• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIMBINGAN PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN DIRI SISWA : StudiDeskriptifTerhadapSiswaKelasVIII SMPNegeri 19 Bandung TahunAjaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BIMBINGAN PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN DIRI SISWA : StudiDeskriptifTerhadapSiswaKelasVIII SMPNegeri 19 Bandung TahunAjaran 2012/2013."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BIMBINGAN PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN DIRI SISWA

(StudiDeskriptifTerhadapSiswaKelasVIII SMPNegeri 19 Bandung TahunAjaran 2012/2013)

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhiSebagiandari SyaratMemperolehGelarSarjanaPendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh

FAHMI DEWI ANGRAINI 0808363

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BIMBINGAN PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN DIRI SISWA

(Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

Fahmi Dewi Angraini 0808363

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Fahmi DewiAngraini2013 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

FAHMI DEWI ANGRAINI 0808363

BIMBINGAN PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN DIRI SISWA

(StudiDeskriptifTerhadapSiswaKelasVIII SMPNegeri 19 Bandung TahunAjaran 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Juntika Nurikhsan, M.Pd. NIP. 19660601 199103 1 005

Pembimbing II

H. NandangBudiman, S.Pd.,M.Si. NIP. 19710219 199802 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BIMBINGAN PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN

PENERIMAAN DIRI SISWA

(StudiDeskriptifTerhadapSiswaKelasVIII SMPNegeri 19 Bandung

TahunAjaran 2012/2013)

ABSTRAK:

Penelitiandilatarbelakangiolehpentingnyapenerimaandiripadasetiapindividu,

terutamasiswa SMP.

Tujuanpenelitianadalahmemperolehgambaranumumpenerimaandirisiswadandihasilka

nnya program bimbinganpribadiuntukmeningkatkanpenerimaandirisiswa.

Penelitianmenggunakanpendekatankuantitatifdenganmetodedeskriptif.

Hasilpenelitianmenunjukkan: (1) gambaranumumpenerimaandirisiswaKelas VIII

secaraumumberadapadakategorisedang; (2) gambaran program

bimbingandankonselingpribadi di kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung TahunAjaran

2012/2013; dan (3)

implikasiprofilpenerimaandiribagibimbingandankonselingdisusundalambentuk

program bimbinganpribadiuntukmeningkatkanpenerimaandirisiswakelas VIII SMP

Negeri 19 Bandung.

(5)

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PERSONAL GUIDANCE AND COUNSELING PROGRAM FOR INCREASING SELF ACCEPTANCE OF STUDENTS

(Descriptive Study to 8th SMP Negeri 19 Bandung for the period 2012/2013)

ABSTRACT: The study was originated by the important of individual’s self acceptance especially the Junior High School students. The study purposed to get the general description of students’ self acceptance and to produce personal guidance program to improve students’ self acceptance. The study used quantitative with descriptive method. The results of the study are: (1) descriptions of students’ self acceptance of 8th generally was on medium category, (2) program descriptions of

personal guidance and counseling of 8th SMP Negeri 19 Bandung for the period

2012/2013; and (3) the implication of self acceptance profile for guidance and

counseling was arranged on personal guidance program to improve students’ self acceptance 8th of SMP Negeri 19 Bandung.

(6)

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

viii

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Metode Penelitian... 9

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 10

BAB II KONSEP DASAR PNERIMAAN DIRI DAN BIMBINGAN PRIBADI ... 11

A. Konsep Penerimaan Diri ... 11

1. Definisi Penerimaan Diri... 11

2. Kondisi Yang Mendukung Penerimaan Diri ... 12

3. Taraf Penerimaan Diri ... 15

4. Proses Penerimaan Diri ... 15

5. Karakteristik Penerimaan diri ... 16

B. Karakteristik Siswa SMP ... 18

1. Masa Pubertas ... 18

2. Faktor Penyebab Pubertas ... 19

3. Perubahan Psikologis Pada Masa Pubertas ... 20

4. Ciri-Ciri Remaja ... 22

5. Tugas Perkembangan Remaja ... 26

C. Konsep Bimbingan Pribadi ... 27

1. Definisi Bimbingan Pribadi ... 27

2. Tujuan Bimbingan Pribadi ... 29

3. Fungsi Bimbingan ... 31

4. Prinsip Bimbingan ... 32

(7)

ix

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6. Program Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan

Diri Siswa ... 34

D. Penelitian Terdahulu ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40

B. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian ... 41

C. Definisi Operasional Variabel ... 43

D. Instrumen Penelitian... 45

E. Proses Pengembangan Instrumen ... 49

F. Teknik Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 59

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

C. Rumusan Program Bimbingan Pribadi untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa ... 87

D. Keterbatasan Penelitian ... 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 102

A. Kesimpulan ... 102

B. Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA

(8)

x

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

2.1 Perubahan Fisik Remaja……….. 20

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian……….. 41 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penerimaan Diri Sebelum Jugdement...……... 46 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling SMP Negeri 19 Bandung…..……… 48 3.4 Kisi-Kisi Pedoman Observasi Sarana dan Prasarana Bimbingan dan

Konseling……….……….. 48 3.5 Hasil Jugdement Instrumen Penerimaan Diri .………... 50 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Penerimaan Diri Setelah Uji Kelayakan Instrumen.... 50 3.7 Hasil Validitas Instrumen Penerimaan Diri…..………... 53 3.8 Kriteria Keterandalan (Reabilitas) Instrumen…...……….. 54 3.9 Tingkat Reliabilitas Instrumen Penerimaan Diri..………... 54 3.10 Pola Skor Opsi Alternatif Respons Instrumen Penerimaan Diri ………… 55 3.11 Konversi Skor Mentah Menjadi Skor Matang Dengan Batas Lulus Ideal.. 56 3.12 Deskripsi Kategori Tingkat Penerimaan Diri Siswa…...……… 57 4.1 Gambaran Umum Penerimaan Diri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013... ... 59 4.2 Interpretasi Skor Penerimaan Diri Siswa... 60 4.3 Rekapitulasi Kategorisasi Penerimaan Diri Siswa Pada Aspek

Pemahaman Diri ... 62 4.4 Rekapitulasi Kategorisasi Penerimaan Diri Siswa Pada Aspek Pandangan

Terhadap Diri... 62 4.5 Rekapitulasi Kategorisasi Penerimaan Diri Siswa Pada Aspek Konsep

Diri yang Stabil... 63 4.6 Rekapitulasi Kategorisasi Penerimaan Diri Siswa Pada Aspek Harapan

yang Realistis... 63 4.7 Rekapitulasi Kategorisasi Penerimaan Diri Siswa Pada Aspek Tidak

Ada Stress Emosional... 64 4.8 Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Penerimaan Diri Pada Aspek

Pemahaman Diri... 65 4.9 Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Penerimaan Diri Pada Aspek Aspek

Pandangan Terhadap Diri... 66 4.10 Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Penerimaan Diri Pada Aspek Konsep

Diri yang Stabil... 67 4.11 Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Penerimaan Diri Pada Aspek

Harapan yang Realistis... 68 4.12 Rekapitulasi Kategorisasi Indikator Penerimaan Diri Pada Aspek Tidak

Ada Stress Emosional... 69 4.13 Tingkat Persentase Ketercapaian Penerimaan Diri Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013... 70 4.14 Sarana dan Prasarana Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 19

Bandung………... 74

4.17 Instrumen Evaluasi Program Bimbingan Pribadi untuk Meningkatkan

(9)

xi

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Bagan Hal

(10)

xii

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik Hal

4.1 Rekapitulasi Penerimaan Diri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013……… 60 4.2 Klasifikasi Penerimaan Diri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19

(11)

xiii

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

1. SK Pengangkatan Pembimbing Skripsi

2. Surat Permohonan Izin Penelitian dari Fakultas 3. Surat Permohonan Izin Penelitian dari BAAK

4. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian dari SMP Negeri 19 Bandung

LAMPIRAN B

1. Kisi-Kisi dan Pernyataan Instrumen Sebelum Uji Coba 2. Uji Validitas dengan Bantuan SPSS 16 for windows 3. Uji Reliabilitas dengan Bantuan SPSS 16 for windows 4. Kisi-Kisi dan Pernyataan Instrumen Setelah Uji Coba 5. Rekapitulasi Hasil Penelitian

6. Pengolahan Data Berdasarkan Aspek Penerimaan Diri dengan Bantuan SPSS 16 for windows

7. Pengolahan Data Berdasarkan Indikator Penerimaan Diri dengan Bantuan SPSS 16 for windows

LAMPIRAN C

1. Rancangan Operasional Layanan Bimbingan Pribadi untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

2. Pengembangan Tema Layanan Bimbingan Pribadi untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

3. Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling (SKLBK)

LAMPIRAN D

(12)

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada dalam tahap remaja awal

dengan kisaran usia antara 12-15 tahun dan sedang berada dalam masa pubertas.

Santrock (2006: 87) menyatakan masa remaja awal dimulai dengan masa pubertas

(puberty), yaitu perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan

tubuh dan hormonal. Perubahan fisik yang terjadi tentu saja mempengaruhi

penampilan fisik, seperti bertambah berat badan, tinggi badan, dan lain-lain.

Sedangkan perubahan-perubahan psikologis muncul sebagai akibat dari

perubahan-perubahan fisik.

Solihah (2007: 144) menyatakan bahwa permasalahan yang paling banyak

dikonsultasikan remaja pada MCR (Mitra Citra Remaja) PKBI Jawa Barat saat

masa pubertas, yaitu permasalahan yang berkaitan dengan perubahan fisik 27,9%,

dampak perubahan fisik 27%, kekhawatiran pada masa puber 16%, pubertas

sebagai awal masa remaja 10,1% dan keadaan emosi 7,6%.

Syarif (2007: 79) menjelaskan, berdasarkan persentase terkecil aspek fisik

pada konsep diri remaja mengenai keadaan fisik diperoleh 48,4%. Hal ini

mengindikasikan bahwa masih banyak siswa yang memiliki pengetahuan,

penilaian, serta pengharapan yang belum baik tentang keadaan fisik mereka.

Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai oleh remaja menurut

Hurlock (1980: 10) yaitu menerima kondisi fisik dan psikis diri sendiri dan

menggunakan tubuh secara efektif. Menerima perubahan fisik dan menggunakan

tubuh secara efektif bukan hal yang mudah bagi remaja. Banyak remaja

mengalami masalah dalam penerimaan diri, remaja merasa tidak mampu

menerima perubahan fisik yang terjadi, karena tidak puas dengan penampilan

yang dimiliki.

Remaja yang memandang diri sebagai individu tidak berpenampilan

menarik, bodoh, merasa memiliki banyak sekali kekurangan dan merasa diri

(13)

2

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa

tidak percaya diri. Hal ini dapat mengakibatkan pribadi individu menjadi tertutup

sehingga perkembangan kepribadian menjadi tidak sehat.

Individu yang menjalani masa remaja akan menghadapi berbagai macam

permasalahan terutama dalam menyelesaikan tugas perkembangannya. Masa

remaja dapat dikatakan masa perkembangan yang berperan penting dalam

menentukan masa perkembangan individu selanjutnya. Menurut Hurlock (1980:

207) berbagai pengaruh pada perkembangan di masa remaja dapat memberikan

akibat pada masa perkembangan selanjutnya terutama masa dewasa.

Salah satu permasalahan yang sering dialami siswa adalah mengenai

penerimaan mereka yang negatif terhadap diri sendiri baik fisik maupun psikis.

Penerimaan negatif tersebut dapat berdampak tidak bagus terhadap perkembangan

pribadi, dan aktualisasi potensi remaja. Powell (Purwanto, 2011: 27) bahwa

penerimaan diri yang rendah dapat dikatakan sebagai akar penyebab mengapa

seseorang tidak dapat berprestasi secara maksimal, kurang berani dan tidak

percaya diri untuk bersaing dengan orang lain, serta ragu dalam mengambil

keputusan.

Menurut Shepard (1979) penerimaan diri mengacu pada kepuasan individu

atau kebahagiaan dengan dirinya sendiri, dan dianggap perlu untuk kesehatan

mental yang baik. Penerimaan diri melibatkan pemahaman diri, realistis, sadar

akan kelebihan dan kelemahan. Penerimaan diri menghasilkan suatu perasaan

tentang dirinya bahwa ia adalah individu yang unik.

Hurlock (1974: 434) menyatakan bahwa penerimaan diri merupakan derajat

dimana individu telah menentukan karakteristik pribadinya, mau dan dapat

menerimanya sebagai bagian dari dirinya. Hurlock (1974: 435) menambahkan bila

individu hanya melihat dari satu sisi saja maka tidak mustahil akan timbul

kepribadian yang timpang. Semakin individu menyukai dirinya maka ia akan

mampu menerima dirinya dan ia akan semakin diterima oleh orang lain. Individu

dengan penerimaan diri yang baik akan mampu menerima karakter-karakter

(14)

3

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Jersild (Wibowo, 2009: 6) mengemukakan beberapa ciri penerimaan diri

untuk dapat membedakan antara orang yang menerima keadaan dirinya dengan

orang yang menolak keadaan dirinya, antara lain memiliki harapan yang realistis

terhadap keadaannya dan menghargai diri sendiri; yakin akan standar-standar dan

pengakuan terhadap diri tanpa terpaku pada pendapat orang lain; memiliki

perhitungan akan keterbatasan diri dan tidak melihat diri secara irasional;

menyadari aset diri yang dimiliki dan merasa bebas untuk melakukan keinginan

sendiri; menyadari kekurangan tanpa menyalahkan diri sendiri.

Penerimaan diri yang positif banyak dipengaruhi oleh rasa bangga terhadap

kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh individu, sedangkan penerimaan diri

negatif terjadi jika individu hanya memikirkan kekurangan-kekurangan yang ada

dalam diri tanpa memikirkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki. Penerimaan diri

berperan penting dalam menemukan dan mengarahkan seluruh perilaku individu,

maka sebisa mungkin individu yang bersangkutan harus mempunyai penerimaan

diri yang positif (Hastaria, 2011: 5).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 19 Bandung,

terdapat siswi yang merasa dirinya tidak menarik secara fisik dengan tubuh

gemuk, pendek, dan berkulit hitam. Tidak puas dengan bentuk tubuh sehingga

membuatnya tidak percaya diri, tidak bisa berkonsentrasi pada pelajaran di

sekolah, nilai-nilainya pun menurun. Ditambah lagi temannya suka mengejek

bentuk tubuhnya sehingga dia menutup diri, menjadi pendiam dan enggan

berkumpul dengan teman-temannya, memiliki penilaian yang negatif terhadap

diri, merasa berbeda dengan orang lain, memiliki sikap pesimis. Kasus ini

menggambarkan bagaimana penerimaan diri dapat mempengaruhi perilaku

individu yang berdampak bukan hanya pada kepribadian tapi juga pada masalah

belajar serta pergaulannya dengan orang lain. Siswa SMP memerlukan bantuan

dan bimbingan dalam meningkatkan penerimaan diri yang baik agar terhindar dari

berbagai masalah yang mungkin muncul sebagai akibat dari penerimaan diri yang

rendah.

Dilihat dari fenomena-fenomena yang dipaparkan, pada umumnya siswa

(15)

4

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa

penerimaan diri yang rendah akan mengalami hambatan dalam memenuhi tugas

perkembangan, khususnya dalam mencapai aktualisasi potensi diri. Jika tidak

diberi bantuan, siswa dengan penerimaan diri yang rendah akan kesulitan dalam

menerima kondisi diri sehingga tidak percaya diri dan kesulitan mencapai prestasi

secara optimal.

Kecenderungan remaja menghadapi hambatan dalam menerima diri sangat

penting untuk ditanggulangi. Callhoun dan Acocella (1995 : 73) menyebutkan

dasar dari konsep diri adalah penerimaan diri. Remaja membutuhkan bantuan

dalam menyelesaikan hambatan dalam menerima keadaan diri. Sekolah

merupakan lingkungan yang efektif dalam mendidik siswa ke arah yang positif

termasuk di dalamnya membantu siswa mengembangkan penerimaan diri yang

baik. Terutama peran guru pembimbing sebagai tenaga profesional dalam

mendampingi siswa sangat strategis sehingga siswa dapat mengembangkan

penerimaan diri yang baik dibandingkan sebelumnya.

Bimbingan dan konseling sebagai salah satu komponen integral dalam

pendidikan harus mampu memberikan layanan bimbingan secara tepat dan

menyeluruh. Tepat dalam arti layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan

dan kondisi siswa. Menyeluruh dalam arti dapat melayani seluruh kebutuhan

perkembangan siswa. Winkel (1997 : 68) menyebutkan tujuan dari layanan

bimbingan dan konseling merupakan perkembangan kepribadian secara optimal.

Lebih lanjut Winkel (1997 : 68) mengemukakan dalam mengembangkan diri

sendiri individu harus memahami diri, memahami lingkungan hidupnya,

membangun cita-cita yang ingin dicapai, menimbang berbagai dorongan

motivasional yang terdapat dalam diri sendiri, mempertimbangkan berbagai

alternatif yang terbuka bagi dirinya, serta mengadakan evaluasi atas diri sendiri

dan arah kehidupannya sendiri.

Layanan bimbingan dan konseling yang diharapkan mampu meningkatkan

penerimaan diri siswa sehingga, perkembangan kepribadian siswa menjadi lebih

sehat adalah dengan bimbingan pribadi. Bimbingan pribadi bertujuan untuk

membantu siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan

(16)

5

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pandang baik tentang fisik, psikis maupun sikap yang dimiliki siswa dan

membantu siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal.

Bimbingan pribadi diharapkan mampu untuk meningkatkan penerimaan diri yang

baik sehingga siswa memiliki kepribadian yang sehat.

Winkel (1997: 45) mengungkapkan bimbingan pribadi adalah bimbingan

untuk membantu menghadapi dan mengatasi kesulitan-kesulitan pribadi. Apabila

kesulitan pribadi terus berlangsung dan tidak dapat diselesaikan maka

kebahagiaan hidup akan terancam dan akan menimbulkan gangguan mental.

Nurihsan (2003: 21) menyebutkan, bimbingan pribadi diarahkan untuk

memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam

menangani masalah-masalah dirinya.

Hal ini juga diungkapkan oleh Yusuf (2009: 53) bimbingan pribadi

merupakan proses bantuan untuk memfasilitasi siswa agar memiliki pemahaman

karakteristik dirinya, kemampuan mengembangkan potensi dirinya, dan

memecahkan masalah-masalah yang dialaminya.

Upaya guru pembimbing untuk membantu siswa menghadapi dan mengatasi

kesulitan pribadi adalah dengan menyusun program bimbingan dan konseling

sesuai dengan permasalahan yang umumnya dihadapi siswa. Begitu pula

permasalahan yang menyangkut penerimaan diri siswa, upaya yang dilakukan

guru pembimbing adalah menyusun program dan menerapkan program bimbingan

yang telah disusun, sehingga melalui campur tangan guru pembimbing siswa

memiliki penerimaan diri yang baik.

Menurut Winkel (1997: 119) menjelaskan bahwa program bimbingan

adalah suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi, dan

terkoordinasi selama periode tertentu. Program bimbingan dan konseling

berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan bimbingan. Kegiatan-kegiatan

bimbingan yang dilaksanakan di sekolah mencakup empat bidang yaitu belajar,

pribadi, sosial dan karir.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu diadakan penelitian untuk

mengetahui gambaran penerimaan diri pada siswa. Hasil dari gambaran

(17)

6

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa

pengembangan program bimbingan pribadi untuk meningkatkan penerimaan diri.

Maka, penelitian ini diberi judul: ”Bimbingan Pribadi untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa” (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung)”

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada dalam masa pubertas yang

ditandai perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh

dan hormonal. Masa remaja awal disertai perubahan fisik yang menghasilkan

bentuk tubuh yang tidak sesuai dengan yang diidam-idamkan. Perubahan fisik dan

perilaku yang dialami oleh remaja terkadang menimbulkan ketidakpuasan

terhadap dirinya sendiri. Perasaan tidak puas dengan keadaan diri dapat

menujukkan remaja tidak menerima dirinya sendiri.

Remaja yang memandang dirinya negatif dan serba tidak mampu akan

menunjukan ketidakmampuan dalam berperilaku. Apabila remaja memiliki

perasaan tidak mampu yang berlebihan, remaja akan memandang diri sebagai

individu yang tidak berdaya, merasa lemah, tidak memiliki kelebihan, bodoh,

bahkan rasa cemas yang berlebihan. Pandangan remaja terhadap diri menjadikan

remaja memiliki penerimaan diri yang rendah.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di SMP Negeri 19

Bandung, menunjukkan adanya penerimaan diri yang rendah. Terdapat siswa

tidak puas dengan bentuk tubuh sehingga membuatnya tidak percaya diri, tidak

bisa berkonsentrasi pada pelajaran di sekolah, nilai-nilainya pun menurun.

Ditambah lagi temannya suka mengejek bentuk tubuhnya sehingga dia menutup

diri, menjadi pendiam dan enggan berkumpul dengan teman-temannya, memiliki

penilaian yang negatif terhadap dirinya, merasa berbeda dengan orang lain,

memiliki sikap pesimis. Kasus ini menggambarkan bagaimana penerimaan diri

dapat mempengaruhi perilaku individu yang berdampak bukan hanya pada

kepribadian tapi juga pada masalah belajar serta pergaulan dengan orang lain.

Menurut Powell (Purwanto, 2011: 27) bahwa penerimaan diri dapat

(18)

7

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

secara maksimal, kurang berani dan tidak percaya diri untuk bersaing dengan

orang lain, serta ragu dalam mengambil keputusan. Ulmilla (2008: 5)

menambahkan bahwa masalah penerimaan diri adalah masalah yang penting dan

serius dalam kehidupan manusia. Mengabaikan usaha untuk memahami

penerimaan diri sama artinya berusaha membunuh satu generasi anak manusia

yang sehat dan seimbang secara psikologis.

Beranjak dari dampak negatif siswa yang memiliki penerimaan diri yang

rendah, sudah seharusnya perlu dilakukan tindakan baik preventif maupun kuratif.

Karena jika dibiarkan hal tersebut akan berdampak buruk bagi perkembangan dan

aktulisasi potensi diri siswa.

Sekolah merupakan lingkungan kedua yang dapat memberikan pengalaman

baru bagi remaja dalam penerimaan diri yang baik. Pudjijogyanti (1995 : 49)

menjelaskan sekolah mempunyai fungsi sebagai wadah untuk mewujudkan

seluruh kemampuan siswa dan merupakan lingkungan yang dapat memberikan

pengalaman baru kepada siswa. Sekolah mempunyai peranan penting dalam

mengembangkan penerimaan diri siswa. Posisi bimbingan dan konseling dalam

jalur pendidikan formal sejajar dengan bidang manajemen, suvervisi dan bidang

pembelajaran. Hal ini mengindikasikan bahwa layanan bimbingan dan konseling

merupakan bagian integral dari program pendidikan

Salah satu layanan bimbingan dan konseling adalah layanan bimbingan

pribadi. Layanan bimbingan pribadi bertujuan membantu siswa dalam memenuhi

kebutuhan dan memecahkan permasalahan pribadi. Bimbingan pribadi merupakan

layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan

memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang

dialami oleh siswa (Yusuf, 2009: 53).

Nurihsan (2003: 21) menyebutkan, bimbingan pribadi diarahkan untuk

memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam

menangani masalah-masalah dirinya.

Upaya untuk membantu siswa menghadapi dan mengatasi kesulitan pribadi

adalah dengan menyusun program bimbingan dan konseling sesuai dengan

(19)

8

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa

menyangkut penerimaan diri siswa, upaya yang dilakukan adalah dengan

menyusun program dan menerapkan program bimbingan yang telah disusun,

sehingga melalui campur tangan guru pembimbing siswa memiliki penerimaan

diri yang baik.

Menurut Winkel (1997: 119) program bimbingan adalah suatu rangkaian

kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama

periode tertentu. Program bimbingan dan konseling berfungsi sebagai pedoman

pelaksanaan kegiatan bimbingan.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian dirumuskan sebagai berikut.

1. Seperti apa gambaran penerimaan diri siswa di Kelas VIII Sekolah

Menengah Pertama Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Seperti apa gambaran program bimbingan dan konseling di Kelas VIII

Sekolah Menengah Pertama Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?

3. Seperti apa program bimbingan pribadi yang secara hipotetik dapat

meningkatkan penerimaan diri siswa kelas VIII Sekolah Menengah

Pertama Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

1. untuk memperoleh gambaran penerimaan diri siswa di Kelas VIII Sekolah

Menengah Pertama Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

2. untuk memperoleh gambaran program bimbingan dan konseling di Kelas

VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran

2012/2013.

3. untuk memperoleh program bimbingan pribadi secara hipotetik yang dapat

meningkatkan penerimaan diri siswa kelas VIII Sekolah Menengah

(20)

9

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan

kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur penerimaan diri

siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung. Pengukuran tersebut dilakukan untuk

mengetahui profil penerimaan diri siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode

deskriptif digunakan dengan tujuan untuk menggambarkan dan mengukur

penerimaan diri siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung. Profil Penerimaan diri

yang diperoleh akan menjadi dasar untuk mengembangkan program bimbingan

pribadi untuk meningkatkan penerimaan diri siswa SMP Negeri 19 Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Secara teoritis hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan terhadap

pengembangan ilmu bimbingan dan konseling, khususnya bimbingan dan

konseling dalam mengembangkan program bimbingan pibadi di SMP dan dapat

dijadikan dasar dalam membantu siswa untuk meningkatkan penerimaan diri yang

baik. Selain itu juga dapat memperkaya hasil penelitian yang telah ada.

Secara praktis manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi siswa SMPN 19 Bandung, untuk memberikan masukan mengenai

bagaimana gambaran penerimaan diri siswa.

2. Bagi Guru Pembimbing, dapat dijadikan suatu pedoman sebagai bahan

pertimbangan dalam memberikan layanan pribadi khususnya dalam

meningkatkan penerimaan diri siswa.

3. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, bisa dijadikan sebagai

masukan dan dapat memperkaya informasi bagi para civitas akademika

khususnya di Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan mengenai profil

dan perkembangan aspek psikologis penerimaan diri siswa.

4. Bagi peneliti selanjutnya yaitu dapat memberi inspirasi mengenai topik yang

dapat diteliti dan menjadi pemacu untuk melakukan penelitian lebih jauh

(21)

10

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa

F. Stuktur Organisasi Skripsi

Bab I pendahuluan berisi latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan

masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan struktur

organisasi skripsi.

Bab II landasan teori mengenai konsep penerimaan diri, karakteristik siswa

sekolah menengah pertama, dan konsep bimbingan pribadi.

Bab III metode penelitian yang memuat lokasi dan subjek/sampel penelitian,

pendekatan, metode dan desain penelitian, definisi operasional variabel, instrumen

penelitian, pengembangan instrumen penelitian, teknik analisis data.

Bab IV hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang pengolahan atau

analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan penelitian,

pembahasan dan analisis hasil temuan, serta program bimbingan pribadi untuk

meningkatkan penerimaan diri siswa.

Bab V kesimpulan dan rekomendasi akan diuraikan kesimpulan dari hasil

penelitian serta implikasinya bagi konselor dan peneliti selanjutnya untuk

(22)

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek /Sampel Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 19 Bandung dengan subjek

penilitian siswa kelas VIII Tahun Ajaran 2012/2013. Pertimbangan pemilihan

lokasi dan subjek peneliti karena peneliti melihat fenomena yang terjadi di

sekolah, remaja cenderung memiliki penerimaan diri yang kurang baik dan karena

siswa SMP berada pada usia 12-15 tahun yang ditandai dengan adanya perubahan

fisik. Perubahan fisik berdampak pada penerimaan diri yang kurang baik, hal ini

disebabkan karena remaja merasa belum mampu menerima perubahan fisik yang

terjadi dan merasa tidak puas dengan penampilan yang dimiliki yang

menyebababkan siswa tidak percaya diri, timbulnya ejekan dari teman

menyebabkan siswa menjadi minder dalam pergaulan, siswa memiliki penilaian

negatif terhadap dirinya, merasa berbeda dengan orang lain. Selain itu di SMP

Negeri 19 Bandung belum tersedia layanan bimbingan dan konseling yang secara

khusus difokuskan untuk meningkatkan penerimaan diri siswa.

Arikunto (2010:173) menyatakan populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 19

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik simple

random sampling. Menurut Riduwan (2006: 58) teknik simple random sampling

adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak tanpa

memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Pengambilan

sampel dengan menggunakan pendapat Surakhmad (Riduwan, 2006: 65)

menyatakan apabila populasi kurang dari 100, maka pengambilan sampel

sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi 100

sampai dengan 1000, maka dipergunakan sampel sebesar 15%-50%.

Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus yang

(23)

41

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

S = 15% + (50%-15%)

S = 15% + 1000 – 345 (50% - 15%) 1000 – 100

S = 15% + 655 (35%) 900

S = 15% + 0.72 (35%)

S = 15% + 25,2% = 40,2 % dibulatkan menjadi 40%

Jumlah populasi dan sampel yang menjadi responden penelitian tersaji

dalam Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1

Populasi dan Sampel Penelitian Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung

No. Kelas Populasi Sampel

1. VIII-A 40 16

2. VIII-B 39 16

3. VIII-C 38 16

4. VIII-D 38 16

5. VIII-E 37 15

6. VIII-F 40 16

7. VIII-G 37 15

8. VIII-H 38 16

9. VIII-I 38 16

Total 345 142

Sumber: Staf Tata Usaha SMP Negeri 19 Bandung

B. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan

kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui gambaran

penerimaan diri siswa yang terjadi pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 19

Bandung.

Keterangan

S = Jumlah sampel yang diambil

(24)

42

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Metode ini dipilih

karena bermaksud mendeskripsikan, menganalisis, dan mengambil suatu

generalisasi mengenai penerimaan diri siswa. Selanjutnya dari hasil temuan

tersebut dijadikan dasar untuk mengembangkan program bimbingan pribadi yang

secara hipotetik efektif untuk meningkatkan penerimaan diri siswa.

Berdasarkan pendekatan dan metode penelitian, maka dibuat desain

penelitian sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian sebagaimana digambarkan

pada Bagan 3.1.

Bagan 3.1

Desain Penelitian dan Pengembangan Program Bimbingan Pribadi untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa

Tahap I adalah melakukan identifikasi masalah yang muncul yang

berkaitan dengan penerimaan diri. Tahap II yaitu melakukan studi pustaka

mengenai konsep penerimaan diri dan program bimbingan pribadi. Tahap III yaitu

menyusun instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data. Dalam penyusunan

instrumen penerimaan diri dilakukan judgement ke pakar setelah itu dilaksanakan

uji validitas.

Studi pustaka Penyusunan instrumen Identifikasi masalah

Uji validitas Judgement ke pakar BK dan Praktisi (Guru BK/Konselor)

(25)

43

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tahap IV yaitu pengambilan data dengan cara penyebaran instrumen yang

mengungkap penerimaan diri siswa. Tahap V yaitu menyusun rancangan program

bimbingan pribadi untuk meningkatkan penerimaan diri siswa. Program tersebut

disusun berdasarkan dari hasil pengolahan data.

Tahap VI yaitu pengujian program hipotetik secara rasional oleh pakar

bimbingan dan konseling dan guru bimbingan dan konseling. Tahap VII yaitu

penyempurnaan program hipotetik. Penyempurnaan program dilaksanakan

berdasarkan dari hasil diskusi dengan dosen dan konselor sekolah. Dengan begitu

program yang sudah dirancang layak untuk dilaksanakan.

C. Definisi Operasional Variabel

Terdapat dua variabel utama dari tema penelitian yaitu penerimaan diri

sebagai variabel terikat dan bimbingan pribadi sebagai variabel bebas. Definisi

operasional variabel diuraikan sebagai berikut.

1. Penerimaan Diri

Allport (Hjelle dan Ziegler, 1992) menjelaskan penerimaan diri merupakan

sikap positif ketika menerima diri sebagai seorang manusia.

Maslow (Hjelle dan Ziegler, 1992) penerimaan diri merupakan sikap positif

terhadap diri sendiri, menerima keadaan diri secara tenang dengan segala

kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.

Ryff (Purwanto, 2011: 15) berpendapat bahwa penerimaan diri adalah sikap

positif terhadap diri sendiri, mengakui dan menerima berbagai aspek diri termasuk

kualitas baik dan buruk, dan merasa positif dengan kehidupan yang telah dijalani.

Shepard (1979) yang mengatakan bahwa penerimaan diri merujuk pada

kepuasan individu atau kebahagiaan atas dirinya, dan dianggap perlu untuk

kesehatan mental yang baik.

Chaplin (2006: 451) mengatakan penerimaan diri adalah sikap yang pada

dasarnya merasa puas dengan diri sendiri, kualitas-kualitas dan bakat-bakat

(26)

44

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menurut Hurlock (1974:434) kondisi penting yang mendukung

penerimaan diri adalah adanya pemahaman diri, pandangan terhadap diri, konsep

diri yang stabil, harapan yang realistis dan tidak ada stress emosional

Merujuk pada pendapat para ahli tersebut, penerimaan diri yang dimaksud

dalam penelitian ini yaitu sikap positif terhadap diri sendiri dalam menerima

dirinya sebagai manusia yang memiliki kelemahan dan kelebihan. Kondisi penting

yang mendukung penerimaan diri adalah adanya pemahaman diri, pandangan

terhadap diri, konsep diri, harapan yang realitis, dan tidak ada stress emosional.

Secara lebih spesifik sebagai berikut.

a. Pemahaman diri

Pemahaman diri ditandai dengan seseorang mengenali keadaan dan kondisi

nyata yang dialaminya; mengetahui potensi-potensi dirinya yang mencakup

ranah minat, kemampuan dan kepribadian; mengetahui kelemahan dan

keunggulan diri, kelemahan adalah sejumlah keterbatasan yang dimiliki

individu sedangkan keunggulan adalah seperangkat kemampuan yang

dimiliki baik yang bersifat potensial maupun aktual; mengoptimalkan

keunggulan diri dan menetralisir kelemahan diri.

b. Pandangan terhadap diri

Pandangan terhadap diri sendiri ditandai individu dengan memandang

keadaan dan kondisi dirinya sama seperti orang lain memandangnya; tidak

menganggap dirinya aneh atau abnormal; menganggap dirinya berharga

sebagai seorang manusia dan sederajat dengan orang lain.

c. Konsep diri yang stabil

Konsep diri yang stabil akan memberikan gambaran yang jelas mengenai

dirinya yang ditandai dengan individu melihat dirinya sama dari waktu ke

waktu mengenai penampilan diri, kesehatan, dan keadaan tubuh, individu

mengembangkan kebiasan untuk menerima diri dengan melihat kebaikan

dalam diri.

d. Harapan yang realistis

Harapan yang realistis ditandai dengan individu merancang tujuan-tujuan

(27)

45

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dicapai; individu memiliki cita-cita yang ingin dicapai sesuai dengan

kemampuannya; mampu mengahadapi resiko dan kegagalan yang mungkin

menghadang.

e. Tidak ada stress emosional

Tidak ada stress emosional ditandai dengan individu punya kesadaran

terhadap berbagai emosi yang muncul di dalam dirinya, tanda-tandanya

adalah punya kemampuan dalam menangani stress atau menggunakannya

untuk hal-hal positif seperti menerima pujian atau celaan secara objektif

sehingga inidividu dapat menerima pujian, saran dan kritikan dari orang lain

untuk pengembangan kepribadiannya lebih lanjut, tidak menyesali diri

terhadap keterbatasan yang dimiliki; memiliki rasa humor.

2. Program Bimbingan Pribadi untuk Meningkatkan Penerimaan Diri

Siswa

Program bimbingan pribadi dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

rancangan kegiatan layanan bimbingan yang disusun secara sistematik dan

terkoordinasi oleh peneliti untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu

meningkatkan penerimaan diri siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung.

Struktur program bimbingan pribadi untuk mengembangkan penerimaan

diri siswa terdiri atas: (a) rasional, (b) visi dan misi program, (c) deskripsi

kebutuhan, (d) tujuan program, (e) sasaran dari program, (f) komponen program

(g) rencana operasional (h) pengembangan tema/topik, (i) personel, (j) evaluasi

dan tindak lanjut.

D. Instrumen Penelitian

1. Angket

Instrumen atau alat pengumpulan data penelitian berupa angket atau

kuesioner yang digunakan untuk mengungkap penerimaan diri siswa kelas VIII

SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Mengacu kepada pendapat

Sugiyono (2007:162) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien

bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

(28)

46

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup,

yaitu responden diberi sejumlah pernyataan yang menggambarkan hal-hal yang

ingin diungkapkan dari variabel-variabel yang ada disertai dengan alternatif

jawaban. Dalam angket tertutup, jawaban sudah disediakan sehingga responden

tinggal memilih jawaban dengan memberikan tanda checklist () pada kolom

yang telah disediakan.

a. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap penerimaan diri siswa

dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian. Item-item pernyataan

instrumen pengungkap penerimaan diri siswa dikembangkan dari komponen atau

variabel penerimaaan diri yang telah ada. Kisi-kisi dari instrumen disajikan pada

Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Penerimaan diri (Sebelum Judgement)

No Aspek Indikator Pernyataan

(+) (-) Ʃ

Memandang keadaan dan kondisi diri sama seperti orang lain memandang

12 13,14,15 4

Tidak menganggap diri aneh atau abnormal

16 17 2

(29)

47

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada guru bimbingan dan konseling. Teknik

pelaksanaan wawancara berupa teknik wawancara terbuka, yaitu dengan

menggunakan pedoman wawancara. Wawancara dilakukan untuk mengetahui

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program bimbingan dan konseling. Hasil

dari wawancara diproses dan ditafsirkan menjadi analisis data untuk dijadikan keadaan tubuh

Mengembangkan kebiasan untuk menerima diri dengan melihat kebaikan dalam diri. besar untuk dapat dicapai

32, 33, 34 35, 36, 37 6

Memiliki cita-cita yang ingin dicapai sesuai dengan kemampuannya

Menerima pujian atau celaan secara objektif sehingga individu dapat menerima pujian, saran dan kritikan dari orang lain punya kemampuan dalam menangani stress

Tidak menyesali diri terhadap keterbatasan yang dimiliki

75, 76, 77 78, 79, 80 6

Memiliki rasa humor 81, 82, 83, 84

(30)

48

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pertimbangan dalam membuat program bimbingan pribadi untuk meningkatkan

penerimaan diri siswa. Kisi-kisi pedoman wawancara dapat dilihat pada Tabel 3.3

berikut.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Pedoman Wawancara

Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 19 Bandung

Aspek Indikator

Program Bimbingan Konseling

Penyusunan Program

a. Landasan penyusunan program b. Identifikasi kebutuhan siswa Perencanaan program

Pemetaan pemberian layanan Promosi program

Proses pemberian layanan a. Jenis layanan

b. Strategi pelaksanaan layanan c. Wujud partisipasi sekolah

Pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut

Program Bimbingan Pribadi

Potensi keterlibatan partisipasi sekolah

3. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana

pendukung dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Pedoman Observasi Sarana dan Prasarana Bimbingan dan Konseling

Aspek Jenis Sarana dan Prasarana

Ruang Bimbingan

(31)

49

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Aspek Jenis Sarana dan Prasarana

Alat Pengumpul Data

Buku catatan konseling siswa Buku catatan konseling kelompok Dokumen sosiometri

Agenda harian guru pembimbing Laporan evaluasi BK

Buku catatan home visit Buku tamu

Buku-buku Pedoman Kurikulum BK

Buku-buku sebagai sumber layanan

Kelengkapan Administrasi

Blanko surat panggilan siswa Agenda surat

Papan informasi

Papan program bimbingan Struktur organigram BK

E. Proses Pengembangan Instrumen

1. Uji Kelayakan Instrumen

Instrumen penerimaan diri yang telah disusun terlebih dahulu dilakukan

uji kelayakan instrumen. Uji kelayakan instrumen dilakukan dengan cara

menimbang (judgement) pada setiap butir pernyataan yang telah dibuat dengan

tujuan untuk mengetahui kelayakan angket dari segi bahasa, materi, maupun

konstruk. Penimbangan dilakukan oleh dosen ahli yakni dosen dari jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Penilaian oleh dosen ahli dilakukan dengan

memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan

Tidak Memadai (TM). Item yang diberi nilai M menyatakan bahwa item tersebut

bisa digunakan, dan item yang diberi nilai TM menyatakan dua kemungkinan

(32)

50

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penimbangan dilakukan oleh Bapak Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd., Bapak Drs.

Sudaryat dan Ibu Dra. SA. Lily Nurillah, M. Pd. Hasil judgement instrumen oleh

dapat dilihat dalam Tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5

Hasil Judgement Instrumen Penerimaan Diri

Kesimpulan No. Item Jumlah

Dipakai 6, 15, 26, 28, 29, 30, 43, 44, 45, 47, 52, 60, 62, 63,

Adapaun kisi-kisi instrumen setelah uji kelayakan instrumen dapat dilihat

pada Tabel 3.6 berikut :

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Instrumen Penerimaan Diri Setelah Uji Kelayakan Instrumen

No Aspek Indikator Pernyataan

(+) (-) Ʃ

Memandang keadaan dan kondisi diri sama seperti orang lain memandang

13 14, 15, 16 4

Tidak menganggap diri aneh atau abnormal

(33)

51

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menganggap diri berharga sebagai seorang manusia dan sederajat dengan orang lain dengan melihat kebaikan dalam diri besar untuk dapat dicapai

33, 34, 35, 40

36, 38 6

Memiliki cita-cita yang ingin dicapai sesuai dengan kemampuan

Menerima pujian atau celaan secara objektif sehingga individu dapat menerima pujian, saran dan kritikan dari orang lain punya kemampuan dalam menangani stress

Tidak menyesali diri terhadap keterbatasan yang dimiliki

72, 73, 74 75, 76, 77 6

(34)

52

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Uji Keterbacaan

Sebelum instrumen penerimaan diri diuji validitas, instrumen terlebih

dahulu dilaksanakan uji keterbacaan. Uji keterbacaan bertujuan untuk mengukur

sejauh mana instrumen tersebut dapat dipahami oleh subjek penelitian. Setelah uji

keterbacaan pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami kemudian direvisi sesuai

dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh siswa Kelas VIII SMP Negeri

19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

3. Uji Validitas

Pengujian validitas yang dilakukan dalam penelitian melibatkan seluruh

item yang terdapat dalam angket pengungkap penerimaan diri. Arikunto (2008:65)

mengungkapkan sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa

yang hendak diukur. Semakin tinggi nilai validasi maka menunjukkan semakin

valid instrumen yang akan digunakan. Angket disebarkan secara bersama terhadap

siswa yang menjadi sampel penelitian. Kemudian dilakukan analisis validitas dan

reliabilitas data hasil uji coba untuk menentukan keterandalan instrumenpenelitian.

Pengujian validitas data menggunakan rumus Spearman Brown sebagai

berikut.

(Arikunto, 2008: 180)

Keterangan:

ri

= reliabilitas internal seluruh instrumen,

rb = korelasi antara belahan pertama dan belahan kedua.

Sebelum data dimasukan ke dalam rumus di atas, terlebih dahulu

menghitung indeks korelasi antara dua belahan instrumen. Rumus yang digunakan

yaitu:

(35)

53

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi X dan Y

X = skor belahan awal

Y = skor belahan akhir

N = jumlah sampel

Semakin tinggi nilai validasi soal, menunjukkan semakin valid instrumen

yang akan digunakan. Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan

bantuan layanan SPSS 16.0 for windows. Validitas item dilakukan dengan

menganalisis menggunakan prosedur pengujian Spearman-Brown.

Berdasarkan pengolahan data, hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari

82 butir item pernyataan angket penerimaan diri siswa diuji coba dengan jumlah

subjek 325 siswa, terdapat beberapa item pernyataan yang tidak valid, sehingga

item tersebut tidak dapat digunakan dalam penelitian (hasil validitas terlampir).

Item pernyataan yang menunjukkan tidak valid untuk selanjutnya tidak

dipergunakan dalam penelitian. Item yang dinyatakan valid memiliki daya

pembeda yang signifikan pada p > 0.01 dan p < 0.05. Item-item pernyataan

setelah validasi disajikan dalam Tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Instrumen Penerimaan Diri

Kesimpulan No. Item Jumlah

Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,2

2,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,34,35,36,37,38,41,42

,43,44,45,46,47,47,48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,59,

60,61,63,64,65,66,68,69,70,71,72,73,74,75,76,77,78,7

9,80,81,82

75

(36)

54

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen menunjukkan sejauh mana instrumen yang

digunakan tersebut dapat dipercaya atau derajat keajegan (konsistensi) skor yang

diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang

berbeda. Arikunto (2008: 86) mengungkapkan reliabilitas berhubungan dengan

masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan

yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Dalam penelitian

ini pengujian reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan

memanfaatkan program SPSS for windows versi 16.0.

Selanjutnya untuk mengetahui interpretasi dari realibilitas yang diperoleh

menggunakan Tabel 3.8 interpretasi sebagai berikut.

Tabel 3.8

Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen

0,81 r 1,00 Derajat keterandalan sangat tinggi

0,61 r 0,80 Derajat keterandalan tinggi

0,41 r 0,60 Derajat keterandalan sedang

0,21 r 0,40 Derajat keterandalan rendah

0,00 r 0,20 Derajat keterandalan sangat rendah

(Arikunto, 2008:75)

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan terhadap item sebanyak 75 butir

item yang valid pada angket penerimaan diri siswa. Hasil pengujian menggunakan

SPSS for Windows Versi 16.0 pada tabel 3.9 sebagai berikut.

Tabel 3.9

Tingkat Reliabilitas Instrumen Penerimaan diri

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.947 75

Berdasarkan pengolahan data, hasil perhitungan memperlihatkan bahwa

(37)

55

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diri siswa sebesar 0.947. Merujuk pada Tabel 3.8, reliabilitas instrumen

dinyatakan sangat tinggi karena berada diantara 0,80-1,00 artinya instrumen yang

digunakan baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.

F. Teknik Analisis Data

1. Verifikasi Data

Verifikasi data yaitu suatu langkah pemeriksaan terhadap data yang

diperoleh dalam rangka pengumpulan data untuk menyeleksi atau memilih data

yang memadai untuk diolah. Berdasarkan hasil verifikasi diperoleh data yang

diisikan responden menunjukkan kelengkapan dan cara pengisian yang sesuai

dengan petunjuk, atau jumlah data sesuai dengan subjek dan keseluruhan data

memenuhi persyaratan untuk dapat diolah.

2. Penskoran

Data yang ditetapkan untuk diolah kemudian diberi skor sesuai dengan

ketentuan. Instrumen pengumpul data menggunakan skala Likert yang

menyediakan lima alternatif jawaban. Adapun kriteria penyekoran untuk

mendapatkan skor angket penerimaan diri siswa, setiap alternatif respons

mengandung arti dan nilai skor seperti tertera pada Tabel 3.10 berikut (Sugiyono,

2009:135).

Tabel 3.10

Pola Skor Opsi Alternatif Respons Instrumen Penerimaan Diri Model Summated Ratings (Likert)

Pernyataan Skor Alternatif Respon

SS S KS TS STS

Positif (+) 5 4 3 2 1 Negatif (-) 1 2 3 4 5

Pada instrumen atau alat ukur, setiap item diasumsikan memiliki nilai 1 - 5

dengan bobot tertentu, sebagai berikut.

a. Untuk pilihan jawaban sangat sesuai (SS) memiliki skor 5 pada pernyataan

(38)

56

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Untuk pilihan jawaban sesuai (S) memiliki skor 4 pada pernyataan positif

atau skor 2 pada pernyataan negatif.

c. Untuk pilihan jawaban kurang sesuai (KS) memiliki skor 3 pada pernyataan

positif atau 3 pada pernyataan negatif.

d. Untuk pilihan jawaban tidak sesuai (TS) memiliki skor 2 pada pernyataan

positif dan skor 4 pada pernyataan negatif.

e. Untuk pilihan jawaban sangat tidak sesuai (STS) memiliki skor 1 pada

pernyataan positif dan skor 5 pada pernyataan negatif.

3. Pengolahan Data

Data hasil responden akan dikelompokkan ke dalam tiga kelompok

berdasarkan kategorisasi jenjang penerimaan diri untuk mengetahui gambaran

penerimaan diri siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran

2012/2013. Responden dibagi ke dalam tiga tingkat penerimaan diri dengan

menggunakan kategorisasi tinggi, sedang dan rendah. Ketiga kategori ini

diperoleh melalui konversi skor mentah menjadi skor matang dengan

menggunakan batas lulus ideal dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung skor total masing-masing responden

b. Menghitung rerata dari skor total responden (μ)

c. Menentukan standar deviasi dari skor total responden (σ)

d. Mengelompokan data responden ke dalam tiga kategori akan di tentukan

dengan menggunakan rumus dalam Tabel 3.11 sebagai berikut.

Tabel 3.11

Konversi Skor Mentah Menjadi Skor Matang dengan Batas Lulus Ideal

Kategorisasi Skala skor mentah

Tinggi X ≥ μ + 1,0 ơ

Sedang μ - 1,0 ơ < X < μ + 1,0 ơ Rendah X ≤ μ - 1,0 ơ

(Perhitungan konversi skor terlampir)

(39)

57

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Secara terperinci kualifikasi penerimaan diri siswa dapat dilihat pada

Tabel 3.12 di bawah ini.

Tabel 3.12

Deskripsi Kategori Tingkat Penerimaan Diri Siswa

Kategori Deskripsi

Tinggi

Siswa pada kategori tinggi telah mencapai tingkat

penerimaan diri yang tinggi pada setiap aspeknya,

yaitu memiliki pemahaman diri, pandangan terhadap

diri, konsep diri yang stabil, harapan yang realistis,

dan tidak ada stress emosional.

Sedang

Siswa pada kategori sedang tengah menuju pada

penguasaan penerimaan diri yang tinggi. Artinya

siswa pada kualifikasi sedang masih memerlukan

bimbingan dari orang lain, atau belum menunjukan

konsistensi perilaku dalam menunjukan aspek-aspek

penerimaan diri yaitu memiliki pemahaman diri,

pandangan terhadap diri, konsep diri yang stabil,

harapan yang realistis, dan tidak ada stress

emosional.

Rendah

Siswa pada kategori rendah belum mampu dalam

mencapai aspek penerimaan diri, yaitu belum

memiliki pemahaman diri, pandangan terhadap diri,

konsep diri yang stabil, harapan yang realistis, dan

(40)

58

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Analisis Data

Pada penelitian ini dirumuskan tiga pertanyaan penelitian. Secara berurutun,

masing-masing pertanyaan penelitian dijawab dengan cara sebagai berikut.

a. Pertanyaan penelitian mengenai gambaran umum penerimaan diri siswa

kelas VIII di SMP Negeri 19 Bandung tahun ajaran 2012-2013 dijawab

dengan cara mengelompokkan penerimaan diri siswa ke dalam tiga kategori

yaitu tinggi (T), sedang (S), dan rendah (R).

b. Pertanyaan penelitian kedua mengenai gambaran program bimbingan dan

konseling kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

dijawab dengan cara melakukan wawancara dengan koordinator guru BK

dan observasi di SMP Negeri 19 Bandung.

c. Pertanyaan penelitian mengenai rancangan program bimbingan pribadi

untuk meningkatkan penerimaan diri siswa. Rancangan program disusun

(41)

102

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang bimbingan

pribadi untuk meningkatkan penerimaan diri yang dilaksanakan terhadap siswa

kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013, menghasilkan

kesimpulan sebagai berikut.

1. Secara umum, penerimaan diri siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada kategori sedang. Artinya siswa cukup

mampu menampilkan sikap penerimaan diri yang baik namun, masih

memerlukan bimbingan dari orang lain. Mereka belum menunjukan

konsistensi atau keajegan dalam menunjukan aspek-aspek penerimaan diri

yaitu pemahaman diri, pandangan terhadap diri, konsep diri yang stabil,

harapan yang realistis, dan tidak adanya stress emosional.

2. Aspek yang paling tinggi dalam penerimaan diri adalah aspek pemahaman

diri, dan aspek yang paling rendah adalah aspek tidak ada stress emosional.

3. Program bimbingan dan konseling di SMP Negeri 19 Bandung disusun

berdasarkan analisis kebutuhan siswa, mencakup dasar pemikiran, visi dan

misi bimbingan dan konseling di SMP Negeri 19 Bandung, analisis

kebutuhan, tujuan program bimbingan dan konseling, fungsi bimbingan dan

konseling, prinsip bimbingan dan konseling, asas bimbingan dan konseling,

sasaran program, rencana operasional, pengembangan tema, personel

bimbingan dan konseling, organisasi dan anggaran bimbingan dan konseling

serta rencana evaluasi dan tindak lanjut.

4. Program bimbingan dan konseling pribadi untuk meningkatkan penerimaan

diri siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandung disusun berdasarkan indikator

yang terendah pada setiap aspek, meliputi rasional, deskripsi kebutuhan, visi

dan misi, tujuan program, sasaran program, komponen program, rencana

operasional, pengembangan tema/topik, personel yang terlibat, dan evaluasi

(42)

103

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Rekomendasi

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor)

Berdasarkan hasil penelitian ini, rumusan program bimbingan pribadi

untuk meningkatkan penerimaan diri siswa dapat dilaksanakan oleh guru

bimbingan dan konseling sesuai dengan program yang ada di sekolah, karena

telah dinyatakan layak oleh para ahli dan praktisi bimbingan dan konseling. Guru

bimbingan dan konseling dapat melaksanakan program yang telah dibuat ini untuk

mengetahui keefektifan program ini, sehingga dapat diketahui aspek-aspek yang

perlu diperbaiki.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan program bimbingan pribadi, sebagai

berikut.

a. Langkah pertama, guru bimbingan dan konseling melaksanakan konseling

kelompok dengan tema “Membangun Rasa Percaya Diri” dan “Syukuri Apa

yang Kita Miliki”. Tujuan langkah ini agar siswa mampu menganggap diri

berharga sebagai seorang manusia dengan menumbuhkan rasa percaya

dirinya dan siswa tidak menyesali diri terhadap keterbatasan yang dimiliki

serta menerima sesuatu yang telah ada dalam dirinya.

b. Langkah kedua, guru bimbingan dan konseling melaksanakan bimbingan

kelompok dengan tema “Yes I Know”. Tujuan langkah ini agar siswa

mengetahui kelemahan dan keunggulan diri dan mampu mengoptimalkan

kelebihan yang dimilikinya.

c. Langkah ketiga, guru bimbingan dan konseling melaksanakan bimbingan

klasikal dengan tema “Ini Aku Apa Adanya”. Tujuan langkah ini agar siswa

mampu melihat diri sama dari waktu ke waktu mengenai penampilan diri dan

keadaan tubuh sehinga memiliki konsep diri yang stabil.

d. Langkah keempat, guru bimbingan dan konseling melaksanakan bimbingan

kelompok dengan tema “Hadapi, Hayati, Nikmati”. Tujuan langkah ini agar

siswa mampu mengahadapi masalah dan kegagalan yang mungkin

(43)

104

Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa

e. Langkah kelima, guru bimbingan dan konseling melaksanakan bimbingan

klasikal dengan tema “Menjadi Pribadi yang Menyenangkan”. Tujuan

langkah ini agar siswa memiliki rasa humor dan mampu bergaul dengan

teman sebayanya.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini terbatas pada kajian tentang penerimaan diri oleh sebab itu,

apabila peneliti selanjutnya ingin melakukan penelitian yang serupa maka

diharapkan mengkaji tema-tema berikut ini.

a. Mengembangkan dan melaksanakan uji coba secara empiris program

bimbingan dan konseling untuk meningkatkan penerimaan diri siswa Kelas

VIII SMP Negeri 19 Bandung.

b. Menggunakan pendekatan dan teknik tertentu untuk mengintervensi siswa yang

memiliki penerimaan diri yang rendah.

c. Mengembangkan penelitian mengenai penerimaan diri pada subjek dengan

fokus yang berbeda seperti penerimaan diri berdasarkan gender, perbedaan

pola asuh orang tua, penerimaan diri berdasarkan status ekonomi, penerimaan

diri anak yang tinggal dipanti asuhan dan penerimaan diri anak dengan

Gambar

Tabel DAFTAR TABEL Hal 2.1 Perubahan Fisik Remaja…………………………………………………..  20
Grafik
Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Tabel 3.2 berikut.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada kemasan baru akan diberikan label berisi informasi bahwa permen susu D&amp;D sudah berganti kemasan baru, karena banyak dari masyarakat NTB yang sudah loyal

Mekanisme secara kimia diawali dahulu dengan mekanise fisika, yaitu pada partikel- partikel adsorbat mendekat ke permukaan adsorban melalui gaya Van der waals atau

[4] Bode Haryanto and Chien-Hsiang Chang, “Removing Adsorbed Heavy Metal Ions from Sand Surfaces via Appying Interfacial Properties of Rhamnolipid”, Journal of Oleo

Sumatera Barat yang menyangkut kepegawaian sesuai kewenangan tugas dan fungsi Badan.. Kepegawaian Daerah Provinsi

Prinsip kerjanya adalah pada waktu pedal rem ditekan dan menunjukkan putaran yang diinginkan maka katup bahan bakar ditutup sehingga pemakaian bahan bakar dihitung

Jadi, perangkat transmisi Uplink berfungsi sebagai pemroses suara dan gambar televisi dari studio televisi ataupun sinyal baseband dari sentral Telekomunikasi untuk dijadikan

Hasil: Berdasarkan uji hipotesis dengan metode Mc Nemar didapati nilai p sebesar 0,021 (CI 95%) yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kejadian limfadenitis TB pada

This is in particular true of the binary encodings, variable array size, local and reference frames and semantics concepts4. Summary of change:  Add clear examples and