• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Atmosphere Foodcourt Food Federation Terhadap Minat Beli Di Kalangan Mahasiswa Kristen Maranatha.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Atmosphere Foodcourt Food Federation Terhadap Minat Beli Di Kalangan Mahasiswa Kristen Maranatha."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Dalam penelitian ini penulis menganalisis pengaruh Atmosphere Foodcourt Food

Federation terhadap minat beli dikalangan Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha

dengan menggunakan metode pengumpulan data wawancara, kuesioner kepada 135 responden dan observasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan

Atmosphere pada Foodcourt Food Federation, mengetahui penilaian konsumen terhadap Atmosphere, mengetahui minat beli konsumen dan mengetahui seberapa besar pengaruh Atmosphere terhadap minat beli konsumen.

Dalam pelaksanaan atmosphere, Foodcourt Food Federation berusaha membuat

senyaman dan semenarik mungkin pada tiap-tiap aspek eksterior, general interior, store

layout dan general POP display agar membuat konsumen merasa lebih nyaman saat

berada dan berbelanja di Foodcourt Food Federation.

Kemudahan konsumen dalam menjangkau makanan dan minuman, lokasi yang strategis, papan nama foodcourt yang jelas dan menarik, pintu masuk serta penerangan dalam foodcourt merupakan aspek-aspek yang sudah dilaksanakan dengan cukup baik oleh Foodcourt Food Federation. Sedangkan pelaksanaan atmosphere yang masih perlu ditingkatkan oleh Foodcourt Food Federation adalah pada aspek general interior terutama dalam hal pegawai-pegawai foodcourt, seperti tingkat keramahan, kegesitan, kejujuran dan keterampilan yang dimiliki oleh pegawai-pegawai foodcourt serta kenyamanan suhu udara masih kurang memuaskan.

Dari hasil penelitian dan pengolahan data statistik diketahui hasil regresi sederhana menunjukkan persamaan Y = 1.253 + 0.651 X yang berarti nilai konstanta a memiliki arti bahwa ketika variabel Atmosphere (X) bernilai nol atau tingkat minat beli konsumen (Y) tidak dipengaruhi oleh Atmosphere, maka rata-rata tingkat minat beli konsumen sebesar 1.253. Koefisien regresi b memiliki arti bahwa jika variabel

Atmosphere (X) meningkat sebesar satu satuan, maka tingkat minat beli konsumen akan

meningkat sebesar 0,651. Hasil koefisien korelasi Pearson menunjukkan nilai 0,476 yang berarti terdapat hubungan signifikansi positif antara Atmosphere dengan minat beli. Hasil koefisien determinasi adalah sebesar 22.65%, yang berarti besarnya pengaruh

Atmosphere terhadap minat beli adalah sebesar 22.65%.

Dengan demikian dapat diketahui, terdapat pengaruh positif yang signifikan antara Atmosphere terhadap Minat Beli Konsumen pada Foodcourt Food Federation. Jika Atmosphere semakin baik, maka semakin tinggi pula minat beli konsumen pada

Foodcourt Food Federation tersebut. Untuk meningkatkan Atmosphere, Foodcourt Food Federation sebaiknya lebih memperhatikan aspek general interior, terutama pada para

pegawainya agar konsumen merasa nyaman saat berbelanja di Foodcourt Food

Federation. Selain itu, Foodcourt Food Federation dapat menambahkan fasilitas musik

atau band akustik, hotspot dan lain-lain agar konsumen merasa lebih nyaman saat berada di Foodcourt Food Federation.

(2)

v Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Hal LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ………. ii

DAFTAR ISI ……….... v

DAFTAR GAMBAR ………... x

DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... xi xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah ………... 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ………..…………... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ……….. 7

1.5 Kerangka Pemikiran ………... 8

1.6 Metode Penelitian ……….. 13

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Pemasaran………... 22

2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran... 24

(3)
(4)

vii Universitas Kristen Maranatha BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian...………... 76 3.2 Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel…... 3.3 Sumber Data...

4.1 Gambaran Umum Foodcourt Food Federation...………... 103 4.2 Upaya Foodcourt Food Federation Mengelola Atmosphere Dalam Upaya

Meningkatkan Minat Beli Konsumen………... 104 4.3 Tanggapan Konsumen Terhadap Atmosphere Foodcourt Food Federation.... 114 4.3.1 Profil Responden………...

(5)

viii Universitas Kristen Maranatha

4.5 Analisis Pengaruh Atmosphere Terhadap Minat Beli Konsumen di

Foodcourt Food Federation……….

(6)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA... 165

(7)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran... 8

Gambar 1.2 Model AIDA... 11

Gambar 2.1 Diagram Elemen-Elemen Atmosphere... 43

Gambar 2.2 Model Perilaku Konsumen... 65

Gambar 2.3 Model AIDA... 70

Gambar 4.1 Eksterior Foodcourt Food Federation... 105

Gambar 4.2 General Interior Foodcourt Food Federation... 108

Gambar 4.3 General Interior Foodcourt Food Federation... 108

Gambar 4.4 General Interior Foodcourt Food Federation... 109

Gambar 4.5 General Interior Foodcourt Food Federation... 109

Gambar 4.6 General Interior Foodcourt Food Federation... 110

Gambar 4.7 General Interior Foodcourt Food Federation... 110

Gambar 4.8 Store Layout Foodcourt Food Federation... 112

Gambar 4.9 Store Layout Foodcourt Food Federation... 112

(8)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Opersionalisasi Variabel X : Atmosphere... 78

Tabel 3.1 Lanjutan Operasionalisasi Variabel X : Atmosphere... 79

Tabel 3.1 Lanjutan Operasionalisasi Variabel X : Atmosphere... 80

Tabel 3.2 Opersionalisasi Variabel Y : Minat Beli... 81

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden... 115

Tabel 4.2 Usia Responden... 115

Tabel 4.3 Tingkat Pengeluaran Per Bulan Responden... 116

Tabel 4.4 Mengunjungi Foodcourt Food Federation... 117

Tabel 4.5 Tanggapan Responden Terhadap Penilaian Pada Lambang/Papan Nama………. 118

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Lebarnya Pintu Masuk... 119

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Lokasi yang Strategis... 120

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Penilaian Pada Kenyamanan... 121

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Penerangan... 122

Tabel 4.10 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Kenyamanan Suhu Udara... 123

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Keleluasaan Berlalu Lalang... 124

Tabel 4.12 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Kualitas Makanan dan Minuman... 125

Tabel 4.13 Tanggapan Responden Terhadap Keragaman Makanan dan Minuman... 126

Tabel 4.14 Tanggapan Responden Terhadap Pemajangan Makanan dan Minuman... 127

Tabel 4.15 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Keramahan Pegawai... 128

Tabel 4.16 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Keterampilan Pegawai.... 129

Tabel 4.17 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Kegesitan Pegawai... 130

(9)

xii Universitas Kristen Maranatha

Tabel 4.19 Tanggapan Responden Terhadap Jumlah Kasir... 132

Tabel 4.20 Tanggapan Responden Terhadap Proses Pembayaran... 133

Tabel 4.21 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Kebersihan... 134

Tabel 4.22 Tanggapan Responden Terhadap Kemudahan Dalam Mencari Makanan dan Minuman... 135

Tabel 4.23 Tanggapan Responden Terhadap Penilaian Tata Letak Penyusunan Makanan dan Minuman... 136

Tabel 4.24 Tanggapan Responden Terhadap Kemudahan Dalam menjangkau Makanan dan Minuman... 137

Tabel 4.25 Tanggapan Responden Terhadap Pemasangan Petunjuk Tata Letak Makanan dan Minuman... 138

Tabel 4.26 Tanggapan Responden Terhadap Daftar Menu Makanan dan Minuman... 139

Tabel 4.27 Tanggapan Responden Terhadap Daya Tarik Dekorasi... 140

Tabel 4.28 Skor Rata-Rata Variabel X... 141

Tabel 4.28 Lanjutan Skor Rata-Rata Variabel X... 142

Tabel 4.28 Lanjutan Skor Rata-Rata Variabel X... 143

Tabel 4.29 Skor Rata-Rata Terbaik Variabel Atmosphere... 143

Tabel 4.30 Skor Rata-Rata Terburuk Variabel Atmosphere... 144

Tabel 4.31 Tanggapan Responden Terhadap Kesadaran Konsumen Akan Keberadaan Foodcourt... 145

Tabel 4.32 Tanggapan Responden Terhadap Rasa Tertarik Oleh Atmosphere.... 146

Tabel 4.33 Tanggapan Responden Terhadap Keinginan Untuk Membeli... 147

(10)

xiii Universitas Kristen Maranatha

Tabel 4.35 Skor Rata-Rata Variabel Y... 149

Tabel 4.36 Hasil Regresi Atmosphere Terhadap Minat Beli... 151

Tabel 4.37 ANOVA (b)... 152

Tabel 4.38 Hasil Korelasi Atmosphere Terhadap Minat Beli... 153

Tabel 4.39 Analisis Validitas KMO and Bartlett’s Test... 156

Tabel 4.40 Hasil Uji Validitas... 157

Tabel 4.41 Reliability Statistic X... 158

Tabel 4.42 Item Total Statistic X... 159

Tabel 4.43 Reliability Statistic Y... 160

(11)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Kuesioner

LAMPIRAN 2. Hasil Karakteristik Responden

LAMPIRAN 3. Hasil Uji Pernyataan Variabel X dan Variabel Y LAMPIRAN 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu indikator yang penting dalam perekonomian suatu bangsa adalah kegiatan perdagangan. Perusahaan dituntut untuk harus selalu berkembang dan senantiasa menciptakan terobosan-terobosan baru sehingga mampu berkompetisi. Persaingan diberbagai sektor bisnis semakin meningkat dalam memperebutkan konsumen yang semakin berhati-hati dalam membelanjakan uangnya.

Eceran (retailing) meliputi kegiatan yang tercakup dalam penjualan barang atau jasa langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan non-bisnis. Setiap organisasi yang melakukan penjualan kepada konsumen akhir – apakah itu produsen, pedagang besar, atau pengecer – melakukan eceran. Tidak masalah

bagaimana barang atau jasa tersebut dijual (melalui orang, surat, telepon, atau mesin

penjaja, atau internet) atau di mana dijual (di toko, di pinggir jalan, atau di rumah konsumen). Dewasa ini, konsumen dapat membeli barang dan jasa dari berbagai jenis organisasi eceran. Ada pengecer toko, pengecer non-toko, dan organisasi eceran.

(Kotler, Keller, 2007:164)

(13)

BAB I PENDAHULUAN

2 Universitas Kristen Maranatha dipenuhi, maka tidak mengherankan jika bisnis yang berhubungan dengan makanan dan minuman tidak pernah sepi dari serbuan mereka yang ingin berbisnis. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih tempat yang akan dijadikan tempat berbelanja, makan atau minum. Salah satu pertimbangan konsumen dalam memilih tempat tersebut adalah kenyamanan tempat.

Foodcourt merupakan salah satu bisnis yang berhubungan dengan makanan.

Foodcourt disebut juga sebuah fasilitas makan dan minum yang biasanya

diperuntukkan khusus untuk melengkapi fasilitas sebuah perusahaan / lembaga.Yang membedakan Foodcourt dengan tempat makan lainnya yaitu, di dalam suatu

Foodcourt terdapat atau menggunakan stand-stand untuk memasarkan produknya dan

biasanya Foodcourt terdapat di dalam suatu pusat-pusat perbelanjaan, kampus dan lain-lain.

Kenyamanan tempat makan di foodcourt dapat diciptakan melalui pemilihan warna, penempatan meja makan, cahaya, penampilan dari foodcourt itu sendiri, pemilihan jenis musik yang tepat dan lainnya dimana hal tersebut termasuk dalam strategi store atmosphere.

Store atmosphere merupakan salah satu strategi yang penting dalam hal

menciptakan suasana yang nyaman, dapat menimbulkan kesan yang baik, dan akhirnya akan mempengaruhi emosi konsumen untuk berbelanja atau makan ditempat tersebut.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

3 Universitas Kristen Maranatha menumbuhkan minat dalam membeli. Desain toko yang tepat dapat mengubah orang dari yang sekedar melihat-lihat mempunyai minat ingin membeli.

Suasana atau atmosphere dalam gerai merupakan salah satu dari berbagai unsur dalam bauran pemasaran ritel (retail marketing mix). Gerai kecil yang tertata rapi dan menarik akan lebih mengundang pembeli dibandingkan gerai yang diatur biasa saja. Sementara, gerai yang diatur biasa saja tapi bersih lebih menarik daripada gerai yang tidak diatur sama sekali dan tampak kotor. (Hendri Ma’ruf, 2005:201)

Suatu foodcourt harus dapat menciptakan store atmosphere yang menarik sehingga konsumen datang dan membuat mereka tertarik dengan suasananya dan mendorong kearah pembelian. Peran store atmosphere menjadi semakin penting pada bisnis foodcourt ini, karena kecenderungan konsumen bukan hanya bersantap saja melainkan juga kegiatan mengisi waktu, liburan, kontak sosial, atau bahkan pelepas stres dari kegiatan sehari-hari. Foodcourt harus dapat memanfaatkan keadaan ini dengan mengembangkan store atmosphere-nya yang akan mendorong terjadinya pembelian.

Atmosphere suatu foodcourt yang menarik dapat membuat kepuasan tersendiri

bagi konsumen. Konsumen itu akan melakukan kegiatan konsumsi dan menceritakan kepada orang lain tentang apa yang mereka lihat dan rasakan dari foodcourt tersebut. Hal ini akan sangat berdampak positif bagi perkembangan usaha foodcourt tersebut.

Foodcourt Food Federation merupakan sebuah jenis usaha yang menawarkan

(15)

BAB I PENDAHULUAN

4 Universitas Kristen Maranatha stand yang menjual makanan mulai dari makanan ringan hingga makanan berat serta berbagai macam minuman, seperti air mineral, soft drink, kopi dan lain-lain.

Dengan lahan yang cukup luas, penerangan yang mendukung, tata letak yang baik, penampilan yang cukup menarik membuat para konsumen tertarik untuk mendatangi foodcourt tersebut. Para konsumen atau mahasiswa terkadang datang bukan hanya untuk makan atau minum saja, tetapi ada juga yang memanfaatkan

foodcourt Food Federation untuk sekedar tempat bersantai, mengisi waktu kosong

dan melakukan kontak sosial.

Atmosphere merupakan salah satu aspek penting untuk menarik perhatian dan

minat konsumen pada foodcourt atau barang dan mendorong keinginan untuk membeli melalui daya tarik penglihatan langsung. Agar konsumen atau pelanggan merasa betah, maka diperlukan atmosphere atau suasana yang menarik dengan menciptakan daya tarik penataan ruang dan penyusunan produk pada Foodcourt Food

Federation, sehingga timbul minat beli konsumen untuk membeli barang tersebut.

Minat beli merupakan rasa ketertarikan yang dialami oleh konsumen terhadap suatu produk (barang atau jasa) yang dipengaruhi oleh sikap diluar konsumen dan didalamnya konsumen itu sendiri.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

5 Universitas Kristen Maranatha baik eksternal maupun internal dimana sebelumnya dilakukan evaluasi terhadap produk atau jasa yang akan dibeli.

Minat beli timbul setelah konsumen menerima stimulus dari sesuatu yang mereka lihat, pada saat konsumen memasuki sebuah toko saat itulah timbul perhatian, keingintahuan, bahkan keinginan untuk mencoba dan kemudian membeli produk. Menurut Assael (2002:53) minat beli adalah sikap atau tindakan konsumen dalam proses pengambilan keputusan dalam merencanakan pembelian terhadap sejumlah merek

Pemasar harus dapat mempelajari pandangan konsumen terhadap suatu produk. Dengan mempelajari perilaku konsumen pasar sasarannya dengan memberikan rangsangan-rangsangan dari luar seperti desain luar gedung, warna, suara, kebersihan toko, dan sebagainya, maka diharapkan suatu perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya dengan baik.

Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti, yaitu sistem kepercayaan yang melandasi sikap dan perilaku konsumen. Nilai inti itu jauh lebih dalam daripada perilaku atau sikap, dan pada dasarnya menentukan pilihan dan keinginan orang dalam jangka panjang. Pemasar yang menargetkan konsumen berdasarkan pada keyakinan nilai mereka dengan menarik bagi inner-selves orang sendiri, adalah mungkin untuk memengaruhi outer-selves mereka – perilaku pembelian mereka. (Kotler, Keller, 2007:226)

(17)

BAB I PENDAHULUAN

6 Universitas Kristen Maranatha pikiran konsumen. Dimana hal ini akan berpengaruh pada minat makan atau minat beli konsumen.

Berdasarkan hal diatas, maka judul skripsi yang ingin penulis ajukan adalah:

“PENGARUH ATMOSPHERE FOODCOURT FOOD FEDERATION TERHADAP MINAT BELI DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA” (Studi kasus: Foodcourt Food Federation Universitas Kristen Maranatha, Bandung)

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas dapat diketahui bahwa atmosphere sangat penting karena berhubungan dengan perasaan dan dapat mempengaruhi minat beli pada saat mengunjungi Foodcourt Food Federation.

Bertitik tolak dari latar belakang masalah penelitian terdapat beberapa masalah yang dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan Atmosphere dalam Foodcourt Food Federation Universitas Kristen Maranatha?

2. Bagaimana penilaian Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha terhadap

Atmosphere dalam Foodcourt Food Federation?

3. Bagaimana minat beli Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha di

Foodcourt Food Federation?

(18)

BAB I PENDAHULUAN

7 Universitas Kristen Maranatha

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi guna penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana (strata satu) pada Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen Universitas Kristen Maranatha.

Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan atmosphere dalam Foodcourt

Food Federation Universitas Kristen Maranatha.

2. Untuk mengetahui bagaimana penilaian mahasiswa Universitas Kristen Maranatha terhadap atmosphere dalam Foodcourt Food Federation.

3. Untuk mengetahui minat beli mahasisiwa Universitas Kristen Maranatha terhadap Foodcourt Food Federation.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atmospherer dalam Foodcourt

Food Federation terhadap minat beli mahasiswa Universitas Kristen

Maranatha.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penulis mengharapkan penelitian ini memberikan hasil yang bermanfaat, sejalan dengan maksud dan tujuan penelitian yang diharapkan.

Penelitian yang dilakukan penulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Bagi Perusahaan, diharapkan perusahaan dapat semakin menyadari akan

(19)

BAB I PENDAHULUAN 2. Bagi Penulis, Untuk menambah wawasan ilmu dan pengetahuan yang telah

diperoleh selama di bangku kuliah dengan dunia praktika di perusahaan sehari-hari dan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar sarjana ekonomi jurusan manajemen.

3. Bagi Pembaca, sebagai bahan perbandingan maupun sebagai sumbangan pemikiran dan informasi bagi mereka yang merasa tertarik untuk memahami masalah atmosphere terhadap minat beli konsumen.

1.5 Kerangka Pemikiran

Bagan kerangka pemikiran dapat dilihat dari Gambar 1.1:

(20)

BAB I PENDAHULUAN

9 Universitas Kristen Maranatha Setiap perusahaan selalu berusaha untuk menawarkan produk dan jasa yang dapat menciptakan kenyamanan kepada konsumen, sehingga dapat menimbulkan minat beli dan kepuasan terhadap konsumen. Untuk dapat bertahan menghadapi persaingan dan memperebutkan konsumen, retailer harus melakukan konsep pemasaran yang sesuai dan berusaha memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Kotler (2005;22); “Konsep Pemasaran adalah orientasi pengelolaan yang menganut pandangan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi adalah menetapkan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang dinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada pesaing ”.

Menurut Kotler (2000:181) atmosphere adalah suatu lingkungan yang dikemas dan dirancang oleh orang-orang kreatif yang menggabungkan rangsangan visual, bau dan perasaan untuk mencapai beberapa tujuan yaitu mendorong kecenderungan pembeli kepada pembelian suatu produk

Dalam atmosphere rancangan dari luar akan mempengaruhi emosi dan pikiran konsumen. Suasana yang diciptakan harus dapat mewakili pesan dan kesan yang ingin disampaikan pada konsumen. Wujud fisik, dan aroma dari foodcourt berpengaruh sangat besar pada image yang ingin ditampilkan.

Variabel di dalam atmosphere meliputi empat elemen utama yaitu : General

Interior, Eksterior, Store Layout dan Display. Kombinasi dari variabel-variabel

tersebut dijadikan suatu pola untuk konsumen dalam bentuk penyajian yang menarik.

Atmosphere dalam suatu toko sangatlah penting karena dapat mempengaruhi

(21)

BAB I PENDAHULUAN

10 Universitas Kristen Maranatha

(store atmosphere) terutama melibatkan afeksi dalam bentuk status emosi dalam toko

yang mungkin tidak disadari sepenuhnya oleh konsumen ketika sedang berbelanja”. Menurut Assael (2002:53) minat beli adalah sikap atau tindakan konsumen dalam proses pengambilan keputusan dalam merencanakan pembelian terhadap sejumlah merek. Minat beli timbul setelah konsumen menerima stimulus dari sesuatu yang mereka lihat, pada saat konsumen memasuki sebuah toko saat itulah timbul perhatian, keingintahuan, bahkan keinginan untuk mencoba dan kemudian membeli produk. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen yaitu : (Assael, 2002: 72)

a. Lingkungan

Lingkungan sekitar dapat mempengaruhi minat beli konsumen dalam memilih suatu merek tertentu.

b. Stimuli Pemasaran

Perusahaan berupaya menstimulus konsumen sehingga dapat menarik minat beli, diantaranya dengan iklan yang menarik.

Rangsangan dari luar dapat mempengaruhi mood, pikiran dan emosi konsumen untuk berkunjung dan berlama-lama di dalam foodcourt. Seperti: desain, bentuk, letak, kebersihan, pencahayaan, sampai pada suara musik. Eksterior dan general

interior sebuah foodcourt dirancang untuk menciptakan perasaan khusus dan isyarat

(22)

BAB I PENDAHULUAN

11 Universitas Kristen Maranatha Maka dari itu pengelola Food Federation harus dapat merancang dan melaksanakan strateginya dalam mencapai suatu minat beli konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Dengan penataan atmosphere yang baik, tepat, menarik dan kreatif merupakan kebersihan bagi suatu tempat makan karena dengan demikian keinginan atau kebutuhan konsumen dapat memperoleh kepuasan.

Sebelum seseorang mengambil tindakan nyata, biasanya mereka akan mengembangkan minat untuk bertindak. Minat itu ada prosesnya, dimana prosesnya ada empat yang disebut konsep AIDA, yaitu Attention (perhatian), Interest (ketertarikan), Desire (keinginan), dan Action (tindakan). Konsep AIDA dapat dilihat pada Gambar 1.2:

Gambar 1.2 MODEL AIDA

(23)

BAB I PENDAHULUAN

12 Universitas Kristen Maranatha

◊ Attention (Menarik Perhatian)

Mencari dan mendapatkan perhatian dari calon pembeli. Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan rancangan eksterior foodcourt yang menarik sehingga konsumen tertarik untuk berkunjung.

◊ Interest (Menimbulkan Ketertarikan)

Menciptakan dan menimbulkan rasa tertarik. Pemilihan warna, cahaya, penempatan barang yang tepat akan menimbulkan rasa ketertarikan pada diri konsumen dan mereka akan meluangkan lebih banyak waktu di foodcourt tersebut.

◊ Desire (Membangkitkan Keinginan)

Setelah rasa tertarik diciptakan, kembangkan minat beli dari konsumen. Bila konsumen menyukai dan merasa aman dengan atmosphere pada suatu foodcourt,

toko atau tempat makan, maka minat makan atau minat beli dapat dibangkitkan untuk melakukan tindakan lebih lanjut menuju pembelian.

◊ Action (Menggerakkan Tindakan)

Mengadakan tindakan kearah pembelian. Dalam atmosphere pada suatu foodcourt

(24)

BAB I PENDAHULUAN

13 Universitas Kristen Maranatha Bertitik tolak dari hal tersebut, maka penulis mengemukakan hipotesis bahwa “Atmosphere pada suatu foodcourt yang tercipta dari pengaturan elemen dan sub elemen pada suatu tempat makan akan mempengaruhi minat makan dan minum atau minat beli konsumen dalam memilih Foodcourt Food Federation Universitas Kristen Maranatha sebagai tempat makan dan minum”, berarti pihak Foodcourt Food

Federation Universitas Kristen Maranatha dan manajemen diharapkan mempunyai

sesuatu yang lebih untuk ditawarkan, agar konsumen tertarik untuk mengambil keputusan makan dan minum serta menikmati suasana yang ada di Foodcourt Food

Federation Universitas Kristen Maranatha.

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah analisis deskriptif, yaitu dimana penulis berusaha untuk memberi gambaran mengenai keadaan elemen atau sub elemen dengan cara mengumpulkan data yang relevan, kemudian memberikan gambaran mengenai pengaruh atmosphere suatu Foodcourt terhadap minat beli konsumen. Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas adalah

atmosphere yang diadakan oleh pihak perusahaan, sedangkan variabel terikat adalah

minat beli konsumen.

Penelitian ini menganalisis pengaruh atmosphere pada minat beli konsumen. Sampel yang digunakan adalah konsumen yang ada atau pernah mengunjungi

(25)

BAB I PENDAHULUAN

14 Universitas Kristen Maranatha

1.6.1 Variabel Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memisahkan objek penelitian ke dalam dua variabel, yaitu:

1. Variabel bebas (independent variabel)

Variabel yang berdiri sendiri atau variabel bebas yang dapat mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini, variabel independennya adalah

atmosphere karena dapat mempengaruhi minat beli konsumen.

2. Variabel tidak bebas (dependent variabel)

Variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, yaitu oleh variabel x dan yang menjadi variabel terikat dalam judul penelitian ini adalah minat beli, karena dipengaruhi oleh atmosphere.

1.6.2 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari perusahaan dengan survei lapangan dan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada pengunjung Foodcourt

Food Federation. Data primer diperoleh melalui teknik pengumpulan

data:

(26)

BAB I PENDAHULUAN

15 Universitas Kristen Maranatha b. Wawancara, adalah suatu teknik pengumpulan data melalui tanya jawab secara langsung dengan manajemen Food Federation, pemilik stand-stand dan Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha yang mengunjungi

Foodcourt Food Federation.

c. Kuesioner, adalah suatu formulir yang di dalamnya berisi serangkaian pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada konsumen dan yang diharapkan untuk dijawab oleh konsumen, dengan maksud untuk mengetahui respon konsumen terhadap produk perusahaan untuk mengetahui sejauh mana atmosphere pada Foodcourt Food Federation

mempengaruhi minat makan di foodcourt tersebut. Data yang diperoleh dari penelitian lapangan ini merupakan data primer.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh selain dari pihak perusahaan, seperti buku, majalah, surat kabar, serta informasi-informasi lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

1.6.3 Sampling Design

Ada dua tipe utama desain pengambilan sampel: pengambilan sampel secara probabilitas dan nonprobabilitas. Dalam pengambilan sampel probabilitas (probabilty

sampling), besarnya peluang atau probabilitas elemen populasi untuk terpilih sebagai

(27)

BAB I PENDAHULUAN

16 Universitas Kristen Maranatha tidak diketahui. Desain pengambilan sampel cara probabilitas digunakan ketika representasi sampel adalah penting dalam rangka generalisasi lebih luas. Bila waktu atau faktor lainnya, dan bukan generalisasi, menjadi penting, pengambilan sampel cara nonprobabilitas biasanya dipakai.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode probability dengan menggunakan teknik simple random sampling, yakni setiap anggota populasi punya kesempatan sama untuk terpilih. Misalnya mengambil secara acak dari suatu daftar. (Sekaran, 2006:127 & 136)

1.6.4 Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini terdapat data-data yang harus diolah menjadi suatu informasi. Pengolahan data ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data dari berbagai sumber yang bersangkutan, kemudian diolah menggunakan program SPSS pada komputer.

Untuk menguji apakah hasil kuesioner yang disebarkan tersebut valid atau tidak dan reliabel atau tidak, maka data-data yang diperoleh dari kuesioner harus diolah. Hasil yang diperoleh akan memperlihatkan tingkat validitas dan reliabilitas dari data kuesioner yang telah diperoleh.

Dalam menganalisis data yang telah diperoleh, penulis menggunakan metode analisis kuantitatif yang bertujuan untuk hubungan antara 2 variabel yaitu pengaruh

atmosphere (variabel X) terhadap minat beli (variabel Y) dengan cara menggunakan

(28)

BAB I PENDAHULUAN

17 Universitas Kristen Maranatha

1. Analisis Regresi

Dalam menganalisis data yang telah diperoleh, penulis menggunakan metode analisis kuantitatif yang bertujuan untuk hubungan antara 2 variabel yaitu pengaruh

atmosphere (variabel X) terhadap minat beli (variabel Y) dengan cara

menggunakan metode statistik “Analisis Regresi “.

Nilai koefisien regresi berarti bahwa setiap perusahaan unit variabel independent X akan diikuti dengan perubahan variabel Y sebesar nilai b tersebut. Jika nilai b positif, maka garis regresinya condong kesebelah kiri dan nilai b ini menyatakan berkurangnya Y untuk setiap perubahan unit X. Analisis regresi digunakan bila kita ingin mengetahui bagaimana variabel dependen/kriteria dapat diprediksikan melalui variabel independen atau prediktor, secara individual.

2. Analisis Korelasi

Untuk mengetahui tingkat hubungan antara atmosphere yang dirasakan sebagai variabel independen (X) dan minat beli sebagai variabel dependen (Y) pada

Foodcourt Food Federation. Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui

kuatnya hubungan antar variabel.

(29)

BAB I PENDAHULUAN

18 Universitas Kristen Maranatha 1. - 0,25 s/d 0,00 atau 0,00 s/d 0,25

No association or low association (weak association) atau tidak ada hubungan

(hubungan lemah)

2. -0,50 s/d 0,26 atau 0,26 s/d 0,50

Moderately low association (moderately association) atau hubungannya

cenderung lemah (moderat) 3. -0,75 s/d -0,51 atau 0,51 s/d 0,75

Moderately high association (moderately strong association) atau

hubungannya cenderung kuat. 4. -1,00 s/d -0,76 atau 1,00 s/d 0,76

High association (strong association) up to perfect association atau

hubungannya kuat sekali mendekati sempurna.

3. Koefisien Determinasi

Untuk melihat besarnya pengaruh atmosphere sebagai variabel (X) terhadap minat beli konsumen Foodcourt Food Federation sebagai variabel (Y).

1.6.5 Validitas dan Reliabilitas

Validitas menguji seberapa baik suatu instrumen yang dibuat mengukur konsep

tertentu yang ingin diukur. Dengan kata lain, validitas berkaitan dengan pengukuran

(30)

BAB I PENDAHULUAN

19 Universitas Kristen Maranatha Reliabilitas (keandalan) suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan – error free) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen.

Validitas dan reliabilitas pengukuran memperlihatkan keketatan ilmiah yang melekat dalam studi penelitian. (Sekaran, 2004:40)

Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalnya skala nominal yang bersifat non-parametrik digunakan untuk mengukur variabel nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik. Reliabilitas itu sendiri menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu. Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya. (Santoso: 2000)

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

(31)

BAB I PENDAHULUAN

20 Universitas Kristen Maranatha

BAB II : Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi mengenai landasan teori hipotesis yang terdiri dari pembahasan mengenai pemasaran, pembahasan mengenai manajemen pemasaran, pembahasan mengenai bauran pemasaran (4P), pembahasan mengenai jasa, karakteristik jasa, klasifikasi jasa, bauran pemasaran jasa, pembahasan mengenai industri bisnis ritel, pembahasan mengenai retail marketing mix (lokasi, merchandise, pricing, periklanan dan promosi, store atmosphere, dan

retail service), pembahasan mengenai perilaku konsumen, minat beli, model

AIDA, pembahasan mengenai pengaruh store atmosphere terhadap minat beli, serta pengembangan hipotesis.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini berisi mengenai jenis penelitian, variabel penelitian, skala pengukuran, sumber data, teknik pengumpulan data, sampling design, teknik pengolahan data, analisis regresi, uji f, uji t, analisis korelasi, koefisien determinasi, validitas dan reliabilitas.

BAB IV : Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi mengenai analisis hasil penelitian dan pembahasan. Pada bab ini juga akan dibahas mengenai analisis hasil penelitian dan analisis hasil perhitungan – perhitungan dari SPSS (Statistical Product and Service

(32)

BAB I PENDAHULUAN

21 Universitas Kristen Maranatha

BAB V : Kesimpulan dan Saran

(33)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

162 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan pada

Bab IV, maka pada bab ini penulis menarik beberapa kesimpulan dari pembahasan

tentang “Pengaruh Atmosphere Foodcourt Food Federation Terhadap Minat Beli di

Kalangan Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha, Bandung” serta saran-saran

yang tentunya dapat bermanfaat bagi kemajuan serta pelaksanaan Atmosphere yang

baik bagi Foodcourt Food Federation. Adapun kesimpulan dan saran tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Foodcourt Food Federation dalam pelaksanaan atmosphere-nya berusaha

memberikan yang terbaik dengan membuat semenarik dan senyaman mungkin

pada tiap-tiap aspek eksterior, general interior, store layout dan general POP

display-nya agar konsumen merasa lebih nyaman berada dan berbelanja di

Foodcourt Food Federation.

2. Penilaian konsumen terhadap atmosphere pada Foodcourt Food Federation

terutama dalam hal kemudahan konsumen dalam menjangkau makanan dan

minuman (aspek store layout), lokasi yang strategis (aspek eksterior), papan

nama foodcourt yang jelas dan menarik (aspek eksterior), pintu masuk (aspek

(34)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

163 Universitas Kristen Maranatha merupakan aspek-aspek yang sudah dilaksanakan dengan cukup baik oleh

Foodcourt Food Federation, hal tersebut dapat dilihat dari mayoritas

responden yang menjawab setuju. Sedangkan pelaksanaan atmosphere yang

masih perlu ditingkatkan oleh Foodcourt Food Federation, terutama pada

aspek general interior terutama dalam hal pegawai-pegawai foodcourt, seperti

tingkat keramahan, kegesitan, kejujuran dan keterampilan yang dimiliki oleh

pegawai-pegawai foodcourt serta kenyamanan suhu udara masih kurang

memuaskan, hal tersebut dapat dilihat dari mayoritas responden yang

menjawab ragu-ragu dan tidak setuju.

3. Berdasarkan hasil analisis variabel Y (Minat Beli) menunjukkan minat beli

konsumen di Foodcourt Food Federation cukup rendah, hal ini ditunjukkan

dari hasil skor rata-rata mengenai keinginan untuk membeli yang rendah.

Minat beli konsumen yang rendah dikarenakan konsumen berkunjung ke

Foodcourt Food Federation tidak hanya sekedar datang untuk makan dan

minum melainkan juga melakukan kegiatan mengisi waktu sebelum kuliah,

kontak sosial, atau bahkan pelepas penat dari kegiatan perkuliahan.

4. Hasil regresi sederhana dengan persamaan Y= a+bX menunjukkan persamaan

Y = 1.253 + 0.651 X, yang berarti nilai konstanta a memiliki arti bahwa ketika

variabel Atmosphere (X) bernilai nol atau tingkat minat beli konsumen (Y)

tidak dipengaruhi oleh Atmosphere, maka rata-rata tingkat minat beli

konsumen sebesar 1.253. Koefisien regresi b memiliki arti bahwa jika variabel

(35)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

164 Universitas Kristen Maranatha

konsumen akan meningkat sebesar 0,651. Sedangkan nilai α yang diperoleh

adalah 0.000 (α < 0.05) maka Ho ditolak = H1 diterima, hasil tersebut

menujukkan bahwa Atmosphere berpengaruh terhadap minat beli konsumen.

5. Dari hasil penghitungan korelasi Pearson didapatkan hasil 0.476, maka dapat

diketahui terdapat hubungan signifikansi positif antara Atmosphere dengan

minat beli konsumen dan hasil signifikan yang diperoleh pada adalah 0.000

lebih kecil dari 0.05, maka Ho ditolak, artinya ada hubungan antara

Atmosphere dengan minat beli konsumen. Penghitungan koefisien determinasi

menunjukkan hasil sebesar 22.65%, hal ini berarti besarnya pengaruh

Atmosphere terhadap minat beli konsumen adalah sebesar 22.65% dan sisanya

sebesar 77.35% dipengaruhi variabel lain yang tidak diukur dalam penelitian

ini. Hal ini berarti jika atmosphere semakin baik maka akan semakin tinggi

minat beli konsumen.

5.2 Saran

Saran yang ingin penulis berikan pada Foodcourt Food Federation demi

kemajuan Foodcourt Food Federation di masa yang akan datang adalah sebagai

berikut:

1. Kemudahan konsumen dalam menjangkau makanan dan minuman (aspek

store layout), lokasi yang strategis (aspek eksterior), papan nama foodcourt

yang jelas dan menarik (aspek eksterior), pintu masuk (aspek eksterior) serta

(36)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

165 Universitas Kristen Maranatha

yang perlu dipertahankan oleh Foodcourt Food Federation. Sedangkan pada

aspek general interior terutama dalam hal kegesitan, kejujuran, keterampilan

dan keramahan pegawai serta kenyamanan suhu udara merupakan hal-hal

yang perlu ditingkatkan lagi oleh Foodcourt Food Federation.

2. Hasil korelasi Pearson menunjukkan 0.476, hal tersebut menunjukkan adanya

hubungan positif yang signifikan antara atmosphere dengan minat beli

konsumen pada saat ini, hasil keofisien determinasi menunjukkan besarnya

pengaruh atmosphere terhadap minat beli konsumen adalah sebesar 22.65%,

dan hasil regresi sederhana menunjukkan nilai α yang diperoleh adalah 0.000

(α < 0.05) maka Ho ditolak = H1 diterima, hasil tersebut menujukkan bahwa

atmosphere berpengaruh terhadap minat beli konsumen, maka Foodcourt

Food Federation harus terus meningkatkan atmosphere agar konsumen

merasa nyaman berada di dalam Foodcourt Food Federation, misalnya

dengan diberikan musik atau band akustik, hotspot dan lain-lain.

3. Karyawan atau pegawai sebaiknya diberikan pelatihan dan pengarahan agar

lebih baik dalam bekerja dan melayani konsumen, terutama dalam hal

kegesitan, keramahan, keterampilan dan kejujuran agar konsumen merasa

lebih nyaman saat berbelanja di Foodcourt Food Federation.

4. Foodcourt Food Federation juga dapat memberikan penghargaan kepada

pegawai yang dapat memberikan pelayanan yang baik, agar para pegawai

lebih termotivasi lagi dalam bekerja dan memberikan pelayanan yang baik

(37)

 

165 Universitas Kristen Maranatha  

DAFTAR PUSTAKA

Berman, Barry and Evans, Joel R. 1998. Retail Management : a Strategic Approach. 7 th ed. Engelwood Cliff New Jersey: Prentice Hall Inc.

Bilson, Simamora, 2003. Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Buchari, Alma, 2007, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Revisi

Alfabeta, Bandung.

Djaslim, Saladin, 1996, Unsur-unsur Inti Pemasaran dan Manajemen Pemasaran, CV Mandar Maju, Bandung.

Djaslim, Saladin, 2004, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan,

Pelaksanaan, dan Pengendalian, Edisi Ketiga, Bandung.

Fandy Tjiptono, 1994 Soal Jawab Pemasaran. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Freddy, Rangkuti, 2003, Measuring Customer Satisfaction, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Ghozali, Imam., (2005). “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan program SPSS,” Semarang : Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

Hair,J.F., Anderson, R.E., Tatham, R.L., and black W.C., (1998), Multivariate Data

Analysis, 5th ed., Upper Sadlle River, New Jersey: Prentice Hall.

(38)

 

166 Universitas Kristen Maranatha  

Hendry, Ma’ruf, 2005, Pemasaran Ritel, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Husein, Umar, 1999, Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Indriantoro, Nur Supomo dan Bambang, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk

Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 2, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Balai Pustaka, Jakarta

Kotler, Philip & Gary Armstrong, Principles of Marketing, 6th edition, Prentice Hall Int Inc, 1994 Rust, Zahorik dan Kenningham, 1996

Kotler, Philip, 2000, Edisi Bahasa Indonesia, Manajemen Pemasaran, PT. Prenhallindo Jakarta.

Kotler, Philip, 2005, Manajemen Pemsasran, Edisi Kesebelas, Jilid 1, PT Indeks, Jakarta.

Kotler, Philip, 2005, Manajemen Pemasaran, Edisi Bahasa Indonesia, PT. Prenhallindo, Jakarta.

Kotler, Philip, 2006, Manajemen Pemasaran edisi Bahasa Indonesia, Manajemen Pemasaran, PT. Prenhallindo Jakarta

Kotler, Philip, 2007, Manajemen Pemasaran, edisi Bahasa Indonesia, jilid 2, PT. Prenhallindo, Jakarta.

(39)

 

167 Universitas Kristen Maranatha  

Malhotra, Naresh K. (2004), Marketing Research: An Applied Orientation, Fourth Edition, New Jersey: Prentice Hall.

Narbuko, Cholid dan H. Abu Achmadi, 2001, Metodologi Penelitian, cetakan ketiga, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Peter, Paul J. & C. Olson, 2005. Consumer Behavior and Marketing Strategy, 7th

edition, New York: McGraw Hill Inc

Peter, Paul J. & C. Olson, Consumer Behavior and Marketing Strategy, 5th edition, New York: McGraw Hill Inc, 2003

Rambat Lupiyoadi, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktis,edisi pertama, Jakarta: Salemba Empat

Santoso dan Tjiptono (2002), Riset Pemasaran, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sastradipoera, Komaruddin, 2003. Menejemen Marketing. Kappa Sigma. Bandung.

Schiffman, Leon G. & Leslie Lazar Kanuk, 2007. Consumer Behavior 9th edition, Pearson Prentice Hall.

Sekaran, Umar. 2003, Research Method for Bussiness A Skill- Building Approach, 4th ed., New York: John Wiley and Sons, Inc.

(40)

 

168 Universitas Kristen Maranatha  

Sugiyono, 2004, Statistika untuk Penelitian, Cetakan Keenam, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Supranto, 1997, Metode Riset, edisi ke-6, cetakan 1, PT. Rineka, Jakarta.

Tahir, Skripsi, “Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Minat Beli konsumen Kafe

Bali “, Jurusan manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha, 2007

Utami, Christina Whidya, 2006, Manajemen Ritel Strategi dan Implementasi Ritel

Modern, Salemba Empat, Jakarta.

Zeithmal, Valerie A., Mary Jo Bitner (2003), Service Marketing, McGraw - Hill International Edition, USA.

Sumber Lain :

http:www.pikiran rakyat.com/cetak/0404/25/hikmah/griya.htm

Gambar

Tabel 4.35
Gambar 1.1

Referensi

Dokumen terkait

Ya Tidak Bagian Produksi 2 Laporang penerimaan barang N Invoice / Surat jalan dari Supplier N Melakukan foto copy invoice /.

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti secara empiris tentang keberadaan mekanisme transmisi kebijakan moneter di Indonesia melalui saluran kredit, pengaruhnya

“penilaian kinerja organisasi publik tidak cukup hanya dilakukan dengan menggunakan indikator – indikator yang melekat pada birokrasi itu seperti efesiensi dan

Kendala yang dihadapi oleh DPRD Kabupaten Lima Puluh Kota dalam melaksanakan fungsi anggaran antara lain pemerintah daerah yang belum taat pada Peraturan Menteri

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung bunga rosela sampai level 2 % sebagai feed suplement dalam ransum ayam

Keunggulan yang akan diorientasikan dalam promosi ini adalah terciptanya interaktif antara penyiar dan pendengar melalui program siaran yang biasa disebut pasar senggol,

Pendekatan ini digunakan karena lebih menekankan pada apa yang terjadi saat percakapan berlangsung (speech event) yang termasuk didalamnya adalah pilihan kata

“ KONTRIBUSI SUDUT PEMASANGAN PIN TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN TULANG PADA KASUS FRAKTUR TULANG OBLIQUE ”.. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan