• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYELENGGARAAN PROGRAM AKSELERASI BELAJAR BAGI PESERTA DIDIK CERDAS ISTIMEWA DILIHAT DARI OPINI GURU, ORANG TUA DAN PESERTA DIDIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENYELENGGARAAN PROGRAM AKSELERASI BELAJAR BAGI PESERTA DIDIK CERDAS ISTIMEWA DILIHAT DARI OPINI GURU, ORANG TUA DAN PESERTA DIDIK."

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENYELENGGARAAN PROGRAM AKSELERASI BELAJAR

BAGI PESERTA DIDIK CERDAS ISTIMEWA

DILIHAT DARI OPINI GURU, ORANG TUA DAN

PESERTA DIDIK

(Studi Kasus Pada SMP Negeri 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

T E S I S

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Pendidikan (MPd)

Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

Oleh

DEWI CHANDRAKIRANA DAMAYANTI NIM . 1104488

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENYELENGGARAAN PROGRAM AKSELERASI BELAJAR BAGI PESERTA DIDIK CERDAS ISTIMEWA DILIHAT DARI OPINI GURU,

ORANG TUA DAN PESERTA DIDIK

(Studi Kasus Pada SMP Negeri 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Oleh

Dewi Chandrakirana Damayanti

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Magister Pendidikan (M.Pd)

Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

© Dewi Chandrakirana Damayanti2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

(4)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

PENYELENGGARAAN PROGRAM AKSELERASI

BELAJAR BAGI PESERTA DIDIK CERDAS ISTIMEWA

DILIHAT DARI OPINI GURU, ORANG TUA DAN

PESERTA DIDIK

(Studi Kasus Pada SMP Negeri I Baleendah Kabupaten Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Dr. H. Zaenal Alimin,M.Ed

NIP. 19590324 198403 1002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

Dr. Djadja Rahardja, M.Ed

(5)

iv

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

DEWI CHANDRAKIRANA D. Penyelenggaraan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa dilihat dari Opini Guru, Orang Tua dan Peserta Didik. Di bawah bimbingan: Dr. H. Zaenal Alimin,M.Ed.

Hakekat pendidikan adalah membentuk sumber daya manusia seutuhnya. Pendidikan inklusif dipandang sebagai bentuk kepedulian dalam merespon spektrum kebutuhan belajar peserta didik yang beragam, termasuk kebutuhan belajar peserta didik cerdas istimewa. Program akselerasi belajar merupakan salah satu layanan belajar yang paling tepat saat ini bagi peserta didik cerdas istimewa. Permasalahan yang muncul adalah masih terdapat pro dan kontra di kalangan guru dan orang tua mengenai penyelenggaraan program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas istimewa, pada lingkup rekrutmen, proses belajar dan evaluasi belajar peserta didik cerdas istimewa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan opini guru, orang tua dan peserta didik cerdas istimewa tentang penyelenggaraan program akselerasi belajar di SMP Negeri I Baleendah dengan fokus rekrutmen, proses belajar dan evaluasi belajar serta alternatif gagasan layanan belajar bagi peserta didik Cerdas Istimewa. Metode yang digunakan yaitu studi kasus dengan pendekatan kualitatif . Alat pengumpul data adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian : (1) terdapat empat pola rekrutmen peserta didik cerdas istimewa sesuai edaran dari Dinas pendidikan Prov. Jabar (2) Proses dan evaluasi belajar dilaksanakan di kelas khusus (3) terdapat lima alternatif gagasan layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa Kesimpulan dari penelitian ini adalah : terdapat alternatif gagasan layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa selain program akselerasi belajar . Saran pada penelitian ini perlu adanya peningkatan koordinasi dan komunikasi antara penyelenggara program akselerasi belajar dengan guru, orang tua dan peserta didik serta para

stakeholder demi tercapainya layanan belajar yang optimal, dan perlu juga penelaahan lebih lanjut tentang alternatif gagasan layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa

(6)

v

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

DEWI CHANDRAKIRANA D. The Implementation of Accelerated Learning Program For Gifted Students Viewed from the Opinions of Teachers, Parents and Students. Supervised by: Dr. H. Zaenal Alimin, M.Ed.

The essence of education is to build the quality of human resources. Inclusive education is seen as a concern in response to a spectrum of students various learning needs, including the learning needs of gifted students. Accelerated learning program is one of the most appropriate learning services for gifted students. The problems related to the fact that there are still pros and cons among teachers and parents on the implementation of accelerated learning programs for gifted students, including the way of recruitment, learning process, and evaluation program for those students. This study aims to obtain opinions of teachers, parents and gifted students about the implementation of accelerated learning program at SMP Negeri I Baleendah. The focus is on the recruitment process, learning process, and evaluation of learning and also the idea of alternative learning services for the gifted students. The method used is a case study with a qualitative approach. Data were collected through observation, interview and documentation. The results are: (1) there are four patterns in recruiting gifted students based on the policy of Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (2) Learning process and evaluation were conducted in a special class (3) there are five alternative ideas of learning service for gifted students. The conclusion of this study is: in addtition to accelerated learning program, there is an alternative idea of learning service for gifted students. The study reccomends that to achieve optimal learning services, there should be an improvement on coordination and communication between school, teachers, parents, students and the stakeholders. Also, there should be more study about the alternative idea of learning services for gifted students.

(7)

vi

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

(8)

x

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

B. Fokus Kajian dan Pertanyaan Penelitian... 8

C. Tujuan Penelitian……..……… 9

D. Manfaat Penelitian……… 10

E. Definisi Konsep... 11

BAB II PROGRAM AKSELERASI BELAJAR DAN OPINI MASYARAKAT SEKOLAH A. Pengertian Program Akselerasi Belajar……….. 14

1. Landasan Penyelenggaraan Program Akselerasi Belajar……. 19

2. Prinsip Pokok Penyelenggaraan Program Akselerasi Belajar.. 25

3. Keunggulan dan Kelemahan Program Akselerasi Belajar…… 29

B. Identifikasi Peserta Didik Cerdas Istimewa 1. Pengertian Peserta Didik………... 33

2. Konsep Cerdas Istimewa………... 34

3. Proses Rekrutmen Peserta Didik Cerdas Istimewa…………... 39

C. Peranan Guru dalam Penyelenggaraan Program Akselerasi Belajar ………. 43

(9)

xi

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Proses Pembelajaran dan Evaluasi Belajar pada Program

Akselerasi Belajar……….. 46

D. Opini Masyarakat Sekolah tentang Program Akselerasi Belajar………... 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian………... 57

B. Langkah-Langkah Penelitian……….. 59

C. Lokasi Penelitian………. 62

D. Subyek Penelitian………. 63

E. Tekhnik Pengumpulan Data………. 66

F. Instrument Penelitian………... 69

G. Tekhnik Analisis Data……….. 79

H. Tekhnik Keabsahan Data………... 81

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian………... 82

B. Deskripsi Data, Analisis dan Interpretasi Data 1. Deskripsi Data……… 85

2. Analisis dan Interpretasi Data……… 96

C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Opini Guru, Orang tua dan Peserta Didik Cerdas Istimewa pada Program Akselerasi Belajar………. 115

a. Proses rekrutmen……….. 115

2. Opini Guru, Orang Tua dan Peserta Didik Cerdas Istimewa Tentang Proses Pembelajaran dan Evaluasi Belajar………… 119

a. Proses Pembelajaran………... 119

b. Evaluasi Hasil Belajar……… 125

(10)

xii

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa……… 126

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 130

B. Saran………. 133

DAFTAR PUSTAKA………... 135

LAMPIRAN... 138

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Daftar Informan dan Tekhnik Yang digunakan……… 65

2. Kisi- Kisi Wawancara Untuk Guru Program Akselerasi Belajar…… 70

3. Kisi-Kisi Wawancara Untuk Guru Program Reguler……… 72

4. Kisi-Kisi Wawancara Untuk Orang Tua Peserta Didik CI………… 74

5. Kisi- Kisi Instrumen Observasi Proses dan Evaluasi Belajar…….. 77

(11)

xiii

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Renzulli’s Three Ring Theory……… 38 2. Skema Proses Rekrutmen Peserta Didik Cerdas Istimewa……. 42

(12)

xiv

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kisi-kisi instrument Penelitian

( Wawancara Guru akselerasi)……….. 138

Lampiran 2 Pedoman Wawancara bagi guru Akselerasi……… 141

Lampiran 3 Kisi-Kisi instrument Penelitian

(Wawancara Guru Reguler)………. 145

Lampiran 4 Pedoman Wawancara bagi Guru Reguler……… 147

Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

(Wawancara orang Tua tasdik CI)……… 151

Lampiran 6 Pedoman Wawancara bagi Orang Tua tasdik CI……. 153

Lampiran 7 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

(Wawancara Tasdik CI)……… 157

Lampiran 8 Pedoman wawancara Tasdik CI……….. 159

Lampiran 9 Kisi-kisi observasi……… 163

Lampiran 10 Lembar pengamatan Proses Belajar Tasdik CI ……… 165

(13)

xv

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran 12 Tabel 1 Keadaan Peserta Didik CI 2011-2013……… 171

Lampiran 13 Tabel 2 alumni Program Akselerasi Belajar…………. 171

Lampiran 14 Tabel 3 Tenaga Kependidikan Program Akselerasi … 172

Lampiran 15 Tabel 4 Sarana Program Akselerasi Belajar………… 173

Lampiran 16 Tabel 5 Prasarana Sekolah……….. 174

Lampiran 17 Perolehan Nilai UAN (2006- 2012)……….... 175

Lampiran 18 Data Alumni Angkatan I……… 176

Lampiran 19 Data Alumni Angkatan 2……… 178

Lampiran 20 Data Alumni Angkatan 3………. 179

Lampiran 21 Data Alumni Angkatan 4……… 180

Lampiran 23 Data Alumni Angkatan 5………. 181

Lampiran 24 Foto-Foto Aktivasi Penelitian………. 182

Lampiran 25 Foto-foto dokumentasi identifikasi peserta didik….. 185

Lampiran 26 Prosedur penerimaan peserta didik cerdas istimewa... 186

Lampiran 27 Pengembangan manajemen belajar cerdas istimewa… 187

Lampiran 28 Foto team pengembang program akselerasi belajar… 188

Lampiran 29 Permohonan izin Observasi……… 189

Lampiran 30 Izin Observasi………. 190

(14)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam

kehidupan termasuk memperoleh pelayanan pendidikan. Hak untuk

dapat memperoleh pendidikan melekat pada semua orang tanpa kecuali,

termasuk anak yang memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus. Pemikiran

inilah yang memulai bahwa anak yang memiliki kekhususan berhak

mendapat pelayanan pendidikan sesuai kebutuhannya namun tetap hidup

bersama dalam situasi sosial yang alamiah.

Dengan demikian pendidikan pada hakekatnya bertujuan untuk

membentuk sumber daya manusia seutuhnya yang berkualitas dan

berorientasi masa depan. Sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang

system pendidikan nasional, yang pada intinya memuat dua kegiatan yang

harus dikembangkan dalam proses pendidikan yaitu proses modernisasi dan

proses sosialisasi.

Proses modernisasi mencakup kegiatan bidang pengajaran yang

lebih mengacu pada pengembangan kemampuan penalaran dan penguasaan

sains dan teknologi. Sedangkan proses sosialisasi mencakup kegiatan

(15)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sikap hidup siswa mengatur diri dengan kehidupan dan budaya

masyarakat lingkungannya, baik lokal, regional, nasional maupun global

Untuk itulah dikembangkan iklim belajar mengajar yang dapat

menumbuhkan rasa percaya diri dan perilaku yang kreatif, inovatif dan

keinginan untuk maju.

Keberagaman masing-masing peserta didik sudah seharusnya

direspon oleh para pelaku pendidikan secara bijak dan proporsional, dalam hal

ini tentunya guru sebagai ujung tombak pendidikan harus mampu

bereksplorasi dengan kreativitas dan inovasinya dalam pembelajaran sehingga

peserta didik dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan

potensinya. Hal ini tentu saja sesuai dengan dasar pemikiran pendidikan

inklusif dimana pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang dapat

mengakomodir keberagaman peserta didik, seperti yang dikemukakan oleh

Alimin (2005) menjelaskan bahwa pendidikan inklusif adalah sebuah proses

dalam merespon kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui

peningkatan partisipasi dalam belajar, budaya dan masyarakat, dan

mengurangi ekslusivitas di dalam pendidikan. Pendidikan inklusif juga dapat

dipandang sebagai bentuk kepedulian dalam merespon spektrum kebutuhan

belajar peserta didik yang lebih luas, dengan maksud agar baik guru maupun

peserta didik, keduanya memungkinkan merasa nyaman dalam keberagaman

dan melihat keragaman sebagai tantangan dan pengayaan dalam lingkungan

(16)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Di Indonesia sendiri, pendidikan inklusif secara resmi didefinisikan

sebagai berikut: Pendidikan inklusif dimaksudkan sebagai sistem layanan

pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus belajar

bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang terdekat dengan

tempat tinggalnya. Penyelenggaraan pendidikan inklusif menuntut pihak

sekolah melakukan penyesuaian baik dari segi kurikulum, sarana dan

prasarana pendidikan, maupun sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan

kebutuhan individu peserta didik (Direktorat PSLB, 2010). Sedangkan

berdasarkan Pasal 1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 70

Tahun 2009 Tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memiliki

Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa,

disebutkan bahwa: Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan

pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang

memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa

untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan

pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.

Sedangkan dalam pasal 2 peraturan tersebut dijelaskan bahwa Pendidikan

inklusif bertujuan:

(1) memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik

yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial atau memiliki

potensi kecerdasan dan / atau bakat istimewa untuk memperoleh

(17)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuannya; (2) mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang

menghargai keaneka ragaman, dan tidak diskriminatif bagi semua peserta

didik

Berbicara mengenai anak cerdas istimewa, maka pada tahun 2003

hak anak cerdas istimewa untuk mendapat layanan pendidikan khusus

dirumuskan dalam UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas Pasal 5 ayat (4),

“warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak

memperoleh pendidikan khusus. Pasal 32 ayat (1), “pendidikan

khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat

kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,

emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa. Pada tahun 2006 diterbitkan Permendiknas No. 34/2006 tentang

Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang memiliki Potensi kecerdasan

dan/atau bakat istimewa.

Berbagai literatur yang membahas kecerdasan istimewa menunjukan

bahwa siswa cerdas istimewa adalah mereka yang memiliki kemampuan

intelektual yang jauh melampaui kemampuan siswa lain seusianya yang

menunjukkan karakteristik belajar yang unik sehingga membutuhkan

stimulasi khusus agar potensi kecerdasannya dapat terwujud menjadi

(18)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Piirto, 1999, 2007; Renzulli, 2002) dalam Depdiknas (2007)

menekankan bahwa seorang yang cerdas istimewa dengan karakteristik

belajarnya yang unik, seperti ingatan yang luar biasa, pengamat yang detail,

rasa ingin tahu yang mendalam, kreativitas, dan kemampuan

mempelajari bahan ajar dengan cepat dan tepat dengan hanya sedikit

pelatihan dan repetisi berhak untuk mendapatkan pendidikan

yang didiferensiasi sesuai dengan kebutuhannya.

Berdasarkan hal tersebut maka dunia pendidikan dituntut untuk

mencari solusi dalam pengembangan dan inovasi dalam proses belajar

mengajar yang mampu mengakomodasi dan mengangkat serta mempercepat

tujuan utama dari pendidikan itu sendiri yaitu dengan layanan pendidikan

program akselerasi belajar.

Program Akselerasi belajar ini dikuatkan oleh SK Depdiknas

No. 423/948/2002 yang menyebutkan bahwa “Akselerasi adalah program

percepatan belajar yang diselenggarakan secara khusus bagi siswa yang

mempunyai kecerdasan tinggi dan mempunyai kemampuan diatas rata-rata

sebayanya sehingga dapat menyelesaikan studinya dengan waktu lebih cepat

dari waktu yang telah ditetapkan untuk jenjang pendidikan yang sama

Berdasarkan Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan untuk Peserta

Didik cerdas istimewa yang dikeluarkan Depdiknas tahun 2007

(19)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Istimewa (CI) adalah: (1) Kelas Khusus, (2) kelas Inklusif, dan (3) Sekolah

Khusus.

Jika mengkaji perkembangan layanan pendidikan khusus bagi peserta

didik cerdas istimewa, maka jelas terlihat bahwa Program Percepatan Belajar

atau Akselerasi saat ini menjadi salah satu pilihan utama sebagai suatu bentuk

layanan pendidikan khusus bagi peserta didik cerdas istimewa di Indonesia.

Menurut Mimin Haryati, 2006 (dalam Iif Khoiru Ahmadi, dkk,

2011) akselerasi belajar berarti percepatan belajar sebagai implikasi dari

sistem belajar tuntas (mastery learning)

Mencermati penyelenggaraan program akselerasi belajar bagi

peserta didik cerdas istimewa, ternyata masih terdapat pro dan kontra di

kalangan guru dan masyarakat. Hal ini dikarenakan guru dan masyarakat

dalam hal ini orang tua peserta didik memiliki perspektif tersendiri atas

penyelenggaraan program akselerasi tersebut diantaranya dikarenakan adanya

anggapan bahwa kelas Akselerasi bersifat eksklusif karena kelasnya

bersifat khusus, sehingga menimbulkan egoisme, arogansi, dan ekslusifisme

bagi peserta didik cerdas istimewa, dan mereka tidak dapat bersosialisasi

dengan siswa lainnya karena kelas yang dipisahkan. Hal ini tentunya

(20)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengutamakan tentang layanan belajar bagi semua peserta didik tanpa

terkecuali dalam setting sekolah reguler

Sikap pro dan kontra itu diperkuat dengan adanya kriteria guru dalam

layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa dan perspektif guru dalam

program akselerasi. Menurut kriteria, guru yang terbaik adalah guru

berdasarkan kriteria tertentu seperti pengalaman mengajar, prestasi, tingkat

pendidikan yang dipersyaratkan, dan telah dipersiapkan untuk mengajar

peserta didik akselerasi.

Selain dari itu, system perekrutan peserta didik cerdas istimewa yang

lebih mengutamakan sisi akademik dan hasil tes psikologi, menimbulkan pro

dan kontra di kalangan guru. Demikian juga pada proses belajar dan evaluasi

belajar peserta didik yang memiliki persamaan dengan program reguler,

menjadi perbincangan di kalangan guru, orang tua dan peserta didik itu sendiri

Dari hasil studi penelitian terdahulu, peneliti memperoleh

Informasi bahwa pada dasarnya, pelaksanaan program akselerasi belajar

masih terkendala oleh banyak hal , terutama bertolak belakang dengan

prinsip pendidikan inklusif yang mengutamakan keberagaman dan

menjauhkan diskriminatif bagi peserta didik terlebih-lebih dengan system

penempatan dalam kelas khusus . Kontra yang lain muncul dari sikap

(21)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hanya memunculkan kelompok belajar eksklusif bukan inklusif dengan sarana

belajar lebih lengkap dibandingkan dengan kelas regular. Sementara itu hasil

penelitian yang lain menemukan fakta bahwa sebagian besar peserta didik

cerdas istimewa merasakan bahwa program akselerasi belajar memberikan

dampak positif kepada peserta didik , berkaitan dengan materi pelajaran yang

menantang dimana teman sebayanya di kelas regular belum mendapatkan

materi pelajaran seperti yang mereka dapatkan. Program akselerasi belajar

juga dianggap oleh mereka sebagai suatu program belajar yang dapat

meningkatkan minat belajar peserta didik sehingga kemajuan belajarnya

menjadi lebih cepat dibandingkan dengan teman-temannya di kelas reguler.

Berdasarkan uraian diatas , maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Penyelenggaraan Program Akselerasi belajar bagi

peserta didik cerdas istimewa dilihat dari opini guru, orang tua dan peserta

didik “

Peneliti berharap penelitian ini menghasilkan ide-ide atau

gagasan-gagasan baru dalam memberikan layanan pendidikan bagi peserta didik

cerdas istimewa dan dari gagasan tersebut diharapkan pada

perkembangannya menghasilkan suatu program layanan lain bagi peserta

didik cerdas istimewa selain program-program yang sudah ada, termasuk

(22)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian

Agar permasalahan dapat dijawab secara operasional, maka fokus

penelitian ini adalah “ Opini Guru, Orang Tua dan Peserta Didik Cerdas

Istimewa tentang Penyelenggaraan Program Akselerasi Belajar bagi

Peserta Didik Cerdas Istimewa di SMP Negeri 1 Baleendah Kabupaten

Bandung”

Untuk menjawab fokus penelitian ini, maka dirumuskan pertanyaan

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah opini guru, orang tua dan peserta didik cerdas

istimewa tentang rekrutmen peserta didik cerdas istimewa di

SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung ?

2. Bagaimanakah opini guru, orang tua dan peserta didik cerdas

istimewa tentang proses pembelajaran dan evaluasi bagi peserta didik

cerdas istimewa, yang terpisah dengan kelas reguler di SMPN I

Baleendah Kabupaten Bandung ?

3. Bagaimanakah gagasan guru, orang tua dan peserta didik cerdas

istimewa tentang layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa di

SMPN I Baleendah Kabupaten Bandung ?

C. Tujuan Penelitian

Secara Umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

(23)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didik cerdas istimewa di SMP Negeri I Baleendah Kabupaten Bandung dilihat

dari opini guru, orang tua dan peserta didik cerdas istimewa

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengungkap opini guru, orang tua dan peserta didik cerdas

istimewa tentang rekrutmen peserta didik cerdas istimewa di

SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung

2. Mengetahui opini guru, orang tua dan peserta didik cerdas istimewa

tentang Proses pembelajaran dan evaluasi bagi peserta didik cerdas

istimewa, yang terpisah dengan kelas reguler di SMPN 1 Baleendah

Kabupaten Bandung

3. Mendapatkan alternatif gagasan pelayanan belajar bagi peserta didik cerdas

istimewa berdasarkan opini guru, orang tua dan peserta didik cerdas

istimewa di SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis.

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian dalam

pengembangan ilmu khususnya pengembangan keilmuan pendidikan baik

pendidikan kebutuhan khusus, pendidikan inklusif juga dalam

penyelenggaraan program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas

istimewa .

(24)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam tataran praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi :

a. Pengelola Program Akselerasi

Dengan terungkapnya hasil penelitian tentang penyelenggaraan

program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas istimewa dilihat

dari opini guru, orang tua dan peserta didik maka hasil penelitian dapat

dipergunakan sebagai bahan kajian selanjutnya ke arah konseptualisasi

program layanan pendidikan dalam bentuk lain bagi peserta didik

cerdas istimewa sehingga memunculkan ragam pilihan bagi pemberian

layanan di sekolah yang efektif dan berkualitas

b. Guru Program Akselerasi

Guru program akselerasi dapat menambah pengetahuan tentang

layanan yang paling tepat bagi peserta didik cerdas istimewa untuk

kemudian memahami kebutuhan mereka dan menyesuaikan strategi

pembelajaran di kelas.

c. Peneliti

Sebagai bahan alternatif dalam memberikan program layanan

belajar bagi peserta didik cerdas istimewa

E. Definisi Konsep

Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini

maka perlu kiranya definisi konsep sebagai berikut :

(25)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengertian akselerasi diberikan oleh Pressey dalam Reni Akbar

(1993) sebagai suatu kemajuan yang diperoleh dalam program pengajaran

pada waktu yang lebih cepat atau usia yang lebih muda daripada yang

konvensional. Definisi ini menunjukkan bahwa akselerasi meliputi

persyaratan untuk menghindari hambatan pemenuhan permintaan dalam

pengajaran dan juga mengusulkan proses-proses yang memungkinkan siswa

melalui pemberian materi yang lebih cepat dibanding dengan kemajuan

rata-rata siswa.

Definisi yang serupa diuraikan oleh beberapa ahli lainnya. Harrington

dalam Reni Akbar (2004) mengatakan bahwa acceleration refers to program

organization in which the learner completes coursework earlier or in less

time than ordinarily expected. Akselerasi menunjuk pada program dimana

siswa menyelesaikan materi pelajaran lebih awal atau dalam waktu yang

lebih singkat dari waktu yang diharapkan pada umumnya. Gowan dan

Renzulli dalam Semiawan ( 1997) mengatakan, akselerasi berarti perolehan

konten materi dengan irama yang lebih dipercepat sesuai dengan kemampuan

potensial siswa.

Dengan demikian yang dimaksud dengan program akselerasi belajar

pada penelitian ini adalah program layanan belajar bagi peserta didik

cerdas istimewa dengan sistem percepatan belajar dimana peserta didik pada

(26)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cukup dengan dua tahun pada jenjang sekolah menengah dan lima tahun pada

jenjang sekolah dasar.

2. Peserta Didik Cerdas istimewa

Dalam buku Panduan Guru dan Orang Tua Pendidikan Cerdas

Istimewa yang dikeluarkan oleh direktorat pembinaan sekolah luar biasa,

Kementerian Pendidikan Nasional: 2010 dikatakan bahwa peserta didik

cerdas istimewa yaitu mereka yang memiliki kemampuan intelektual yang

jauh melampaui kemampuan siswa lain seusianya yang menunjukkan

karakteristik belajar yang unik sehingga membutuhkan stimulasi khusus

agar potensi kecerdasannya dapat terwujud menjadi kinerja yang optimal

(Gagne:1985, 1995, 1997 1999,2004; Marland: 1972; Piirto: 1999,2007;

Renzulli: 2002)

Pada penelitian ini peserta didik cerdas istimewa yang dimaksud

adalah mereka anak-anak yang diidentifikasi sebagai anak-anak cerdas

istimewa yang mengikuti program akselerasi belajar di SMP Negeri 1

Baleendah Kab. Bandung

3. Opini

Saifuddin (2012) mengartikan opini sebagai perkiraan, pikiran,

(27)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sikap yang sudah mapan . Pendapat orang mengenai suatu hal berbeda-beda.

Pendapat dapat berupa saran, kritik,tanggapan, harapan, nasihat, atau ajakan.

Pada penelitian ini berdasarkan opini guru, orang tua dan peserta

didik diharapkan menghasilkan pendapat, saran dan lain – lain bagi

penyelenggaraan program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas

(28)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus

dengan pendekatan kualitatif. Menurut Arikunto (2006), studi kasus adalah

suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam

terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Pada

pelaksanaannya studi kasus diarahkan untuk mengkaji kondisi, kegiatan,

perkembangan serta faktor-faktor penting yang terkait dan menunjang

kondisi perkembangan tersebut. Penelitian intensif yang menjadi ciri pada

studi kasus kemungkinan akan mengakibatkan ditemukannnya

hubungan-hubungan yang tak terduga sebelumnya.

Lebih lanjut Sukmadinata dalam tesis Artanti (2009) mengatakan

bahwa :

”Studi kasus merupakan metode untuk menghimpun dan

menganalisis data berkenaan dengan suatu kasus. Sesuatu dijadikan kasus biasanya karena ada masalah, kesulitan, hambatan, penyimpangan, tetapi bisa juga sesuatu dijadikan kasus meskipun tidak ada masalah , malahan dijadikan kasus karena keunggulan

atau keberhasilannya”

Kasus yang dipilih dalam penelitian ini adalah tentang

penyelenggaraan program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas

(29)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipilih karena adanya opini dari sebagian guru dan orang tua yang

menganggap bahwa penyelenggaraan program akselerasi belajar

bukanlah satu-satunya layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa

Dalam penelitian ini juga dipaparkan tentang perekrutan peserta

didik cerdas istimewa, proses pembelajaran, evaluasi belajar dan hal-hal lain

yang mendukung penelitian.

Metode studi kasus merupakan bagian dari penelitian deskriptif,

yaitu suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah

maupun fenomena yang direkayasa manusia (Sukmadinata, dalam tesis

Artanti :2009) Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan

manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap variabel

melainkan memaparkan apa adanya, hal inilah yang mendasari peneliti

untuk menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif,

karena penelitian ini berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada

kehidupan nyata di lapangan. Proses dalam melakukan penelitian

merupakan penekanan dalam penelitian ini oleh karena itu dalam

melaksanakan penelitian, peneliti lebih berfokus pada proses dari pada hasil

akhir. Dengan kata lain penelitian ini berorientasi pada proses bukan pada

keluaran (output)

Metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif ini juga digunakan

(30)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Peneliti bermaksud ingin mengembangkan pemikiran dan

pemahaman yang terkandung dalam penyelenggaraan program

akselerasi belajar sebagai salah satu layanan pendidikan terhadap

peserta didik cerdas istimewa, dengan melihat secara keseluruhan

suatu keadaan, proses serta mendeskripsikannya secara induktif

b. Peneliti bermaksud untuk menganalisis dan menafsirkan suatu fakta,

gejala dan peristiwa yang berkaitan dengan penyelenggaraan program

akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas istimewa, dalam konteks

ruang dan waktu serta situasi yang dialami oleh peserta didik, guru dan

orang tua peserta didik

c. Studi kasus dilakukan pada penelitian ini dengan pertimbangan lokasi

penelitian hanya mencakup satu unit satuan pendidikan yaitu SMP Negeri

I Baleendah, Kabupaten Bandung sebagai satu-satunya sekolah

penyelenggara program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas

istimewa di kabupaten Bandung.

Proses penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung ke

lapangan, berorientasi pada penemuan, eksplorasi (menjelajah) perluasan

dan menggambarkannya secara holistik (menyeluruh)

(31)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moleong (1988) menyatakan bahwa langkah-langkah dalam

penelitian studi kasus adalah sebagai berikut : 1) Pra lapangan, 2) tahap

penelitian, 3) Analisis data , 4) Pelaporan hasil penelitian

Digambarkan dalam bagan sebagai berikut :

Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian Studi Kasus

1. Pra lapangan

Kegiatan pra lapangan, dilakukan oleh peneliti sebelum

pengumpulan data, hal ini bertujuan agar peneliti memperoleh gambaran

PRA LAPANGAN -STUDI LITERATUR -OBSERVASI PENDAHULUAN -PENYUSUNAN INSTRUMEN

TAHAP PENELITIAN -OBSERVASI NON

PARTISIPATIF, - STUDI DOKUMENTASI

-WAWANCARA

ANALISIS DATA -PENGELOMPOKAN DATA - TRISNGULASI DATA - ANALISIS DATA SECARA KUALITATIF

PENYUSUNAN DAN

PELAPORAN HASIL

(32)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang jelas dan lengkap mengenai masalah yang akan diteliti. Kegiatan pra

lapangan dimulai dengan hal-hal berikut :

a. Studi literatur , yaitu studi kepustakaan dan pengkajian berbagai teoritis

yang terkait dengan permasalahan penelitian

b. Observasi pendahuluan, yaitu melakukan pengamatan terhadap berbagai

hal yang berkaitan dengan fokus penelitian secara umum, untuk

dijadikan bahan observasi selanjutnya

c. Penyusunan instrumen penelitian

2. Tahap Penelitian

Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data yang dilakukan

di tempat penelitian , melalui kegiatan observasi non partisipatif, dimana

peneliti mengamati proses pembelajaran tiga kelompok mata pelajaran yaitu

kelompok mata pelajaran science (Matematika dan IPA), kelompok bahasa

(Bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Sunda) dan kelompok social

(IPS, PKN, Seni Budaya, Agama)

Kelompok mata pelajaran yang diteliti pada saat proses pembelajaran

diwakili oleh satu mata pelajaran, yaitu kelompok bahasa, diwakili oleh

mata pelajaran bahasa Inggris, kelompok science diwakili oleh mata

(33)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara tidak terstruktur, dilakukan pada guru yang mengajar di

program akselerasi belajar, guru pada program reguler, orang tua peserta

didik cerdas istimewa dan peserta didik cerdas istimewa. Wawancara

dilakukan untuk memperoleh data dan gambaran tentang penyelenggaraan

program akselerasi belajar.

Studi dokumentasi dilakukan guna mengumpulkan data berupa

dokumen, laporan tertulis, foto, gambar-gambar yang berkaitan dengan pola

rekrutmen peserta didik cerdas istimewa, hasil evaluasi, data peserta didik

dan hal-hal lain yang menunjang pada fokus penelitian

3. Analisis penelitian

Pada tahap ini, semua data yang diperoleh dari lapangan

dikelompokkan

a. Penyusunan dan pengelompokkan data lapangan yang diperoleh (data

hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi)

b.Triangulasi data, pengecekan keabsahan data yang ada dari hasil

observasi, wawancara dan studi dokumentasi

c. Pengolahan dan analisis data lapangan, dengan melakukan reduksi data,

display, kesimpulan dan verifikasi data

(34)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Pelaporan Hasil Penelitian

Merupakan langkah terakhir dari penelitian, yaitu dengan melakukan

pelaporan hasil penelitian mengenai Penyelenggaraan program akselerasi

belajar bagi peserta didik cerdas sitimewa dilihat dari opini guru, orang

tua dan peserta didik di SMP Negeri I Baleendah Kabupaten Bandung.

C. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini lokasi yang diteliti adalah SMP Negeri 1

Baleendah Kabupaten Bandung. Pemilihan kasus pada penelitian ini lebih

didasarkan pada pertimbangan bahwa:

1. SMP Negeri 1 Baleendah sebagai satu-satunya SMP penyelenggara

Program Akselerasi Belajar di Kabupaten Bandung dengan pembinaan

dari Direktorat PLB Depdiknas dan Bidang PLB Dinas Pendidikan

Provinsi Jawa Barat.

2. Program Akselerasi Belajar di SMP Negeri I Baleendah sudah cukup

lama diselenggarakan yaitu dari tahun 2005 hingga saat ini, sehingga

dipertimbangkan oleh peneliti sebagai hal yang layak untuk dijadikan

(35)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Subyek Penelitian

Sampel yang dijadikan sumber data atau subyek dalam

penelitian ini adalah :

1. Guru pengajar program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas

istimewa berjumlah 4 orang yang dipilih berdasarkan pertimbangan :

Pertama, guru pengajar program akselerasi sebagai pelaksana kebijakan

sekolah. Kedua, guru pengajar program akselerasi mampu memberikan

data dan informasi tentang penyelenggaraan program akselerasi belajar

bagi peserta didik cerdas istimewa. Ketiga, opini guru pengajar program

akselerasi dapat dipandang sebagai triangulasi untuk mengecek

kebenaran data dengan membandingkan hasil jawaban dari satu

informan terhadap informan lain

2.Guru yang mengajar pada kelas reguler berjumlah 4 orang yang

dipilih dengan pertimbangan: Pertama, guru pengajar di kelas reguler

memiliki harapan yang berbeda dengan guru pengajar program

akselerasi belajar Kedua, guru pada kelas reguler walaupun belum

pernah mendapat tugas untuk mengajar di program akselerasi belajar,

dipandang mampu memberikan informasi dan opini tentang

penyelenggaran program akselerasi belajar di SMP Negeri I Baleendah

sepanjang pengetahuannya.

3. Orang tua peserta didik cerdas istimewa dari peserta didik yang

(36)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

acak dengan pertimbangan: Pertama, dari segi pembiayaan, orang tua

adalah mitra sekolah dalam memberikan layanan pendidikan bagi

peserta didik. Kedua, Orang tua adalah partisipan aktif dalam

pembuatan rencana pembelajaran, pengadaan alat, media, dan sumber

daya yang dibutuhkan sekolah. Ketiga, orang tua adalah mitra sekolah

yang Aktif berkomunikasi dan berkonsultasi tentang permasalahan dan

kemajuan belajar anaknya. Keempat, orang tua dipandang mampu

berkolaborasi dalam mengatasi hambatan belajar anaknya, serta

pengembangan potensi anak melalui program-program lain di luar

sekolah. Kelima, orang tua dipandang dapat memberikan opininya

tentang penyelenggaraan program akselerasi belajar di SMP Negeri I

Baleendah tempat putra – putrinya mendapatkan layanan pendidikan

4. Peserta didik cerdas istimewa berjumlah 4 orang yang dipilih dengan

pertimbangan: Pertama, mereka adalah anak- anak teridentifikasi cerdas

istimewa yang mendapatkan layanan pendidikan dari program

akselerasi belajar di SMP Negeri I Baleendah. Kedua, mereka terlibat

langsung dalam penyelenggaraan program akselerasi belajar sehingga

apa yang mereka jalani, alami dan rasakan dapat terekam langsung

dengan memberikan opini mereka tentang rekrutmen, proses

pembelajaran dan evaluasi pada program akselerasi belajar di SMP

(37)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut tabel subyek atau informan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

Tabel 3.1

Daftar informan dan Teknik yang digunakan

No Informan Teknik yang digunakan

1. 4 orang guru Akselerasi Wawancara dan observasi

2. 4 orang guru Reguler Wawancara

3. 4 orang tua peserta didik CI Wawancara

4. 4 orang peserta didik CI Wawancara dan observasi

Melalui subyek penelitian tersebut, diharapkan penelitian yang

lengkap mengenai penyelenggaraan dan alternatif gagasan layanan

belajar bagi peserta didik cerdas istimewa berdasarkan opini guru,

orang tua dan peserta didik cerdas istimewa . Selanjutnya berdasarkan

data atau informasi yang diperoleh, peneliti dapat menetapkan tingkat

kelengkapan dan kedalaman informasi sejalan dengan fokus penelitian

(38)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik : 1. observasi 2. wawancara, dan 3. studi dokumentasi.

Ketiga teknik pengumpulan data ini digunakan agar dapat saling

melengkapi dan menunjang antara satu dengan yang lainnya sehingga

diperoleh informasi yang diperlukan sesuai dengan focus kajian penelitian.

1. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam upaya

mendapatkan data penelitian yang dilakukan dengan melakukan

pengamatan secara langsung di lapangan. Pengamatan memungkinkan

pengamat untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subyek penelitian,

merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subyek sehingga

memungkinkan pula peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari

perilaku tersebut. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah

pedoman observasi dan catatan lapangan. Observasi pendahuluan

dilakukan dalam mengamati berbagai hal yang berkaitan dengan fokus

penelitian secara umum dan observasi selanjutnya difokuskan pada

pengamatan proses pembelajaran dan evaluasi dengan menekankan

pengamatan pada peserta didik, guru dan lingkungan belajar.

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada

(39)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Wawancara,

Teknik wawancara dilakukan guna mengungkap

keterangan-keterangan lebih lanjut secara terperinci serta mendapatkan opini tentang

penyelenggaraan program akselerasi.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara tidak

terstruktur, dimana informan yang dipilih adalah mereka yang memiliki

pengetahuan dan mendalami situasi, dan mereka lebih mengetahui

informasi yang diperlukan. Pedoman wawancara yang digunakan berupa

garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Secara terperinci wawancara dilakukan pada :

a. Guru yang mengajar pada program akselerasi belajar, wawancara

difokuskan pada sekitar penyelenggaraan program akselerasi belajar,

rekrutmen, proses pembelajaran dan alternatif gagasan layanan belajar bagi

peserta didik cerdas istimewa selain program akselerasi

b. Guru reguler, wawancara difokuskan pada pertanyaan sekitar

penyelenggaraan program akselerasi belajar, rekrutmen peserta didik cerdas

istimewa, pemisahan kelas dan alternatif layanan belajarnya

c. Orang tua peserta didik cerdas istimewa, wawancara difokuskan pada

pertanyaan tentang program akselerasi belajar, motivasi orang tua, opininya

tentang rekrutmen peserta didik cerdas istimewa, kelas khusus dan prestasi

peserta didik cerdas istimewa serta alternatif gagasan layanan belajar

(40)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Peserta didik, wawancara difokuskan pada pertanyaan tentang program

akselerasi belajar, motivasi, rekrutmen, kelas khusus dan proses belajar

Instrumen wawancara berupa pedoman yang bersifat fleksibel,

karena dilapangan ditemukan beberapa data penelitian yang bukan

merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian yang tercantum dalam

pedoman wawancara.

Pelaksanaan wawancara dilakukan secara sederhana dalam situasi

yang alamiah. Dilakukan di sekolah dan di perpustakaan pada saat jam

belajar mengajar selesai, pada saat jam istirahat dan dilakukan juga di

rumah subyek pada saat-saat subyek yang bersangkutan memiliki waktu

luang setelah sebelumnya peneliti membuat janji wawancara pada subyek.

Hasil wawancara berupa data yang relevan tetap digunakan,

sedangkan data yang tidak relevan direduksi (disingkirkan).

3. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen

tertulis, gambar maupun elektronik.

Adapun dokumen yang diteliti dan dikumpulkan pada penelitian ini

antara lain meliputi : dokumen pedoman pelaksanaan program akselerasi

(41)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru, pedoman rekrutmen peserta didik cerdas istimewa, data hasil belajar

peserta didik cerdas istimewa, kurikulum yang dipergunakan pada program

akselerasi belajar, video tentang proses pembelajaran dan foto-foto yang

mendukung pada penelitian ini

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan

orang lain merupakan alat pengumpul data utama, oleh karena itu, pada

waktu mengumpulkan data di lapangan, peneliti berperan serta sehingga

memiliki kedudukan yang cukup rumit, sebab peneliti merupakan

perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data dan pada

akhirnya pelapor hasil penelitian (Moleong : 1988)

. Untuk mendukung kegiatan penelitian, maka peneliti

mengembangkan instrumen sebagai alat untuk melakukan tekhnik

penelitian yang sebelumnya dibuat dulu pedoman atau acuan, dalam hal ini

adalah pedoman wawancara dan pedoman observasi, sedangkan studi

dokumentasi cukup mengacu pada pertanyaan penelitian

Adapun langkah penyusunan instrumen antara lain:

a. Penyusunan kisi-kisi instrumen

Kisi-kisi instrumen dalam hal ini adalah gambaran garis besar dari

materi yang digunakan dalam pedoman wawancara dan observasi.

Dalam penyusunan kisi-kisi materi merupakan jabaran dari pertanyaan

(42)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karena wawancara dilakukan pada subyek yang berbeda, yaitu guru

pada program akselerasi belajar, guru pada program reguler, orang tua

peserta didik cerdas istimewa dan peserta didik cerdas istimewa itu

sendiri, maka penyusunan kisi-kisi wawancara dibuat secara terpisah

berdasarkan subyek penelitiannya. Dalam tabel akan nampak sebagai

berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi wawancara untuk guru program akselerasi belajar

No. Aspek Ruang Lingkup Indikator Instrumen

(43)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(44)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Kisi-kisi Wawancara Guru Program Reguler

No

Aspek Ruang Lingkup Indikator Instrumen

(45)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(46)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Kisi-kisi wawancara untuk Orang Tua Peserta Didik Cerdas Istimewa

No

Aspek Ruang Lingkup Indikator Instrumen

(47)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar Baleendah program akselerasi

di SMPN 1 peserta didik cerdas

(48)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kisi-kisi wawancara untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa

No

Aspek Ruang Lingkup Indikator Instrumen Pertanyaan

1. Program pada program akselerasi belajar di SMPN I

(49)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c.Bagaimana pendapat peserta didik cerdas istimewa, bagaimana prestasi belajar yang ananda peroleh ?

b. Kisi – Kisi instrument Observasi dibuat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.6

Kisi-kisi instrument Observasi Proses Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar

No

Aspek Obyek Pengamatan Hasil Pengamatan

1. Peserta Didik Cerdas Istimewa (Tasdik CI)

1. sikap pserta didik cerdas istimewa ketika

guru tiba di dalam kelas 2. Jumlah tasdik yang hadir pada PBM (..%)

3. Keaktifan peserta didik cerdas istimewa dalam PBM

(50)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. 2. Metode mengajar yang dilakukan oleh guru

5. Penguasaan guru dalam PBM

6. Penggunaan media Pembelajaran 7. Pengevaluasian

8. Cara menutup pelajaran 3. Lingkungan Belajar 1. Ketersediaan fasilitas

(51)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Studi Dokumentasi

Dalam studi dokumentasi, sebagai acuan adalah, data-data program

akselerasi belajar di SMP Negeri I Baleendah yang relevan dengan

pertanyaan penelitian, seperti, Kurikulum yang digunakan dalam layanan

belajar terhadap peserta didik cerdas istimewa, petunjuk teknis, ragam

administrasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) guru, pedoman rekrutmen

peserta didik cerdas istimewa, data hasil belajar peserta didik cerdas

istimewa, video tentang proses pembelajaran dan foto-foto yang mendukung

pada penelitian ini

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya di dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian

dasar sehingga memberikan arti yang signifikan terhadap analisis,

menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan diantara dimensi uraian

(52)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bogdan & Biklen (1982) dalam Moleong (1998), mengatakan bahwa

Analisis Data Kualitatif , adalah

”upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari data dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain ”

Pada tahap analisis data, maka data yang dikumpulkan masih

dipandang sebagai data lunak, karena data masih bersifat faktual dan hanya

berdasarkan pikiran dan perasaan mereka semata. Untuk itu, dengan

merujuk kepada pendapat Sugiyono (1996), analisis data dalam penelitian

ini dilakukan dengan melakukan hal-hal berikut :

a. Reduksi Data, pada tahap ini dilakukan pemilihan tentang

relevan tidaknya antara data dengan tujuan penelitian. Informasi

dari lapangan sebagai bahan mentah diringkas, disusun lebih

sistematis, serta ditonjolkan pokok-pokok yang penting sehingga lebih

mudah dikendalikan.

Teknik wawancara yang dilakukan oleh peneliti, menghasilkan jawaban

yang cukup banyak, jawaban tersebut selain berupa tulisan, peneliti

merekam semuanya dalam sebuah rekaman wawancara. Proses yang

dilakukan untuk mereduksi data adalah memutar ulang rekaman

tersebut, kemudian peneliti menuliskan kembali jawaban-jawaban

Gambar

Tabel
Gambar    1.  Renzulli’s Three Ring Theory…………………………………         38
gambaran  tentang penyelenggaraan program akselerasi belajar bagi pesera
Tabel  3.1
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tingginya persaingan antar Bank, membuat Humas Mandiri Prioritas harus memiliki kreativitas tinggi untuk mengkomunikasikan pemecahan masalah dalam bentuk Customer Relations yang

Hubungan antara konsumsi asam lemak tidak jenuh (PUFA) dan vitamin E didasarkan fakta bahwa asam-asam lemak esensial tersebut adalah yang paling mudah dioksidasi, dan berada

bahan utama) dan katalis enzym (sebagai produk dari mikroorganisme).. Pengaruh dari hambatan pada batch atau

Mengajukan aplikasi kepada Direktur Pascasarjana dari Perguruan Tinggi Penyelenggara masing-masing sesuai dengan jenis pendidikan yang dituju (dengan mengikuti kaidah format yang

Kecenderungan defisit yang terjadi ini menunjukkan bahwa di Kota Palu memiliki curah hujan yang rendah, evapotranspirasi yang tinggi, sehingga ketersediaan air

Memenuhi Tersedia Tanda Daftar Perusahaan (TDP) CV Grand Indo Timber yang diterbitkan oleh instansi berwenang dan masih berlaku sesuai dengan kegiatan usahanyag. NPWP Nomor

Berdasarkan dari hasil respon yang didapat pada perbedaan kondisi, dapat disimpulkan bahwa hasil respon yang dihasilkan selebihnya sama, yakni plant Rotary Dryer ini tidak

9 Jun 2008 untuk menjalankan pemeriksaan ak:hir bagi Ribka Alan untuk menilai tesis Master Sains beliau yang bertajuk "Penerimaan Maklumat Teknologi Pertanian