitu tahap persiapan penelitian,
tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap akhir penelitian.
Tahap persiapan penelitian terdiri atas:
1. Studi pendahuluan
2. Konsultasi dengan pihak sekolah dan guru bidang studi mengenai waktu
penelitian serta populasi dan sampel yang akan dijadikan sebagai subyek
dalam penelitian.
3. Pembuatan instrumen penelitian berupa angket kecerdasan, mengadaptasi dari
buku sumber.
4. Membuat validitas instrumen kepada dosen ahli (expert judgement).
5. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian untuk mengetahui layak atau
tidaknya instrumen tersebut.
Tahap pelaksanaan penelitian terdiri atas:
1. Memberikan angket EQ dan SQ kepada guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8
Bandung.
2. Melakukan observasi dan wawancara terhadap guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8
Bandung.
Tahap akhir penelitian terdiri atas:
1. Mengolah data dan menganalisa angket yang telah diberikan kepada guru
SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung.
2. Menganalisa data hasil penelitian dan membahas temuan penelitian.
3. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data.
4. Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian.
43
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Kegiatan Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Teknik pengambilan data, adalah cara atau strategi yang digunakan oleh
peneliti untuk mendapatkan data. Adapun teknik pengambilan data penelitian ini
meliputi:
1. Wawancara.
Wawancara digunakan saat studi pendahuluan untuk mengetahui hal-hal
berkaitan dengan penelitian dari responden yang lebih mendalam. Wawancara
dilakukan dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Wali Kelas yang
terkait dan guru-guru di SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung. Wawancara
yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur, yaitu “wawancara yang
bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap dengan alternatif jawabannya”
(Sugiyono, 2011. hal 197).
Wawancara juga dilakukan kepada responden yaitu guru SMK yang menjadi
subjek penelitian. Wawancara dilakukan ketika observasi tidak dapat
dilakukan didalam kelas karena alasan-alasan tertentu. Peneliti dapat menilai
guru dari hasil wawancara singkat tentang kelengkapan dan tugas guru SMK
yang responden lakukan.
2. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan observasi dilakukan bila penelitian
44
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang diamati secara cermat, mendalam, dan terfokus dalam suasana formal
ataupun nonformal (Sugiyono, 2010, hlm. 203). Observasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah observasi lapangan, yaitu dengan mendatangi dan
mengamati langsung ke lapangan. Pedoman observasi dibuat untuk membatu
peneliti menilai kegiatan yang diobservasi.
3. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi dimaksudkan untuk mendapatkan
data tentang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8
Bandung.
4. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan
Spiritual guru.
5. Pembahasan.
Setelah data dianalisis dan didapatkan hasil penelitian, maka dilakukan
pembahasan hasil penelitian. Pada pembahasan penelitian, peneliti mencoba
mencari relevansi hasil penelitian dengan teori-teori yang ada dan
relevansinya dengan hasil penelitian dari peneliti terdahulu.
6. Simpulan, Implikasi, dan Rekomendasi.
Tahap akhir dari penelitian ini adalah membuat simpulan, implikasi, dan
rekomendasi.
3.6 Teknik Analisis Data.
Tahap selanjutnya adalah analisis data. Teknik analisis data adalah proses
kategori urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan
uraian dasar dengan penafsiran. Setelah didapatkan hasil data kuesioner dan hasil dari
pedoman observasi, maka selanjutnya dilakukan analisis data.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi
45
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menghasilkan nilai koefisien regresi. Teknik ini dipakai untuk menganalisis
kontribusi beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Rumus
persamaan regresi tersebut adalah:
β = koefisien regresi variabel X e = error disturbance
Selanjutnya data hasil penelitian dihitung koefisien korelasinya. Koefisien
korelasi merupakan ukuran besar kecilnya atau kuat atau tidaknya hubungan antara
variabel-variabel apabila bentuk hubungan tersebut linier. Koefisien korelasi (r)
dinyatakan dengan bilangan antara 0 sampai +1 atau 0 sampai –1.
Apabila koefisien korelasi mendekati +1 atau –1 berarti terdapat hubungan
yang kuat, sebaliknya apabila mendekati 0 berarti terdapat hubungan yang lemah atau
tidak ada hubungan. Tanda (+) menunjukkan adanya korelasi positif, tanda (-)
menunjukkan adanya korelasi negatif, dan 0 menunjukkan tidak adanya korelasi.
Salah satu metode untuk menghitung koefisien korelasi adalah metode Rank
Correlation, yang dirumuskan sebagai berikut:
46
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah analisis data kemudian hasil data diuji hipotesisnya. Uji hipotesis
menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis regresi ganda. Analisis regresi
sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara
sendiri-sendiri dengan variabel terikat, sedangkan untuk mengetahui kedua variabel bebas
secara bersama-sama dengan variabel terikat digunakan analisis regresi ganda dengan
dua prediktor.
Berikut ini adalah flowchart dari penelitian ini:
47
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis
dan dipermudah olehnya. Instrumen pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Angket Kecerdasan Emosioanl (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ)
Instrumen angket kecerdasan digunakan untuk mengetahui EQ dan SQ dari
guru SMK. Instrumen penelitian diadaptasi dari buku Dwi Sunar P. (2010). Berjudul
“Edisi Lengkap IQ, EQ & SQ. Cara Mudah Mengenali dan Memahami Kepribadian Anda”. Bentuk skala yang digunakan dalam angket kecerdasan ini adalah Skala Likert.
Untuk mengetahui hubungan antara EQ dan SQ dengan kinerja guru SMK
Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung., diperlukan Skala Likert mengembangkan prosedur
yang ada dengan skala sebagai berikut:
Tabel 3.1 Penulisan Skala Likert
Keuntungan menggunakan skala Likert dari tingkat kepentingan dan tingkat
pelaksanaan yaitu adanya keragaman skor sebagai akibat penggunaan skala 1-5,
dengan dimensi yang tercermin dalam daftar pertanyaan memungkinkan responden
48
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya data yang diperoleh dari responden dengan menggunakan
kuesioner dihitung sesuai skala Likert dan dimasukan kedalam tabel analisa
berdasarkan variabel EQ dan SQ yang selanjutnya dapat dilihat hubungannya dengan
kinerja guru di SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung.
2. Pedoman Observasi
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi aktivitas,
yaitu dengan mendatangi dan mengamati langsung ke kelas ketika Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) berlangsung sehingga peneliti bisa menilai kinerja guru ketika
berada pada KBM sehari-hari. Rata-rata peneliti memasuki kelas 2 kali pertemuan
91
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
1.1 Simpulan
Hasil penelitian mengenai Evaluasi EQ dan SQ Guru Terhadap Kinerjanya
dalam upaya mencari solusi peningkatan mutu pembelajaran di SMK Kota Bandung
memperoleh beberapa simpulan:
Pertama, dari hasil analisis data penelitian diperoleh nilai r = 0,347, maka Ho
ditolak, yang berarti EQ (X1) memiliki hubungan dengan kategori Cukup dengan
Kinerja (Y) guru di SMKN 2, 4, 5 dan 8 Bandung. Artinya, berdasarkan hasil
penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa EQ memiliki hubungan yang Cukup
dengan Kinerja guru di SMKN 2, 4, 5 dan 8 Bandung.
Kedua, dari hasil analisis data penelitian diperoleh nilai r = 0,509, maka Ho
ditolak, yang berarti SQ (X2) memiliki hubungan dengan kategori Kuat dengan
Kinerja (Y) guru di SMKN 2, 4, 5 dan 8 Bandung. Artinya, Artinya, berdasarkan
hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa SQ memiliki hubungan yang Kuat
dengan kinerja guru di SMKN 2, 4, 5 dan 8 Bandung.
Ketiga, dari hasil analisis data penelitian diperoleh nilai R = 0.550, yang
berarti bahwa variabel dependent dan independent memiliki hubungan linear dengan
kategori Kuat. Kemudian, diperoleh angka Adjusted R Square sebesar 0,302 atau
30,2%. Hal ini menunjukkan bahwa EQ dan SQ memilliki sumbangan sebesar 30,2%
terhadap Kinerja guru di SMKN 2, 4, 5 dan 8 Bandung. Sedangkan sisanya sebesar
92
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.2 Implikasi
Hasil penelitian membuktikan adanya hubungan antara EQ dan SQ yang
dimiliki guru dengan kinerja guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung secara
deskriptif, sehingga memunculkan beberapa implikasi yang dianggap relevan dengan
penelitian ini.
5.2.1 Implikasi Teoritis
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EQ dari 42 responden memiliki
hubungan dengan kinerja guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung, sehingga
dapat dikatakan guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung harus memiliki
kesadaran pada dirinya pentingnya peranan EQ untuk peningkatan kinerja dan
mutu pembelajaran pada umumnya.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SQ dari 42 responden memiliki
hubungan dengan kinerja guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung, sehingga
dapat dikatakan guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung harus memiliki
kesadaran pada dirinya pentingnya peranan SQ untuk peningkatan kinerja dan
mutu pembelajaran pada umumnya.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EQ dan SQ dari 42 responden memiliki
hubungan dengan kinerja guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung, sehingga
dapat dikatakan guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung harus memiliki
kesadaran pada dirinya pentingnya peranan EQ untuk peningkatan kinerja dan
mutu pembelajaran pada umumnya.
5.2.2 Implikasi Praktis
1. Hasil penelitian dapat dijadikan parameter oleh lembaga pemerintah untuk
93
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
EQ dan SQ bagi guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung untuk
meningkatkan kinerja guru.
2. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan evaluasi untuk meningkatkan EQ, SQ,
dan kinerja guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung, sehingga dapat
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah dan peserta didik yang
berkarakter pada khususnya.
3. Hasil penelitian dapat ditindaklanjuti oleh guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8
Bandung untuk lebih menyadari peranan EQ dan SQ.
1.3 Rekomendasi
Dari hasil penelitian mengenai Evaluasi EQ dan SQ Guru Terhadap
Kinerjanya di SMK SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung, maka peneliti
merekomendasikan kepada:
1. Sekolah, untuk mencanangkan program pengembangan Kecerdasan
Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) untuk setiap guru SMK
Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung di setiap jurusan dengan mengadakan Pelatihan
ESQ secara rutin agar dapat meningkatkan mutu pendidikan.
2. Guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung, untuk terus mengembangkan dan
menerapkan Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) yang
ada pada dirinya. Dimulai dari kesadaran dalam diri agar tetap mempunyai
motivasi yang baik dam keinginan untuk terus berkembang demi dirinya
sendiri, peserta didik, sekolah sampai lingkungan masyarakat. Pengamalan
nyata dari EQ dan SQ dan bukan hanya sekedar mengetahui di setiap
Kegiatan Belajar-Mengajar, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat
94
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Kepala Sekolah SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8 Bandung, untuk memberi contoh
dimulai dari dirinya sendiri bahwa dengan mempunya Kecerdasan Emosional
(EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ), seseorang dapat meningkat kinerjanya,
agar para guru termotivasi untuk menggali Kecerdasan Emosional (EQ) dan
Kecerdasan Spiritual (SQ) yang ada pada dirinya dan kemampuan yang
dimilikinya secara optimal serta lebih aktif terlibat dalam kegiatan
pembelajaran sehingga mencapai hasil belajar yang diharapkan.
4. Lembaga pemerintah, untuk lebih memperhatikan tentang pentingnya
Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) sehingga dapat
mencanangkan program-program terkait untuk guru SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8
Bandung dan sekolah demi peningkatan mutu pembelajaran.
5. Orang tua, untuk mendukung program pengembangan Kecerdasan Emosional
(EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) bagi guru di SMK Negeri 2, 4, 5 dan 8
Bandung demi KBM yang lebih baik dan peningkatan hasil belajar juga
karakter peserta didik.
6. Peneliti selanjutnya, untuk meneliti tentang Kecerdasan Emosional (EQ) dan
Kecerdasan Spiritual (SQ) pada guru dan warga sekolah pada umumnya
94
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Adjie Sapta , Aji Hermawan, Musa Hubeis , M Joko Affandi. (2012).
International Journal: Affect Of Esq Training (Training Of Emotional Intelligence And Spiritual Intelligence) To Organizational Commitment And Job Satisfaction. International Journal of Information Technology and Business Management.
B. Suryo Subroto. (1997). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Bakar, Abu. 2011. Hubungan Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Emosional, Motivasi Berprestasi, Budaya Organisasi dengan Kinerja Guru Kimia SMA se Malang Raya. Manajemen Pendidikan/ Program Pascasarjana UM
Bastomo. 2012. Fenomena Tawuran Ketimpangan IQ dengan EQ dan
SQ.Diakses dari: [http://edukasi.kompasiana.com/2012/09/26/fenomena-tawuran-ketimpangan-iq-dengan-eq-dan-sq-]
Brannen, Julia. (2005). Memadu Metode Penelitian. Samarinda: Pustaka Pelajar.
Chubba, Dasratul. (2007). Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar SIswa
Kelas XI SMK Wachid Hasyim Surabaya. Malang: Universitas Islam
Negeri Malang.
Daryanto S.S. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Apollo.
Depdiknas (2003) Undang-Undang RI Nomer 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (online) http:/www.depdiknas.go.id.
Deporter, Bobbi. (1999). Quantum Teaching. Bandung: Mizan Media Utama (MMU).
Ginanjar Agustian, Ary. (2001). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi
dan Spiritual (ESQ). Jakarta: Arga Wijaya Persada.
Goddard, Wayne (2004). Research Methodology: An Instruction. Diakses dari: [www.newagepublishers.com/samplechapter/000896.]
Goleman, D. .(2000). Kecerdasan Emosi: Mengapa Emotional Intelligence Lebih
Tinggi daripada IQ. Alih Bahasa: T. Hermay. Jakarta: PT. Gramedia
95
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hadi, Saiful. (2007). Kompetensi yang harus Dimiliki Seorang Guru. (www. Saiful Hadi. Wordpress.com, 2007)
Hadipassa, Emal (2013). Pengaruh Organisasi Sekolah dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Guru SD di Kota Sukabumi. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Hasibuan, Zainal, A., 2007, Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer
Dan Teknologi Informasi : Konsep, Teknik dan Aplikasi, Jakarta: Fakultas
Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
Istiadi, Irawati. (2004). Istimewakan Setiap Anak. Jakarta: Pustaka Inti
Kartini, Kartono . (1985). Menyiapkan dan Memadukan Karir. Jakarta: CV Rajawali.
Lahey. B. Benjamin. (2007). Psychology: An Introduction. Chicago: University of Chicago.
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu . (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
McMillan, James H. & Schumacher, Sally. (2001). Research in Education. United States: Addison Wesley Longman.
Meirnayati, R.A Fabiola. 2005. Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus di Hotel Horison Semarang). Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang
Moleong, Lexy J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muryo Dewanto, Alvis dan Siti Nurhayati. (2009). Pengaruh Kecerdasan
Emosional Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Sikap Etis Dan Prestasi Mahasiswa Akuntansi (Studi Pada Perguruan Tinggi Di Kota Pekalongan).
Musarofah. (2008). Kinerja Guru di MTs Al-Wathoniyah I Cilungup Duren
Sawit - Jakarta Timur. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Uin
96
Fadila Rahma Ghoer, 2014
Evaluasi eq dan sq guru kaitannya dengan kinerja
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mustika Ati, Ayuning. (2012). Pengaruh Perkuliahan Pendidikan Karakter Dan
Pelatihan Esq Terhadap Pembentukan Kepribadian Mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Angkatan 2010. Universitas Negeri Yogyakarta 2012.
Mutaqiyyun, Ani. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Dosen. Fakultas Ekonomi Universitas Ahmad Dahla Yogyakarta
Nurfitria, Nadia. (2011). Pengaruh Pelaksanaan Training ESQ Terhadap Kinerja
Karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pande, Putu Mahardika. Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
Emosional & dan Kecerdasan Spiritual Pada Kinerja Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Undayana (Studi Empiris Mahasiswa MAKSI dan PPAK).
Paisal & Anggraini, Susi. (2010). Jurnal Ilmiah: Pengaruh KEcerdasan
Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karwayan pada LBPP-Lia Palembang. Edisi Ke-IV. Palembang: Politeknik Negeri
Sriwijaya.
Putri, Mentari Adriaeni & Gustomo, Aurik. (2012). International Journal:
Analysis The Effect of Emotional Intelligence on Performance Through Leadership Style and Organizational Culture as A Moderator. Bandung:
Sekolah Bisnis dan Manajemen. Institut Teknologi Bandung.
Ratnasari, Diyan & Muttaqiyathun, Ani. Pengaruh Kecerdasan Emosional
Terhadap Kinerja Guru pada SD yang Terletak di Wilayah Tegaltirto.
Universitas Ahmad Dahlan.
Simamora, Henry. (1995). Manajemen Sunber Daya Manusia. Jakarta: STIE YKPN.
Sunar P, Dwi. (2010). Edisi Lengkap IQ, EQ & SQ. Cara Mudah Mengenali dan
Memahami Kepribadian Anda. Jogjakarta: FlashBooks.
Tasmara, Toto. (2001). Kecerdasan Ruhani. Jakarta: Gema Insani Press.
Trihandini, Fabiola Meirnayati. (2005). Analisis Pengaruh Kecerdasan
Intelektual, Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus di Hotel Horison Semarang). Semarang: