• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN

(2)

KATA PENGANTAR

Kehadiran dan peranan alat-alat berat dalam Pembangunan Nasional tidak dapat dipungkiri lagi. Dalam penggunaan alat-alat berat berbagai tuntutan besar harus dipenuhi, antara lain produksi, kualitas dan kecepatan.

Mengingat tuntutan termaksud, ditambah dengan nilai atau harga alat-alat berat yang demikian besar, maka operator alat-alat berat yang termasuk dalam penanggung jawab tuntutan tersebut, perlu mempunyai kompetensi yang diperlukan sesuai yang digariskan dalam SKKNI.

Operator Wheel Crane adalah salah satu dari mereka yang harus dapat memenuhi tuntutan tersebut di atas. Kemampuan operator yang sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan diperoleh dari pengalaman pengoperasian alat yang cukup serta pelatihan-pelatihan yang diperlukan untuk mengisi kekurangan yang ada.

Buku atau modul ini merupakan suatu materi yang diperuntukkan bagi para peserta pelatihan dan juga instruktur yang akan menanganinya.

Penulis sadar bahwa buku ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, apalagi mengingat bahwa perkembangan teknologi dibidang alat-alat berat cukup pesat. Oleh karenanya berbagai masukan termasuk koreksi terhadap buku ini sangat diharapkan demi sempurnanya buku ini.

Atas segala sumbang saran dan masukannya penulis menyampaikan banyak terima kasih.

Jakarta, Desember 2005

(3)

LEMBAR TUJUAN

JUDUL PELATIHAN : OPERATOR WHEEL CRANE TUJUAN PELATIHAN :

A. Tujuan Umum Pelatihan :

Setelah mengikuti pelatihan diharapkan peserta mampu mengoperasikan wheel

crane dengan benar dan aman melaksanakan pemeliharaan harian sesuai

dengan petunjuk pemeliharaan dan membuat laporan operasi.

B. Tujuan Khusus Pelatihan :

Setelah selesai mengikuti pelatihan peserta mampu :

1. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja selama melakukan pemeliharaan dan pengoperasian wheel crane.

2. Melaksanakan pemeliharaan harian wheel crane sesuai dengan petunjuk pemeliharaan.

3. Melaksanakan pengoperasian wheel crane sesuai dengan aplikasi dan teknik operasi yang benar untuk jenis pekerjaan sesuai dengan kelasnya.

4. Membuat laporan operasi.

Seri / Judul Modul WCO – 03 : STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL CRANE TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) :

Setelah selesai mengikuti modul ini, diharapkan peserta mampu memahami struktur dan fungsi wheel crane sebagai dasar pengetahuan untuk dapat mengoperasikan wheel crane sesuai dengan aplikasi dan teknik operasi yang benar.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) :

Setelah modul ini diajarkan, peserta mampu : 1. Menjelaskan spesifikasi wheel crane

2. Menjelaskan komponen utama wheel crane dan fungsinya 3. Menjelaskan alat kendali dan instrumen

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

LEMBAR TUJUAN ... ii

DAFTAR ISI ...iii

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL ... v

DAFTAR MODUL ... v

PANDUAN PEMBELAJARAN ... vi BAB I PENDAHULUAN ...1 - 1

1.1 Umum ... 1 - 1 1.2 Spesifikasi ... 1 - 1

BAB II KOMPONEN UTAMA ...2 - 1

2.1 Umum ... 2 - 1 2.2 Nama dan Fungsi komponen Utama ... 2 - 3

BAB III Power Line ...3 - 1

3.1 Umum ... 3 - 1 3.2 Skema Power Line... 3 - 1

BAB IV INSTRUMEN DAN ALAT KENDALI ... 4 - 1

4.1 Umum ... 4 - 1 4.2 Instrumen dan Alat Kendali untuk Crane... 4 - 1 4.3 Instrumen dan Alat Kendali Crane (Material Handling) ... 4 - 13 4.4 Instrumen dan Alat Kendali Crane (Travelling)... 4 - 16

BAB V FUNGSI DAN PRINSIP KERJA ENGINE ...5 - 1

5.1 Umum ... 5 - 1 5.2 Engine System ... 5 - 1 5.3 Engine Mechanism System ... 5 – 3 5.4 Air Intake dan Exhaust System ... 5 – 5 5.5 Fuel System ... 5 – 6 5.6 Lubricating System ... 5 – 7 5.7 Colling System ... 5 – 8

(5)

BAB VI FUNGSI DAN PRINSIP KERJA SISTEM HIDROLIK ...6 - 1

6.1 Umum ... 6 - 1 6.2 Fungsi dan Prinsip Kerja Sistem Hidrolik ... 6 - 1 6.3 Fungsi dan Prinsip Kerja Komponen Hidrolik ... 6 - 3

BAB VI FUNGSI DAN PRINSIP KERJA SISTEM LISTRIK ... 7 – 1

7.1 Umum ... 7 – 1 7.2 Prinsip Kerja ... 7 – 1 7.3 Komponen Utama ... 7 – 3

RANGKUMAN DAFTAR PUSTAKA

(6)

DESKRIPSI SINGKAT

PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Operator Wheel Crane dibakukan dalam SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang didalamnya sudah dirumuskan uraian jabatan, unit-unit kompetensi yang harus dikuasai, elemen kompetensi lengkap dengan kriteria unjuk kerja (performance criteria) dan batasan-batasan penilaian serta variabel-variabelnya.

2. Mengacu kepada SKKNI, disusun SLK (Standar Latihan Kerja) dimana uraian jabatan dirumuskan sebagai Tujuan Umum Pelatihan dan unit-unit kompetensi dirumuskan sebagai Tujuan Khusus Pelatihan, kemudian elemen kompetensi yang dilengkapi dengan Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dikaji dan dianalisis kompetensinya yaitu kebutuhan : pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku kerja, selanjutnya dirangkum dan dituangkan dalam suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan pelatihan tersebut, berdasarkan rumusan kurikulum dan silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusunlah seperangkat modul-modul pelatihan seperti tercantum dalam ”DAFTAR MODUL“ dibawah ini yang dipergunakan sebagai bahan pembelajaran dalam pelatihan Operator Wheel crane

DAFTAR MODUL

No. Kode Judul Modul

1. WCO – 01 Etos Kerja

2. WCO – 02 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

3. WCO– 03 Struktur dan fungsi Wheel Crane

4. WCO – 04 Pedoman Pemeliharaan (Maintenance) 5. WCO – 05 Pengoperasian Wheel crane

(7)
(8)

PANDUAN PEMBELAJARAN

A. BATASAN

No. Item Batasan Uraian

Keterangan

1. Seri / Judul WCO – 03 = Struktur dan Fungsi Wheel Crane

2. Deskripsi Struktur dan fungsi wheel crane

merupakan langkah awal bagi operator wheel crane untuk dapat mengoperasikan wheel crane dengan benar, baik dan aman.

Modul struktur dan fungsi wheel crane membahas komponen utama menyangkut fungsi dan prinsip kerja serta Instrumen dan alat kendali, baik untuk travelling maupun material handling, dengan beberapa penjelasan penting. Disamping itu dibahas pula fungsi dan prinsip kerja engine, sistem hidrolik dan sistem listrik.

3. Tempat kegiatan Di dalam ruang kelas lengkap dengan fasilitasnya

4. Waktu

pembelajaran

4 jam pembelajaran atau 180 menit 1 JP : 45 menit

(9)

B. PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah : Pembukaan

 Menjelaskan tujuan instruksional

(TIU & TIK)

 Merangsang motivasi peserta

dengan pertanyaan atau

pengalamannya dalam memakai crane di lapangan

Waktu : 5 menit

 Mengikuti penjelasan TIU dan

TIK dengan tekun dan aktif

 Mengajukan pertanyaan

apabila kurang jelas.

 OH 01

2. Ceramah : Bab I Pendahuluan

 Memberikan ulasan atau

penjelasan singkat mengenai peran pentingnya struktur dan fungsi wheel crane

 Memberikan penjelasan mengenai

spesifikasi wheel crane dengan contoh salah satu model atau tipe wheel crane

 Waktu : 15 menit

 Mengikuti penjelasan instruktur

dengan tekun dan aktif

 Mengajukan pertanyaan

hal-hal yang perlu

 Mencatat hal-hal yang perlu

 OH 01-01

3. Ceramah : Bab II, Komponen Utama

 Menjelaskan nama dan fungsi

komponen utama wheel crane

 Memberikan tambahan penjelasan

penting pada beberapa komponen utama.

 Waktu : 45 menit

 Mengikuti penjelasan instruktur

dengan tekun dan aktif

 Mengajukan pertanyaan

hal-hal yang perlu

 Mencatat hal-hal yang perlu

 OH 02-01

4. Ceramah : Bab III, Power Line

 Memberikan penjelasan singkat

mengenai power line

 Menjelaskan skema power line,

baik untuk travelling maupun untuk material handling.

 Waktu : 10 menit

 Mengikuti penjelasan instruktur

dengan tekun dan aktif

 Mengajukan pertanyaan

hal-hal yang perlu

 Mencatat hal-hal yang perlu

 OH 03-01  OH 03-02

(10)

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

5. Ceramah : Bab IV, Instrumen dan Alat Kendali

 Memberikan penjelasan singkat

mengenai instrumen dan alat kendali peranan, fungsi, cara kerja baik untuk travelling maupun material handling

 Waktu : 60 menit

 Mengikuti penjelasan instruktur

dengan tekun dan aktif

 Mengajukan pertanyaan

hal-hal yang perlu

 Mencatat hal-hal yang perlu

 OH 04-01  OH 04-02  OH 04-03

6. Ceramah : Bab V, Fungsi dan prinsip kerja engine

 Memberikan penjelasan fungsi

engine dan komponen penting

 Memberi penjelasan mengenai

prinsip kerja engine

 Waktu : 20 menit

 Mengikuti penjelasan instruktur

dengan tekun dan aktif

 Mengajukan pertanyaan

hal-hal yang perlu

 Mencatat hal-hal yang perlu

 OH 05-01  OH 05-02  OH 05-03

7. Ceramah : Bab VI, fungsi dan prinsip kerja sistem hidrolik

 Memberikan penjelasan mengenai

fungsi sistem hidrolik

 Menjelaskan contoh sistem hidrolik

sederhana, cara kerja dan komponen terkait.

 Waktu : 10 menit

 Mengikuti penjelasan instruktur

dengan tekun dan aktif

 Mengajukan pertanyaan

hal-hal yang perlu

 Mencatat hal-hal yang perlu

 OH 06-01  OH 06-01

8. Ceramah : Bab VII, Fungsi dan Prinsip Kerja Sistem Listrik

 Memberikan penjelasan fungsi

sistem listrik

 Menjelaskan sistem listrik  Menjelaskan prinsip kerja

pengisian battery, alternator dan motor starter.

 Waktu : 10 menit

 Mengikuti penjelasan instruktur

dengan tekun dan aktif

 Mengajukan pertanyaan

hal-hal yang perlu

 Mencatat hal-hal yang perlu

 OH 07-01  OH 07-02

(11)
(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Umum

Pengetahuan mengenai struktur dan fungsi suatu alat bagi seorang operator adalah hal yang sangat mendasar dan sejak awal seorang operator harus sudah memahami struktur dan fungsi dari alat yang akan dioperasikan dalam melaksanakan tugas mengoperasikan alat tersebut.

Pemahaman secara benar mengenai struktur dan fungsi Wheel Crane akan menjadi modal utama untuk dapat mengoperasikan Wheel Crane sesuai aplikasi dan teknik operasi yang benar, dan dengan berbekal pengetahuan ini operator akan lebih memperhatikan kondisi Wheel Crane dalam menghadapi berbagai jenis pekerjaan sehingga dapat dicapai efisiensi yang tinggi.

1.2. Spesifikasi

Salah satu pengetahuan yang dibutuhkan untuk menunjang pengetahuan pengoperasian Wheel Crane adalah spesifiksi dari alat yang akan dioperasikannya. Sebagai contoh diberikan data spesifikasi salah satu tipe Wheel Crane

1) Capacity 30.000 kg pada radius 3.0 m

2) Demensi

Panjang (mendekati) 10.750 mm

Lebar (mendekati) 2.620 mm

Tinggi (mendekati) 3.555 mm

3) Berat (termasuk optional equipment)

Total (mendekati) 25.800 kg

Depan (mendekati) 13.150 kg

(13)

4) Performance

Travelling Speed (maksimum) 50 Km/h

5) Boom 8.8 ─ 28.0 m

(4 section, box , 5 sheave at boom head)

Panjang Boom Retracted (masuk) 8.8 m

Panjang Boom Extend (keluar) 28.0 m

Extension Speed 19.2 m dalam 70 second

6) Jib – 2 stage, panjang jib 7 m dan 12.0 m

( Store along side boom, 5º dan 30º offset)

7) Elevation Speed 1º ─ 80º dalam 49 detik

(double acting Hydraulic Cylinder)

8) Hoist – Main Winch (2 speed type, automatic fail safe brake, free fall device by foot brake and counter balance valve)

Controlled indepedantly of auxilliary winch :

 Single Line Pull 3.200 kg

 Single Line Speed

High range 114 m/min (at 4 layer) Normal range 57 m/min (at 4 layer) Wire Rope (Diameter x Length ) 16 mm x 160 m (Spin Resistant type)

Hook Block 30 ton capacity (5 Sheave, swivel type hook with safety latch)

Hoist – Auxilliary Winch (2 speed type, automatic fail safe brake, free fall device by foot brake and counter balance valve)

(14)

 Single Line Speed

High range 97 m/min (at 2 layer) Normal range 48.5 m/min (at 2 layer) Wire Rope (Diameter x Length ) 16 mm x 90 m

(Spin Resistant type)

Hook Block 3 ton capacity (5 Sheave, swivel type hook with safety latch)

9) Swing Speed 3,2 rpm

( Hydraulic axial motor, continous 360º circle swing, dilengkapi hand operate swing brake)

10) Hydraulic system

Pumps : Triple gear type for crane

Tandem gear pump for steering & accumulator. Control valve : Multi valve actuated by hand lever (tuas kendali) Hydraulic oil tank : 421 liter (approax capacity)

11) Cabin : Single cabin

12) Safey Device :

Pendant type over winding cut out device Winch automatic fail-safe brake

Hook safety latch Pilot check valve Holding valve

Counterbalance valve

Hydraulic pressure relief valve Swing brake

Swing lock device Boom angle indicator

(15)

13) Automatic Moment Limiter :

Model AML-US, dilengkapi dengan Digital Liquid Chrystal Display : Moment as presentage (moment sebagai presentase)

Boom angle (sudut boom) Boom length (panjang boom)

Actual working radius (radius beban)

Actusl load lift (baban sebenarnya yang diangkat) Permissible load (beban yang diijinkan diangkat) Potensial hook height (tinggi hook)

14) Out Rigger : Lebar total (extended in X configuration) : 6.100 mm

( Masing-masing slider beam dan jack dapat dikontrol secara terpisah dari cabin) 15) Engine

 Model : Nissan PD6 Diesel Engine

 Type 4 cycle, 6 cylinder in line

Direct injection, water cooled diesel engine  Daya :

Max output (JIS) : 185 PS at 2.300 rpm Max Torque (JIS) 68 kgm at 1.200 rpm

 Starting motor 24 V – 4.5 kw

-16) Transmisi : torque converter driving full powershift with driving axle selector. (4 untuk maju dan 1 untuk mundur)

17) Axle : - depan , full floating type, steering dan driving axle dengan planetary reduksi - belakang , full floating type, steering dan driving axle dengan planetary

reduksi. Non – spi deferensial.

18) Steering : Hydraulic power steering yang dikontrol dari roda steer, ada 3 mode : 2 wheel front

(16)

19) Suspensi :

Depan : Semi elleptic leaf spring dengan hydraulic lockout device Belakang : Semi elleptic leaf spring dengan hydraulic lockout device 20) Brake Sysem :

Service : Dual line air operated internal expanding brake ke 4 roda

Parking : Spring operated air release brake acting on front propeller shaft. 21) Safety devices :

Axles leaf spring lock device Rear steering lock device Nose drive prevention device 22) Electrical System

24 V DC , 2 Battery at 12 V – 120 AH capacity 23) Fuel Tank Capacity : 300 Liter

24) Tire (ban) : Depan : Single x 2 16 – 25-24 PR (OR) Belakang : Single x 2 16 – 25-24 PR (OR) 25) Turning Radius :

Minimum turning radius (at center of extrem outer tire) 2 – wheel steering : 8.9 m

(17)

BAB II

KOMPONEN UTAMA

2.1 Umum

Dalam pengoperasian alat-alat berat pada umumnya termasuk alat angkat khususnya wheel crane, komponen utama mempunyai peranan penting, sehingga oleh karenanya operator yang bersangkutan terlebih dulu harus mengenal dengan baik komponen-komponen utama alat yang akan dioperasikannya. Dengan demikian dapat diharapkan bahwa pemeliharaan dan pengoperasian alat dapat dilakukan dengan baik sehingga hasilnyapun dapat diharapkan baik pula.

Khususnya untuk wheel crane, ada baiknya dikenali terlebih dulu faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan angkat wheel crane tersebut.

Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi kekuatan angkat Wheel Crane, yaitu :  Kekuatan Crane (Crane Strength)

Adalah kekuatan komponen-komponen dari wheel crane terhadap beban yang diangkat. Beban yang diangkat akan menimbulkan tegangan-tegangan baik tensile strength atau shear strength pada komponen-komponen wheel crane. Apabila komponen-komponen tersebut tidak kuat, maka akan patah, seperti contoh boom atau jib patah karena mengangkat beban, meskipun wheel crane sendiri tidak terbalik atau winch motornya juga mampu mengangkat beban. Hal ini disebabkan oleh design (perencanaan) atau fatique, yakni kelelahan material yang operasi sudah lama ataupun akibat lokasi.

Stabilitas Crane (Crane Stability)

Stabilitas Crane (Crane Stability) adalah kemampuan mengatasi momen beban sehingga wheel crane aman, tidak terbalik. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas wheel crane adalah berat wheel crane, counter weight, jarak out rigger atau tire (ban), panjang boom atau radius beban dsb.

Kapasitas Winch atau engine penggerak

(18)

dengan engine yang di sediakan serta hydraulic pump untuk penggerak motor winch yang dipasang dan kapasitas motor winch. Apabila hydraulic pump yang dipasang kecil, maka tekanan yang dihasilkan untuk menggerakkan motor winch juga kecil dan daya angkatnya kecil.

Berdasarkan ketiga faktor tersebut, maka komponen-komponen utama wheel crane dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelompok besar sebagai berikut ; (periksa gambar 2.1) :

 Komponen yang berhubungan langsung dengan pengangkatan : - Boom teleskop (telescopic boom).

- Silinder pengangkat boom (Boom Elevating Cylinder) - Jib

- Winch Utama (Main Winch)

- Winch Pembantu (Auxiliary Winch)

- Blok Takel Utama (Main Hook Block), termasuk takel / kait. - Kabel Winch Utama (Main Winch Rope)

- Sheave Boom Pembantu (Auxiliary Boom Sheave), disebut juga Single Top. - Kabel Winch Pembantu (Auxiliary Winch Rope)

- Blok Takel Pembantu (Auxliary Hook Block), termasuk takel atau kaitnya.  Komponen yang berhubungan dengan stabilitas wheel crane :

- Out Rigger. - Ban (Tire).

 Komponen yang berhubungan dengan tenaga penggerak : - Engine.

- Pompa Hidrolik.

Disamping komponen-komponen tersebut diatas ada komponen atau bagian dari Wheel Crane lain yang cukup penting, seperti kabin atau ruang operator, tempat duduk operator dan lain-lain.

(19)

2.2 Fungsi Komponen Utama

Berikut ini adalah fungsi serta identifikasi dari beberapa komponen utama :

2.2.1. Boom

Boom berfungsi sebagai penahan beban yang diangkat.

Pada Wheel Crane hidrolis, panjang boom dapat dirubah-ubah dengan system teleskop hidrolis, sementara pada wheel crane non hidrolis, panjang boom relative tetap, kalaupun dapat dirubah harus dengan menyambungkan seksi boom yang dilakukan dengan pengikatan baut-baut. Konstruksi boom berbeda ;

Gambar 2.1.

(20)

memungkinkan panjang boom dapat diubah-ubah dengan mudah ketika sedang beroperasi.

Gambaran Boom adalah sebagai berikut : (contoh boom dengan 5 seksi atau bagian)

2.2.2. Silinder Pengangkat Boom (boom elevating cylinder)

Silinder pengangkat boom itu adalah silinder hidrolis yang mendapat tenaga dari system hidrolis, berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan boom, atau merubah-ubah elevasi atau sudut boom.

Gambar 2.2. Bagian-bagian Boom

Gambar 2.3. Boom Elevating Cylinder

(21)

2.2.3. Jib

Jib berfungsi sebagai perpanjangan boom untuk dapat menjangkau pekerjaan yang tidak dapat dilakukan hanya dengan boom (tanpa sambungan).

Jib dipasang pada ujung atas boom (boom head) dengan suatu mekanisme sehingga bila tidak dipergunakan jib dapat disimpan (stowed) disamping (side folding stowing), dibawah (under side stowing) atau didalam (inside boom stowing) boom.

 Side folding stowing

 Underside stowing

(22)

Untuk bisa mendapatkan jangkauan yang lebih jauh, sesuai dengan jenis pekerjaannya, jib dapat juga disetel dengan bersudut, dapat 2 tingkat penyeimbangan (offset) atau 3-tingkat, sehingga diperoleh beberapa posisi jib dengan beberapa sudut : 50, 250, 300, atau 450.

Tiap sudut disetel terlebih dulu sebelum pengopersian.

2.2.4. Winch

Winch merupakan perangkat angkat beban, berfungsi untuk mengangkat atau menurunkan beban. Winch berupa sebuah drum penggulung tali baja (wire rope), gigi reduksi serta motor (hidrolik) sebagai tenaga pengeraknya yang dikendalikan dengan tuas kendali (control lever).

Winch biasanya tersusun atas sebuah winch utama (main winch) untuk pengoperasian boom dan winch pembantu (auxiliary winch) untuk pengoperasian jib. Ada yang satu motor hidrolis untuk kedua buah winch tersebut, ada pula yang tiap winch mempunyai motor tersendiri.

Gambar 2.4. Stage Offset Jib

(23)

Winch utama dipergunakan untuk pengangkatan beban berat melalui blok takel utama, sedangkan winch pembantu dipergunakan untuk pengangkatan beban ringan melalui auxiliary boom sheave (single top) dan auxiliary hook block. Penggunaan winch pembantu yang hanya menggunakan tali baja tunggal, adalah untuk tujuan efisiensi (untuk pengangkatan beban ringan).

Gambar 2.5. Satu motor dua drum

Gambar 2.6.

(24)

Single top ini dipasang pada ujung atas boom (boom head).

2.2.5. Out Riggers

Out Rigger adalah keempat kaki yang menyangga crane dan diperpanjang keluar chasis untuk peningkatan / penambahan stabilitas crane.

Out Rigger mencakup silinder hidrolis yang disebut silinder-silinder luncur (slide cylinder) dan silinder-silinder jack (dongkrak). Bagian kaki-kaki (receptors) yang menapak ditanah disebut out rigger floats, jarak antara pusat floats kanan dan kiri disebut lebar perpanjangan out rigger (out rigger extended width)

Ada 3 (tiga) tipe out rigger, tipe X dan tipe H, dan tipe truck loader. Gambar 2.7.

(25)

Walaupun keempat out rigger sudah dipanjangkan maksimum, mungkin belum cukuo stabil dibagian depan, berkenaan dengan model wheel crane. Karenanya, untuk memberikan kapasitas angkat yang sama, dipasang jack (dongkrak) ke 5 dibagian depan. Jack ini dipanjangkan sampai ke tanah dengan tenaga hidrolis.

(26)

2.2.6. Roda (Wheels)

Roda-roda berfungsi sebagai penahan atau penyangga berat crane ketika operasi (untuk yang tanpa out rigger) maupun traveling.

Roda terdiri dari ban (tire) dan rim (disk wheel).

2.2.7. Engine

Engine merupakan penggerak utama wheel crane yang diperlukan untuk pengoperasian crane melalui system hidrolik serta untuk traveling crane melalui power train (kopeling, transmisi, propeller shaft, dan differential gear) serta

(27)

2.2.8. Pompa Hidrolik

Pompa hidrolik berfungsi untuk memindahkan (memompa) minyak hidrolik dari tangki hidrolik kedalam sistem hidrolik dan bersama-sama dengan komponen lain menghasilkan aliran (flow) dan tekanan (pressure) menjadi hidrolik.

Aliran dan tekanan minyak hidrolis ini diperlukan sebagai tenaga hidrolik yang diperlukan untuk pengoperasian crane.

Sedangkan tenaga pemutar pompa hidrolik adalah tenaga engine yang diambil dari PTO (Power Take Off).

Gambar 2.8 Engine

Gambar 2.9 Pompa Hidrolik

(28)

BAB III

POWER LINE

3.1. Umum

Power line merupakan urutan atau aliran tenaga, mulai dari sumber tenaga utama (primeover) sampai ke peralatan penggerak yang memerlukan tenaga. Sebagai sumber tenaga adalah Motor Diesel (Diesel Engine). Tenaga utama ini, pada wheel crane, diperlukan untuk traveling dan pengangkatan beban (material handling).

Pada beberapa tipe wheel crane, masing-masing keperluan tenaga tersebut di suplai dengan Diesel Engine yang berbeda, sehingga wheel crane mempunyai 2 buah sumber tenaga (Diesel Engine).

Untuk memudahkan pemahaman power line diberikan dalam bentuk skema.

3.2. Skema Power Line

Berikut ini adalah skema power line untuk travelling dan material handling.

3.2.1. Skema power line untuk treveling

Gambar 3.1.

(29)

Komponen terkait :  Engine

 Torque converter  Propeller shaft

 Gigi reduksi (reduction oil), pertama (1st) dan kedua (2nd)

 Axle depan, belakang  Roda

3.2.2. Skema power line untuk material handling

Gambar 3.2.

(30)

Komponen terkait :  Engine

 Pompa hidrolik

 Katup kendali (control valve) winch utama  Motor (hidrolik) winch utama

 Katup kendali (control valve) winch pembantu (auxilliary winch)  Motor (hidrolik) winch pembantu (auxilliary winch)

 Katup kendali (control valve) telescoping  Silinder teleskop

 Katup kendali (control valve) elevasi  Silinder elevasi (elevation cylinder)  Kopling winch

 Katup kendali swing  Motor (hidrolik) swing  Kemudi

 Katup kendali (control valve) out rigger  Tangki hidrolik

Secara prinsip Power Line untuk material handling dapat digambarkan sebagai berikut :

ENGINE HYDRAULICPUMP CONTROLVALVE (CYLINDER,ACTUATOR MOTOR)  Boom  Swing  Hoist winch  Elevating boom  Steering  Out rigger Gambar 3.3. Skema (block) Power Line Material Handling

(31)

BAB IV

INSTRUMEN DAN ALAT KENDALI

4.1. Umum

Tugas utama seorang operator Wheel Crane adalah mengoperasikan Wheel Crane sesuai dengan aplikasinya dan teknik operasi yang benar, disamping tugas-tugas lainnya yang juga harus dilakukan oleh operator dengan baik, sehingga dapat dicapai produktivitas yang optimal dengan menghilangkan atau setidaknya mengurangi terjadinya kerusakan alat dan kecelakaan kerja.

Kegiatan operator untuk mengoperasikan Wheel Crane sepenuhnya dikendalikan dari ruang operator, yang didalamnya telah dilengkapi dengan perangkat kendali (control) dan monitor (instrument panel) yang lengkap sehingga dengan pengetahuan dan ketrampilan yang baik dalam mengatur tuas kendali (control lever) dan selalu memonitor setiap instrumen, operator dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka operator wheel crane harus benar-benar faham dan menguasai instrument dan alat kendali wheel crane yang akan dioperasikannya.

Tampilan dan konstruksi alat kendali dan panel instrumen untuk tiap merk dan tipe Wheel Crane tidak selalu sama, tapi pada prinsipnya memiliki fungsi yang sama, sehingga memberi kemudahan bagi operator untuk dapat mengoperasikan Wheel Crane dari beberapa merk dan tipe.

Untuk memberi gambaran yang rinci mengenai instrumen dan alat kendali ini, diambilkan contoh-contoh dari salah satu type hydraulic Wheel Crane, yang dibedakan dalam 2 kelompok sesuai dengan fungsinya, yaitu :

 Instrument dan alat kendali untuk crane, yaitu untuk pengoperasian (material handling)

 Instrument dan alat kendali untuk traveling.

4.2. Panel Instrumen (Instrument Panel) untuk Crane

Sebagaimana telah diutarakan di bagian depan (umum) bahwa panel instrument berada di ruang operator, sehingga Operator Wheel Crane dapat mengamati atau

(32)

Termasuk dalam instrument adalah lampu-lampu indikator dan skakelar-skakelar atau switches.

Berikut ini adalah detail (rinci) lampu-lampu indikator dan skakelar (switches) yang berada di ruang operator dari salah satu tipe Wheel Crane.

Panel lampu indikator (Indicator Lamps Panel)

Gambar 4.1. Ruang Operator

(33)

Panel skakelar (Switch Panel)

Perhatikan gambar 4-1

1. Lampu-lampu indikator keadaan boom dengan penyetelan skakelar pemilihan boom (boom select switch setting)

(34)

BOOM SELECT switch position

Boom state

indicator lamps ON Applicable operation

MAIN BOOM (a) Boom operation

SINGLE TOP (b) Single top operation

JIB 1 50 (c) 1stjib stage, 50offset operation

JIB 1 300 (d) 1stjib stage, 300offset operation

JIB 2 50 (e) 2ndjib stage, 50offset operation

JIB 2 300 (f) 2ndjib stage, 300offset operation

2. Lampu-lampu indikator kondisi pengeset-an (set-up)

3. Lampu-lampu ini menyala berkenaan dengan penyetelan (setting) dari skakelar pemilih (select switch) Out rigger keluar penuh atau setengah saja serta skakelar pemilih (select switch) dongkrak depan (front jack).

(35)

 Bila skakelar out rigger diposisikan keatas, posisi out rigger keluar penuh (Extend Fully), maka lampu indikator yang bersangkutan (FULL) menyala.  Bila skakelar out rigger diposisikan ke bawah, posisi out rigger keluar setengah

(Extend Mid), maka lampu indikator yang bersangkutan (MID) menyala.

 Bila skakelar jack diposisikan keatas (F/Jack Used), dongkrak atau jack depan digunakan, maka lampu indikator yang bersangkutan (F/Jack) menyala.

4. Lampu indikator daerah kerja (working area indicator lamp)

Lampu ini secara otomatis menunjukkan daerah kerja crane yang sebenarnya, apakah daerah depan atau daerah samping (kiri-kanan) dan belakang

Perhatikan gambar diatas :

 Apabila daerah kerja (working area) berada didepan (Over Front) atau pengangkatan beban berada dibagian depan (garis tanpa block hitam) maka :

- Bila jack depan tidak pasang maka lampu akan berkedip

- Bila jack depan dipasang maka lampu akan menyala

 Apabila daerah kerja (working area) berada disamping dan belakang (overside and rear) atau pengangkatan beban di daerah samping dan belakang (garis block hitam), maka :

(36)

5. Lampu indikator pembatas gulungan (Overwind Cutout Off Indicator Lamp)

Lampu indikator (yang bergambar tangan) ini akan menyala bila skakelar (switch) Overwind Cutout diposisikan pada OFF.

6. Lampu indikator Jib Set (Jib Set Indicator Lamp)

Lampu ini menyala apabila skakelar Jib Set dihidupkan untuk menghilangkan keadaan auto stop.

Bila lampu ini hidup, jangan mengangkat beban sementara fungsi auto stop sedang di kesampingkan.

7. Lampu indikator jack depan overload (Front Jack Indicator Lamp)

Bila jack depan dibebani melebihi batas yang ditentukan, lampu termaksud menyala dan klakson crane berbunyi.

8. Lampu indikator tekanan akumulator (Accumulator Pressure Indicator Lamp) Bila tekanan akumulator kopeling winch turun sampai dibawah 90 kg/cm2lampu termaksud menyala, tekanan

(37)

9. Skakelar pemilih boom (Boom Select Switch)

Posisikan skakelar ini sesuai dengan kebutuhan. Dengan skakelar ini, data kapasitas crane yang disimpan di pembatas moment (Moment Limiter) secara selektif menyala.

10. Skakelar pemilih out rigger Full/Mid dan skakelar pemilih Jack depan

Pemilihan skakelar-skakelar ini berkenaan dengan kondisi sebenarnya/senyatanya dari out rigger-out rigger dan jack depan (sesuai kebutuhan).

Dengan skakelar ini, data kapasitas crane yang disimpan di pembatas moment (moment limiter) secara selektif menyala.

11. Skakelar untuk memanjangkan-memendekan boom ke 2 (2nd Boom Telescoping

Switch)

Gunakan skakelar ini bila boom ke 2 terpaksa tidak dapat dihindari untuk dipanjangkan/dipendekkan (telescoped) dengan boom ke 3 dan boom ujung atas (top boom) dalam posisi keluar atau memanjang (Extended).

 Tetaplah skakelar ditekan selama memanjangkan atau memendekkan boom (telescoping).

(38)

12. Skakelar tele untuk memanjangkan-memendekkan boom ke 3 dan boom atas (3rd

& Top telescoping switch)

Gunakan skakelar ini bila boom ke 3 dan boom ujung atas terpaksa tidak dapat dihindari untuk dipanjangkan-dipendekkan (be telescoped) dengan boom masuk penuh, atau dengan boom ke 2 keluar setengah.

 Tetaplah skakelar ditekan selama telescoping.

13. Skakelar Jib Set

Bila output-output AML (Automatic Moment Limter) otomatis menghentikan signal, maka hoist naik, gerakan-gerakan boom memanjang dan boom menurun secara otomatis pula akan berhenti.

Keadaaan ini operative akan hilang bila skakelar Jib Set dihidupkan (turned on) dan lampu indikator Jib Set menyala. (skakelar bisa dilepas setelah lampu berkedip)

Untuk mendapatkan kembali fungsi auto stop setelah pemasangan (erecting) jib, naikkan boom sampai lampu indikator Jib Set padam, posisikan skakelar boom select ke main boom.

Skakelar Jib Set digunakan hanya apabila sedang melakukan pemasangan (erecting) dan penyimpanan (stowing) Jib.

14. Tampilam AML (AML display)

AML atau Automatic Moment Limiter adalah alat pengaman (safety device) yang di desain untuk mencegah kerusakan crane atau terbalik karena overload.

(39)

15. Skakelar pembatas gulungan kabel (Overwind Cutout Switch)

Dengan posisi skakelar ini pada posisi ON, bila hook block sampai over hoisted maka gerakan-gerakan hoist keatas, boom keluar atau memanjang (extending) dan boom turun (lowering) akan berhenti.

Dengan posisi skakelar pada OFF, gerakan-gerakan tersebut tetap berjalan. Normalnya, biarkan posisi skakelar tersebut pada posisi ON.

Posisi OFF hanya bila sedang mengeluarkan dan menyimpan (menaruh pada tempatnya) hook block dan bila memasang dan menyimpan jib.

16. Skakelar Starter Crane

Skakelar ini digunakan untuk menghidupkan dan mematikan engine dan untuk memberikan tenaga sirkuit terkait

 OFF : De energize

 ON : Energize

 START : Start engine  STOP : Stop engine

Bila sedang mengoperasikan crane, posisikan skakelar tersebut pada ON, dan bila tidak beroperasi posisikan pada OFF.

 Bila engine dingin, jangan menghidupkan engine dengan skakelar ini. 17. Skakelar Wiper

 Wiper depan hidup

 Wiper jendela atap siap hidup  Wiper depan hidup

 Skakelar wiper jendela atap

Putar skakelar ini ON dengan skakelar dinaikkan keatas (pada Front & Root Wiper)

(40)

18. AML/Skakelar Lampu Kerja (Work Lamp Switch)

Pengaturan posisi skakelar (switching) untuk lampu-lampu indikator adalah sebagai berikut :

19. Skakelar pemilih bebas swing/terkunci (Swing Free/Lock Select Switch)

Bila skakelar ini diposisikan pada FREE sementara tuas kendali swing berada pada posisi NETRAL, maka landasan putar swing (swing table) bebas berputar (swing).

Perhatian :

 Melakukan pemindahan posisi skakelar hanya apabila swing table dalam keadaan diam atau tidak bergerak (motion less)

 Bila melakukan swing boom sementara skakelar berada posisi FREE, perlu perhatian bahwa boom akan mengayun (swing) dengan enersi begitu tuas kendali swing dikembalikan ke NETRAL

 Posisikan skakelar secara articulate dan positif. 20. Skakelar Klakson (Horn)

Skakelar ini dipasang pada pegangan (grip) tuas kendali swing. Untuk membunyikannya tekan skakelar klakson.

(41)

Bunyikan klakson sebelum melakukan swing, dan bila ada dalam suatu keadaan darurat.

21. Skakelar Swing Bebas (Free Swing Switch)

Bila skakelar ini ditekan maka mekanisme swing bebas untuk swing

Perhatian :

Tekan skakelar ini sementara kabel winch sedang menggulung, tetapi lepaskan setelah beban lepas dari tanah/terangkat.

22. Skakelar Kipas angin (Fan Switch)

(42)

23. Skakelar Indikator berputarnya drum winch (Winch Drum Turn Indicator Lamp) Bila skakelar ini diposisikan pada ON, arah putar drum terlihat.

24. Skakelar Pemanas (Heater Switch)

Untuk mengoperasikan pemanas ini, agar ikuti Heater Manual

25. Skakelar penarikan Boom ke 2 (2nd Boom Retraction Switch) Tekan skakelar ini untuk menarik/memasukkan (retract boom ke 2) Setelah boom ke 2 masuk sekitar 30cm, skakelar boleh dilepas.

Perhatian :

Tarik/masukkan boom ke 2 setelah boom ke 3 dan boom puncak/atas sepenuhnya masuk (fully retracted)

(43)

4.3. Tuas Kendali dan Pedal (Control Lever & Pedal) untuk crane (material handling)

Gambar 4.2.

(44)

2. Tuas kendali elevasi boom (boom elevating control lever)

Tuas ini digunakan untuk melakukan gerakan turun naik boom, atau perubahan sudut elevasi boom.

3. Tuas kedali telescoping boom (boom telescoping control lever)

Tuas ini dipergunakan untuk memanjangkan/mengeluarkan dan memendekkan (telescoping) boom.

Pada ujung tuas ini ada skakelar yang khusus digunakan untuk memasukkan (retraction) boom ke 2 3a..

4. Tuas kendali winch pembantu (Auxiliary winch control lever)

Tuas ini digunakan untuk mengendalikan gerakan (menggerakkan dan menghentikan) winch pembantu (auxiliary winch).

Pada pengoperasian crane winch pembantu ini digunakan untuk menangani (memindahkan) beban yang relative ringan melalui kait atau hook block pembantu. Pada ujung tuas ini ada skakelar bebas swing (free swing switch), dimana apabila skakelar ini ditekan, maka mekanisme swing menjadi bebas di swing 4a..

5. Tuas kendali winch utama (main winch control lever)

Tuas ini digunakan untuk mengendalikan gerakan-gerakan (menggerakkan dan menghentikan) winch utama

Pada pengoperasian crane winch utama ini digunakan untuk menangani (memindahkan) beban berat, melalui kait atau hook utama.

6. Pedal percepatan (Accelerator pedal)

Pedal ini dipergunakan atau berfungsi sebagai pengatur putaran atau tenaga engine. Pedal ini dikenal juga sebagai pedal gas.

7. Pedal rem winch utama (main winch brake pedal)

Pedal ini dipergunakan untuk melakukan pengereman winch utama.

8. Pedal rem winch pembantu (Auxiliary winch brake pedal)

Pedal ini dipergunakan untuk melakukan pengereman winch pembantu.

9. Tuas pengunci drum winch utama (main winch drum lock lever) Tuas ini digunakan untuk mengunci drum winch utama.

(45)

10. Tuas pengunci drum winch pembantu (Auxiliary winch drum look lever) Tuas ini dipergunakan untuk mengunci drum winch pembantu.

11. Tuas peluncur tempat duduk operator (Seat sliding lever)

Tuas ini berfungsi sebagai peluncur tempat duduk operator, untuk menyetel (maju-mundur) tempat duduk operator.

12. Tuas reclining seat (Reclining seat lever)

Tuas ini digunakan untuk menyetel sandaran tempat duduk operator. 13. Tuas kopeling winch pembantu (Auxiliary winch clutch lever)

Tuas ini berfungsi sebagai penyambung (menyambung dan memutuskan) winch pembantu dengan tenaga penggeraknya.

14. Tuas winch kopeling utama (main winch clutch lever)

Tuas ini berfungsi sebagai penyambung winch utama dengan tenaga penggeraknya.

15. Tuas rem swing (swing brake lever)

Tuas ini berfungsi sebagai pengerem swing. 16. Handel pengunci gas (Accelerator lock handle)

Handel ini berfungsi sebagai pengunci gas. 17. Meter-meter tekanan

Meter-meter ini berfungsi sebagai penunjuk tekanan-tekanan dari sistem (tekanan minyak).

18. Tanki minyak rem (brake fluid reservoir)

Tanki ini adalah tempat minyak rem yang dipergunakan dalam sistem rem. 19. Meter tekanan akumulator (accumulator pressure gauge)

(46)

4.4. Instrumen dan Kendali (instrumen and controls) Untuk traveling

1. Meter tekanan angine (Air pressure gauge)

Meter ini menunjukkan keadaan tekanan angin/udara didalam tangki angin/udara.

Tekanan angin untuk rem angin bila dibawah tekanan kerjanya adalah berbahaya.

2. Lampu indikator tanda belok (Turn signal indicator lamp). Lampu ini menunjukkan arah belok, kekiri atau kekanan. 3. Meter kecepatan (Speedometer)

Meter ini menunjukkan kecepatan bergerak unit crane ketika berjalan (traveling) 4. Lampu indikator lampu besar (High beam indicator lamp) lampu ini menyala bila

lampu besar dihidupkan

5. Tachometer

Instrumen ini menunjukkan besar-kecilnya putaran engine (rpm). Didalamnya ada hour meter yang menunjukkan 1 jam tiap jam dengan putaran engine 1600rpm. Dipergunakan sebagai dasar pemeliharaan.

6. Lampu indikator tanda belok (turn signal indicator lamp) Lampu ini menunjukkan arah belok

7. Meter temperatur air (water temerature gauge)

Meter ini menunjukkan temperatur air pendingin engine. Bila travelling, jarum hendaknya menunjuk pada daerah warna putih.

8. Meter bahan bakar (fuel gauge)

Meter ini menunjukkan jumlah bahan bakar yang masih ada di tangki bahan bakar.  F menunjukkan bahan bakar penuh

(47)

9. Meter tekanan minyak torque converter (torque converter oil pressure gauge) Meter ini menunjukkan tekanan minyak torque converter ke tiap kopeling dari transmisi dan kopeling PTO dari torque converter.

Tekanan yang normal adalah :

 Putaran engine 700 rpm : 17,5 kgt/cm2atau kbih

 Putaran engine maksimum : 20-24 kgt/m2

10. Meter temperatur minyak torque converter (torque converter oil temperature gauge)

Meter ini menunjukkan temperatur minyak torque converter. Bila travelling, jarum seharusnya menunjuk pada daerah warna putih.

11. Lampu peringatan rem (brake warning lamp)

Lampu peringatan rem ini akan menyala bila level minyak rem di reservoir turun (sampai dibawah minim), juga akan menyala bila rem parkir dipasang.

12. Lampu indikator kunci suspensi (suspension lock indicator lamp) Lampu indikator ini menunjukkan keadaan suspensi sebagai berikut :  Tidak menyala (not lit) : Suspensi bebas

 Nyala-mati (flashing) : Suspensi sedang dikunci  Nyala (lit) : Suspensi telah terkunci.

13. Lampu indikator Four-wheel drive (Four-wheel drive indicator lamp)

Lampu ini menyala bila menggunakan four-wheel drive (dengan menggunakan mode skakelar pemilih pada H/4D atau L/4D)

(48)

15. Lampu indikator kecepatan travel rendah (low travel speed indicator lamp) Lampu ini akan menyala bila mode low-speed for-wheel drive dipasang.

16. Lampu indikator mengunci (lock up indicator lamp)

Lampu ini akan menyala bila kecepatan kendaraan (crane) tetap diatas suatu nilai tertentu sehubungan dengan gigi/gearshift dan kunci torque converter terpasang. Dalam menuruni slope, efek pengereman engine meningkat bila berjalan (traveling) dengan lampu indicator lock-up hidup dengan membuat perubahan gigi yang tepat sehubungan dengan sudut penurunan jalan.

Lampu ini juga akan menyala bila rem gas buang bekerja.

17. Lampu indikator pemanas (slow indicator lamp)

Lampu ini akan menyala sementara pemanas udara sedang bekerja.

18. Lampu indikator posisi tengah kemudi belakang (rear steering center indicator lamp)

Lampu ini menunjukkan keadaan roda-roda belakang :  Tidak menyala : Pada posisi berjalan lurus

 Menyala : Tidak berada pada posisi berjalan lurus Hal tersebut diatas untuk mode kemudi 4 roda (four-wheel steering) 19. Lampu peringatan pemisah air (water separator warning lamp)

Lampu ini menyala bila air di filter bahan bakar telah terkumpul melebihi level tertentu.

20. Lampu peringatan kecepatan berjalan/PTO (PTO/Travel speed warning lamp) Lampu ini menyala (terang) untuk mengingatkan operator bahwa kecepatan jalan (travelling speed) telah melebihi 4 km/jam dengan PTO hidup (switch ON)

Penting :

Bila berjalan di jalan umum, matikan PTO, bila berjalan dengan beban hidupkan PTO.

21. Indikator gigi/persenelling (gear shift indicator)

Huruf pada indikator ini sesuai dengan gigi atau persenellingnya, kelihatan disinari (terlihat terang)

(49)

Contohnya :

 Bila gearshift diposisi pada gigi 3, maka angka 3 akan terlihat terang (tersinari lampu)

 Bila posisi gigi (gearshift) ada R (reverse), maka huruf R akan terang (tersinari lampu).

22. Tampilan alarm pusat (central alarm display)

Terjadi tampilan tanda peringatan, bila terjadi hal tidak normal pada salah satu komponen. Bila ada dua atau lebih tanda peringatan terjadi pada output, maka tanda peringatan yang berbeda akan muncul selama 3 detik.

Peringatan :

Menjalankan (travelling) atau mengoperasikan crane sementara tanda peringatan terlihat pada control alarm display dapat menimbulkan kecelakaan serius dan kerusakan crane. Bila suatu tanda peringatan muncul, ambil tindakan keamanan segera.

Berikut ini beberapa tampilan tanda bahaya pusat (control alarm display)

 Tanda ini muncul dan buzzer berbunyi bila tekanan angin (air pressure) rendah tidak normal.

 Tanda peringatan tekanan minyak pelumas engine.  Tanda ini muncul bila tekanan minyak pelumas

engine rendah tidak normal.

 Tanda ini muncul bila kunci kontak diposisikan pada ON dan menghilang bila engine start (hidup)  Tanda peringatan tekanan minyak torque converter  Tanda ini muncul dan buzzer berbunyi bila tekanan

minyak torque converter rendah tidak normal.  Alarm buzzer akan berhenti berbunyi bila skakelar

(50)

 Tanda peringatan temperatur minyak hidrolik 850C.

 Tanda akan muncul bila temperatur minyak hidrolik mencapai 850C atau lebih.

 Tanda peringatan sistem pengisian batere tidak normal.

 Tanda ini akan muncul bila sistem pengisian batere tidak normal.

 Tanda ini akan muncul bila kunci kontak pada posisi ON dan akan menghilang bila engine start (hidup).

 Tanda peringatan kecepatan kendaraan.

 Tanda ini akan muncul dan buzzer berbunyi bila kecepatan kendaraan melebihi yang ditentukan (specified range).

 Tanda peringatan engine over run.

 Tanda muncul dan buzzer berbunyi bila putaran engine mencapai daerah berbahaya.

 Tanda peringatan level bahan bakar rendah.

 Tanda ini muncul bila level bahan bakar di tangki bahan bakar tinggal 50 ltr atau kurang.

(51)

 Tanda peringatan MDT tidak normal.

 Tanda ini muncul bila pada sistem MDT (multiplex data transmitter) ada yang tidak normal.

 Tanda peringatan pergerakan (posisi) skakelar out rigger.

 Tanda ini muncul apabila skakelar pemilih silinder/jack atau skakelar pemilih exted/retract keluar dari posisi netral. Bila tidak ada langkah yang dilakukan pada keadaan tersebut untuk kira-kira 10 detik, buzzer akan berbunyi.

 Tanda peringatan pembatalan AML (AML cancellation warning)

 Tanda ini muncul untuk menunjukkan pemberhentian otomatis (automatic stop feature) dari sistem AML dibatalkan bila skakelar kunci overide disetel ke ON dan skakelar PTO disetel ke (posisi overide)

 Tanda peringatan tidak normal dari penerima data serial.

 Tanda ini muncul bila pada sistem penerima data panel instrumen ada yang tidak normal (kerusakan pada instrumen).

Pemunculan tanda ini untuk beberapa detik setelah start engine bukanya hal yang tidak normal.

(52)

23. Skakelar lampu bahaya (Hazard lamp switch)

Tekan skakelar, maka lampu-lampu tanda belok akan menyala, juga lampu indikatornya. Tekan lagi skakelar, maka semua lampu tanda belok akan mati.

24. Skakelar pemilih mode kemudi (steering mode select switch) Crane ini mempunyai 3 macam mode kemudi (steering mode)  Kemudi dengan 2 roda (depan)

 Kemudi dengan 4 roda (depan dan belakang secara bersilang)  Crab (4 roda, depan dan belakang secara sejajar)

Pilih salah satu sesuai dengan kebutuhan

Travelling di jalan umum dengan menggunakan salah satu mode spesial adalah berbahaya. Pergunakan mode biasa (kemudi 2 roda)

(53)

25. Skakelar rem gas buang/wiper (wiper/exhaust brake switch) Ada 3 macam rem pada crane ini

 Rem service (dioperasikan dengan pedal)  Rem parkir (dioperasikan dengan skakelar)  Rem gas buang (dioperasikan dengan skakelar)

Rem gas buang digunakan untuk membantu mengereman terutama ketika traveling pada jalan menurun yang panjang.

Bila menuruni jalan yang panjang (long grade), pindahkan gigi ke gigi lebih kecil yang sesuai dengan kecepatan turunnya untuk mengaktifkan pengereman engine dan gunakan rem gas buang sebagai pembantu. Injak dan pompa perlahan pedal rem service untuk memperlambat dengan efektif.

26. Roda kemudi (steering wheel)

Pada kemudi dapat disetel tinggi dan sudutnya

Penyetelan :

 Putar tuas pengunci ke release  Setel tinggi dan sudut kemudi  Putar tuas pengunci ke posisi LOCK

(54)

28. Tuas pemindah gigi (gearshift lever)

Tuas ini digunakan untuk memindah gigi sesuai dengan kecepatan transmisi yang dipilih :

 R : Mundur

 N : Netral (dipakai ketika start engine, berhenti dan parkir, serta selama crane operasi).

 D : Drive

- Dengan menekan/injak pedal gas maka otomatis gigi transmisi akan pindah dari gigi 1 ke gigi 4 (bila disetel pada mode kecepatan tinggi) atau dari gigi 1 ke gigi 3 (bila disetel pada mode kecepatan rendah).

 3 : Digunakan bila travelling menurun dengan rem engine.

 2 : Digunakan bila travelling naik tanjakan panjang atau jalan turun dengan rem engine.

 1 : Digunakan bila naik tanjakan tajam atau daya pengereman engine yang kuat (menurun).

29. Idle volume

Idle volume ini digunakan untuk menaikkan dan menurunkan putaran engine (menambah dan mengurangi gas/bahan bakar) ketika sedang melakukan pemanasan engine.

 Low idle : putar kearah slow  High idle : putar kearah high

(55)

30. Skakelar starter (starter switch)

Skakelar ini digunakan untuk menstart/menghidupkan dan mematikan engine.

31. Pedal percepatan (accelerator pedal)

Pedal percepatan atau dikenal juga dengan pedal gas, digunakan untuk mengatur besar kecilnya putaran engine atau tenaga engine.

32. Pedal rem service (service brake pedal)

Pedal ini digunakan untuk mengerem atau menghentikan kendaraan

33. Skakelar pemilih mode drive (drive mode select switch) Crane ini mempunyai 3 mode drive (drive mode)

 High speed 2 - wheel  High speed 4 - wheel

 Low speed 2 – wheel

Pilih salah satu sesuai dengan kebutuhan. 34. Skakelar rem parkir (parking brake switch)

Skakelar ini digunakan untuk memasang dan melepas rem parkir.

35. Tampilan angka salah (error number display)

Tampilan angka ini menunjukkan fungsi dari sistem MDT (Multiplex Data Transmitter), yang terkait pemindahan gigi (gearshift).

 Bila angka salah (error number) muncul, menunjukkan sistem MDT tidak normal dan pemindahan gigi (gearshifting) menjadi tidak mungkin.

 Bila angka salah (error number) menghilang, maka sistem MDT normal kembali.

36. Skakelar stop engine darurat (Emergency engine switch)

Skakelar ini digunakan untuk mematikan engine secara darurat, apabila engine tidak dapat dimatikan dengan cara biasa.

Tarik skakelar ini untuk mematikan engine, bila sudah mati tekan skakelar untuk mengembalikannya ke posisi semula.

(56)

37. Skakelar percepatan darurat (Emergency accelerator switch)

Skakelar ini digunakan untuk menaikkan putaran engine secara darurat. Bila putaran engine tidak dapat naik ke putaran tertentu (specified valve) walaupun pedal accelerator (pedal gas) sudah ditekan/diinjak, maka hidupkan skakelar tersebut, bila perlu.

 Sementara skakelar percepatan darurat dihidupkan, putaran engine akan naik sampai maksimum, walaupun pedal gas hanya ditekan sedikit saja.

Berilah peringatan yang cukup bila menggunakan skakelar tersebut.  Biasanya, matikan skakelar percepatan tersebut.

38. Skakelar transmisi darurat (emergency transmission switch)

Skakelar transmisi darurat ini digunakan bila pemindahan gigi (shifting gear) secara biasa tidak dapat dilakukan (misalnya ada kerusakan pada sistem MDT). Dalam hal tersebut diatas, maka dilakukan prosedur pemindahan gigi (gear shifting) darurat.

39. Skakelar pengecekan sistem MDT (MDT system check switch)

Skakelar ini dipergunakan untuk pengecekan fungsi sistem MDT (ketika ada tampilan error number, atau kerusakan pada MDT).

(57)

BAB V

FUNGSI DAN PRINSIP KERJA ENGINE

5.1.

Umum

Wheel Crane, dan juga alat-alat berat pada umumnya, memerlukan tenaga bagi semua peralatan geraknya kait untuk pengoperasian (material handling) seperti misalnya untuk pengangkatan baik (beban), untuk menggerakkan boom baik swing maupun naik/turun (elevasi) dan lain sebagainya, maupun untuk mobilisasi (traveling seperti diantaranya bergerak maju/mundur, membelok ke kiri/kanan dan sebagainya. Semua keperluan tenaga tersebut disediakan oleh engine yang umumnya adalah Diesel Engine. Tenaga ini dipindahkan ke semua peralatan gerak termaksud melalui sistem pemindah tenaga, bisa dengan system mekanis, system hidrolis ataupun system elektris. Umumnya merupakan campuran dari ketiganya, terkecuali hydraulic wheel crane, pemindahan tenaganya melalui hydraulic system.

Dengan hal tersebut diatas, Operator Wheel Crane ada baiknya juga memiliki pengetahuan dasar engine, paling tidak prinsip kerja engine dan beberapa system pada engine.

5.2. Engine System

5.2.1.

Fungsi Engine

Hampir pada semua jenis alat-alat berat, engine merupakan salah satu komponen utamanya, merupakan penggerak utama (prime mover), berfungsi sebagai penyedia tenaga bagi semua peralatan geraknya.

Demikian pula halnya pada wheel crane, engine, sebagai main power atau prime mover, berfungsi sebagai penyedia tenaga yang diperlukan oleh semua peralatan gerak wheel crane, baik untuk operasi (material handling) maupun untuk mobilisasi (traveling).

Gangguan pada engine berarti gangguan pada crane

5.2.2.

Prinsip Kerja Engine

(58)

1. Diesel Engine 2 langkah adalah diesel engine yang setiap siklus kerjanya memerlukan 2 langkah piston atau satu putaran poros engkol.

2. Diesel Engine 4 langkah adalah diesel engine yang setiap siklus kerjanya memerlukan 4 langkah piston atau dua putara poros engkol.

Berikut ini diberikan prinsip kerja diesel engine 4 langkah : (perhatikan gambar dibawah) :

a) Langkah Isap (Scavening) :

Pada saat piston bergerak dari posisi top dead point kearah bawah, suction valve terbuka dan exhaust valve tertutup. Langkah ini menarik udara sehingga dapat masuk kedalam cylinder melalui intake valve yang terbuka.

b) Langkah Compessi :

Pada saat akhir dari suction stroke, maka intake valve menutup dan piston mulai bergerak kearah gerakan compresi menuju kearah top dead point. Akibat tekanan udara yang ditekan menjadi panas.

c) Langkah Pembakaran (Combustion Stroke) :

Setelah piston sampai dekat pada top dead point, bahan bakar diinjeksikan dengan nozzle kedalam pre combustion chamber yang telah berisi udara panas yang bertekanan tinggi. Segera setelah bahan bakar diinjeksikan kedalam pre combustion chamber, bahan bakar bersama udara panas yang bertekanan tinggi tersebut terbakar. Akibat pembakaran

Gambar 5.1 Siklus motor diesel 4 tak

(59)

menyebabkan gas yang terjadi berkekuatan tinggi dan menekan piston kebawah dan memutar crankshaft.

d) Langkah Exhaust

Pada saat piston bergerak kebawah kearah bottom dead point, exhaust valve terbuka dan suction valve masih tertutup. Kemudian exhaust gas ditekan keluar saat piston bergerak keatas kearah top dead point.

Disamping prinsip kerja tersebut diatas, ada beberapa sistem pada diesel engine yang ada baiknya diketahui pula :

 Engine mechanism system.  Intake and exhaust system.  Fuel system.

 Lubrication system.  Cooling system.

5.3.

Engine Mechanism System

5.3.1. Fungsi Engine Mechanism System.

Engine selain terdiri dari block motor, kepala silinder juga dilengkapi dengan engine mechanism system. Fungsi engine mechanism sytem ialah untuk mengatur terjadinya proses perubahan energi panas yang diperoleh dari percampuran bahan bakar dengan udara yang dikompresi menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros engkol ( crank shaft ).

Engine mechanism system terdiri dari : 1) Sistem Katup ( Valve System ). 2) Sistem Piston. ( Piston System ).

3) Sistem Roda Gigi Pengatur ( Timing Gear System ).

(60)

5.3.2. Prinsip Kerja engine mechanism system

a. Ketika switch starter di putar ke posisi start maka motor starter akan memutar flywheel (start pertama, menghidupkan engine).

b. Ketika flywheel berputar, crank shaft pun ikut berputar dan menggerakan connecting rod dan piston bergerak naik-turun ( translasi ).

c. Ketika piston bergerak dari titik mati ( TMA ) atas menuju ketitik mati bawah (TMB ), intake valve dalam posisi terbuka dan exhaust valve tertutup maka terjadilah langkah hisap ( Intake stroke ).

d. Ketika piston bergerak dari titik mati bawah ( TMB ) menuju ke titik mati atas ( TMA ) posisi intake valve dan exhaust valve tertutup maka terjadilah langkah kompresi ( compression stroke ).

e. Ketika piston bergerak dari titik mati atas ( TMA ) menuju ke titik mati bawah (TMB ) posisi intake valve tertutup dan exhaust valve mulai terbuka beberapa derajat sebelum piston mencapai titik mati bawah ( TMB ) maka terjadilah langkah usaha ( Power stroke ).

f. Ketika piston bergerak dari titik mati bawah menuju titik mati atas posisi intake valve tertutup dan exhaust valve terbuka maka terjadilah langkah bilas ( exhaust stroke ).

Proses ini berlangsung terus menerus selama engine beroperasi.

Gambar 5.2

(61)

5.4.

Air Intake Dan Exhaust System

5.4.1. Fungsi Air Intake dan Exhaust System.

Air Intake dan Exhaust system pada engine berfungsi sebagai saluran masuk udara dan saluran buang bagi gas sisa pembakaran. Metoda pengaliran udara masuk dan buang pada engine terdiri dari :

a. Naturally Aspirated.

Pada Naturally Aspirated pemasukan udara berdasarkan perbedaan antara tekanan didalam ruang silinder dan tekanan udara atmosfir.

b. Supercharged.

Pada sistem Supercharged pemasukan udara kedalam ruang silinder dibantu oleh Supercharged atau Turbocharged dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah berat udara per satuan volume sehingga terjadi peningkatan tenaga output engine.

Dimana Supercharged digerakan oleh belt atau roda gigi yang dihubungkan ke crank shaft sedangkan Turbocharged digerakan oleh gas buang sisa pembakaran.

(62)

5.4.2. Prinsip kerja Intake dan Exhaust system.

a. Udara mengalir masuk ke pre-cleaner kemudian terus menuju ke air cleaner, mengalir masuknya udara ke intake manifold pada metoda Naturally Aspirated adalah akibat perbedaan tekanan antara tekanan atmosfir dan ruang silinder yang disebabkan oleh langkah hisap ( intake stroke ) yang dilakukan oleh piston sedangkan pada metoda Supercharger Aspirated mengalir masuknya udara adalah selain akibat langkah hisap juga disebabkan oleh hisapan dan tekanan blower pada turbocharger atau supercharger.

b. Dari intake manifold udara mengalir ke dalam silinder.

c. Didalam silinder terjadilah proses kompresi,pembakaran dan pembilasan. d. Ketika pembilasan piston bergerak dari titik mati bawah menuju ketitik mati

atas kemudian gas bekas akan tertekan keluar melalui exhaust manifold. e. Dari exhaust manifold gas bekas dialirkan ke mufler dan dilepas ke atmosfir

pada metoda Naturally aspirated sedangkan pada metoda Supercharged Aspirated gas bekas digunakan untuk menggerakan impeller pada turbocharger.

Demikianlah proses ini berlajut terus menerus selama engine bekerja.

5.5.

Fuel System

5.5.1. Fungsi Fuel System

Sistem bahan bakar pada engine berfungsi sebagai pengatur suplai bahan bakar pada saat engine bekerja.

Komponen utama sistem bahan bakar adalah terdiri dari 1. Tangki bahan bakar ( fuel tank ).

2. Saringan kasar ( Strainer ). 3. Pompa pengalir ( feed pump ). 4. Saringan bahan bakar ( fuel filter ). 5. Pompa injeksi ( fuel injection pump ) dan, 6. Penyemprot bahan bakar (nozzle).

(63)

5.5.2. Prinsip Kerja Fuel System.

a) Bahan bakar ditampung di fuel tank.

b) Dari fuel tank bahan bakar melalui strainer dihisap oleh feed pump dan kemudian dipompa ke fuel injection pump.

c) Dari fuel injection pump bahan bakar disuplai ke penyemprot ( nozzle ). d) Dari Nozzle bahan bakar disemprotkan ke ruang bakar.

Dan siklus ini berlanjut terus menerus selama engine bekerja.

5.6.

Lubrication System

5.6.1. Fungsi Lubrication system.

Fungsi system pelumasan pada diesel engine adalah untuk mengatur mensuplai minyak pelumas (Oil) ke bagian-bagian dari engine yang bergesekan.

Sebagai mana diketahui tujuan pelumasan selain untuk memperlambat proses terjadinya keausan juga untuk mendinginkan bagian-bagian yang bergesekan

Gambar 5.4 Bagan alir fuel system

(64)

5.6.2. Prinsip Kerja Sistem Pelumasan.

a) Oil pump yang diputar oleh system timing gear, kemudian akan menghisap oil dari oil pan yang sebelumnya disaring terlebih dahulu oleh strainer. b) Kemudian mengalirkannya ke oil cooler dan disini didinginkan.

c) Dari oil cooler oil mengalir ke oil fillter.

d) Dari oil fillter oil dialirkan ke main gallery yang terdapat pada blok silinder kemudian dialirkan ke bagian-bagian yang perlu diberi pelumasan.

e) Dari bagian-bagian yang memerlukan pelumasan oil akan kembali ke oil pan.

Dan siklus ini berlanjut terus selama engine bekerja.

5.7.

Cooling System

5.7.1. Fungsi Cooling system.

Sistem Pendingin ada engine adalah berfungsi selain untuk mendinginkan engine juga untuk mempertahankan temperatur kerja engine pada suhu tertentu sehingga diperoleh tenaga engine yang optimal.

Gambar 5.5

(65)

5.7.2. Prinsip kerja cooling system.

a. Putaran crank shaft ditransfer ke water pump melalui V - belt.

b. Water pump mendistribusikan air pendingin ke oil cooler untuk mendinginkan minyak pelumas dan oil system lainnya.

c. Dari oil cooler air mengalir menuju ke water jacket di blok silinder dan air mengalir ke sekitar blok silinder untuk mendinginkan liner silinder dan ruang bakar.

d. Dari blok silinder air mengalir ke water jacket di kepala silinder untuk mendinginkan injektor, intake dan exhaust valve dan permukaan kepala silinder.

e. Dari kepala silinder air mengalir menuju ke termostat.

f. Dari termostat sebagian air akan mengalir menuju ke Water pump melalui pipa bypass dan sebagian lagi akan mengalir menuju ke radiator untuk didinginkan oleh kipas.

Demikianlah proses ini berlangsung terus selama engine bekerja.

Gambar 5.6

(66)

BAB VI

FUNGSI DAN PRINSIP KERJA SISTEM HIDROLIK

6.1. Umum

Sebagaimana telah diutarakan di bab depan, bahwa kebutuhan tenaga bagi seluruh peralatan gerak wheel crane, baik untuk operasi (material handling) maupun untuk pemindahan atau mobilisasi (traveling), disediakan oleh diesel engine, sebagai sumber tenaga (prime mover), melalui sistem pemindah tenaga, salah satunya adalah sistem hidrolik, yang digunakan pada hydraulic wheel crane.

Pada sistem hidrolik ini terdapat berbagai macam komponen hidrolik yang tiap komponen mempunyai paranan dan tugasnya masing-masing, bekerja sama dalam sirkuit. Sirkuit, menjadikan wheel crane dapat dioperasikan dengan baik dan aman. Pada dasarnya, komponen utama sistem hidrolik wheel crane adalah :

 Tangki minyak hidrolik (hydraulic tank)  Pompa hidrolik (hydraulic pump)

 Katup pengatur arah (directional atau control valve)  Actuator (hydraulic motor, hydraulic cylinder)

Disamping itu juga berbagai komponen lain yang cukup penting peranannya seperti, pipa-pipa, relief valve, filter, dan sebagainya.

6.2. Fungsi dan prinsip kerja system hidrolik pada umumnya 6.2.1. Fungsi

Dari ulasan tersebut diatas (umum) maka dapat dinyatakan bahwa fungsi sistem hidrolik (pada alat-alat berat dengan pemindah daya sistem hidrolik) adalah sebagai pemindah daya dan pengendali gerakan kerja sistem pada alat-alat berat termaksud.

6.2.2. Prinsip Kerja

Prinsip kerja sistem hidrolik pada dasarnya dapat dijelaskan dengan gambar sirkuit hidrolik sederhana sebagai berikut.

 Dengan pompa hidrolik (1) yang diputar oleh diesel engine melalui PTO, minyak hidrolik didalam tangki hidrolik (2) dihisap dan dipompakan masuk ke katup pengatur arah (directional valve) (3).

(67)

 Dengan katup pengatur arah tersebut, minyak hidrolik diarahkan masuk ke actuator

- Silinder hidrolik (4), atau

- Motor hidrolik (tidak digambarkan)

Katup pengatur arah dapat mengarahkan minyak hidrolik masuk ke sisi pemasukan aktuator (salah satu, secara bergantian) sesuai dengan kebutuhan, sehingga aktuator (silinder atau motor hidrolik) dapat bergerak pada 2 arah yang berlawanan, secara bergantian.

 Ketika minyak hidrolik masuk kedalam aktuator melalui sisi pemasukannya (suction port) mka minyak hidrolik yang berada di aktuator keluar melalui sisi pengeluarannya (discharge port) dan kembali ke dalam tangki hidrolik.  Untuk pengamanan sistem dari kerusakan akibat tekanan minyak hidrolik

yang berlebih (terlalu tinggi) maka dipasangkan pada sistem katup pengaman (relieve valve). (5).

Apabila karena suatu hal (misalnya over loaded atau terjadi hambatan hidrolik didalam aliran minyak hidrolik) tekanan minyak hidrolik didalam sistem menjadi naik melebihi tekanan kerjanya, maka katup pengaman (relieve valve) atau bekerja, menghilangkan tekanan berlebih dengan mengalirkan minyak hidrolik kembali ke tangki hidrolik (titik masuk ke dalam

(68)

Dengan demikian maka sistem hidrolik terselamatkan dari kerusakan akibat tekanan minyak hidrolik yang berlebih.

Relieve ini dapat distel untuk mengatur/menyesuaikan tekanan kerja minyak hidrolik sesuai dengan ketentuan (oleh mekanik yang bertugas).

6.3. Fungsi dan prinsip kerja beberapa komponen hidrolik

Berikut ini diberikan fungsi dan/atau prinsip kerja beberapa komponen hidrolik :

6.3.1. Tangki Hidrolik (hydraulic tank) a. Fungsi

Dalam sistem hidrolik, tangki hidrolik mempunyai beberapa fungsi :  menampung persediaan minyak hidrolik bagi seluruh sistem

 menampung cadangan minyak untuk pengganti minyak yang keluar dari sistem akibat kebocoran

 menyediakan ruang untuk ekspansi/konstraksi minyak akibat pengaruh temperatur

 membantu berlangsungnya pendinginan minyak secara alami

 membantu berlangsungnya seperasi udara dan kontaminasi yang terkandung dalam minyak.

b.

Tipe dan ukuran tangki hidrolik

Dikenal ada dua tipe tangki hidrolik yaitu:  Tangki terbuka dengan air breather

Pada tangki tipe ini, udara dalam tangki mempunyai hubungan dengan udara luar melaui air breather, dengan demikian tekanan udara diatas minyak hidrolik dalam tangki sama dengan tekanan udara luar.

Ukuran tangki tipe terbuka ini biasanya diambil 1 – 3 kali debet pompa yang terpasang. Misalnya untuk sistem hidrolik dengan kapasitas pompa 40 liter per menit, maka ukuran tangkinya adalah 40 sampai 120 liter.  Tangki bertekanan dan kedap udara.

Tekanan udara diatas minyak hidrolik dalam tangki dipertahankan lebih besar dari pada tekanan udara luar. Tutup tangki dibuat kedap udara dengan seal dan tahan terhadap tekanan lebih.

Gambar

Gambar 2.8 Engine
Gambar 5.1 Siklus motor diesel 4 tak
Gambar 5.4 Bagan alir fuel system
Gambar 7.2 Konstruksi Battery
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dinegara berkembang seperti Indonesia, kesadaran akan penggunaan Alat Pelindung Diri ini sangat kurang sehingga menurut data yang ada pada Jamsostek lebih dari

Pada penelitian ini diobservasi tentang alasan pemakaian alat berat tower crane maupun mobil crane sebagai alat pengangkatan dan pemindahan material.Jenis dan merk

Crane adalah salah satu alat berat (material handling equipment) yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari satu tempat yang lain dalam jarak yang tidak

Untuk pemakaian Hoist Crane sendiri sangatlah membantu untuk para pekerja yang akan memindahkan suatu mesin atau alat berat ke tempat yang ditentukan, dikarenakan

Pada penelitian ini diobservasi tentang alasan pemakaian alat berat tower crane maupun mobil crane sebagai alat pengangkatan dan pemindahan material.Jenis dan merk

Pada penelitian ini diobservasi tentang alasan pemakaian alat berat tower crane maupun mobil crane sebagai alat pengangkatan dan pemindahan material.Jenis dan merk

Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. Dalam pelaksanaannya, pembangunan high rise building memerlukan bantuan alat berat salah satunya adalah tower crane. Tower crane yang

Detail perangkaian sebagai berikut : Gambar 3.5 Perangkaian alat start engine pada motor Langkah-langkah perangkaian alat start engine pada pemasang di sepeda motor: 1 Melepas body