• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE DAN EXAMPLE AND NON EXAMPLE TERHADAP MINAT DAN

HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Kasus : Kelas VII Pada Mata Pelajaran TIK SMP Negeri 1 Sawan Tahun Pelajaran 2015/2016)

Putu Chandra Cahyana Putera

1

, Ketut Agustini

2

, Nyoman Sugihartini

3

Pendidikan Teknik Informatika

Universitas Pendidikan Ganesha

Email : chandracahyana07@undiksha.ac.id

1

, ketutagustini@undiksha.ac.id

2

, sugihartini@undiksha.ac.id

3

Abstrak - Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) Pengaruh minat dan hasil belajar TIK siswa kelas VII dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture dan Example and Non Example, (2) Hasil belajar yang lebih tinggi antara model pembelajaran Picture and Picture dan Example and Non Example, (3) respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran Picture and Picture dan Example and Non Example.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes pilihan ganda untuk mengukur ranah kognitif dan uji keterampilan untuk ranah Psikomotor. Data hasil belajar dianalisis melalui uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas dengan hasil ketiga kelompok berdistribusi normal dan homogen, dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan Anova Satu jalur (𝑭𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈= 𝟐𝟐. 𝟑𝟔𝟖) yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model pembelajaran Picture and Picture, Example and Non Example, dan konvensional.

Karena terdapat pengaruh yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji t-Scheffe dengan hasil terdapat perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran Picture and Picture dengan Example and Non Example (t=3.18), Picture and Picture dengan konvensional (t=6.68) dan Example and Non Example dengan konvensional (t=3.46), kemudian dilihat dari rata-rata hasil belajar model pembelajaran Picture and Picture (41.49), Example and Non Example (38.71), dan konvensional (34.46). Maka disimpulkan

bahwa model pembelajaran Picture and Picture lebih baik dengan hasil belajar yang lebih tinggi.

Sedangkan untuk minat dan respon menggunakan metode angket. Hasil analisis angket minat model Picture and Picture diketahui 71% minat sangat tinggi, 29% minat tinggi dan 77% respon sangat positif, 23%. Sedangkan untuk model Example and Non Example diketahui 83% minat sangat tinggi, 17% minat tinggi dan 94% respon sangat positif, 6%

respon positif.

Kata kunci : Studi Komparatif, Picture and Picture, Example and Non Example, Minat, Hasil belajar

Abstract - This research aimed to know (1) The influenced about the interest and result of students’

TIK study used Picture and Picture and Example and Non Example learning model (2) the highest result of study between Picture and Picture and Example and Non Example learning model (3) the students’ response toward Picture and Picture dan Example and Non Example learning model application.

The data accumulation done by multiple choice tests to measured cognitive domain and skill test to psychomotor domain. The students’ result study analyzed by prerequisite test was normality test and homogeneity by the result of the three group which normal distribution and homogeneous, continued by hypothesis test used a strip Anova (𝑭𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈= 𝟐𝟐. 𝟑𝟔𝟖)

(2)

2

it means there are significant influenced in the used of Picture and Picture, Example and Non Example and conventional. Because of the significant influenced then continued by t-Sheffe with the result there are the significant differences between Picture and Picture and Example and Non Example learning model was (t=3.18), Picture and Picture with the conventional was (t=6.68), and Example and Non Example with the conventional was (t=3.46), then the average of the result study of Picture and Picture learning model was (41.49), Example and Non Example was (38.71), and conventional was (34.46). The concluded that the Picture and Picture learning model more effective to highest students result study.

Meanwhile, the respond of used questionnaire method, the result of Picture and Picture model interest questionnaire known 71% very positive interest, 29% positive interest and 77% very positive responses, 23% positive responses. Then, Example and Non Example model known 71% very positive interest, 29% positive interest and 94% very positive responses, 6% positive responses.

Keywords: Studi Komparatif, Picture and Picture, Example and Non Example the study result.

I. PENDAHULUAN

Teknologi Informasi dan Komunikasi, adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan.

Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke- 20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya.

SMPN 1 Sawan adalah salah satu sekolah yang masih menerapkan kurikulum KTSP dan TIK sebagai salah satu mata pelajaran penting dalam

kurikulum KTSP. Berdasarkan catatan nilai yang dimiliki oleh guru TIK di SMPN 1 Sawan terlihat bahwa nilai TIK siswa dari tahun ke tahun belum mampu mencapai KKM.

Kualitas pembelajaran TIK di SMP Negeri 1 Sawan perlu ditingkatkan untuk dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

Penerapan secara interaktif dan inspiratif antara model dan seting pembelajaran diduga dapat memberi sumbangan sebagai alternative pemecahan masalah dalam proses pembelajaran TIK di SMP Negeri 1 Sawan. Pemilihan model pembelajaran juga sangat mempengaruhi proses pembelajaran siswa. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara langsung peneliti, guru yang mengajar kelas VII SMPN 1 Sawan paling sering menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi di kelas. Berdasarkan hasil analisis angket, terdapat 64 dari 150 siswa yang lebih suka belajar menggunakan media gambar dibandingkan dengan belajar menggunakan media animasi, powerpoint ataupun media lainnya . Dari hal tersebut, tentu saja penerapan metode ceramah dalam menyampaikan materi menjadi kurang memiliki pengaruh dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan keinginan siswa. Seorang guru harus dapat memilih model pembelajaran yang tepat diterapkan dalam proses pembelajaran.

Beberapa model pembelajaran menggunakan media gambar yang dapat dipilih guru mata pelajaran TIK kelas VII SMPN 1 Sawan adalah Model pembelajaran Example Non Example dan Picture and Picture .

[1]Model pembelajaran Example and Non Example dan Picture and Picture dipilih, karena melihat dari karakteristik dua model pembelajaran ini yang hampir sama, dan diduga dapat memberikan solusi terhadap masalah yang ada dilapangan.Model pembelajaran Example and Non Example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran yang mana siswa akan diberikan contoh gambar oleh guru yang berkaitan dengan materi, dan juga contoh gambar yang tidak ada kaitannya dengan materi yang disampaikan, dan melalui contoh gambar yang ditampilkan, siswa akan menganalisa gambar tersebut secara berkelompok. Dari hasil analisa siswa, maka guru mulai mengarahkan siswa pada konsep materi yang disampaikan. Sedangkan untuk [2] model pembelajaran Picture and Picture merupakan model pembelajaran yang juga menggunakan gambar sebagai media pembelajaran yang mana pada saat awal pembelajaran dimulai,

(3)

3

guru akan memberikan materi pengantar kepada siswa, setelah menyampaikan materi pengantar selanjutnya guru akan memberikan beberapa contoh gambar yang kemudian siswa akan diminta untuk mengurutkan gambar – gambar tersebut.

Setelah itu guru akan menanyakan kepada siswa tentang alasan dalam menentukan urutan gambar, dari alasan – alasan siswa, guru mulai mengarahkan siswa pada konsep materi yang disampaikan.

Untuk memahami hal tersebut, seberapa jauh perbandingan pengaruh Model pembelajaran Example Non Example dan Picture and Picture dalam mata pelajaran TIK di SMP Negeri 1 Sawan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sawan tahun ajaran 2015/2016. Terkait hal tersebut di atas, penulis ingin mengetahui perbandingan model pembelajaran antara model pembelajaran Picture and Picture dengan model pembelajaran Example and Non Example, sehingga dilakukan kegiatan perbandingan untuk mengetahui manakah yang lebih baik diterapkan

II. KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan istilah umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antarsiswa. Tujuan pembelajaran kooperatif setidak-tidaknya meliputi tiga tujuan pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.

Selain itu, metode ini juga didukung oleh teori belajar information processing dan cognitive theory of learning. [3] Dalam pelaksanaannya metode ini membantu siswa untuk lebih mudah memproses informasi yang diperoleh, karena

proses encoding akan didukung

dengan interaksi yang terjadi dalam Pembelajaran Kooperatif. Pembelajaran dengan metode Pembelajaran Kooperatif dilandasakan pada teori Cognitive karena menurut teori ini interaksi bisa mendukung pembelajaran. Metode pembelajaran cooperative learning mempunyai manfaat-manfaat yang positif apabila diterapkan di ruang kelas.

Beberapa keuntungannya antara lain: mengajarkan siswa menjadi percaya pada guru, kemampuan untuk berfikir, mencari informasi dari sumber lain

dan belajar dari siswa lain; mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan dengan ide temannya; dan membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siswa yang lemah, juga menerima perbedaan ini. Ironisnya, model pembelajaran kooperatif belum banyak diterapkan dalam pendidikan walaupun orang Indonesia sangat membanggakan sifat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat.

B. Model Pembelajaran Example and Non Example

Pembelajaran Examples Non

Examples adalah salah satu contoh model pembelajaran yang menggunakan media.

Media dalam pembelajaran merupakan sumber yang digunakan dalam proses belajar mengajar.

Manfaat media ini adalah untuk guru membantu dalam proses mengajar, mendekati situasi dengan keadaan yang sesungguhnya. Dengan media diharapkan proses belajar dan mengajar lebih komunikatif dan menarik. Model Pembelajaran Examples Non Examples atau juga biasa di sebut Examples And Non- Examples merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran.

Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar. Salah satu proses belajar mengajar adalah gambar. [5] Media gambar merupakan salah satu alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang dapat membantu mendorong siswa lebih melatih diri dalam mengembangkan pola pikirnya.Dengan menerapkan media gambar diharapkan dalam pembelajaran dapat bermanfaat secara fungsional bagi semua siswa. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa diharapkan akan aktif termotivasi untuk belajar.

Gambar juga mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar, yakni untuk mempermudah dan membantu siswa dalam membangkitkan imajinasinya dalam belajar. Selain itu dengan mengggunakan gambar siswa dapat melatih mencari dan memilih urutan yang logis sesuai dengan materi yang diajarkan. Dengan demikian dalam Model Pembelajaran Examples

(4)

4

Non Examples tercakup teori belajar konstruktivisme. Teori konstruktivisme ini menyatakan siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan segala sesuatu untuk dirinya, berusahadengan susah payah dengan ide-ide

Examples non Examples merupakan model pembelajaran dengan mempersiapkan gambar, diagram atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi. Sajian gambar ditempel atau memakai OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati gambar, lalu diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, persentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi, dan refleksi.

Model Pembelajaran Example Non Examples menggunakan gambar dapat melalui OHP, Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak yang berada di belakang dapat juga melihat dengan jelas.

Penggunaan Model Pembelajaran Examples Non Examples ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa. Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi, namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menenkankan aspek psikologis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti ; kemampuan berbahasa tulis dan lisan, kemampuan analisis ringan, dan kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya.

Konsep model pembelajaran ini pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Example Non Examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari Example dan non-Examples dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non- Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap example dan non-example

diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada. (Hamzah, 2007:113). Example Non Example dianggap perlu dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap example dan non- example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.

[6] Sintak pembelajaran model pembelajaran Example and Non Example adalah sebagai berikut (1) Guru mempersiapkan berbagai gambar yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Barbagai gambar yang hendak dipakai dalam pembelajaran hendaknya adalah gambar yang relevan dengan materi ajar yang akan dibahas guru. (2) Guru menyajikan atau menampilkan gambar dengan cara menempelkan gambar – gambar tersebut dipapan ataupun dapat menayangkannya lewat LCD atau in focus dan alat pendukung lainnya. (3) Guru memberikan arahan dan kesempatan kepada siswa untuk mengamati dan menganalisa gambar-gambar yang telah disajikan. Dalam tahap ini para siswa diberikan kesempatan untuk melihat, menelaah, mengamati gambar yang telah ditampilkan guru, disini guru diperkenankan untuk memberikan deskripsi dari gambar-gambar tersebut. (4) Siswa mencatat hasil analisa gambar setelah melakukan diskusi kelompok yang terdiri dari 2-3 siswa. Hasil analisa sebiknya dicatat dalam sebuah kertas yang disediakan oleh guru. (5) Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya.

(6) Mulai dari komentar ataupun hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. (7) Guru bersama – sama para siswa menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Menurut Buehl [7] kelebihan dari model examples non examples antara lain: (1) Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih komplek. (2) Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari examples dan non examples. (3) Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa

(5)

5

bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian examples. [7]

Kelemahan dari model examples non examples antara lain: (1) Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar. (2) Memakan waktu yang lama

C. Model Pembelajaran Picture and Picture [8] Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar. Sedangkan Mohammad Ali menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk mengembangkan dan mengarahkan pembelajaran di kelas atau di luar kelas yang sesuai dengan karakteristik perkembangan dan karakteristik belajar siswa.Model pembelajaran picture and picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar.

Dalam setiap model pembelajaran tentu ada kelebihan dan kekurangannya, [8] kelebihan dan kekurangan model pembelajaran picture and picture adalah : Kelebihan Model Pembelajaran Picture And Picture: (1) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu. (2) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.(3) Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada. (4) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar. (5) Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru. Kelemahan Model Pembelajaran Picture And Picture: (1) Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai dengan materi pelajaran.(2)

Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki. (3) baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran. (4) Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan.

[6] Sintak model pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut: (1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik. (2) Guru Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan. Pada tahap ini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini.

Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari. (3) Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan materi). Dalam proses penyajian materi, guru mengajak siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan Picture atau gambar kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang kegiatan tertentu. (4) Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada.Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau di modifikasi. (5) Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar. Setelah itu ajaklah siswa menemukan

(6)

6

rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indicator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak- banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik. (6) Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan Konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah ditetapkan. (7) Kesimpulan atau Rangkuman.

Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama dengan siswa. Guru membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman. Apabila siswa belum mengerti hal – hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pengamatan gambar tersebut guru memberikan penguatan kembali tentang gambar tersebut.

D. Minat Belajar

Minat belajar adalah salah satu bentuk keaktifan seseorang yang mendorong untuk melakukan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dalam lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. [9] Disamping memanfaatkan minat yang telah ada sebaiknya para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu dan menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang. Bila usaha-usaha tersebut tidak berhasil, pengajar dapat memakai intensif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Intensif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau melakukannya atau yang tidak dilakukannya dengan baik. Diharapkan pemberian intensif yang akan membangkitkan motivasi siswa dan mungkin minat terhadap bahan yang diajarkan akan muncul..

Jadi dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediaanya dalam belajar.

E. Hasil Belajar

[10] Hasil Belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya, sedangkan menurut Gagne hasil belajar harus harus didasarkan pada pengamatan tingkah laku melalui stimulus respon.

Hasil belajar berkenaan dengan kemampuan siswa di dalam memahami materi pelajaran. [11]“hasil belajar pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertian, sikap-sikap, apresiasi, ablititas dan keterampilan”. Hasil belajar tampak sebagai terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya Hamalik (2007) Penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran merupakan implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (SNP). Penetapan SNP membawa implikasi terhadap model dan 12 teknik penilaian pembelajaran yang mendidik. Perencanaan penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran mencakup penilaian eksternal dan internal. Langkah perencanaan penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran mencakup rencana penilaian proses pembelajaran dan rencana penilaian hasil belajar peserta didik. Rencana penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran merupakan rencana penilaian yang akan dilakukan oleh guru untuk memantau proses kemajuan perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan.

III. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah metode eksperimen dengan membagi 3 kelompok yang terdiri dari 1 kelompok kelas kontrol dan 2 kelompok kelas eksperimen.

Kelompok kelas kontrol merupakan kelompok kelas yang akan diterapkan model pembelajaran

(7)

7

langsung. 2 kelompok kelas eksperimen terdiri dari kelompok pertama dan kelompok kedua.

Kelompok pertama adalah kelompok yang belajar menggunakan model pembelajaran Picture and Picture. Kelompok kedua adalah kelompok yang belajar menggunakan model pembelajaran Example and Non Example. [12] Jenis penelitian eksperimen yang digunakan yaitu penelitian eksperimen semu (quasi experiment) karena pada kenyataanya tidak semua variabel dan kondisi eksperimen dapat diatur serta dikontrol secara ketat.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan angket.

Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar TIK siswa dengan menggunakan tes pilihan ganda (obyektif) dan tes keterampilan (psikomotor), sedangkan metode angket digunakan untuk mengetahui minat belajar dan respon siswa terkait dengan penerapan model pembelajaran Picture and Picture serta minat belajar dan respon siswa terhadap model pembelajaran Example and Non Example. Uji prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data tersebut normal atau tidak normal terhadap hasil belajar TIK pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dan uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians kelompok eksperimen dan kelompok kontrol homogen atau tidak homogen sedangkan uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis alternatif yang telah diajukan diterima atau ditolak dengan menggunakan rumus Anova Satu Jalur dan uji berpasangan t-scheffe.

IV. PEMBAHASAN

Hasil penelitian meliputi analisis deskritif dan analisis statistik yang mengungkap pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran picture and picture, example and non example dan konvensional sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat dan hasil belajar TIK siswa SMPN 1 Sawan.

Berdasarkan analisis dari hasil peneletian diperoleh bahwa rata – rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen picture and picture adalah 41.49, sedangkan rata –rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen example and non example adalah 38.71 dan rata – rata hasil belajar siswa kelompok kontrol adalah 34.46. Dengan demikian, rata – rata hasil belajar TIK pada kelompok picture and picture lebih tinggi dibandingkan kelompok

eksperimen example and non example dan kelompok kontrol. Perhitungan normalitas, homogenitas dan uji hipotesis menggunakan Microsoft Excel 2013 dan SPSS 16.0 hasil yang didapat tidak jauh berbeda. Dimana ketiga kelompok baik kelompok picture and picture, example and non example dan kontrol memiliki data yang berdistribusi normal dan memiliki varians data yang sama atau homogen.

Perhitungan uji hipotesis dengan rumus anova satu jalur menggunakan Microsoft Excel dengan taraf signifikansi 5% diperoleh Fhitung = 22.368 dan Ftabel = 3.07. Karena Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Analisis anova satu jalur dengan SPSS mendapatkan F = 22.368 dan Ftabel = 3.07 dan Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar yang signiikan terhadap siswa yang menggunakan model pembelajaran picture and picture, example and non example dan konvensional.

Perhitungan uji hipotesis dengan rumus anova satu jalur menggunakan SPSS 16.0 diperoleh perhitungan Fhitung = 22.368 dan Ftabel pada taraf signifikan 5% = 3.07 (22.368>3.07) maka H0

ditolak. H0 ditolak maka Ha diterima yang artinya terdapat ada pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar yang signiikan terhadap siswa yang menggunakan model pembelajaran picture and picture, example and non example dan konvensional pada mata pelajaran TIK kelas VII SMPN 1 Sawan Tahun Ajaran 2015/2016.

Perhitungan uji t-schaffe menggunakan Microsoft Excel menunjukan t1-2 memiliki Fhit

nilai lebih besar dari Ftabel (3.18 > 3.07) dan t1-3 memiliki Fhit nilai lebih besar dari Ftabel (6.68 >

3.07) serta t2-3 memiliki Fhit nilai lebih besar dari Ftabel (3.46 > 3.07). Berdasarkan kriteria pengujian, karena Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak. H0 ditolak maka Ha diterima yang artinya hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Picture and Picture lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan model pembelajaran Example and Non Example dan konvensional, Sehingga model pembelajaran Picture and Picture lebih baik dibanding model pembelajaran Example and Non Example dan pembelajaran konvensional.

Perhitungan uji t-schaffe menggunakan SPSS 16.0 memiliki Fhit nilai lebih besar dari Ftabel

(3.62857 > 3.07) dan t1-3 memiliki Fhit nilai lebih besar dari Ftabel (7.51351 > 3.07) serta t2-3 memiliki Fhit nilai lebih besar dari Ftabel (3.88494 > 3.07).

Berdasarkan kriteria pengujian, karena Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak. H0 ditolak maka Ha diterima yang

(8)

8

artinya hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Picture and Picture lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan model pembelajaran Example and Non Example dan konvensional, Sehingga model pembelajaran Picture and Picture lebih baik dibanding model pembelajaran Example and Non Example dan pembelajaran konvensional.

[13] Menurut Edgar Dale dalam Kerucut Pengalaman Dale (Dale’s Cone Experience) mengatakan bahwa “Hasil belajar seseorang diperoleh melalui pengalaman langsung (kongkrit), kenyataan yang ada dilingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin keatas puncak kerucut semakin abstrak media penyampaian pesan itu. Proses belajar dan interaksi mengajar tidak harus dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajar”. Pengalaman langsung akan memberikan informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba”.

Pada kerucut pengalaman penggunaan media gambar memiliki nilai 30% yang mudah diingat sebagai media penyampaian pesan. Berdasarkan hasil penelitian ini, model picture and picture yang lebih baik dari model example and non example dan pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang menggunakan media gambar dalam penyajian materi. Hasil penelitian ini berbanding lurus dengan teori kerucut pengalaman dale (Dale’s Cone Experience),

Gambar 1 Kerucut Pengalaman Dale

Hal ini menunjukan bahwa model pembelajaran picture and picture yang menggunakan media gambar menjadi salah satu model pembelajaran yang efektif dalam penyajian materi.

Berdasarkan hasil perhitungan data dari minat belajar siswa terhadap penerapan model pembelajaran picture and picture dan example and non example diperoleh hasil untuk kelompok eksperimen picture and picture didapat 25 siswa (71%) memiliki minat belajar yang sangat tinggi, 10 siswa (29%) memiliki minat belajar yang tinggi dan tidak ada siswa yang memiliki minat cukup, kurang dan sangat kurang

Gambar 2 Histogram Minat Belajar Siswa Kelompok Picture and Picture sedangkan hasil perhitungan data dari minat belajar siswa terhadap penerapan example and non example diperoleh hasil 29 siswa (83%) memiliki minat belajar yang sangat tinggi, 6 siswa (17%) memiliki minat belajar yang tinggi dan tidak ada siswa yang memiliki minat cukup, kurang dan sangat kurang . Dilihat berdasarkan pengamatan peneliti dalam menerapkan model pembelajaran picture and picture dan example and non example di kelas VII E dan VII G, dapat diketahui bahwa minat belajar siswa kelompok eksperimen example and non example lebih tinggi dari kelompok eksperimen picture and picture.

(9)

9

Gambar 3 Histogram Minat Belajar Siswa Kelompok Example and Non

Example

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap TIK akan mempelajari TIK dengan sungguh- sungguh seperti rajin belajar, merasa senang mengikuti penyajian pelajaran TIK, dan bahkan dapat menemukan kesulitan–kesulitan dalam belajar menyelesaikan soal-soal latihan dan praktikum karena adanya daya tarik yang diperoleh dengan mempelajari TIK. Siswa akan mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Minat berhubungan erat dengan motivasi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat, sehingga tepatlah bila minat merupakan alat motivasi. [14] Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang diberikan mudah siswa mengerti.

Secara operasional kedua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mendapatkan penyajian pokok bahasan yang sama, akan tetapi cara penyajiannya yang berbeda. Kelompok belajar dengan pembelajaran konvensional sedangkan kelompok eksperimen masing-masing belajar menggunakan model pembelajaran picture and picture dan example and non example, perbedaan dari kedua model tersebut terletak pada sintak/langkah-langkah dalam penyajian gambar.

Pada kelas eksperimen picture and picture, guru akan meminta siswa untuk membentuk kelompok dan guru akan membagikan gambar kepada setiap kelompok untuk selanjutnya

siswa ditugaskan untuk

mengurutkan/memasangkan gambar tersebut dan memberikan alasan/pendapat dalam mengurutkan/

memasangkan gambar di depan kelas. Seluruh alasan/pendapat dari tiap kelompok kemudian dirangkum dan disimpulkan secara bersama – sama. Sehingga dari pendapat tiap kelompok dapat menambah pemahaman siswa.

Pada kelas eksperimen example and non example, guru akan meminta siswa membentuk kelompok dan guru akan menampilkan gambar di depan kelas. Tugas siswa adalah menganalisa gambar yang ditampilkan didepan kelas untuk kemudian membacakan hasil analisa di depan kelas. Dari hasil analisa yang dibacakan oleh siswa didepan kelas guru akan merangkum dan memberikan penguatan terhadap hasil analisa siswa.

Pada akhir penelitian, peneliti juga mengadakan post- test untuk melihat seberapa jauh pemahaman siswa terhadap seluruh materi yang telah diberikan selama penelitian. Soal post – test untuk kelas eksperimen picture and picture, example and non example dan kelas kontrol mendapatkan soal dan tingkat kesulitan yang sama.

Dari hasil tersebut diperoleh data mengenai rata – rata hasil post – test siswa kelas eksperimen picture and picture, example and non example dan kelas kontrol.

V SIMPULAN

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, pengajuan hipotesis dan analisis data penelitian, maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut (1) Terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture, example and example dan pembelajaran konvensional. (2) Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Picture and Picture lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan model pembelajaran Example and Non Example dan konvensional. (3) Terdapat minat belajar yang sangat tinggi antara siswa yang menggunakan model pembelajaran picture and picture dan example and non example. (4) Terdapat respon siswa yang sangat positif dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran picture and picture dan example and non example.

Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut guna meningkatkan kualitas pembelajaran TIK : (1) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran picture and picture memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penerapan model pembelajaran example and non example. Sehingga penulis menyarankan kepada para guru agar model pembelajaran picture and picture dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang digunakan. (2) Peneliti menyadari bahea perlakuan yang diberikan kepada

(10)

10

siswa sangat singkat jika digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hal ini terjadi karena keterbatasan peneliti hanya pada pokok bahasan mempraktikan keterampilan dasar komputer. Ada kemungkinan pokok bahasan lain akan memberikan hasil yang berbeda dengan pokok bahasan yang dijadikan materi perlakuan.

Disarankan penelitian lain agar melaksanakan penelitian sejenis dengan pemilihan materi yang berbeda dan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan gambaran yang lebih meyakinkan mengenai hasil belajar TIK.

REFERENCES

[1] Dewi, N. P., Negara, A. O., Suadnyana, I. N.

(2014). Model Pembelajaran Example Non Example berbasis lingkungan berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V Sd Negeri Gugus Kapten Japa. E-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Volume 2, Nomer 1, Tahun 2014.

[2] Suwastini, L. S., Arini, N. W., Raga, G. 2014.

Pengaruh Model Pembelajaran Picture and Picture terhadap keterampilan menulis wacana narasi siswa kelas IV semester I tahun pelajaran 2013/2014 di Gugus VII Kecamatan Sukasada. E-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Volume 2, No 1, Tahun 2014.

[3] Slavin, Robert.E. 2008. Cooperative Learning : Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media.

[4] Muslimin Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press.

[5] Sudarmaji. 2013. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka.

[6] Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning:

Teori Aplikasi PAIKEM . Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

[7] Kurniadi, Hary. 2010. Model Pembelajaran

Examples Non Examples.

http://www.papantulisku.com/2010/01/model‐

pembelajaran‐examples‐ non.html. Diakses 28 Desember 2015.

[8] Istrani. 2011. Model Pembelajaran Inovatif.

Medan: Media Persada.

[9] Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

[10] Sudjana. 2002. Metode Statistika. Edisi keenam. Bandung,: Tarsito.

[11] Hamalik, Oemar (2007) Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

[12] Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

[13] Mariah Ulpiah. 2010. Sejarah Perkembangan Media Dan Pengertian Media Pembelajaran.

https://www.academia.edu/8255170/Media_Pendidik an. Diakses 10 Juni 2016.

[14] Hasnawiyah. 1994. Psikologi Pendidikan.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Gambar

Gambar 2 Histogram Minat Belajar Siswa  Kelompok Picture and Picture  sedangkan hasil perhitungan data dari   minat  belajar  siswa  terhadap  penerapan  example  and  non  example  diperoleh  hasil  29  siswa  (83%)   memiliki minat belajar yang sangat ti
Gambar 3 Histogram Minat Belajar Siswa  Kelompok Example and Non

Referensi

Dokumen terkait

Perangkat Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Fluida Statis Menggunakan Model Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik SMA

Dhata (74) kasebut minangka fungsi saka tindak tutur ilokusi konvivial kang asipat menyapa (nyapa), amarga ora nggayutake tata krama ananging nduweni sawijine tujuwan

Data yang mengalir dari hasil suatu proses ke proses lainnya dalam bentuk dokumen dasar atau formulir, dokumen hasil cetak komputer, laporan terarah, tampilan layar dimonitor,

Pasca dinyatakan diabetes, selama proses perlakukan konsumsi pakan semua kelompok pada hari ke-9 mengalami penurunan yang tidak berbeda nyata (p<0,05) dibandingkan hari ke-2,

bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bertanggung jawab melestarikan keberadaan kebudayaan takbenda di Provinsi Sulawesi Selatan untuk memperkokoh jati diri

Dari 26 skema bantuan zakat yang dilaksanakan oleh Baitulmal MAIWP, ada 15 jenis skema distribusi langsung. Skema bantuan langsung ini adalah bantuan dibagi dalam bentuk wang

Program “Pelatihan Spiritual Tour Guide untuk Siswa Sekolah Berorientasi Pariwisata” di SMA Karya Wisata Penarukan telah memberikan pengalaman peserta pelatihan dalam

Dalam peraturan tersebut terdapat ketentuan kawasan ruang terbuka hijau perkotaan paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas kawasan perkotaan yang terdiri