• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kebijakan Order dengan Pendekatan Vendor Managed Inventory untuk Single Supplier, Multi Product

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penentuan Kebijakan Order dengan Pendekatan Vendor Managed Inventory untuk Single Supplier, Multi Product"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Novita Purna Fachristy 2507100123

Penentuan Kebijakan Order dengan Pendekatan Vendor Managed Inventory untuk Single Supplier, Multi Product dan Multi Retailer di

PT. Petrokimia Gresik

Dosen Pembimbing :

Prof. Ir. I Nyoman Dosen Ko-Pembimbing :

Niniet Indah Arvitrida, S.T.,M.T.

(2)

LATAR BELAKANG

Holding Cost

(3)

PABRIK GUDANG GRESIK

GUDANG

PENYANGGA DISTRIBUTOR KONSUMEN

PEMENUHAN DEMAND PENGIRIMAN

PUPUK

INFORMASI STOCK INFORMASI DEMAND

PEMENUHAN DEMAND

PEMENUHAN DEMAND TANGGUNGAN PT.

PETROKIMIA GRESIK DILUAR PT. PETROKIMIA

GRESIK

LATAR BELAKANG

(4)

v Sistem persediaan dengan 2 gudang (Multi Echelon Inventory) v Terdiri dari 90 Gudang penyangga

di seluruh Indonesia

v Pihak buyer yang menentukan kuantitas pengiriman supplier v Pihak supplier mengirimkan

sesuai kapasitas yang mampu dipenuhi

v Tidak adanya integrasi informasi yang menyebabkan terjadinya penumpukan inventori dan

Gudang Gresik (Lini I)

Gudang Penyangga Banyuwangi

(Lini III)

Gudang Penyangga Bondowoso

(Lini III) Memberikan informasi

permintaan produk pupuk dari distributor Mentransfer pupuk sesuai

permintaan

KUD.

DEWI SHINTO

SUMBER CV.

HIDUP

PT. ANAK GRESIK

RAYA KENCANA PETROSIPT.

DA

YOSOMUPT.

LYO JAJAG

KPTR.

SUMBER CV. FIA MANDIRI

CV. VIA

Supplier Buyer JAYA

LATAR BELAKANG

(5)

GAP yang cukup jauh antara permintaan dan pengiriman

J an Feb

Mar Apr Mei

J un J ulAgu S ept

Okt Nov

Des 0.0%

50.0%

100.0%

150.0%

200.0%

250.0%

300.0%

Prosentase

R ealis as i P engiriman P upuk ke G udang P enyangga B anyuwangi

R ealis as i P engiriman P upuk S P - 36

J an Feb

Mar AprMei

J unJ ulAgu S ept

Okt Nov

Des 0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

Prosentase

R ealisasi P engiriman P upuk ke G udang P enyangga B ondowoso

R ealis as i P engiriman P upuk S P - 36

Terjadinya Lost Sales Terjadinya Penumpukan Inventory

LATAR BELAKANG

(6)

• Kewenangan

replenishment antara gudang pusat ke gudang penyangga berada di gudang pusat

• Kewenangan

• Meningkatkan Profit dengan meminimalkan biaya operasional perusahaan

LATAR BELAKANG

(7)

PERUMUSAN MASALAH

Bagaimana menentukan kebijakan order pengiriman yang optimal pada gudang pusat ke gudang penyangga di PT. Petrokimia Gresik

sampai ke distributor dengan pendekatan

Vendor Managed Inventory sehingga dapat

meminimalkan biaya operasional perusahaan

(8)

TUJUAN PENELITIAN

(9)

RUANG LINGKUP PENELITIAN

BATASAN

ASUMSI

Supplier mengetahui jumlah permintaan, level persediaan, biaya simpan, dan biaya pesan dari retailer

Keputusan ukuran pengiriman ditentukan oleh supplier sebagai manufacturer dengan mempertimbangkan informasi yang didapatkan dari retailer

Sistem Supply Chain terdiri dari satu supplier (gudang pusat dan gudang penyangga di PT.

Petrokimia Gresik)

Multi retailer/buyer yaitu distributor dari GP Banyuwangi (KUD. Dewi Shinto, CV. Sumber Hidup, PT.

Petrosida, PT. Yosomulyo Jajag), dan distributor dari GP Bondowoso (PT. Anak Gresik Raya Kencana, CV. Fia Mandiri, CV. Via Jaya, KPTR. Sumber Tani)

Penelitian dibatasi pada daerah propinsi Jawa Timur, yaitu kota Banyuwangi dan Bondowoso dengan 3 produk pupuk bersubsidi, yaitu pupuk ZA, SP-36, dan Petroganik

Melakukan koordinasi hanya dalam menentukan kebijakan order

(10)

MANFAAT PENELITIAN

Dapat menerapkan metode pengelolaan vendor managed inventory di perusahaan.

Dapat menentukan kombinasi paramater terbaik untuk memperoleh kebijakan order yang optimal.

Perusahaan dapat mengelola persediaan dengan lebih efisien karena kewenangan replenishment berada di pihak supplier.

(11)

TINJAUAN PUSTAKA

Vendor Managed Inventory (VMI) Manajemen Persediaan

Multi Echelon Inventory Pola Permintaan

Penelitian Terdahulu Kebijakan Replenishment

Tinjauan Pustaka

(12)

v Menurut (Fogarty et al., 1991), inventory management dari individual items meliputi prinsip, konsep, dan teknik yang digunakan untuk menentukan apa yang akan dipesan, jumlah order, waktu barang dibutuhkan, waktu untuk pemesanan atau produksi, serta bagaimana dan di mana tempat penyimpanannya. Keputusan yang dilakukan pada suatu level harus konsisten dengan keputusan pada level lain (terintegrasi).

Manajemen Persediaan

(13)

v Menurut (Yao et al., 2005), VMI adalah suatu strategi kolaborasi yang terjalin diantara pihak-pihak yang terkait dalam supply chain, dimana supplier mengontrol manajemen persediaan dari para buyer-nya. Supplier bertanggung jawab dalam menentukan waktu pengiriman dan berapa jumlah barang yang dibutuhkan buyer.

v Dengan konsep ini keuntungan yang diperoleh pihak buyer dan supplier akan mempercepat perputaran persediaan dan level persediaan akan menurun dimana hal ini akan mengurangi holding cost (Cetinkaya and C.Y.

Lee, 2000).

Vendor Managed Inventory (VMI)

(14)

v Kebijakan replenishment merupakan kebijakan yang mengatur mengenai sistem kapan melakukan pemesanan kepada supplier dan berapa yang harus dipesan. Menurut (Chopra et al., 2007) replenishment dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Continous Review. Inventory secara berkelanjutan dipantau dan sebuah order sebesar Q, akan ditempatkan apabila inventory berada pada posisi Reorder Point (ROP).

2. Periodic review. Inventory dimana replenishment pada Kebijakan Replenishment

(15)

Pola Permintaan

v Menurut (Fogarty et al., 1991) faktor-faktor terpenting dalam penentuan

manajemen inventori adalah pola permintaan, source (pengadaan), dan

kebutuhan customer. Pola permintaan akan memiliki dampak pada

kebijakan penetapan waktu pemesanan dan desain sistem manajemen

inventori

(16)

Multi Echelon Inventory

v Menurut (Chopra et al., 2007), multi echelon supply chain memiliki beberapa tingkat dan kemungkinan beberapa pemain pada tiap tingkat. Tingkat koordinasi yang kurang untuk kebijakan jumlah pemesanan dalam supply chain akan berdampak pada tingginya biaya dan jumlah inventori berlebih dari yang dibutuhkan.

v Alur persediaan pada Multi Echelon Inventory System berawal dari pasokan produk di central warehouse (gudang pusat), kemudian dikirim ke branch warehouse (gudang penyangga) yang mensupply distributor sebagai pemenuhan atas permintaan konsumen.

Supplier

Central Warehouse

Branch Warehouse

Branch Warehouse

Retailer Outlet

Customer

(17)

METODOLOGI PENELITIAN

Pengumpulan Data Identifikasi dan Perumusan Masalah

Tahap Identifikasi Masalah

Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data

Data dari Buyer : 1. Data permintaan pasar periode 2010 2. Data biaya pemesanan

3. Data level persediaan produk untuk periode 2010.

4. Data penggunaan tahun 2010 Data dari Supplier :

1. Data harga produk

2. Data permintaan produk oleh gudang penyangga untuk periode 2010

4. Data pengiriman produk gudang pusat ke gudang penyangga dan gudang penyangga ke distributor periode 2010

5. Data level persediaan produk untuk periode 2010.

6. Data penggunaan

7. Data biaya pengiriman dari gudang pusat ke gudang penyangga periode 2010

Studi Literatur 1. Manajemen Persediaan

2. Konsep Vendor Managed Inventory (VMI) 3. Multi Echelon Inventory

4. Integrated Vendor-Buyer

Studi Lapangan 1. Observasi Lapangan

2. Memahami proses perencanaan dan pengendalian persediaan

Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

(18)

Contd.

A

Pengolahan Data

Analisa Perbandingan Model Eksisting dan Vendor Managed

Inventory

Tahap Analisa dan Pembahasan

1. Generate Demand dengan Pendekatan Monte Carlo 2. Penentuan Parameter Input Awal

3. Perancangan Interface 4. Kombinasi Parameter Terbaik

(19)

Order Cost

Komponen Order Cost Jarak > 500 km Jarak 200-500 km Jarak 20-200 km

Pencetakan PO Rp20.000 Rp20.000 Rp20.000

Faximili PO Rp140.000 Rp120.000 Rp60.000

Biaya Telepon Rp56.000 Rp48.000 Rp36.000

Total Rp216.000 Rp188.000 Rp116.000

Komponen Order Cost Jarak > 500 km Jarak 200-500 km Jarak 20-200 km

Pencetakan PO Rp20.000 Rp20.000 Rp20.000

Faximili PO Rp70.000 Rp60.000 Rp30.000

Biaya Telepon Rp28.000 Rp24.000 Rp18.000

Total Rp118.000 Rp104.000 Rp68.000

(20)

Random Number Forecast 0,883433621 30

0,7868989 25

0,623647074 20 0,371880565 15 0,536755913 15

Nilai Jumlah Prob Cum Prob

10 28 0,36 0,36

15 15 0,19 0,56

20 12 0,16 0,71

25 7 0,09 0,81

30 7 0,09 0,90

35 2 0,03 0,92

40 2 0,03 0,95

50 3 0,04 0,99

55 1 0,01 1,00

(21)

Pengolahan Data

Pupuk Variabel Gudang Penyangga Banyuwangi

Gudang Penyangga

Bondowoso Distributor 1 Distributor 2 Distributor 3 Distributor 4

ZA

ROP 309 289 37 64 102 50

Nilai Maksimum 412 393 113 169 235 112

Order Cost Rp188.000 Rp188.000 Rp116.000 Rp116.000 Rp116.000 Rp116.000

Holding Cost Rp70.000 Rp70.000 Rp60.000 Rp60.000 Rp60.000 Rp60.000

SP-36

ROP 294 170 36 45 64 31

Nilai Maksimum 378 246 109 118 151 81

Order Cost Rp188.000 Rp188.000 Rp116.000 Rp116.000 Rp116.000 Rp116.000

Holding Cost Rp79.000 Rp79.000 Rp67.500 Rp67.500 Rp67.500 Rp67.500

Petroganik

ROP 173 90 21 33 41 26

Nilai Maksimum 322 199 89 135 137 99

Order Cost Rp188.000 Rp188.000 Rp116.000 Rp116.000 Rp116.000 Rp116.000

Holding Cost Rp24.000 Rp24.000 Rp20.250 Rp20.250 Rp20.250 Rp20.250

Pupuk Variabel Gudang Penyangga Banyuwangi

Gudang Penyangga

Bondowoso Distributor 1 Distributor 2 Distributor 3 Distributor 4

ZA

ROP 199 145 28 52 79 33

Nilai Maksimum 271 221 86 132 181 81

Order Cost Rp104.000 Rp104.000 Rp68.000 Rp68.000 Rp68.000 Rp68.000

Holding Cost Rp70.000 Rp70.000 Rp60.000 Rp60.000 Rp60.000 Rp60.000

SP-36

ROP 316 51 29 33 47 23

Nilai Maksimum 380 87 85 88 113 61

Order Cost Rp188.000 Rp188.000 Rp68.000 Rp68.000 Rp68.000 Rp68.000

Holding Cost Rp79.000 Rp79.000 Rp67.500 Rp67.500 Rp67.500 Rp67.500

(22)

Periode Inventory Demand Order Quantity Inventory Demand Order Quantity Inventory Demand Order Quantity Inventory Demand Order Quantity Inventory Demand Order Quantity 1

2

Replikasi 3

4 5 6

ROP - 7

Maksimum 8

Initial stock 9

Order cost 10

Holding cost 11

12 13

ROP - ROP - 14

Maksimum Maksimum 15

Initial stock Initial stock 16

Order cost Order cost 17

Holding cost Holding cost 18

19 20 21

ROP - ROP - 22

Maksimum Maksimum 23

Initial stock Initial stock 24

Order cost Order cost 25

Holding cost Holding cost 26

27 28 29 30

OUTPUT Order Cost Distributor 1 Distributor 2 Distributor 3 Distributor 4 Holding Cost Distributor 1 Input Historis Order Interval

Input Historis Permintaan Input Historis Permintaan

SISTEM INVENTORY GUDANG PENYANGGA 1 (BANYUWANGI)

Input Data Distributor 2 General Setting

Input Data GP

Input Data Distributor 1

Input Data Distributor 3 Input Data Distributor 4

Input Historis Order Interval

Gudang Penyangga Distributor 1 Distributor 2 Distributor 3 Distributor 4

Run Simulation New Product

(23)

0 0 0 0

0,36 10 0,33 25

0,56 15 0,89 50

0,71 20 0,98 75

0,81 25 0,99 100

0,90 30 1,00 300

0,92 35 1,00 150

0,95 40

0,99 50

1,00 55

0 0 0 0

0,56 20 0,19 10

0,95 25 0,27 15

0,99 75 0,49 20

1,00 100 0,70 25

Input Historis Permintaan Distributor 3

Input Historis Permintaan Distributor 4 Input Historis Permintaan

Distributor 1

Input Historis Permintaan Distributor 2

0 0 0,00 0

0,29 1 0,32 1

0,47 2 0,49 2

0,56 3 0,57 3

0,67 4 0,75 4

0,77 5 0,85 5

0,81 6 0,90 6

0,89 7 0,93 7

1,00 8 0,94 8

1,00 9

0 0 0,00 0

0,24 1 0,15 1

0,40 2 0,18 2

0,54 3 0,21 3

0,62 4 0,26 4

Input Historis Order Interval Distributor 2

Input Historis Order Interval Distributor 4 Input Historis Order Interval

Distributor 1

Input Historis Order Interval Distributor 3

Pengolahan Data

Pupuk ZA Eksisting Replikasi 30

ROP 309 - 334

Maksimum 412

Initial stock 320 Order cost 188000 Holding cost 70000

SISTEM INVENTORY GUDANG PENYANGGA 1 (BANYUWANGI)

General Setting

Input Data GP

Run Simulation New Product

ROP 37 - 62 ROP 64 - 89

Maksimum 113 Maksimum 169

Initial stock 45 Initial stock 71

Order cost 116000 Order cost 116000

Holding cost 60000 Holding cost 60000

ROP 37 - 62 ROP 64 - 89

Maksimum 113 Maksimum 169

Initial stock 45 Initial stock 71

Order cost 116000 Order cost 116000

Holding cost 60000 Holding cost 60000

Input Data Distributor 2 Input Data Distributor 1

Input Data Distributor 3 Input Data Distributor 4

(24)

v Setelah memasukkan semua input parameter, dilakukan proses running dengan menekan tombol run simulation yang

selanjutnya akan menghasilkan output berupa kombinasi parameter.

Pengolahan Data

START

Masukkan Input

1. Input ROP, nilai maksimum, stock inventori, order dan holding cost eksisting 2. Input ROP, nilai maksimum, stock inventori, order dan holding cost VMI 3. Input hasil simulasi Monte Carlo

Kombinasi Parameter dengan rentang ROP dan nilai service level serta total biaya

Replikasi : 30

Rata-Rata Total Cost dan Service Level

Service Level > 95

Ya

Tidak

(25)

0 50000000 10000000 15000000 20000000 25000000 30000000 35000000 40000000 45000000

0 3 6 9 12 15 18 21 24 Rentang ROP ke-

Distributor 1 Distributor 2 Distributor 4 Distributor 3

Kombinasi Parameter Holding Cost Distributor

0 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000 800000 900000 1000000

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24

Rentang ROP ke-

Distributor 1 Distributor 2 Distributor 4 Distributor 3

Kombinasi Parameter Order Cost Distributor

90 92 94 96 98 100

Distributor 1 Distributor 2 Distributor 4 Distributor 3

Kombinasi Parameter Service level

CONTOH HASIL KOMBINASI PARAMETER

(26)

Contoh Hasil Simulasi

Periode Inventory Demand Order Quantity Inventory Demand Order Quantity Inventory Demand Order Quantity Inventory Demand Order Quantity Inventory Demand Order Quantity

1 188 327 224 45 0 68 71 23 98 121 36 114 65 6 47

2 412 0 0 106 7 0 168 1 0 235 0 0 112 0 0

3 412 0 0 106 0 0 144 24 0 222 13 0 95 17 0

4 318 94 0 56 50 57 144 0 0 175 47 0 75 20 37

5 271 47 141 113 0 0 122 22 0 175 0 0 65 47 47

6 412 0 0 99 14 0 108 14 0 148 27 0 77 35 0

7 245 167 167 60 39 53 108 0 0 121 27 114 77 0 0

8 353 59 0 113 0 0 108 0 0 217 18 0 53 24 59

9 271 82 141 81 32 0 87 21 82 217 0 0 106 6 0

10 412 0 0 70 11 0 169 0 0 194 23 0 106 0 0

11 412 0 0 70 0 0 162 7 0 194 0 0 88 18 0

12 351 61 0 52 18 61 155 7 0 154 40 0 88 0 0

13 351 0 0 108 5 0 155 0 0 139 15 0 88 0 0

14 351 0 0 108 0 0 138 17 0 139 0 0 88 0 0

15 160 191 252 106 2 0 138 0 0 116 23 119 40 48 72

16 365 47 0 106 0 0 114 24 0 235 0 0 65 47 47

17 365 0 0 88 18 0 91 23 0 187 48 0 97 15 0

18 268 97 144 88 0 0 72 19 97 151 36 0 97 0 0

19 360 52 0 61 27 52 169 0 0 151 0 0 93 4 0

Gudang Penyangga Distributor 1 Distributor 2 Distributor 3 Distributor 4

Output Kombinasi Parameter Pemesanan di Gudang Penyangga Banyuwangi (Kondisi Eksisting)

(27)

Output Kombinasi

Biaya dan Service level di Gudang Penyangga Banyuwangi

(Kondisi Eksisting)

Contoh Hasil Simulasi

ROP Maksimum Service Level Holding Cost Order Cost Total Cost

310 412 91,5 698565000 3384000 Rp701.949.000

311 412 92,5 1410360000 6486000 Rp1.416.846.000

312 412 93,72 2112705000 9870000 Rp2.122.575.000

313 412 94,855 2798075000 13254000 Rp2.811.329.000

314 412 95,52 3502765000 16638000 Rp3.519.403.000

315 412 96,275 4194995000 20116000 Rp4.215.111.000

316 412 96,35 4878545000 22936000 Rp4.901.481.000

317 412 96,4 5578055000 26132000 Rp5.604.187.000

318 412 96,41 5913285000 28388000 Rp5.941.673.000

319 412 96,51 6641040000 31678000 Rp6.672.718.000

320 412 96,53 7317380000 35062000 Rp7.352.442.000

321 412 96,55 7996380000 38352000 Rp8.034.732.000

322 412 96,83 8685530000 41736000 Rp8.727.266.000

323 412 97,09 9372755000 45402000 Rp9.418.157.000

324 412 97,1 10057250000 49444000 Rp10.106.694.000

325 412 97,105 10770060000 52076000 Rp10.822.136.000

326 412 97,13 11448465000 55460000 Rp11.503.925.000

327 412 97,19 12145770000 58656000 Rp12.204.426.000

328 412 97,2 12852980000 61382000 Rp12.914.362.000

329 412 97,255 13526835000 65142000 Rp13.591.977.000

330 412 97,38 14232155000 68996000 Rp14.301.151.000

331 412 97,385 14945910000 72192000 Rp15.018.102.000

332 412 97,525 15628515000 76046000 Rp15.704.561.000

(28)

Output Kombinasi Terbaik di Gudang Penyangga

Gudang Penyangga Pupuk ROP Maksimum Service Level Holding Cost Order Cost Total Cost Kondisi

311 412 94,855 2798075000 13254000 Rp2.811.329.000 Eksisting

206 271 95,36 2522940000 12625600 Rp2.535.565.600 VMI

317 380 94,5 741652000 2184000 Rp743.836.000 Eksisting

295 378 95,2 725141000 3196000 Rp728.337.000 VMI

174 322 95,53 171840000 1598000 Rp173.438.000 Eksisting

110 218 97,53 112344000 1040000 Rp113.384.000 VMI

290 393 95,20 608685000 6204000 Rp614.889.000 Eksisting

147 221 95,83 564620000 5512000 Rp570.132.000 VMI

171 246 94,48 451801000 3008000 Rp454.809.000 Eksisting

52 87 96,00 141805000 176800 Rp141.981.800 VMI

91 199 96,30 107592000 1316000 Rp108.908.000 Eksisting

Banyuwangi

ZA

SP-36

Petroganik

Bondowoso

ZA

SP-36

(29)

Output Kombinasi Terbaik di Distributor Banyuwangi

Pupuk Gudang ROP Maksimum Service Level Holding Cost Order Cost Total Cost Kondisi

39 113 94,75 125580000 580000 Rp126.160.000 Eksisting

34 86 94,85 114480000 272000 Rp114.752.000 VMI

72 169 94,5 173100000 348000 Rp173.448.000 Eksisting

53 132 95,95 154080000 1360000 Rp155.440.000 VMI

110 235 94,5 288960000 580000 Rp289.540.000 Eksisting

87 181 95,15 219800000 2108000 Rp221.908.000 VMI

56 112 96,05 137760000 638000 Rp138.398.000 Eksisting

41 81 95,45 105380000 2040000 Rp107.420.000 VMI

38 109 95,47 116775000 272000 Rp117.047.000 Eksisting

30 85 96 150768000 649600 Rp151.417.600 VMI

49 118 96,1 152482500 719200 Rp153.201.700 Eksisting

37 88 96,6 107122500 408000 Rp107.530.500 VMI

68 151 95,16 198922500 649600 Rp199.572.100 Eksisting

50 113 95,75 141817500 476000 Rp142.293.500 VMI

48 118 94,74 109188000 649600 Rp109.837.600 Eksisting

27 61 95,25 90315000 476000 Rp87.483.500 VMI

39 113 94,75 25717500 174000 Rp25.891.500 Eksisting

34 86 96,13 25990875 102000 Rp26.092.875 VMI

28 89 94,81 54178875 348000 Rp54.526.875 Eksisting

27 100 96,15 31255875 306000 Rp31.561.875 VMI

51 137 96,23 52143750 406000 Rp52.549.750 Eksisting

SP-36

Distributor 1

Distributor 2

Distributor 3

Distributor 4 ZA

Distributor 1

Distributor 2

Distributor 3

Distributor 4

Petroganik

Distributor 1

Distributor 2

(30)

Output Kombinasi Terbaik di Distributor Bondowoso

(31)

31

Pupuk ZA Service Level Total Cost Kondisi

94,75 Rp126.160.000 Eksisting

94,85 Rp114.752.000 VMI

94,5 Rp173.448.000 Eksisting

95,95 Rp155.440.000 VMI

94,5 Rp289.540.000 Eksisting

95,15 Rp221.908.000 VMI

96,05 Rp138.398.000 Eksisting

95,45 Rp107.420.000 VMI

Distributor 1 Distributor 2 Distributor 3 Distributor 4

Service level vs Total Biaya

Pupuk Petroganik Service Level Total Cost Kondisi

94,75 Rp25.891.500 Eksisting

96,13 Rp26.092.875 VMI

94,81 Rp54.526.875 Eksisting

96,15 Rp31.561.875 VMI

96,23 Rp52.549.750 Eksisting

94,62 Rp33.741.625 VMI

95,44 Rp45.589.250 Eksisting

95,5 Rp31.179.250 VMI

Distributor 1 Distributor 2 Distributor 3 Distributor 4

Pupuk SP-36 Service Level Total Cost Kondisi 95,47 Rp117.047.000 Eksisting

96 Rp151.417.600 VMI

96,1 Rp153.201.700 Eksisting

96,6 Rp107.530.500 VMI

95,16 Rp199.572.100 Eksisting

95,75 Rp142.293.500 VMI

94,74 Rp109.837.600 Eksisting

95,25 Rp87.483.500 VMI

Distributor 1 Distributor 2 Distributor 3 Distributor 4

Service level meningkat dan biaya minimum secara umum terjadi

pada kebijakan VMI

(32)

Pupuk ZA Pupuk SP-36

Pupuk Petroganik

Apabila nilai ROP lebih rendah untuk masing-masing kondisi, nilai

service level yang dihasilkan pun

ROP vs Service Level

(33)

HASIL SIMULASI KESELURUHAN PRODUK

Berdasarkan hasil simulasi kondisi eksisting dan adanya kebijakan VMI, dapat

diketahui bahwa adanya kebijakan VMI

secara umum akan memberikan

perubahan pada segi biaya dan service level

jika dibandingkan dengan kondisi

eksisting.

(34)

Kesimpulan

1. Nilai ROP yang dihasilkan dari simulasi kondisi eksisting adalah tinggi karena permintaan yang diinputkan juga memiliki deviasi yang cukup besar. Akibat tingginya nilai ROP adalah total biaya

yang tinggi pula. Sedangkan nilai ROP yang dihasilkan dari simulasi kondisi penerapan VMI adalah rendah karena permintaan yang

diinputkan juga memiliki deviasi yang kecil yakni permintaan

sesungguhnya harian. Nilai ROP akan berpengaruh terhadap total biaya sehingga pada beberapa produk total biaya untuk kondisi VMI bernilai kecil.

2. Perbandingan hasil simulasi penerapan VMI terhadap kondisi eksisting dapat dilihat dari segi peningkatan service level dan persentase saving total cost yang dihasilkan. Rata-rata

(35)

1.Penelitian dapat dikembangkan dengan adanya pertimbangan shortage dan backorder.

2.Penelitian dapat dikembangkan dengan penggunaan aplikasi yang lebih lengkap.

3.Penetapan kebijakan persediaan berdasarkan output program yang dihasilkan.

Saran

(36)

Thank You!

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu pada faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya perilaku tidak disiplin pada

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah karakteristik bahan ajar materi volume kubus dan balok yang valid dan

Karakteristik merupakan identitas yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Dimana karakteristik subjek penelitian berupa ciri-ciri pengunjung pengkonsumsi minuman

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini yaitu bagaimana mendeteksi derajat kemiringan lahan pertanian dengan input citra kemudian menghitung berapa rotasi untuk membuat

Visual (logo) yang disebut brandmarks berupa inisial singkatan KIK dari kepanjangan Ketanen Industri Kreatif dengan bentuk kupu-kupu dengan makna hasil dari sebuah proses

Hasil analisis dengan Collaizi memperoleh 4 (empat) tema yaitu: (1) Makna pembelajaran daring; 2) Kebahagiaan Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi; 3) Hambatan yang ditemui

Karakteristik siswi kelas 11 IPA, IPS, yang mengalami dismenorea di MAN Wonokromo Pleret, Bantul berdasarkan umur, siklus menstruasi, lama menstruasi, usia

pump adalah suatu peralatan yang peralatan ini menggunakan energi yang memiliki ketinggian jatuh renda energi suplai untuk memompa se tempat yang jauh lebih tinggi dari h