P E R T A N I A N
P E R K O T A A N
D K I J A K A R T A
P E R T A N I A N
P E R K O T A A N
D K I J A K A R T A
“Pertanian perkotaan adalah aktivitas budidaya, pengolahan, pemasaran dan pendistribusian bahan pangan yang berasal dari tanaman, hewan dan ikan serta produk olahannya yang terjadi di dalam dan sekitar perkotaan.”
Beragam jenis tanaman yang
dibudidayakan diantaranya adalah
sayuran, tanaman pangan, palawija, jamur, buah, tanaman obat, tanaman hias, dan tanaman kayu.
Pertanian di sini termasuk perternakan dan perikanan, seperti unggas, kelinci,
kambing, ikan, dan lain-lain.
Pengertian
Pertanian
Perkotaan
DKI
Jakarta
Visi Misi No. 18 Gubernur Terpilih :
Menjadikan Jakarta sebagai Kota Hijau dan Kota Aman yang ramah, sejuk dan aman bagi anak, perempuan, pejalan kaki, pengguna jalan dan seluruh warga menggalakkan kegiatan cocok tanam kota (urban farming).
Pergub 40 Tahun 2016
Tentang Pedoman Pedoman Pengelolaan RPTRA
Pasal 28(a) : Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan melakukan penanganan terkait : 1. Kolam gizi;
2. Tanam Tanaman Obat Keluarga (Toga), sayuran dan tanaman produktif, dan 3. Ketahanan pangan.
Ingub Prov. DKI Jakarta Nomor 131 Tahun 2016
Tentang Optimalisasi Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa Di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Tugas Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan :
1. Melakukan pembinaan dan dan mengevaluasi program pelatihan, kurikulum dan modul pelatihan bidang pertanian dan perikanan;
2. Mengembangkan pertanian perkotaan dan perikanan;
3. Memfasilitasi, membina, mengevaluasi, mengendalikan dan mengembangkan kerja sama penyelenggaraan pelatihan pertanian dan perikanan serta pengolahan makanan pasca panen; dan
4. Melaksanakan kegiatan operasi pasar atau pasar murah secara berkala.
SK Kepala Dinas KPKP Nomor 460 Tahun 2017
Tentang Penetapan 77 (Tujuh Puluh Tujuh) Lokasi Gang Hijau Di Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun Anggaran 2017
Ingub Prov. DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2018
Tentang Penanaman dan Pelestarian Tanaman Khas Jakarta
Desain Besar Pertanian Perkotaan Provinsi DKI Jakarta 2018-2030 Ingub Prov. DKI Jakarta Nomor 14 Tahun 2018 tanggal 31 Januari 2018
Tentang Pelaksanaan Pertanian Perkotaan
DASAR HUKUM KEGIATAN
BIDANG PERTANIAN
• Pertumbuhan penduduk DKI Jakarta yang sangat cepat.
• Kebutuhan pangan yang tinggi.
• Alih fungsi lahan, sisa lahan pertanian saat ini tinggal ± 500 Ha.
• Kota Jakarta rentan terhadap
perubahan iklim dan ancaman bencana. • Penurunan muka tanah 5-10 cm / tahun. • Resiko kerawanan pangan terhadap
warga miskin.
Desain
Besar
Pertanian
Perkotaan
DKI
Jakarta
2018-2030
• Pertumbuhan penduduk DKI Jakarta yang sangat cepat.
• Kebutuhan pangan yang tinggi.
• Alih fungsi lahan, sisa lahan pertanian saat ini tinggal ± 500 Ha.
• Kota Jakarta rentan terhadap
perubahan iklim dan ancaman bencana. • Penurunan muka tanah 5-10 cm / tahun. • Resiko kerawanan pangan terhadap
warga miskin.
Latar
Belakang
Desain
Besar
Pertanian
Perkotaan
DKI
Jakarta
2018-2030
• Memberikan arah dan fokus dalam meningkatkan ketahanan pangan dan ketahanan terhadap bencana dan
perubah iklim.
• Menjadi panduan dalam merencanakan program/kegiatan di bidang pertanian perkotaan.
• Mensinergikan program pemerintah dan non pemerintah dalam pelaksanaan pertanian perkotaan.
• Masukan bagi Pemprov DKI Jakarta dalam penyusunan RPJMD dan OPD. • Mempercepat penyelesaian masalah
pertanian perkotaan.
Tujuan
Umum
Desain
Besar
Pertanian
Perkotaan
DKI Jakarta
2018-2030
Desain Besar Pertanian Perkotaan DKI Jakarta 2018-2030 merupakan sebuah dokumen acuan bagi pemangku
kepentingan terkait dalam pengembangan pertanian perkotaan di DKI Jakarta.
Desain besar ini merupakan perwujudan hasil kesepakatan dan komitmen bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan
pemangku kepentingan terkait untuk
mewujudkan Jakarta sebagai pusat inovasi dan gerakan pertanian perkotaan.
Posisi
Desain
Besar
Pertanian
Perkotaan
DKI Jakarta
2018-2030
1. Perkuatan kebijakan
2. Pelaksanaan pertanian perkotaan (budidaya, pengolahan, pemasaran, edukasi, kerjasama)
3. Pelestarian lingkungan hidup
4. Pelaksanaan monev dan pengelolaan pengetahuan
Strategi
Desain
Besar
Pertanian
Perkotaan
DKI Jakarta
2018-2030
1. Rumah susun 2. Lahan kosong
3. Pekarangan dan gang 4. Sekolah 5. Gedung 6. RPTRA 7. Lahan laut
Sasaran
Ruang
Desain
Besar
Pertanian
Perkotaan
DKI Jakarta
2018-2030
1. 30% ruang terbuka hijau produktif 2. Peningkatan 30% produksi 3. 1000 sertifikasi produk
Target 2030
Desain
Besar
Pertanian
Perkotaan
DKI Jakarta
2018-2030
• 2017-2022
o Pergub dan Ingub Perkot o 10% rth produktif
o 10% peningkatan produksi o 300 sertifikasi produk
o Sosialisasi 30% pelaku perkot
• 2022-2027
o Revisi Pergub dan Ingub Perkot o 25% rth produktif
o 25% peningkatan produksi o 700 sertifikasi produk
o Pusat pembelajaran perkot di 5 kota • 2027-2030
o Perda Perkot
o 30% rth produktif
o 30% peningkatan produksi o 1000 sertifikasi produk
o Produk pengetahuan perkot
Milestone
Desain
Besar
Pertanian
Perkotaan
DKI Jakarta
2018-2030
• 2017-2022
o Mengarusutamakan pertanian perkotaan ke dalam perencanaan pembangunan
o Menyusun kebijakan dan regulasi o Kampanye dan fasilitasi pelaksanaan
pertanian perkotaan
o Pembentukan Forum Pertanian Perkotaan
o Membangun kerjasama dengan
perusahaan, lembaga sosial, sekolah, dan kelompok masyarakat
o Pengelolaan dan berbagi
pengetahuan pertanian perkotaan
Milestone
Desain
Besar
Pertanian
Perkotaan
DKI Jakarta
2018-2030
• 2022-2027
o Pelaksanaan pertanian perkotaan di seluruh sasaran ruang
o Pemberian insentif untuk pelaku pertanian perkotaan
o Meningkatkan kerjasama dengan
perusahaan, lembaga sosial, sekolah, dan kelompok masyarakat
o Pengelolaan dan berbagi
pengetahuan pertanian perkotaan
Milestone
Desain
Besar
Pertanian
Perkotaan
DKI Jakarta
2018-2030
• 2027-2030
o Pengembangan pertanian perkotaan di seluruh sasaran ruang
o Meningkatkan kerjasama dengan
perusahaan, lembaga sosial, sekolah, dan kelompok masyarakat serta
kerjasama lintas daerah o Pengelolaan dan berbagi
pengetahuan pertanian perkotaan di nasional dan internasional
Milestone
Desain
Besar
Pertanian
Perkotaan
DKI Jakarta
2018-2030
• Status hukum dan luasan lahan
• Pasokan sinar matahari, sirkulasi udara, dan cemaran logam berat
• Keterbatasan pengetahuan dan penguasaan teknologi, baik dalam proses produksi, pemasaran, hingga pengorganisasian kelompok dan usaha
“Untuk menghadapi berbagai tantangan dan hambatan tersebut, maka metoda yang paling optimal untuk pertanian perkotaan di DKI Jakarta adalah menggunakan teknologi hidroponik”
Tantangan
dan
Hambatan
Pertanian
Perkotaan
di
DKI Jakarta
1. Vertikultur
2. Vertiminaponik dan mini aquaponic 3. Rak hidroponik
Sistem vertikultur merupakan solusi atau jawaban bagi yang berminat dalam budidaya tanaman namun memiliki ruang atau lahan sangat terbatas.
Kelebihan sistem pertanian vertikultur: 1. Efisiensi dalam penggunaan lahan.
2. Penghematan pemakaian pupuk dan pestisida.
3. Dapat dipindahkan dengan mudah karena tanaman diletakkan dalam wadah tertentu.
4. Mudah dalam hal monitoring/pemeliharaan tanaman. Kelemahan sistem budidaya vertikultur :
1. Investasi awal cukup tinggi.
2. Sistem penyiraman harus kontinyu
3. memerlukan beberapa peralatan tambahan, misalnya tangga sebagai alat bantu penyiraman, dll
Jenis tanaman yang dapat ditanam: 1. Tanaman sayuran
Analisa usaha vertikultur :
1. Usia ekonomis rak verti adalah 3 tahun
2. Dalam 3 bulan: 2 kali tanam kangkung; 3 kali tanam bayam, caisim dan selada betawi
3. Dalam 3 bulan: 4 kali panen kangkung; 3 kali panen caisim, bayam dan selada betawi
Sistem vertiminaponik adalah penggabungan budidaya hortikultura dengan budidaya ikan dalam satu system pertanian hidroponik.
Media tanam
Sistem budidaya vertiminaponik dapat
menggunakan media tanam yang berasal dari zeolit, batu split dan kompos
Kelebihan sistem vertiminaponik :
1. Hasil produksi sayuran lebih tinggi dibandingkan dengan teknik konvensional. 2. Tanaman tidak memerlukan tambahan pupuk kimia, sehingga keseluruhan
sistem budidaya ini bersifat organik.
3. Di pasaran, sayuran organik dihargai lebih tinggi dibandingkan dengan sayuran hasil panen yang menggunakan bahan kimia dalam proses pemeliharaannya.
Penanaman
• jenis sayuran yang biasa ditanam kangkung, bayam, sawi, selada, dan pokcay • Sistem budidaya vertiminaponik
menerapkan teknik tanam benih langsung.
Analisa usaha vertiminaponik :
Analisa usaha vertiminaponik kangkong – lele :
Nama Barang Banyak Barang Harga Barang (@) (Rp.) Jumlah
A. BIAYA TETAP Biaya Pembuatan Alat Vertiminaponik
1 Paket 4.500.000 4.500.0000 Total Biaya Tetap 4.500.000
B. BIAYA VARIABEL
Benih Kangkung 1 Paket (100 g) 2.000 2.000 Benih Ikan Lele 150 ekor 1.000 150.000 Pakan Ikan Lele 13 Kg 8.000 104.000 Listrik 3 bulan 10.000 30.000 Biaya Penyusutan Alat* 1 Paket 121.000 121.000 Total Biaya Variabel 407.000
C. PANERIMAAN
Ikan Lele 15 kg 25.000 375.000 Kangkung hidroponik 30 Kg 30.000 900.000 Total Penerimaan 1.275.000 Keuntungan (Penerimaan – Biaya Variabel) 868.000
R/C Rasio 3,1
Analisa usaha vertiminaponik selada – lele :
Nama Barang Banyak Barang Harga Barang (@) (Rp.) Jumlah
A. BIAYA TETAP Biaya Pembuatan Alat Vertiminaponik
1 Paket 4.500.000 4.500.0000 Total Biaya Tetap 4.500.000
B. BIAYA VARIABEL
Benih Selada 1 Paket (30 g) 30.000 30.000 Benih Ikan Lele 150 ekor 1.000 150.000 Pakan Ikan Lele 13 Kg 8.000 104.000 Listrik 3 bulan 10.000 30.000 Biaya Penyusutan Alat * 1 Paket 121.000 121.000 Total Biaya Variabel 435.000
C. PANERIMAAN
Ikan Lele 15 kg 25.000 375.000 Selada hidroponik 4.8 kg 30.000 144.000 Total Penerimaan 519.000 Keuntungan (Penerimaan – Biaya Variabel) 84.000
R/C Rasio 1,2
Analisa usaha vertiminaponik caisim – lele :
Nama Barang Banyak Barang Harga Barang (@) (Rp.) Jumlah
A. BIAYA TETAP Biaya Pembuatan Alat Vertiminaponik
1 Paket 4.500.000 4.500.0000 Total Biaya Tetap 4.500.000
B. BIAYA VARIABEL
Benih Caisim 1 Paket (30 g) 45.000 45.000 Benih Ikan Lele 150 ekor 1.000 150.000 Pakan Ikan Lele 13 Kg 8.000 104.000 Listrik 3 bulan 10.000 30.000 Biaya Penyusutan Alat * 1 Paket 121.000 121.000 Total Biaya Variabel 450.000
C. PANERIMAAN
Ikan Lele 15 kg 25.000 375.000 Caisim hidroponik 5 kg 30.000 150.000 Total Penerimaan 525.000 Keuntungan (Penerimaan – Biaya Variabel) 75.000
R/C Rasio 1,2