xiv
ABSTRAK
ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP
SELF ASSESSMENT SYSTEM PAJAK PENGHASILAN BERDASARKAN
TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN Studi Kasus di KPP Pratama Sintang
Nicadona NIM : 102114087 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self assessment system pajak penghasilan berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.
Jenis penelitian adalah studi kasus di KPP Pratama Sintang. Metode untuk mendapatkan data dengan cara dokumentasi dan kuesioner. Sampel dari penelitian ini adalah kepada wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Sintang. Responden penelitian ini sebanyak 90 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self assessment system pajak penghasilan berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh oleh wajib pajak orang pribadi maka pemahaman terhadap pelaksanaan self assessment sytem dalam melaksanakan kewajiban perpajakan akan semakin baik. Ada perbedaan persepsi terhadap self assessment system pajak penghasilan antara wajib pajak orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja dan wajib pajak orang pribadi yang bekerja sebagai wiraswasta.
xv
ABSTRACT
ANALYSIS OF INDIVIDUAL TAXPAYERS’ PERCEPTION ON SELF ASSESSMENT SYSTEM OF INCOME TAX BASED ON TAX PAYERS’
EDUCATION AND JOBS A Case Study at KPP Pratama Sintang
Nicadona NIM : 102114087 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2014
The purpose of this study is to determine the difference perception of individual tax payers to the self assessment system of income tax based on their education and jobs.
The type of this research is a case study at KPP Pratama Sintang. Data collection methods were documentations and questionnaires. Sample of this study were individual tax payers registered at KPP Pratama Sintang consisted of 90 respondents. The data analysis technique used was the Chi-Square analysis.
The results showed that there was difference perception of individual tax payers to the self assessment system of income tax both based on the education and jobs. The higher education taken by an individual taxpayer, the better the understanding of the implementation of self assessment system tax obligations. There was a difference perception of self assessment system of income tax between individual tax payers as employees and those as entrepreneurs.
ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP
SELF ASSESSMENT SYSTEM PAJAK PENGHASILAN BERDASARKAN
TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN
Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sintang
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Progam Studi Akuntansi
Oleh:
Nicadona NIM : 102114087
PROGAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANTA DHARMA YOGYAKARTA
i
ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP
SELF ASSESSMENT SYSTEM PAJAK PENGHASILAN BERDASARKAN
TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN
Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sintang
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Progam Studi Akuntansi
Oleh:
Nicadona NIM : 102114087
PROGAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANTA DHARMA YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Dalam ratusan kebaikan di kehidupan manusia,
Berbakti
adalah hal yang paling utama
(No Name)
Perbuatan burukmu akan tetap bersamamu,
Perbuatan baikmu akan kembali padamu
(No Name)
Ku Persembahkan untuk:
Papa dan Mama ku tercinta
Lim Liat Sin dan Bong Kui Djin
Cece ku tercinta
Fongni, Aphin, Soni, Keni, Potung, Sona, Wewe, Ajun, Fungni, Livy, Sonva (Alm), Walen, Alvin dan William.
Paman dan Bibi ku tercinta
Daniel Setiawan dan Elysabeth Hartati (Alm)
Serta teman-teman ku tercinta
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan srkripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pda Progam Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada :
1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. Selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut
ilmu.
2. M. Trisnawati Rahayu , S.E., M.Si., Akt., QIA. Selaku Dosen Pembimbing
yang telah sabar dalam membimbing dan memberikan masukan dalam
penyelesaian skripsi ini.
3. Papa dan Mamaku yang telah memberikan kasih sayang, doa, motivasi,
semangat serta dorongan dari awal hingga proses penyelesaian skripsi ini.
4. Cece, koko dan sosoku, yang telah menyayangi dan menyemangati saya.
5. Glaselku, Robert Aries, S.E yang telah memberikan kasih sayang, semangat,
motivasi dan menemani dalam menyelesaikan skripsi ini.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
2. Fator-faktor yang Berpengaruh pada Persepsi ... 18
x
D. Populasi dan Sampel Peneltian ... 31
E. Data Penelitian ... 33
F. Teknik Pengumpulan Data ... 37
G. Pengujian Data ... 38
H. Teknik Analisis Data ... 39
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Tugas dan Fungsi ... 42
B. Mandat yang Diberikan Kepada KPP Pratama Sintang .. 43
C. Peranan Strategis KPP Pratama Sintang ... 43
D. Kekuatan Berbagai Sumber daya yang ada dan Bagan Organisasi ... 44
E. Deskripsi Pekerjaan KPP Pratama Sintang ... 45
F. Visi dan Misi KPP Pratama Sintang ... 47
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 50
B. Pengujian Data ... 53
C. Analisis Data ... 57
D. Pembahasan ... 61
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 64
B. Keterbatasan Penelitian ... 65
C. Penutup ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 66
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional ... 36
Tabel 3.2 Skor Penilaian Jawaban Kuesioner ... 37
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 50
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 52
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 52
Tabel 5.5 Hasil Uji Validitas Self Assessment System untuk WPOP yang Bekerja Sebagai Wiraswasta ... 53
Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas Self Assessment System untuk WPOP yang Bekerja Pada Pemberi Kerja ... 54
Tabel 5.7 Hasil Uji Reliabilitas Self Assessment System untuk WPOP yang Bekerja Sebagai Wiraswasta ... 55
Tabel 5.8 Hasil Uji Reliabilitas Self Assessment System untuk WPOP yang Bekerja Pada Pemberi Kerja ... 55
Tabel 5.9 Hasil Uji Normalitas Self Assessment System untuk WPOP yang Bekerja Sebagai Wiraswasta ... 56
Tabel .10 Hasil Uji Normalitas Self Assessment System untuk WPOP yang Bekerja Pada Pemberi Kerja ... 57
Tabel 5.11 Tabel Perhitungan Data Kuesioner Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 58
Tabel 5.12 Tabel Hasil Out put Uji Chi-Square Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 58
Tabel 5.13 Tabel Perhitungan Data Kuesioner Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 59
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Sistem, Cara, Asas, dan Syarat Pemunguutan Pajak ... 11
Gambar 2.2 Bagan Sikap... 24
Gambar 2.3 Rerangka Konseptual ... 27
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner ... 69
Lampiran 2 Rekapitulasi Karakteristik Responden ... 73
Lampiran 3 Rekapitulasi Data Kuesioner Data Kuesioner Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan .. 76
Lampiran 4 Deskripsi Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan ... 82
Lampiran 5 Uji Validitas ... 84
Lampiran 6 Uji Reliabilitas ... 92
Lampiran 7 Uji Normalitas ... 101
Lampiran 8 Hasil Uji Chi-Square Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 103
Lampiran 9 Hasil Uji Chi-Square Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 105
xiv
ABSTRAK
ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP
SELF ASSESSMENT SYSTEM PAJAK PENGHASILAN BERDASARKAN
TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS PEKERJAAN Studi Kasus di KPP Pratama Sintang
Nicadona NIM : 102114087 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self assessment system pajak penghasilan berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.
Jenis penelitian adalah studi kasus di KPP Pratama Sintang. Metode untuk mendapatkan data dengan cara dokumentasi dan kuesioner. Sampel dari penelitian ini adalah kepada wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Sintang. Responden penelitian ini sebanyak 90 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self assessment system pajak penghasilan berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh oleh wajib pajak orang pribadi maka pemahaman terhadap pelaksanaan self assessment sytem dalam melaksanakan kewajiban perpajakan akan semakin baik. Ada perbedaan persepsi terhadap self assessment system pajak penghasilan antara wajib pajak orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja dan wajib pajak orang pribadi yang bekerja sebagai wiraswasta.
xv
ABSTRACT
ANALYSIS OF INDIVIDUAL TAXPAYERS’ PERCEPTION ON SELF ASSESSMENT SYSTEM OF INCOME TAX BASED ON TAX PAYERS’
EDUCATION AND JOBS A Case Study at KPP Pratama Sintang
Nicadona NIM : 102114087 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2014
The purpose of this study is to determine the difference perception of individual tax payers to the self assessment system of income tax based on their education and jobs.
The type of this research is a case study at KPP Pratama Sintang. Data collection methods were documentations and questionnaires. Sample of this study were individual tax payers registered at KPP Pratama Sintang consisted of 90 respondents. The data analysis technique used was the Chi-Square analysis.
The results showed that there was difference perception of individual tax payers to the self assessment system of income tax both based on the education and jobs. The higher education taken by an individual taxpayer, the better the understanding of the implementation of self assessment system tax obligations. There was a difference perception of self assessment system of income tax between individual tax payers as employees and those as entrepreneurs.
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pajak merupakan salah satu penerimaan negara yang memegang peranan
penting, serta sekarang ini pajak merupakan komponen terbesar dan sumber
utama penerimaan negara. Kontribusi pajak digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan dan pembangunaan negara yang berguna untuk kepentingan
rakyat.
Pemerintah menempuh langkah-langkah strategis dalam melakukan
reformasi perpajakan secara menyeluruh pada akhir tahun 1983 untuk
meningkatkan penerimaan pajak. Reformasi dimaksudkan untuk memberikan
keseimbangan hak dan kewajiban Wajib Pajak, memberikan keadilan dan
kepastian hukum, memperluas dasar pengenaan pajak, menciptakan
keterbukaan, dan memperbaiki administrasi dalam perpajakan.
Sistem pemungutan pajak di Indonesia telah mengalami perubahan yang
semula official assessment system menjadi self assessment system yaitu
Wajib Pajak diberikan kepercayaan dan Wajib Pajak harus aktif untuk
menghitung, memperhitungkan, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak
yang terutang kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) sesuai dengan ketentuan
pajak yang berlaku. Self assessment bertujuan untuk mengetahui apakah
pemahaman masyarakat Indonesia mengenai perpajakan terutama pajak
Tingkat pendidikan yang ditempuh dan jenis pekerjaan yang dimiliki
oleh Wajib Pajak dapat mempengaruhi persepsi Wajib Pajak dan kesadaran
Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban Wajib Pajak. Pendidikan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, perbuatan, cara mendidik.
Pedidikan secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi pola
pikir seseorang. Dengan adanya pendidikan Wajib Pajak dapat mengetahui
pengetahuan mengenai perpajakan.Tingkat pendidikan dan pemahaman yang
rendah mengenai perpajakan, sedangkan tingkat pendidikan dan pemahaman
yang tinggi mengenai perpajakan.
Sikap mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu
Komponen kognitif (komponen perseptual), berkaitan dengan pengetahuan,
pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana
orang mempersepsi terhadap objek sikap. Komponen afektif (komponen
emosional), berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap
objek sikap. Komponen konatif (komponen perilaku atau action component),
berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap (Walgito,
2003). Pandangan Wajib Pajak yang baik terhadap perpajakan dapat
mempengaruhi sikap Wajib Pajak yang baik terhadap Pajak dan sebaliknya.
Wajib Pajak yang bekerja pada pemberi kerja memiliki NPWP dan
pajak yang bekerja sebagai wiraswasta cenderung tidak melaporkan
kewajiban perpajakannya sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Pengetahuan dan pemahaman Wajib Pajak yang baik mengenai self
assessment dapat mencerminkan pemahaman Wajib Pajak terhadap
Perpajakan terutama Pajak Penghasilan (PPh). Dengan adanya latar belakang
yang telah diuraikan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul : “Analisis Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi
Terhadendidikaap Self Assessment System Pajak Penghasilan Berdasarkan
Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap self
assessment system pajak penghasilan berdasarkan tingkat pendidikan?
2. Apakah ada perbedaan persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap self
assessment system pajak penghasilan berdasarkan jenis pekerjaan?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini membahas self assessment system yang ditinjau dari fungsi
menghitung, fungsi membayar dan fungsi melapor. Faktor persepsi yang
pengalaman dan ingatan berhubungan dengan tingkat pendidikan dan faktor
perhatian dan minat berhubungan dengan Jenis Pekerjaan.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diambil tujuan penelitian
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi Wajib Pajak Orang
Pribadi terhadap self assessment system pajak penghasilan berdasarkan
tingkat pendidikan.
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi Wajib Pajak Orang
Pribadi terhadap self assessment system pajak penghasilan berdasarkan
jenis pekerjaan.
E. Manfaat Penelitian
1. Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran,
informasi, dan menjadi masukkan kepada pemerintah dalam
meningkatkan pelayanan pajak yang memadai melalui self assessment
system.
2. Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan digunakan
sebagai tambahan ilmu pengetahuan pihak-pihak yang membutuhkan dan
3. Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis,
serta sebagai pembanding antara teori yang dipelajari dari perkuliahan
dan buku-buku acuan dengan penerapannya dalam praktik.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan ini terdiri dari:
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Dalam bab ini akan diuraikan penjelasan mengenai teori-teori
pendukung yang berkaitan dengan topik yang penelitian dan sebagai
dasar untuk mengolah data serta perumusan hipotesis penelitian.
Bab III Metodelogi Penelitian
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian, tempat dan
waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan sampel
penelitian, data penelitian dan teknik pengumpulan data, teknik
pengambilan sampel, variabel penelitian, pengukuran data, analisis
validitas dan reliabillitas, dan teknik analisis data.
Dalam bab ini akan diuraikan secara singkat gambaran umum
tentang Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sintang.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai deskripsi data, analisis data
mengenai langkah-langkah dalam melakukan pengujian, dan
pembahasan mengenai hasil pengujian yang didasarkan pada teori
yang telah dikemukakan.
Bab VI Penutup
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan yang diperoleh
dari hasil analisis data penelitian, keterbatasan penelitian dan saran
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pajak
1. Definisi Pajak
a. Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan, “pajak adalah kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
b. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H yang dikutip oleh
Mardiasmo (Mardiasmo, 2009:1), “pajak adalah iuran rakyat kepada
kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan)
yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum”.
2. Unsur-unsur Perpajakan
Menurut Mardiasmo (2009: 1), pajak memiliki 4 unsur-unsur, yaitu:
a. Iuran dari rakyat kepada Negara
Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut
b. Berdasarkan Undang-Undang
Pajak dipungut berdasarkan atau dengan ketentuan Undang-Undang
serta aturan pelaksanaannya.
c. Tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi dari negara yang secara
langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat
ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.
d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni
pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
3. Fungsi Pajak
The Four R adalah istilah popular yang mengacu pada fungsi pajak
yang dipungut oleh negara,yaitu (Purwono 2010: 8-10) :
a. Revenue (Penerimaan)
Fungsi penerimaan atau dikenal pula dengan istilah Fungsi Budgetir
(Anggaran) adalah fungsi utama dari pemungutan pajak. Partisipasi
dominan pajak sebagai penyokong pembiayaan penyelenggaraan
pemerintahan yang meliputi belanja rutin pemerintah, belanja
pembangunan, belanja untuk keperluan legislasi dan yudikasi, serta
pembiayaan lainnya.
b. Redistribution (Pemerataan)
Pajak yang dipunggut oleh negara selanjutnya akan dikembalikan
kepada masyarakat dalam bentuk penyediaan fasilitas publik
c. Repricing (Pegaturan Harga)
Fungsi ini sama pengertiannya dengan Fungsi Regulerent
(Mengatur) yang lebih sering digunakan dalam literatur perpajakan.
Pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur atau mencapai tujuan
tertentu di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan, dan
keamanan.
d. Representation (Legalitas Pemerintahan)
Slogan revolusioner di Inggris yang menyatakan “no taxation
without representation”, mengimplikasikan bahwa pemerintah
membebani pajak atas Warga Negara, dan Warga Negara meminta
akuntabilitas dari pemerintah sebagai bagian dari kesepakatan
(pengenaan pajak tidak diputuskan secara sepihak oleh penguasa
tetapi merupakan kesepakatan bersama dengan rakyat melalui
perwakilan di parlemen).
4. Penggolongan Pajak
Menurut Purwono (2010:10-11) terdapat tiga penggolongan pajak,
yaitu:
a. Berdasarkan Wewenang Pemungutan
1) Pajak Negara (Pusat) adalah pajak yang wewenang
pemunggutannya dimiliki oleh pemerintah pusat.
2) Pajak Daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya
b. Berdasarkan Administrasi dan Pembebanan
1) Pajak Langsung, yang dapat dibagi menurut pengertian secara:
a) Administrasi : berkohir (surat ketetapan pajak) dan
dikenakan secara berkala (berulang pada waktu tertentu
misalnya setiap tahun).
b) Ekonomis : beban pajak harus ditanggung sendiri dan tidak
dapat dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh : Pajak Penghasilan.
2) Pajak Tidak Langsung, yang dapat dibagi menurut pengertian
secara:
a) Administrasi : tanpa berdasar kohir (surat ketetapan pajak)
dan dikenakan hanya bila terjadi hal atau peristiwa yang
dikenakan pajak.
b) Ekonomis : beban pajak dapat dilimpahkan kepada orang
lain.
Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah.
c. Berdasarkan Sasaran
1) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang memperhatikan pertama-tama
keadaan diri Wajib Pajak, seperti Pajak Penghasilan.
2) Pajak Objektif, yaitu pajak yang memperhatikan pertama-tama
pada objek (benda, peristiwa, perbuatan, atau keadaan) yang
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah.
5. Pemungutan Pajak
Menurut Purwono (2010: 12-14), peran pajak yang kian dominan
untuk menopang penerimaan suatu Negara telah membuatnya menjadi
primadona sumber penggalangan dana, sehingga dalam pemungutan
pajak diperlukan penerapan tentang sistem, asas, dan syarat pemungutan
pajak yang telah disepakati bersama antara rakyat selaku penanggung
pajak melalui perwakilannya di parlemen dan pemerintah selaku
pemungut pajak (fiskus).
Sumber: Purwono (2010 : 12-14)
a. Sistem Pemungutan Pajak
Hingga saat ini terdapat tiga sistem yang diaplikasikan dalam
pemungutan pajak.
1) Official Assessment system
Melalui sistem ini besarnya pajak ditentukan oleh fiskus dengan
mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP Rampung). Jadi,
dapat dikatakan Wajib Pajak bersifat pasif. Tahapan-tahapan
dalam menghitung dan memperhitungkan pajak yang terutang
ditetapkan oleh fiskus yang tertuang dalam SKP. Selanjutnya
Wajib Pajak baru aktif ketika melakukan penyetoran pajak
terutang berdasarkan ketetapan SKP tersebut.
2) Self Assessment System
Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang mulai berlaku
sejak 1 Januari 1984 dinyatakan bahwa anggota masyarakat
Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk melaksanakan
kegotongroyongan nasional melalui sistem menghitung,
memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak
yang terutang (self assessment), sehingga melalui sistem ini
administrasi perpajakan diharapkan dapat dilaksanakan dengan
lebih rapi, terkendali, sederhana dan mudah dipahami oleh
anggota masyarakat Wajib Pajak serta Wajib Pajak melaporkan
sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Menurut tony (2005: 9), Ciri dan corak dari sistem pemungutan
self assessment system, yaitu:
a) Bahwa pemungutan pajak merupakan perwujudan dari
pengabdian kewajiban dan peran Wajib Pajak untuk secara
langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban
perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan
pembangunan nasional.
b) Tanggungjawab atas kewajiban pelaksanaan pajak sebagai
pencerminan kewajiban di bidang perpajakan berada pada
anggota masyarakat Wajib Pajak sendiri. Pemerintah dalam
hal ini aparat perpajakan sesuai dengan fungsinya,
berkewajiban melakukan pembinaan, penelitian, dan
pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban perpajakan
Wajib Pajak berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam
peraturan perundang-undangan perpajakan.
c) Anggota masyarakat Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk
dapat melaksanakan pembangunan nasional melalui sistem
menghitung, memperhitungkan, dan membayar pajak
3) With Holding System
Dalam sitem ini pemungutan dan pemotongan pajak dilakukan
melalui pihak ketiga. Untuk waktu sekarang, sistem ini
tercermin pada pelaksanaan pengenaan Pajak Penghasilan dan
Pajak Pertambahan Nilai.
b. Asas Pemungutan Pajak
1) Asas Domisili, yaitu bahwa pajak dibebankan pada pihak yang
tinggal dan berada di wilayah suatu negara tanpa
memperhatikan sumber atau asal objek pajak yang diperoleh
atau diterima Wajib Pajak.
2) Asas Sumber, yaitu bahwa pembebanan pajak oleh negara hanya
terhadap objek pajak yang bersumber atau berasal dari wilayah
teritorialnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.
3) Asas Kebangssan, yaitu bahwa status kewarganegaraan
seseorang menentukan pembebanan pajak terhadapnya.
Perlakuan perpajakan antara Warga Negara Indonesia dan
Warga Negara Asing itu berbeda.
c. Cara Pemungutan Pajak
1) Stelsel Riil atau Nyata (Riele Stelsel) merupakan cara pegenaan
pajak yang didasarkan pada objek pajak yang sesungguhnya,
2) Stelsel Fiktif (Fictieve Stelsel) merupakan cara pengenaan pajak
yang didasarkan pada suatu anggapan yang dilegalkan oleh
undang-undang.
3) Stelsel Campuran merupakan gabungan dari dua stelsel yang
ada yaitu stelsel riil dan stelsel fiktif. Pada awalnya tahun pajak
menggunakan stelsel fiktif dan akhir tahun menggunakan stelsel
riil.
d. Syarat Pemungutan Pajak
1) Syarat Keadilan, yaitu pemungutan pajak dilaksanakan secara
adil baik dalam peraturan maupun realisasi pelaksanaannya.
2) Syarat Yuridis, yaitu pemungutan pajak harus berdasarkan
undang-undang yang ditujukan untuk menjamin adanya hukum
yang menyatakan keadilan yang tegas, baik untuk negara
maupun untuk warganya.
3) Syarat Ekonomis, merupakan pemungutan pajak tidak boleh
menghambat ekonomi rakyat, artinya pajak tidak boleh dipungut
apabila justru menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.
4) Syarat Finansial, yaitu pemungutan pajak dilaksanakan dengan
pedoman bahwa biaya pemungutan tidak boleh melebihi hasil
pemungutan.
5) Syarat sederhana, yaitu sistem pemungutan pajak yang harus
dirancang sederhana mungkin untuk memudahkan pelaksanaan
6. Pajak Penghasilan
a. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)
1) Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek
pajak atas penghasilan yang diterima atau yang diperolehnya
dalam satu tahun pajak (Resmi siti, 2003: 74).
2) Pajak penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan
kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak orang pribadi yang
disingkat PPh 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji,
upah, honorium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama
apa pun yang diterima oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam
negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan
kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Tahun
2008 (Direktorat Jenderal Pajak).
b. Subjek Pajak Penghasilan
Yang menjadi subjek pajak menurut Djuanda dan Lubis (2004: 4-6)
adalah:
1) Wajib Pajak Orang Pribadi
Orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia.
Termasuk mereka yang mempunyai niat untuk bertempat tinggal
di Indonesia. Keberadaan orang pribadi diperhitungkan apabila
orang tersebut lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari
dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak kedatangannya
2) Wajib Pajak badan
Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang
merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha yang meliputi
perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya,
badan usaha milik negara (BUMN), firma dan bentuk badan
usaha apapun yang didirikan atau bertempat kedudukan di
Indonesia.
3) Bentuk usaha tetap
Bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh
orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau
berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh
tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau badan
yang tidak didirikan dan tidak berkedudukan di Indonesia untuk
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.
c. Objek Pajak Penghasilan
Objek pajak berdasarkan Undang-Undang perpajakan Tahun 2008
yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia yang dapat dipakai atau menambah kekayaan Wajib Pajak
B. Persepsi
Menurut Walgito (2010: 99-101), sejak individu dilahirkan, sejak saat itu
individu secara langsung berhubungan dengan dunia sekitarnya. Mulai saat
itu pula individu secara langsung menerima stimulus dari luar dirinya, dan ini
berkaitan dengan persepsi.
1. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh
individu melalui indera atau juga disebut proses sensoris. Stimulus
tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan
respon yang integrated dalam diri individu. Karena itu dalam
penginderaan orang akan mengaitkan dengan stimulus, sedangkan dalam
persepsi orang akan mengaitkan dengan objek (Branca, 1964).
2. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Persepsi
a. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi yaitu :
1) Fisiologis, informasi masuk melalui alat indera. Selanjutnya
informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan
melengkapi usaha untuk memberi arti terhadap lingkungan
sekitarnya.
2) Perhatian, individu memerlukan sejumlah energi yang
dikeluarkan untuk memperhatikan atau menfokuskan pada
3) Minat, persepsi tehadap suatu objek bervariasi tergantung pada
seberapa banyak energi yang digerakkan untuk mempersepsi.
4) Pengalaman dan ingatan, pengalaman dapat dikatakan
tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat
mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu
rangsang dalam pengertian luas.
5) Suasana hati, keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang.
b. Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi yaitu :
1) Ukuran dan penempatan dari objek, faktor ini menyatakan
bahwa semakin besarnya hubungan suatu objek maka semakin
mudah untuk dipahami.
2) Warna dari objek-objek, objek yang mempunyai cahaya yang
lebih banyak akan lebih mudah dipahami.
3) Motion atau gerakan, individu akan memberikan perhatian
terhadap objek yang memberikan gerakan dalam jangkauan
pandangan dibandingkan objek yang diam.
4) Intensitas, stimulus dari luar akan memberikan makna lebih bila
lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya
C. Sikap Dan Perilaku Manusia 1. Sikap Manusia
a. Defini Sikap Manusia
Dalam buku Azwar (1995: 4-5) terdapat beberapa definisi sikap
manusia, yaitu:
1) Menurut Chave (1928), Borgadus (1931), LaPierre (1934),
Mead (1934), dan Grdon Allport (1935), sikap adalah semacam
kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara
tertentu.
2) Menurut LaPierre (1934) dalam Allen, Guy dan Edgley (1980),
sikap adalah suatu pola perilaku, terdensi atau kesiapan
antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi
sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap
stimuli sosial yang telah terkondisikan.
b. Struktur Sikap
Menurut Walgito (2003: 111), sikap mengandung tiga komponen
yang membentuk struktur sikap, yaitu:
1) Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen
yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan,
yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang
mempersepsi terhadap objek sikap.
2) Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang
objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan
rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini
menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif.
3) Komponen konatif (komponen perilaku atau action component),
yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan
bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menujukkan
intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya
kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap
objek sikap.
c. Determinan Sikap
Menurut Walgito (2003: 112-113), terdapat beberapa determinan
sikap yang dianggap penting, yaitu:
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis seseorang akan ikut menentukan bagaimana
sikap seseorang. Berkaitan dengan ini ialah faktor umur dan
kesehatan. Pada umumnya orang muda sikapnya lebih radikal
daripada sikap orang yang lebih tua, sedangkan pada orang yang
lebih dewasa sikapnya lebih moderat.
2) Faktor pengalaman langsung terhadap objek sikap
Sikap seseorang terhadap objek sikap akan dipengaruhi oleh
pengalaman langsung orang yang bersangkutan dengan objek
3) Faktor kerangka acuan
Kerangka acuan merupakan faktor yang penting dalam sikap
seseorang, karena kerangka acuan ini akan berperan terhadap
objek sikap. Bila kerangka acuan tidak sesuai dengan objek
sikap, maka orang akan mempunyai sikap yang negatif terhadap
objek sikap tersebut.
4) Faktor komunikasi sosial
Faktor komunikasi sosial sangat jelas menjadi determinan sikap
seseorang, dan faktor ini yang banyak diteliti. Komunikasi sosial
yang berwujud informasi dari seseorang kepada orang lain dapat
menyebabkan perubahan sikap yang ada pada diri orang yang
bersangkutan.
d. Ciri-Ciri Sikap
Menurut Walgito (2003: 113-115), terdapat lima cirri-ciri sikap,
yaitu:
1) Sikap itu tidak dibawa sejak lahir
Ini berarti manusia pada waktu dilahirkan belum membawa
sikap-sikap tertentu terhadap sesuatu objek. Karena sikap tidak
dibawa sejak individu dilahirkan, ini berarti bahwa sikap itu
2) Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap
Hubungan yang positif atau negatif antara individu dengan
objek tertentu, akan menimbulkan sikap tertentu pula dari
individu terhadap objek tersebut.
3) Sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi juga dapat tertuju
pada sekumpulan objek-objek
Bila seseorang mempunyai sikap yang negatif pada seseorang,
orang tersebut mempunyai kecenderungan untuk menunjukkan
sikap yang negatif pula kepada kelompok di mana orang
tersebut bergabung di dalamnya.
4) Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar
Suatu sikap yang terbentuk dan telah merupakan nilai dalam
kehidupan seseorang, secara relatif sikap itu akan lama bertahan
pada diri orang yang bersangkutan. Sikap tersebut akan sulit
berubah, dan kalaupun dapat berubah akan memakan waktu
yang relatif lama, dan sebaliknya.
5) Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi
Ini berarti sikap terhadap sesuatu objek tertentu akan selalu
diikuti perasaan tertentu yang dapat bersifat positif, tetapi juga
dapat bersifat negatif terhadap objek tersebut.
e. Pembentukan Sikap
Menurut Walgito (2003: 115-116), sikap yang ada pada diri
fisiologis dan psikologis, serta faktor eksternal. Faktor eksternal
dapat berwujud situasi yang dihadapi oleh individu, norma-norma
yang ada dalam masyarakat, hambatan-hambatan atau
pendorong-pendorong yang ada dalam masyarakat. Semua ini akan berpengaruh
pada sikap yang ada pada diri seseorang.
Sumber : Walgito (2003 : 115-116)
Gambar 2.2 Bagan Sikap
2. Perilaku Manusia
a. Jenis Perilaku
Menurut Walgito (2010: 12-13), perilaku manusia dapat dibedakan
antara perilaku yang reflektif dan perilaku yang non-reflektif.
Perilaku yang reflektif merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi
secara spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut.
Reaksi atau perilaku reflektif adalah perilaku yang terjadi dengan
diatur oleh pusat kesadaran otak. Proses yang terjadi dalam otak atau
pusat kesadaran ini yang disebut proses psikologis.
b. Pembentukan Perilaku
1) Cara pembentukan perilaku dengan konsisioning atau kebiasaan
Membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan,
akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut.
2) Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight)
Cara pembentukan ini berdasarkan atas teori belajar kognitif,
yaitu belajar disertai dengan pengertian.
3) Pembentukan perilaku dengan menggunakan model
Cara pembentukkan ini berdasarkan atas teori belajar sosial
(social learning theory) atau observational learning theory yang
dikemukakan oleh Bandura (1977).
D. Penelitian Tedahulu
Penelitian mengenai persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap self
assessment system telah dilakukan oleh beberapa penelitian sebelumnya.
Penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini sebagai berikut :
1. Ningrum (2012), dengan judul penelitian “Analisis persepsi Wajib Pajak
Orang Pribadi terhadap Self Assessment System Pajak Penghasilan
Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan” memperoleh hasil
bahwa terdapat perbedaan persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap
pendidikan maupun jenis pekerjaan. Penelitian ini menggunakan analisis
Chi-Square dengan menghitung terlebih dahulu skor intervalnya.
2. Efriandi (2011), dengan judul penelitian “Analisis Persepsi Wajib Pajak
Orang Pribadi Terhadap Self Assessment System” memperoleh hasil
penelitian bahwa responden berdasarkan tingkat usia, tingkat pendidikan
dan masa kerja mempunyai persepsi yang cukup baik terhadap self
assessment system. penelitian ini dalam menarik kesimpulan menggunakan
E. Rerangka Konseptual
Gambar 2.3 Rerangka Konseptual
Kantor Pajak Pratama
Wajib Pajak Orang Pribadi
Persepsi
Tingkat Pendidikan
(Pengalaman dan Ingatan)
Self Assessment System
Jenis Pekerjaan
F. Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan rerangka konseptual di atas, maka hipotesis yang dapat
diambil adalah sebagai berikut:
1. Hubungan persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap self
assessment system Pajak Penghasilan berdasarkan tingkat pendidikan
Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1997: 232) adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan;
proses, perbuatan, cara mendidik. Pedidikan secara langsung maupun
tidak langsung akan mempengaruhi pola pikir seseorang.
Tingkat pendidikan mempengaruhi persepsi terhadap self
assessment system. Tingkat pendidikan yang rendah diduga memiliki
pengetahuan mengenai perpajakan yang sangat rendah sehingga akan
mempengaruhi persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap kewajiban
perpajakannya dan sebaliknya Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki
tingkat pendidikan yang dapat dikatakan cukup tinggi diduga mempunyai
persepsi tentang kewajiban perpajakan yang dapat dikatakan baik.
Ho : tidak ada perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap
self assessment system pajak penghasilan berdasarkan tingkat
Ha : ada perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self
assessment system pajak penghasilan berdasarkan tingkat
pendidikan
2. Hubungan persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap self
assessment system Pajak Penghasilan berdasarkan jenis pekerjaan
Menurut Walgito (2003: 111), sikap mengandung tiga komponen
yang membentuk struktur sikap, yaitu Komponen kognitif (komponen
perseptual), komponen ini berkaitan dengan pengetahuan, pandangan,
keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang
mempersepsi terhadap objek sikap. Komponen afektif (komponen
emosional), komponen ini berhubungan dengan rasa senang atau tidak
senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif,
sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini
menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif. Komponen konatif
(komponen perilaku atau action component), komponen ini berhubungan
dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini
menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya
kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek
sikap.
Jenis pekerjaan mempengaruhi persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi
terhadap self assessment system, khususnya untuk Wajib Pajak Orang
Pribadi yang diduga memiliki pekerjaan bebas (wiraswasta) memiliki
dari kurangnya partisipasi dari Wajib Pajak Orang Pribadi sebagai
wiraswasta dalam menyampaikan SPT Tahunan dan kurang terbuka
dalam melaporkan penghasilannya. Lain halnya dengan Wajib pajak
Orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, Wajib Pajak ini di duga
memiliki persepsi yang positif tehadap kewajiban perpajakan. Hal ini
terlihat dari kepemilikan NPWP dan kewajban perpajakannya di potong
oleh pemberi kerja.
Ho : tidak ada perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap
self assessment system pajak penghasilan berdasarkan jenis pekerjaan
Ha : ada perbedaan persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap self
assessment system pajak penghasilan berdasarkan jenis pekerjaan.
31
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan ini adalah Studi Kasus. Studi kasus
adalah metode pengumpulan data secara komprehensif yang meliputi aspek
fisik dan psikologis individu dengan tujuan memperoleh pemahaman secara
mendalam.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Patama Sintang yang beralamat di Jl. Apang Semangai No. 61 Sintang 78611
Kalimantan Barat. Telp (0565) 21201. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari
bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Februari 2014.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sintang
2. Objek penelitian adalah perbedaan persepsi Wajib pajak Orang Pribadi
terhadap self assessment system pajak penghasilan.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010 : 90), Populasi adalah “wilayah generalisasi
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulannya”.
Populasi pada penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang
terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sintang yang berjumlah
33.518 Orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan rumus Slovin, yaitu:
Keterangan :
n= jumlah sampel
N= jumlah populasi
e= Tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel.
Kesalahan yang ditolerir dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini
ditentukan sebesar 10%.
Dari rumus tersebut di atas, maka dapat dihitung sebagai berikut:
n =
Penentuan sampel dilakukan dengan metode insidental Sampling, yaitu
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data.
E. Data Penelitian
Dalam suatu penelitian harus disebutkan dari mana data diperoleh
sebagaimana yang ditanyakan oleh Arikunto (2010:171). Sumber data adalah
subyek dari mana data dapat diperoleh. Di dalam penelitian ini data yang
digunakan dibagi 2 bagian. yaitu :
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer
dalam penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada
responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh penulis
secara langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari
dokumen-dokumen KPP Patama Sintang, seperti gambaran KPP Pratama Sintang
3. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada
suatu variabel dengan cara memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan
ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur
variabel tersebut. Sesuai dengan perumusan masalah yang ada, maka
dalam penelitian ini menggunakan variabel self assessment system.
Indikator self assessment system yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
a. Fungsi Menghitung
b. Fungsi Membayar
c. Fungsi Melapor
Untuk memperoleh data mengenai persepsi Wajib Pajak Orang
Pribadi terhadap self assessment system menggunakan kuesioner yang
berisi sejumlah pernyataan mengenai self assessment system. Kuesioner
yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan penelitian sebelumnya
(Ningrum : 2010), namun terdapat beberapa perubahan dalam kuesioner.
Perubahan kuesioner yang dilakukan adalah menggabungkan pernyataan
mengenai fungsi menghitung, fungsi membayar dan fungsi melapor serta
penggabungan pernyataan mengenai self assessment system untuk semua
kelompok Wajib Pajak Orang Pribadi baik yang bekerja sebagai
wiraswasta atau memiliki kegiatan usaha maupun Wajib Pajak Orang
penelitian ini hanya terdapat 16 pernyataan. Rerangka kuesioner pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagian I bersisi tentang karakteristik responden.
Karakteristik kuesioner pada penelitian ini meliputi :
1) Nama responden
2) Umur yang terdiri dari 20-30 tahun, 31-40 tahun, dan di atas 40
tahun.
3) Jenis kelamin yang terdiri dari laki-laki dan perempuan
4) Pendidikan terakhir yang terdiri dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/ Sekolah
Menengah Kejuruan (SMA/SMK), Diploma/S1/S2/S3. Pendidikan
Diploma/S1/S2/S3 dijadikan satu dikarenakan untuk menghemat
waktu dalam mengolah data dan disesuaikan dengan kondisi tempat
penelitian yang hanya sedikit masyarakat yang menempuh
pendidikan hingga S2 dan S3.
5) Jenis pekerjaan terdiri dari bekerja sebagai wiraswasta atau memiliki
kegiatan usaha, bekerja pada pemberi kerja dan bekerja sebagai
wiraswasta atau memiliki kegiatan usaha dan bekerja pada pemberi
kerja. Penelitian ini hanya meninjau Wajib Pajak dari dua jenis
pekerjaan yaitu bekerja sebagai wiraswasta atau memiliki kegiatan
usaha atau memiliki kegiatan usaha dan bekerja pada pemberi kerja,
wiraswasta atau memiliki kegiatan usaha atau memiliki kegiatan
usaha dan bekerja pada pemberi kerja tidak ditinjau.
b. Bagian II berisi tentang pernyataan yang berhubungan dengan self
assessment yang terdiri dari lima belas butir pertanyaan yang terdiri dari :
1) Pernyataan nomor satu sampai dengan nomor enam merupakan
pernyataan mengenai indikator fungsi menghitung.
2) Pernyataan nomor tujuh sampai dengan nomor dua belas
merupakan pernyataan mengenai indikator fungsi membayar.
3) Pernyataan nomor tiga belas sampai dengan nomor enam
merupakan pernyataan mengenai indikator fungsi melapor.
Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional mengenai pajak akan mempunyai pengalaman secara teori mengenai peraturan perpajakan dan dapat mengingat cara untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.
7, 8, 9, 10, 11
Jenis Pekerjaan
Perhatian Adanya perhatian Wajib Pajak Orang
Pribadi terhadap pajak dapat
mendorong Wajib Pajak untuk
memahami aturan-aturan pajak yang yang berlaku.
1, 2, 3, 4, 5, 12, 13, 15, 16
Minat Apabila Wajib Pajak telah memiliki suatu perhatian terhadap perpajakan maka akan timbul minat terhadap perpajakan dalam diri Wajib Pajak.
4. Pengujuran Data
Dalam penelitian ini digunakan skala likert untuk mengukur respons
subjek ke dalam lima poin skala dengan interval yang sama (Jogiyanto,
2004: 66).
Tabel 3.2 Skor Penilaian Jawaban Kuesioner
Alternatif Jawaban Skor Penilaian
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber : Jogiyanto (2004 : 66)
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Kuesioner (Angket)
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2002:135). Metode ini
dilakukan dengan memberi sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan
pesepsi Wajib Pajak Orang Pribadi tehadap Self Assessment System.
2. Dokumentasi
Metode ini berkaitan dengan obyek dan subyek penelitian melalui
pencatatan dokumen-dokumen atau berkas-berkas dari pihak yang terkait
G. Pengujian Data 1. Uji Validitas
Uji validitas diperlukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini dilakukan dengan cara
menghitung korelasi masing- masing item pertanyaan terhadap skor total
(corrected item total correlation)dan dibandingkan nilai r-tabel.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur konsisten
atau memiliki kemantapan dalam penggunaannya baik ditinjau dari
waktu ke waktu maupun dari kondisi satu dengan yang lain. Pengujian
test terhadap responden penelitian dengan menggunakan teknik
Cronbach’s Alpha. Jika Cronbach’s Alpha mempunyai nilai diatas 0,60
untuk semua pertanyaan, maka semua butir pertanyaan dapat dikatakan
sudah reliabel.
3. Uji Normalitas
Pengujian data dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas.
Pengujian normalitas diperlukan untuk menentukan hipotesis yang akan
digunakan, apakah hasil pengujian itu menunjukkan data berdistibusi
normal atau tidak berdistribusi normal. Pengujian ini dibuktikan dengan
pengujian satu sampel Kolmogrov Smirnov dua sisi yaitu dengan
hasil penelitian menunjukkan probabilitas > taraf signifikansi, maka
sebaran data penelitian adalah normal dan jika probabilitas < taraf
signifikansi, maka sebaran data tidak normal.
I. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini menggunakan
analisis Chi-Square. Analisis Chi-Square merupakan salah satu tes statistik
non parametik atau tes bebas distribusi, perhitungannya didasarkan pada data
hitung atau rangking. Langkah-langkah analisis Chi-Square adalah sebagai
berikut:
1. Wajib Pajak Orang Pribadi berdasarkan Tingkat Pendidikan
a. Memasukkan Data Kuesioner ke Dalam Tabel Rekapitulasi
Kuesioner yang telah kembali direkapitulasi berdasarkan tingkat
pendidikan dan jenis pekerjaan. Tingkat pendidikan terbagi menjadi
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah
Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK), dan
Diploma/S1/S2/S3. Hasil rekapitulasi dapat dilihat di lampiran 3.
b. Menghitung data Kuesioner menggunakan perhitungan manual
Rekapitulasi data kuesioner yang telah selesai selanjutnya dihitung
dengan menggunakan perhitungan manual. Perhitungan yang
dilakukan bertujuan untuk mengetahui jumlah tanggapan dari Wajib
c. Menghitung Chi-Square Menggunakan Progam SPSS
Perhitungan data kuesioner yang telah selesai selanjutnya diolah
dengan Progam SPSS dengan menggunakan analisis Chi-Square
dengan taraf signifikansi 5%. Hasil analisis Chi-Square dapat
dilihat dilampiran 7.
d. Menarik Kesimpulan:
Jika Chi-Square hitung > Chi-Square tabel , maka H0 ditolak
Jika Chi-Square hitung < Chi-Square tabel , maka H0 diterima
2. Wajib Pajak Orang Pribadi berdasarkan Jenis Pekerjaan
a. Memasukkan Data Kuesioner ke Dalam Tabel Rekapitulasi
Kuesioner yang telah kembali direkapitulasi berdasarkan tingkat
pendidikan dan jenis pekerjaan. Jenis pekerjaan terbagi menjadi
Wajib Pajak Orang Pribadi yang Bekerja sebagai wirswasta atau
memiliki kegiatan usaha dan Wajib Pajak Orang Pribadi yang
bekerja pada pemberi kerja. Hasil rekapitulasi dapat dilihat di
lampiran 3.
b. Menghitung data Kuesioner menggunakan perhitungan manual
Rekapitulasi data kuesioner yang telah selesai selanjutnya dihitung
dengan menggunakan perhitungan manual. Perhitungan yang
dilakukan bertujuan untuk mengetahui jumlah tanggapan dari Wajib
c. Menghitung Chi-Square Menggunakan Progam SPSS
Perhitungan data kuesioner yang telah selesai selanjutnya diolah
dengan Progam SPSS dengan menggunakan analisis Chi-Square
dengan taraf signifikansi 5%. Hasil analisis Chi-Square dapat
dilihat dilampiran 8.
d. Menarik Kesimpulan :
Jika Chi-Square hitung > Chi-Square tabel , maka H0 ditolak
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Tugas dan Fungsi
Sebagaimana diatur dengan peraturan Menteri Keuangan RI No.
132/PMK.01/2006, KPP sebagai unsur pelaksanaan Direktorat Jenderal Pajak
di bidang pelayanan pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Kantor Wilayah, KPP Pratama Sintang mempunyai
tugas melaksanakan kegiatan operasional pelayanan di bidang Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah,
Pajak Bumi dan Bangunan, dan Pajak tidak Langsung lainnya dalam daerah
wewenangnya berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan Direktur
Jenderal Pajak.
Sesuai dengan peraturan Menteri Keuangan tersebut diatas, Kantor
Pelayanan Pajak Pratama melaksanakan fungsi :
1. Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan,
pembinaan potensi perpajakan dan ekstensifikasi Wajib Pajak.
2. Pendataan obyek dan subyek pajak dan penilaian obyek PBB.
3. Penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Tahunan, Surat
Pemberitahuan Masa serta berkas Wajib Pajak.
4. Penelitian, pemeriksaan, penetapan sanksi perpajakan, penatausahaan
piutang pajak, penerimaan, penagihan, serta restitusi dan kompensasi.
5. Penyelesaian keberatan, uraian banding pengurangan dan verifikasi atas
6. Pengurusan tata usaha, rumah tangga, kepegawaian dan keuangan.
B. Mandat yang diberikan kepada KPP Pratama Sintang
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sintang mempunyai wilayah kerja
Kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi, dan Kabupaten Kapuas Hulu dan
diberi tugas mengamankan dan menghimpun penerimaan Negara dari sektor
pajak dan membuat laporan pertanggungjawaban kinerjanya kepada kantor
wilayah Direktorat Jenderal Pajak Kalimantan Barat.
C. Peranan Strategis KPP Pratama Sintang
Dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan ada beberapa
peran yang sangat strategis yaitu :
1. Menyusun rencana kerja tahunan secara berkelanjutan.
2. Mengamankan dan meningkatkan penerimaan Negara dari sektor pajak
sesuai peraturan perundangan yang berlaku sebagai upaya mengurangi
ketergantungan terhadap pinjaman luar negeri, guna membiayai
pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan daerah.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM).
D. Kekuatan Berbagai Sumber Daya yang Ada dan Bagan Organisasi
Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sintang berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang organisasi
dan tata kerja instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak adalah sebagai
berikut :
E. Deskripsi Pekerjaan KPP Pratama Sintang
Adapun uraian tugas dan tanggung jawab dari departemen-departemen
yang terdapat pada struktur organisasi KPP Pratama sintang ini adalah
sebagai berikut:
1. Subbagian Umum, mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian,
keuangan, tata usaha, dan rumah tangga.
2. Seksi Pengolahan Data dan informasi mempunyai tugas melakukan
penggumpulan, pencarian dan pengolahan data, penyajian informasi
perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha
penerimaan perpajakan, pengalokasian pajak bumi dan bangunan dan bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan, pelayanan dukungan teknis
komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling, pelaksanaan
i-SISMIOP dan SIG, serta penyiapan laporan kinerja.
3. Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan
produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas
perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan, serta
penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi
Wajib Pajak, serta melakukan kerjasama perpajakan.
4. Seksi Penagihan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan
piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan
aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan
5. Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana
pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan
dan penyaluran surat perintah pemeriksaan pajak serta administrasi
pemeriksaan perpajakan lainnya.
6. Seksi Ekstensifikasi perpajakan mempunyai tugas melakukan
pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak,
pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam
menunjang ekstensifikasi.
7. Seksi Pengawasan dan konsultasi I, seksi pengawasan dan konsultasi II
masing-masing mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan
kewajiban perpajakan Wajib Pajak, bimbingan/himbauan kepada Wajib
Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil wajib pajak,
analisis kinerja Wajib Pajak, melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak
dalam rangka melakukan intensifikasi, usulan pembetulan ketetapan
pajak, usulan pengurangan pajak bumi dan bangunan serta bea perolehan
hak atas tanah dan/atau bangunan dan melakukan evaluasi hasil banding.
8. KP2KP mempunyai tugas melakukan urusan pelayanan, penyuluhan, dan
konsultasi perpajakan kepada masyarakat serta membantu Kantor
Pelayanan Pajak Pratama dalam melaksanakan pelayanan kepada
masyarakat.
9. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan
sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan
F. Visi dan Misi KPP Pratama Sintang
1. Visi KPP Pratama Sintang
Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem
administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien dan dipercaya
masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi. Kemudian
pada awal tahun 2013, visi ini diubah menjadi “menjadi institusi
pemerintah penghimpun pajak Negara yang terbaik di wilayah Asia
Tenggara “.
Dari pernyataan visi tersebut terkandung 3 cita-cita utama yang ingin
dituju yaitu :
a. Cita-cita untuk menjadi contoh pelayanan masyarakat bagi unit-unit
instansi pemerintah lainnya.
b. Cita-cita untuk mencapai tingkatan standar dunia atau standar
internasional baik untuk kualitas pegawai maupun kualitas kinerja
dan hasil-hasilnya.
c. Cita-cita untuk mendapat pengakuan dari masyarakat bahwa
eksistensi dan kinerjanya memang benar-benar berkualitas tinggi dan
akurat, dan mampu memenuhi harapan masyarakat serta memiliki
2. Misi KPP Pratama Sintang
Menghimpun penerimaan pajak Negara berdasarkan undang-undang
perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan anggaran
pendapatan dan belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan
yang efektif dan efisien. Pada awal tahun 2013 misi Direktorat Jenderal
Pajak berubah menjadi “menyelenggarakan fungsi administrasi
perpajakan dengan menerapkan undang-undang perpajakan secara adil
dalam rangka membiayai penyelenggaraan Negara demi kemakmuran
rakyat.” Dari pernyataan misi tersebut kantor pelayanan pajak Pratama
Sintang mempunyai kewajiban untuk menjabarkan mengenai tujuan
keberadaan (eksistensi), tugas, fungsi, peranan, dan tanggung jawab
dalam melaksanakan aktifitas dan berinteriaksi, baik dengan lingkungan
internal maupun eksternal yaitu sebagai berikut :
a. Menghimpun penerimaan Negara dari sektor pajak yang mampu
mendukung atau menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah
daerah berdasarkan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang di dukung
kuantitas yang proporsional dalam menyelesaikan pekerjaan.
c. Penyempurnaan sarana dan prasarana bekerja.
d. Menjalin hubungan yang Koordinatif, Integrasi, Sinergis dan
Simplikatif (KISS) secara internal atau eksternal dengan Wajib Pajak
dan Instansi terkait, dimana dalam interaksi ini mampu