Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENYELENGGARAAN PROGRAM AKSELERASI BELAJAR
BAGI PESERTA DIDIK CERDAS ISTIMEWA
DILIHAT DARI OPINI GURU, ORANG TUA DAN
PESERTA DIDIK
(Studi Kasus Pada SMP Negeri 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
T E S I S
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Pendidikan (MPd)
Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus
Oleh
DEWI CHANDRAKIRANA DAMAYANTI NIM . 1104488
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENYELENGGARAAN PROGRAM AKSELERASI BELAJAR BAGI PESERTA DIDIK CERDAS ISTIMEWA DILIHAT DARI OPINI GURU,
ORANG TUA DAN PESERTA DIDIK
(Studi Kasus Pada SMP Negeri 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Oleh
Dewi Chandrakirana Damayanti
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Magister Pendidikan (M.Pd)
Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus
© Dewi Chandrakirana Damayanti2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
PENYELENGGARAAN PROGRAM AKSELERASI
BELAJAR BAGI PESERTA DIDIK CERDAS ISTIMEWA
DILIHAT DARI OPINI GURU, ORANG TUA DAN
PESERTA DIDIK
(Studi Kasus Pada SMP Negeri I Baleendah Kabupaten Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Dr. H. Zaenal Alimin,M.Ed
NIP. 19590324 198403 1002
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus
Dr. Djadja Rahardja, M.Ed
iv
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
DEWI CHANDRAKIRANA D. Penyelenggaraan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa dilihat dari Opini Guru, Orang Tua dan Peserta Didik. Di bawah bimbingan: Dr. H. Zaenal Alimin,M.Ed.
Hakekat pendidikan adalah membentuk sumber daya manusia seutuhnya. Pendidikan inklusif dipandang sebagai bentuk kepedulian dalam merespon spektrum kebutuhan belajar peserta didik yang beragam, termasuk kebutuhan belajar peserta didik cerdas istimewa. Program akselerasi belajar merupakan salah satu layanan belajar yang paling tepat saat ini bagi peserta didik cerdas istimewa. Permasalahan yang muncul adalah masih terdapat pro dan kontra di kalangan guru dan orang tua mengenai penyelenggaraan program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas istimewa, pada lingkup rekrutmen, proses belajar dan evaluasi belajar peserta didik cerdas istimewa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan opini guru, orang tua dan peserta didik cerdas istimewa tentang penyelenggaraan program akselerasi belajar di SMP Negeri I Baleendah dengan fokus rekrutmen, proses belajar dan evaluasi belajar serta alternatif gagasan layanan belajar bagi peserta didik Cerdas Istimewa. Metode yang digunakan yaitu studi kasus dengan pendekatan kualitatif . Alat pengumpul data adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian : (1) terdapat empat pola rekrutmen peserta didik cerdas istimewa sesuai edaran dari Dinas pendidikan Prov. Jabar (2) Proses dan evaluasi belajar dilaksanakan di kelas khusus (3) terdapat lima alternatif gagasan layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa Kesimpulan dari penelitian ini adalah : terdapat alternatif gagasan layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa selain program akselerasi belajar . Saran pada penelitian ini perlu adanya peningkatan koordinasi dan komunikasi antara penyelenggara program akselerasi belajar dengan guru, orang tua dan peserta didik serta para
stakeholder demi tercapainya layanan belajar yang optimal, dan perlu juga penelaahan lebih lanjut tentang alternatif gagasan layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa
v
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
DEWI CHANDRAKIRANA D. The Implementation of Accelerated Learning Program For Gifted Students Viewed from the Opinions of Teachers, Parents and Students. Supervised by: Dr. H. Zaenal Alimin, M.Ed.
The essence of education is to build the quality of human resources. Inclusive education is seen as a concern in response to a spectrum of students various learning needs, including the learning needs of gifted students. Accelerated learning program is one of the most appropriate learning services for gifted students. The problems related to the fact that there are still pros and cons among teachers and parents on the implementation of accelerated learning programs for gifted students, including the way of recruitment, learning process, and evaluation program for those students. This study aims to obtain opinions of teachers, parents and gifted students about the implementation of accelerated learning program at SMP Negeri I Baleendah. The focus is on the recruitment process, learning process, and evaluation of learning and also the idea of alternative learning services for the gifted students. The method used is a case study with a qualitative approach. Data were collected through observation, interview and documentation. The results are: (1) there are four patterns in recruiting gifted students based on the policy of Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (2) Learning process and evaluation were conducted in a special class (3) there are five alternative ideas of learning service for gifted students. The conclusion of this study is: in addtition to accelerated learning program, there is an alternative idea of learning service for gifted students. The study reccomends that to achieve optimal learning services, there should be an improvement on coordination and communication between school, teachers, parents, students and the stakeholders. Also, there should be more study about the alternative idea of learning services for gifted students.
vi
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
x
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
B. Fokus Kajian dan Pertanyaan Penelitian... 8
C. Tujuan Penelitian……..……… 9
D. Manfaat Penelitian……… 10
E. Definisi Konsep... 11
BAB II PROGRAM AKSELERASI BELAJAR DAN OPINI MASYARAKAT SEKOLAH A. Pengertian Program Akselerasi Belajar……….. 14
1. Landasan Penyelenggaraan Program Akselerasi Belajar……. 19
2. Prinsip Pokok Penyelenggaraan Program Akselerasi Belajar.. 25
3. Keunggulan dan Kelemahan Program Akselerasi Belajar…… 29
B. Identifikasi Peserta Didik Cerdas Istimewa 1. Pengertian Peserta Didik………... 33
2. Konsep Cerdas Istimewa………... 34
3. Proses Rekrutmen Peserta Didik Cerdas Istimewa…………... 39
C. Peranan Guru dalam Penyelenggaraan Program Akselerasi Belajar ………. 43
xi
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Proses Pembelajaran dan Evaluasi Belajar pada Program
Akselerasi Belajar……….. 46
D. Opini Masyarakat Sekolah tentang Program Akselerasi Belajar………... 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian………... 57
B. Langkah-Langkah Penelitian……….. 59
C. Lokasi Penelitian………. 62
D. Subyek Penelitian………. 63
E. Tekhnik Pengumpulan Data………. 66
F. Instrument Penelitian………... 69
G. Tekhnik Analisis Data……….. 79
H. Tekhnik Keabsahan Data………... 81
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian………... 82
B. Deskripsi Data, Analisis dan Interpretasi Data 1. Deskripsi Data……… 85
2. Analisis dan Interpretasi Data……… 96
C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Opini Guru, Orang tua dan Peserta Didik Cerdas Istimewa pada Program Akselerasi Belajar………. 115
a. Proses rekrutmen……….. 115
2. Opini Guru, Orang Tua dan Peserta Didik Cerdas Istimewa Tentang Proses Pembelajaran dan Evaluasi Belajar………… 119
a. Proses Pembelajaran………... 119
b. Evaluasi Hasil Belajar……… 125
xii
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa……… 126
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 130
B. Saran………. 133
DAFTAR PUSTAKA………... 135
LAMPIRAN... 138
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Daftar Informan dan Tekhnik Yang digunakan……… 65
2. Kisi- Kisi Wawancara Untuk Guru Program Akselerasi Belajar…… 70
3. Kisi-Kisi Wawancara Untuk Guru Program Reguler……… 72
4. Kisi-Kisi Wawancara Untuk Orang Tua Peserta Didik CI………… 74
5. Kisi- Kisi Instrumen Observasi Proses dan Evaluasi Belajar…….. 77
xiii
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Renzulli’s Three Ring Theory……… 38 2. Skema Proses Rekrutmen Peserta Didik Cerdas Istimewa……. 42
xiv
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kisi-kisi instrument Penelitian
( Wawancara Guru akselerasi)……….. 138
Lampiran 2 Pedoman Wawancara bagi guru Akselerasi……… 141
Lampiran 3 Kisi-Kisi instrument Penelitian
(Wawancara Guru Reguler)………. 145
Lampiran 4 Pedoman Wawancara bagi Guru Reguler……… 147
Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
(Wawancara orang Tua tasdik CI)……… 151
Lampiran 6 Pedoman Wawancara bagi Orang Tua tasdik CI……. 153
Lampiran 7 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
(Wawancara Tasdik CI)……… 157
Lampiran 8 Pedoman wawancara Tasdik CI……….. 159
Lampiran 9 Kisi-kisi observasi……… 163
Lampiran 10 Lembar pengamatan Proses Belajar Tasdik CI ……… 165
xv
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lampiran 12 Tabel 1 Keadaan Peserta Didik CI 2011-2013……… 171
Lampiran 13 Tabel 2 alumni Program Akselerasi Belajar…………. 171
Lampiran 14 Tabel 3 Tenaga Kependidikan Program Akselerasi … 172
Lampiran 15 Tabel 4 Sarana Program Akselerasi Belajar………… 173
Lampiran 16 Tabel 5 Prasarana Sekolah……….. 174
Lampiran 17 Perolehan Nilai UAN (2006- 2012)……….... 175
Lampiran 18 Data Alumni Angkatan I……… 176
Lampiran 19 Data Alumni Angkatan 2……… 178
Lampiran 20 Data Alumni Angkatan 3………. 179
Lampiran 21 Data Alumni Angkatan 4……… 180
Lampiran 23 Data Alumni Angkatan 5………. 181
Lampiran 24 Foto-Foto Aktivasi Penelitian………. 182
Lampiran 25 Foto-foto dokumentasi identifikasi peserta didik….. 185
Lampiran 26 Prosedur penerimaan peserta didik cerdas istimewa... 186
Lampiran 27 Pengembangan manajemen belajar cerdas istimewa… 187
Lampiran 28 Foto team pengembang program akselerasi belajar… 188
Lampiran 29 Permohonan izin Observasi……… 189
Lampiran 30 Izin Observasi………. 190
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam
kehidupan termasuk memperoleh pelayanan pendidikan. Hak untuk
dapat memperoleh pendidikan melekat pada semua orang tanpa kecuali,
termasuk anak yang memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus. Pemikiran
inilah yang memulai bahwa anak yang memiliki kekhususan berhak
mendapat pelayanan pendidikan sesuai kebutuhannya namun tetap hidup
bersama dalam situasi sosial yang alamiah.
Dengan demikian pendidikan pada hakekatnya bertujuan untuk
membentuk sumber daya manusia seutuhnya yang berkualitas dan
berorientasi masa depan. Sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang
system pendidikan nasional, yang pada intinya memuat dua kegiatan yang
harus dikembangkan dalam proses pendidikan yaitu proses modernisasi dan
proses sosialisasi.
Proses modernisasi mencakup kegiatan bidang pengajaran yang
lebih mengacu pada pengembangan kemampuan penalaran dan penguasaan
sains dan teknologi. Sedangkan proses sosialisasi mencakup kegiatan
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sikap hidup siswa mengatur diri dengan kehidupan dan budaya
masyarakat lingkungannya, baik lokal, regional, nasional maupun global
Untuk itulah dikembangkan iklim belajar mengajar yang dapat
menumbuhkan rasa percaya diri dan perilaku yang kreatif, inovatif dan
keinginan untuk maju.
Keberagaman masing-masing peserta didik sudah seharusnya
direspon oleh para pelaku pendidikan secara bijak dan proporsional, dalam hal
ini tentunya guru sebagai ujung tombak pendidikan harus mampu
bereksplorasi dengan kreativitas dan inovasinya dalam pembelajaran sehingga
peserta didik dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan
potensinya. Hal ini tentu saja sesuai dengan dasar pemikiran pendidikan
inklusif dimana pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang dapat
mengakomodir keberagaman peserta didik, seperti yang dikemukakan oleh
Alimin (2005) menjelaskan bahwa pendidikan inklusif adalah sebuah proses
dalam merespon kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui
peningkatan partisipasi dalam belajar, budaya dan masyarakat, dan
mengurangi ekslusivitas di dalam pendidikan. Pendidikan inklusif juga dapat
dipandang sebagai bentuk kepedulian dalam merespon spektrum kebutuhan
belajar peserta didik yang lebih luas, dengan maksud agar baik guru maupun
peserta didik, keduanya memungkinkan merasa nyaman dalam keberagaman
dan melihat keragaman sebagai tantangan dan pengayaan dalam lingkungan
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Di Indonesia sendiri, pendidikan inklusif secara resmi didefinisikan
sebagai berikut: Pendidikan inklusif dimaksudkan sebagai sistem layanan
pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus belajar
bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang terdekat dengan
tempat tinggalnya. Penyelenggaraan pendidikan inklusif menuntut pihak
sekolah melakukan penyesuaian baik dari segi kurikulum, sarana dan
prasarana pendidikan, maupun sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan individu peserta didik (Direktorat PSLB, 2010). Sedangkan
berdasarkan Pasal 1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 70
Tahun 2009 Tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memiliki
Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa,
disebutkan bahwa: Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan
pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa
untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan
pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.
Sedangkan dalam pasal 2 peraturan tersebut dijelaskan bahwa Pendidikan
inklusif bertujuan:
(1) memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik
yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial atau memiliki
potensi kecerdasan dan / atau bakat istimewa untuk memperoleh
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuannya; (2) mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang
menghargai keaneka ragaman, dan tidak diskriminatif bagi semua peserta
didik
Berbicara mengenai anak cerdas istimewa, maka pada tahun 2003
hak anak cerdas istimewa untuk mendapat layanan pendidikan khusus
dirumuskan dalam UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas Pasal 5 ayat (4),
“warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak
memperoleh pendidikan khusus. Pasal 32 ayat (1), “pendidikan
khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa. Pada tahun 2006 diterbitkan Permendiknas No. 34/2006 tentang
Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang memiliki Potensi kecerdasan
dan/atau bakat istimewa.
Berbagai literatur yang membahas kecerdasan istimewa menunjukan
bahwa siswa cerdas istimewa adalah mereka yang memiliki kemampuan
intelektual yang jauh melampaui kemampuan siswa lain seusianya yang
menunjukkan karakteristik belajar yang unik sehingga membutuhkan
stimulasi khusus agar potensi kecerdasannya dapat terwujud menjadi
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Piirto, 1999, 2007; Renzulli, 2002) dalam Depdiknas (2007)
menekankan bahwa seorang yang cerdas istimewa dengan karakteristik
belajarnya yang unik, seperti ingatan yang luar biasa, pengamat yang detail,
rasa ingin tahu yang mendalam, kreativitas, dan kemampuan
mempelajari bahan ajar dengan cepat dan tepat dengan hanya sedikit
pelatihan dan repetisi berhak untuk mendapatkan pendidikan
yang didiferensiasi sesuai dengan kebutuhannya.
Berdasarkan hal tersebut maka dunia pendidikan dituntut untuk
mencari solusi dalam pengembangan dan inovasi dalam proses belajar
mengajar yang mampu mengakomodasi dan mengangkat serta mempercepat
tujuan utama dari pendidikan itu sendiri yaitu dengan layanan pendidikan
program akselerasi belajar.
Program Akselerasi belajar ini dikuatkan oleh SK Depdiknas
No. 423/948/2002 yang menyebutkan bahwa “Akselerasi adalah program
percepatan belajar yang diselenggarakan secara khusus bagi siswa yang
mempunyai kecerdasan tinggi dan mempunyai kemampuan diatas rata-rata
sebayanya sehingga dapat menyelesaikan studinya dengan waktu lebih cepat
dari waktu yang telah ditetapkan untuk jenjang pendidikan yang sama
Berdasarkan Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan untuk Peserta
Didik cerdas istimewa yang dikeluarkan Depdiknas tahun 2007
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Istimewa (CI) adalah: (1) Kelas Khusus, (2) kelas Inklusif, dan (3) Sekolah
Khusus.
Jika mengkaji perkembangan layanan pendidikan khusus bagi peserta
didik cerdas istimewa, maka jelas terlihat bahwa Program Percepatan Belajar
atau Akselerasi saat ini menjadi salah satu pilihan utama sebagai suatu bentuk
layanan pendidikan khusus bagi peserta didik cerdas istimewa di Indonesia.
Menurut Mimin Haryati, 2006 (dalam Iif Khoiru Ahmadi, dkk,
2011) akselerasi belajar berarti percepatan belajar sebagai implikasi dari
sistem belajar tuntas (mastery learning)
Mencermati penyelenggaraan program akselerasi belajar bagi
peserta didik cerdas istimewa, ternyata masih terdapat pro dan kontra di
kalangan guru dan masyarakat. Hal ini dikarenakan guru dan masyarakat
dalam hal ini orang tua peserta didik memiliki perspektif tersendiri atas
penyelenggaraan program akselerasi tersebut diantaranya dikarenakan adanya
anggapan bahwa kelas Akselerasi bersifat eksklusif karena kelasnya
bersifat khusus, sehingga menimbulkan egoisme, arogansi, dan ekslusifisme
bagi peserta didik cerdas istimewa, dan mereka tidak dapat bersosialisasi
dengan siswa lainnya karena kelas yang dipisahkan. Hal ini tentunya
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengutamakan tentang layanan belajar bagi semua peserta didik tanpa
terkecuali dalam setting sekolah reguler
Sikap pro dan kontra itu diperkuat dengan adanya kriteria guru dalam
layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa dan perspektif guru dalam
program akselerasi. Menurut kriteria, guru yang terbaik adalah guru
berdasarkan kriteria tertentu seperti pengalaman mengajar, prestasi, tingkat
pendidikan yang dipersyaratkan, dan telah dipersiapkan untuk mengajar
peserta didik akselerasi.
Selain dari itu, system perekrutan peserta didik cerdas istimewa yang
lebih mengutamakan sisi akademik dan hasil tes psikologi, menimbulkan pro
dan kontra di kalangan guru. Demikian juga pada proses belajar dan evaluasi
belajar peserta didik yang memiliki persamaan dengan program reguler,
menjadi perbincangan di kalangan guru, orang tua dan peserta didik itu sendiri
Dari hasil studi penelitian terdahulu, peneliti memperoleh
Informasi bahwa pada dasarnya, pelaksanaan program akselerasi belajar
masih terkendala oleh banyak hal , terutama bertolak belakang dengan
prinsip pendidikan inklusif yang mengutamakan keberagaman dan
menjauhkan diskriminatif bagi peserta didik terlebih-lebih dengan system
penempatan dalam kelas khusus . Kontra yang lain muncul dari sikap
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hanya memunculkan kelompok belajar eksklusif bukan inklusif dengan sarana
belajar lebih lengkap dibandingkan dengan kelas regular. Sementara itu hasil
penelitian yang lain menemukan fakta bahwa sebagian besar peserta didik
cerdas istimewa merasakan bahwa program akselerasi belajar memberikan
dampak positif kepada peserta didik , berkaitan dengan materi pelajaran yang
menantang dimana teman sebayanya di kelas regular belum mendapatkan
materi pelajaran seperti yang mereka dapatkan. Program akselerasi belajar
juga dianggap oleh mereka sebagai suatu program belajar yang dapat
meningkatkan minat belajar peserta didik sehingga kemajuan belajarnya
menjadi lebih cepat dibandingkan dengan teman-temannya di kelas reguler.
Berdasarkan uraian diatas , maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Penyelenggaraan Program Akselerasi belajar bagi
peserta didik cerdas istimewa dilihat dari opini guru, orang tua dan peserta
didik “
Peneliti berharap penelitian ini menghasilkan ide-ide atau
gagasan-gagasan baru dalam memberikan layanan pendidikan bagi peserta didik
cerdas istimewa dan dari gagasan tersebut diharapkan pada
perkembangannya menghasilkan suatu program layanan lain bagi peserta
didik cerdas istimewa selain program-program yang sudah ada, termasuk
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian
Agar permasalahan dapat dijawab secara operasional, maka fokus
penelitian ini adalah “ Opini Guru, Orang Tua dan Peserta Didik Cerdas
Istimewa tentang Penyelenggaraan Program Akselerasi Belajar bagi
Peserta Didik Cerdas Istimewa di SMP Negeri 1 Baleendah Kabupaten
Bandung”
Untuk menjawab fokus penelitian ini, maka dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah opini guru, orang tua dan peserta didik cerdas
istimewa tentang rekrutmen peserta didik cerdas istimewa di
SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung ?
2. Bagaimanakah opini guru, orang tua dan peserta didik cerdas
istimewa tentang proses pembelajaran dan evaluasi bagi peserta didik
cerdas istimewa, yang terpisah dengan kelas reguler di SMPN I
Baleendah Kabupaten Bandung ?
3. Bagaimanakah gagasan guru, orang tua dan peserta didik cerdas
istimewa tentang layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa di
SMPN I Baleendah Kabupaten Bandung ?
C. Tujuan Penelitian
Secara Umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
didik cerdas istimewa di SMP Negeri I Baleendah Kabupaten Bandung dilihat
dari opini guru, orang tua dan peserta didik cerdas istimewa
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengungkap opini guru, orang tua dan peserta didik cerdas
istimewa tentang rekrutmen peserta didik cerdas istimewa di
SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung
2. Mengetahui opini guru, orang tua dan peserta didik cerdas istimewa
tentang Proses pembelajaran dan evaluasi bagi peserta didik cerdas
istimewa, yang terpisah dengan kelas reguler di SMPN 1 Baleendah
Kabupaten Bandung
3. Mendapatkan alternatif gagasan pelayanan belajar bagi peserta didik cerdas
istimewa berdasarkan opini guru, orang tua dan peserta didik cerdas
istimewa di SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis.
Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian dalam
pengembangan ilmu khususnya pengembangan keilmuan pendidikan baik
pendidikan kebutuhan khusus, pendidikan inklusif juga dalam
penyelenggaraan program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas
istimewa .
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam tataran praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi bagi :
a. Pengelola Program Akselerasi
Dengan terungkapnya hasil penelitian tentang penyelenggaraan
program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas istimewa dilihat
dari opini guru, orang tua dan peserta didik maka hasil penelitian dapat
dipergunakan sebagai bahan kajian selanjutnya ke arah konseptualisasi
program layanan pendidikan dalam bentuk lain bagi peserta didik
cerdas istimewa sehingga memunculkan ragam pilihan bagi pemberian
layanan di sekolah yang efektif dan berkualitas
b. Guru Program Akselerasi
Guru program akselerasi dapat menambah pengetahuan tentang
layanan yang paling tepat bagi peserta didik cerdas istimewa untuk
kemudian memahami kebutuhan mereka dan menyesuaikan strategi
pembelajaran di kelas.
c. Peneliti
Sebagai bahan alternatif dalam memberikan program layanan
belajar bagi peserta didik cerdas istimewa
E. Definisi Konsep
Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini
maka perlu kiranya definisi konsep sebagai berikut :
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengertian akselerasi diberikan oleh Pressey dalam Reni Akbar
(1993) sebagai suatu kemajuan yang diperoleh dalam program pengajaran
pada waktu yang lebih cepat atau usia yang lebih muda daripada yang
konvensional. Definisi ini menunjukkan bahwa akselerasi meliputi
persyaratan untuk menghindari hambatan pemenuhan permintaan dalam
pengajaran dan juga mengusulkan proses-proses yang memungkinkan siswa
melalui pemberian materi yang lebih cepat dibanding dengan kemajuan
rata-rata siswa.
Definisi yang serupa diuraikan oleh beberapa ahli lainnya. Harrington
dalam Reni Akbar (2004) mengatakan bahwa acceleration refers to program
organization in which the learner completes coursework earlier or in less
time than ordinarily expected. Akselerasi menunjuk pada program dimana
siswa menyelesaikan materi pelajaran lebih awal atau dalam waktu yang
lebih singkat dari waktu yang diharapkan pada umumnya. Gowan dan
Renzulli dalam Semiawan ( 1997) mengatakan, akselerasi berarti perolehan
konten materi dengan irama yang lebih dipercepat sesuai dengan kemampuan
potensial siswa.
Dengan demikian yang dimaksud dengan program akselerasi belajar
pada penelitian ini adalah program layanan belajar bagi peserta didik
cerdas istimewa dengan sistem percepatan belajar dimana peserta didik pada
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cukup dengan dua tahun pada jenjang sekolah menengah dan lima tahun pada
jenjang sekolah dasar.
2. Peserta Didik Cerdas istimewa
Dalam buku Panduan Guru dan Orang Tua Pendidikan Cerdas
Istimewa yang dikeluarkan oleh direktorat pembinaan sekolah luar biasa,
Kementerian Pendidikan Nasional: 2010 dikatakan bahwa peserta didik
cerdas istimewa yaitu mereka yang memiliki kemampuan intelektual yang
jauh melampaui kemampuan siswa lain seusianya yang menunjukkan
karakteristik belajar yang unik sehingga membutuhkan stimulasi khusus
agar potensi kecerdasannya dapat terwujud menjadi kinerja yang optimal
(Gagne:1985, 1995, 1997 1999,2004; Marland: 1972; Piirto: 1999,2007;
Renzulli: 2002)
Pada penelitian ini peserta didik cerdas istimewa yang dimaksud
adalah mereka anak-anak yang diidentifikasi sebagai anak-anak cerdas
istimewa yang mengikuti program akselerasi belajar di SMP Negeri 1
Baleendah Kab. Bandung
3. Opini
Saifuddin (2012) mengartikan opini sebagai perkiraan, pikiran,
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sikap yang sudah mapan . Pendapat orang mengenai suatu hal berbeda-beda.
Pendapat dapat berupa saran, kritik,tanggapan, harapan, nasihat, atau ajakan.
Pada penelitian ini berdasarkan opini guru, orang tua dan peserta
didik diharapkan menghasilkan pendapat, saran dan lain – lain bagi
penyelenggaraan program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus
dengan pendekatan kualitatif. Menurut Arikunto (2006), studi kasus adalah
suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam
terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Pada
pelaksanaannya studi kasus diarahkan untuk mengkaji kondisi, kegiatan,
perkembangan serta faktor-faktor penting yang terkait dan menunjang
kondisi perkembangan tersebut. Penelitian intensif yang menjadi ciri pada
studi kasus kemungkinan akan mengakibatkan ditemukannnya
hubungan-hubungan yang tak terduga sebelumnya.
Lebih lanjut Sukmadinata dalam tesis Artanti (2009) mengatakan
bahwa :
”Studi kasus merupakan metode untuk menghimpun dan
menganalisis data berkenaan dengan suatu kasus. Sesuatu dijadikan kasus biasanya karena ada masalah, kesulitan, hambatan, penyimpangan, tetapi bisa juga sesuatu dijadikan kasus meskipun tidak ada masalah , malahan dijadikan kasus karena keunggulan
atau keberhasilannya”
Kasus yang dipilih dalam penelitian ini adalah tentang
penyelenggaraan program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dipilih karena adanya opini dari sebagian guru dan orang tua yang
menganggap bahwa penyelenggaraan program akselerasi belajar
bukanlah satu-satunya layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa
Dalam penelitian ini juga dipaparkan tentang perekrutan peserta
didik cerdas istimewa, proses pembelajaran, evaluasi belajar dan hal-hal lain
yang mendukung penelitian.
Metode studi kasus merupakan bagian dari penelitian deskriptif,
yaitu suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah
maupun fenomena yang direkayasa manusia (Sukmadinata, dalam tesis
Artanti :2009) Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan
manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap variabel
melainkan memaparkan apa adanya, hal inilah yang mendasari peneliti
untuk menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif,
karena penelitian ini berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada
kehidupan nyata di lapangan. Proses dalam melakukan penelitian
merupakan penekanan dalam penelitian ini oleh karena itu dalam
melaksanakan penelitian, peneliti lebih berfokus pada proses dari pada hasil
akhir. Dengan kata lain penelitian ini berorientasi pada proses bukan pada
keluaran (output)
Metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif ini juga digunakan
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Peneliti bermaksud ingin mengembangkan pemikiran dan
pemahaman yang terkandung dalam penyelenggaraan program
akselerasi belajar sebagai salah satu layanan pendidikan terhadap
peserta didik cerdas istimewa, dengan melihat secara keseluruhan
suatu keadaan, proses serta mendeskripsikannya secara induktif
b. Peneliti bermaksud untuk menganalisis dan menafsirkan suatu fakta,
gejala dan peristiwa yang berkaitan dengan penyelenggaraan program
akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas istimewa, dalam konteks
ruang dan waktu serta situasi yang dialami oleh peserta didik, guru dan
orang tua peserta didik
c. Studi kasus dilakukan pada penelitian ini dengan pertimbangan lokasi
penelitian hanya mencakup satu unit satuan pendidikan yaitu SMP Negeri
I Baleendah, Kabupaten Bandung sebagai satu-satunya sekolah
penyelenggara program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas
istimewa di kabupaten Bandung.
Proses penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung ke
lapangan, berorientasi pada penemuan, eksplorasi (menjelajah) perluasan
dan menggambarkannya secara holistik (menyeluruh)
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Moleong (1988) menyatakan bahwa langkah-langkah dalam
penelitian studi kasus adalah sebagai berikut : 1) Pra lapangan, 2) tahap
penelitian, 3) Analisis data , 4) Pelaporan hasil penelitian
Digambarkan dalam bagan sebagai berikut :
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian Studi Kasus
1. Pra lapangan
Kegiatan pra lapangan, dilakukan oleh peneliti sebelum
pengumpulan data, hal ini bertujuan agar peneliti memperoleh gambaran
PRA LAPANGAN -STUDI LITERATUR -OBSERVASI PENDAHULUAN -PENYUSUNAN INSTRUMEN
TAHAP PENELITIAN -OBSERVASI NON
PARTISIPATIF, - STUDI DOKUMENTASI
-WAWANCARA
ANALISIS DATA -PENGELOMPOKAN DATA - TRISNGULASI DATA - ANALISIS DATA SECARA KUALITATIF
PENYUSUNAN DAN
PELAPORAN HASIL
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang jelas dan lengkap mengenai masalah yang akan diteliti. Kegiatan pra
lapangan dimulai dengan hal-hal berikut :
a. Studi literatur , yaitu studi kepustakaan dan pengkajian berbagai teoritis
yang terkait dengan permasalahan penelitian
b. Observasi pendahuluan, yaitu melakukan pengamatan terhadap berbagai
hal yang berkaitan dengan fokus penelitian secara umum, untuk
dijadikan bahan observasi selanjutnya
c. Penyusunan instrumen penelitian
2. Tahap Penelitian
Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data yang dilakukan
di tempat penelitian , melalui kegiatan observasi non partisipatif, dimana
peneliti mengamati proses pembelajaran tiga kelompok mata pelajaran yaitu
kelompok mata pelajaran science (Matematika dan IPA), kelompok bahasa
(Bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Sunda) dan kelompok social
(IPS, PKN, Seni Budaya, Agama)
Kelompok mata pelajaran yang diteliti pada saat proses pembelajaran
diwakili oleh satu mata pelajaran, yaitu kelompok bahasa, diwakili oleh
mata pelajaran bahasa Inggris, kelompok science diwakili oleh mata
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wawancara tidak terstruktur, dilakukan pada guru yang mengajar di
program akselerasi belajar, guru pada program reguler, orang tua peserta
didik cerdas istimewa dan peserta didik cerdas istimewa. Wawancara
dilakukan untuk memperoleh data dan gambaran tentang penyelenggaraan
program akselerasi belajar.
Studi dokumentasi dilakukan guna mengumpulkan data berupa
dokumen, laporan tertulis, foto, gambar-gambar yang berkaitan dengan pola
rekrutmen peserta didik cerdas istimewa, hasil evaluasi, data peserta didik
dan hal-hal lain yang menunjang pada fokus penelitian
3. Analisis penelitian
Pada tahap ini, semua data yang diperoleh dari lapangan
dikelompokkan
a. Penyusunan dan pengelompokkan data lapangan yang diperoleh (data
hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi)
b.Triangulasi data, pengecekan keabsahan data yang ada dari hasil
observasi, wawancara dan studi dokumentasi
c. Pengolahan dan analisis data lapangan, dengan melakukan reduksi data,
display, kesimpulan dan verifikasi data
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Pelaporan Hasil Penelitian
Merupakan langkah terakhir dari penelitian, yaitu dengan melakukan
pelaporan hasil penelitian mengenai Penyelenggaraan program akselerasi
belajar bagi peserta didik cerdas sitimewa dilihat dari opini guru, orang
tua dan peserta didik di SMP Negeri I Baleendah Kabupaten Bandung.
C. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini lokasi yang diteliti adalah SMP Negeri 1
Baleendah Kabupaten Bandung. Pemilihan kasus pada penelitian ini lebih
didasarkan pada pertimbangan bahwa:
1. SMP Negeri 1 Baleendah sebagai satu-satunya SMP penyelenggara
Program Akselerasi Belajar di Kabupaten Bandung dengan pembinaan
dari Direktorat PLB Depdiknas dan Bidang PLB Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat.
2. Program Akselerasi Belajar di SMP Negeri I Baleendah sudah cukup
lama diselenggarakan yaitu dari tahun 2005 hingga saat ini, sehingga
dipertimbangkan oleh peneliti sebagai hal yang layak untuk dijadikan
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Subyek Penelitian
Sampel yang dijadikan sumber data atau subyek dalam
penelitian ini adalah :
1. Guru pengajar program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas
istimewa berjumlah 4 orang yang dipilih berdasarkan pertimbangan :
Pertama, guru pengajar program akselerasi sebagai pelaksana kebijakan
sekolah. Kedua, guru pengajar program akselerasi mampu memberikan
data dan informasi tentang penyelenggaraan program akselerasi belajar
bagi peserta didik cerdas istimewa. Ketiga, opini guru pengajar program
akselerasi dapat dipandang sebagai triangulasi untuk mengecek
kebenaran data dengan membandingkan hasil jawaban dari satu
informan terhadap informan lain
2.Guru yang mengajar pada kelas reguler berjumlah 4 orang yang
dipilih dengan pertimbangan: Pertama, guru pengajar di kelas reguler
memiliki harapan yang berbeda dengan guru pengajar program
akselerasi belajar Kedua, guru pada kelas reguler walaupun belum
pernah mendapat tugas untuk mengajar di program akselerasi belajar,
dipandang mampu memberikan informasi dan opini tentang
penyelenggaran program akselerasi belajar di SMP Negeri I Baleendah
sepanjang pengetahuannya.
3. Orang tua peserta didik cerdas istimewa dari peserta didik yang
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
acak dengan pertimbangan: Pertama, dari segi pembiayaan, orang tua
adalah mitra sekolah dalam memberikan layanan pendidikan bagi
peserta didik. Kedua, Orang tua adalah partisipan aktif dalam
pembuatan rencana pembelajaran, pengadaan alat, media, dan sumber
daya yang dibutuhkan sekolah. Ketiga, orang tua adalah mitra sekolah
yang Aktif berkomunikasi dan berkonsultasi tentang permasalahan dan
kemajuan belajar anaknya. Keempat, orang tua dipandang mampu
berkolaborasi dalam mengatasi hambatan belajar anaknya, serta
pengembangan potensi anak melalui program-program lain di luar
sekolah. Kelima, orang tua dipandang dapat memberikan opininya
tentang penyelenggaraan program akselerasi belajar di SMP Negeri I
Baleendah tempat putra – putrinya mendapatkan layanan pendidikan
4. Peserta didik cerdas istimewa berjumlah 4 orang yang dipilih dengan
pertimbangan: Pertama, mereka adalah anak- anak teridentifikasi cerdas
istimewa yang mendapatkan layanan pendidikan dari program
akselerasi belajar di SMP Negeri I Baleendah. Kedua, mereka terlibat
langsung dalam penyelenggaraan program akselerasi belajar sehingga
apa yang mereka jalani, alami dan rasakan dapat terekam langsung
dengan memberikan opini mereka tentang rekrutmen, proses
pembelajaran dan evaluasi pada program akselerasi belajar di SMP
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut tabel subyek atau informan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
Tabel 3.1
Daftar informan dan Teknik yang digunakan
No Informan Teknik yang digunakan
1. 4 orang guru Akselerasi Wawancara dan observasi
2. 4 orang guru Reguler Wawancara
3. 4 orang tua peserta didik CI Wawancara
4. 4 orang peserta didik CI Wawancara dan observasi
Melalui subyek penelitian tersebut, diharapkan penelitian yang
lengkap mengenai penyelenggaraan dan alternatif gagasan layanan
belajar bagi peserta didik cerdas istimewa berdasarkan opini guru,
orang tua dan peserta didik cerdas istimewa . Selanjutnya berdasarkan
data atau informasi yang diperoleh, peneliti dapat menetapkan tingkat
kelengkapan dan kedalaman informasi sejalan dengan fokus penelitian
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik : 1. observasi 2. wawancara, dan 3. studi dokumentasi.
Ketiga teknik pengumpulan data ini digunakan agar dapat saling
melengkapi dan menunjang antara satu dengan yang lainnya sehingga
diperoleh informasi yang diperlukan sesuai dengan focus kajian penelitian.
1. Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam upaya
mendapatkan data penelitian yang dilakukan dengan melakukan
pengamatan secara langsung di lapangan. Pengamatan memungkinkan
pengamat untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subyek penelitian,
merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subyek sehingga
memungkinkan pula peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari
perilaku tersebut. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah
pedoman observasi dan catatan lapangan. Observasi pendahuluan
dilakukan dalam mengamati berbagai hal yang berkaitan dengan fokus
penelitian secara umum dan observasi selanjutnya difokuskan pada
pengamatan proses pembelajaran dan evaluasi dengan menekankan
pengamatan pada peserta didik, guru dan lingkungan belajar.
Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Wawancara,
Teknik wawancara dilakukan guna mengungkap
keterangan-keterangan lebih lanjut secara terperinci serta mendapatkan opini tentang
penyelenggaraan program akselerasi.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara tidak
terstruktur, dimana informan yang dipilih adalah mereka yang memiliki
pengetahuan dan mendalami situasi, dan mereka lebih mengetahui
informasi yang diperlukan. Pedoman wawancara yang digunakan berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Secara terperinci wawancara dilakukan pada :
a. Guru yang mengajar pada program akselerasi belajar, wawancara
difokuskan pada sekitar penyelenggaraan program akselerasi belajar,
rekrutmen, proses pembelajaran dan alternatif gagasan layanan belajar bagi
peserta didik cerdas istimewa selain program akselerasi
b. Guru reguler, wawancara difokuskan pada pertanyaan sekitar
penyelenggaraan program akselerasi belajar, rekrutmen peserta didik cerdas
istimewa, pemisahan kelas dan alternatif layanan belajarnya
c. Orang tua peserta didik cerdas istimewa, wawancara difokuskan pada
pertanyaan tentang program akselerasi belajar, motivasi orang tua, opininya
tentang rekrutmen peserta didik cerdas istimewa, kelas khusus dan prestasi
peserta didik cerdas istimewa serta alternatif gagasan layanan belajar
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Peserta didik, wawancara difokuskan pada pertanyaan tentang program
akselerasi belajar, motivasi, rekrutmen, kelas khusus dan proses belajar
Instrumen wawancara berupa pedoman yang bersifat fleksibel,
karena dilapangan ditemukan beberapa data penelitian yang bukan
merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian yang tercantum dalam
pedoman wawancara.
Pelaksanaan wawancara dilakukan secara sederhana dalam situasi
yang alamiah. Dilakukan di sekolah dan di perpustakaan pada saat jam
belajar mengajar selesai, pada saat jam istirahat dan dilakukan juga di
rumah subyek pada saat-saat subyek yang bersangkutan memiliki waktu
luang setelah sebelumnya peneliti membuat janji wawancara pada subyek.
Hasil wawancara berupa data yang relevan tetap digunakan,
sedangkan data yang tidak relevan direduksi (disingkirkan).
3. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis, gambar maupun elektronik.
Adapun dokumen yang diteliti dan dikumpulkan pada penelitian ini
antara lain meliputi : dokumen pedoman pelaksanaan program akselerasi
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
guru, pedoman rekrutmen peserta didik cerdas istimewa, data hasil belajar
peserta didik cerdas istimewa, kurikulum yang dipergunakan pada program
akselerasi belajar, video tentang proses pembelajaran dan foto-foto yang
mendukung pada penelitian ini
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan
orang lain merupakan alat pengumpul data utama, oleh karena itu, pada
waktu mengumpulkan data di lapangan, peneliti berperan serta sehingga
memiliki kedudukan yang cukup rumit, sebab peneliti merupakan
perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data dan pada
akhirnya pelapor hasil penelitian (Moleong : 1988)
. Untuk mendukung kegiatan penelitian, maka peneliti
mengembangkan instrumen sebagai alat untuk melakukan tekhnik
penelitian yang sebelumnya dibuat dulu pedoman atau acuan, dalam hal ini
adalah pedoman wawancara dan pedoman observasi, sedangkan studi
dokumentasi cukup mengacu pada pertanyaan penelitian
Adapun langkah penyusunan instrumen antara lain:
a. Penyusunan kisi-kisi instrumen
Kisi-kisi instrumen dalam hal ini adalah gambaran garis besar dari
materi yang digunakan dalam pedoman wawancara dan observasi.
Dalam penyusunan kisi-kisi materi merupakan jabaran dari pertanyaan
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Karena wawancara dilakukan pada subyek yang berbeda, yaitu guru
pada program akselerasi belajar, guru pada program reguler, orang tua
peserta didik cerdas istimewa dan peserta didik cerdas istimewa itu
sendiri, maka penyusunan kisi-kisi wawancara dibuat secara terpisah
berdasarkan subyek penelitiannya. Dalam tabel akan nampak sebagai
berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi wawancara untuk guru program akselerasi belajar
No. Aspek Ruang Lingkup Indikator Instrumen
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3
Kisi-kisi Wawancara Guru Program Reguler
No
Aspek Ruang Lingkup Indikator Instrumen
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4
Kisi-kisi wawancara untuk Orang Tua Peserta Didik Cerdas Istimewa
No
Aspek Ruang Lingkup Indikator Instrumen
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belajar Baleendah program akselerasi
di SMPN 1 peserta didik cerdas
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kisi-kisi wawancara untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa
No
Aspek Ruang Lingkup Indikator Instrumen Pertanyaan
1. Program pada program akselerasi belajar di SMPN I
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c.Bagaimana pendapat peserta didik cerdas istimewa, bagaimana prestasi belajar yang ananda peroleh ?
b. Kisi – Kisi instrument Observasi dibuat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.6
Kisi-kisi instrument Observasi Proses Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar
No
Aspek Obyek Pengamatan Hasil Pengamatan
1. Peserta Didik Cerdas Istimewa (Tasdik CI)
1. sikap pserta didik cerdas istimewa ketika
guru tiba di dalam kelas 2. Jumlah tasdik yang hadir pada PBM (..%)
3. Keaktifan peserta didik cerdas istimewa dalam PBM
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. 2. Metode mengajar yang dilakukan oleh guru
5. Penguasaan guru dalam PBM
6. Penggunaan media Pembelajaran 7. Pengevaluasian
8. Cara menutup pelajaran 3. Lingkungan Belajar 1. Ketersediaan fasilitas
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Studi Dokumentasi
Dalam studi dokumentasi, sebagai acuan adalah, data-data program
akselerasi belajar di SMP Negeri I Baleendah yang relevan dengan
pertanyaan penelitian, seperti, Kurikulum yang digunakan dalam layanan
belajar terhadap peserta didik cerdas istimewa, petunjuk teknis, ragam
administrasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) guru, pedoman rekrutmen
peserta didik cerdas istimewa, data hasil belajar peserta didik cerdas
istimewa, video tentang proses pembelajaran dan foto-foto yang mendukung
pada penelitian ini
G. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya di dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian
dasar sehingga memberikan arti yang signifikan terhadap analisis,
menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan diantara dimensi uraian
Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013
Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bogdan & Biklen (1982) dalam Moleong (1998), mengatakan bahwa
Analisis Data Kualitatif , adalah
”upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari data dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain ”
Pada tahap analisis data, maka data yang dikumpulkan masih
dipandang sebagai data lunak, karena data masih bersifat faktual dan hanya
berdasarkan pikiran dan perasaan mereka semata. Untuk itu, dengan
merujuk kepada pendapat Sugiyono (1996), analisis data dalam penelitian
ini dilakukan dengan melakukan hal-hal berikut :
a. Reduksi Data, pada tahap ini dilakukan pemilihan tentang
relevan tidaknya antara data dengan tujuan penelitian. Informasi
dari lapangan sebagai bahan mentah diringkas, disusun lebih
sistematis, serta ditonjolkan pokok-pokok yang penting sehingga lebih
mudah dikendalikan.
Teknik wawancara yang dilakukan oleh peneliti, menghasilkan jawaban
yang cukup banyak, jawaban tersebut selain berupa tulisan, peneliti
merekam semuanya dalam sebuah rekaman wawancara. Proses yang
dilakukan untuk mereduksi data adalah memutar ulang rekaman
tersebut, kemudian peneliti menuliskan kembali jawaban-jawaban