• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN I.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN I.1"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia industri yang terus bergerak maju ditambah dengan persaingan dan keterbukaan global untuk memenuhi permintaan konsumen membuat perusahaan-perusahaan khususnya perusahaan otomotif terus berkembang dan selalu melakukan perbaikan. Perkembangan pasar penjualan sangat kompetitif dan berorientasi pada kepuasan konsumen. Contohnya, dalam industri otomotif, produk dibuat berdasarkan beberapa model dan fitur yang berbeda yang berorientasi kepada keinginan dan permintaan konsumen . Dalam upaya pemenuhan permintaan dengan membangun dan memelihara jalur perakitan, perusahaan membuat jalur perakitan tunggal untuk beberapa model campuran.

Dalam situasi seperti ini, permasalahan keseimbangan lini perakitan akan muncul karena adanya tuntutan untuk model yang berbeda dan fitur yang berfariasi pada setiap produk yang dihasilkan (Haq dkk, 2006).

PT.XYZ merupakan sebuah perusahaan otomotif asal Jerman yang memproduksi mobil premium. PT.XYZ merupakan perusahaan yang dikenal sebagai produsen mobil mewah dengan performa tinggi. Mobil yang diproduksi oleh PT.XYZ ada beberapa tipe produk mobil seperti, C Class, E Class, S Class, GLC, GLE dan GLS.

Untuk type C Class, E Class dan GLC diproduksi pada line 1 dan type S Class, GLE dan GLS diproduksi pada line 2. Alur proses perakitan mobil pada PT. XYZ adalah trimming line dan mechanical line. Sedangkan proses sub assembly engine, door, tire dan dashboard merupakan sub-proses perakitan pada lini perakitan pada departemen produksi, menurut Kumar dan Mahto (2013) model lintasan perakitan pada PT.XYZ memiliki karakteristik mixed-model assembly line dikarenakan perusahaan memproduksi beberapa jenis produk dalam 1 lintasan dan tidak terdapat waktu setup untuk perubahan jenis produk yang dirakit.

PT. XYZ memproduksi mobil sesuai dengan target produksi harian yang telah

ditetapkan setiap bulannya. Perusahaan berupaya untuk memenuhi target produksi,

akan tetapi pada realisasinya target perusahaan belum dapat tercapai dengan

optimal, hal ini dapat diamati pada Tabel I.1.

(2)

2

Target merupakan jumlah unit yang harus diproduksi untuk diselesaikan pada periode tersebut, sedangkan realisasi merupakan jumlah produk yang berhasil diproduksi pada periode tersebut. Berdasarkan Tabel I.1 dapat disimpulkan bahwa target produksi tidak tercapai dengan baik dan perusahaan akan melakukan overtime untuk dapat memenuhi target produksi, hal ini akan mengakibatkan adanya biaya tambahan untuk dapat memenuhi target produksi. Kapasitas produksi PT.XYZ untuk area trimming 1 adalah 7 unit/hari. Waktu proses untuk masing- masing station pada trimming line 1 berbeda-beda, Gambar I.1 merupakan representasi grafik waktu proses dalam satuan detik pada area trimming line 1.

Berdasarkan kondisi eksisting perusahaan performansi lini perakitan pada area triiming line 1 yaitu, untuk Line efficiency (LE) sebesar 70% dan untuk balancing efficiency (BE) sebesar 90%.

Tabel I.1 Target dan Realisasi Produk tahun 2018 (Sumber: Data Internal PT.

XYZ 2018)

Bulan

Target dan Realisasi Produk Pada tahun 2018 (unit)

C-Class E-Class GLC

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

Juni 80 72 35 24 36 36

Juli 135 120 50 48 60 54

Agustus 74 72 24 24 42 42

September 48 48 6 6 42 42

Oktober 24 24 71 66 44 42

November 24 24 50 48 60 56

Desember 50 48 54 48 28 23

Berdasarkan data grafik pada Gambar 1.1 dapat diketahui bahwa pada beberapa

stasiun kerja pada area trimming line 1 terdapat waktu proses yang melebihi takt

time yang ditentukan sehingga mengakibatkan lini perakitan pada trimming line 1

tidak seimbang yang mengakibatkan adanya antrian atau bottleneck dan idle time

pada beberapa stasiun kerja sehingga target produksi tidak tercapai. Oleh karena itu

perlu dilakukan penyeimbangan beban kerja pada area perakitan tersebut. Penyebab

(3)

3

waktu proses yang fluktuatif dan melebihi takt time yaitu, pengalokasian elemen kerja yang tidak merata sehingga mengakibatkan beban kerja tidak seimbang.

Pada penelitian ini berfokus pada ketidakseimbangan lini perakitan. Permasalahan ketidakseimbangan lini perakitan dikarenakan adanya pengalokasian beban kerja yang tidak merata dan waktu pada beberapa station yang melebihi takt time seperti yang terdapat pada Gambar I.1, dilihat pada Gambar I.1 waktu stasiun terbesar terdapat pada stasiun 2 tipe E-class sebesar 3662 detik/unit.

Gambar I.1 Distribusi Waktu Stasiun Kerja Area Trimming Line 1

Pada penelitian ini, penyeimbangan lintasan perakitan mixed-model, dimana lini perakitan dapat memproduksi model yang berbeda, dengan kemampuan adaptasi pada permintaan dengan tingkat efisiensi yang tinggi (Reginato dkk, 2016). Tujuan utama penyeimbangan lini perakitan menurut Eryuk dkk (2008) yaitu untuk meminimasi jumlah stasiun kerja dengan waktu siklus yang telah ditentukan atau meminimasi waktu siklus dengan jumlah stasiun kerja yang telah ditentukan..

Penelitian “Perancangan Sistem Keseimbangan Lini Perakitan Hydraulic Excavator Tipe PC300 dengan Metode Algoritma Genetika” yang dilakukan oleh Andri Amir (2008) didapatkan peningkatan produktifitas dari 12 unit/hari menjadi 13 unit/hari. Penelitian yang dilakukan oleh Eryuk dkk, (2008) tetang “ Assembly Line Balancing in a Clothing Company”, didapatkan bahwa penyeimbangan lini

0,0 500,0 1000,0 1500,0 2000,0 2500,0 3000,0 3500,0 4000,0

HoP St. 0 St. 1 St. 2 St. 3 St. 3.2 St. 4 St. 4.2 St. 5 St. 6 St. 7 St. 8 St. 8.2 St. 9 St. 9.2

Waktu (detik)

Stasiun Kerja

Distribusi Waktu Stasiun Kerja Area Trimming Line 1

C-Class E-Class GLC Takt time

(4)

4

perakitan menggunakan metode Ranked Positional Wight (RPW) menghasilkan jumlah stasiun kerja dan efisiensi lini yang lebih optimal dibandingkan dengan peyeimbangan lini menggunakan metode Probabilistic Line Balancing. Penelitian yang dilakukan oleh Amen (2001) mengenai pemecahan masalah assembly line menggunakan metode heuristik, didapatkan bahwa metode heuristik ranked positional weight mempunyai hasil yang stabil ketika dihadapkan dengan permasalahan di dunia nyata. Penyeimbangan lini perakitan mixed-model yang telah dilakukan oleh Reginato dkk (2016) meneliti dan melakukan penyeimbangan beban kerja dengan 7 model produk menggunakan metode ranked positional weight with moving target (RPW-MVM), hasil yang didapatkan setelah dilakukan penyeimbangan beban kerja yaitu meningkatnya kapasitas, efisiensi lini dan balancing efficiency.

Berdasarkan permasalahan pada penelitian ini, penyeimbangan lini perakitan pada area trimming 1 menggunakan metode RPW-MVM. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan jumlah stasiun kerja yang optimal, meningkatkan line efficiency, dan meningkatkan balancing efficiency pada area trimming line 1 PT.XYZ.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah pada penelitian Tugas Akhir ini yaitu, bagaimana membuat lini perakitan yang efisien pada area Trimming 1 PT XYZ dengan jumlah stasiun kerja minimum berdasarkan waktu siklus yang telah ditentukan?

I.3 Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk dapat membuat lini perakitan yang efisien pada area Trimming 1 PT XYZ dengan jumlah stasiun kerja minimum berdasarkan waktu siklus yang telah ditentukan.

I.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tidak mempertimbangkan dan memperhitungkan biaya produksi.

2. Supply part dan bahan baku pada lini produksi dianggap lancar.

(5)

5

3. Produk yang diteliti hanya produk seri C Class, E Class dan GLC.

4. Demand determinisitk.

5. Keahlian operator diasumsikan sama dan bekerja secara normal.

6. Setiap stasiun kerja diasumsikan memiliki 1 operator.

7. Tidak mempertimbangkan tools dan fasilitas perakitan yang tersedia pada perusahaan.

I.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ada pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan produktivitas pada lini perakitan trimming line 1 dengan pengoptimalan urutan kerja lini perakitan.

2. Dapat dijadikan landasan penentuan elemen kerja pada setiap station.

3. Dapat dijadikan landasan penentuan jumlah manpower pada area trimming line 1.

4. Dapat mengetahui efisiensi dan kelancaran lintasan perakitan.

5. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi oleh manajemen produksi PT. XYZ untuk melakukan perbaikan pada proses perakitan.

I.6 Sistematika Penulisan

Pada penelitian ini, akan disusun dalam enam bab yang saling berkaitan.

Sistematika penulisan pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai uraian latar belakang permasalahan, tujuan penelitian, perumusan masalah, batasan masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi tentang uraian dan penjelasan konsep, metode dan teknik yang berhubungan dengan penyeimbangan lini perakitan pada PT. XYZ.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang penjelasan langkah-langkah pemecahan masalah yang

digunakan untuk menyelesaikan penelitian sesuai tujuan penelitian. Metodologi

penelitian pada tugas akhir ini terdiri dari model konseptual dan sistematika

(6)

6

penyelesaian masalah (SPM) yang merupakan tahapan-tahapan dimulai dari tahap observasi ke lini produksi PT. XYZ hingga tahap kesimpulan dan saran.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini dijelaskan proses pengumpulan data yang diperlukan untuk menunjang penelitian, serta dipaparkan data-data yang digunakan untuk penelitian, melakukan pengolahan data waktu, perhitungan performansi lini perakitan.

BAB V ANALISIS

Pada bab ini dijelaskan analisis terhadap hasil pengolahan data dan perhitungan keseimbangan lintasan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan menarik kesimpulan dan memberikan saran-saran yang

membangun berdasarkan analisis yang telah dilakukan yang berguna bagi penulis,

perusahaan dan pihak yang membaca penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

memberikan stimulasi untuk membantu anak prasekolah dalam mencapai perkembangan geraknya sesuai dengan tahap perkembangan gerak yang semestinya. Pemberian stimulasi melalui

Tingkat pencemaran tanah ditentukan oleh peruntukan tanah, jenis tanah, jumlah bahan kimia dalam tanah (alamiah), jumlah partikel tanah, jenis tanah, jumlah bahan kimia

of Investment Disputes, perbedaan- nya bahwa dalam JOC diatur bahwa arbiter dipilih oleh KBC disatu pihak dan PERTAMINA dilain pihak, yang dimana kedua arbiter akan memilih

Pada saat merger efektif, pemegang saham JPRS akan menerima saham dalam perusahaan hasil penggabungan (GDST) sebesar 1,34 saham untuk setiap 1 (satu) saham JPRS yang dimiliki

menemukan bahwa dalam konteks sekarang dalam sebuah majelis selawat ISHAB, untuk dapat menemukan makna dari penghayatan syair t{ala‘ al-badr ‘alayna< adalah dengan

Untuk mengetahui hubungan kemampuan membaca pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch dengan kemampuan menulis surat bisnis menggunakan bantuan Textbausteine mahasiswa semester

Saya hanya bisa berandai: kalaupun ada yang berniat menyebut nama Siauw Giok Tjhan dalam sejarah Indonesia saat itu, tentunya akan dicatat sebagai salah satu kriminal

Setelah perancangan proses login, rancangan input berikutnya adalah perancangan Menu utama. Pada Menu utama terdapat beberapa submenu yang dapat digunakan seperti