Waktu : 8 x 45 Menit
(Keseluruhan KD)Standar
Kompetensi
:
4.
Menganalisishubungan Internasional dan Organisasi Internasional
Kompetensi Dasar :
4.1. Mendeskripsikan pengertian, pentingnya, dan sarana-sarana hubungan internasional bagi suatu negara.
4.2. Menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional.
4.3. Menganalisis fungsi Perwakilan Diplomatik.
4.4. Mengkaji peranan organisasi internasional (ASEAN, AA, PBB) dalam meningkatkan hubungan internasional.
Waktu:
4 x 45 Menit
Standar Kompetensi :
Menganalisis hubungan Internasional dan
Organisasi Internasional
Kompetensi Dasar :
4.1. Mendeskripsikan Pengertian,
Pentingnya, Dan Sarana-sarana
Hubungan Internasional Bagi
Suatu Negara.
4.2. Menjelaskan Tahap-tahap
Perjanjian
(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan:
o Menguraikan Pengertian Hubungan
Internasional.
o Mendeskripsikan Arti Penting Dan Sarana-sarana Hubungan Internasional Bagi Suatu Negara.
o Menguraikan Pengertian Perjanjian Internasional.
o Mengklasifikasikan Penggolongan, Istilah-istilah, Tahap-tahap Dan Hal-hal Penting Dalam
Pembuatan Perjanjian Internasional.
o Menjelaskan Berlaku Dan Berakhirnya Perjanjian Internasional Serta Jenis-jenis Perjanjian
Pengertian Hub.
Internasional
Perjanjian Internasional
(Penggolongan, Istilah-istilah, Tahap-tahap, Hal-hal penting, Berlaku dan
berakhirnya, serta Jenis-jenisnya).
HUBUNGAN
DAN
PERJANJIAN
INTERNASION
AL
Renstra RI Para Ahli
Hubungan Internasion
al
Arti Penting
Sarana-sarana
Pengertian Hub.
Internasional
Umum dan Para
1.
1.
HUBUNGAN
HUBUNGAN
INTERNASIONAL
INTERNASIONAL
a.
a. PengertianPengertian
Menurut Renstra, hubungan internasional adalah hubungan antar bangsa dalam segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai kepentingan nasional negara tersebut.
Komponen-komponen yang harus ada dalam
Komponen-komponen yang harus ada dalam
hubungan internasional, antara lain :
hubungan internasional, antara lain :
•Politik internasional (Politik internasional (International PoliticsInternational Politics).).
•Studi tentang peristiwa internasional (Studi tentang peristiwa internasional (The Studi The Studi of Forcight Affair
of Forcight Affair).).
•Hukum Internasional (Hukum Internasional (International LawInternational Law).).
•Organisasi Administrasi Internasional Organisasi Administrasi Internasional
(
BEBERAPA PENGERTIAN MENURUT
BEBERAPA PENGERTIAN MENURUT
PARA AHLI:
PARA AHLI:
1.
1.
Charles
Charles
A.
A.
MC.
MC.
Clelland
Clelland
,
,
hubungan
hubungan
internasional adalah studi tentang
internasional adalah studi tentang
keadaan-keadaan relevan yang mengelilingi interaksi.
keadaan relevan yang mengelilingi interaksi.
2.
2.
Warsito Sunaryo
Warsito Sunaryo
, hubungan internasional,
, hubungan internasional,
merupakan studi tentang interaksi antara
merupakan studi tentang interaksi antara
jenis
kesatuan-kesatuan
sosial
tertentu
jenis
kesatuan-kesatuan
sosial
tertentu
(
(
negara, bangsa maupun organisasi negara
negara, bangsa maupun organisasi negara
sepanjang hubungan bersifat internasional)
sepanjang hubungan bersifat internasional)
,
,
termasuk studi tentang keadaan relevan
termasuk studi tentang keadaan relevan
yang mengelilingi interaksi.
yang mengelilingi interaksi.
3.
3.
Tygve Nathiessen
Tygve Nathiessen
, hubungan internasional
, hubungan internasional
mrp bagian dari ilmu politik dan karena itu
mrp bagian dari ilmu politik dan karena itu
komponen-komponen hubungan internasional
komponen-komponen hubungan internasional
meliputi politik internasional, organisasi dan
meliputi politik internasional, organisasi dan
administrsi
internasional
dan
hukum
administrsi
internasional
dan
hukum
b.
b.
ARTI PENTING HUBUNGAN
ARTI PENTING HUBUNGAN
INTERNASIONAL
INTERNASIONAL
Hubungan antar Hubungan antar negara, negara, merupakan merupakan salah satu salah satu hubungan hubungan kerjasama yang kerjasama yang mutlak mutlak diperlukan, diperlukan, karena tidak karena tidak ada satu ada satu negarapun di negarapun di dunia yang dunia yang tidak tidak bergantung bergantung kepada negara kepada negara lain. lain. Faktor internal,Faktor internal,
kekhawatiran terancam kekhawatiran terancam kelangsungan kelangsungan hidupnya. hidupnya.
Faktor eksternal , Faktor eksternal ,
a.
a.Suatu negara tidak Suatu negara tidak dapat berdiri sendiri.
dapat berdiri sendiri.
b.
b.Untuk membangun Untuk membangun komunikasi lintas
komunikasi lintas
bangsa dan negara.
bangsa dan negara.
c.
c.Mewujudkan tatanan Mewujudkan tatanan dunia baru yang
dunia baru yang
damai dan sejahtera.
KENAPA PERLU MELAKUKAN
KENAPA PERLU MELAKUKAN
HUBUNGAN DAN KERJASAMA
HUBUNGAN DAN KERJASAMA
INTERNASIONAL
INTERNASIONAL
?
?
Didasari atas sikap saling menghormati &
Didasari atas sikap saling menghormati &
menguntungkan, dengan tujuan :
menguntungkan, dengan tujuan :
1.
1.Memacu Memacu pertumbuhan pertumbuhan ekonomi ekonomi setiap setiap negara.
negara.
2.
2.Menciptakan saling pengertian antar bangsa Menciptakan saling pengertian antar bangsa dalam membina dan menegakkan perdamaian
dalam membina dan menegakkan perdamaian
dunia.
dunia.
3.
3.Menciptakan keadilan dan kesejahteraan Menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya.
sosial bagi seluruh rakyatnya.
Setiap negara memiliki
Setiap negara memiliki
kelebihan, kekurangan dan
kelebihan, kekurangan dan
kepentingan berbeda
SARANA PENTING DALAM MEMBANGUN
SARANA PENTING DALAM MEMBANGUN
HUBUNGAN INTERNASIONAL
HUBUNGAN INTERNASIONAL
Asas-Asas :
Asas Kepentingan
Umum
Asas Teritorial
Asas Kebangsaan
Faktor-faktor
penentu :
• Kekuatan Nasional
• Jumlah Penduduk,
• Sumber Daya, dan
Semakin majunya perkembangan teknologi
Semakin majunya perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi yang cepat, hampir
informasi dan komunikasi yang cepat, hampir
semua negara berkembang maupun negara maju
semua negara berkembang maupun negara maju
telah mengadakan hubungan kerja sama dengan
telah mengadakan hubungan kerja sama dengan
negara lain
negara lain
NEGARA
NEGARA
MAJU
MAJU
NEGARA
NEGARA
BERKEMBANG
BERKEMBANG
NEGARA
NEGARA
TERBELAKANG
TERBELAKANG
B
B
A
A
C
Bagi bangsa Indonesia hubungan kerjasama
Bagi bangsa Indonesia hubungan kerjasama
antar negara merupakan jalinan antar
antar negara merupakan jalinan antar
negara yang mengacu pada beberapa
negara yang mengacu pada beberapa
landasan hukum
landasan hukum
:
:
Pembukaan UUD 1945 alenia IVPembukaan UUD 1945 alenia IV
Pasal 1 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)Pasal 1 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Perjanjian internasional (traktat = Perjanjian internasional (traktat = treatytreaty))
Deklarasi Juanda 13 Desember 1957 yang diakui Deklarasi Juanda 13 Desember 1957 yang diakui
PBB pada tanggal 10 Desember 1982 dan
PBB pada tanggal 10 Desember 1982 dan
disahkan oleh pemerintah Indonesia dengan
disahkan oleh pemerintah Indonesia dengan
Undang-Undang No. 17 Tahun 1985 tentang
Undang-Undang No. 17 Tahun 1985 tentang
Hukum Laut.
1. Menurut Hugo de Groot, bahwa dalam hubungan internasional asas persamaan derajat
merupakan dasar yang menjadi kemauan bebas dan persetujuan dari beberapa atau semua
negara. Berikan penjelasan
singkatnya ! ...
Setelah mempelajari materi-materi tentang :
Pengertian, Pentingnya dan Sarana-sarana Hubungan Internasional Bagi Suatu Negara, dilanjutkan
penugasan dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut :
a. Asas persamaan
derajat: ... ...
b. Kemauan
2.
2. Dalam pelaksanaan hubungan internasional, terdapat Dalam pelaksanaan hubungan internasional, terdapat faktor-faktor penentu berupa; kekuatan nasional, jumlah
faktor-faktor penentu berupa; kekuatan nasional, jumlah
penduduk, sumber daya, dan letak geografis. Beri
penduduk, sumber daya, dan letak geografis. Beri
penjelasan singkat pada kolom di bawah ini kaitannya
penjelasan singkat pada kolom di bawah ini kaitannya
dengan hubungan internasional !
dengan hubungan internasional !
Jumlah Penduduk Letak Geografis
... ...
3.
3. Berikan tanggapan penjelasan, mengapa dalam Berikan tanggapan penjelasan, mengapa dalam
mewujudkan hubungan internasional diperlukan adanya mewujudkan hubungan internasional diperlukan adanya asas “
asas “pacta sunt servandapacta sunt servanda” ! ...” ! ...
……… ……….. 4. Tuliskan perbedaan dan persamaan mendasar antara negara
maju dengan negara berkembang dalam hubungan internasional perihal faktor-faktor penentu “kekuatan nasional” dan “sumber daya” di bawah ini !
Persamaan Perbedaan
...
2.
2.
TAHAP-TAHAP PERJANJIAN
TAHAP-TAHAP PERJANJIAN
INTERNASIONAL
INTERNASIONAL
Hubungan internasional merupakan hubungan antar
Hubungan internasional merupakan hubungan antar
negara, pada dasarnya adalah ”hubungan hukum”.
negara, pada dasarnya adalah ”hubungan hukum”.
Dalam hubungan internasional telah melahirkan hak
Dalam hubungan internasional telah melahirkan hak
dan kewajiban antar subyek hukum (negara) yang
dan kewajiban antar subyek hukum (negara) yang
saling berhubungan.
saling berhubungan.
a.
a. PengertianPengertian
Menurut Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Menurut Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional, ”
Internasional, ”Perjanjian internasional merupakan Perjanjian internasional merupakan sumber utama dari sumber-sumber hukum
sumber utama dari sumber-sumber hukum internasional lainnya
Beberapa pengertian yan dikemukakan oleh
para ahli :
Prof Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH. LL.M.,
perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antar bangsa yang bertujuan untuk menciptakan akibat-akibat hukum tertentu.
Oppenheimer-Lauterpacht, perjanjian
internasional adalah suatu persetujuan antar
negara yang menimbulkan hak dan kewajiban di antara pihak-pihak yang mengadakannya.
G. Schwarzenberger, perjanjian internasional
adalah suatu persetujuan antara subjek-subjek hukum internasional yang menimbulkan
kewajiban-kewajiban yang mengikat dalam hukum internasional. Perjanjian internasional dapat
berbentuk bilateral maupun multirateral. Subjek-subjek hukum dalam hal ini selain
Konferensi Wina tahun 1969
Konferensi Wina tahun 1969
, perjanjian
internasional
adalah
perjanjian
yang
diadakan oleh dua negara atau lebih, yang
bertujuan untuk mengadakan akibat-akibat
hukum tertentu.
Dalam arti etis normatif, setiap subjek
pembuat perjanjian hendaknya secara moral
dan hukum benar-benar bertanggungjawab
terhadap apa yang telah dilakukannya.
Pendapat Accademy of Sciences of USSR
Pendapat Accademy of Sciences of USSR
,
,
suatu perjanjian Internasional adalah suatu
suatu perjanjian Internasional adalah suatu
persetujuan yang dinyatakan secara formal
persetujuan yang dinyatakan secara formal
antara
dua
atau
lebih
negara-negara
antara
dua
atau
lebih
negara-negara
mengenai
pemantapan,
perubahan
atau
mengenai
pemantapan,
perubahan
atau
pembatasan dari pada hak-hak dan kewajiban
pembatasan dari pada hak-hak dan kewajiban
mereka secara timbal balik.
b.PENGGOLONGAN PERJANJIAN
INTERNASIONAL
KLASIFIKASI
PERJANJIAN
INTERNASIO
NAL
Menurut Subjeknya Menurut
Isinya
Menurut
c.
c.
ISTILAH-ISTILAH LAIN PERJANJIAN
ISTILAH-ISTILAH LAIN PERJANJIAN
INTERNASIONAL
INTERNASIONAL
N N
o
o Nama Nama Uraian Uraian KeteranganKeterangan
1. Traktat
(Treaty) Yaitu, formal yang merupakan perjanjian paling persetujuan dari dua negara atau lebih.
Perjanjian ini
khusus mencakup bidang politik dan bidang ekonomi.
2. Konvensi ( Conven-tion)
Yaitu persetujuan formal yang bersifat multilateral, dan tidak berurusan dengan kebijaksanaan tingkat tinggi (high policy).
Persetujuan ini harus dilegalisasi oleh wakil-wakil berkuasa penuh (plaenipotentiones).
3. Protokol (Protocol
)
Yaitu persetujuan yang tidak resmi dan pada umumnya tidak dibuat oleh kepala negara. Mengatur masalah tambahan penafsiran klausal-klausal tertentu 4. Persetuj uan (Agreem ent)
Yaitu perjanjian yang berifat
teknis atau admistratif Agrement tidak diratifikasi karena sifatnya tidak
5. Perikata n
(Arrange -ment)
Yaitu istilah yg digunakan untuk
transaksi-transaksi yang bersifat sementara.
Perikatan tidak seresmi traktat dan konvensi.
6. Proses
Verbal Yaitu catatan-catatan atau kesimpulan konferensi diplomatik, atau suatu
permufakatan.
Proses verbal tidak diratifikasi.
7. Piagam (Statute)
Yaitu himpunan peraturan yang ditetapkan oleh persetujuan
internasional baik mengenai pekerjaan maupun kesatuan-kesatuan tertentu seperti pengawasan internasional yang mencakup tentang
minyak atau mengenai lapangan kerja lembaga-lembaga internaional.
Piagam itu dapat digunakan
sebagai alat
tambahan untuk pelaksanaan
suatu konvensi (seperti piagam kebebasan
8. Deklarasi (Declarat ion)
Yaitu perjanjian internasional yg berbentuk traktat, dan dokumen tidak resmi. Deklarasi sebagai traktat bila menerangkan suatu judul dari batang tubuh ketentuan traktat, dan sebagai dokumen tidak resmi apabila merupakan lampiran pada traktat /konvensi.
Deklarasi sebagai per-setujuan
tidak resmi bila mengatur hal-hal yang kurang penting.
9. Modus
10. Pertukar
an Nota Yaitu metode yang tidak resmi, tetapi akhir-akhir ini banyak digunakan. Biasanya, pertukaran nota dilakukan oleh wakil-wakil militer dan negara serta dapat bersifat multilateral.
Akibat pertukaran nota ini timbul kewajiban yang menyangkut
mereka.
11. Ketentua n
Penutup (Final Act)
Yaitu ringkasan hasil konvensi yang menyebutkan negara peserta, nama utusan yang turut diundang, serta masalah yang disetujui konferensi dan tidak memerlukan ratifikasi.
12. Ketentua n Umum (General Act),
Yaitu traktat yang dapat bersifat resmi dan tidak resmi.
LBB
menggunakan ke-tentuan umum arbitrasi untuk menyelesaikan
scr damai pertikaian
13 13 .
. Charter
Charter Yaitu istilah yang Yaitu istilah yang dipakai dalam dipakai dalam
perjanjian internasional perjanjian internasional untuk pendirian badan untuk pendirian badan yang melakukan fungsi yang melakukan fungsi administratif.
administratif.
Misalnya, Misalnya,
Atlantic Charter. Atlantic Charter.
14
14
.
. Pakta (Pact)Pakta (Pact) Yaitu istilah yang menunjukkan suatu Yaitu istilah yang menunjukkan suatu
persetujuan yang lebih
persetujuan yang lebih
khusus (Pakta
khusus (Pakta
Warsawa).
Warsawa).
Pakta
Pakta
membutuhkan
membutuhkan
ratifikasi.
ratifikasi.
15 15 .
. CovenantCovenant Yaitu anggaran dasar LBB (Liga Bangsa-Yaitu anggaran dasar LBB (Liga Bangsa-Bangsa).
d.
d.
TAHAP-TAHAP PEMBUATAN PERJANJIAN
TAHAP-TAHAP PEMBUATAN PERJANJIAN
INTERNASIONAL
INTERNASIONAL
Tahap-tahap menurut konvensi Wina tahun
Tahap-tahap menurut konvensi Wina tahun
1969 :
1969 :
1.1. PerundinganPerundingan2.
2. PenandatangananPenandatanganan
3.
3. Ratifikasi, terdiri dari:Ratifikasi, terdiri dari:
1.
1. Ratifikasi oleh badan eksekutif (biasa Ratifikasi oleh badan eksekutif (biasa dilakukan oleh raja-raja absolut dan
dilakukan oleh raja-raja absolut dan
pemerintahan otoriter).
pemerintahan otoriter).
2.
2. Ratifikasi oleh badan legislatif (jarang Ratifikasi oleh badan legislatif (jarang digunakan).
digunakan).
3.
3. Ratifikasi campuran DPR dan Pemerintah Ratifikasi campuran DPR dan Pemerintah (
(paling banyak digunakan karena peranan paling banyak digunakan karena peranan legislatif dan eksekutif sama-sama
legislatif dan eksekutif sama-sama
menentukan dalam proses ratifikasi.
Konvensi Wina (tahun 1969) pasal 24
Konvensi Wina (tahun 1969) pasal 24
menyebutkan bahwa mulai berlakunya
menyebutkan bahwa mulai berlakunya
sebuah Perjanjian Internasional adalah
sebuah Perjanjian Internasional adalah
sebagai berikut:
sebagai berikut:
•
Pada saat sesuai dengan yang ditentukan
Pada saat sesuai dengan yang ditentukan
dalam naskah perjanjian tersebut.
dalam naskah perjanjian tersebut.
•
Pada saat peserta perjanjian mengikat diri
Pada saat peserta perjanjian mengikat diri
pada perjanjian itu bila dalam naskah tidak
pada perjanjian itu bila dalam naskah tidak
disebut saat berlakunya.
disebut saat berlakunya.
Persetujuan untuk mengikatkan diri, sangat
Persetujuan untuk mengikatkan diri, sangat
tergantung pada persetujuan mereka. Misalnya,
tergantung pada persetujuan mereka. Misalnya,
dengan penandatangan, ratifikasi, pernyataan
dengan penandatangan, ratifikasi, pernyataan
turut serta (
turut serta (accession), accession), ataupun pernyataan ataupun pernyataan menerima (
menerima (acceptance) acceptance) dan dapat juga dengan dan dapat juga dengan cara pertukaran naskah yang sudah
cara pertukaran naskah yang sudah
ditandatangani.
e.
e.
HAL-HAL PENTING DALAM PROSES
HAL-HAL PENTING DALAM PROSES
PEMBUATAN PERJANJIAN INTERNASIONAL
PEMBUATAN PERJANJIAN INTERNASIONAL
Unsur-unsur penting dalam persyaratan
Unsur-unsur penting dalam persyaratan
adalah :
adalah :
•
Harus dinyatakan secara formal/ resmi, dan
Harus dinyatakan secara formal/ resmi, dan
•
Bermaksud untuk membatasi, meniadakan,
Bermaksud untuk membatasi, meniadakan,
atau mengubah akibat hukum dari
atau mengubah akibat hukum dari
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam perjanjian itu.
ketentuan yang terdapat dalam perjanjian itu.
Jika suatu negara mengajukan persyaratan, tidak
Jika suatu negara mengajukan persyaratan, tidak
berarti mengundurkan diri dari perjanjian
berarti mengundurkan diri dari perjanjian
(multilateral). Negara tersebut masih tetap
(multilateral). Negara tersebut masih tetap
sebagai peserta dalam perjanjian, tetapi dengan
sebagai peserta dalam perjanjian, tetapi dengan
syarat hanya terikat pada bagian-bagian tertentu
syarat hanya terikat pada bagian-bagian tertentu
yang dianggap membawa keuntungan bagi
yang dianggap membawa keuntungan bagi
kepentinganya.
TEORI YANG CUKUP BERKEMBANG DALAM
TEORI YANG CUKUP BERKEMBANG DALAM
PERSYARATAN PERJANJIAN INTERNASIONAL :
PERSYARATAN PERJANJIAN INTERNASIONAL :
Teori Kebulatan Suara (Unanimity Principle).Teori Kebulatan Suara (Unanimity Principle). Persyaratan itu hanya sah atau berlaku bagi yang
Persyaratan itu hanya sah atau berlaku bagi yang
mengajukan persyaratan jika persyaratan ini
mengajukan persyaratan jika persyaratan ini
diterima oleh seluruh peserta dari perjanjian.
diterima oleh seluruh peserta dari perjanjian.
Teori Pan Amerika.Teori Pan Amerika. Setiap perjanjian itu mengikat Setiap perjanjian itu mengikat
negara yang mengajukan persyaratan dengan
negara yang mengajukan persyaratan dengan
negara yang menerima persyaratan. Teori ini
negara yang menerima persyaratan. Teori ini
biasanya dianut oleh organisasi-organisasi negara
biasanya dianut oleh organisasi-organisasi negara
Amerika.
f.
f.
BERLAKU DAN BERAKHIRNYA PERJANJIAN
BERLAKU DAN BERAKHIRNYA PERJANJIAN
INTERNASIONAL
INTERNASIONAL
Berlakunya Perjanjian Internasional :
Berlakunya Perjanjian Internasional :
• Perjanjian internasional berlaku pada saat Perjanjian internasional berlaku pada saat
peristiwa berikut ini.
peristiwa berikut ini.
• Mulai berlaku sejak tanggal yang ditentukan atau Mulai berlaku sejak tanggal yang ditentukan atau
menurut yang disetujui oleh negara perunding.
menurut yang disetujui oleh negara perunding.
• Jika tidak ada ketentuan atau persetujuan, Jika tidak ada ketentuan atau persetujuan,
perjanjian mulai berlaku segera setelah
perjanjian mulai berlaku segera setelah
persetujuan diikat dan dinyatakan oleh semua
persetujuan diikat dan dinyatakan oleh semua
negara perunding.
negara perunding.
• Bila persetujuan suatu negara untuk diikat oleh Bila persetujuan suatu negara untuk diikat oleh
perjanjian timbul setelah perjanjian itu berlaku,
perjanjian timbul setelah perjanjian itu berlaku,
maka perjanjian mulai berlaku bagi negara itu pada
maka perjanjian mulai berlaku bagi negara itu pada
tanggal tsb, kecuali bila perjanjian menentukan
tanggal tsb, kecuali bila perjanjian menentukan
lain.
lain.
• Ketentuan-ketentuan perjanjian yang mengatur Ketentuan-ketentuan perjanjian yang mengatur
pengesahan teksnya, pernyataan persetujuan
pengesahan teksnya, pernyataan persetujuan
suatu negara untuk diikat oleh suatu perjanjian,
suatu negara untuk diikat oleh suatu perjanjian,
cara dan tanggal berlakunya, persyaratan,
cara dan tanggal berlakunya, persyaratan,
fungsi-fungsi penyimpanan, dan masalah-masalah lain
fungsi penyimpanan, dan masalah-masalah lain
yang timbul yang perlu sebelum berlakunya
yang timbul yang perlu sebelum berlakunya
perjanjian itu, berlaku sejak saat disetujuinya teks
perjanjian itu, berlaku sejak saat disetujuinya teks
perjanjian itu.
BERAKHIRNYA PERJANJIAN INTENASIONAL
BERAKHIRNYA PERJANJIAN INTENASIONAL
Prof. DR. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., mengatakan
Prof. DR. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., mengatakan
bahwa suatu
bahwa suatu perjanjian berakhir perjanjian berakhir karena :karena : 1.
1. Telah tercapai tujuan dari perjanjian internasional Telah tercapai tujuan dari perjanjian internasional itu.
itu.
2.
2. Masa beraku perjanjian internasional itu sudah Masa beraku perjanjian internasional itu sudah habis.
habis.
3.
3. Salah satu pihak peserta perjanjian menghilang Salah satu pihak peserta perjanjian menghilang atau punahnya objek perjanjian itu.
atau punahnya objek perjanjian itu.
4.
4. Adanya persetujuan dari peserta-peserta untuk Adanya persetujuan dari peserta-peserta untuk mengakhiri perjanjian itu.
mengakhiri perjanjian itu.
5.
5. Adanya perjanjian baru antara peserta yang Adanya perjanjian baru antara peserta yang
kemudian meniadakan perjanjian yang terdahulu.
kemudian meniadakan perjanjian yang terdahulu.
6.
6. Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan ketentuan perjanjian itu sudah
sesuai dengan ketentuan perjanjian itu sudah
dipenuhi.
dipenuhi.
7.
7. Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan pengakhiran itu diterima oleh pihak
peserta dan pengakhiran itu diterima oleh pihak
lain.
PELAKSANAAN PERJANJIAN
INTERNASIONAL :
Ketaatan Terhadap Perjanjian
a. Perjanjian harus dipatuhi (pacta sunt servada).
b. Kesadaran hukum nasional.
Penerapan Perjanjian
a. Daya berlaku surut (retroactivity).
b. Wilayah penerapan (teritorial scope).
PENAFSIRAN KETENTUAN PERJANJIAN,
PENAFSIRAN KETENTUAN PERJANJIAN, DALAM DALAM PRAKTEKNYA
PRAKTEKNYA
DILAKUKAN DENGAN MENGGUNAKAN TIGA
DILAKUKAN DENGAN MENGGUNAKAN TIGA
METODE :
METODE :
1.
1. Metode dari aliran yang berpegang pada Metode dari aliran yang berpegang pada kehendak penyusun perjanjian dengan
kehendak penyusun perjanjian dengan
memanfaatkan pekerjaan persiapan.
memanfaatkan pekerjaan persiapan.
2.
2. Metode dari aliran yang berpegang pada Metode dari aliran yang berpegang pada naskah perjanjian, dengan penafsiran
naskah perjanjian, dengan penafsiran
menurut ahli yang umum dari kosa-katanya.
menurut ahli yang umum dari kosa-katanya.
3.
3. Metode dari aliran yang berpegang pada Metode dari aliran yang berpegang pada objek dan tujuan perjanjian.
KEDUDUKAN NEGARA BUKAN PESERTA
KEDUDUKAN NEGARA BUKAN PESERTA
Negara bukan peserta pada hakikatnya tidak
Negara bukan peserta pada hakikatnya tidak
memiliki hak dan kewajiban untuk
memiliki hak dan kewajiban untuk
mematuhinya. Akan tetapi, bila perjanjian itu
mematuhinya. Akan tetapi, bila perjanjian itu
bersifat multilateral (PBB) atau objeknya
bersifat multilateral (PBB) atau objeknya
besar (Terusan Suez, Panama, Selat Malaka
besar (Terusan Suez, Panama, Selat Malaka
dan lain-lain), mereka dapat juga terikat,
dan lain-lain), mereka dapat juga terikat,
apabila:
apabila:
•Negara tersebut menyatakan diri terikat Negara tersebut menyatakan diri terikat
terhadap perjanjian itu, dan
terhadap perjanjian itu, dan
PEMBATALAN PERJANJIAN INTERNASIONAL,
PEMBATALAN PERJANJIAN INTERNASIONAL,
Berdasarkan Konvensi Wina tahun 1969, karena
Berdasarkan Konvensi Wina tahun 1969, karena
berbagai alasan, suatu perjanjian internasional
berbagai alasan, suatu perjanjian internasional
dapat batal, antara lain :
dapat batal, antara lain :
• Negara peserta atau wakil kuasa penih Negara peserta atau wakil kuasa penih
melanggar ketentuan-ketentuan hukum
melanggar ketentuan-ketentuan hukum
nasionalnya.
nasionalnya.
• Adanya unsur kesalahn (Adanya unsur kesalahn (error) error) pada saat pada saat perjanjian dibuat.
perjanjian dibuat.
• Adanya unsur penipuan dari negara peserta Adanya unsur penipuan dari negara peserta
tertentu terhadap negara peserta lain waktu
tertentu terhadap negara peserta lain waktu
pembentukan perjanjian.
pembentukan perjanjian.
• Terdapat penyalahgunaan atau Terdapat penyalahgunaan atau kecurangan kecurangan (corruption),
(corruption), baik melalui kelicikan atau baik melalui kelicikan atau penyuapan.
penyuapan.
• Adanya unsur paksaan terhadap wakil suatu Adanya unsur paksaan terhadap wakil suatu
negara peserta. Paksaan tersebut baik dengan
negara peserta. Paksaan tersebut baik dengan
ancaman maupun penggunaan kekuatan.
ancaman maupun penggunaan kekuatan.
• Bertentangan dengan suatu kaidah dasar hukum Bertentangan dengan suatu kaidah dasar hukum
internasional umum.
g.
g.
JENIS-JENIS PERJANJIAN
JENIS-JENIS PERJANJIAN
INTERNASIONAL
INTERNASIONAL
Perjanjian Bilateral,
bersifat khusus (
treaty
contract
) dan tertutup, ada beberapa contoh :
1.
1.
Perjanjian antara Republik Indonesia dengan
Perjanjian antara Republik Indonesia dengan
RRC (Republika Rakyat Cina) pada tahun 1955
RRC (Republika Rakyat Cina) pada tahun 1955
tentang penyelesaian “dwikewarganegaraan”.
tentang penyelesaian “dwikewarganegaraan”.
2.
2.
Perjanjian antara Indonesia dengan Muangthai
Perjanjian antara Indonesia dengan Muangthai
tentang “Garis Batas Laut Andaman” di
tentang “Garis Batas Laut Andaman” di
sebelah utara Selat Malaka pada tahun 1971.
sebelah utara Selat Malaka pada tahun 1971.
3.
3.
Perjanjian “ekstradisi” antara Republik
Perjanjian “ekstradisi” antara Republik
Indonesia dan Malaysia pada tahun 1974.
Indonesia dan Malaysia pada tahun 1974.
4.
4.
Perjanjian antara Republik Indonesia dan
Perjanjian antara Republik Indonesia dan
Australia mengenai pertahanan dan keamanan
Australia mengenai pertahanan dan keamanan
wilayah kedua negara pada tanggal 16
wilayah kedua negara pada tanggal 16
Perjanjian Multilateral, sering disebut
Perjanjian Multilateral, sering disebut
sebagai
sebagai
law making treaties
law making treaties
karena
karena
biasanya mengatur hal-hal yang
biasanya mengatur hal-hal yang
menyangkut kepentingan umum dan
menyangkut kepentingan umum dan
bersifat “terbuka.”
bersifat “terbuka.”
Ada beberapa contoh :
Ada beberapa contoh :
• Konvensi Jenewa, tahun 1949 tentang Konvensi Jenewa, tahun 1949 tentang
“Perlindungan Korban Perang”.
“Perlindungan Korban Perang”.
• Konvensi Wina, tahun 1961, tentang “Hubungan Konvensi Wina, tahun 1961, tentang “Hubungan
Diplomatik”.
Diplomatik”.
• Konvensi Hukum Laut Internasional tahun 1982 Konvensi Hukum Laut Internasional tahun 1982
tentang “Laut Teritorial, Zona Bersebelahan,
tentang “Laut Teritorial, Zona Bersebelahan,
Zona Ekonomi Eksklusif, dan Landas Benua”.
Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran,
Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran,
majalah, internet, buletin & sebagainya, kemudian
majalah, internet, buletin & sebagainya, kemudian
lakukan hal-hal berikut :
lakukan hal-hal berikut :
1. Rumuskan kembali pemahaman tentang pengertian perjanjian internasional !
2. Berikan alasan penjelasan, mengapa di dalam hubungan antar negara perjanjian
internasional dianggap sangat penting !
3. Berikan penjelasan mengapa suatu perjanjian internasional ada yang harus diratifikasi dan ada yang tidak perlu diratifikasi !
4. Jelaskan mengapa sebelum suatu perjanjian internasional dibuat, perlu dilakukan
perundingan (negosiasi) !
5. Berikan penjelasan bagaimana kedudukan negara peserta dan bukan peserta pada saat suatu perjanjian internasional akan
Waktu:
Waktu:
2 x 45 Menit
2 x 45 Menit
Standar Kompetensi :
Standar Kompetensi :
Menganalisis hubungan Internasional dan
Menganalisis hubungan Internasional dan
Organisasi Internasional
Organisasi Internasional
Kompetensi Dasar :
Kompetensi Dasar :
4.3. Menganalisis fungsi
4.3. Menganalisis fungsi
Perwakilan Diplomatik
(Indikator)
(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan:
Hasil Yang Diharapkan:
Mendeskripsikan Perwakilan Negara RI
Mendeskripsikan Perwakilan Negara RI
Di Luar Negeri.
Di Luar Negeri.
Menganalisis Perwakilan Negara Di
Menganalisis Perwakilan Negara Di
Negara Lain Dalam Arti Politis
Negara Lain Dalam Arti Politis
(Diplomatik) Dan Non Politis (Konsuler).
Landasa Landasa n n Hukum Hukum Perwakilan Perwakilan
dalam arti non
dalam arti non
politis politis (konsuler) (konsuler)
PERWAKILA
PERWAKILA
N
N
DIPLOMATIK
DIPLOMATIK
Perwakilan Perwakilan dalam arti dalam arti politis politis (diplomatik) (diplomatik)• PengangkataPengangkata
n
n
• KronologisKronologis
• Tugas dan Tugas dan
Fungsi
Fungsi
• PerangkatPerangkat
• Kekebalan Kekebalan
dan dan Keistimewaa Keistimewaa n n Perwakilan Perwakilan
Negara RI di luar
Negara RI di luar
negeri negeri Fungsi Fungsi & & Fungsi Fungsi
• Tugas dan Tugas dan
Fungsi
Fungsi
• Mulai dan Mulai dan
berakhirnya
1.
1.
Perwakilan Negara RI di Luar
Perwakilan Negara RI di Luar
Negeri
Negeri
a. Landasan Hukum
Pasal 13 UUD 1945 menyebutkan bahwa:
Pasal 13 UUD 1945 menyebutkan bahwa:
1.
1. Presiden mengangkat duta dan konsul.Presiden mengangkat duta dan konsul. 2.
2. Dalam hal mengangkat duta; Presiden Dalam hal mengangkat duta; Presiden memperhatikan pertimbangan DPR.
memperhatikan pertimbangan DPR.
3.
3. Presiden menerima penempatan duta negara lain Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
Presiden sebagai Kepala Negara, mengangkat dan
Presiden sebagai Kepala Negara, mengangkat dan
menerima duta dari negara lain. Prosedur maupun
menerima duta dari negara lain. Prosedur maupun
teknis pelaksanaannya, diatur oleh Menteri Luar
teknis pelaksanaannya, diatur oleh Menteri Luar
Negeri.
b.PERWAKILAN DIPLOMATIK REPUBLIK
INDONESIA
N
o Diplomatik Uraian
1. Tugas Pokok Perwakila n Diplomati k
Menyelenggarakan hubungan dengan negara lain atau hubungan kepala negara dengan pemerintah asing.
Mengadakan perundingan tentang masalah
yang dihadapi kedua negara dan berusaha untuk menyelesaikannya.
Mengurus kepentingan negara serta warga negaranya di negara lain.
Apabila dianggap perlu, dapat bertindak sebagai tempat pencatatan sipil, pemberian paspor, dsb. 2. Fungsi Perwakila n Diplomati k Berdasar kan Kongres Wina 1961
Mewakili negara pengirim di dalam negara penerima.
Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara penerima di dalam batas-batas yang diijinkan oleh hukum internasional.
Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima.
Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara penerima, sesuai UU dan melaporkan kepada pemerintah negara pengirim.
3.
3. Peranan Peranan Perwakila Perwakila n n Diplomati Diplomati k k
Dalam membina hubungan internasional, Dalam membina hubungan internasional, diperlukan taktik dan prosedur tertentu diperlukan taktik dan prosedur tertentu untuk mencapai tujuan nasional suatu untuk mencapai tujuan nasional suatu negara, sehingga kepentingannya dapat negara, sehingga kepentingannya dapat diperkenalkan kepada negara lain dengan diperkenalkan kepada negara lain dengan jalan diplomatik.
jalan diplomatik.
Dalam arti luas, diplomasi meliputi seluruh Dalam arti luas, diplomasi meliputi seluruh kegiatan politik luar negeri sebagai berikut: kegiatan politik luar negeri sebagai berikut:
Menentukan tujuan dengan menggunakan Menentukan tujuan dengan menggunakan
semua daya dan tenaga dalam mencapai semua daya dan tenaga dalam mencapai tujuan tersebut.
tujuan tersebut.
Menyesuaikan kepentingan bangsa lain Menyesuaikan kepentingan bangsa lain dengan kepentingan nasional sesuai dengan kepentingan nasional sesuai dengan tenaga dan daya yang ada.
dengan tenaga dan daya yang ada.
Menentukan Menentukan apakah apakah tujuan tujuan nasional nasional sejalan atau berbeda dengan kepentingan sejalan atau berbeda dengan kepentingan negara lain.
negara lain.
Menggunakan sarana dan kesempatan Menggunakan sarana dan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya. Pada yang ada dengan sebaik-baiknya. Pada umumnya dalam menjalankan tugas umumnya dalam menjalankan tugas diplomasi antar bangsa, setiap negara diplomasi antar bangsa, setiap negara menggunakan sarana diplomasi ajakan, menggunakan sarana diplomasi ajakan, konferensi, dan menunjukkan kekuatan konferensi, dan menunjukkan kekuatan militer dan ekonomi.
4.
4. Tujuan Tujuan Diadakan Diadakan Perwakila Perwakila n n Diplomati Diplomati k k
Memelihara kepentingan negaranya di Memelihara kepentingan negaranya di negara penerima, sehingga jika terjadi negara penerima, sehingga jika terjadi sesuatu urusan, perwakilan tersebut sesuatu urusan, perwakilan tersebut dapat mengambil langkah-langkah untuk dapat mengambil langkah-langkah untuk
menyelesaikannya. menyelesaikannya.
Melindungi warga negara sendiri yang Melindungi warga negara sendiri yang bertempat tinggal di negara penerima.
bertempat tinggal di negara penerima.
Menerima pengaduan-pengaduan untuk Menerima pengaduan-pengaduan untuk diteruskan kepada pemerintah negara diteruskan kepada pemerintah negara
penerima. penerima.
Istilah diplomatik (
Istilah diplomatik (diplomacydiplomacy), dalam hubungan ), dalam hubungan internasional
internasional ”berarti sarana yang sah (legal), ”berarti sarana yang sah (legal), terbuka dan terang-terangan yang digunakan oleh
terbuka dan terang-terangan yang digunakan oleh
sesuatu negara dalam melaksanakan politik luar
sesuatu negara dalam melaksanakan politik luar
negerinya”
negerinya”. Untuk menjalin hubungan diantara . Untuk menjalin hubungan diantara negara-negara itu, biasanya negara tersebut saling
negara-negara itu, biasanya negara tersebut saling
menempatkan perwakilannya (Keduataan atau
menempatkan perwakilannya (Keduataan atau
Konsuler).
2.
2.
Perwakilan Negara di Negara Lain dalam arti
Perwakilan Negara di Negara Lain dalam arti
Politis (Diplomatik)
Politis (Diplomatik)
a. Pembukaan/Pengangkatan
Persyaratan yg harus dipenuhi dalam
Persyaratan yg harus dipenuhi dalam
pembukaan/pertukaran
pembukaan/pertukaran
perwakilan diplomatik (
perwakilan diplomatik (politispolitis) maupun konsuler ) maupun konsuler (
(non-politisnon-politis) :) :
Harus ada kesepakatan kedua belah pihak Harus ada kesepakatan kedua belah pihak
(
(mutual conceatmutual conceat) yang akan mengadakan ) yang akan mengadakan
pembukaan atau pertukaran diplomatik maupun
pembukaan atau pertukaran diplomatik maupun
konsuler. Berdasarkan Pasal 2 Konvensi Wina
konsuler. Berdasarkan Pasal 2 Konvensi Wina
1961, harus dituangkan dalam bentuk :
1961, harus dituangkan dalam bentuk :
Persetujuan bersama (
Persetujuan bersama (joint agreementjoint agreement) dan ) dan Komunikasi bersama (
Komunikasi bersama (joint declarationjoint declaration).).
Prinsip-prinsip yang beraku, yaitu setiap negara Prinsip-prinsip yang beraku, yaitu setiap negara
dapat melakukan hubungan atau pertukaran
dapat melakukan hubungan atau pertukaran
perwakilan diplomatik berdasarkan atas
perwakilan diplomatik berdasarkan atas
prinsip-prinsip timbal balik (
b.
b.
KRONOLOGI PENGANGKATAN
KRONOLOGI PENGANGKATAN
DIPLOMATIK
DIPLOMATIK
III
III
IV
IV
I
I
II
II
Kedua belah pihak
Kedua belah pihak
sa-ling tukar informasi
ling tukar informasi
tentang akan
tentang akan
dibukanya perwakilan
dibukanya perwakilan
oleh Deparlu
oleh Deparlu
masing-masing Negara. masing Negara. Mendapat Mendapat persetujuan persetujuan (
(demende, demende, agregation
agregation) ) dari dari negara yang
negara yang
menerima.
menerima.
Diplomat yang akan
Diplomat yang akan
di-tempatkan,
di-tempatkan,
menerima surat
menerima surat
kepercayaan (
kepercayaan ( lettre lettre de creance
de creance) yang ) yang ditanda tangani
ditanda tangani
kepala negara
kepala negara
pengirim.
pengirim.
Surat kepecayaan
Surat kepecayaan
diserahkan kepada
diserahkan kepada
kepala negara
kepala negara
penerima (
penerima (lettre de lettre de rapple
rapple) dalam suatu ) dalam suatu upacara dimana
upacara dimana
seorang diplomatik
seorang diplomatik
berpidato.
c. KLASIFIKASI PERWAKILAN
DIPLOMATIK
KONGGRES WINA (1815) a.Ammbassador Papa Legates Nuncios (Duta Besar, Perwakilan Kunci). b.Envoys Extra Ordinary and Minister Pleni Petentiary (Duta Besar Luar biasa dan Berkuasa Penuh) KONGGRES AIX LA CHAPELLA (1818) a.Ammbassador and Legates Or Nuncious. b.Envoys and Minister Pleni Petentiary. c. Minister Resident. d.Charge de Affaires.Catatan : disebut juga konggres Achen.
KONGGRES WINA (1961)
a. Ammbassador
(Nuncios) diakre-detasi pada Kepala Negara dan kepala misi yang lain yang sederajat.
b. Envoys, Minsiter dan Inter-nuncios
diakreditasikan pada Kepala Negara.
a.
a.
Representasi
Representasi
b.
b.
Negosiasi
Negosiasi
,
,
c.
c.
Observasi
Observasi
,
,
d.
d.
Relationship,
Relationship,
e.
e.
Proteksi
Proteksi
d.
d.
TUGAS DAN FUNGSI PERWAKILAN
TUGAS DAN FUNGSI PERWAKILAN
DIPLOMATIK
DIPLOMATIK
Tugas Umum Seorang
Tugas Umum Seorang
Perwakilan Diplomatik
Perwakilan Diplomatik
Dalam melaksanakan tugasnya, diplomat dapat
Dalam melaksanakan tugasnya, diplomat dapat
berfungsi sebagai lambang prestise nasional
berfungsi sebagai lambang prestise nasional
negaranya di luar negeri dan mewakili Kepala
negaranya di luar negeri dan mewakili Kepala
Negaranya di negara penerima
Fungsi Perwakilan diplomatik, menurut
Fungsi Perwakilan diplomatik, menurut
Konggres Wina 1961, mencakup hal-hal
Konggres Wina 1961, mencakup hal-hal
berikut :
berikut :
1.
1.
Mewakili negara pengirim di dlm negara
Mewakili negara pengirim di dlm negara
penerima.
penerima.
2.
2.
Melindungi kepentingan negara pengirim dan
Melindungi kepentingan negara pengirim dan
warga negaranya di negara penerima di dalam
warga negaranya di negara penerima di dalam
batas-batas yang diijinkan oleh hukum
batas-batas yang diijinkan oleh hukum
internasional.
internasional.
3.
3.
Mengadakan persetujuan dgn pemerintah
Mengadakan persetujuan dgn pemerintah
negara penerima.
negara penerima.
4.
4.
Memberikan keterangan tentang kondisi dan
Memberikan keterangan tentang kondisi dan
perkembangan negara penerima, sesuai dengan
perkembangan negara penerima, sesuai dengan
undang-undang dan melaporkan kepada
undang-undang dan melaporkan kepada
pemerintah negara pengirim.
pemerintah negara pengirim.
5.
5.
Memelihara hubungan persahabatan kedua
Memelihara hubungan persahabatan kedua
negara.
e.PERANGKAT PERWAKILAN
DIPLOMATIK
Perwakilan diplomatik menurut ketetapan Konggres
Perwakilan diplomatik menurut ketetapan Konggres
Wina Tahun 1815 dan Konggres
Wina Tahun 1815 dan Konggres Aux La ChapellaAux La Chapella 1818 1818 (Konggres Achen), dilakukan oleh :
(Konggres Achen), dilakukan oleh : N
N
O
O NAMA NAMA URAIAN URAIAN KETERANGANKETERANGAN
1.
1. Duta Duta Besar Besar Berkuasa Berkuasa Penuh Penuh (Ambassa (Ambassa dor) dor)
Adalah tingkat
Adalah tingkat
tertinggi dalam
tertinggi dalam
perwakilan diplomatik
perwakilan diplomatik
yang mempunyai
yang mempunyai
kekuasaan penuh dan
kekuasaan penuh dan
luar biasa.
luar biasa.
Ambassador
Ambassador
ditempatkan pada
ditempatkan pada
negara yang banyak
negara yang banyak
menjalin hubungan
menjalin hubungan
timbal balik.
timbal balik.
2.
2. Duta Duta
(Gerzant)
(Gerzant) Adalah wakil Adalah wakil
diplomatik yang
diplomatik yang
pangkatnya lebih
pangkatnya lebih
rendah dari duta
rendah dari duta
besar. besar. Dalam menyelesaikan Dalam menyelesaikan persoalan kedua persoalan kedua negara, harus negara, harus berkonsultasi dengan berkonsultasi dengan pemerintahnya. pemerintahnya. 3.
3. Menteri Menteri Residen
Residen Seorang Menteri
Seorang Menteri
Residen dianggap
Residen dianggap
bukan sebagai wakil
bukan sebagai wakil
pribadi kepala negara.
pribadi kepala negara.
Dia hanya mengurus
Dia hanya mengurus
urusan negara.
urusan negara.
Mereka ini pada
Mereka ini pada
dasarnya tidak berhak
dasarnya tidak berhak
mengadakan
mengadakan
pertemuan dengan
pertemuan dengan
kepala negara di mana
kepala negara di mana
mereka bertugas.
4. Kuasa Usaha (Charge de Affair)
Kuasa Usaha yang tidak diperbantukan kepada kepala negara dapat dibedakan atas :
Kuasa Usaha tetap menjabat kepala dari
suatu perwakilan,
Kuasa Usaha sementara yang melaksanakan pekerjaan dari kepala perwakilan, ketika pejabat ini belum atau tidak ada di tempat.
Duta besar yang diangkat menjadi ketua
Duta besar yang diangkat menjadi ketua
perwakilan asing, disebut doyen. Tingkat
perwakilan asing, disebut doyen. Tingkat
perwakilan suatu negara ditentukan berdasarkan
perwakilan suatu negara ditentukan berdasarkan
beberapa pertimbangan sebagai berikut :
beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1.
1.Penting tidaknya kedudukan negara pengutus Penting tidaknya kedudukan negara pengutus dan negara penerima perwakilan itu.
dan negara penerima perwakilan itu.
2.
2.Erat tidaknya hubungan antar negara yang Erat tidaknya hubungan antar negara yang mengadakan hubungan itu.
mengadakan hubungan itu.
3.
3.Besar kecilnya kepentingan bangsa / negara yang Besar kecilnya kepentingan bangsa / negara yang mengadakan hubungan itu.
5.
5. AtasAtas e-Atas Atas e e
Adalah pejabat pembantu dari
Adalah pejabat pembantu dari
Duta Besar berkuasa penuh.
Duta Besar berkuasa penuh.
Terdiri atas 2 (dua) bagian :
Terdiri atas 2 (dua) bagian :
ATASE PERTAHANANATASE PERTAHANAN
Atase ini dijabat oleh Atase ini dijabat oleh seorang perwira TNI yang
seorang perwira TNI yang
diperban-tukan Departemen
diperban-tukan Departemen
Luar Negeri dan ditempatkan di
Luar Negeri dan ditempatkan di
Kedutaan Besar Republik
Kedutaan Besar Republik
Indonesia (KBRI), serta
Indonesia (KBRI), serta
diberikan kedudukan sebagai
diberikan kedudukan sebagai
seorang diplomat. seorang diplomat. Tugasnya yaitu Tugasnya yaitu memberikan nasihat memberikan nasihat
di bidang militer dan
di bidang militer dan
pertahanan
pertahanan
keamanan kepada
keamanan kepada
duta besar berkuasa
duta besar berkuasa
penuh.
penuh.
ATASE TEKNISATASE TEKNIS
Atase ini, dijabat oleh Atase ini, dijabat oleh
seorang pegawai negeri sipil
seorang pegawai negeri sipil
tertentu yang tidak berasal
tertentu yang tidak berasal
dari lingkungan Departemen
dari lingkungan Departemen
Luar Negeri dan ditempatkan
Luar Negeri dan ditempatkan
di salah satu KBRI untuk
di salah satu KBRI untuk
membantu Duta Besar.
membantu Duta Besar.
Dia berkuasa penuh
Dia berkuasa penuh
dalam melaksanakan
dalam melaksanakan
tugas-tugas teknis
tugas-tugas teknis
sesuai dengan tugas
sesuai dengan tugas
pokok dari
pokok dari
departemennya
departemennya
sendiri. Misalnya,
sendiri. Misalnya,
Atase Per-dagangan,
Atase Per-dagangan,
Atase Perindustrian,
Atase Perindustrian,
Atase Pendidikan dan
Atase Pendidikan dan
Kebudayaan.
f. KEKEBALAN DAN KEISTIMEWAAN
PERWAKILAN DIPLOMATIK
Asas kekebalan dan keistimewaan diplomatik, disebut (exteritoriallity” atau ”extra teritoriallity”). Para diplomatik hampir dalam segala hal harus diperlakukan sebagaimana mereka berada di luar
wilayah negara penerima.
Para diplomat beserta stafnya, tidak tunduk pada kekuasaan peradilan pidana dan sipil dari negara penerima.
Perwakilan diplomatik diberikan
Perwakilan diplomatik diberikan
Kekebalan dan keistimewaan,
Kekebalan dan keistimewaan,
dengan maksud :
dengan maksud :
Menjamin pelaksanaan tugas negara Menjamin pelaksanaan tugas negara
perwakilan diplomatik sebagai wakil
perwakilan diplomatik sebagai wakil
negara.
negara.
Menjamin pelaksana fungsi Menjamin pelaksana fungsi
perwakilan diplomatik secara efisien.
perwakilan diplomatik secara efisien.
Menuru
Menuru
t
t
Konven
Konven
si Wina
si Wina
Kekebalan Perwakilan Diplomatik
Kekebalan Perwakilan Diplomatik atau atau InviolabilityInviolability (tidak dapat diganggu gugat), yaitu kekebalan
(tidak dapat diganggu gugat), yaitu kekebalan
terhadap alat-alat kekuasaan negara penerima dan
terhadap alat-alat kekuasaan negara penerima dan
kekebalan dari segala gangguan yang merugikan para
kekebalan dari segala gangguan yang merugikan para
pejabat diplomatik.
pejabat diplomatik.
Kekebalan diplomatik (
Kekebalan diplomatik (ImmunityImmunity), mencakup :), mencakup :
Pribadi Pejabat DiplomatikPribadi Pejabat Diplomatik..
Kantor Perwakilan (Rumah KediamanKantor Perwakilan (Rumah Kediaman), disebut jg ), disebut jg
daerah
daerah ekstrateritorialekstrateritorial. Para diplomat tdk memiliki hak . Para diplomat tdk memiliki hak asylum, yaitu hak untuk memberi kesempatan kepada
asylum, yaitu hak untuk memberi kesempatan kepada
suatu negara dalam memberikan perlindungan kepada
suatu negara dalam memberikan perlindungan kepada
warga negara asing yang melarikan diri.
warga negara asing yang melarikan diri.
KEISTIMEWAAN PERWAKILAN DIPLOMATIK
KEISTIMEWAAN PERWAKILAN DIPLOMATIK
Pemberian keistimewaan kepada perwakilan
Pemberian keistimewaan kepada perwakilan
diplomatik, atas dasar ”timbal – balik” sebagaimana
diplomatik, atas dasar ”timbal – balik” sebagaimana
diatur di dalam Konvensi Wina 1961 dan 1963, yaitu
diatur di dalam Konvensi Wina 1961 dan 1963, yaitu
mencakup:
mencakup:
Pembebasan dari kewajiban membayar pajakPembebasan dari kewajiban membayar pajak, antara , antara
lain pajak penghasilan, kekayaan, rumah tangga,
lain pajak penghasilan, kekayaan, rumah tangga,
kendaraan bermotor, radio, bumi dan bangunan,
kendaraan bermotor, radio, bumi dan bangunan,
televisi dan sebagainya.
televisi dan sebagainya.
Pembebasan dari kewajiban pabeanPembebasan dari kewajiban pabean, antara lain bea , antara lain bea
masuk, bea keluar, bea cukai, terhadap barang-barang
masuk, bea keluar, bea cukai, terhadap barang-barang
keperluan dinas, misi perwakilan, barang keperluan
keperluan dinas, misi perwakilan, barang keperluan
sendiri, keperluan rumah tangga dan sebagainya.
3.
3.
PERWAKILAN NEGARA DI NEGARA LAIN
PERWAKILAN NEGARA DI NEGARA LAIN
DALAM ARTI NON POLITIS (KONSULER)
DALAM ARTI NON POLITIS (KONSULER)
Diwakili oleh Korps Konsuler dalam
Diwakili oleh Korps Konsuler dalam
kepangkatan:
kepangkatan:
Konsul Jenderal, membawahi beberapa konsul Konsul Jenderal, membawahi beberapa konsul
yang ditempatkan di ibu kota negara.
yang ditempatkan di ibu kota negara.
Konsul dan Wakil Konsul, konsul yaitu mengepalai Konsul dan Wakil Konsul, konsul yaitu mengepalai
suatu kekonsulan yang kadang-kadang
suatu kekonsulan yang kadang-kadang
diperbantukan kepada konsul jenderal. Wakil
diperbantukan kepada konsul jenderal. Wakil
konsul diperbantukan kepada konsul atau konsul
konsul diperbantukan kepada konsul atau konsul
jenderal yang kadang diserahi pimpinan kantor
jenderal yang kadang diserahi pimpinan kantor
konsuler.
konsuler.
Agen Konsul, dengan tugas untuk mengurus hal-Agen Konsul, dengan tugas untuk mengurus
hal-hal yang bersifat terbatas dan berhubungan
hal yang bersifat terbatas dan berhubungan
dengan kekonsulan.
a.FUNGSI PERWAKILAN
KONSULER
1.
1.
Melaksanakan usaha peningkatan hubungan
Melaksanakan usaha peningkatan hubungan
dengan
negara
penerima
di
bidang
dengan
negara
penerima
di
bidang
perekonomian, perdagangan, perhubungan,
perekonomian, perdagangan, perhubungan,
kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
2.
2.
Melindungi kepentingan nasional negara dan
Melindungi kepentingan nasional negara dan
warga negara yang berada dalam wilayah
warga negara yang berada dalam wilayah
kerjanya.
kerjanya.
3.
3.
Melaksanakan pengamatan, penilaian, dan
Melaksanakan pengamatan, penilaian, dan
pelaporan.
pelaporan.
4.
4.
Menyelenggarakan
Menyelenggarakan
bimbingan
bimbingan
dan
dan
pengawasan terhadap warga negara di
pengawasan terhadap warga negara di
wilayah kerjanya.
wilayah kerjanya.
5.
5.
Menyelenggarakan
Menyelenggarakan
urusan
urusan
pengamanan,
pengamanan,
penerangan, konsuler, protokol, komunikasi
penerangan, konsuler, protokol, komunikasi
dan persandian.
dan persandian.
6.
6.
Melaksanakan
Melaksanakan
urusan
urusan
tata
tata
usaha,
usaha,
kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan
kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan
b.TUGAS-TUGAS YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KEKONSULAN
1.
1. Bidang EkonomiBidang Ekonomi, yaitu menciptakan tata ekonomi , yaitu menciptakan tata ekonomi dunia baru dengan menggalakkan ekspor komoditas dunia baru dengan menggalakkan ekspor komoditas nonmigas, promosi perdagangan, mengawasi
nonmigas, promosi perdagangan, mengawasi
pelayanan, pelaksanaan perjanjian perdagangan dan pelayanan, pelaksanaan perjanjian perdagangan dan lain-lain.
lain-lain.
2.
2. Bidang Kebudayaan dan Ilmu PengetahuanBidang Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan, ,
seperti; tukar-menukar pelajar, mahasiswa, dan seperti; tukar-menukar pelajar, mahasiswa, dan lain-lain. Bidang-bidang lain seperti :