PELATIHAN
KATA PENGANTAR
Kehadiran dan peranan alat-alat berat dalam Pembangunan Nasional tidak dapat dipungkiri lagi. Dalam penggunaan alat-alat berat berbagai tuntutan besar harus dipenuhi, antara lain produksi, kualitas dan kecepatan.
Mengingat tuntutan termaksud, ditambah dengan nilai atau harga alat-alat berat yang demikian mahal, maka operator alat-alat berat yang termasuk dalam penanggung jawab tuntutan tersebut, perlu mempunyai kompetensi yang diperlukan sesuai yang digariskan dalam SKKNI.
Kemampuan operator yang sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan diperoleh dari pengalaman pengoperasian alat yang cukup serta pelatihan-pelatihan yang diperlukan untuk mengisi kekurangan yang ada.
Buku atau modul ini merupakan suatu materi yang diperuntukkan bagi para peserta pelatihan dan juga instruktur yang akan menanganinya.
Penulis sadar bahwa buku ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, apalagi mengingat bahwa perkembangan teknologi dibidang alat-alat berat cukup pesat. Oleh karenanya berbagai masukan termasuk koreksi terhadap buku ini sangat diharapkan demi sempurnanya buku ini.
Atas segala sumbang saran dan masukannya penulis menyampaikan banyak terima kasih.
Jakarta, Desember 2005
LEMBAR TUJUAN
JUDUL PELATIHAN : OPERATOR WHEEL CRANE TUJUAN PELATIHAN :A. Tujuan Umum Pelatihan
Setelah mengikuti pelatihan diharapkan peserta mampu mengoperasikan Wheel Crane dengan benar dan aman, melaksanakan pemeliharaan harian sesuai dengan petunjuk pemeliharaan dan membuat laporan operasi
B. Tujuan Khusus Pelatihan
Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu :
1. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) selama pengoperasian dan pemeliharaan wheel crane.
2. Melaksanakan pemeliharaan harian wheel crane sesuai dengan petunjuk pemeliharaan.
3. Melaksanakan pengoperasian wheel crane sesuai dengan aplikasi dan teknik operasi yang benar.
4. Membuat laporan harian operasi.
Seri / Judul Modul WCO– 04 : Melaksanakan Pemeliharaan wheel Crane
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah selesai mengikuti modul ini peserta mampu melaksanakan pemeliharaan Wheel Crane sesuai dengan petunjuk pemeliharaan.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah modul ini diajarkan peserta mampu : 1. Menjelaskan pemeliharaan secara umum
2. Melaksanakan pemeliharaan harian sesuai dengan petunjuk pemeliharaan 3. Menjelaskan pemeliharaan berkala
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
LEMBAR TUJUAN ...ii
DAFTAR ISI ... iii
DESKRIPSI SINGKAT DAN DAFTAR MODUL ... v
PANDUAN PEMBELAJARAN ... vi BAB I PENDAHULUAN... 1 - 1
1.1. Umum ... 1 – 1 1.2. Pengertian Pemeliharaan Alat-alat Berat ... 1 – 1 1.3. Pengaruh Pemeliharan Terhadap Alat-alat Berat ... 1 – 2 BAB II PENGETAHUAN PEMELIHARAAN SECARA UMUM ... 2 – 1 2.1. Umum ... 2 – 1 2.2. Maksud dan tujuan pemeliharaan ... 2 – 1 2.3. Jenis dan fungsi pemeliharaan ... 2 – 1 2.4. Pemeliharaan pencegahan/preventive maintenance ... 2 – 2 2.5. Pemeliharaan perbaikan/corrective maintenance ... 2 – 5 2.6. Petunjuk umum pemeliharaan ... 2 – 6 2.7. Penggunaan suku cadang dan minyak pelumas ... 2 – 7 BAB III PEMELIHARAAN HARIAN ... 3 - 1 3.1 Umum ... 3 - 1 3.2 Pemeliharaan sebelum menghidupkan engine ... 3 – 1 3.3 Persiapan sebelum menghidupkan engine ... 3 – 8 3.4 Pemeriksaan sebelum menghidupkan engine ... 3 – 11 3.5 Menghidupkan engine ... 3 – 12 3.6 Pemeriksaan setelah menghidupkan engine ... 3 – 13 3.7 Pemeriksaan selama pengoperasian ... 3 – 14 3.8 Pemeriksaan setelah selesai pengoperasian ... 3 – 15 3.9 Pemeliharaan setelah engine dimatikan ... 3 – 15
BAB IV PENGETAHUAN PEMELIHARAAN BERKALA ... 4 – 1 4.1 Umum ... 4 – 1 4.2 Periode pemeliharaan berkala ... 4 – 1 4.3 Pelaksanaan pemeliharaan berkala ... 4 – 2 4.4 Apabila diperlukan ... 4 – 5 4.5 Tabel Pemeliharaan ... 4 – 5 BAB V PENGETAHUAN TENTANG BAHAN BAKAR DAN PELUMAS ... 5 – 1 5.1. Umum ... 5 – 1 5.2. Bahan Bakar ... 5 – 1 5.3. Minyak Pelumas (oil) ... 5 – 3 5.4. Pendingin (coolant) ... 5 – 6 RANGKUMAN
DESKRIPSI SINGKAT
PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN
1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Operator Wheel Crane dibakukan dalam SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang didalamnya sudah dirumuskan uraian jabatan, unit-unit kompetensi yang harus dikuasai, elemen kompetensi lengkap dengan kriteria unjuk kerja (performance criteria) dan batasan-batasan penilaian serta variabel-variabelnya.
2. Mengacu kepada SKKNI, disusun SLK (Standar Latihan Kerja) dimana uraian jabatan dirumuskan sebagai Tujuan Umum Pelatihan dan unit-unit kompetensi dirumuskan sebagai Tujuan Khusus Pelatihan, kemudian elemen kompetensi yang dilengkapi dengan Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dikaji dan dianalisis kompetensinya yaitu kebutuhan : pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku kerja, selanjutnya dirangkum dan dituangkan dalam suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan.
3. Untuk mendukung tercapainya tujuan pelatihan tersebut, berdasarkan rumusan kurikulum dan silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusunlah seperangkat modul-modul pelatihan seperti tercantum dalam „DAFTAR MODUL“ dibawah ini yang dipergunakan sebagai bahan pembelajaran dalam pelatihan Operator Wheel crane
DAFTAR MODUL
No. Kode Judul Modul
1. WCO– 01 Etos Kerja
2. WCO – 02 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 3. WCO – 03 Struktur dan fungsi Wheel Crane
4. WCO – 04 Pemeliharaan Wheel Crane (Maintenance)
5. WCO – 05 Pengoperasian Wheel crane 6. WCO – 06 Laporan operasi
PANDUAN PEMBELAJARAN
A. BATASAN
No. Item Batasan Uraian
Keterangan
1. Seri / Judul WCO – 04 = Pemeliharaan Wheel Crane 2. Deskripsi Materi ini dikembangkan untuk membekali
peserta pelatihan tentang „ Pengoperasian Wheel Crane“ yang merupakan mata pelatihan „Inti Keahlian“ yang harus dikuasai untuk dipraktekkan dalam pelaksanaan tugas sebagai operator wheel crane.
3. Tempat kegiatan Didalam ruang kelas lengkap dengan fasilitasnya
4. Waktu
pembelajaran
2 jam pelajaran teori 4 jam pelajaran praktek (1 JP = 45 menit)
B. PROSES PEMBELAJARAN
KEGIATAN INSTRUKTUR
KEGIATAN PESERTA
PENDUKUNG
1. Ceramah : Pembukaan
Menjelaskan tujuan instruksional (TIU & TIK)
Merangsang motivasi peserta dengan pertanyaan atau
pengalamannya dalam pekerjaan pemeliharaan harian wheel crane Waktu : 5 menit
Mengikuti penjelasan TIU dan TIK dengan tekun dan aktif Mengajukan pertanyaan
apabila kurang jelas.
OHT1 OHT2
2. Ceramah : Pendahuluan
Pengertian pemeliharaan, pengaruh pemeliharaan :
Menjelaskan pengertian pemeliharaan alat-alat berat Menjelaskan pengaruh
pemeliharaan terhadap kinerja alat-alat berat
Mendiskusikan setiap pokok bahasan
Waktu : 10 menit
Bahan : Materi Serahan (Bab 1 Pendahuluan)
Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif
Mencatat hal-hal yang perlu Mengajukan pertanyaan bila
perlu
OHT1-1
3. Ceramah : Pemeliharaan Secara Umum
Maksud dan tujuan pemeliharaan, jenis dan fungsi pemeliharaan, petunjuk umum pemeliharan : Menjelaskan maksud dan tujuan
pemeliharaan
Menjelaskan jenis dan fungsi pemeliharaan
Menjelaskan preventive maintenance
Menjelaskan petunjuk umum pemeliharaan
Menjelaskan penggunaan suku cadang dan minyak pelumas Mendiskusikan setiap pokok
bahasan tersebut Waktu : 15 menit
Bahan : Materi Serahan (Bab 2 Pemeliharaan Secara Umum)
Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif
Mencatat hal-hal yang perlu Mengajukan pertanyaan bila
perlu
OHT2-1 OHT2-2
KEGIATAN INSTRUKTUR
KEGIATAN PESERTA
PENDUKUNG
4. Ceramah : Pemeliharaan Harian Kegiatan pemeliharaan harian, pemeliharaan sebelum, setelah dan selama pengoperasian.
Menjelaskan kegiatan pemeliharaan harian Menjelaskan pemeliharaan
sebelum menghidupkan engine Menjelaskan persiapan sebelum
mulai menghidupkan engine Menjelaskan prosedur
menghidupkan engine
Menjelaskan pemeriksaan setelah engine hidup
Menjelaskan pemeriksaan selama pengoperasian
Menjelaskan pemeliharaan setelah selesai pengoperasian
Menjelaskan pemeliharaan setelah engine dimatikan
Mendiskusikan setiap pokok bahasan tersebut.
Waktu : 45 menit
Bahan : Materi Serahan (Bab 3, Pemeliharaan Harian)
Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif
Mencatat hal-hal yang perlu Mengajukan pertanyaan bila
perlu OHT3-1 OHT3-2 OHT3-3 OHT3-4 OHT3-5 OHT3-6 OHT3-7 OHT3-8 OHT3-9 OHT3-10 OHT3-11 5. Ceramah : Pengetahuan Pemeliharaan Berkala Periode perawatan berkala,
pelaksanaan pemeliharaan berkala Menjelaskan Periode Perawatan
Berkala
Menjelaskan Pelaksanaan Pemeliharaan Berkala
Menjelaskan pemeliharaan bila diperlukan
Mendiskusikan setiap pokok bahasan tersebut
Waktu : 10 menit
Bahan : Materi serahan (Bab 4, Pengetahuan Pemeliharaan Berkala)
Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif
Mencatat hal-hal yang perlu Mengajukan pertanyaan bila
perlu
OHT4-1 OHT4-2
KEGIATAN INSTRUKTUR
KEGIATAN PESERTA
PENDUKUNG
6. Ceramah : Pengetahuan Bahan Bakar dan Pelumas
Bahan bakar, minyak pelumas dan pendingin
Menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan bahan bakar
Menjelaskan Jenis dan sifat minyak pelumas
Menjelaskan jenis pendingin dan tujuan pendinginan
Mendiskusikan setiap pokok bahasan tersebut
Waktu : 10 menit
Bahan : Materi Serahan (Bab 5, Pengetahuan Bahan Bakar dan Pelumas)
Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif
Mencatat hal-hal yang perlu Mengajukan pertanyaan bila
perlu
OHT5-1 OHT5-2 OHT5-3
7. Praktek :
Menjelaskan kembali tata cara pelaksanaan pemeliharaan harian Memberikan instruksi untuk
melaksanakan pemeliharaan harian sesuai prosedur Memberikan penjelasan atas
setiap pertanyaan peserta.
Waktu : 4 jam pelajaran
Mengikuti penjelasan dengan tekun dan aktif
Melakukan pemeliharaan harian sesuai instruksi dari instruktur
Mencatat hal-hal yang perlu Mengajukan pertanyaan bila
perlu. 1 unit wheel crane Catatan/laporan operasi Lembar instruksi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. UmumTidak semua gejala kelainan alat bisa ditangkap dengan panca indra dan dapat dijelaskan dengan suatu bentuk kata-kata. Oleh karena itu bagi operator perlu memahami petunjuk pemeliharaan yang disediakan oleh setiap alat yang dapat mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh karena kurang memahami petunjuk alat yang dioperasikan. Untuk maksud berikut ini operator dituntut untuk mematuhi segala petunjuk yang diberikan dalam bentuk buku pemeliharaan.
Setiap alat berat yang diproduksi pabrik pembuat alat selalu disertai dengan buku petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan (operation dan maintenance manual) yang akan menjadi pedoman bagi pemakai alat-alat berat tersebut dan buku petunjuk perbaikan (shop manual) yang menjadi pegangan mekanik agen alat-alat berat yang bersangkutan untuk melayani pemakai alat dalam perbaikan atau pemeliharaan.
Buku-buku petunjuk umumnya tidak diterima langsung oleh pemakai, tetapi melalui agen tunggal atau supplier alat yang bersangkutan, terutama buku petunjuk perbaikan atau workshop manual tidak diteruskan ke pemakai, karena shop manual hanya diperlukan oleh para mekanik yang diberi tugas dan tanggung jawab terhadap alat berat yang bersangkutan dimana para mekanik ini sudah mempunyai dasar kuat dalam masalah perbaikan alat-alat berat.
Sedangkan operation dan maintenance manual (buku petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan), disampaikan kepada para pemakai alat, agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan dalam pengoperasian dan pemeliharaan alat berat yang bersangkutan, yang dapat berakibat fatal bagi alat.
1.2. Pengertian pemeliharaan alat-alat berat
Pada pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat-alat berat, selalu diinginkan agar alat-alat berat tersebut dapat memberikan jasanya sebesar mungkin. Hal tersebut memberikan pengertian bahwa selama pengoperasian dikehendaki alat dapat bekerja secara terus menerus tanpa mengalami kerusakan yang menggangu operasional alat serta dapat memberikan produksi sebesar mungkin.
termaksud diatas sepertinya sulit untuk dapat dipenuhi, karena komponen-komponen alat akan mengalami penurunan kondisi akibat pemakaian alat atau pengoperasian alat berat tersebut.
Langkah usaha untuk meningkatkan kembali kondisi alat sudah menurun, atau mempertahankan kondisi alat agar tetap baik sampai batas-batas yang memungkinkan, dapat dilakukan dengan memperbaiki atau mengganti komponen atau bagian komponen (parts) yang sudah menurun kondisinya. Langkah seperti itu biasa disebut melakukan pemeliharaan alat-alat berat.
Untuk dapat melakukan pekerjaan tersebut, perlu dipahami dengan baik tentang komponen dan bagian-bagiannya, termasuk letak dan susunan dari komponen dan pengertian tentang pemeliharaan serta maksud dan tujuan pemeliharaan tersebut. Selanjutnya perlu dipahami juga tentang buku petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan (operation dan maintenance manual) yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat alat berat terutama pengertian pemeliharaan harian dan pemeliharaan berkala.
1.3. Pengaruh Pemeliharaan terhadap Kinerja Alat-alat Berat
Apabila sebuah alat berat dipergunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan, atau alat tersebut dioperasikan, maka sejalan dengan bertambahnya umur pemakian alat, maka kondisi alat akan menurun, sejalan dengan meningkatnya jumlah jam operasi alat.
Bila kondisi alat berat termaksud terus menurun maka performan atau unjuk kerjanya juga menurun yang pada gilirannya produksi alat juga menurun.
Bila penurunan kondisi alat tersebut berlangsung terus sejalan dengan jumlah jam pengoperasian maka akhirnya akan sampai pada suatu titik dimana biaya pengoperasian alat menjadi tidak sesuai lagi bila dibandingkan dengan produksi alat dalam arti biaya produksi mulai lebih besar dari produksinya.
Agar alat tersebut mempunyai umur ekonomi yang lebih panjang atau penurunan kondisi alat tidak terlalu cepat atau dapat dihambat, maka perlu dilakukan langkah-langkah dengan melakukan pemeliharaan sesuai dengan petunjuk pabrik secara konsisten.
Tujuan pemeliharaan tidak lain adalah untuk membuat agar alat-alat berat selalu dalam kondisi siap pakai, untuk menjaga dan meningkatkan kesiapan mekanis alat
(mechanical availability) alat berat sehingga dapat menghilangkan atau mengurangi waktu perbaikan karena kerusakan dan dengan demikian kinerja alat-alat berat tersebut akan meningkat yaitu sejalan dengan pelaksanaan pemeliharaan yang benar dan konsisten sesuai dengan petunjuk pabrik, baik pemeliharaan harian yang dilaksanakan oleh operator atau pemeliharaan berkala dan perbaikan lainnya yang dilakukan oleh mekanik khusus.
BAB II
PEMELIHARAAN SECARA UMUM
2.1. UmumPemeliharaan peralatan khususnya alat-alat berat adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh operator atau mekanik yang ditunjuk, untuk melakukan pemeliharaan terhadap suatu alat-alat berat agar alat tersebut tetap dapat berfungsi sebagaimana mestinya selama umur ekonomisnya.
Sesuai dengan perkembangan teknologi alat-alat berat khususnya Hydraulic Wheel Crane, perlu adanya peningkatan pemahaman pemeliharaan baik yang menyangkut
pengetahuan yang terkait maupun keterampilan yang harus dimiliki oleh operator Wheel Crane dan juga terutama oleh mekanik.
Salah satu jalur peningkatan pemahaman tersebut adalah tersedianya suatu pedoman yang dapat memberikan bekal bagi para operator dan mekanik untuk dapat menyadari betapa pentingnya peran mereka dalam meningkatkan kinerja Wheel Crane karena tingginya disiplin mereka dalam melaksanakan pemeliharaan alat tersebut.
2.2. Maksud Dan Tujuan Pemeliharaan
Maksud dari pemeliharaan alat-alat berat ini pada umumnya adalah untuk mempertahankan kondisi ekonomis alat-alat berat, baik kondisi teknis maupun kinerjanya melalui kegiatan perawatan yang dilaksanakan oleh operator dan mekanik. Tujuannya adalah untuk :
Menjaga agar alat selalu siap operasi
Mempertahankan dan bila mungkin memperpanjang umur ekonomis alat-alat berat.
Mencegah terjadinya kerusakan sebelum waktunya
Meningkatkan efisiensi kerja
Menghemat biaya operasional
2.3. Jenis Dan Fungsi Pemeliharaan
Pemeliharaan alat-alat berat dalam pelaksanaannya di lapangan menjadi tugas dan tanggung jawab bersama operartor dan mekanik untuk menjaga agar unit alat selalu dalam kondisi baik siap operasi.
Tugas dan tanggung jawab operator Wheel Crane dalam pemeliharaan alat tersebut terbatas pada jenis pemeliharaan yang sifatnya pencegahan (preventive maintenance) dalam lingkup kegiatan pemeliharaan harian.
Sedangkan mekanik tugas dan tanggung jawabnya dalam pemeliharaan ini sudah sangat mendalam dan menyeluruh mulai dengan perawatan pencegahan, perbaikan sampai tingkat rekondisi atau rebuilt.
Pada garis besarnya jenis pemeliharaan ini dapat dibedakan :
Pemeliharaan pencegahan atau preventive maintenance
Pemeliharaan perbaikan atau corrective maintenance
2.4. Pemeliharaan Pencegahan/Preventive Maintenance
Pelaksanaaan pemeliharaan ini adalah untuk menjaga agar kondisi dan performance alat-alat berat tidak menurun serta menghindarkan terjadinya kerusakan komponen sebelum waktunya.
Pemeiiharaan pencegahan (preventive maintenance) pada umumnya terdiri dari kegiatan pemeliharaan berkala (periodic maintenance), perbaikan terjadwal (scheduled overhaul) dan perbaikan berdasar kondisi (condition based maintenance).
2.4.1. Pemeliharaan berkala (periodic maintenance)
Pemeiiharaan berkala (periodic maintenance) adalah pelaksanaan service yang harus dilakukan setelah peralatan tersebut bekerja untuk jumlah jam operasi tertentu, yang berpedoman kepada manual pemeliharaan dan pabrik pembuat alat-alat berat. Jumlah jam operasi ini adalah sesuai dengan jumlah yang ditunjukkan oleh pencatatan jam service (service meter) yang ada pada alat tersebut.
Pelaksanaan pemeliharaan berkala ini meliputi pemeliharaan harian (daily maintenance) dan pemeliharaan/service berkala.
a. Pemeliharaan Harian (Daily Maintenance/Periodic Inspection)
Pemeiiharaan harian atau daily maintenance adalah kegiatan melakukan inspeksi atau pemeriksaan sebelum suatu alat dioperasikan, hal ini untuk mengetahui keadaan alat tersebut apakah aman untuk dioperasikan. Kegiatan ini dilakukan dan menjadi tanggung jawab operator alat-alat berat, yang antara lain terdiri dari :
Walk around inspection
Pemeriksaan bahan bakar, pelumas, air pendingin dan air batere (accu) dan menambahnya bila dipelukan,
Prosedur menghidupkan engine
Pemeliharaan setelah menghidupkan engine
Pemeliharaan selama pengoperasian
Pemeliharaan setelah selesai pengoperasian
Sementara orang beranggapan bahwa daily meintenance hanyalah sebagai syarat saja, sehingga tidak dilakukan dengan baik dan serius. Sebenarnya pelaksanaan daily maintenance mutlak dan harus dilaksanakan dengan baik.
Maka bila pemeliharaan ini dilaksanakan dengan baik dan penuh tanggung jawab, maka akan dapat dihindarkan atau paling tidak dikurangi terjadinya kerusakan berat yang berdampak timbulnya biaya tinggi dan waktu tunggu untuk perbaikan.
b. Pemeliharaan Berkala (Periodic Service)
Pemeliharan berkala yang harus dilakukan adalah berdasarkan pada jumlah jam operasi yang dapat dilihat pada meter servis. Tetapi dalam praktek sangat dianjurkan untuk mengatur kembali semuanya berdasarkan perhitungan hari, minggu dan bulan untuk memungkinkan pelaksanaan pemeliharaan lebih memudahkan dan menyenangkan. Pada lapangan pekerjaan berat atau kondisi operasi yang berat maka perlu untuk mempersingkat jadwal waktu pemeliharaan dari waktu yang ditentukan pada buku-buku petunjuk. Pemeliharaan berkala ini harus dilakukan sesuai petunjuk pada buku operation & maintenance manual untuk setiap jenis mesin yang digunakan.
Pada Hydraulic Wheel Crane pemeliharaan periodik ini terbagi dalam :
Pemeliharaan setiap 100 jam operasi atau setiap bulan
Pemeliharaan setiap 300 jam operasi atau setiap 3 bulan
Pemeliharaan setiap 600 jam operasi atau setiap 6 bulan
Pemeliharaan setiap 1200 jam operasi atau setiap tahun
Apabila diperlukan seperti
- pemerikasan, pembersihan dan penggantian element saringan udara
- pembersihan dari bagian dalam dari sistem pendingin
- pemeriksaan dan penggantian ban
- penggantian tali baja
- pemeriksaan cairan pembersih kaca dan menambah bila perlu
- pembersihan filter dan pemeriksaan gas freon AC (air conditioner)
2.4.2. Perbaikan Terjadwal (Scheduled Overhaul)
Pemeliharaan pencegahan lainnya adalah perbaikan terjadwal yang merupakan bentuk pemeliharaan terhadap komponen suatu alat yang pelaksanaannya adalah overhaul komponen.
Overhaul komponen ini harus dijadwalkan sesuai dengan rekomendasi pabrik atau life-time komponen tersebut.
Pada pelaksanaan perbaikan terjadwal yang baik dan konsisten bila dinilai secara keseluruhan akan menghemat biaya pemeliharaan sampai sepertiganya bila dibandingkan dengan perbaikan komponen sampai komponen tersebut rusak terlebih dahulu.
Proses atau kegiatan ini meliputi :
Pembongkaran (diassembling), dengan urutan kegiatan sesuai dengan teknik/prosedur bongkar-pasang komponen.
Pengukuran (measuring), yang meneliti, mengukur dengan alat ukur/special tools, dengan membandingkan kepada ukuran standar.
Penggunaan kembali parts (reaseable part), yang memproses penentuan apakah parts dari komponen tersebut masih baik dipakai/dipasang kembali atau harus diganti.
Pemesanan parts (parts ordering), yang memproses pemesanan suku cadang yang diperlukan untuk pemasangan kembali komponen tersebut.
Pemasangan kembali (assembling), yang merupakan proses pemasangan kembali parts dari komponen tersebut secara lengkap.
Pengetesan (testing), diperlukan bagi komponen untuk meyakinkan pemasangan kembali telah benar dan komponen telah berfungsi dengan baik.
2.4.3. Perbaikan Berdasar Kondisi (Condition Based Maintenance)
Pada umumnya suatu alat yang telah dioperasikan akan mencapai kondisi tertentu yang memerlukan tindakan pemeliharaan sehingga alat tersebut dapat ditingkatkan kondisinya sampai baik operasi (mencapai tingkat mechanical availability yang ditentukan).
Perbaikan ini dapat dilaksanakan karena sebelumnya telah dijadwalkan (scheduled repair) atau untuk mengantisipasi adanya modifikasi pabrik.
Pemeriksaan harus dilakukan secara menyeluruh yang meliputi :
Pemeriksaan alat secara total
Pemeriksaan minyak pelumas
Pemeriksaan under carriage
Hasil pemeriksaan secara menyeluruh tersebut dianalisis dan menghasilkan rekomendasi atau keputusan, apakah alat tersebut layak untuk di-repair, di overhaul, di-scrap atau dijual. Maka apabila alat tersebut diperbaiki atau dioverhaul berdasarkan kondisi alat saat itu sesuai dengan hasil pemeriksaan.
2.5. Pemeliharaan Perbaikan (Corrective Maintenance)
Corrective maintenance dilakukan dalam usaha mempertahankan agar alat dapat dioperasikan kembali.
Jadi pemeliharaan yang dilakukan ini tidak ter-schedule. Begitu alat rusak maka pada saat itulah dilakukan perbaikan ataupun penyetelan-penyetelan.
Dan kalau hai ini terjadi terus menerus maka break down time akan menjadi tinggi sekali yang berakibat mechanical availability menjadi turun, dan biaya pemeliharaan akan meningkat.
Bila digambarkan dalam bagan (chart), jenis pemeliharaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
2.6. Petunjuk Umum Pemeliharaan
Pelaksanaan pemeliharan alat-alat berat memerlukan dukungan perangkat pemeliharaan yang standar yang menyangkut tata cara (manual) dan sumber daya. Tata cara (manual) biasanya telah disiapkan oleh pabrik pembuatnya, sedangkan sumber daya harus disiapkan oleh pengguna alat yang antara lain meliputi sarana bengkel, penyediaan suku cadang dan bahan serta ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi pengetahuan dan keterampilan yang memadai.
2.6.1. Manual Book
Pelaksanaan pemeliharaan Wheel Crane harus mengikuti petunjuk yang
2.6.2. Tempat pelaksanaan pemeliharaan
Tempat pelaksanaan pemeliharaan harus diusahakan tempat yang kuat/keras, datar dan bersih serta memiliki tools yang lengkap.
2.6.3. Tenaga operator dan mekanik
Sebaiknya operator yang akan diserahi tugas untuk mengoperasikan Wheel Crane telah mengalami pelatihan yang dibutuhkan untuk melengkapi operator dengan pengetahuan dan keterampilan dalam pengoperasian dan pemeliharaan Wheel Crane yang sangat dibutuhkan di lapangan selama mengoperasikan Wheel Crane.
Demikian juga mekanik yang akan diserahi tugas melakukan pemeliharaan, harus memiliki cukup waktu untuk belajar (dalam pelatihan) dan praktek lapangan sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lengkap dalam melaksanakan tugasnya memelihara Wheel Crane.
Disisi lain denganpengetahuan yang telah dimilikinya, operator dan mekanik sesuai dengan posisinya masing-masing akan dapat melaksanakan kerjasama merawat/memelihara Wheel Crane dalam kondisi disiplin yang tinggi menerapkan tatacara/prosedur pemeliharaan dengan baik dan benar
2.6.4. Pemeriksaan service meter
Salah satu tugas operator adalah memeriksa service meter tiap hari untuk melihat jam kerja mesin. Bila telah sampai waktu pemeliharaan berkala segera hentikan pengoperasian Wheel Crane dan laporkan untuk dilakukan pemeliharaan yang sesuai dengan interval waktu tersebut.
2.7. Penggunaan Suku Cadang Dan Minyak Pelumas 2.7.1. Suku Cadang
Gunakan selalu suku cadang asli (genuine parts) bila memerlukan penggantian.
2.7.2. Minyak Pelumas
Gunakan minyak pelumas yang telah direkomendasikan pabrik dan sesuaikan dengan kondisi suhu udara setempat.
Gunakan minyak pelumas dan gemuk/grease yang bersih
Demikian juga tempat penyimpanannya harus bersih, jauhkan material dan kotoran lainnya dari minyak pelumas dan gemuk
1) Bila mengganti minyak pelumas agar dilakukan ditempat yang bersih untuk menjaga material dan kotoran lainnya tercampur dengan minyak 2) Periksa minyak pelumas yang akan diganti dan filter dari partikel
material atau material asing, bila terdapat dalam jumlah cukup banyak maka perlu pemeriksaan lebih lanjut oleh tenaga mekanik ahli
BAB III
PEMELIHARAAN HARIAN 3.1. Umum
Pemeliharaan Harian adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan setiap hari oleh operator sebelum mengoperasikan, selama mengoperasikan dan setelah mengoperasikan. Tugas ini merupakan tugas yang melekat pada jabatan operator sehingga diperlukan disipilin yang tinggi, baik menyangkut disiplin waktu maupun dalam pelaksanaannya.
3.2. Pemeliharaan Sebelum Menghidupkan Engine 3.2.1. Pemeriksaan Keliling (Walk Around Check)
Peringatan !
Kebocoran olie atau bahan bakar, atau kumpulan bahan/ material yang mudah terbakar yang berada disekitar tempat dengan suhu tinggi, seperti knalpot kemungkinan menyebabkan kebakaran.
Periksa dengan seksama dan bila ada sesuatu yang tidak normal ditemui, hubungi mekanik untuk diperiksa / diperbaiki.
Sebelum menstar engine, lihatlah sekeliling alat dan dibawah alat untuk memeriksa kalau ada mur-mur atau baut-baut yang terlepas, atau rembesan olie, bahan bakar, atau air pendingin dan periksa kondisi peralatan kerja dan system hydrolik.
Periksa juga kalau ada kabel yang terlepas, longgar dan kumpulan debu ditempat-tempat yang dapat dicapai oleh temperatur tinggi.
Harus dilakukan setiap hari tiap-tiap item berikut ini sebelum menghidupkan engine.
1. Periksa terhadap kerusakan, keausan, kelonggaran peralatan kerja, cylinder, sambungan (linkage), slang-slang (hoses).
Periksalah semua mur-mur dan baut-baut dari kemungkinan longgar/kendor atau hilang, terhadap keretakan, keausan atau kelonggaran pada peralatan kerja, cylinder, sambungan atau hose. Bila ditemukan ketidak normalan, harus segera dilaporkan untuk diperbaiki.
2. Bersihkanlah material yang mudah terbakar dari sekitar engine dan battery. Periksalah kalau ada material yang mudah terbakar (kertas, daun kering, rumput-rumput dan lain-lain) yang terkumpul disekitar battery atau bagian-bagian engine yang bertemperatur tinggi, seperti knalpot. Buanglah semua kotoran dan bahan yang mudah terbakar.
3. Periksalah kebocoran air dan pelumas.
Lantai parkir dibawah alat dan bagian lain diperiksa kalau ada kebocoran pelumas atau bocoran air dari sistem pendinginan. Bila ditemukan suatu ketidak normalan, harus segera dilaporkan untuk diperbaiki.
4. Periksalah terhadap bocoran minyak rem dari rangkaian rem.
Periksalah bahwa tidak ada kebocoran dalam sistem rem. Bila ditemukan, laporkan untuk diperbaiki.
5. Periksalah terhadap kerusakan atau keausan ban-ban, baut-baut, bantalan (mounting) yang lepas.
Periksalah terhadap retak atau benjol-benjol (peeling) dari ban dan keausan roda-roda. Kencangkan kalau ada mur-mur roda yang kendor. Jika terdapat ketidak normalan, laporkan untuk diperbaiki. Bila ada tutup pentil (valve caps) yang hilang, pasanglah dengan tutup pentil yang baru.
Periksa tiap ban dari kemungkinan adanya benda lain didalam alur ban, dan harus diingat bahwa sebuah paku yang kecil dapat menyebabkan kebocoran atau kerusakan.
6. Periksalah kerusakan terhadap pegangan tangan dan tangga naik, baut-baut yang kendor. Pebaikilah bila ada kerusakan dan kencangkan bila ada yang kendor.
7. Periksalah kerusakan terhadap monitor dan meteran, lampu-lampu.
Periksalah bila ada kerusakan monitor dan meteran didalam ruang operator. Bila ditemukan ketidaknormalan, laporkan untuk diperbaiki.
Bersihkan semua kotoran pada permukaan monitor dan meteran. 8. Periksa lampu kerja dan kaca spion dari kemungkinan rusak.
9. Lakukan penceratan bahan bakar pada tangki untuk mengeluarkan air dan endapan kotoran dari bahan bakar.
Gambar 3.1.
Komponen yang harus diperiksa sebelum menghidupkan engine
11. Periksa main dan auxiliary winch, serta out rigger dari kemungkinan keausan atau kerusakan.
3.2.2. Memeriksa Permukaan Air Pendingin Peringatan !
Jangan membuka tutup radiator pada kondisi engine panas. Tungulah temperatur engine turun sebelum memeriksa permukaan air pendingin.
Selalu menggunakan air basa (soft water) misalnya air ledeng (dapat diminum) dan hindarkan pemakaian air asam (hard water) seperti air sungai, air sumur, dsb. Penggunaan air asam (hard water) akan menyebabkan pembentukan kerak dalam system pendingin yang dapat mengakibatkan panas berlebihan (overheating) pada engine.
a.
Buka tutup radiator dengan menekan dan memutarnya. (Nissan engine PE6 series)Permukaan air radiator berada pada bagian bawah lubang pipa pelimpahan (over flow pipe). Tutup kembali radiator dengan menekan dan memutar tutup radiator.
Memeriksa permukaan (level) air pendingin (Nissan Engine PF6 Series)
Periksa permukaan air pendingin pada tangki cadangan (water tank). Permukaan air pendingin harus berada diantara garis High dan Low.Gambar 3.2 Pengisian air pendingin
Gambar 3.3
Bila permukaan air pendingin berada dibawah garis Low, tambahkan air pendingin yang sesuai sampai batas garis High.
b. Memeriksa v-belt dari kerusakan dan ketegangannya.
Periksa ketegangan v-bel dengan cara menekan tali kipas pada tengah-tengah antara dua puli dengan ibu jari, atau dengan tekanan ± 10kg, dan defleksi yang terjadi seperti ukuran / spesifikasi.
Periksa tali kipas dari kemungkinan adanya kerusakan.
c. Memeriksa kebocoran pada sistem pendingin
Periksa radiator, slang radiator dan perlengkapan lainnya dari kemungkinan adanya kebocoran.
Kebocoran biasanya terjadi setelah ada tekanan dalam sistem pendingin, yaitu pada saat pump bekerja dan temperatur air mulai naik.
3.2.3. Periksalah permukaan bahan bakar. Peringatan
Bila menambahkan bahan bakar, jagalah jangan sampai melimpas. Hal ini dapat menimbulkan kebakaran. Bila terjadi limpasan maka harus segera bersihkan.
Putarlah kunci kontak pada posisi ON, kemudian periksalah muka bahan bakar melalui petunjuk ukuran bahan bakar yang berada di dash board Setelah memeriksa, kembalikan kunci kontak ke posisi OFF.
Setelah selesai bekerja, tambahkan bahan bakar melalui lubang pengisian sampai tangki bahan bakar penuh.
Setelah menambah bahan bakar, kencangkan tutupnya sampai kuat.
Gambar 3.6 PF6 Series Engine Gambar 3.5 PE6 Series Engine
3.2.4. Memeriksa permukaan olie engine pada bak olie (oil pan). Bukalah tutup engine
Tariklah tongkat ukuran (dipstick) dari tempatnya dan bersihkan olie dengan kain
Masukan tongkat ukuran (dipstick) ke tempatnya sampai habis kemudian tarik kembali
Permukaan olie harus berada pada posisi tanda Low, dan High pada dipstick. Bila pada dipstick menunjuk tanda Low, tambahkan olie engine secukupnya melalui lubang pengisi olie.
Periksa olie engine dari kemungkinan terkontaminasi.
Bila kontaminasi sangat berlebihan, laporkan untuk diadakan pemeriksaan.
Penting !
Bila pemeriksaan dilakukan setelah wheel crane dioperasikan, tunggulah paling kurang 15 menit setelah engine dimatikan sebelum dilakukan pengecekan. Bila alat dalam posisi miring, buatlah posisi menjadi datar sebelum pemeriksaan.
3.2.5. Memeriksa permukaan minyak hidrolik
Posisikan crane pada posisi traveling diatas tanah yang rata.
Periksa permukaan minyak hidrolik melalui pengukur permukaan (oil level gauge).
Pengukur permukaan diberi tanda yang diambil berdasarkan pengaruh temperatur minyak hidrolik.
Periksa apakah minyak hidrolik berada diantara tanda 00c dan tanda sesuai
dengan temperatur minyak hidrolik saat itu. Bila permukaan minyak hidrolik
Gambar 3.8
Memeriksa permukaan minyak hidrolik Gambar 3.7 Memeriksa permukaan minyak
Contoh :
Bila temperatur minyak saat itu 200C, maka minyak hidrolik didalam tangki
mencukupi bila permukaannya berada diantara tanda 00C dan 200C.
3.2.6. Memeriksa permukaan (level) minyak rem (brake fluid) (Nissan Engine PFG series)
Periksa permukaan minyak rem pada tabung (reservoir). Permukaan minyak dalam keadaan normal berada diantara tanda ”High” dan ”Low”.
Bila permukaan minyak rem tidak mencukupi, isikan minyak rem sampai batas atau/ tanda ”High”, setelah yakin bahwa tidak ada kebocoran minyak rem.
Perhatian sewaktu menangani minyak rem.
- Jangan menggunakan minyak rem yang mempunyai kualitas atau merk yang berbeda.
- Tidak boleh menggunakan minyak pelumas sebagai minyak rem - Harus menggunakan minyak rem yang bersih
- Hati-hati jangan sampai minyak rem mengenai permukaan cat ; cat akan rusak bila terkena minyak rem.
- Harus hati-hati jangan sampai kotoran dan debu masuk ke dalam tabung (reservoir), harus yakin bahwa disekitar tabung (reservoir) bersih dari kotoran sebelum mengisi atau menambah minyak rem.
3.2.7. Memeriksa dust indikator
1) Periksalah apakah tanda merah telah terlihat pada indikator service. Tanda ini menunjukan bahwa terjadi penyumbatan pada air cleaner. 2) Bila terjadi penyumbatan maka tanda merah
telah kelihatan, sehingga harus segera dibersihkan atau diganti.
Gambar 3.9
Memeriksa permukaan minyak rem
Gambar 3.10 Dust Indicator
3) Setelah dibersihkan, dorong tombol indicator untuk mengembalikan posisi tanda merah kembali ke posisi asal.
3.2.8. Pemeriksaan batere (accu)
Air batere (battery electrolyte) mengandung asam belerang, dan batere mengandung gas hidrogen, sehingga harus hati-hati dalam menanganinya. a. Gunakan safety glasses dan sarung tangan, bila menangani batere.
Matikan engine setiap akan melakukan pemeriksaan atau membersihkan batere.
b. Buka tutup batere tiap sel, periksa lubang udara pada setiap tutup (bersihkan dengan air, bila tersumbat) dan periksa permukaan air batere-nya
c. Bila menggunakan batere dari jenis MF (Maintenance Free), periksa kekencangan pengikatan pada pool dan bersihkan dari semua kotoran.
3.2.9. Penggemukan (greasing)
Beberapa komponen harus diperiksa dari kondisi penggemukannya, terutama bila beroperasi sangat berat.
Sebenarnya komponen tersebut termasuk pada pemeliharan berkala yaitu mingguan, namun secara fisik perlu diperhatikan dan diperiksa tiap hari untuk menghindari keausan karena kurang penggemukan.
3.3. Persiapan sebelum menghidupkan engine Peringatan !
Jika control lever tersentuh dengan tidak sengaja, work equipment bisa bergerak dengan sendirinya.
3.3.1. Penyetelan tempat duduk Peringatan !
Setel tempat duduk sebelum beroperasi atau bila ada penggantian operator
a. Penyetelan tempat duduk kedepan-kebelakang
Untuk menyetel tempat duduk A, tarik tuas seat sliding lever. Setelah tempat duduk berada pada posisi yang diinginkan, lepaskan tuas tersebut. b. Penyetelan Sandaran
Jarak penyetelan sandaran yang paling besar adalah pada saat tempat duduk dimajukan ke depan dan sebaliknya penyetelan terkecil pada saat tempat duduk pada posisi di belakang
Untuk menyetel sandaran B, tarik tuas reclining seat lever. Setelah sandaran berada pada posisi yang diinginkan (agar dapat nyaman mengoperasikan Wheel Crane), lepaskan tuas tersebut. Penyetelen dilakukan dengan posisi tubuh bersandar pada sandaran, karena bila tidak, sandaran dapat bergerak ke depan secara tiba-tiba.
c. Penyetelan sudut tempat duduk
Bila sudut tempat duduk C akan distel pada bagian depan, tekan tuas seat tilt lever ke bawah dan stel sudut tempat duduk bagian depan (ada empat tingkat penyetelan sudut)
- Untuk menaikkan sudut tempat duduk bagian depan, tekan tuas seat tilt lever terus menerus ke bawah dan tempatkan berat tubuh operator pada bagian belakang tempat duduk.
- Untuk menurunkan sudut tempat duduk bagian depan, tekan tuas seat tilt lever terus menerus dan tempatkan berat tubuh operator pada bagian depan tempat duduk
d. Penyetelan ketinggian tempat duduk
Dengan menggabungkan kedua gerakan tersebut diatas, tempat duduk dapat distel naik atau turun. Setelah dicapai ketinggian yang diinginkan, tempatkan tempat duduk pada posisi datar (horizontal) dengan memundurkan pengaturan sudut kemudian akhiri penyetelan.
A
B
C
Gambar 3.11 Penyetelan tempat duduk
3.3.2. Penyetelan sabuk keselamatan (seat belt) Peringatan !
Sebelum mengencangkan sabuk keselamatan, periksa bahwa tidak ada kondisi yang tidak normal pada bracket (gesper). Apabila sabuk cacat atau rusak segera minta penggantian.
Selalu kencangkan sabuk keselamatan sebelum beroperasi
Selalu pakai sabuk keselamatan selama beroperasi
Jangan terputar sabuk keselamatan pada saat dikencangkan
Selalu dikencangkan sabuk keselamatan melingkari tubuh operator. Harus diyakini bahwa akan kuat bila terjadi kecelakaan
a. Mengencangkan dan melepas sabuk
1) Duduklah dengan baik pada tempat duduk, injak pedal dan aturlah tempat duduk sehingga punggung tersandar dengan baik pada sandaran.
2) Duduklah dengan baik pada tempat duduk, pegang gesperdan lidahdengan tangan kiri dan tangan kanan anda, masukkan lidah
kedalam gesper dan tarik sabuk untuk meyakinkan bahwa sabuk telah terkunci dengan baik.
3) Apabila akan melepas sabuk, tekan tombol pada gesperuntuk melepas sabuk
Aturlah panjang sabuk sesuai dengan tubuh anda tanpa sabuk tersebut terpuntir dan atur agar gesper berada pada tengah-tengah tubuh anda.
b. Mengatur panjang sabuk
1) Untuk memperpendek.
Tarik ujung-lepas dari sabuk pada gesper dan lidah
Gambar 3.12 Penyetelan sabuk keselamatan
2) Untuk memperpanjang
Bengkokkan sabuk tersebut pada sudut kanan kemudian tarik sabuk tersebut pada sisi-tetap gesper dan lidah.
3.4. Pemeriksaan sebelum menghidupkan engine
1. Sebelum menghidupkan engine, harus diperiksa dan diyakinkan bahwa : a. Tuas transmisi diatur pada posisi netral.
b. Saklar (switch) PTO pada posisi mati
c. Saklar (switch) PTO dan governor pada posisi mati
Engine tidak bisa di start (hidup) bila saklar ini dalam posisi ON.
d. Rem parkir ditarik pada posisi PARKIR, (ada dua tipe rem parkir)
Rem parkir (mechanical–actuated type)
Rem parkir (air–actuated type)
Gambar 3.14
Mengatur/memperpendek sabuk keselamatan
Gambar 3.15 Tuas Transmisi
Gambar 3.16 Saklar PTO
Gambar 3.17 Saklar PTO & Governor
2. Putar kunci kontak ke posisi ON
Pada posisi ini, lakukan pemeriksaan terhadap semua indikator dan lampu peringatan pada monitor panel (dash board) untuk meyakinkan kondisinya baik dan dapat berfungsi dengan baik. (lampu indikator 1 s.d 22)
3.5. Menghidupkan engine Peringatan :
Jangan menggunakan ether (gas eter) atau zat/alat bantu lainnya untuk start. Penggunaan gas tersebut dapat menimbulkan ledakan yang berbahaya.
Hindarkan cara menghidupkan engine dengan didorong. Gunakan prosedur jumping (bantuan battery dari luar)
Perhatian :
Jangan melakukan start secara terus menerus lebih dari 15 detik. Hal ini dapat mengakibatkan umur battery menjadi lebih pendek dan dapat merusak sistem start (starting system). Bila engine gagal dihidupkan pada start awal, tunggu sebentar sekitar 20 menit dan kemudian dicoba distart lagi.
Bila tidak melakukan pemanasan engine (warm-up) dengan benar, maka akan mempengaruhi umur engine.
1. Tekan pedal gas 14 (accelator) dan pedal
kopeling secara penuh, kemudian putar kunci kontak ke posisi START.
2. Bila engine hidup lepas kunci kontak dan secara otomatis posisi kunci kontak akan
Gambar 3.19 Kunci Kontak
3.6. Pemeriksaan setelah engine hidup Peringatan!
Bila indikator tekanan minyak pelumas engine tetap menyala dalam waktu sepuluh detik maka segera matikan engine (putar kunci kontak ke posisi OFF) untuk mencegah terjadinya kerusakan yang fatal pada engine.
Lampu indikator peringatan tersebut akan menyala bila tekanan minyak pelumas berada dibawah 0.5 kg/cm.
1. Dengan menggunakan tombol pengatur putaran idling engine, set putaran engine sedikit lebih tinggi dari putaran idling sampai pemanasan engine cukup dan membatasi warna biru muda dari gas buang.
2. Setelah selesai melakukan pemanasan, turunkan putaran engine ke putaran idling yang normal.
3. Periksa bahwa tidak ada getaran yang tidak normal dan tidak ada kelainan suara. 4. Periksa/perhatikan bahwa tidak ada kebocoran minyak pelumas, air pendingin dan
bahan bakar.
5. Periksa kenaikan tekanan angin (air pressure) pada meteran tekanan udara.
Pada putaran idling tekanan angin (air pressure) naik adalah normal bila menuju kepada tekanan standar yang telah ditetapkan.
Tekanan angin standard :
AOH brake vehicle : 6,8 - 8 kg/cm2
Air brake vehicle : 7,2 - 8,5 kg/cm2
Putaran engine
Tekanan angin (Air
Pressure) Waktu (kira-kira)
A.O.H Brake vehicle
Putaran idling
0 sampai 8 kg/cm2 Kurang dari 5 menit
Air brake
vehicle 0 sampai 8.5 kg/cm
2 Kurang dari 7 menit
6. Periksa pedal rem
Tekan perlahan pedal rem dan periksa jarak (play) dari gerakan pedal tersebut. Jarak gerakan yang tepat adalah 12 - 18 mm.
Harus yakin pedal dapat ditekan tanpa adanya hambatan.
Harus yakin bahwa suara angin yang keluar dapat terdengar keluar dari katup ketika kaki diangkat dari pedal.
7. Mengaktifkan PTO
Apabila saklar (switch) PTO transmisi dan governor ditekan, maka daya dari Power Take Off transmisi akan terhubungkan dengan pompa hidrolik, dan sebagainya.
Pada saat yang sama, saklar tersebut memindahkan governor dari engine melalui posisi ON.
Saklar ini harus dalam posisi OFF pada saat kendaraan berjalan (driving), karena putaran engine tidak dikontrol dengan pedal gas pada saat saklar berada pada posisi ON. Kondisi ini akan sangat berbahaya, sehingga memerlukan perhatian.
Cara mengoperasikan saklar.
- Engine dalam keadaan hidup dan atur pada posisi idle - Pedal kopeling ditekan penuh
- Tekan saklar (switch) ke posisi ON
- Periksa dan harus yakin bahwa indikator PTO menyala.
Penting :
Engine tidak bisa distart bila saklar ini pada posisi ON.
3.7. Pemeriksaan Selama Pengoperasian Perhatian !
Bekerjanya system pada engine, hidrolik, kelistrikan atau komponen lainnya dapat mengalami gangguan selama alat dioperasikan.
a. Perhatikan/pantau semua indikator (instrumen) pada panel monitor untuk mendeteksi adanya kelainan (tidak berfungsi dengan baik)
Gambar 3.23 Memeriksa Pedal Rem
c. Lakukan tindakan yang diperlukan sesuai dengan prosedur bila terdapat kelainan atau kerusakan.
3.8. Pemeriksaan Setelah Pengoperasian Peringatan :
Hindarkan dari berhenti mendadak
Apabila akan menghentikan wheel crane, pilih tempat yang datar dan keras, hindarkan tempat yang berbahaya (tempat yang miring, dan sebagainya)
Sebelum meninggalkan kabin (ruang operator), selalu aktifkan rem parkir.
1. Untuk memberhentikan wheel crane, posisikan pada tempat yang datar/rata dan aman, kemudian hentikan dengan menginjak pedal rem, sampai alat berhenti sempurna.
Posisi wheel crane pada posisiparkir.
2. Lepaskan kaki dari pedal gas, dan biarkan engine pada putaran idling untuk proses cooling down.
3. Periksa temperatur air pendingin, tekanan minyak pelumas engine dan bahan bakar pada monitor.
4. Matikan engine sesuai dengan prosedur.
Penting :
Bila engine langsung dimatikan tanpa cooling down, umur pemakaian engine akan menjadi lebih pendek. Terutama bila engine sering mengalami overheating.
Jalankan engine pada putaran rendah sekitar 5 menit untuk mendinginkan engine secara perlahan-lahan
Putar kunci kontak ke posisi OFF dan engine akan mati
Cabut kunci kontak dari saklar (starting switch).
3.9. Pemeliharaan setelah engine dimatikan
1. Bersihkan ruang operator (cabin) dari kotoran dan bahan yang mudah terbakar. 2. Periksa semua komponen crane dan driving (travel) unit.
3. Periksa dari kemungkinan adanya kebocoran minyak pelumas, air pendingin dan bahan bakar.
4. Isilah bahan bakar sampai penuh sesuai dengan ketentuan.
5. Selalu kunci kabin (ruang operator/ruang driver) sebelum meningalkan alat.
BAB IV
PENGETAHUAN PEMELIHARAAN BERKALA
4.1. UmumPerawatan atau pemeliharaan berkala adalah kegiatan perawatan alat-alat berat termasuk wheel crane yang dilakukan menurut waktu-waktu tertentu yang telah ditetapkan pabrik pembuat alat-alat berat dan dilakukan secara teratur terus menerus sesuai dengan periodenya.
Waktu pelaksanaan perawatan berkala ditetapkan berdasarkan jam operasi peralatan yang dapat dibaca pada service hour meter atau jumlah tempuh dalam kilometer yang dapat dibaca pada speedometer.
Walaupun pelaksana perawatan berkala ini adalah mekanik khusus yang ditugasi untuk menangani perawatan ini, tapi seorang operator harus mengerti kegiatan perawatan ini karena diharapkan dapat lebih disiplin dalam melaksanakan tugasnya mengoperasikan dan merawat peralatan tersebut.
4.2. Periode Pemeliharaan Berkala
Standar waktu yang dipakai untuk pelaksanaan perawatan berkala ini disediakan dua jenis interval pemeriksaan dan pemeliharaan yang disarankan yaitu berdasarkan pembacaan jam service (hour meter) dan berdasarkan bulan kalender. Pelaksanaan pemeriksaan dan pemeliharaan tergantung mana yang paling cepat dicapai (jam service atau bulan. Interval pemeriksaan tersebut berdasarkan pada asumsi bahwa wheel crane dioperasikan pada kondisi operasi yang normal. Bila dioperasikan pada kondisi yang lebih berat atau tidak seperti biasanya, maka intervalnya harus dipercepat.
Bila terjadi kerusakan atau gangguan pada service meter, operator harus segera melapor dan memintakan perbaikannya.
Berdasarkan jam service dan bulan kalender tersebut maka perawatan berkala dilaksanakan pada periode tertentu, yang pada umumnya adalah sebagai berikut : a. Pemeliharaan setiap 100 jam service atau setiap bulan
b. Pemeliharaan setiap 300 jam service atau setiap 3 bulan c. Pemeliharaan setiap 600 jam service atau setiap 6 bulan d. Pemeliharaan setiap 1200 jam service atau setiap tahun
4.3. Pelaksanaan Pemeliharaan Berkala
Ketelitian dan ketaatan operator dan mekanik dalam memeriksa service hour meter atau jarak tempuh alat dan melaksanakan pemeliharaan tepat pada waktunya sangat menentukan untuk dapat dilaksananakannya pemeliharaan yang benar
Periode waktu pelaksanaan pemeliharaan tersebut telah ditentukan oleh pabrik pembuat alat-alat berat dan hampir semua merk dan type dari wheel crane pelaksanaan perawatan berkala ini hampir sama. Untuk dapat memberikan gambaran mengenai pelaksanaan kegiatan pemeliharaan berkala ini akan disajikan contoh pemeliharaan berkala yang ditetapkan untuk Wheel Crane Tadano dengan motor penggerak (engine) Nissan.
4.3.1. Pemeliharaan pada 100 jam pertama
a. Penggantian minyak pelumas engine b. Pengantian filter minyak pelumas engine
c. Penggantian minyak pelumas transmisi torque converter d. Pembersihan strainer minyak pelumas transmisi
e. Penggantian elemen filter sistem transmisi
4.3.2. Pemeliharaan pada 300 jam service pertama
a. Penggantian minyak hidrolik
b. Penggantian filter (return filter) pada tangki hidrolik c. Penggantian filter (return filter) pada sistem hidrolik.
4.3.3. Pemeliharaan setiap minggu Pelumasan (greasing)
Plat luncur dari permukaan atas boom – dengan pelumasan tekan – 6 titik
Plat luncur dari permukaan bawah boom – dengan pelumasan tekan – 6 titik
Bantalan swing (swing bearing) – dengan pelumasan tekan – 4 titik
Pin, untuk sheave atas dari jib (jib head sheave) – dengan pelumasan tekan – 2 titik
Pivot pin, bagian bawah silinder elevasi (elevating cylinder lower) – dengan pelumasan tekan – 1 titik
Pivot pin, boom – dengan pelumasan tekan – 1 titik
Pin, single top pin – dengan pelumasan tekan – 1 titik
4.3.4. Pemeliharaan setiap bulan atau 100 jam Pelumasan (greasing)
Permukaan samping dari boom – dengan dilabur/dipoles – 3 bagian
Tali baja, untuk winch utama – dengan dilabur/dipoles – 1 bagian
Tali baja, untuk winch pembantu - dengan dilabur/dipoles – 1 bagian
Tali baja, untuk boom telescopic - dengan dilabur/dipoles – 1 bagian
Swing gear - dengan dilabur/dipoles – 1 bagian
Bush, pin penyambung jib (jib connecting pin) – dengan pelumas tekan – 4 titik
Propeller shaft – dengan pelumas tekan – 9 titik
Suspension lock cylinder – dengan pelumas tekan – 8 titik
Leaf spring pivot – dengan pelumas tekan – 8 titik
King pin – dengan pelumas tekan – 8 titik
Steering cylinder – dengan pelumas tekan – 8 titik
Tie rod end – dengan pelumas tekan – 4 titik
Pemeriksaan v-belt dari kemungkinan kendor atau rusak
Pemeriksaan power steering fluid (permukaan dan kemungkinan bocor)
Pemeriksaan sistem rem
- Play dari pedal rem
- Kemampuan pengereman rem service
- Langkah tuas rem parkir
- Kebocoran atau kerusakan slang dan pipa sistem rem.
Pemeriksaan play dari pedal kopling
Pemeriksaan fungsi dari kopeling
Pemeriksaan transmisi dari kemungkinan adanya kebocoran
Pemeriksaan permukaan minyak transmisi torque converter
4.3.5. Pemeriksaan setiap 300 jam atau 3 bulan
Penggantian minyak pelumas, swing speed reducer (untuk 300 jam pertama)
Penggantian minyak pelumas, winch speed reducer (untuk 300 jam pertama)
Pemeriksaan minyak pelumas, axle (carries axle)
Pemeriksaan fungsi pengering udara sistem rem
Pemeriksaan keausan kampas rem
Pemeriksaan air battery (battery electrolyte)
4.3.6. Pemeriksaan setiap 600 jam atau 6 bulan
Pemeriksaan permukaan minyak pelumas, winch speed reducer
Pemeriksaan permukaan minyak pelumas, swing speed reducer
Penggantian filter bahan bakar (500 jam service)
Pemeriksaan stainer bahan bakar
Penceratan bahan bakar pada water sparator
Penggantian filter (return filter-hydraulic tank)
Penggantian filter (return filter)
Pemeriksaan air breather (hydraulic oil tank)
Pemeriksaan swing bearing mounting bolt.
4.3.7. Pemeliharaan setiap 1200 jam atau tiap tahun Penggantian minyak pelumas, winch speed reducer
Penggantian minyak pelumas, swing speed reducer
Penggantian minyak pelumas, torque converter transmission
Pembersihan strainer transmisi
Penggantian elemen filter sistem transmisi
Penggantian minyak rem
Penyetelan kerenggangan rem parkir
Pemeriksaan/pembersihan filter hydraulic, out rigger circuit.
4.3.8. Pemeliharaan setiap 2400 jam atau tiap 2 tahun Pelumasan/penggemukan steering joint
Penggantian minyak pelumas, axle (carrier axle)
Penggantian minyak pelumas, axle (planetary gear)
Penggantian filter (line filter, automatic circuit)
Penggantian filter (line filter, steering circuit)
Penggantian filter (line filter, winch brake circuit)
Penggantian filter (line filter, steering/axle lock circuit)
4.3.9. Pemeliharaan setiap 4800 jam atau 4 tahun Penggantian minyak hidrolik
Catatan :
Bila minyak hydraulic yang digunakan bukan TADANO Hydraulic Oil LL, penggantian minyak pelumas dilaksanakan setiap 2400 jam atau 2 tahun.
4.4. Apabila Diperlukan
a. Bersihkan bagian dalam dari sistem pendingin
b. Periksa, bersihkan dan ganti saringan udara (air cleaner) c. Pemanas udara pemasukan elektrik
d. Periksa cairan pembersih kaca, tambah bila perlu e. Periksa dan stel AC
4.5. Tabel Pemeliharaan
Sebagai kumpulan dari kegiatan pemeliharaan wheel crane ini disajikan tabel pemeliharaan secara garis besar, sedangkan rinciannya dapat dilihat pada uraian sebelumnya dan buku petunjuk (manual) pengoperasian dan pemeliharaan.
4.5.1. Penggemukan (greasing)
Penggunaan gemuk (greasing) yang berbeda merk dan jenisnya pada pelumasan (greasing) komponen mesin akan mengubah kegunaan dari grease tersebut dan akan memberikan dampak yang kurang baik terhadap komponen.
Apabila menambah grease, gunakan grease dengan merk yang sama dengan yang telah dipakai pada mesin tersebut. Dan saat penggantian grease yang berbeda merk, keluarkan grease lama yang masih tersisa sebelum mengganti/menambah dengan grease yang baru.
Tabel pemeliharaan
No Bagian yang dilumasi dan cara pelumasan Jumlah titik/bagian yang dilumasi Interval Pemeliharaan Harian Tiap minggu 100 Jam 2400 Jam 1 Bulan 1 Tahun U p p e r s tr u c tu re
1 Side syrface of boom Coat 3 points 2 Slide plate (top surface of
boom)
Inject 6 points 3 Slide plate (bottom surface
of boom)
Inject 6 points
4 Wire rope (for main winch) Coat 1 points 5 Wire rope (for auxiliary
winch)*1
Coat 1 points 6 Wire rope (for telescopic
the boom)
Coat 2 points 7 Swing bearing Inject 4 points
8 Swing gear Coat 1 points 9 Jib connecting pin boss Inject 4 points 10 Pin (for jib head sheave) Inject 1 point
11 Elevating cylinder lower pivot pin
Inject 1 point 12 Boom pivot pin Inject 1 point 13 Single top sheave pin
(option)
Inject 1 point 14 Main hook block (option) Inject 1 point 15 Auxiliary hook block Inject 1 point
L o w e r s tr u c tu re
21 Out rigger float Inject 4 point 22 Propeller shaft Inject 9 point 23 Suspension lock cylinder Inject 8 point 24 Leaf spring pivot Inject 8 point 25 King pin Inject 8 point 26 Steering cylinder Inject 8 point 27 Tierod end Inject 4 point
Bagian yang perlu dilumasi : a. Upper Structure
b. Lower Strukture
4.5.2. Minyak Pelumas Roda Gigi (Gear Oil)
Penggemukan merk yang berbeda dari minyak pelumas roda gigi yang digunakan akan mengubah kegunaan dari minyak pelumas tersebut dan akan memberikan dampak yang kurang baik pada mesin.
Bila melakukan penambahan minyak pelumas, harus diyakini bahwa digunakan mempunyai merk yang sama dengan minyak pelumas yang ada dalam mesin.
Apabila akan menggunakan minyak pelumas dengan merk yang berbeda, maka keluarkan semua minyak pelumas yang lama sebelum menambah/mengisi minyak pelumas yang baru tersebut.
Bersihkan tempat sekitar lubang pengisian sebelum membuka tutupnya untuk mencegah debu dan material asing lainnya masuk kedalam kotak gigi reduksi.
Bersihkan tutup dan lubang pengisian dan betulkan seal penutup sebelum menutup dan mengencangkan tutup pengisian
Tabel Pemeliharaan
No Komponen dan Kegiatan yang dilakukan Jumlah bagian yang diperiksa/ jumlah pelumas Interval Pemeliharaan Harian 100 Jam 300 Jam 600 Jam 1200 Jam 2400 Jam 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 1 Tahun 2 Tahun 1 Winch speed reducer
Periksa
permukaan oli 1 points
Ganti oli 3 lit.
2 Swing speed reducer
Periksa
permukaan oli 1 point
Ganti oli 1,6 lit. 3 Axle (carrier axle)
Periksa
permukaan oli 2 points
Ganti oli 13 lit. X 2 4 Axle (planetary gear)
Periksa
permukaan oli 4 points
Ganti oli
: Hanya penggantian pertama
4.5.3. Engine
Interval pemeriksaan dan pemeliharaan minyak pelumas engine dan filter, berdasarkan referensi dari pabrik pembuat engine.
Untuk rinciannya dapat dipelajari manual pengoperasian dari pabrik pembuat engine
Tabel Pemeliharaan
No. Komponen dan kegiatan yang dilakukan
Jumlah bagian yang diperiksa/jumlah pelumas Interval Pemeliharaan Harian 60 jam 250 jam 300 jam 500 jam 1200 jam 1. Engine
Periksa permukaan oli 1 point
Ganti oli 15.4 lit.
Ganti filter 1 point
2. Air cleaner Periksa 1 point Bersihkan elemen Ganti elemen (*1) (*1) : Tiap tahun atau setelah dicuci 6 kali : Hanya penggantian pertama
4.5.4. Sistem Torque Converter Peringatan :
Torque Converter dan transmisi sangat panas setelah melakukan traveling. Biarkan Torque Converter dan transmisi dingin sampai dapat diraba dengan telapak tangan sebelum dilakukan pemeriksaan.
Penting!
Terlalu rendah atau terlalu tinggi permukaan minyak pelumas didalam transmisi dapat menyebabkan overheating atau transmisi tidak bisa bekerja. Harus diyakini bahwa permukaan minyak pelumas berada pada rentang tinggi permukaan yang diijinkan.
Tabel Pemeliharaan
No. Komponen dan kegiatan yang dilakukan Jumlah bagian yang diperiksa/ jumlah pelumas Interval Pemeliharaan Mingguan 100 jam 300 jam 600 jam 1200 jam 2400 jam 1 bln 3 bln 6 bln 1 th 2 th 1. Torque converter, transmission Periksa
permukaan oli 1 point
Ganti oli 34 lit.
2. Transmission Bersihkan 1 point
3. Line filter Ganti elemen 1 point : Hanya penggantian pertama
4.5.5. Sistem Bahan Bakar Peringatan!
Kebocoran bahan bakar dapat menyebabkan kebakaran, bila kebocoran bahan bakar telah diketahui, segera diperbaiki. Setelah penggantian filter elemen atau pengeluaran udara dari sistem (bleeding), bersihkan segera bahan bakar yang tersisa.
Penggunaan bahan bakar (diesel fuel) yang dicampur dengan bensin atau alkohol sangat berbahaya. Kegiatan ini dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan, yang mengakibatkan kecelakaan yang serius atau kematian, atau merusak mesin.
Gunakan bahan bakar standar, jangan mencampur solar dengan bensin atau alkohol.
Tabel Pemeliharaan
Interval pemeriksaan dan pemeliharan filter bahan bakar dan strainer berdasarkan referensi dari pabrik pembuat engine.
Untuk rinciannya dapat dipelajari manual operasi dari pabrik pembuat engine.
No. Komponen dan kegiatan yang dilakukan
Jumlah bagian yang diperiksa/ jumlah pelumas Interval Pemeliharaan Harian 500 jam 600 jam 1000 jam 2000 jam 1. Fuel tank Periksa permukaan bahan bakar 300 lit. (*1) Bersihkan 1 point
2. Engine fuel filter Ganti elemen 1 point
3. Strainer Periksa dan cuci 1 point
4. Gauze filter (fuel pump) Periksa dan cuci 2 points
5. Water separator Periksa
permukaan air 1 point (*2) (1*) : Kapasitas tangki (*2) : Bila lampu peringatan water separator menyala
4.5.6. Sistem Rem Peringatan!
Minyak rem yang direkomendasikan adalah berbasis glicol (glycol-based). Bila menggunakan minyak rem berbasis silicon atau mineral, maka akan menyebabkan kebocoran pada packing yang mengakibatkan bekerja rem kurang efektif. Jadi selalu gunakan minyak rem yang berbasis glycol.
Beberapa minyak rem berbasis glycol dengan kualitas rendah (low grade) mempunyai titik didih yang rendah. Penggunaan jenis ini akan berbahaya karena dapat menyebabkan terjadinya penguapan (pavor lock)
Penggunaan yang terlalu lama, minyak rem secara perlahan-lahan akan menyerap uap air dari udara yang akan menurunkan titik didihnya. Keadaan ini dapat menyebabkan penguapan (pavor lock). Harus diyakini bahwa penggantian minyak rem dilakukan secara teratur
Tabel Pemeliharaan.
No. Komponen dan kegiatan yang dilakukan Jumlah bagian yang diperiksa/ jumlah pelumas Interval Pemeliharaan Harian 100 jam 300 jam 600 jam 1200 jam 1 bln 3 bln 6 bln 1 th 1. Brake fluid reservoir Periksa permukaan
minyak rem 2 points
Ganti minyak rem 1.7 lit.
2. Disk brake pad
Periksa
keausannya 4 points 3. Air dryer
Periksa fungsinya 1 point
Ganti alat (agent) 1 point
4. Parking
brake pad Stel kerenggangan 1 point
4.5.7. Ban dan Roda Peringatan!
Penggantian atau pemasangan kembali ban yang tidak benar mungkin akan meyebabkan pecah ban, dan berakibat kepada kecelakaan atau kematian.
Menggunakan ban yang sobek atau rusak atau yang kembangnya telah rusak adalah berbahaya dan dapat menyebabkan slip, atau pecah.
Bila hasil pemeriksaan menyatakan ban telah mencapai batas pemakaian, maka segera ganti dengan yang baru
Tabel Pemeliharaan
No. Komponen dan kegiatan yang dilakukan Jumlah bagian yang diperiksa/ jumlah pelumas Interval Pemeliharaan Harian 100 jam 300 jam 600 jam 1200 jam 1 bln 3 bln 6 bln 1 th 1. Tire Check wear 4 points
Rotation 4 points
2. Wheel nut Check tightness 4 points
4.5.8. Sistem Hidrolik Peringatan!
Minyak hidrolik dan peralatan kerja hidrolik akan menjadi sangat panas setelah pengoperasian alat, biarkan dingin dahulu sebelu dilakukan kegiatan pemeliharaan.
Meskipun engine tidak hidup, beberapa komponen hidrolik masih menyisakan tekanan tinggi. Hati-hati pada waktu membongkar atau melepas komponen, dapat mengakibatkan kecelakaan yang mengenai tubuh. Jangan mencoba untuk melepaskan atau membongkar komponen hidrolik, pipa atau sambungan (coupling)
Penting!
Penggunaan minyak hidrolik yang berbeda merk, akan mengubah kegunaan minyak hidrolik dan akan menyebabkan akan memberikan dampak yang kurang baik terhadap komponen. Pada waktu menambah minyak hidrolik, harus yakin bahwa yang digunakan mempunyai merk yang sama dengan yang dipakai.
Apabila akan menggunakan minyak hidrolik yang berbeda merk, maka minyak hidrolik yang lama harus dikeluarkan sebelum menambah/mengganti minyak hidrolik yang baru.
Bila crane dioperasikan pada waktu yang cukup lama dengan temperatur minyak hidrolik yang tinggi, minyak hidrolik dengan cepat akan rusak/memburuk, umur pemakaian komponen hidrolik lebih pendek.
Hati-hati dalam memantau temperatur minyak hidrolik.
Debu, material asing lainnya, air, dan lain-lain berada dalam tangki hidrolik atau pipa, dapat menyebabkan kerusakan mesin.
Jaga agar kondisi bagian tersebut selalu bersih bila sedang ada kegiatan berkaitan dengan bagian tersebut.
Tabel Pemeliharaan
No. Komponen dan kegiatan yang dilakukan Jumlah bagian yang diperiksa/ jumlah pelumas Interval Pemeliharaan Harian 300 jam 600 jam 1200 jam 2400 jam 4800 jam 3 bln 6 bln 1 th 2 th 4 th 1. Hydraulic oil tank
Periksa
permukaan oli 1 point Ganti oli 380 L (*1)
523 L (*2) (*3) 2. Return filter
(hydraulic oil tank) Ganti 1 point 3. Return filter Ganti 1 point
4. Air breather
(hydraulic oil tank) Ganti 1 point 5. Line filter (outrigger
circuit) Ganti 1 point 6. Line filter (automatic
stop circuit) Ganti 2 points 7. Line filter (steering
circuit) Ganti 1 point 8. Line filter (winch
brake circuit) Ganti 2 points 9.
Line filter (steering/axle lock circuit)
Ganti 1 point
10. Line filter (hydraulic
pilot circuit) Ganti 1 point (*1) : Kapasitas tanki (*2) : Kapasitas seluruhnya : Hanya penggantian pertama
(*3) : Bila dipakai bahan Tadano Hydraulic oil LL, penggantian minyak pelumas setiap 2400 jam atau 2 tahun
4.5.9. Sistem Swing Peringatan!
Bila baut mounting lepas atau rusak akan menyebabkan kecelakaan yang serius.
Periksa semua baut secara teratur
Tabel Pemeriksaan
No. Komponen dan kegiatan yang dilakukan Jumlah bagian yang diperiksa/ jumlah pelumas Interval Pemeliharaan Mingguan 100 jam 300 jam 600 jam 1 bln 3 bln 6 bln 1. Swing bearing
4.5.10. Sistem Listrik Penting!
Harus yakin untuk memutar kontak ke posisi OFF untuk mencegah terjadinya arus pendek (kortsluiting)dan lepaskan terminal negatif (-) pada pool battery saat mengganti sekering (fuse)
Menggunakan sekering (fuse) dengan kapasitas yang lebih besar dari yang seharusnya terpasang, akan menyebabkan kabel atau alat kelistrikan terbakar. Selalu menggunan sekering (fuse) dengan kapasitas yang ditetapkan bila melakukan penggantian.
Tabel Pemeliharaan
No. Komponen dan kegiatan yang dilakukan Jumlah bagian yang diperiksa/ jumlah pelumas Interval Pemeliharaan Mingguan 100 jam 300 jam 600 jam 1 bln 3 bln 6 bln 1. Fuse/Replace Bila sekering terbakar 2. Battery electrolyte/Check 2 points