Contents
JJ II
J I
Page1of33
Go Back
Full Screen
REDUNDANSI FRAME DAN PENGARUHNYA PADA
DEKOMPOSISI FUNGSI DI RUANG HILBERT
SUZYANNA
NRP.1208 201 002
JJ II
J I
Page2of33
Go Back
bagai perumuman dari basis ortonormal dalam ruang Hilbert dengan
{f
k}
∞k=1 disebut frame jika terdapat0 < A
6B < ∞
sedemikian sehinggaAkf k
2 6∞
P
k=1
|hf, f
ki|
2 6Bkf k
2 untuk setiapf ∈ H
denganA
danB
adalah batasan frame.JikaA = B
maka{f
k}
∞k=1 disebut frame ketat. Materi tesis ini membahas pengertian redundan atau overcomplete pada suatu frame ketat. Disajikan pula cara perhitungan suatu redundansi dalam contoh-contoh sederhana baik di dimensi hingga maupun tak hingga.Contents
JJ II
J I
Page3of33
Go Back
Full Screen
LATAR BELAKANG
Frame pertama kali diperkenalkan oleh Duffin dan Schaeffer(1952), menggunakan frame untuk mempelajari Deret Fourier yang nonharmonik yakni ekspansi fungsi di
(L
2[0, 1])
. Christensen(2006),Balan dkk (2005),dan Casazza (2010) sesuai definisi frame dimana frame adalah basis yang overcomplete dan perumuman dari basis ortonormal.A
danB
masing-masing adalah batas atas dan bawah frame.Jika
A = B
maka frame disebut sebagai frame ketat. Setiap basis ortonormal adalah Riesz basis dan setiap Reisz basis adalah frame.JJ II
J I
Page4of33
Go Back
Casazza dkk (2009), menenuhi definisi frame, jika
A = B = 1
, maka disebut sebagai frame Parseval. Frame mempunyai redun- dant Nn. Jikakϕ
ik = c
untuk semuai = 1, ..., N
disebut equal norm frame. Jikaφ
adalah equal norm Parseval frame maka re- dundansiR
φ−= R
φ+=
Nn dimanaR
φ− adalah batas bawah redun- dansi sedangR
+φ adalah batas atas redundansi.Contents
JJ II
J I
Page5of33
Go Back
Full Screen
Casazza(1998), setiap frame dalam ruang Hilbert
H
dapat diny- atakan sebagai jumlahan dari tiga basis ortonormal diH
, dan da- pat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari dua basis ortonor- mal jika dan hanya jika frame adalah Riesz Basis.Setiap frame dapat dinyatakan sebagai jumlahan dari dua buah frame ketat dengan batasan frame adalah
1
atau jumlah dari suatu basis ortonormal dan Riesz basis diH
, dan juga dapat ditulis sebagai rata-rata dua basis ortonormal di ruang Hilbert.JJ II
J I
Page6of33
Go Back
Mallat(1999), memenuhi definisi frame, frame adalah lengkap, stabil dan punya redundan.Jika vektor-vektor pada frame di nor- malkan, atau
kf
kk = 1
, maka redundansi dapat dinyatakan seba- gai batasan-batasan frameA
danB
.Daubechies (1992), memenuhi definisi frame, redundant A+B2 dengan frame adalah ketat.
Contents
JJ II
J I
Page7of33
Go Back
Full Screen
PERMASALAHAN
Dalam tesis ini akan difokuskan pembahasan permasalahan se- bagai berikut:
•
Bagaimana bentuk redundansi frame pada dekomposisi su- atu fungsi di ruang Hilbert.•
Bagaimana pengaruh redundansi frame pada dekomposisi suatu fungsi di ruang Hilbert.JJ II
J I
Page8of33
Go Back
BATASAN MASALAH
Redundansi frame dalam tesis ini dapat dikontrol (secara relatif) oleh
kf k
yaitu dengan ketentuan0
6R
6Kkf k
2 denganK
adalah konstanta positif yang bergantung pada penyajian atas frame yang diberikan selain itu redundansi bisa dikontrol juga olehkf k
2 sesuai sifat frameAkf k
2 6 Pk=1
|hf, f
ki|
2 6Bkf k
2 untuk suatu frame{f
k}
k.Contents
JJ II
J I
Page9of33
Go Back
Full Screen
TUJUAN PENELITIAN
a. Menentukan batas atas dan batas bawah frame
b. Mengkaji pengaruh redundansi frame pada dekomposisi fungsi
f
di ruang Hilbert diL
2(R)
.JJ II
J I
Page10of33
Go Back
MANFAAT PENELITIAN
Dengan adanya penelitian ini diharapkan hasilnya dapat digu- nakan sebagai rujukan untuk penelitian lanjutan yang berkai- tan dengan dekomposisi frame, khususnya dalam menyelesaikan masalah aplikasi.
Contents
JJ II
J I
Page11of33
Go Back
Full Screen
KAJIAN PUSTAKA dan DASAR TEORI
Sifat-sifat hasil-kali-dalam adalah sebagai berikut :
• hx + y, zi = hx, zi + hy, zi
• hαx, yi = α hx, yi
• hx, yi = hy, xi
• hx, xi
>0 dan hx, xi = 0 ⇔ x = 0
Ruang vektor
V
dengan hasil kali dalamh., .i
disebut ruang hasil-kali-dalam.JJ II
J I
Page12of33
Go Back
Definisi Ortogonal
Jika
x, y ∈ X
, denganx 6= y
dalam suatu ruang hasil-kali- dalam, danhx, yi = x · y = 0
, makax
dany
dikatakan saling ortogonal. Apabilakxk = 1
untukx ∈ X
, makaX
dikatakanhimpunan ortonormal
Contents
JJ II
J I
Page13of33
Go Back
Full Screen
Ketaksamaan Cauchy-Schwarz
Suatu hasil kali dalam dan norma memenuhi ketaksamaan Cauchy-Schwarz dinyatakan sebagai berikut:
|hx, yi| = |hy, xi|
6kxk kyk
JJ II
J I
Page14of33
Go Back
Basis Ortonormal
Suatu basis
{e
k}
∞k=1 adalah basis ortonormal, yaitu bilahe
k, e
ji = δ
k,j=
1 jika k = j
0 jika k 6= j
Contents
JJ II
J I
Page15of33
Go Back
Full Screen
Definisi Frame
Suatu barisan
{f
k}
∞k=1 dengan anggota anggotanya diruang HilbertH
disebut Frame untukH
bila terdapatA, B > 0
(A, B
adalah konstan) sedemikian hinggaAkf k
2 6∞
X
k=1
|hf, f
ki|
2 6Bkf k
2, ∀f ∈ H
JJ II
J I
Page16of33
Go Back
Definisi Frame Ketat
•
JikaA = B
maka frame disebut frame ketat (tight frame).•
Suatu frame dikatakan bukan frame bila ada salah satu anggotanya dihilangkan, dan disebut frame eksak.Contents
JJ II
J I
Page17of33
Go Back
Full Screen
Contoh 1
Ambil
H =
C2,e
1= (0, 1)
,e
2=
√ 3
2
,
12, dane
3=
√3
2
,
−12 , untuk setiapυ = (υ
1, υ
2)
diH
maka,3
X
j=1
|hv, e
ji|
2= |v
2|
2+
√3
2
v
1+
12v
22+
√3
2
v
1−
12v
22=
32kvk
2Dengan demikian
{ e
1, e
2, e
3}
adalah frame dengan batas-batasA = B =
32, yang menyatakan redundan adalah 32JJ II
J I
Page18of33
Go Back
Unconditionality atau Tak bersyarat
Andaikan
{f
n: n ∈
Z}
adalah frame di ru- ang HilbertH
, maka setiap pengurutan kem- bali dari barisan{f
n}
juga merupakan frame.
Contents
JJ II
J I
Page19of33
Go Back
Full Screen
Contoh 2
Misalkan:
A
2:= { e
1, e
2}
dengane
1= (1, 0)
dane
1= (1, 0) x, y ∈
R22
X
k=1
h(x, y) , e
ki
2= h(x, y) , (1, 0)i
2+ h(x, y) , (0, 1)i
2= x
2+ y
2= k f k
2Dalam contoh ini
A = B = 1
yang berarti1
adalah redundansi dari sistem dua vektor di R2. KarenaA = B
maka frame disebut frame ketat.JJ II
J I
Page20of33
Go Back
•
Tahap 1: Mengkaji sifat-sifat frame sebagai perluasan kon- sep basis di ruang hasil kali-dalam Pada tahapan ini akan dikaji sifat-sifat frame yaitu bahwa frame yang dibicarakan mula-mula dalam ruang vektor dimensi hingga dengan hasil kali dalam, dan merupakan perluasan dari basis ortonormal, memberikan contoh frame.•
Tahap 2 : Mengkaji dekomposisi fungsi-fungsi menggu- nakan frame Pada tahapan ini akan dibahas tentang operatorContents
JJ II
J I
Page21of33
Go Back
Full Screen
•
Tahap 3 : Mengkaji frame di dimensi tak hingga Pada taha- pan ini setelah membahas pendahuluan tentang frame dalam ruang di dimensi hingga, maka berikut akan dibicarakan ekspansi dalam ruang vektor dimensi tak hingga, membahas barisan konvergen absolut, konvergen tak bersyarat, operator linear terbatas, operator adjoin, barisan Bessel, dan dekom- posisif
diruang dimensi tak hingga.•
Tahap 4: Mengkaji redudansi suatu dekomposisi fungsi frame. Pada tahap ini memberi contoh menentukan redu- dansi suatu dekomposisi fungsi frame yang berasal dari ba- sis ortonormal, memberi contoh tentang penggunaan fungsi dekomposisi frame.JJ II
J I
Page22of33
Go Back
F = {f
k}
∞k=1=
e
1, 1
√ 2 e
2, 1
√ 2 e
2, 1
√ 3 e
3, 1
√ 3 e
3, 1
√ 3 e
3, ...
Maka untuk setiap
f ∈ H
,∞
X
|hf, f
ki|
2=
∞
X
k
f, 1
√ k e
k
2
= kf k
2Contents
JJ II
J I
Page23of33
Go Back
Full Screen
Close
Suatu ruang vektor
V
yang dilengkapi frame{f
k}
mk=1 dan didefinisikan suatu pemetaan linear:T :
Cm→ V, T {c
k}
mk=1=
m
X
k=1
c
kf
k (1)dengan
T
disebut sebagai operator pre-frame atau disebut juga dengan operator sintesis, sedangkan operator adjoin diberikan sebagai berikut :T
∗: V →
Cm, T
∗f = {hf, f
ki}
mk=1 (2) dan disebut sebagai operator analisis. Dengan komposisiT
danT
∗ diperoleh operator frame sebagai berikut :JJ II
J I
Page24of33
Go Back
hSf, f i =
k=1
hf, f
ki hf
k, f i =
k=1
hf, f
ki h f, f
ki =
k=1
|hf, f
ki| , f ∈ V
(4)Batas bawah frame dapat dipandang sebagai “ batas bawah ” su- atu operator frame. Jika dapat dipilih batas
A = B
dari definisi maka frame{f
k}
mk=1 disebut frame ketat sehingga diperoleh :m
X
k=1
|hf, f
ki|
2= Akf k
2, ∀f ∈ V
(5)Contents
JJ II
J I
Page25of33
Go Back
Full Screen
Misalkan
{f
k}
k=1 adalah suatu frame untukV
dengan operator frameS
maka belaku sifat-sifat berikut:• S
punya invers dan self-adjoint.•
Untuk setiapf ∈ V
dapat disajikan bentukf =
m
X
k=1
f, S
−1f
kf
k=
m
X
k=1
hf, f
kiS
−1f
k (6)•
Jikaf ∈ V
mempunyai penyajianf =
m
P
k=1
c
kf
k untuk be- berapa koefisien skalar{c
k}
mk=1, maka berlakum m m
JJ II
J I
Page26of33
Go Back
ini dapat diselesaikan jika
A
menyampaikan atau mengirimkan koefisien frame{hf, S
−1f
ki}
mk=1, dimana receiver (penerima)R
dapat membangun kembali sinyalf
menggunakan dekompo- sisi frame. Sekarang diasumsikan bahwa penerimaR
mener- ima gangguan sinyal(noise) , yaitu menerima koefisien frame{hf, S
−1f
ki + c
k}
mk=1. Berdasarkan koefisien penerima,R
akan menyatakan bahwa sinyal yang dikirim adalah sebagai berikut :m
X
f, S
−1f
+ c
f =
m
X
f, S
−1f
f +
m
X
c f
Title Page
Contents
JJ II
J I
Page27of33
Go Back
Full Screen
Close
Frame mempunyai penyajian overcomplete artinya fungsi (data,sinyal) yang disajikan dalam bentuk frame tidak tunggal se- hingga dikatakan bahwa frame tidak ortogonal. Oleh karena itu dekomposisi fungsi yang disajikan dalam bentuk basis ortonor- mal tidak stabil karena koefisien
c
k darif =
∞
P
k=1
c
kf
k adalah tunggal yaitu dengan mengubah koefisien framec
k,misalkan(c
k+ ε
k)
akan mengubah dekomposisi fungsif
,sehingga tidak akan menjadif
lagi. Secara matematis dapat ditulis:f =
∞
X
k=1
c
kf
k+
∞
X
k=1
ε
kf
koleh karena
∞
X
k=1
c
kf
k=
∞
X
k=1
ε
kf
kJJ II
J I
Page28of33
Go Back
k=1 k=1
yang dicari tidak dapat ditangkap (capture) dengan optimal, akibatnya dekomposisi fungsi dengan basis ortonormal selalu didapat “redundansi” nol.
Sedang pada frame dikatakan stabil, artinya dengan mengubah koefisien frame
c
k menjadi(c
k+ ε
k)
darif =
∞
P
k=1
c
kf
k tidak mengubah fungsi dekomposisif =
∞
P
k=1
c
kf
k, sehingga dikatakan bahwa frame adalah stabil.Contents
JJ II
J I
Page29of33
Go Back
Full Screen
Close
f =
e∞
X
k=1
(c
k+ ε
k)f
k=
∞
X
k=1
c
kf
k+
∞
X
k=1
ε
kf
kJika bentuk tersebut disederhanakan akan menjadi:
f ≈ f +
e∞
X
k=1
ε
kf
kdimana
∞
P
k=1
ε
kf
k6= 0
.Karena dekomposisi menggunakan frame, maka
∞
P
k=1
ε
kf
k selaluJJ II
J I
Page30of33
Go Back
Redundansi suatu frame dapat dikontrol (secara relatif) oleh
kf k
yaitu dengan ketentuan0
6R
6Kkf k
2 denganR
adalah re- dundansi danK
adalah konstanta positif yang bergantung pada penyajian atas frame yang diberikan, selain itu redundansi se- cara mutlak bisa dikontrol olehkf k
2 sesuai sifat frameAkf k
2 6P
k=1
|hf, f
ki|
2 6Bkf k
2 untuk suatu frame{f
k}
k.Pada waktu mengalami gangguan (noise), koefisien frame
{c
k}
akan berubah menjadi{c
k+ ε
k}
dengan{ε
k}
adalah noise, se-Contents
JJ II
J I
Page31of33
Go Back
Full Screen
Dengan demikian
k=1
ε
kf
k6= 0
. Karena dekomposisi menggu- nakan frame, maka∞
P
k=1
ε
kf
k atau redundannya selalu ada, se- lain itu karena frame bersifat stabil maka dengan penambahan∞
P
k=1
ε
kf
k tidak mengubah fungsi asal. Oleh karena itu redundansi memberikan pengaruh terhadap dekomposisi fungsi bergantung pada koefisien frame{c
k}
2. Saran
Untuk penelitian lebih lanjut perlu dikaji masalah aplikasi redun- dansi frame.
JJ II
J I
Page32of33
Go Back
Representation”, Submitted to the Department of Electrical Engineering and Computer Science in partial fulfillment of the requirements for the degree of Doctor of Science in Elec- trical Engineering and Computer Science
Balan.R,Casazza.P.G,Edidin.G,Kutinyok.G, (2005), “ Decompo- sitions of Frames and a New Frame Identity”, Proceeding of SPIE
Bodman,B.G, Casazza,P.G,Kutyniok,.G, (2010), “ Upper and Lower Redundancy of Finite Frames”, Annual Conference
Contents
JJ II
J I
Page33of33
Go Back
Full Screen
for Signal Processing and Communications”, In Proc.SPIE Conf on Wavelet Appl.in Signal and Image Proc
Casazza, P.,Bodmann, B., dan Kutyniok, G. (2009),“
A Quantitative Notion of Redundancy for Finite Frames”,Illinois/Missori Applied Harmonic Analysis Seminar
Casazza,P.G,Leon,.M, (2010), “ Existense and Construction of Finite Frames with a Given Frame Operator”, Int. J of Pure and Appl Math
Christensen, O., (2003), An Introduction To Frames and Riesz Bases, Birkhauser, Boston.