• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SDN KEBON KACANG 01 PAGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SDN KEBON KACANG 01 PAGI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR

DI SDN KEBON KACANG 01 PAGI

An-nisa Rizki Pertiwi

Universitas Bina Nusantara, annisa_129@yahoo.com (An-nisa Rizki Pertiwi, Inez Taniwangsa)

ABSTRACT

SDN Kebon Kacang 01 Pagi have a students. Based on this phenomena, a previous studies that was conducted outside Indonesia shows the correlations between emotional

intelligence with learning achievement. The phenomenon and previous studies became the basis of this study, which aims to re-testing the eistence and quality of the correlations between emotional intelligence with learning achievement of SDN Kebon Kacang 01 Pagi. Researchers used a method of Pearson to test the correlation between both variables to respondents which amounted to 100 students. The result of this study shown the value of the correlation coefficient of 0.035. Referring to Sarwono (2006), the value of the correlation is very weak and there was no correlation between emotional intelligence with learning achievement of SDN Kebon Kacang 01 Pagi.

Keywords: Emotional Intelligence, Learning Achievement, Students.

ABSTRAK

SDN Kebon Kacang 01 Pagi mempunyai siswa-siswi yang prestasi belajarnya tidak sesuai dengan tingkat intelegensi. Hal tersebut karena adanya faktor kecerdasan emosional.

Berdasarkan fenomena tersebut ditemukan bahwa penelitian sebelumnya yang dilakukan di luar Indonesia menunjukkan adanya hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Fenomena dan penelitian sebelumnya menjadi dasar dari penelitian ini yang bertujuan untuk menguji kembali keberadaan dan kualitas korelasi antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa-siswi SDN Kebon Kacang 01 Pagi. Peneliti menggunakan metode Pearson untuk menguji korelasi antara kedua variabel kepada responden yang berjumlah 100 orang siswa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0.035.

(2)

Mengacu kepada Sarwono (2006), nilai korelasi tersebut memiliki arti bahwa dapat dikategorikan korelasi sangat lemah atau tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa-siswi SDN Kebon Kacang 01 Pagi.

Kata Kunci: Kecerdasan Emosional, Prestasi Belajar, Siswa.

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalani dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang di inginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa mampu belajar berbagai macam hal.

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang terpenting bagi manusia, seperti yang kita ketahui bahwa suatu pendidikan sangat bermanfaat dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas.

Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi siswa di masa yang akan datang (Sawitri, 2014).

Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan di dapat keterampilan, kecakapan, dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Menurut Syah (2005) prestasi belajar menunjukkan suatu penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.Untuk meraih prestasi belajar yang tinggi diperlukan kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Kenyataanya, dalam proses belajar mengajar di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan

inteligensinya. Itu sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi, yaitu faktor kecerdasan emosional (Goleman, 2009).

Di SDN Kebon Kacang 01 Pagi banyak siswa yang tidak mencerminkan kecerdasan emosional dengan baik dan ini akan mengganggu proses pembelajaran. Rendahnya kecerdasan emosional siswa- siswi SDN Kebon Kacang 01 Pagi ini ditandai dengan kurangnya kesadaran disiplin dalam diri. Siswa- siswi SDN Kebon Kacang 01 Pagi yang mengalami rendahnya kecerdasan emosional akan menunjukkan masalah seperti siswa yang menarik diri dari pergaulan, siswa yang mengalami kecemasan dan bahkan sampai depresi, siswa yang bermasalah dalam perhatian atau tidak mendengarkan guru yang sedang menjelaskan pelajaran dan siswa yang sulit untuk berfikir, serta siswa yang cepat merasa tersinggung.

(3)

Siswa-siswi SDN Kebon Kacang 01 Pagi yang memiliki IQ tinggi tetapi prestasi belajar rendah dan juga ada IQ rendah tetapi prestasi belajar tinggi. Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal yaitu, faktor jasmani, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor jasmani di sini ialah kesehatan, siswa-siswi SDN Kebon Kacang 01 pagi mempunyai riwayat kesehatan yang minim, seperti siswa-siswi yang sering sakit atau tidak menjaga kesehatan dengan baik hal tersebut akan mempengaruhi prestasi belajar siswa- siswi SDN Kebon Kacang 01 Pagi. Faktor psikologis dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas belajar dan prestasi belajar siswa. Siswa-siswi SDN Kebon Kacang 01 Pagi memiliki minat dan bakat yang berbeda. Ada siswa-siswi yang mempunyai minat dan bakat yang mempengaruhi prestasi belajar mereka dan ada juga yang tidak mempengaruhi prestasi belajar mereka. Faktor kelelahan merupakan faktor internal terakhir yang dapat mempengaruhi prestasi belajar, faktor kelelahan disini di lihat dari kelesuan, lemah lunglainya siswa-siswi SDN Kebon Kacang 01 Pagi sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar.

Keberhasilan dalam belajar tidak hanya cukup dengan IQ yang tinggi, nilai yang baik, tetapi juga harus dibarengi dengan perubahan tingkah laku yang baik. Disinilah peran penting kecerdasan emosional.

Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa-siswi SDN Kebon Kacang 01 Pagi yang mampu mengenali emosi diri, seperti siswa yang memiliki kepercayaan diri dan bisa mengambil keputusan dengan baik akan mampu memperoleh prestasi belajar yang baik. Selain itu siswa di SDN Kebon Kacang 01 Pagi yang mempunyai sikap tenang, optimis, dan ceria dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Motivasi juga turut menyumbang keberhasilan siswa-siswi SDN Kebon Kacang 01 Pagi dalam meraih prestasi belajar yang baik, dengan adanya motivasi yang mendorong siswa-siswi untuk berbuat atau bertindak dalam mencapai suatu tujuan atau cita-cita, maka siswa-siswi akan bersemangat dalam melakukan tugas dengan baik untuk mencapai prestasi belajar yang baik. Dan juga siswa-siswi SDN Kebon Kacang 01 Pagi memiliki sikap empati dan mampu membina hubungan dengan teman maupun orang lain, kedua hal tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan prestasi siswa-siswi SDN Kebon Kacang 01 Pagi.

Dalam penelitian oleh Fatum, B. A. (2008) dengan jurnal the relationship between emotional intelligence and academic achievement in elementary-school children. Fatum menegaskan bahwa penelitiannya mempunyai pengaruh antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar dilihat dari 3 mata pelajaran, seperti english, math, and science. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar di mana peneliti menggunakan nilai raport sebagai hasil belajar siswa-siswi SDN Kebon Kacang 01 Pagi.

Berdasarkan fenomena-fenomena dan penelitian yang telah ditemui dan dijabarkan diatas, maka penulis ingin meneliti lebih lanjut dengan mengangkat judul skripsi, yaitu “hubungan antara kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar di SDN Kebon Kacang 01 Pagi”.

(4)

METODE PENELITIAN

Subjek yang digunakan dalam penelitian adalah siswa-siswi SDN Kebon Kacang 01 Pagi yang berada di kelas V dan kelas VI dan berusia 10-14 tahun. Jumlah dari subjek yang sesuai dengan kriteria adalah 100 orang siswa. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kecerdasan emosional yang merupakan hasil adaptasi dari penelitian Sawitri (2014). Setelah melalui pengujian awal, reliabilitas cronbach alpha dari kecerdasan emosional adalah 0.893.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-experimental dengan menggunakan desain korelasi dimana akan mengidentifikasi hubungan antara variabel-variabel penelitian yaitu variabel satu dan variabel dua (Sarwono, 2006). Korelasi antara kedua variabel diawlai dengan input data

menggunakan Microsoft Excel dan selanjutnya akan diukur dengan mengkorelasikan data dari kedua variabel dengan menggunakan software SPSS (Statistical Package for Social Science. Data variabel pertama yaitu kecerdasan emosional didapatkan melalui alat ukur kecerdasan emosional yang berbentuk kuisioner dan disebarkan kepada subjek, sedangkan data variabel kedua yaitu prestasi belajar didapatkan melalui data nilai raport.

Proses penelitian dimulai dari pembuatan bab 1 pada bulan Januari dengan mencari dan menganalisa fenomena atau permasalahan yang akan menjadi fokus utama penelitian. Langkah berikutnya peneliti melakukan kajian literatur dengan mencari jurnal, buku, maupun artikel yang relevan dengan fenomena serta kedua variabel penelitian. Setelah menganalisa dan melakukan kajian literatur, peneliti menentukan variabel-variabel yang paling kuat untuk mewakili dan akan dijadikan penelitian. Pada bulan Maret dilakukan pembuatan bab 2 dan bab 3 serta melakukan proses adaptasi alat ukur. Tahap persiapan selesai dan pelaksanaan penelitian pun dimulai. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pengambilan data pada bulan Mei dan pemasukan data yang sudah diterima. Tahap terakhir yang dilakukan pada bulan Juni hingga Juli adalah pembuatan bab 4 dan bab 5 yang berisi analisa hasil, impulan, saran, dan diskusi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis korelasi bivariate digunakan untuk melihat keeratan antara variabel pertama dan kedua (Hill, 2011). Sarwono (2006) menambahkan bahwa apabila ingin menguji korelasi namun data terdistribusi normal maka sebaiknya menggunakan metode korelasi Pearson. Selain itu, penggunaan metode Pearson digunakan karena pada tahap uji normalitas, angka Asymp. Sig (2-tailed) menunjukkan nilai 0,638 yang berarti distribusi data pada penelitian ini normal.

Tabel Uji Normalitas Penelitian One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

KE PB

N 100 100

Asymp. Sig. (2-tailed) ,638c ,638c

(5)

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Korelasi antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar maka dilakukan uji korelasi bivariate.

Berdasarkan output pada tabel di atas, kolom Correlation Coefficient kedua variabel adalah 0,035. Nilai koefisien tersebut menurut Sarwono (2006) dapat dikategorikan korelasi sangat lemah atau tidak terdapat korelasi antara dua variabel.

Menurut Sarwono (2006), uji signifikansi dapat dilakukan dengan membandingkan nilai Sig. (2- tailed) dan batas taraf signifikansi (jumlah bintang pada nilai koefisien). Apabila nilai Sig. (2-tailed) <

0,01 maka terjadi hubungan yang signifikan sebaliknya, Apabila nilai Sig. (2-tailed) > 0,01 maka tidak terjadi hubungan yang signifikan. Berdasarkan data di atas, perbandingan nilai Sig. (2-tailed) dan batas taraf signifikansi adalah 0,726>0,01 maka tidak terjadi hubungan signifikan antara kedua variabel.

Tabel Uji Korelasi Penelitian Correlations

KE PB

Pearson KE Correlation

Coefficient

1 .035

Sig. (2-tailed) ,726

N 100 100

PB Correlation

Coefficient

.035 1

Sig. (2-tailed) ,726

N 100 100

SIMPULAN DAN SARAN

Hasil pengambilan dan pengolahan data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar, dimana hasil nilai signifikansi korelasi yang ada ialah sebesar 0.035. Hasil yang didapat ini merupakan hasil perhitungan dengan software IBM SPSS Statistics (version 22).

Penelitian ini belum sempurna sehingga memerlukan perbaikan di beberapa sektor. Maka, peneliti menyarankan beberapa hal demi meningkatkan kualitas penelitian berikutnya.

1. Bagi peneliti selanjutnya

diharapkan, dalam pengambilan data tentang prestasi belajar seharusnya tidak menggunakan

(6)

seluruh mata pelajaran melainkan difokuskan pada satu atau dua mata pelajaran saja sehingga hasil dari data tersebut sesuai dengan harapan dan menggunakan teori yang lebih bervariasi.

2. Penelitian ini memiliki

keterbatasan dalam mengontrol kesetaraan persebaran populasi sehingga menghambat peneliti untuk menganalisa lebih lanjut beberapa faktor yang menurut beberapa tokoh mampu berperan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Bahkan Chafin, C. N. (2006) menegaskan bahwa terdapat faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional, seperti faktor individu dan faktor lingkungan. Faktor individu yang dimaksud adalah siswa yang secara psikologis

mempunyai integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fungsi fisiknya mereka akan menjadi individu yang yang memiliki konsentrasi yang baik yang akan menjadi modal utama untuk mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya dalam mengoptimalkan prestasi belajarnya.

Sedangkan faktor lingkungan yaitu hal-hal yang akan menunjang dalam pencapaian prestasi belajar. Pendapat dari peneliti tersebut menambahkan sudut pandang baru sebagai tambahan analisa apabia ingin melakukan penelitian berikutnya. Oleh karena itu, alangkah lebih baik apabila penelitian selanjutnya memperhatikan beberapa hal di atas agar mampu mendapatkan hasil yang lebih baik dan melakukan analisa yang lebih mendalam terhadap kemungkinan kontribusi faktor tersebut dalam keterkaitan antara kedua variabel dalam penelitian ini.

3. Fokus pada penelitian ini adalah

mengukur korelasi antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa-siswi SDN Kebon Kacang 01 Pagi. Peneliti menyarankan agar penelitian berikutnya dapat mengambil populasi yang lebih banyak agar penelitian merepresentasikan pada populasi yang lebih luas sekaligus memberikan manfaat lebih besar khususnya bagi sekolah lain yang memiliki permasalahan kecerdasan emosional dan prestasi belajar.

REFERENSI

Sawitri, A. (2014). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas II SMU Lab School Jakarta Timur. Universitas Persada Indonesia.

Syah, M. (2005). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Goleman, D. (2009). Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, D. (2009). Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta: PT Gramedia.

Fatum, B. A. (2008). The relationship between emotional intelligence and academic achievement in elementary-school children(Order No. 3345150). Available from ProQuest Dissertations & Theses

(7)

Full Text: The Humanities and Social Sciences Collection. (304839754). Retrieved from http://search.proquest.com/docview/304839754?accountid=25704.

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Chafin, C. N. (2006). The impact of a living-learning community and inquiry guided learning on first- year students' emotional intelligence and academic achievement (Order No. 3247014). Available from ProQuest Dissertations & Theses Full Text: The Humanities and Social Sciences Collection.

(305294829). Retrieved from http://search.proquest.com/docview/305294829?accountid=25704.

Hill, R.C., Griffiths, W.E., Lim, G. (2011). Principles of Econometrics 4th edition. Hoboken: John Willey

& Sons.

RIWAYAT HIDUP

An-nisa Rizki Pertiwi, Jakarta pada 8 Januari 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Psikologi pada tahun 2015.

Referensi

Dokumen terkait

secara perorangan maupun secara badan hukum (korporasi) bagi koperasi simpan pinjam dapat dilakukan. Dengan melihat bentuk-bentuk kerugian Negara yang dilakukan

Maka berdasarkan pengujian black box yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa sistem informasi pemetaan strata desa siaga aktif dengan metode AHP telah

Tambahan Anggaran Fungsi Pendidikan Rp. Agama Mendapatkan Pagu Sementara Rp. Agama Tahun 2009 Mendapatkan Pagu Indikatif Rp.. Tabel 8.. Alokasi Anggaran Kegiatan Prioritas

Keadaan responden yang tidak mengalami kecemasan disebabkan tidak adanya stressor pencetus yang dialami seperti resiko tinggi kehamilan.. Dilain pihak stressor

Penambahan limbah udang hasil pengolahan sebanyak 5% dalam ransum basal berpengaruh (P&lt;0,05) terhadap bobot hidup, persentase giblet, persentase lemak abdominal

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran tematik integratif penjasorkes pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah

prior to the adoption of the new recommendation, the world heritage centre organized, with financial support of the Flemish Government, three training workshops on

Hasil penelitian ini adalah komitmen profesional berpengaruh positif signifikan terhadap skeptisisme profesional, pengalaman berpengaruh positif signifikan