• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR : Penelitian Tindakan Kelas Materi Tentang Konsep Alat Pencernaan pada Manusia pada Siswa Kelas V SDN Salamjaya Tahun Pela

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR : Penelitian Tindakan Kelas Materi Tentang Konsep Alat Pencernaan pada Manusia pada Siswa Kelas V SDN Salamjaya Tahun Pela"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

1

Cucu Kurnia,2013

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas Materi Tentang Konsep Alat Pencernaan pada Manusia pada Siswa Kelas V SDN Salamjaya Tahun Pelajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh CUCU KURNIA

0810341

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

2

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

DI SEKOLAH DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V Tentang Materi Konsep Alat Pencernaan Manusia di SDN Salamjaya Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran

2012/2013) Oleh CUCU KURNIA

NIM. 0810341

Disetujui dan Disahkan untuk Mengikuti Ujian Sidang Skripsi : Pembimbing I

Dra. Hj. Yuyu Hendawati, M. Pd. NIP. 19560601 198511 2 001

Pembimbing II

Dr. H. Burhanuddin T.R., M.Pd. NIP. 19550627 198303 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi S1 PGSD UPI Kampus Purwakarta

(3)

Cucu Kurnia,2013

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

PERNYATAAN ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

UCAPAN TERIMA KASIH v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR BAGAN ix

DAFTAR GAMBAR x

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Masalah. ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN TEORITIK ... Error! Bookmark not defined. A. Pedekatan CTL (Contextual Teaching and Learning). ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Pendekatan Contextual Teaching and Learning.Error! Bookmark not defi 2. Karakteristik Pembelajaran Contextual Teaching and LearningError! Bookmark not d 3. Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching

and Learning di Kelas. ... Error! Bookmark not defined. 1) Konstruktivisme (Constructivism) .. Error! Bookmark not defined. 2) Menemukan (Inquiri) ... Error! Bookmark not defined. 3) Bertanya (Questioning) ... Error! Bookmark not defined. 4) Masyarakat Belajar (Learning Comunity)Error! Bookmark not defined. 5) Pemodelan (Modeling) ... Error! Bookmark not defined. 6) Refleksi (Reflection)... Error! Bookmark not defined. 7) Penilaian Nyata (Authentic Assesment)Error! Bookmark not defined. B. Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined.

(4)

Cucu Kurnia,2013

1. Pengertian belajar ... Error! Bookmark not defined. 2. Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined. 3. Ciri-ciri Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined. C. Pembelajaran IPA ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Pembelajaran IPA ... Error! Bookmark not defined.

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di Sekolah DasarError! Bookmark not 3. Fungsi Pembelajaran IPA ... Error! Bookmark not defined.

D. Bahan Kajian Materi Alat-alat PencernaanError! Bookmark not defined.

BAB IIIMETODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. A. Jenis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. C. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Lokasi dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. G. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. H. Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not

defined.

A. Deskripsi Data Awal Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2. Karakter Siswa ... Error! Bookmark not defined. 3. Karakteristik Guru ... Error! Bookmark not defined. 4. Deskripsi Pra Tindakan ... Error! Bookmark not defined. B. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

(5)

Cucu Kurnia,2013

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Bahan Kajian materi... 25

Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa... 45

Tabel 4.1 Keadaan Siswa SDN Salamjaya ... 48

Tabel 4.2 Data Guru SDN Salamjaya ... 49

Tabel 4.3 Hasil Evaluasi pra siklus ... 52

Table 4.4 Hasil Nilai Siklus I ... 56

Tabel 4.5 Hasil Nilai LKS siklus I ... 58

Tabel 4.6 Lembar Observasi Kegiatan guru Siklus 1 ... 58

Tabel 4.7 Lembar Observasi Kegiatan siswa siklus 1... 59

Tabel 4.8 Hasil Nilai Siklus II... 65

Tabel 4.9 Hasil Nilai LKS Siklus II ... 67

Tabel 4.10 Lembar Observasi Kegiatan Siswa siklus Kedua ... 68

Tabel 4.11 Lembar Observasi Kegiatan Guru siklus Kedua ... 69

Tabel 4.12 Hasil LKS tiap Siklus ... 72

Tabel 4.13 Hasil observasi guru tiap siklus ... 73

(6)

DAFTAR DIAGRAM

(7)

Cucu Kurnia,2013

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

DAFTAR GAMBAR

(8)
(9)

Cucu Kurnia,2013

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas Materi Tentang Konsep Alat Pencernaan pada Manusia pada Siswa Kelas V SDN Salamjaya Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh CUCU KURNIA

NIM. 0810341 ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti bahwa hasil belajar siswa kelas V SDN Salamjaya pada pembelajaran IPA sangat rendah. Ini disebabkan karena guru masih menggunakan metode konvensional dan ketidak tersediaanya media pembelajaran yang menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas, munculah beberapa rumusan masalah, yaitu (1) Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada materi alat pencernaan pada manusia di kelas V SDN Salamjaya sebelum menerapkan pendekaan CTL ? (2) Bagaimanakah aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA pada materi alat pencernaan pada manusia di kelas V SDN Salamjaya dengan menerapkan pendekatan CTL? (3) Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas V SDN Salamjaya dalam pembelajaran IPA setelah diterapan pendekatan CTL?

Dalam proses pembelajaran CTL, siswa mengaitkan pengetahuan yang sudah mereka miliki dengan pengetahuan yang baru mereka peroleh dan mendorong siswa menemukan hubungan yang penuh makna antara ide-ide abstrak dengan penerapan praktis dalam konteks dunia nyata.

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart yang dikutif oleh Kasbolah. Penelitian ini merupakan suatu cara untuk memperbaiki kinerja guru dengan meningkatkan rasionalitas dan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan guru. Dalam pelaksanaannya terdiri dari pra siklus, siklus satu, dan siklus dua. Instrument yang dipakai yaitu lembar evaluasi, Lembar Kerja Siswa, data observasi siswa, dan data observasi guru.

Hasil belajar yang diperoleh siswa setelah diterapkan Pendekatan CTL Terlihat adanya peningkatan disetiap siklus. Pada pra siklus nilai rata-rata yaitu 59,65 dengan DSK 37,90%, kemudian pada Siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 67,24 dengan DSK 58,62%, pada siklus II nilai rata-rata meningkat lagi menjadi 78,27 dengan DSK 96,55%. Selain peningkatan pada hasil belajar, pada Aktivitas siswa juga mengalami perbaikan dan peningkatan pada tiap siklus.

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan tempat awal menanamkan dasar-dasar pengetahuan pada siswa yang dikembangkan melalui bidang-bidang pengajaran, diantaranya melalui pengajaran IPA (Depdiknas, 2006). Pengajaran IPA perlu di kuasai sejak dini sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual siswa, apalagi dalam rangka menyerap perkembangan pengetahuan dan teknologi kepiawaian berpikir logis yang dikembangkan dalam pembelajaran IPA sangat diperlukan (KTSP, 2006).

Sekolah Dasar sebagai salah satu institusi pendidikan yang secara, langsung bertanggung jawab terhadap pendidikan yang berkualitas harus mampu membenahi segala aspek yang menjadi wewenang dalam pelaksanaan manajemen sekolah. Diantara upaya pembenahan adalah peningkatan proses pembelajaran agar menjadi lebih bermutu sehingga mampu diharapkan (Depdiknas, 2006).

(11)

Cucu Kurnia,2013

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tepat ketika peserta didik belum dapat membentuk kompetensi dasar, apakah kegiatan pembelajaran dihentikan, diubah metodenya, atau mengulang dulu pembelajaran yang lalu. Guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode mengajar (Mulyasa, 2004:100).

Penyerapan materi yang lebih efektif disebabkan kegiatan ilmiah dengan menggunakan alat praktek merupakan wujud perpaduan konsep abstrak dengan dunia nyata (kontekstual) sehingga nampak korelasi yang semakin jelas, ini akan memantapkan pengetahuan mereka dan menumbuhkan apresiasi positif terhadap sesuatu yang telah mereka dapatkan di kelas. Aktivitas praktikum dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA secara khusus dan secara umum terhadap mata pelajaran lain.

(12)

penjelasan guru dengan hanya sedikit tanyajawab.

Untuk mengatasi masalah yang dikemukakan di atas maka perlu dipikirkan sebuah solusi yang dapat menjadi alternatif diantaranya adalah pengembangan pendekatan kontekstual. Pembelajaran kontekstual dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari pengetahuan melalui hubungan di dalam dan di luar ruang kelas, suatu pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam pembelajaran seumur hidup. Pembelajaran kontekstual menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks di mans materi tersebut digunakan, serta hubungan dengan bagaimana seseorang belajar atau cars siswa belajar. Konteks memberikan arti relevansi dan manfaat penuh terhadap belajar (Sanjaya, 2005: 109).

Untuk mencapai target kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum, maka guru harus senantiasa dapat menjabarkan aktivitas kegiatan belajar mengajar dalam bentuk perencanaan mengajar yang mempertimbangkan kompetensi dasar menjadi pokok bahasan dan perlu memperhatikan target aspek kompetensi yang akan dicapai. Untuk pencapaian aspek-aspek dalam pembelajaran IPA, maka hal yang mungkin dilakukan adalah pembelajaran dan pengenalan konsep IPA yang disajikan melalui pembelajaran dengan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning).

(13)

Cucu Kurnia,2013

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Materi Tentang Konsep Alat Pencernaan pada Manusia pada Siswa Kelas V SDN Salamjaya Tahun Pelajaran 2012/2013).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas maka secara umum masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : Apakah pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkat di SDN Salamjaya ? Dengan rincian yaitu :

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada materi alat pencernaan pada manusia di kelas V SDN Salamjaya sebelum menerapkan pendekaan CTL(Contextual Teaching and Learning).?

2. Bagaimanakah aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA pada materi alat pencernaan pada manusia di kelas V SDN Salamjaya dengan menerapkan pendekaan CTL (Contextual Teaching and Learning).?

3. Bagaimanakah hasil belajar siswa. dalam pembelajaran IPA pada materi alat pencernaan pada manusia di kelas V SDN Salamjaya setelah menerapkan pendekaan CTL(Contextual Teaching and Learning)?

C. Tujuan Penelitian

(14)

pencernaan manusia di kelas V SDN Salamjaya. Secara khusus tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui:

1. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada materi alat pencernaan pada manusia di kelas V SDN Salamjaya sebelum menerapkan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)..

2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA pada materi alat pencernaan pada manusia di kelas V SDN Salamjaya dengan menerapkan pendekaan CTL (Contextual Teaching and Learning).

3. hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada materi alat pencemaan pada manusia di kelas V SDN Salamjaya setelah menerapkan pendekaan CTL (Contextual Teaching and Learning).

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Penulis

Meningkatkan kemampuan penulis dalam memaparkan pengalaman sendiri ataupun dari sumber lainnya dalam pelaksanaan proses pembelajaran IPA di kelas V terutama pengalaman mengajar dengan menerapkan pendekaan CTL (Contextual Teaching and Learning)..

2. Guru

(15)

Cucu Kurnia,2013

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan gambaran tentang cara mengevaluasi hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekaan CTL (Contextual Teaching and Learning)..

3. Siswa

Menjadi pengalaman belajar yang bermakna dan meningkatkan prestasi belajarnya, khususnya tentang konsep alat pencemaan pada manusia.

4. Sekolah

Dapat memberikan gambaran tentang proses pembelajaran dengan menerapkan pendekaan CTL (Contextual Teaching and Learning). di tingkat Sekolah Dasar, khususnya pada Konsep alat pencemaan pada manusia.

E. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran atau

memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran (Mulyasa, 2009:34). Muslich (2009:9) menyebutkan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas atau lebih dikenal denga PTK dirancang, dilaksanakan, dan dianalisis oleh guru yang bersangkutan dalam rangka ingin memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi di kelas.”

(16)

berjumlah 29 siswa terdiri laki-laki 9 dan 20 Perempuan pada Tahun Ajaran 2012-2013.

F. Sistematika Penulisan

Laporan ini diawali dengan bab pendahuluan dan diakhiri dengan bab kesimpulan dan saran. Secara lengkapnya adalah sebagai berikut:

BAB I merupakan bab Pendahuluan yang berisi: a) latar belakang masalah, b) rumusan masalah, c) tujuan penelitian, d) manfaat penelitian, e) metode penelitian, f) sistematika penulisan.

BAB II merupakan bab Kajian pustaka/kerangka pemikiran yang berisikan teori-teori yang disesuaikan dengan variabel-variabel judul.

BAB III Merupakan bab Metode Penelitian yang berisikan: a) jenis penelitian, b) definisi operasional, c) desain penelitian, d) prosedur penelitian, e) lokasi dan subjek penelitian, f) instrumen penelitian, g) teknik pengumpulan data, h) teknik pengolahan data.

BAB IV merupakan bab Hasil penelitian dan pembahasan yang berisikan: a) deskripsi awal penelitian, b) pelaksanaan dan hasil penelitian, c) pembahasan hasil penelitian.

(17)

Cucu Kurnia,2013

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran, oleh karena itu metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action Research Class Room). Penelitian Tindakan Kelas merupakan sebuah bentuk refleksi

diri yang melibatkan para guru sebagai partisipan atas proses pendidikan yang mereka lakukan ( Mulyasa, 2009: 3). Sedangkan pendekatannya, digunakan kualitatif, yaitu suatu penelitian yang mendasar untuk mengadakan generalisasi empirik, Reasearch Class Room, yang dilaksanakan di SD bersifat perbaikan pembelajaran.

Perbaikan pembelajaran yang dimaksudkan adalah perbaikan dalam mata pelajaran IPA di kelas V tentang alat pencernaan pada manusia. Karena bersifat perbaikan, tentu saja pelaksanaan pembelajarannya tidak hanya cukup satu kali saja, melainkan diperlukan berulang-ulang dari siklus yang satu ke siklus berikutnya, sehingga hasil pembelajaran tersebut dapat optimal, menetapkan konsep-konsep. Membuktikan teori dan mengembangkannya, serta pengumpulan data dan analisis datanya berjalan pada waktu bersamaan (Nazir, 1999: 68)

Metode Penelitian Tindakan Kelas dalam bahasa aslinya Action Research Class Room, yang di laksanakan di SD bersifat perbaikan. Perbaikan pembelajaran

(19)

Cucu Kurnia,2013

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas V tentang alat pencernaan pada manusia. Karena bersifat perbaikan, maka pelaksanaan pembelajarannya tidak hanya cukup satu kali saja, melainkan diperlukan berulang-ulang dari siklus pertama sampai siklus berikutnya, sehingga hasil pembelajaran tersebut dapat optimal.

Suharsimi (2002) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas, sebagai berikut :

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah suatu gerakan kegiatan sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. 3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari seorang guru.

(20)

B. Definisi Operasional

Untuk memudahkan pemahaman dan permasalahan penelitian maka di jelaskan secara spesifik beberapa istilah yang di anggap penting.

1. Model Cooperative Contextual Teaching and Learning

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

2. Hasil belajar

Merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan sebgai akibat dari belajar IPA yaitu mengadakan perubahan kemampuan dan perubahan tingkah laku secara efektif dan psikomotor pada keadaan yang lebih baik keadaan sebelumnya.

3. Pembelajaran IPA

(21)

Cucu Kurnia,2013

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Desain Penelitian

Kemmis dan Tegart (Kasbolah, 1999 : 70) menjelaskan tahap-tahap penelitian tindakan yang dilakukan, penelitian ini difokuskan kepada strategi bertanya kepada siswa dalam pembelajaran Sains. Maka dirancanglah strategi bertanya untuk mendorong siswa dalam menjawab pertanyaan sendiri. Semua kegiatan ini dilakukan pada tahap perencanaan (planning).

(22)

Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitan Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1999 : 70)

Dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan model spiral : Kemmis dan Tegart (1988) yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali sebagai ancang-ancang terhadap pemecahan masalah.

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan (planning) yaitu tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi.

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakana yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan (apabila dilaksanakan secara kolaboratif).

(23)

Cucu Kurnia,2013

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Tindakan (Action)

Tindakan (Action) yaitu apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Pelaksanaan tersebut yaitu implementasi atau penerapan isi rencana tindakan di kelas yang diteliti. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ini pelaksana atau dengan kata lain guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rencana tindakan, guru juga harus berlaku wajar, tidak kaku dan tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan. c. Pengamatan (Observation)

Pengamatan (Observation) adalah pengamatan atas hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap kinerja siswa.

(24)

tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi.

d. Perenungan (Reflektion)

Perenungan (Reflektion) yaitu tahap pengkajian, melihat dan mempertimbangkan atas hasil dan proses dari setiap tindakan dan selanjutnya menyusun perencanaan selanjutnya. Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk mengumukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah “refleksi” yang berasal

dari bahasa Inggris yaitu reflektion yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu pemantulan. Kegiatan refleksi ini sebetulnya lebih tepat digunakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rencana tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang kurang baik.

Apabila guru pelaksana berstatus sebagai pengamat, maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain guru tersebut melihat dirinya kembali,

melakukan “dialog” untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati

karena sudah sesuai dengan rancangan dan mengenali hal-hal yang masih perlu

diperbaiki. Dalam hal seperti ini maka guru melakukan “self evaluation” yang

(25)

Cucu Kurnia,2013

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

narasumber yang menguasai bidang tersebut. Jadi, pada intinya kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi, pemaknaan, penjelasan, penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi atau dengan kata lain evaluasi. Apabila dikaitkan dengan “bentuk tindakan” sebagaimana disebutkan dalam uraian

ini, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk siklus. Metode siklus yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk spriral seperti yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart, yang mengemukakan bahwa penelitian dibagi menjadi empat tahap, yaitu : (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap observasi dan (4) tahap refleksi.

(26)

menggunakan Contextual Teaching and Learning, (b) observasi yang dilakukan untuk memperoleh data tentang tanggapan guru dan siswa terhadap manfaat pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning.

E. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah SDN Salamjaya, yang didirikan pada tahun 1982 dengan nomor statistik sekolah 101022005031 Kecamatan Pondoksalam Kabupaten Purwakarta. Lokasi sekolah ini dekat dengan rumah penduduk sehingga mudah dijangkau oleh siswa. Sekolah ini berada di atas tanah seluas 1500 m², bentuk bangunan sekolah biasa dan konvensional, dengan status negeri dan kegiatan pembelajarannya pada pagi hari.

2. Subjek Penelitian

(27)

Cucu Kurnia,2013

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, observasi, lembar soal, dan wawancara. Menurut Arikunto (1995: 177) “Instrumen penelitian adalah suatu

yang penting dan strategis kedudukannya di dalam pelaksanaan penelitian”.

Proses analisis data berlangsung dari awal sampai akhir pelaksanaan program tindakan, data dalam penelitian dianalisis dengan mengikuti pola mulai dari tahap orientasi sampai pada tahap berakhirnya seluruh tindakan sesuai dengan program, karakteristik, fokus permasalahan dan tujuan penelitian.

Secara rinci pengolahan data dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan seluruh data yang diperoleh berdasarkan instrumen penelitian. Pengumpulan data dapat diperoleh melalui : (1) observasi, dan (2) lembar soal.

1. Observasi

Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun terjadinya suatu kegiatan yang diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau ,menilaim hasil dan proses belajar misalnya, tingkah laku siswa pada saat belajar, tingkah laku guru pada saat mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga pada saat mengajar.

(28)

kerjasama dalam mengerjakan tugas. Selain itu, adapula observasi yang dilakukan observer terhadap guru pada saat proses pembelajaran yang didalamnya meliputi keterampilan guru dalam mengajar. Adapun lembar observasi siswa dan lembar observasi guru datanya terlampir

2. Lembar Soal

Lembar soal berguna untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dengan program pembelajaran yang telah dilakukan. Pemberian soal ini biasa dilakukan dalam kegiatan atau evaluasi. Dengan demikian jelas bahwa kegiatan penilaian sangat diperlukan dalam kegiatan penelitian.

Hasil belajar diperoleh dari tes yang dilaksanakan setiap akhir siklus. Tes berguna untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman konsep siswa terhadap materi yang diajarkan setelah berlangsungnya proses tindakan.

3. Lembar Kerja Siswa

Lembar keraja siswa merupakan hasil kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan setiap siswa dalam kerja kelompok. LKS berisi soal-soal yang harus dikerjakan oleh setiap kelompok, jawaban soal diberikan untuk memperdalam pemahaman bahan materi.

G. Teknik Pengumpulan Data

(29)

Cucu Kurnia,2013

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Data Kualitatif adalah nilai siswa yang dapat di analisis secara deskriptif dengan menggunakan statistik deskriptif. Misalnya : mencari data tertinggi, persentase keberhasilan belajar, dan lebih penting lagi statistik dapat digunakan untuk memaknai data statistik kelas.

2. Data Kuantitatif adalah data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang ekspresi siswa. Mengenai tingkat pemahaman terhadap suatu pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, keaktifann, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, keterampilan-keterampilan sikap dan sejenisnya dapat di analisis secara kualitatif.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Paradigma penelitian kualitatif, dilakukan melalui proses induktif, yaitu berawal dari konsep khusus ke konsep umum, konsetualisasi, keterorganisasi, dan deskripsi dikembangkan atas dasar masalah yang terjadi dilapangan. Maka dalam penelitian kualitatif pengumpulan data terlaksana secara simultan dengan analisis data selama penelitian berlangsung. Tujuan dari penelitian kualitatif yaitu agar peneliti memahami fenomena-fenomena seting sosial yang terjadi di lapangan adalah bersifat melingkar (siklus).

H. Teknik Pengolahan Data

(30)

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data dilakukan dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan setiap siklus. Data tentang aktivitas siswa, interaksi proses pembelajaran dan persepsi siswa terhadap penggunaan keterampilan proses. Prosedur pengolahan data dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Triangulasi data, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan (validasi) data yang memanfaatkan data lain sebagai perbandingan terhadap data itu, melalui data dari guru, kepala sekolah, siswa dan arahan dari pembimbing dengan data yang diperoleh melalui hasil observasi.

2. Audit trail, yaitu pengecekan keabsahan temuan penelitian dan prosedur penelitian yang telah diperiksa dengan mengkonfirmasikan kepada teman sejawat dan dosen. Ini dilakukan untuk memperoleh validitas yang tinggi.

3. Member chek, yaitu mengecek kebenaran hasil tiap siklus, refleksi sampai akhir keseluruhan tindakan. Sehingga mendapatkan data yang lengkap dan memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Jadi tujuan member chek adalah agar memperoleh informasi yang akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.

(31)

Cucu Kurnia,2013

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajara yang telah dicapai siswa, juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Untuk menganalisis tingkatan keberhasilan atau presentasi ketuntasan belajar siswa setelah proses pembelajaran berlangsung pada setiap siklusnya, dilakukan dengan cara melakukan evaluasi pada setiap akhir siklus. Analisis ini dapat dihitung dengan menggunakan statistik sederhana sebagai berikut :

1. Penilaian Tugas dan Tes

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga dapat diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata didapat dengan menggunakan rumus :

�=

X N

Keterangan : x = nilai rata-rata

X = jumlah nilai semua siswa

N = jumlah siswa

2. Penilaian untuk Ketuntasan Belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar, yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar, digunakan rumus sebgai berikut :

siswa yang tuntas belajar

P = x 100%

siswa

(32)
[image:32.612.113.527.208.592.2]

Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya. Hasil analisis ini juga dijadikan sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran atau bahkan mungkin sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan model pembelajaran yang tepat.

Tabel 3.1

Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa (%)

Tingkat keberhasilan (%) Arti

80 % 60 – 70 40 – 59 20 – 39 20 %

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Aktivitas dalam analisis data yaitu :

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang banyak, apabila peneliti mampu menerapkan metode observasi, wawancara atau dari berbagai dokumen yang berhubungan dengan subjek yang diteliti.

Reduksi data merupakan analisis yang menajamkan untuk mengorganisasikan data, dengan demikian kesimpulannya dapat diverifikasi untuk dijadikan temuan penelitian terhadap masalah yang diteliti.

(33)

Cucu Kurnia,2013

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data biasanya digunakan berbentuk naratif. Untuk itu dalam penyajian data peneliti dapat di analisis oleh peneliti untuk disusun secara sistematis, simultan, sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti.

c. Verifikasi dan Kesimpulan

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pembelajaran IPA dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa

dalam menyelesaikan soal IPA yang telah dilaksanakan sebelumnya, maka pada bagian ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan adalah sebagai berikut : 1. Hasil belajar yang diperoleh siswa sebelum diterapkan pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran alat-alat pencernaan pada

manusia sangat rendah. Hal ini terlihat dari nilai siswa pada pra siklus yaitu siswa yang mendapat nilai sesuai KKM yang ditentukan oleh SDN Salamjaya yaitu 65 hanya 2 dari 29 siswa dan daya serap klasikal sebesar 37,90% dengan nilai rata-rata sebesar 59,65.

2. Selama proses pembelajaran IPA dengan diterapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) aktivitas siswa dan guru menunjukkan

(35)

Cucu Kurnia,2013

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru bila mengalami kesulitan. Sebagian besar siswa berani dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Bila dibandingkan dengan pembelajaran yang sebelumnya, hal ini merupakan sebuah peningkatan yang sangat baik karena selama ini siswa cenderung pasif hanya mendengar, melihat, menulis, dan mengerjakan evaluasi saja tanpa adanya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Malu bertanya ketika menemukan kesulitan dalam pembelajaran. Siswa malu dalam mengeluarkan pendapat. Siswa malu dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

3. Hasil belajar yang diperoleh siswa setelah diterapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran alat-alat pencernaan pada

manusia sangat meningkat. Hal ini terlihat dua kali perbaikan yang dilakukan yaitu, siklus I dan siklus II. Pada siklus I, siswa yang mendapatkan nilai sesuai KKM yaitu 65 sebanyak 17 siswa dari 29 siswa dengan nilai rata-rata 67,24 dan daya serap klasikal sebesar 58,62%. Sedangkan pada siklus II, siswa yang mendapat nilai sesuai KKM sebanyak 28 siswa dari 29 siswa dengan nilai rata-rata 78,27 dan daya serap klasikal sebesar 96,55%. Pada siklus II telah mencapai ketuntasan belajar yaitu sudah mencapai ≥ 85%.

Dengan demikian dapat disimpilkan secara umum. Bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan belajar siswa pada

(36)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui proses pengumpulan data, pengolahan data, serta pembahasan hasil penelitian mengenai penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA kompetensi dasar alat-alat pencernaan pada manusia , peneliti mengajukan beberapa saran sebagai pertimbangan, yaitu :

1. Dalam memilih suatu pendekatan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus memperhatikan karakteristik anak yang berbeda-beda sehingga penerapan pendekatan tersebut dapat berjalan dengan maksimal.

2. Dalam menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning, guru seharusnya meningkatkan pemahaman dan kemampuannya dalam mengembangkan pendekatan Contextual Teaching and Learning pada proses pembelajaran IPA, diantaranya pembelajaran yang menyenangkan, melaksanakan pengelolaan yang efektif dan efisien, memanfaatkan lingkungan yang ada disekitar sebagai media pembelajaran, serta tidak ragu untuk melakukan inovasi agar tercapai proses pembelajaran yang maksimal dan yang lebih penting pembelajaran tersebut menjadi bermakna.

3. Memperhatikan kelebihan dari pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran IPA maka diharapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning ini menjadi alternatif pembelajaran yang perlu dipertimbangkan oleh

(37)

Cucu Kurnia,2013

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagi peneliti yang akan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam penelitiannya, sebaiknya mengembangkan penelitian ini menjadi

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah (1998). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Ali, (2008). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Algesindo Arikunto, S, Suhardjono, dan Supardi. (1995). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :

PT. Bumi Aksara.

Depdiknas. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Mendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006. Jakarta : Depdiknas.

Djauzak. (1995). Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Depdiknas, Jakarata.

Hamalik, (2009). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung, Remaja. Rosda Karya,

---. (2007). kurikulum dan pembelajaran, PT bumi aksara.jakarta

Johnson, E. (2010). CTL (Contextual Teaching and Learning). Bandung : Kaifa Learning.

Kasbolah, K. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Departemen P dan K, Dikti, PGSD.

Martinis Y, (2009). Komitmen Organisasi ditinjau dari Iklim Organisasi dan Motivasi Berprestasi. Phronesis.

Mulyasa, E. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, karakteristik, dan Implementasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

---. (2009). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(39)

Cucu Kurnia,2013

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas . (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran IPA SD. Jakarta : Depdikbud.

Sanjaya. (2005). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta. Prenada Media

---. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2009). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sugiyanto. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Sukmadinata (2005). Metode Penelitian Pendidikan Bandung : Remaja Rosda Karya. Universitas Pendidikan Indonesia. (2010) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Winaputra, (1992). Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta: Universitas Terbuka Wahyana (1995). Persepsi Pembelajar Dewasa Tingkat lanjut Terhadap Pembelajaran

Gambar

Gambar 3.1 Model Tindakan Kelas Model Sprila Kemmis dan Taggart ..
Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitan Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1999 : 70) Dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan model spiral : Kemmis dan
Tabel  3.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa (%)

Referensi

Dokumen terkait

Didalam pola lampu lalu lintas ini penulis menggunakan metode pewarnaan graf, dimana penulis akan mewarnai simpul dengan warna yang berbeda pada setiap simpul yang berdampingan,

penyelenggaraan CEAPAD II merupakan penegasan komitmen dan dukungan.. Pemerintah Indonesia terhadap Palestina, serta memperjelas posisi Indonesia Indonesia

1. Beberapa dari para ahli ekonomi Eropa tahun 1870-an yang dikelompokkan dalam Mashab Austria, mengemukakan teori tentang perilaku konsumen dan teori itu dikenal sebagai

CONTOH KASUS UJI DUNCAN PADA RAK..

Pertama , birokrasi diartikan sebagai ” government by bureaus” yaitu pemerintahan biro oleh pegawai yang diangkat oleh pemegang kekuasaan, pemerintah atau pihak atasan dalam

DAFTAR PUSTAKA

News reader : Program kerja perpustakaan kota Yogyakarta Tahun 2010 Perpustakaan kota Yogyakarta Pada tahun 2010 ini mempunyai program kerja Pembinaan dan penggembangan

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada Tanggal 26 Februari 2013. yang dinyatakan telah memenuhi syarat