3.1. Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi Penelitian
Jenis penelitian ini adalah konklusif eksperimental, karena memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Sales Growth, Retention Ratio, Capital Intensity, Spontaneous Liabilities, dan Profit Margin terhadap kebutuhan dana eksternal pada perusahaan-perusahaan yang go public di Bursa Efek Jakarta.
Menurut Mudrajad Kuncoro (2003) penelitian konklusif adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji atau membuktikan sesuatu dan untuk membantu peneliti dalam memilih tindakan khusus selanjutnya, sedangkan studi eksperimental merupakan bentuk riset konklusif yang bertujuan untuk memperoleh pengujian yang tepat dalam menarik kesimpulan hubungan sebab akibat antar variabel
Jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta adalah sebanyak 335 perusahaan. Dan jumlah perusahaan yang menjadi populasi sebanyak 155 perusahaan manufaktur.
3.2.Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria, sebagai berikut:
1. Perusahaan yang go public di Bursa Efek Jakarta sampai dengan tahun 2003.
2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan secara kontinyu dari tahun 1999-2003.
Adapun perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut diatas dan menjadi obyek penelitian adalah sebanyak 147 perusahaan
3.3. Pembatasan Lingkup Penelitian
Meskipun penelitian ini dirancang dengan sebaik-baiknya, namun penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan, sebagai berikut:
1. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini tidak memperdulikan faktor- faktor lain di luar perusahaan, seperti tingkat suku bunga, tingkat inflasi, dan lain-lain.
2. Variabel yang diteliti hanya 5, yaitu Sales Growth, Retention Ratio, Capital Intensity, Spontaneous Liabilities, dan Profit Margin. Ada kemungkinan bahwa faktor-faktor ada lain juga turut mempengaruhi kebutuhan dana eksternal perusahaan.
3.4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya berupa data sekunder, yaitu berupa data laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan yang go public di Bursa Efek Jakarta selama tahun 1999-2003 yang tercetak dalam Indonesian Capital Market Directory.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan cara :
§ Studi Pustaka
Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data yang akan digunakan untuk menjadi dasar dalam penulisan landasan teori, penetapan, dan pengujian hipotesis, serta interpretasi dari hasil penelitian. Peneliti memperoleh data-data yang dibutuhkan dari buku-buku referensi, penelitian terdahulu, internet yang mampu menunjang dalam penulisan proposal skripsi ini.
§ Studi Lapangan
Pengumpulan data dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian, dengan menggunakan teknik dokumentasi, yaitu mengumpulkan data-data yang diperlukan dari Indonesian Capital Market Directory.
3.6. Variabel dan Definisi Operasional Variabel 3.6.1. Variabel
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel terikat dan lima variabel bebas yang digunakan, dimana :
1. Variabel terikat (Y) adalah kebutuhan dana eksternal.
2. Variabel bebas (X) adalah Sales Growth, Retention Ratio, Capital Intensity, Spontaneous Liabilities, dan Profit Margin.
3.6.2. Definisi Operasional Variabel
Untuk menjabarkan variabel-variabel yang sudah diklasifikasikan, maka diperlukan definisi operasional dan pengukuran masing-masing variabel sebagai berikut:
1. Kebutuhan Dana Eksternal
Definisi Operasional: Dana yang dapat diperoleh dari luar perusahaan yang go public di Bursa Efek Jakarta melalui utang ataupun dengan menjual saham biasa atau saham preferen yang dinyatakan dalam rupiah.
Indikator Empirik : Selisih utang jangka pendek diluar Spontaneous debt tahun ke-t dengan utang jangka pendek diluar Spontaneous debt tahun ke-t-1, ditambahkan dengan selisih utang jangka panjang tahun ke-t dengan utang jangka panjang tahun ke-t-1, dan selisih nilai tranksaksi penjualan saham tahun ke-t dengan nilai tranksaksi penjualan saham tahun ke-t-1.
2. Sales Growth
Definisi Operasional : Pertumbuhan penjualan tahunan yang dicapai oleh perusahaan
Indikator Empirik : Selisih antara sales tahun ke-t dengan penjualan tahun ke-t-1 setiap tahun yang kemudian dibagi dengan penjualan tahun ket-1 yang dinyatakan dalam persentase.
3. Retention Ratio
Definisi Operasional : Besarnya Net Income yang tidak dibagikan sebagai dividend.
Indikator Empirik : 1 dikurangi dengan payout ratio setiap tahun yang dinyatakan dalam persentase.
Retention Ratio = 1 - Payout Ratio 4. Capital Intensity
Definisi Operasional : Rasio yang digunakan untuk mengukur assets yang diperlukan oleh perusahaan untuk menghasilkan sales.
Indikator Empirik : Perbandingan antara total assets dengan sales (Capital Intensity Ratio).
Sales Net
Assets Total
Ratio Intensity
Capital =
5. Spontaneous Liabilities
Definisi Operasional : Hutang yang timbul dari tranksaksi bisnis rutin perusahaan.
Indikator Empirik : Perbandingan antara jumlah accounts payable, accruals terhadap penjualan setiap tahun berdasarkan nilai buku yang dinyatakan dalam persentase.
Sales Net
Accruals Payable
Account s
Liabilitie s
Spontaneou = +
6. Profit Margin
Definisi Operasional : Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari seluruh kegiatan operasionalnya.
Indikator Empirik : Perbandingan antara Profit After Taxes dengan Net Sales.
Net Sales
Taxes After Profit Margin
Profit =
3.7. Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan, adalah:
1. Regresi linear berganda
Digunakan untuk menunjukkan bagaimana suatu variabel terikat dihubungkan dengan dua atau lebih variabel bebas.
Formulanya : Y = a + ß1.X1 + ß2.X2 + ß3.X3 + ß4.X4 + ß5.X5 Dimana: Y = Kebutuhan dana eksternal
ß1 = koefisien regresi Sales Growth ß2 = koefisien regresi Retention Ratio ß3 = koefisien regresi Capital Intensity ß4 = koefisien regresi Spontaneous Liabilities ß5 = koefisien regresi Profit Margin
X1 = Sales Growth X2 = Retention Ratio X3 = Capital Intensity X4 = Spontaneous Liabilities X5 = Profit Margin
2. Uji Outlier
Outlier merupakan data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim dan tidak terdistribusi secara normal. Untuk mendeteksi adanya outlier, dilakukan dengan cara meregresikan variable bebas terhadap terikat untuk memperoleh nilai standardize residual. Data tidak terkena autokorelasi jika nilai standardize residual berada diantara -1,96 = standardize residual = 1,96 (Hair, 1998). Apabila ada data diluar range tersebut berarti terkena outlier, sehingga harus dikeluarkan dari pengujian regresi lalu dilakukan analisis berikutnya sampai seluruh data tidak ada yang terkena outlier.
3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Hasan (1999), ”Heteroskedastisitas berarti variasi (varians) variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heteroskedastisitas
yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel bebas”
(p.268). Misalnya heteroskedastisitas akan muncul dalam bentuk residu yang semakin besar jika pengamatan semakin besar. Rata-rata residu akan semakin besar untuk pengamatan variabel bebas (X) yang semakin besar. Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir (estimator) yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun sampel besar.
Walaupun penaksir yang diperoleh menggambarkan populasinya (tidak bias) dan bertambahnya sampel yang digunakan akan mendekati nilai sebenarnya (konsisten). Ini disebabkan adanya variannya yang tidak minimum (tidak efisien).
Menurut Hasan (1999) adanya heteroskedastisitas dalam regresi dapat diketahui dengan menggunakan uji koefisien korelasi spearman. Koefisien korelasi spearman (rs) dirumuskan:
rs = 1 – 6
(
N 1)
N d
2 2 i
−
∑
Dimana : d = selisih antara ranking simpangan baku (s) dan ranking nilai mutlak error (e). Nilai e = Y-Y’
n = jumlah sampel 4. Uji Multikoliniearitas (Multicollinearity)
Pada setiap analisa regresi linear berganda selalu ada kemungkinan terjadinya multikolinearitas (Levine, 2005). Oleh karena itu, perlu diadakan Uji Multikoliniearitas untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel- variabel bebas. Salah satu metode yang dapat digunakan, yaitu Variance Inflationary Factor (VIF).
Jika diantara variabel-variabel bebasnya tidak berkorelasi, maka nilai Variance Inflationary Factor-nya sama dengan 1, namun jika variabel- variabel bebasnya memiliki tingkat korelasi yang tinggi, nilai Variance Inflationary Factor-nya mungkin akan lebih dari 10 (Levine, 2005).
Formulanya:
1 2
1
j
j r
VIF = −
Dimana: VIF = Variance Inflationary Factor
2
r
j = coefficient of determination antar variabel bebas.5. Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu (data time series)” (Gujarati, 1995, p.201). Jadi dalam model regresi linier diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi pada error residual. Artinya nilai residual (Y observasi - Y prediksi) pada waktu ke –t (et) tidak boleh ada hubungan dengan nilai residual periode sebelumnya (et-1). Identifikasi ada atau tidaknya gejala autokorelasi dapat dites dengan menghitung nilai Durbin Watson (dW tes) dengan persamaan :
d =
( )
∑
∑
=
=
=
= − −
N t
1 t
2 t N t
2 t
2 1 t t
e e e
Keterangan :
d = nilai Durbin Watson et = residual pada waktu ke-t
et-1 = residual pada waktu ke-t-1 (satu periode sebelumnya) N = banyaknya data
Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva di bawah ini. Nilai tabel Durbin Watson dL dan dU dapat dicari dari tabel, dengan mengetahui nilai k = jumlah variabel bebas dan N = jumlah data. Untuk mengetahui nilai dW tes berada di daerah mana dapat digunakan tabel berikut (Gujarati, 1995)
Tabel 3.1. Penentuan Nilai Durbin Watson
Kriteria DW tes berada di
Ada autokorelasi positif 0 < dW < dL Tidak ada keputusan dL ≤ dW ≤ dU Tidak ada autokorelasi dU ≤ dW ≤ 4-dU Ada autokorelasi keputusan 4 - dU ≤ dW ≤ 4 - dL Ada autokorelasi negatif 4-dL < dW < 4
Setelah nilai Durbin Watson tes diperoleh untuk dapat mengetahui berada diaerah mana dapat diplotkan pada gambar kuva di bawah ini.
Gambar 3.1. Kurva Durbin Watson
Sumber : Gujarati, Damodar N, Basic Econometrics. (4rd ed), 1995 ,p. 423
6. Koefisien Determinasi Berganda (R2)
Untuk menunjukkan seberapa besar perubahan pada variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Interval nilainya antara 0 sampai dengan 1 (0 = R2 = 1)
Bila R2 mendekati 1, artinya besar perubahan variabel terikat dapat dijelaskan oleh variabel bebas.
Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada
autokorelasi negatif
dL dU 4 - dU 4 - dL 4
0 ada auto korelasi positif
daerah keragu raguan
ada auto korelasi negatif daerah
keragu raguan
R2 mendekati 0, artinya besar perubahan variabel terikat tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas.
3.8. Uji Hipotesis 3.8.1. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh variabel-variabel bebas (Xi) secara simultan terhadap variabel terikat (Y). Dalam hal ini untuk mengetahui apakah Sales Growth, Capital Intensity, Spontaneous Liabilities, Profit Margin, dan Retention Ratio secara simultan berpengaruh terhadap kebutuhan dana eksternal, maka diadakan uji F derajat signifikasi 5%.
H0 : ß1 = ß2 = ß3 = ß4 = ß5 = 0, jika kebutuhan dana eksternal tidak dipengaruhi oleh Sales Growth, Retention Ratio, Capital Intensity, Spontaneous Liabilities, dan Profit Margin.
H1: Jika paling tidak ada satu satu ßj ? 0, j = 1, 2, 3, 4, dan 5
Apabila Fhitung > nilai Ftabel, atau p-value < a, maka tolak H0 dan terima H1 yang berarti paling tidak ada satu variabel (Sales Growth, Retention Ratio, Capital Intensity, Spontaneous Liabilities, dan Profit Margin) yang berpengaruh terhadap kebutuhan dana eksternal.
Apabila Fhitung < nilai Ftabel, atau p-value > a, maka gagal tolak H0 yang berarti kebutuhan dana eksternal tidak dipengaruhi oleh Sales Growth, Retention Ratio, Capital Intensity, Spontaneous Liabilities, dan Profit Margin.
3.8.2. Uji T
Uji T digunakan untuk mengetahui apakah Sales Growth, Retention Ratio, Capital Intensity, Spontaneous Liabilities, dan Profit Margin secara parsial berpengaruh terhadap kebutuhan dana eksternal. Uji ini menggunakan derajat signifikasi 5%. Hipotesis statistik yang digunakan untuk uji T ini, adalah:
H0 : b1 = 0, jika tidak ada pengaruh yang signifikan antara Sales Growth dengan kebutuhan dana eksternal.
H1 : b1 ? 0, jika ada pengaruh yang signifikan antara Sales Growth dengan kebutuhan dana eksternal.
H0 : b2 = 0, jika tidak ada pengaruh yang signifikan antara Retention Ratio dengan kebutuhan dana eksternal.
H1 : b2 ? 0, jika ada pengaruh yang signifikan antara Retention Ratio dengan kebutuhan dana eksternal.
H0 : b3 = 0, jika tidak ada pengaruh yang signifikan antara Capital Intensity dengan kebutuhan dana eksternal.
H1 : b3 ? 0, jika ada pengaruh yang signifikan antara Capital Intensity dengan kebutuhan dana eksternal.
H0 : b4 = 0, jika tidak ada pengaruh yang signifikan antara Spontaneous Liabilities dengan kebutuhan dana eksternal.
H1 : b4 ? 0, jika ada pengaruh yang signifikan antara Spontaneous Liabilities dengan kebutuhan dana eksternal.
H0 : b5 = 0, jika tidak ada pengaruh yang signifikan antara Profit Margin dengan kebutuhan dana eksternal.
H1 : b5 ? 0, jika ada pengaruh yang signifikan antara Profit Margin dengan kebutuhan dana eksternal.
Apabila t hitung > -t tabel atau p-value < a , maka tolak H0 dan terima H1. Apabila t hitung < t tabel atau p-value > a , maka gagal tolak H0.