• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mendengarkan Secara Efektif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Mendengarkan Secara Efektif"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI FAKULTAS PROGRAM STUDI

www.gunadarma.ac.id

3

Ilmu Komunikasi Ilmu Komunikasi

Mendengarkan Secara Efektif

(2)

Hearing (Pendengaran) vs Listening (Mendengarkan)

• Hearing (Pendengaran) : adalah sesuatu yang bisa dilakukan orang tanpa mencoba dan merupakan respons fisiologis gelombang suara yang bergerak di udara dengan kecepatan 760 mil per jam.

• Hearing (pendengaran) sifatnya tidak disengaja

• Sedangkan, listening (mendengarkan) mengharuskan kita untuk memperhatikan secara sadar

• Tubuh kita (indra pendengaran) mendengar (hearing), namun kita harus melakukan suatu upaya untuk mendengarkan (listening).

(3)

Nilai dari Mendengarkan (Listening) : 1. Keuntungan akademis

• Studi mendengarkan secara efektif pada 125 mahasiswa yang

dilakukan oleh Bommelje, Houston, dan Smither menunjukkan bahwa mendengarkan secara efektif akan membantu kesuksesan kuliah

• Semakin baik mendengarkan saat di kelas, semakin baik dalam persiapan tugas dan ujian

• Saat mahasiswa mendengarkan kuliah di kelas, mereka dapat menangkap petunjuk, instruksi, feedback, atau tanda yang

selanjutnya dijadikan panduan dalam mengerjakan tugas dengan lebih baik sehingga mendapatkan nilai yang lebih baik pula

(4)

2. Keuntungan Profesional

• Memahami dan mengetahui koneksi antara ide dan informasi

• Mengubah perspektif dan menantang asumsi; lebih berempati dan menunjukkan rasa hormat atau menghargai. Hal ini dapat

meningkatkan hubungan antar individu dalam lingkup profesional

• Meningkatkan self-esteem

• Ferrari mengidentifikasi kemampuan mendengarkan sebagai

"keterampilan bisnis yang paling penting dari yang lainnya.” Ia

menyatakan “mendengarkan bisa menjadi perbedaan antara untung dan rugi, antara sukses dan gagal, antara karir yang panjang dan yang pendek.”

(5)

3. Keuntungan Personal

• Jika mendengarkan (listening) sudah dilakukan dengan baik, maka

lingkaran komunikasi terlengkapi secara efektif antara pembicara dan penerima.

• Penerima menafsirkan pesan dan berbagi pemahaman tentang pesan tersebut dengan pembicara

• Efektivitas komunikasi ditentukan oleh tingkat interpretasi pesan yang dicapai melalui respon dan umpan-balik pendengar

• Jika telah berhasil dilakukan secara benar, maka lingkaran komunikasi terlengkapi sehingga pendengar dan penerima merasa terhubung

(6)

3 ”A” Untuk Mendengarkan Secara Aktif : 1. Attention (Perhatian)

• Attention (perhatian) merupakan bagian fundamental dari hearing dan listening

• Nichols mengamati bahwa “listening merupakan kerja keras, yang ditandai dengan kecepatan kerja jantung, kecepatan sirkulasi darah, dan sedikit

meningkatnya suhu tubuh.”

• Orang biasa dapat berbicara 125 kata per menit, namun pendengar dapat memproses hingga tiga kali lebih cepat, mencapai 500 kata per menit

• Pendengar yang buruk lebih tidak sabar dalam memroses kata-kata pembicara, namun pendengar yang efektif menggunakan waktu ekstra untuk memroses kata- kata, membedakan poin-poin utama, dan meringkasnya

• Hoppe menyatakan, mendengarkan secara aktif adalah keadaan pikiran kita yang mengharuskan fokus, hadir dan penuh perhatian serta mebuang jauh kecemasan yang kita alami pada saat itu.

(7)

• Listening (mendengarkan) hanya dapat dilakukan pada saat itu juga dan sering kali kita dapat mendengarkan apa yang disampaikan

pembicara hanya sekali

• Oleh karena itu, pendengar perlu memastikan premis pokok atau mengontrol ide yang disampaikan pembicara dengan cepat.

• Kemudian, akan menjadi lebih mudah bagi pendengar untuk memahami bagian penting dari pembicaraan dengan cara

membedakan tujuan utama pembicara, poin utama dan struktur pidato jika mereka dapat mendengarkan dengan pikiran terbuka

(8)

2. Attitude (Sikap)

• Pada saat memperhatikan pembicara, terkadang kita dapat melakukannya dengan sikap yang salah

• Misal, pada saat mendengarkan pidato, dirasa hanya membuang-buang

waktu sehingga hal ini dapat mengganggu kita untuk mendengarkan secara efektif

• Pendekatan listening (mendengarkan) dengan sikap positif dan pikiran terbuka dapat membuat listening (mendengarkan) jauh lebih mudah

• Sikap yang dapat muncul pada saat listening (mendengarkan) ialah apakah kita setuju atau tidak setuju dengan apa yang disampaikan pembicara,

namun hal tersebut dapat diputuskan setalah mendengar dan

memerhatikan penuh sudut pandang pembicara dan ke arah mana pembicaraannya

(9)

3. Adjustment (Penyesuaian)

• Seringkali ketika kita mendengar seseorang berbicara, kita tidak tahu sebelumnya apa yang akan ia katakan

• Maka dari itu, kita harus fleksibel, artinya mau mengikuti arah pembicaraan orang tersebut sampai ke poin pentingnya

• Jika audiens lebih berniat untuk bereaksi atau mengantisipasi apa

yang dikatakan, maka mereka dapat dikategorikan sebagai pendengar yang buruk

(10)

Hambatan saat mendengarkan secara efektif :

1. Antisipasi

• Mengantisipasi atau memikirkan tentang apa yang mungkin akan dikatakan pendengar sebagai respon terhadap pembicara dapat mengurangi

kemampuan listening (mendengarkan)

• Di satu sisi, pendengar mungkin menganggap pembicara terlalu lama

dalam menyampaikan maksud pembicaraan dan mencoba mengantisipasi kesimpulan akhirnya

• Pada saat seperti ini, pendengar mulai berhenti mendengarkan pembicara secara aktif karena mereka merasa lebih banyak tahu, yang akan

mengakibatkan kemampuan mendengarkan mereka buruk

• Untuk menghindari hal tersebut, maka dibutuhkan kerendahan hati dan selalu sadar bahwa akan selalu ada banyak hal baru yang patut dipelajari

(11)

2. Judging (menilai)

• Langsung melompat pada kesimpulan pembicaraan merupakan penghalang lain saat mendengarkan secara efektif

• Mungkin diantara kita sudah ada yang pernah menjadi audiens saat pembicara membuat kesalahan kecil. Pendengar yang efektif akan mengabaikan kesalahan kecil tersebut

• Seorang pendengar yang mencari alasan untuk tidak memperhatikan penuh si pembicara justru akan memanfaatkan celah ini sebagai bukti dari kekurangannya

• Pendengar yang seperti ini juga akan menilai/menjudge kekurangan pembicara, seperti memperhatikan cara penyampaian atau penampilan pribadinya. Misal : suaranya melengking, noda saos pada kemeja putih yang dikenakan, kaos kaki yang tidak serasi, potongan rambut jelek. Hal ini dapat mengakibatkan pendengar yang tidak efektif untuk memutuskan berenti mendengarkan

• Pendengar yang efektif malah akan menerima dan berpikir bahwa setiap orang memiliki kelemahan masing-masing, tetapi mereka masih bisa menjadi pembicara yang baik. Bahkan menggangap topik pembicaraanya sebagai sumber wawasan atau informasi yang berharga.

(12)

3. Bereaksi Secara Emosional

• Ketika pembicara mengatakan sesuatu yang memicu emosional, akan lebih sulit untuk mendengarkan secara efektif

• Misal : seorang pembicara tamu di kampus memulai dengan kisah

pribadi tentang kehilangan orang tua. Alih-alih mendengarkan, malah turut sedih teringat keluarga kita di rumah

• Tanggapan lain yang dapat muncul bisa jadi pertanyaan pedas yang dilontarkan dari pendengar

• Respon emosional terhadap pembicara seperti ini dapat mengganguu kemampuan dalam mendengarkan secara efektif

• Begitu emosi terlibat, mendengarkan efektif pun berhenti

(13)

Strategi untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengarkan :

1. Tetap membuka pikiran

• Pendengar yang efektif mendengarkan dengan tetap berpikiran terbuka sehingga pikirannya tenang, fokus dan waspada

• Mendengarkan sudut pandang berbeda dengan menerima sudut pandang

• Dengan menyadari hal tersebut, dapat membantu memupuk perspektif yang lebih terbuka sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik saat mendengarkan pembicara secara aktif

• Selain itu, dapat membantu dalam mengurangi emosi

(14)

2. Mengidentifikasi Gangguan

• Dalam situasi apapun dimana kita harus mendengarkan sesuatu, ada saja gangguan yang dihadapi

• Misal, seorang ayah yang sedang duduk di ruang tamu menonton televisi, mungkin ingin mematikan televisi supaya dapat

mendengarkan putrannya yang datang masuk ke kamarnya sambil berkata, “Ayah, aku punya masalah di kelas hari ini”

• Hal ini mengartikan sang ayah dapat mengidentifikasi hal-hal yang menggangu perhatian (mematikan televisi) untuk bisa lebih

mendengarkan putranya berbicara

(15)

3. Datang dengan persiapan yang matang

• Strategi lainnya untuk mendengarkan secara efektif ialah selalu melakukan persiapan yang matang

• Ketika memasuki situasi yang mengharuskan kita mendengarkan pembicara yang memiliki pengetehuan yang dalam, lebih baik kita mampu menyesuaikan dan terlibat lebih dalam dengan apa yang dikatakannya

• Contoh: membaca tugas bacaan di kelas, bekerja di laboratorium serta menulis laporan hasilnya sebelum kuliah, membaca biografi

pembicara tamu sebelum pergi ke suatu acara, meninjau agenda dari rapat staf sebelumnya atau berkonsultasi dengan seorang rekan kerja tentang klien sebelum pergi ke tempat penjualan.

(16)

4. Mencatat

• Mencatat juga dapat menigkatkan kemampuan mendengar dan terlibat secara aktif

• Tidak perlu mencatat semua perkataan pembicara, poin-poin penting saja

• Bila perlu, gunakan alat perekam – atas izin pembicara, jika dirasa perlu menangkap semua perkataannya

• Menulis pertanyaan yang akan terlintas di pikiran dan

melontarkannya kepada pembicara juga dapat membantu kita

mendengarkan secara efektif karena telah mendapatkan motivasi untuk mendengarkan secara penuh sampai akhir

(17)

Memberikan Umpan Balik kepada Pembicara :

1. Umpan balik nonverbal

• Boothman merekomendasi : mendengarkan dengan seluruh tubuh, bukan hanya telinga

• Jika seorang pembicara berbicara di sebuah ruangan yang

pendengarnya menutup mata, kaki dan tangan disilangkan serta tubuh yang membungkuk, artinya mereka memberikan isyarat nonverbal sebagai bentuk ketidaktertarikan dan tidak terkesan

• Sedangkan, pendengar yang duduk dengan tegap, memperhatiakan dengan tatapan yang serius mengisyaratkan bahwa mereka tertarik dan paham apa yang dikatakan pembicara

(18)

• Kontak mata juga merupakan salah satu isyarat nonverbal kepada

pembicara yang menandakan bahwa pendengar memperhatikan secara aktif

• Kontak mata yang penuh perhatian dapat menunjukkan seorang pendengar benar-benar mendengarkan secara efektif

• Menganggukkan kepala secara tegas atau membuat tanggapan seperti,

“Ya”, “Umhum”, atau “Oke” dapat membantu pembicara dalam mengukur ketertarikan pendengar. Bahkan kecepatan anggukan kepala dapat

menandakan tingkat kesabaran atau pemahaman pendengar

• Namun, di sisi lain memberikan terlalu banyak isyarat nonverbal juga bisa salah

• Pendengar yang bergeser-geser di tempat duduk dan menganggukan kepala dapat diinterpretasikan sebagai audiens yang gelisah yang perlu diambil lagi perhatiannya oleh pembicara

(19)

2. Umpan balik Verbal

• Dalam pembahasan ini, Umpan balik verbal dapat berbentuk pertanyaan yang dilontarkan pendengar kepada pembicara di akhir presentasi

• Pendengar dapat menggunakan pertanyaan untuk mengonfirmasi pemahaman mengenai pesan yang disampaikan pembicara

• Jika pendengar tidak sepenuhnya yakin akan poin tertentu, mereka dapat

mengajukan pertanyaan klarifikasi seperti “Apa maksud Anda?” “Bisakah Anda menjelaskan lebih spesifik?” atau “Apa contoh konkrit dari poin Anda?”.

Pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu pemahaman mereka sekaligus menawarkan umpan balik pembicara

• Saat melontarkan pertanyaan, dekati pembicara dengan cara positif dan tidak mengancam

• Pendengar yang baik tidak berusaha membuat pembicara bersikap defensive

• Merefleksikan kembali sudut pandang pembicara sebelum pendengar merespons memungkinkan pembicara mengetahui bahwa mereka mendengarkan dan

(20)

Memberi Semangat untuk Mendengarkan secara Efektif :

1. Buat Pendengar Peduli

• Jika seorang pembicara ingin menarik perhatian audiens, sangat penting untuk mempertegas alasan mengapa pendengar harus peduli dengan apa yang

disampaikan

• Audiens juga akan lebih responsif ketika pembicara menemukan cara untuk

memotivasi mereka supaya mendengarkan secara efektif, yaitu dengan menarik rasa ingin tahu, menantang mereka atau memberikan kontekstualisasi

• Pembicara dapat menarik keingintahuan penonton dengan memberikan pidato informatif tentang topik yang mungkin belum mereka ketahui sebelumnya

• Dalam pidato naratif, pembicara dapat menyentuh keingintahuan dengan

memberi isyarat kepada audiens tentang hal penting yang akan mereka pelajari baik mengenai diri pembicara maupun topik dari cerita yang disampakan

(21)

• Pidato juga dapat menghadirkan tantangan

• Pidato persuasif menantang audiens untuk berpikir dengan cara baru

• Memberi pendengar dengan kontekstualisasi dapat membantu memotivasi mereka

(22)

2. Beri Isyarat Kepada Pendengar

• Mengetahui bahwa audiens hanya mendengar apa yang pembicara katakan pada satu kali penyampaian, membuat pembicara ingin melakukan

pengulangan

• Pendengar lebih cenderung menyerap suara ketika pembicara melakukan pengulangan.

• Menggunakan pengulangan kata atau kalimat dapat menciptakan ritme di telinga pendengar. Namun, jika terlalu sering juga tidak baik

• Jika tidak ingin mengulangi perkataan, maka beri isyarat kepada pendengar melalui penekanan vocal

• Memperbesar volume suara juga dapat menarik perhatian penonton

• Mengubah nada atau volume suara dapat membantu mempertahankan perhatian penonton untuk jangka waktu yang lebih lama

(23)

3. Yakinkan mereka untuk ikutserta

• Memiliki hubungan yang erat dengan audiens dengan mereferensikan topik dengan minat yang sama dapat berfungsi sebagai daya Tarik untuk etos

• Dengan cara ini, pendengar memiliki kepercayaan terhadap pembicara karena mereka memiliki kesamaan

• Cara ini juga bisa berfungsi sebagai daya tarik pathos. Pembicara dapat menggunakan daya tarik emosional ini dalam pidatonya

• Pembicara yang mungkin menggunakan singkatan populer, bahasa

percakapan sehari-hari (lebih akrab) atau membuat perbandingan dengan acara televisi, music atau film popular akan membantu pendengar merasa sedang melakukan percakapan dengan pembicara meski sebenarnya

percakapan sepihak

(24)

www.fikom.gunadarma.ac.id

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang – undangan bagi setiap warga negara dan penduduk

Penambahan luas ini sebagai bagian dari komitmen pemerintah kabupaten terutama DKP yang terus melakukan pembangunan dan optimalisasi TPST untuk dapat memenuhi Sidoarjo Zero

yang menjadi objek Jaminan Fidusia dapat dilakukan dengan cara :.. pelaksanaan titel eksekutorial oleh

Biaya'operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 digunakan untuk pembayaran honorarium, pengadaan bahan, alat tulis kantor, cetak/stensil, fotocopy/penggandaan,

Selain itu, dapat kami sampaikan pula bahwa dalam melaksanakan tugasnya, Komite Remunerasi dan Nominasi mengacu kepada regulasi yang berlaku, diantaranya adalah

7.2 Kondisi untuk penyimpanan yang aman, termasuk ketidakcocokan Bahan atau campuran tidak cocok. Pertimbangan untuk nasihat lain •

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Lukisan berjudul Women III adalah merupakan hasil karya yang dibuat oleh seniman yang menganut aliran lukisan abstrak ekspresionis willem de Kooning dan merupakan salah satu