• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HUBUNGAN INTERNASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB IV HUBUNGAN INTERNASIONAL"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Waktu : 8 x 45 Menit

(Keseluruhan KD)

Standar

Kompetensi

:

4.

Menganalisis

hubungan Internasional dan Organisasi Internasional

Kompetensi Dasar :

4.1. Mendeskripsikan pengertian, pentingnya, dan sarana-sarana hubungan internasional bagi suatu negara.

4.2. Menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional.

4.3. Menganalisis fungsi Perwakilan Diplomatik.

4.4. Mengkaji peranan organisasi internasional (ASEAN, AA, PBB) dalam meningkatkan hubungan internasional.

(3)

Waktu:

4 x 45 Menit

Standar Kompetensi :

Menganalisis hubungan Internasional dan

Organisasi Internasional

Kompetensi Dasar :

4.1. Mendeskripsikan Pengertian,

Pentingnya, Dan Sarana-sarana

Hubungan Internasional Bagi

Suatu Negara.

4.2. Menjelaskan Tahap-tahap

Perjanjian

(4)

(Indikator)

Hasil Yang Diharapkan:

o Menguraikan Pengertian Hubungan

Internasional.

o Mendeskripsikan Arti Penting Dan Sarana-sarana Hubungan Internasional Bagi Suatu Negara.

o Menguraikan Pengertian Perjanjian Internasional.

o Mengklasifikasikan Penggolongan, Istilah-istilah, Tahap-tahap Dan Hal-hal Penting Dalam

Pembuatan Perjanjian Internasional.

o Menjelaskan Berlaku Dan Berakhirnya Perjanjian Internasional Serta Jenis-jenis Perjanjian

(5)

Pengertian Hub.

Internasional

Perjanjian Internasional

(Penggolongan, Istilah-istilah, Tahap-tahap, Hal-hal penting, Berlaku dan

berakhirnya, serta Jenis-jenisnya).

HUBUNGAN

DAN

PERJANJIAN

INTERNASION

AL

Renstra RI Para Ahli

Hubungan Internasion

al

Arti Penting

Sarana-sarana

Pengertian Hub.

Internasional

Umum dan Para

(6)

1.

1.

HUBUNGAN

HUBUNGAN

INTERNASIONAL

INTERNASIONAL

a.

a. PengertianPengertian

Menurut Renstra, hubungan internasional adalah hubungan antar bangsa dalam segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai kepentingan nasional negara tersebut.

Komponen-komponen yang harus ada dalam

Komponen-komponen yang harus ada dalam

hubungan internasional, antara lain :

hubungan internasional, antara lain :

Politik internasional (Politik internasional (International PoliticsInternational Politics).).

Studi tentang peristiwa internasional (Studi tentang peristiwa internasional (The Studi The Studi of Forcight Affair

of Forcight Affair).).

Hukum Internasional (Hukum Internasional (International LawInternational Law).).

Organisasi Administrasi Internasional Organisasi Administrasi Internasional

(

(7)

BEBERAPA PENGERTIAN MENURUT

BEBERAPA PENGERTIAN MENURUT

PARA AHLI:

PARA AHLI:

1.

1.

Charles

Charles

A.

A.

MC.

MC.

Clelland

Clelland

,

,

hubungan

hubungan

internasional adalah studi tentang

internasional adalah studi tentang

keadaan-keadaan relevan yang mengelilingi interaksi.

keadaan relevan yang mengelilingi interaksi.

2.

2.

Warsito Sunaryo

Warsito Sunaryo

, hubungan internasional,

, hubungan internasional,

merupakan studi tentang interaksi antara

merupakan studi tentang interaksi antara

jenis

kesatuan-kesatuan

sosial

tertentu

jenis

kesatuan-kesatuan

sosial

tertentu

(

(

negara, bangsa maupun organisasi negara

negara, bangsa maupun organisasi negara

sepanjang hubungan bersifat internasional)

sepanjang hubungan bersifat internasional)

,

,

termasuk studi tentang keadaan relevan

termasuk studi tentang keadaan relevan

yang mengelilingi interaksi.

yang mengelilingi interaksi.

3.

3.

Tygve Nathiessen

Tygve Nathiessen

, hubungan internasional

, hubungan internasional

mrp bagian dari ilmu politik dan karena itu

mrp bagian dari ilmu politik dan karena itu

komponen-komponen hubungan internasional

komponen-komponen hubungan internasional

meliputi politik internasional, organisasi dan

meliputi politik internasional, organisasi dan

administrsi

internasional

dan

hukum

administrsi

internasional

dan

hukum

(8)

b.

b.

ARTI PENTING HUBUNGAN

ARTI PENTING HUBUNGAN

INTERNASIONAL

INTERNASIONAL

Hubungan antar Hubungan antar negara, negara, merupakan merupakan salah satu salah satu hubungan hubungan kerjasama yang kerjasama yang mutlak mutlak diperlukan, diperlukan, karena tidak karena tidak ada satu ada satu negarapun di negarapun di dunia yang dunia yang tidak tidak bergantung bergantung kepada negara kepada negara lain. lain.

Faktor internal,Faktor internal,

kekhawatiran terancam kekhawatiran terancam kelangsungan kelangsungan hidupnya. hidupnya.

Faktor eksternal , Faktor eksternal ,

a.

a.Suatu negara tidak Suatu negara tidak dapat berdiri sendiri.

dapat berdiri sendiri.

b.

b.Untuk membangun Untuk membangun komunikasi lintas

komunikasi lintas

bangsa dan negara.

bangsa dan negara.

c.

c.Mewujudkan tatanan Mewujudkan tatanan dunia baru yang

dunia baru yang

damai dan sejahtera.

(9)
(10)

KENAPA PERLU MELAKUKAN

KENAPA PERLU MELAKUKAN

HUBUNGAN DAN KERJASAMA

HUBUNGAN DAN KERJASAMA

INTERNASIONAL

INTERNASIONAL

?

?

Didasari atas sikap saling menghormati &

Didasari atas sikap saling menghormati &

menguntungkan, dengan tujuan :

menguntungkan, dengan tujuan :

1.

1.Memacu Memacu pertumbuhan pertumbuhan ekonomi ekonomi setiap setiap negara.

negara.

2.

2.Menciptakan saling pengertian antar bangsa Menciptakan saling pengertian antar bangsa dalam membina dan menegakkan perdamaian

dalam membina dan menegakkan perdamaian

dunia.

dunia.

3.

3.Menciptakan keadilan dan kesejahteraan Menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya.

sosial bagi seluruh rakyatnya.

Setiap negara memiliki

Setiap negara memiliki

kelebihan, kekurangan dan

kelebihan, kekurangan dan

kepentingan berbeda

(11)

SARANA PENTING DALAM MEMBANGUN

SARANA PENTING DALAM MEMBANGUN

HUBUNGAN INTERNASIONAL

HUBUNGAN INTERNASIONAL

Asas-Asas :

Asas Kepentingan

Umum

Asas Teritorial

Asas Kebangsaan

Faktor-faktor

penentu :

Kekuatan Nasional

Jumlah Penduduk,

Sumber Daya, dan

(12)

Semakin majunya perkembangan teknologi

Semakin majunya perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi yang cepat, hampir

informasi dan komunikasi yang cepat, hampir

semua negara berkembang maupun negara maju

semua negara berkembang maupun negara maju

telah mengadakan hubungan kerja sama dengan

telah mengadakan hubungan kerja sama dengan

negara lain

negara lain

NEGARA

NEGARA

MAJU

MAJU

NEGARA

NEGARA

BERKEMBANG

BERKEMBANG

NEGARA

NEGARA

TERBELAKANG

TERBELAKANG

B

B

A

A

C

(13)

Bagi bangsa Indonesia hubungan kerjasama

Bagi bangsa Indonesia hubungan kerjasama

antar negara merupakan jalinan antar

antar negara merupakan jalinan antar

negara yang mengacu pada beberapa

negara yang mengacu pada beberapa

landasan hukum

landasan hukum

:

:

Pembukaan UUD 1945 alenia IVPembukaan UUD 1945 alenia IV

Pasal 1 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)Pasal 1 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)Perjanjian internasional (traktat = Perjanjian internasional (traktat = treatytreaty))

Deklarasi Juanda 13 Desember 1957 yang diakui Deklarasi Juanda 13 Desember 1957 yang diakui

PBB pada tanggal 10 Desember 1982 dan

PBB pada tanggal 10 Desember 1982 dan

disahkan oleh pemerintah Indonesia dengan

disahkan oleh pemerintah Indonesia dengan

Undang-Undang No. 17 Tahun 1985 tentang

Undang-Undang No. 17 Tahun 1985 tentang

Hukum Laut.

(14)

1. Menurut Hugo de Groot, bahwa dalam hubungan internasional asas persamaan derajat

merupakan dasar yang menjadi kemauan bebas dan persetujuan dari beberapa atau semua

negara. Berikan penjelasan

singkatnya ! ...

Setelah mempelajari materi-materi tentang :

Pengertian, Pentingnya dan Sarana-sarana Hubungan Internasional Bagi Suatu Negara, dilanjutkan

penugasan dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut :

a. Asas persamaan

derajat: ... ...

b. Kemauan

(15)

2.

2. Dalam pelaksanaan hubungan internasional, terdapat Dalam pelaksanaan hubungan internasional, terdapat faktor-faktor penentu berupa; kekuatan nasional, jumlah

faktor-faktor penentu berupa; kekuatan nasional, jumlah

penduduk, sumber daya, dan letak geografis. Beri

penduduk, sumber daya, dan letak geografis. Beri

penjelasan singkat pada kolom di bawah ini kaitannya

penjelasan singkat pada kolom di bawah ini kaitannya

dengan hubungan internasional !

dengan hubungan internasional !

Jumlah Penduduk Letak Geografis

... ...

3.

3. Berikan tanggapan penjelasan, mengapa dalam Berikan tanggapan penjelasan, mengapa dalam

mewujudkan hubungan internasional diperlukan adanya mewujudkan hubungan internasional diperlukan adanya asas “

asas “pacta sunt servandapacta sunt servanda” ! ...” ! ...

……… ……….. 4. Tuliskan perbedaan dan persamaan mendasar antara negara

maju dengan negara berkembang dalam hubungan internasional perihal faktor-faktor penentu “kekuatan nasional” dan “sumber daya” di bawah ini !

Persamaan Perbedaan

...

(16)

2.

2.

TAHAP-TAHAP PERJANJIAN

TAHAP-TAHAP PERJANJIAN

INTERNASIONAL

INTERNASIONAL

Hubungan internasional merupakan hubungan antar

Hubungan internasional merupakan hubungan antar

negara, pada dasarnya adalah ”hubungan hukum”.

negara, pada dasarnya adalah ”hubungan hukum”.

Dalam hubungan internasional telah melahirkan hak

Dalam hubungan internasional telah melahirkan hak

dan kewajiban antar subyek hukum (negara) yang

dan kewajiban antar subyek hukum (negara) yang

saling berhubungan.

saling berhubungan.

a.

a. PengertianPengertian

Menurut Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Menurut Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional, ”

Internasional, ”Perjanjian internasional merupakan Perjanjian internasional merupakan sumber utama dari sumber-sumber hukum

sumber utama dari sumber-sumber hukum internasional lainnya

(17)

Beberapa pengertian yan dikemukakan oleh

para ahli :

Prof Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH. LL.M.,

perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antar bangsa yang bertujuan untuk menciptakan akibat-akibat hukum tertentu.

Oppenheimer-Lauterpacht, perjanjian

internasional adalah suatu persetujuan antar

negara yang menimbulkan hak dan kewajiban di antara pihak-pihak yang mengadakannya.

G. Schwarzenberger, perjanjian internasional

adalah suatu persetujuan antara subjek-subjek hukum internasional yang menimbulkan

kewajiban-kewajiban yang mengikat dalam hukum internasional. Perjanjian internasional dapat

berbentuk bilateral maupun multirateral. Subjek-subjek hukum dalam hal ini selain

(18)

Konferensi Wina tahun 1969

Konferensi Wina tahun 1969

, perjanjian

internasional

adalah

perjanjian

yang

diadakan oleh dua negara atau lebih, yang

bertujuan untuk mengadakan akibat-akibat

hukum tertentu.

Dalam arti etis normatif, setiap subjek

pembuat perjanjian hendaknya secara moral

dan hukum benar-benar bertanggungjawab

terhadap apa yang telah dilakukannya.

Pendapat Accademy of Sciences of USSR

Pendapat Accademy of Sciences of USSR

,

,

suatu perjanjian Internasional adalah suatu

suatu perjanjian Internasional adalah suatu

persetujuan yang dinyatakan secara formal

persetujuan yang dinyatakan secara formal

antara

dua

atau

lebih

negara-negara

antara

dua

atau

lebih

negara-negara

mengenai

pemantapan,

perubahan

atau

mengenai

pemantapan,

perubahan

atau

pembatasan dari pada hak-hak dan kewajiban

pembatasan dari pada hak-hak dan kewajiban

mereka secara timbal balik.

(19)

b.PENGGOLONGAN PERJANJIAN

INTERNASIONAL

KLASIFIKASI

PERJANJIAN

INTERNASIO

NAL

Menurut Subjeknya Menurut

Isinya

Menurut

(20)

c.

c.

ISTILAH-ISTILAH LAIN PERJANJIAN

ISTILAH-ISTILAH LAIN PERJANJIAN

INTERNASIONAL

INTERNASIONAL

N N

o

o Nama Nama Uraian Uraian KeteranganKeterangan

1. Traktat

(Treaty) Yaitu, formal yang merupakan perjanjian paling persetujuan dari dua negara atau lebih.

Perjanjian ini

khusus mencakup bidang politik dan bidang ekonomi.

2. Konvensi ( Conven-tion)

Yaitu persetujuan formal yang bersifat multilateral, dan tidak berurusan dengan kebijaksanaan tingkat tinggi (high policy).

Persetujuan ini harus dilegalisasi oleh wakil-wakil berkuasa penuh (plaenipotentiones).

3. Protokol (Protocol

)

Yaitu persetujuan yang tidak resmi dan pada umumnya tidak dibuat oleh kepala negara. Mengatur masalah tambahan penafsiran klausal-klausal tertentu 4. Persetuj uan (Agreem ent)

Yaitu perjanjian yang berifat

teknis atau admistratif Agrement tidak diratifikasi karena sifatnya tidak

(21)

5. Perikata n

(Arrange -ment)

Yaitu istilah yg digunakan untuk

transaksi-transaksi yang bersifat sementara.

Perikatan tidak seresmi traktat dan konvensi.

6. Proses

Verbal Yaitu catatan-catatan atau kesimpulan konferensi diplomatik, atau suatu

permufakatan.

Proses verbal tidak diratifikasi.

7. Piagam (Statute)

Yaitu himpunan peraturan yang ditetapkan oleh persetujuan

internasional baik mengenai pekerjaan maupun kesatuan-kesatuan tertentu seperti pengawasan internasional yang mencakup tentang

minyak atau mengenai lapangan kerja lembaga-lembaga internaional.

Piagam itu dapat digunakan

sebagai alat

tambahan untuk pelaksanaan

suatu konvensi (seperti piagam kebebasan

(22)

8. Deklarasi (Declarat ion)

Yaitu perjanjian internasional yg berbentuk traktat, dan dokumen tidak resmi. Deklarasi sebagai traktat bila menerangkan suatu judul dari batang tubuh ketentuan traktat, dan sebagai dokumen tidak resmi apabila merupakan lampiran pada traktat /konvensi.

Deklarasi sebagai per-setujuan

tidak resmi bila mengatur hal-hal yang kurang penting.

9. Modus

(23)

10. Pertukar

an Nota Yaitu metode yang tidak resmi, tetapi akhir-akhir ini banyak digunakan. Biasanya, pertukaran nota dilakukan oleh wakil-wakil militer dan negara serta dapat bersifat multilateral.

Akibat pertukaran nota ini timbul kewajiban yang menyangkut

mereka.

11. Ketentua n

Penutup (Final Act)

Yaitu ringkasan hasil konvensi yang menyebutkan negara peserta, nama utusan yang turut diundang, serta masalah yang disetujui konferensi dan tidak memerlukan ratifikasi.

12. Ketentua n Umum (General Act),

Yaitu traktat yang dapat bersifat resmi dan tidak resmi.

LBB

menggunakan ke-tentuan umum arbitrasi untuk menyelesaikan

scr damai pertikaian

(24)

13 13 .

. Charter

Charter Yaitu istilah yang Yaitu istilah yang dipakai dalam dipakai dalam

perjanjian internasional perjanjian internasional untuk pendirian badan untuk pendirian badan yang melakukan fungsi yang melakukan fungsi administratif.

administratif.

Misalnya, Misalnya,

Atlantic Charter. Atlantic Charter.

14

14

.

. Pakta (Pact)Pakta (Pact) Yaitu istilah yang menunjukkan suatu Yaitu istilah yang menunjukkan suatu

persetujuan yang lebih

persetujuan yang lebih

khusus (Pakta

khusus (Pakta

Warsawa).

Warsawa).

Pakta

Pakta

membutuhkan

membutuhkan

ratifikasi.

ratifikasi.

15 15 .

. CovenantCovenant Yaitu anggaran dasar LBB (Liga Bangsa-Yaitu anggaran dasar LBB (Liga Bangsa-Bangsa).

(25)

d.

d.

TAHAP-TAHAP PEMBUATAN PERJANJIAN

TAHAP-TAHAP PEMBUATAN PERJANJIAN

INTERNASIONAL

INTERNASIONAL

Tahap-tahap menurut konvensi Wina tahun

Tahap-tahap menurut konvensi Wina tahun

1969 :

1969 :

1.1. PerundinganPerundingan

2.

2. PenandatangananPenandatanganan

3.

3. Ratifikasi, terdiri dari:Ratifikasi, terdiri dari:

1.

1. Ratifikasi oleh badan eksekutif (biasa Ratifikasi oleh badan eksekutif (biasa dilakukan oleh raja-raja absolut dan

dilakukan oleh raja-raja absolut dan

pemerintahan otoriter).

pemerintahan otoriter).

2.

2. Ratifikasi oleh badan legislatif (jarang Ratifikasi oleh badan legislatif (jarang digunakan).

digunakan).

3.

3. Ratifikasi campuran DPR dan Pemerintah Ratifikasi campuran DPR dan Pemerintah (

(paling banyak digunakan karena peranan paling banyak digunakan karena peranan legislatif dan eksekutif sama-sama

legislatif dan eksekutif sama-sama

menentukan dalam proses ratifikasi.

(26)

Konvensi Wina (tahun 1969) pasal 24

Konvensi Wina (tahun 1969) pasal 24

menyebutkan bahwa mulai berlakunya

menyebutkan bahwa mulai berlakunya

sebuah Perjanjian Internasional adalah

sebuah Perjanjian Internasional adalah

sebagai berikut:

sebagai berikut:

Pada saat sesuai dengan yang ditentukan

Pada saat sesuai dengan yang ditentukan

dalam naskah perjanjian tersebut.

dalam naskah perjanjian tersebut.

Pada saat peserta perjanjian mengikat diri

Pada saat peserta perjanjian mengikat diri

pada perjanjian itu bila dalam naskah tidak

pada perjanjian itu bila dalam naskah tidak

disebut saat berlakunya.

disebut saat berlakunya.

Persetujuan untuk mengikatkan diri, sangat

Persetujuan untuk mengikatkan diri, sangat

tergantung pada persetujuan mereka. Misalnya,

tergantung pada persetujuan mereka. Misalnya,

dengan penandatangan, ratifikasi, pernyataan

dengan penandatangan, ratifikasi, pernyataan

turut serta (

turut serta (accession), accession), ataupun pernyataan ataupun pernyataan menerima (

menerima (acceptance) acceptance) dan dapat juga dengan dan dapat juga dengan cara pertukaran naskah yang sudah

cara pertukaran naskah yang sudah

ditandatangani.

(27)

e.

e.

HAL-HAL PENTING DALAM PROSES

HAL-HAL PENTING DALAM PROSES

PEMBUATAN PERJANJIAN INTERNASIONAL

PEMBUATAN PERJANJIAN INTERNASIONAL

Unsur-unsur penting dalam persyaratan

Unsur-unsur penting dalam persyaratan

adalah :

adalah :

Harus dinyatakan secara formal/ resmi, dan

Harus dinyatakan secara formal/ resmi, dan

Bermaksud untuk membatasi, meniadakan,

Bermaksud untuk membatasi, meniadakan,

atau mengubah akibat hukum dari

atau mengubah akibat hukum dari

ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam perjanjian itu.

ketentuan yang terdapat dalam perjanjian itu.

Jika suatu negara mengajukan persyaratan, tidak

Jika suatu negara mengajukan persyaratan, tidak

berarti mengundurkan diri dari perjanjian

berarti mengundurkan diri dari perjanjian

(multilateral). Negara tersebut masih tetap

(multilateral). Negara tersebut masih tetap

sebagai peserta dalam perjanjian, tetapi dengan

sebagai peserta dalam perjanjian, tetapi dengan

syarat hanya terikat pada bagian-bagian tertentu

syarat hanya terikat pada bagian-bagian tertentu

yang dianggap membawa keuntungan bagi

yang dianggap membawa keuntungan bagi

kepentinganya.

(28)

TEORI YANG CUKUP BERKEMBANG DALAM

TEORI YANG CUKUP BERKEMBANG DALAM

PERSYARATAN PERJANJIAN INTERNASIONAL :

PERSYARATAN PERJANJIAN INTERNASIONAL :

Teori Kebulatan Suara (Unanimity Principle).Teori Kebulatan Suara (Unanimity Principle). Persyaratan itu hanya sah atau berlaku bagi yang

Persyaratan itu hanya sah atau berlaku bagi yang

mengajukan persyaratan jika persyaratan ini

mengajukan persyaratan jika persyaratan ini

diterima oleh seluruh peserta dari perjanjian.

diterima oleh seluruh peserta dari perjanjian.

Teori Pan Amerika.Teori Pan Amerika. Setiap perjanjian itu mengikat Setiap perjanjian itu mengikat

negara yang mengajukan persyaratan dengan

negara yang mengajukan persyaratan dengan

negara yang menerima persyaratan. Teori ini

negara yang menerima persyaratan. Teori ini

biasanya dianut oleh organisasi-organisasi negara

biasanya dianut oleh organisasi-organisasi negara

Amerika.

(29)

f.

f.

BERLAKU DAN BERAKHIRNYA PERJANJIAN

BERLAKU DAN BERAKHIRNYA PERJANJIAN

INTERNASIONAL

INTERNASIONAL

Berlakunya Perjanjian Internasional :

Berlakunya Perjanjian Internasional :

Perjanjian internasional berlaku pada saat Perjanjian internasional berlaku pada saat

peristiwa berikut ini.

peristiwa berikut ini.

Mulai berlaku sejak tanggal yang ditentukan atau Mulai berlaku sejak tanggal yang ditentukan atau

menurut yang disetujui oleh negara perunding.

menurut yang disetujui oleh negara perunding.

Jika tidak ada ketentuan atau persetujuan, Jika tidak ada ketentuan atau persetujuan,

perjanjian mulai berlaku segera setelah

perjanjian mulai berlaku segera setelah

persetujuan diikat dan dinyatakan oleh semua

persetujuan diikat dan dinyatakan oleh semua

negara perunding.

negara perunding.

Bila persetujuan suatu negara untuk diikat oleh Bila persetujuan suatu negara untuk diikat oleh

perjanjian timbul setelah perjanjian itu berlaku,

perjanjian timbul setelah perjanjian itu berlaku,

maka perjanjian mulai berlaku bagi negara itu pada

maka perjanjian mulai berlaku bagi negara itu pada

tanggal tsb, kecuali bila perjanjian menentukan

tanggal tsb, kecuali bila perjanjian menentukan

lain.

lain.

Ketentuan-ketentuan perjanjian yang mengatur Ketentuan-ketentuan perjanjian yang mengatur

pengesahan teksnya, pernyataan persetujuan

pengesahan teksnya, pernyataan persetujuan

suatu negara untuk diikat oleh suatu perjanjian,

suatu negara untuk diikat oleh suatu perjanjian,

cara dan tanggal berlakunya, persyaratan,

cara dan tanggal berlakunya, persyaratan,

fungsi-fungsi penyimpanan, dan masalah-masalah lain

fungsi penyimpanan, dan masalah-masalah lain

yang timbul yang perlu sebelum berlakunya

yang timbul yang perlu sebelum berlakunya

perjanjian itu, berlaku sejak saat disetujuinya teks

perjanjian itu, berlaku sejak saat disetujuinya teks

perjanjian itu.

(30)

BERAKHIRNYA PERJANJIAN INTENASIONAL

BERAKHIRNYA PERJANJIAN INTENASIONAL

Prof. DR. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., mengatakan

Prof. DR. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., mengatakan

bahwa suatu

bahwa suatu perjanjian berakhir perjanjian berakhir karena :karena : 1.

1. Telah tercapai tujuan dari perjanjian internasional Telah tercapai tujuan dari perjanjian internasional itu.

itu.

2.

2. Masa beraku perjanjian internasional itu sudah Masa beraku perjanjian internasional itu sudah habis.

habis.

3.

3. Salah satu pihak peserta perjanjian menghilang Salah satu pihak peserta perjanjian menghilang atau punahnya objek perjanjian itu.

atau punahnya objek perjanjian itu.

4.

4. Adanya persetujuan dari peserta-peserta untuk Adanya persetujuan dari peserta-peserta untuk mengakhiri perjanjian itu.

mengakhiri perjanjian itu.

5.

5. Adanya perjanjian baru antara peserta yang Adanya perjanjian baru antara peserta yang

kemudian meniadakan perjanjian yang terdahulu.

kemudian meniadakan perjanjian yang terdahulu.

6.

6. Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan ketentuan perjanjian itu sudah

sesuai dengan ketentuan perjanjian itu sudah

dipenuhi.

dipenuhi.

7.

7. Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan pengakhiran itu diterima oleh pihak

peserta dan pengakhiran itu diterima oleh pihak

lain.

(31)

PELAKSANAAN PERJANJIAN

INTERNASIONAL :

Ketaatan Terhadap Perjanjian

a. Perjanjian harus dipatuhi (pacta sunt servada).

b. Kesadaran hukum nasional.

Penerapan Perjanjian

a. Daya berlaku surut (retroactivity).

b. Wilayah penerapan (teritorial scope).

(32)

PENAFSIRAN KETENTUAN PERJANJIAN,

PENAFSIRAN KETENTUAN PERJANJIAN, DALAM DALAM PRAKTEKNYA

PRAKTEKNYA

DILAKUKAN DENGAN MENGGUNAKAN TIGA

DILAKUKAN DENGAN MENGGUNAKAN TIGA

METODE :

METODE :

1.

1. Metode dari aliran yang berpegang pada Metode dari aliran yang berpegang pada kehendak penyusun perjanjian dengan

kehendak penyusun perjanjian dengan

memanfaatkan pekerjaan persiapan.

memanfaatkan pekerjaan persiapan.

2.

2. Metode dari aliran yang berpegang pada Metode dari aliran yang berpegang pada naskah perjanjian, dengan penafsiran

naskah perjanjian, dengan penafsiran

menurut ahli yang umum dari kosa-katanya.

menurut ahli yang umum dari kosa-katanya.

3.

3. Metode dari aliran yang berpegang pada Metode dari aliran yang berpegang pada objek dan tujuan perjanjian.

(33)

KEDUDUKAN NEGARA BUKAN PESERTA

KEDUDUKAN NEGARA BUKAN PESERTA

Negara bukan peserta pada hakikatnya tidak

Negara bukan peserta pada hakikatnya tidak

memiliki hak dan kewajiban untuk

memiliki hak dan kewajiban untuk

mematuhinya. Akan tetapi, bila perjanjian itu

mematuhinya. Akan tetapi, bila perjanjian itu

bersifat multilateral (PBB) atau objeknya

bersifat multilateral (PBB) atau objeknya

besar (Terusan Suez, Panama, Selat Malaka

besar (Terusan Suez, Panama, Selat Malaka

dan lain-lain), mereka dapat juga terikat,

dan lain-lain), mereka dapat juga terikat,

apabila:

apabila:

Negara tersebut menyatakan diri terikat Negara tersebut menyatakan diri terikat

terhadap perjanjian itu, dan

terhadap perjanjian itu, dan

(34)

PEMBATALAN PERJANJIAN INTERNASIONAL,

PEMBATALAN PERJANJIAN INTERNASIONAL,

Berdasarkan Konvensi Wina tahun 1969, karena

Berdasarkan Konvensi Wina tahun 1969, karena

berbagai alasan, suatu perjanjian internasional

berbagai alasan, suatu perjanjian internasional

dapat batal, antara lain :

dapat batal, antara lain :

Negara peserta atau wakil kuasa penih Negara peserta atau wakil kuasa penih

melanggar ketentuan-ketentuan hukum

melanggar ketentuan-ketentuan hukum

nasionalnya.

nasionalnya.

Adanya unsur kesalahn (Adanya unsur kesalahn (error) error) pada saat pada saat perjanjian dibuat.

perjanjian dibuat.

Adanya unsur penipuan dari negara peserta Adanya unsur penipuan dari negara peserta

tertentu terhadap negara peserta lain waktu

tertentu terhadap negara peserta lain waktu

pembentukan perjanjian.

pembentukan perjanjian.

Terdapat penyalahgunaan atau Terdapat penyalahgunaan atau kecurangan kecurangan (corruption),

(corruption), baik melalui kelicikan atau baik melalui kelicikan atau penyuapan.

penyuapan.

Adanya unsur paksaan terhadap wakil suatu Adanya unsur paksaan terhadap wakil suatu

negara peserta. Paksaan tersebut baik dengan

negara peserta. Paksaan tersebut baik dengan

ancaman maupun penggunaan kekuatan.

ancaman maupun penggunaan kekuatan.

Bertentangan dengan suatu kaidah dasar hukum Bertentangan dengan suatu kaidah dasar hukum

internasional umum.

(35)

g.

g.

JENIS-JENIS PERJANJIAN

JENIS-JENIS PERJANJIAN

INTERNASIONAL

INTERNASIONAL

Perjanjian Bilateral,

bersifat khusus (

treaty

contract

) dan tertutup, ada beberapa contoh :

1.

1.

Perjanjian antara Republik Indonesia dengan

Perjanjian antara Republik Indonesia dengan

RRC (Republika Rakyat Cina) pada tahun 1955

RRC (Republika Rakyat Cina) pada tahun 1955

tentang penyelesaian “dwikewarganegaraan”.

tentang penyelesaian “dwikewarganegaraan”.

2.

2.

Perjanjian antara Indonesia dengan Muangthai

Perjanjian antara Indonesia dengan Muangthai

tentang “Garis Batas Laut Andaman” di

tentang “Garis Batas Laut Andaman” di

sebelah utara Selat Malaka pada tahun 1971.

sebelah utara Selat Malaka pada tahun 1971.

3.

3.

Perjanjian “ekstradisi” antara Republik

Perjanjian “ekstradisi” antara Republik

Indonesia dan Malaysia pada tahun 1974.

Indonesia dan Malaysia pada tahun 1974.

4.

4.

Perjanjian antara Republik Indonesia dan

Perjanjian antara Republik Indonesia dan

Australia mengenai pertahanan dan keamanan

Australia mengenai pertahanan dan keamanan

wilayah kedua negara pada tanggal 16

wilayah kedua negara pada tanggal 16

(36)

Perjanjian Multilateral, sering disebut

Perjanjian Multilateral, sering disebut

sebagai

sebagai

law making treaties

law making treaties

karena

karena

biasanya mengatur hal-hal yang

biasanya mengatur hal-hal yang

menyangkut kepentingan umum dan

menyangkut kepentingan umum dan

bersifat “terbuka.”

bersifat “terbuka.”

Ada beberapa contoh :

Ada beberapa contoh :

Konvensi Jenewa, tahun 1949 tentang Konvensi Jenewa, tahun 1949 tentang

“Perlindungan Korban Perang”.

“Perlindungan Korban Perang”.

Konvensi Wina, tahun 1961, tentang “Hubungan Konvensi Wina, tahun 1961, tentang “Hubungan

Diplomatik”.

Diplomatik”.

Konvensi Hukum Laut Internasional tahun 1982 Konvensi Hukum Laut Internasional tahun 1982

tentang “Laut Teritorial, Zona Bersebelahan,

tentang “Laut Teritorial, Zona Bersebelahan,

Zona Ekonomi Eksklusif, dan Landas Benua”.

(37)

Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran,

Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran,

majalah, internet, buletin & sebagainya, kemudian

majalah, internet, buletin & sebagainya, kemudian

lakukan hal-hal berikut :

lakukan hal-hal berikut :

1. Rumuskan kembali pemahaman tentang pengertian perjanjian internasional !

2. Berikan alasan penjelasan, mengapa di dalam hubungan antar negara perjanjian

internasional dianggap sangat penting !

3. Berikan penjelasan mengapa suatu perjanjian internasional ada yang harus diratifikasi dan ada yang tidak perlu diratifikasi !

4. Jelaskan mengapa sebelum suatu perjanjian internasional dibuat, perlu dilakukan

perundingan (negosiasi) !

5. Berikan penjelasan bagaimana kedudukan negara peserta dan bukan peserta pada saat suatu perjanjian internasional akan

(38)

Waktu:

Waktu:

2 x 45 Menit

2 x 45 Menit

Standar Kompetensi :

Standar Kompetensi :

Menganalisis hubungan Internasional dan

Menganalisis hubungan Internasional dan

Organisasi Internasional

Organisasi Internasional

Kompetensi Dasar :

Kompetensi Dasar :

4.3. Menganalisis fungsi

4.3. Menganalisis fungsi

Perwakilan Diplomatik

(39)

(Indikator)

(Indikator)

Hasil Yang Diharapkan:

Hasil Yang Diharapkan:

Mendeskripsikan Perwakilan Negara RI

Mendeskripsikan Perwakilan Negara RI

Di Luar Negeri.

Di Luar Negeri.

Menganalisis Perwakilan Negara Di

Menganalisis Perwakilan Negara Di

Negara Lain Dalam Arti Politis

Negara Lain Dalam Arti Politis

(Diplomatik) Dan Non Politis (Konsuler).

(40)

Landasa Landasa n n Hukum Hukum Perwakilan Perwakilan

dalam arti non

dalam arti non

politis politis (konsuler) (konsuler)

PERWAKILA

PERWAKILA

N

N

DIPLOMATIK

DIPLOMATIK

Perwakilan Perwakilan dalam arti dalam arti politis politis (diplomatik) (diplomatik)

PengangkataPengangkata

n

n

KronologisKronologis

Tugas dan Tugas dan

Fungsi

Fungsi

PerangkatPerangkat

Kekebalan Kekebalan

dan dan Keistimewaa Keistimewaa n n Perwakilan Perwakilan

Negara RI di luar

Negara RI di luar

negeri negeri Fungsi Fungsi & & Fungsi Fungsi

Tugas dan Tugas dan

Fungsi

Fungsi

Mulai dan Mulai dan

berakhirnya

(41)

1.

1.

Perwakilan Negara RI di Luar

Perwakilan Negara RI di Luar

Negeri

Negeri

a. Landasan Hukum

Pasal 13 UUD 1945 menyebutkan bahwa:

Pasal 13 UUD 1945 menyebutkan bahwa:

1.

1. Presiden mengangkat duta dan konsul.Presiden mengangkat duta dan konsul. 2.

2. Dalam hal mengangkat duta; Presiden Dalam hal mengangkat duta; Presiden memperhatikan pertimbangan DPR.

memperhatikan pertimbangan DPR.

3.

3. Presiden menerima penempatan duta negara lain Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.

dengan memperhatikan pertimbangan DPR.

Presiden sebagai Kepala Negara, mengangkat dan

Presiden sebagai Kepala Negara, mengangkat dan

menerima duta dari negara lain. Prosedur maupun

menerima duta dari negara lain. Prosedur maupun

teknis pelaksanaannya, diatur oleh Menteri Luar

teknis pelaksanaannya, diatur oleh Menteri Luar

Negeri.

(42)

b.PERWAKILAN DIPLOMATIK REPUBLIK

INDONESIA

N

o Diplomatik Uraian

1. Tugas Pokok Perwakila n Diplomati k

Menyelenggarakan hubungan dengan negara lain atau hubungan kepala negara dengan pemerintah asing.

Mengadakan perundingan tentang masalah

yang dihadapi kedua negara dan berusaha untuk menyelesaikannya.

Mengurus kepentingan negara serta warga negaranya di negara lain.

Apabila dianggap perlu, dapat bertindak sebagai tempat pencatatan sipil, pemberian paspor, dsb. 2. Fungsi Perwakila n Diplomati k Berdasar kan Kongres Wina 1961

Mewakili negara pengirim di dalam negara penerima.

Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara penerima di dalam batas-batas yang diijinkan oleh hukum internasional.

Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima.

Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara penerima, sesuai UU dan melaporkan kepada pemerintah negara pengirim.

(43)

3.

3. Peranan Peranan Perwakila Perwakila n n Diplomati Diplomati k k

Dalam membina hubungan internasional, Dalam membina hubungan internasional, diperlukan taktik dan prosedur tertentu diperlukan taktik dan prosedur tertentu untuk mencapai tujuan nasional suatu untuk mencapai tujuan nasional suatu negara, sehingga kepentingannya dapat negara, sehingga kepentingannya dapat diperkenalkan kepada negara lain dengan diperkenalkan kepada negara lain dengan jalan diplomatik.

jalan diplomatik.

Dalam arti luas, diplomasi meliputi seluruh Dalam arti luas, diplomasi meliputi seluruh kegiatan politik luar negeri sebagai berikut: kegiatan politik luar negeri sebagai berikut:

Menentukan tujuan dengan menggunakan Menentukan tujuan dengan menggunakan

semua daya dan tenaga dalam mencapai semua daya dan tenaga dalam mencapai tujuan tersebut.

tujuan tersebut.

Menyesuaikan kepentingan bangsa lain Menyesuaikan kepentingan bangsa lain dengan kepentingan nasional sesuai dengan kepentingan nasional sesuai dengan tenaga dan daya yang ada.

dengan tenaga dan daya yang ada.

Menentukan Menentukan apakah apakah tujuan tujuan nasional nasional sejalan atau berbeda dengan kepentingan sejalan atau berbeda dengan kepentingan negara lain.

negara lain.

Menggunakan sarana dan kesempatan Menggunakan sarana dan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya. Pada yang ada dengan sebaik-baiknya. Pada umumnya dalam menjalankan tugas umumnya dalam menjalankan tugas diplomasi antar bangsa, setiap negara diplomasi antar bangsa, setiap negara menggunakan sarana diplomasi ajakan, menggunakan sarana diplomasi ajakan, konferensi, dan menunjukkan kekuatan konferensi, dan menunjukkan kekuatan militer dan ekonomi.

(44)

4.

4. Tujuan Tujuan Diadakan Diadakan Perwakila Perwakila n n Diplomati Diplomati k k

Memelihara kepentingan negaranya di Memelihara kepentingan negaranya di negara penerima, sehingga jika terjadi negara penerima, sehingga jika terjadi sesuatu urusan, perwakilan tersebut sesuatu urusan, perwakilan tersebut dapat mengambil langkah-langkah untuk dapat mengambil langkah-langkah untuk

menyelesaikannya. menyelesaikannya.

Melindungi warga negara sendiri yang Melindungi warga negara sendiri yang bertempat tinggal di negara penerima.

bertempat tinggal di negara penerima.

Menerima pengaduan-pengaduan untuk Menerima pengaduan-pengaduan untuk diteruskan kepada pemerintah negara diteruskan kepada pemerintah negara

penerima. penerima.

Istilah diplomatik (

Istilah diplomatik (diplomacydiplomacy), dalam hubungan ), dalam hubungan internasional

internasional ”berarti sarana yang sah (legal), ”berarti sarana yang sah (legal), terbuka dan terang-terangan yang digunakan oleh

terbuka dan terang-terangan yang digunakan oleh

sesuatu negara dalam melaksanakan politik luar

sesuatu negara dalam melaksanakan politik luar

negerinya”

negerinya”. Untuk menjalin hubungan diantara . Untuk menjalin hubungan diantara negara-negara itu, biasanya negara tersebut saling

negara-negara itu, biasanya negara tersebut saling

menempatkan perwakilannya (Keduataan atau

menempatkan perwakilannya (Keduataan atau

Konsuler).

(45)

2.

2.

Perwakilan Negara di Negara Lain dalam arti

Perwakilan Negara di Negara Lain dalam arti

Politis (Diplomatik)

Politis (Diplomatik)

a. Pembukaan/Pengangkatan

Persyaratan yg harus dipenuhi dalam

Persyaratan yg harus dipenuhi dalam

pembukaan/pertukaran

pembukaan/pertukaran

perwakilan diplomatik (

perwakilan diplomatik (politispolitis) maupun konsuler ) maupun konsuler (

(non-politisnon-politis) :) :

Harus ada kesepakatan kedua belah pihak Harus ada kesepakatan kedua belah pihak

(

(mutual conceatmutual conceat) yang akan mengadakan ) yang akan mengadakan

pembukaan atau pertukaran diplomatik maupun

pembukaan atau pertukaran diplomatik maupun

konsuler. Berdasarkan Pasal 2 Konvensi Wina

konsuler. Berdasarkan Pasal 2 Konvensi Wina

1961, harus dituangkan dalam bentuk :

1961, harus dituangkan dalam bentuk :

Persetujuan bersama (

Persetujuan bersama (joint agreementjoint agreement) dan ) dan Komunikasi bersama (

Komunikasi bersama (joint declarationjoint declaration).).

Prinsip-prinsip yang beraku, yaitu setiap negara Prinsip-prinsip yang beraku, yaitu setiap negara

dapat melakukan hubungan atau pertukaran

dapat melakukan hubungan atau pertukaran

perwakilan diplomatik berdasarkan atas

perwakilan diplomatik berdasarkan atas

prinsip-prinsip timbal balik (

(46)

b.

b.

KRONOLOGI PENGANGKATAN

KRONOLOGI PENGANGKATAN

DIPLOMATIK

DIPLOMATIK

III

III

IV

IV

I

I

II

II

Kedua belah pihak

Kedua belah pihak

sa-ling tukar informasi

ling tukar informasi

tentang akan

tentang akan

dibukanya perwakilan

dibukanya perwakilan

oleh Deparlu

oleh Deparlu

masing-masing Negara. masing Negara. Mendapat Mendapat persetujuan persetujuan (

(demende, demende, agregation

agregation) ) dari dari negara yang

negara yang

menerima.

menerima.

Diplomat yang akan

Diplomat yang akan

di-tempatkan,

di-tempatkan,

menerima surat

menerima surat

kepercayaan (

kepercayaan ( lettre lettre de creance

de creance) yang ) yang ditanda tangani

ditanda tangani

kepala negara

kepala negara

pengirim.

pengirim.

Surat kepecayaan

Surat kepecayaan

diserahkan kepada

diserahkan kepada

kepala negara

kepala negara

penerima (

penerima (lettre de lettre de rapple

rapple) dalam suatu ) dalam suatu upacara dimana

upacara dimana

seorang diplomatik

seorang diplomatik

berpidato.

(47)

c. KLASIFIKASI PERWAKILAN

DIPLOMATIK

KONGGRES WINA (1815) a.Ammbassador Papa Legates Nuncios (Duta Besar, Perwakilan Kunci). b.Envoys Extra Ordinary and Minister Pleni Petentiary (Duta Besar Luar biasa dan Berkuasa Penuh) KONGGRES AIX LA CHAPELLA (1818) a.Ammbassador and Legates Or Nuncious. b.Envoys and Minister Pleni Petentiary. c. Minister Resident. d.Charge de Affaires.

Catatan : disebut juga konggres Achen.

KONGGRES WINA (1961)

a. Ammbassador

(Nuncios) diakre-detasi pada Kepala Negara dan kepala misi yang lain yang sederajat.

b. Envoys, Minsiter dan Inter-nuncios

diakreditasikan pada Kepala Negara.

(48)

a.

a.

Representasi

Representasi

b.

b.

Negosiasi

Negosiasi

,

,

c.

c.

Observasi

Observasi

,

,

d.

d.

Relationship,

Relationship,

e.

e.

Proteksi

Proteksi

d.

d.

TUGAS DAN FUNGSI PERWAKILAN

TUGAS DAN FUNGSI PERWAKILAN

DIPLOMATIK

DIPLOMATIK

Tugas Umum Seorang

Tugas Umum Seorang

Perwakilan Diplomatik

Perwakilan Diplomatik

Dalam melaksanakan tugasnya, diplomat dapat

Dalam melaksanakan tugasnya, diplomat dapat

berfungsi sebagai lambang prestise nasional

berfungsi sebagai lambang prestise nasional

negaranya di luar negeri dan mewakili Kepala

negaranya di luar negeri dan mewakili Kepala

Negaranya di negara penerima

(49)

Fungsi Perwakilan diplomatik, menurut

Fungsi Perwakilan diplomatik, menurut

Konggres Wina 1961, mencakup hal-hal

Konggres Wina 1961, mencakup hal-hal

berikut :

berikut :

1.

1.

Mewakili negara pengirim di dlm negara

Mewakili negara pengirim di dlm negara

penerima.

penerima.

2.

2.

Melindungi kepentingan negara pengirim dan

Melindungi kepentingan negara pengirim dan

warga negaranya di negara penerima di dalam

warga negaranya di negara penerima di dalam

batas-batas yang diijinkan oleh hukum

batas-batas yang diijinkan oleh hukum

internasional.

internasional.

3.

3.

Mengadakan persetujuan dgn pemerintah

Mengadakan persetujuan dgn pemerintah

negara penerima.

negara penerima.

4.

4.

Memberikan keterangan tentang kondisi dan

Memberikan keterangan tentang kondisi dan

perkembangan negara penerima, sesuai dengan

perkembangan negara penerima, sesuai dengan

undang-undang dan melaporkan kepada

undang-undang dan melaporkan kepada

pemerintah negara pengirim.

pemerintah negara pengirim.

5.

5.

Memelihara hubungan persahabatan kedua

Memelihara hubungan persahabatan kedua

negara.

(50)

e.PERANGKAT PERWAKILAN

DIPLOMATIK

Perwakilan diplomatik menurut ketetapan Konggres

Perwakilan diplomatik menurut ketetapan Konggres

Wina Tahun 1815 dan Konggres

Wina Tahun 1815 dan Konggres Aux La ChapellaAux La Chapella 1818 1818 (Konggres Achen), dilakukan oleh :

(Konggres Achen), dilakukan oleh : N

N

O

O NAMA NAMA URAIAN URAIAN KETERANGANKETERANGAN

1.

1. Duta Duta Besar Besar Berkuasa Berkuasa Penuh Penuh (Ambassa (Ambassa dor) dor)

Adalah tingkat

Adalah tingkat

tertinggi dalam

tertinggi dalam

perwakilan diplomatik

perwakilan diplomatik

yang mempunyai

yang mempunyai

kekuasaan penuh dan

kekuasaan penuh dan

luar biasa.

luar biasa.

Ambassador

Ambassador

ditempatkan pada

ditempatkan pada

negara yang banyak

negara yang banyak

menjalin hubungan

menjalin hubungan

timbal balik.

timbal balik.

2.

2. Duta Duta

(Gerzant)

(Gerzant) Adalah wakil Adalah wakil

diplomatik yang

diplomatik yang

pangkatnya lebih

pangkatnya lebih

rendah dari duta

rendah dari duta

besar. besar. Dalam menyelesaikan Dalam menyelesaikan persoalan kedua persoalan kedua negara, harus negara, harus berkonsultasi dengan berkonsultasi dengan pemerintahnya. pemerintahnya. 3.

3. Menteri Menteri Residen

Residen Seorang Menteri

Seorang Menteri

Residen dianggap

Residen dianggap

bukan sebagai wakil

bukan sebagai wakil

pribadi kepala negara.

pribadi kepala negara.

Dia hanya mengurus

Dia hanya mengurus

urusan negara.

urusan negara.

Mereka ini pada

Mereka ini pada

dasarnya tidak berhak

dasarnya tidak berhak

mengadakan

mengadakan

pertemuan dengan

pertemuan dengan

kepala negara di mana

kepala negara di mana

mereka bertugas.

(51)

4. Kuasa Usaha (Charge de Affair)

Kuasa Usaha yang tidak diperbantukan kepada kepala negara dapat dibedakan atas :

Kuasa Usaha tetap menjabat kepala dari

suatu perwakilan,

Kuasa Usaha sementara yang melaksanakan pekerjaan dari kepala perwakilan, ketika pejabat ini belum atau tidak ada di tempat.

Duta besar yang diangkat menjadi ketua

Duta besar yang diangkat menjadi ketua

perwakilan asing, disebut doyen. Tingkat

perwakilan asing, disebut doyen. Tingkat

perwakilan suatu negara ditentukan berdasarkan

perwakilan suatu negara ditentukan berdasarkan

beberapa pertimbangan sebagai berikut :

beberapa pertimbangan sebagai berikut :

1.

1.Penting tidaknya kedudukan negara pengutus Penting tidaknya kedudukan negara pengutus dan negara penerima perwakilan itu.

dan negara penerima perwakilan itu.

2.

2.Erat tidaknya hubungan antar negara yang Erat tidaknya hubungan antar negara yang mengadakan hubungan itu.

mengadakan hubungan itu.

3.

3.Besar kecilnya kepentingan bangsa / negara yang Besar kecilnya kepentingan bangsa / negara yang mengadakan hubungan itu.

(52)

5.

5. AtasAtas e-Atas Atas e e

Adalah pejabat pembantu dari

Adalah pejabat pembantu dari

Duta Besar berkuasa penuh.

Duta Besar berkuasa penuh.

Terdiri atas 2 (dua) bagian :

Terdiri atas 2 (dua) bagian :

ATASE PERTAHANANATASE PERTAHANAN

Atase ini dijabat oleh Atase ini dijabat oleh seorang perwira TNI yang

seorang perwira TNI yang

diperban-tukan Departemen

diperban-tukan Departemen

Luar Negeri dan ditempatkan di

Luar Negeri dan ditempatkan di

Kedutaan Besar Republik

Kedutaan Besar Republik

Indonesia (KBRI), serta

Indonesia (KBRI), serta

diberikan kedudukan sebagai

diberikan kedudukan sebagai

seorang diplomat. seorang diplomat. Tugasnya yaitu Tugasnya yaitu memberikan nasihat memberikan nasihat

di bidang militer dan

di bidang militer dan

pertahanan

pertahanan

keamanan kepada

keamanan kepada

duta besar berkuasa

duta besar berkuasa

penuh.

penuh.

ATASE TEKNISATASE TEKNIS

Atase ini, dijabat oleh Atase ini, dijabat oleh

seorang pegawai negeri sipil

seorang pegawai negeri sipil

tertentu yang tidak berasal

tertentu yang tidak berasal

dari lingkungan Departemen

dari lingkungan Departemen

Luar Negeri dan ditempatkan

Luar Negeri dan ditempatkan

di salah satu KBRI untuk

di salah satu KBRI untuk

membantu Duta Besar.

membantu Duta Besar.

Dia berkuasa penuh

Dia berkuasa penuh

dalam melaksanakan

dalam melaksanakan

tugas-tugas teknis

tugas-tugas teknis

sesuai dengan tugas

sesuai dengan tugas

pokok dari

pokok dari

departemennya

departemennya

sendiri. Misalnya,

sendiri. Misalnya,

Atase Per-dagangan,

Atase Per-dagangan,

Atase Perindustrian,

Atase Perindustrian,

Atase Pendidikan dan

Atase Pendidikan dan

Kebudayaan.

(53)

f. KEKEBALAN DAN KEISTIMEWAAN

PERWAKILAN DIPLOMATIK

Asas kekebalan dan keistimewaan diplomatik, disebut (exteritoriallity” atau ”extra teritoriallity”). Para diplomatik hampir dalam segala hal harus diperlakukan sebagaimana mereka berada di luar

wilayah negara penerima.

Para diplomat beserta stafnya, tidak tunduk pada kekuasaan peradilan pidana dan sipil dari negara penerima.

Perwakilan diplomatik diberikan

Perwakilan diplomatik diberikan

Kekebalan dan keistimewaan,

Kekebalan dan keistimewaan,

dengan maksud :

dengan maksud :

Menjamin pelaksanaan tugas negara Menjamin pelaksanaan tugas negara

perwakilan diplomatik sebagai wakil

perwakilan diplomatik sebagai wakil

negara.

negara.

Menjamin pelaksana fungsi Menjamin pelaksana fungsi

perwakilan diplomatik secara efisien.

perwakilan diplomatik secara efisien.

Menuru

Menuru

t

t

Konven

Konven

si Wina

si Wina

(54)

Kekebalan Perwakilan Diplomatik

Kekebalan Perwakilan Diplomatik atau atau InviolabilityInviolability (tidak dapat diganggu gugat), yaitu kekebalan

(tidak dapat diganggu gugat), yaitu kekebalan

terhadap alat-alat kekuasaan negara penerima dan

terhadap alat-alat kekuasaan negara penerima dan

kekebalan dari segala gangguan yang merugikan para

kekebalan dari segala gangguan yang merugikan para

pejabat diplomatik.

pejabat diplomatik.

Kekebalan diplomatik (

Kekebalan diplomatik (ImmunityImmunity), mencakup :), mencakup :

Pribadi Pejabat DiplomatikPribadi Pejabat Diplomatik..

Kantor Perwakilan (Rumah KediamanKantor Perwakilan (Rumah Kediaman), disebut jg ), disebut jg

daerah

daerah ekstrateritorialekstrateritorial. Para diplomat tdk memiliki hak . Para diplomat tdk memiliki hak asylum, yaitu hak untuk memberi kesempatan kepada

asylum, yaitu hak untuk memberi kesempatan kepada

suatu negara dalam memberikan perlindungan kepada

suatu negara dalam memberikan perlindungan kepada

warga negara asing yang melarikan diri.

warga negara asing yang melarikan diri.

(55)

KEISTIMEWAAN PERWAKILAN DIPLOMATIK

KEISTIMEWAAN PERWAKILAN DIPLOMATIK

Pemberian keistimewaan kepada perwakilan

Pemberian keistimewaan kepada perwakilan

diplomatik, atas dasar ”timbal – balik” sebagaimana

diplomatik, atas dasar ”timbal – balik” sebagaimana

diatur di dalam Konvensi Wina 1961 dan 1963, yaitu

diatur di dalam Konvensi Wina 1961 dan 1963, yaitu

mencakup:

mencakup:

Pembebasan dari kewajiban membayar pajakPembebasan dari kewajiban membayar pajak, antara , antara

lain pajak penghasilan, kekayaan, rumah tangga,

lain pajak penghasilan, kekayaan, rumah tangga,

kendaraan bermotor, radio, bumi dan bangunan,

kendaraan bermotor, radio, bumi dan bangunan,

televisi dan sebagainya.

televisi dan sebagainya.

Pembebasan dari kewajiban pabeanPembebasan dari kewajiban pabean, antara lain bea , antara lain bea

masuk, bea keluar, bea cukai, terhadap barang-barang

masuk, bea keluar, bea cukai, terhadap barang-barang

keperluan dinas, misi perwakilan, barang keperluan

keperluan dinas, misi perwakilan, barang keperluan

sendiri, keperluan rumah tangga dan sebagainya.

(56)

3.

3.

PERWAKILAN NEGARA DI NEGARA LAIN

PERWAKILAN NEGARA DI NEGARA LAIN

DALAM ARTI NON POLITIS (KONSULER)

DALAM ARTI NON POLITIS (KONSULER)

Diwakili oleh Korps Konsuler dalam

Diwakili oleh Korps Konsuler dalam

kepangkatan:

kepangkatan:

Konsul Jenderal, membawahi beberapa konsul Konsul Jenderal, membawahi beberapa konsul

yang ditempatkan di ibu kota negara.

yang ditempatkan di ibu kota negara.

Konsul dan Wakil Konsul, konsul yaitu mengepalai Konsul dan Wakil Konsul, konsul yaitu mengepalai

suatu kekonsulan yang kadang-kadang

suatu kekonsulan yang kadang-kadang

diperbantukan kepada konsul jenderal. Wakil

diperbantukan kepada konsul jenderal. Wakil

konsul diperbantukan kepada konsul atau konsul

konsul diperbantukan kepada konsul atau konsul

jenderal yang kadang diserahi pimpinan kantor

jenderal yang kadang diserahi pimpinan kantor

konsuler.

konsuler.

Agen Konsul, dengan tugas untuk mengurus hal-Agen Konsul, dengan tugas untuk mengurus

hal-hal yang bersifat terbatas dan berhubungan

hal yang bersifat terbatas dan berhubungan

dengan kekonsulan.

(57)

a.FUNGSI PERWAKILAN

KONSULER

1.

1.

Melaksanakan usaha peningkatan hubungan

Melaksanakan usaha peningkatan hubungan

dengan

negara

penerima

di

bidang

dengan

negara

penerima

di

bidang

perekonomian, perdagangan, perhubungan,

perekonomian, perdagangan, perhubungan,

kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

2.

2.

Melindungi kepentingan nasional negara dan

Melindungi kepentingan nasional negara dan

warga negara yang berada dalam wilayah

warga negara yang berada dalam wilayah

kerjanya.

kerjanya.

3.

3.

Melaksanakan pengamatan, penilaian, dan

Melaksanakan pengamatan, penilaian, dan

pelaporan.

pelaporan.

4.

4.

Menyelenggarakan

Menyelenggarakan

bimbingan

bimbingan

dan

dan

pengawasan terhadap warga negara di

pengawasan terhadap warga negara di

wilayah kerjanya.

wilayah kerjanya.

5.

5.

Menyelenggarakan

Menyelenggarakan

urusan

urusan

pengamanan,

pengamanan,

penerangan, konsuler, protokol, komunikasi

penerangan, konsuler, protokol, komunikasi

dan persandian.

dan persandian.

6.

6.

Melaksanakan

Melaksanakan

urusan

urusan

tata

tata

usaha,

usaha,

kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan

kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan

(58)

b.TUGAS-TUGAS YANG BERHUBUNGAN

DENGAN KEKONSULAN

1.

1. Bidang EkonomiBidang Ekonomi, yaitu menciptakan tata ekonomi , yaitu menciptakan tata ekonomi dunia baru dengan menggalakkan ekspor komoditas dunia baru dengan menggalakkan ekspor komoditas nonmigas, promosi perdagangan, mengawasi

nonmigas, promosi perdagangan, mengawasi

pelayanan, pelaksanaan perjanjian perdagangan dan pelayanan, pelaksanaan perjanjian perdagangan dan lain-lain.

lain-lain.

2.

2. Bidang Kebudayaan dan Ilmu PengetahuanBidang Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan, ,

seperti; tukar-menukar pelajar, mahasiswa, dan seperti; tukar-menukar pelajar, mahasiswa, dan lain-lain. Bidang-bidang lain seperti :

Referensi

Dokumen terkait

Apabila dalam buku besar terdapat rekening-rekening yang berpengaruh terhadap pembelian, seperti Biaya Angkut Pembelian, Retur dan Potongan Pembelian, dan Potongan

Kesimpulan : Penelitian ini memberikan hasil bahwa ada hubungan antara mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien kanker payudara sehingga diharapkan kepada petugas kesehatan

Sehubungan dengan rencanfiqnggunaanlkoreksi') Dana ULaMI'4 Subang pada tangg{l 17 f4aret 2015, rnaka bersama nama debitur - debitur seba\LatUerikut :. Cadangan Angsuran

Guru yang mendapatkan tugas sebagai guru pamong di SD Negeri Patemon 01 telah memiliki kualifikasi lulusan Strata 1, telah bersertifikasi dan masa kerja diatas

Golden Mississipi ingin menamakan produknya Puritas, tetapi dengan saran Eulindra Lim nama produk Air Minum Dalam Kemasan yang di produksi menjadi AQUA, nama tersebut di pilih

Dalam menentukan KKM mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya: tingkat kemampuan rata- rata peserta didik, kompleksitas kompetensi dasar, serta kemampuan sumber daya pendukung

Meskipun upaya mem-branding UMKM di Kecamatan Sumpiuh sudah dilaksanakan dengan seringnya pemberitaan lewat media massa, beroperasinya stasiun radio Komunitas Peduli Sumpiuh