26
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Analisis World Tides
5.1.1 Analisis Data 15 Hari
Hasil analisis World Tides berupa grafik yang terdiri dari data, prediksi, residu, serta muka air rata-rata. Dapat kita lihat pada Gambar 5.1 hasil analisis World Tides untuk lokasi Padang dengan menggunakan 7 komponen pasang surut.
Hasil Analisis World Tides untuk Data 15 Hari dengan 7 Komponen
-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 05/ 31/ 95 06/ 02/ 95 06/ 04/ 95 06/ 06/ 95 06/ 08/ 95 06/ 10/ 95 06/ 12/ 95 06/ 14/ 95 06/ 16/ 95 06/ 18/ 95 Padang, 1-15 Juni 1995 Mu ka A ir ( m )
Data Prediksi Residu Muka Air Rata-Rata= 0.0002 m
Gambar 5.1 Hasil Analisis World Tides Untuk Lokasi Padang (15 Hari) dengan 7 Komponen
Dari gambar diatas terlihat bahwa hasil prediksi dengan program World Tides cukup baik dibandingkan dengan data.
Sedangkan hasil analisis untuk 9 komponen dan komponen berdasarkan periode sinodik dapat dilihat pada Lampiran B. Begitupun untuk 4 lokasi lainnya.
Namun dari grafik diatas sulit untuk melihat secara detail perbedaan antara data lapangan dan prediksi. Untuk lebih jelas, kita dapat melihat secara kuantitas melalui nilai error antara data dan prediksi yang ditampilkan dalam tabel dibawah ini.
27
Tabel 5.1 Nilai Error antara Data Lapangan dan Hasil Prediksi Program World Tides untuk Data 15 Hari
Jumlah Komponen Error (%) rata-rata (%) Nilai Error Padang Bangka Pari Benoa Kupang
7 Komponen 1.97 5.15 0.79 17.86 19.01 8.96
9 Komponen 1.86 4.89 0.77 16.52 17.06 8.22
Komponen Berdasarkan
Periode Sinodik 2.56 5.00 0.92 17.27 17.76 8.70
Perhitungan nilai error dilakukan dengan rumus :
[
(( ) )]
100% (%) 2 x residu rata rata Error = − (5.1) dimana :residu = selisih antara data dan prediksi = data lapangan – prediksi
Perhitungan nilai error ini, belaku untuk setiap perhitungan error pada tiap program dan tiap kasus.
Nilai error rata-rata (%) ditunjukkan oleh 9 komponen pasang surut. Tetapi bila kita liha Tabel 5.2, akan tampak sebuah kejanggalan yang membuat penggunaan 9 komponen tersebut tidak dapat diterima.
28
Tabel 5.2 Nilai Amplitudo dan Phasa untuk Data 15 Hari pada Lokasi Padang dari Hasil Analisis dengan Program World Tides
Bila kita lihat pada Tabel 5.2, penggunaan 9 komponen tidak dapat dilakukan. Hal ini dikarenakan berdasarkan periode sinodik, seperti telah dijelaskan pada Bab II, panjang data yang diperlukan untuk memisahkan komponen P1 dan K1 serta K2 dan S2 adalah 180 hari. Karena pada 9 komponen, P1 dan K1 serta K2 dan S2 dihitung secara bersamaan, nilai amplitudo K1 mengecil sedangkan S2 membesar. Padahal seharusnya nilai amplitudo
Komponen 7 Komponen 9 Komponen
Komponen Berdasarkan Periode Sinodik H (m) g (°) H (m) g (°) H (m) g (°) Q1 RHO1 O1 0.076 214.260 0.078 213.670 0.076 214.290 M1 P1 0.018 310.710 S1 K1 0.157 264.450 0.138 263.310 0.157 264.440 J1 OO1 MNS2 2N2 MU2 N2 0.097 353.790 0.105 350.600 0.097 354.050 NU2 M2 0.347 106.340 0.354 107.880 0.347 106.350 LAM2 L2 T2 S2 0.123 213.830 0.178 241.850 0.123 213.820 R2 K2 0.114 68.055 2SM2 2MK3 M3 MK3 MN4 M4 0.021 294.360 0.021 294.010 MS4 0.007 128.640 0.007 128.520 S4 2MN6 M6 2MS6 S6 M8 3MS8
29
untuk tiap komponen cenderung sama. Seperti pada kasus 7 komponen dan komponen berdasarkan periode sinodik.
Jika komponen P1 dan K2 (yang ditandai dengan warna biru pada Tabel 5.2) akan dihitung pada panjang data yang kurang dari 180 hari, maka dia harus relatif terhadap komponen lain. Yaitu P1 relatih terhadap K1 dan K2 relatif terhadap S2. Dimana nilai phasanya adalah sama dan nilai amplitudonya adalah :
P1 = 1/3 K1 dan K2 = 1/5 S2
Pada Tabel 5.2 untuk 9 komponen nilai amplitudo P1 ≠ 1/3 K1 dan K2 ≠ 1/5 S2.
Tidak dapat dijelaskan kenapa komponen P1 dan K2 dapat dimunculkan pada kasus 9 komponen tersebut. Hal ini dikarenakan, tidak dapat dilihatnya source program dari World
Tides, yang membuat kita tidak dapat mengetahui perhitungan dalam program tersebut
yang membuat komponen P1 dan K2 dapat dihitung dengan data 15 hari dan tidak relatif dengan komponen K1 dan S2.
Sehingga untuk analisis data 15 hari ini dapat digunakan 7 komponen dan komponen berdasarkan periode sinodik. Dimana pada komponen berdasarkan periode sinodik, nilai amplitudo P1 = 0.052 dan K2 = 0.0246.
Analisis ini berlaku untuk keempat lokasi lainnya.
5.1.2 Analisis Data 30 Hari
Analisis dengan data 30 hari pada umumnya sama dengan analisis untuk data 15 hari. Output dari Analisis ini seperti dapat kita lihat pada Gambar 5.2 untuk lokasi Padang. Dari grafik terlihat nilai residu atau nilai selisih antara data dan prediksi adalah kecil. Dimana grafik untuk kasus lainnya dan tiap lokasi dapat kita lihat pada Lampiran B.
30
Hasil Analisis World Tides untuk Data 30 Hari dengan 7 Komponen
-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 0 5 /2 6/ 95 0 5 /3 1/ 95 0 6 /0 5/ 95 0 6 /1 0/ 95 0 6 /1 5/ 95 0 6 /2 0/ 95 0 6 /2 5/ 95 0 6 /3 0/ 95 0 7 /0 5/ 95 Padang, 1-30 Juni 1995 Mu k a A ir ( m )
Data Prediksi Residu Muka Air Rata-Rata= 0.001 m
Gambar 5.2 Hasil Analisis World Tides Untuk Lokasi Padang (30 Hari) dengan 7 Komponen
Sama halnya dengan analisis untuk data 15 hari, grafik hasil analisis ini tidak akan dibahas secara detail.
Oleh karena itu, kita akan membahas lebih rinci mengenai nilai error (dalam %), dalam satu lokasi untuk tiap kasus sebagai berikut :
Nilai error rata-rata (%) yang paling kecil untuk tiap lokasi adalah pada komponen berdasarkan periode sinodik.
Bila kita lihat pada Tabel 5.4 nilai pada amplitudo dan phasanya cenderung sama atau mendekati dengan nilai amplitudo dan phasa pada 7 komponen. Hal ini menunjukkan komponen berdasarkan periode sinodik dapat digunakan untuk menganalisis data dengan jumlah 30 hari. Nilai amplitudo dan phasa untuk lokasi lain dapat dilihat pada Lampiran
C.
Tabel 5.3 Nilai Error antara Data Lapangan dan Hasil Prediksi Program World Tides Untuk Data 30 Hari
Jumlah Komponen Error (%) rata-rata (%) Nilai Error Padang Bangka Pari Benoa Kupang
7 Komponen 1.99 3.76 0.57 22.75 20.85 9.984
9 Komponen 1.96 3.69 0.57 21.68 20.58 9.696
Komponen Berdasarkan
31
Tabel 5.4 Nilai Amplitudo dan Phasa untuk Data 30 Hari pada Lokasi Padang dari Hasil Analisis dengan Program World Tides
Komponen 7 Komponen 9 Komponen
Komponen Berdasarkan Periode Sinodik H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) Q1 0.005 94.244 RHO1 O1 0.083 216.170 0.083 216.380 0.084 216.190 M1 P1 0.004 65.649 S1 K1 0.152 264.990 0.155 263.950 0.153 265.090 J1 OO1 MNS2 2N2 MU2 N2 0.080 11.350 0.080 11.204 0.080 11.135 NU2 M2 0.346 103.580 0.346 103.710 0.346 103.650 LAM2 L2 0.005 36.166 T2 S2 0.094 219.200 0.101 226.290 0.094 218.970 R2 K2 0.019 81.932 2SM2 2MK3 M3 MK3 MN4 M4 0.017 297.580 0.017 297.410 0.017 297.840 MS4 0.006 161.550 0.006 161.870 S4 2MN6 M6 2MS6 S6 M8 3MS8
Pada Tabel 5.4, 9 komponen juga tidak dapat digunakan. Hal ini dikarenakan berdasarkan periode sinodik, seperti telah dijelaskan pada Bab II, panjang data yang diperlukan untuk memisahkan komponen P1 dan K1 serta K2 dan S2 adalah 180 hari. Karena pada 9 komponen, P1 dan K1 serta K2 dan S2 dihitung secara bersamaan, nilai amplitudo K1 dan S2 membesar. Padahal seharusnya nilai amplitudo untuk tiap komponen
32
cenderung sama. Seperti pada kasus 7 komponen dan komponen berdasarka periode sinodik.
Jika komponen P1 dan K2 akan dihitung pada panjang data yang kurang dari 180 hari, maka dia harus relatif terhadap komponen lain. Yaitu P1 relatih terhadap K1 dan K2 relatif terhadap S2. Dimana nilai phasanya adalah sama dan nilai amplitudonya adalah :
P1 = 1/3 K1 dan K2 = 1/5 S2
Pada Tabel 5.2 untuk 9 komponen nilai amplitudo P1 ≠ 1/3 K1 dan K2 ≠ 1/5 S2.
Sama halnya dengan analisis data 15 hari, tidak dapat dijelaskannya lebih rinci kenapa komponen P1 dan K2 dapat ada pada kasus 9 komponen. Padahal data yang ada kurang dari 180 hari, dan komponen P1 dan K2 tersebut tidak relatif dengan komponen K1 dan S2. Sehingga untuk analisis data 30 hari ini dapat digunakan 7 komponen dan komponen berdasarkan periode sinodik. Dimana pada komponen berdasarkan periode sinodik, nilai amplitudo P1 = 0.051 dan K2 = 0.019.
Analisis ini juga berlaku untuk keempat lokasi lainnya.
5.2 Hasil Analisis TAN
Hasil analisis TAN, seperti dapat dilihat pada Gambar 5.4 untuk lokasi Padang, nilai residunya atau selisih antara data dan prediksi adalah kecil.
Hasil analisis untuk lokasi lain dapat kita lihat pada Lampiran D.
Hasil Analisis 30 Hari dengan Program TAN
-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 05/ 26/ 95 05/ 31/ 95 06/ 05/ 95 06/ 10/ 95 06/ 15/ 95 06/ 20/ 95 06/ 25/ 95 06/ 30/ 95 07/ 05/ 95 Padang, 1-30 Juni 1995 Mu k a A ir ( m )
Data Prediksi Residu Muka Air Rata-Rata = 0.002 m
33
Dari grafik kita tidak dapat melihat secara jelas berapa nilai error antara data dan prediksi, oleh karena itu dilakukan perhitungan error (%) untuk tiap lokasi seperti dapat kita lihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.5 Nilai Error (%) antara Data Lapangan dan Hasil Prediksi Program TAN untuk Data 30 Hari
No Lokasi Error (%) 1 Padang 2.03 2 Bangka 4.39 3 Pari 0.87 4 Benoa 10.33 5 Kupang 12.96
Pada Tabel 5.5 nilai error yang paling kecil, menunjukkan keakuratan hasil analisis, adalah lokasi Pari yaitu 0.87 %. Sedangkan yang paling besar adalah Kupang yaitu 12.96 %.
Hal ini dikarenakan keberadaan Pulau Pari yang berada dalam Kepulauan Seribu yang letaknya tidak terlalu dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor meteorologi. Sedangkan lokasi Kupang berada dekat dengan Samudera Hindia dimana terdapat banyak pengaruh faktor non astronomis, yang menyebabkan data yang diperoleh memiliki nilai selisih yang besar dengan prediksi.
5.3 Hasil Analisis Admiralty
5.3.1 Analisis Data 15 Hari
Pada Gambar 5.4 nilai residu, yaitu selisih antara data dan prediksi, untuk lokasi Padang cukup besar. Untuk lebih jelas, dapat kita lihat pada Tabel 5.6. Hasil analisis untuk keempat lokasi lainnya dapat kita liha pada Lampiran E.
34
Hasil Analisis 15 Hari dengan Admiralty
-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 0 5 /3 1/ 95 0 6 /0 2/ 95 0 6 /0 4/ 95 0 6 /0 6/ 95 0 6 /0 8/ 95 0 6 /1 0/ 95 0 6 /1 2/ 95 0 6 /1 4/ 95 0 6 /1 6/ 95 0 6 /1 8/ 95 Padang, 1-15 Juni 1995 M u ka A ir ( m )
Data Prediksi Residu Muka Air Rata-Rata = 0.00 m Gambar 5.4 Hasil Analisis Admiralty untuk Data 15 Hari pada Lokasi Padang
Tabel 5.6 Nilai Error (%) antara Data Lapangan dan Hasil Prediksi Metode Admiralty untuk Data 15 Hari
No Lokasi Error % 1 Padang 6.79 2 Bangka 17.81 3 Pari 5.54 4 Benoa 36.57 5 Kupang 50.67
Dapat kita lihat pada Tabel 5.6, sama seperti pada nilai error hasil analisis TAN, nilai error yang paling kecil adalah Pari dengan 5.54 %. Sedangkan yang paling besar adalah Kupang dengan 50.67 %.
5.3.2 Analisis Data 29 Hari
Seperti pada analisis data 15 hari, pada Gambar 5.5, nilai residu dari hasil analisis tersebut menunjukkan nilai yang cukup besar.
35
Hasil Analisis 29 Hari dengan Admiralty
-0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 0 5 /2 6/ 95 0 5 /3 1/ 95 0 6 /0 5/ 95 0 6 /1 0/ 95 0 6 /1 5/ 95 0 6 /2 0/ 95 0 6 /2 5/ 95 0 6 /3 0/ 95 0 7 /0 5/ 95 Padang, 1-29 Juni 1995 M u ka A ir ( m )
Data Prediksi Residu Muka Air Rata-Rata = 0.00 m Gambar 5.5 Hasil Analisis Admiralty untuk 29 Hari pada Lokasi Padang
Tabel 5.7 Nilai Error (%) dari antara Data Lapangan dan Hasil Prediksi Metode Admiralty untuk 29 Hari
No Lokasi Error % 1 Padang 6.31 2 Bangka 31.19 3 Pari 11.03 4 Benoa 31.33 5 Kupang 38.82
Berbeda dari hasil analisis admiralty 15 hari, nilai error yang paling kecil ada pada lokasi Padang. Walaupun antara Padang dan Pari selisih antar nilai errornya tidak terlalu besar.
Tetapi Kupang dalam hal ini, tetap menjadi lokasi dengan nilai error yang paling besar.
5.4 Tipe Pasang Surut Perairan
Melalui perhitungan dengan menggunakan formula rasio:
2 2 1 1 S M O K F + + = (5.2)
36
Tabel 5.8 Tipe Pasang Surut untuk Tiap Lokasi
No Lokasi Bilangan Formzhal Tipe Pasang Surut
1 Padang 0.42 Campuran cenderung semidiurnal
2 Bangka 3.82 Diurnal
3 Pari 4.03 Diurnal
4 Benoa 0.44 Campuran cenderung semidiurnal
5 Kupang 0.33 Campuran cenderung semidiurnal
5.5 Perbandingan Antara World Tides, TAN dan Admiralty
Untuk mengetahui perbandingan antara World Tides, TAN dan admiralty maka kita akan membandingkan amplitudo dan phasa dari empat komponen pasang surut (M2, S2, O1, dan K1) di tiap lokasi, seperti dibawah ini :
1. Padang
• 15 Hari
Komponen World Tides Admiralty Selisih WT-ADM
H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) M2 0.35 106.35 0.34 158.14 0.01 -51.79 S2 0.12 213.82 0.14 218.84 -0.01 -5.02 O1 0.08 214.29 0.08 260.94 0.00 -46.65 K1 0.16 264.44 0.11 271.86 0.04 -7.42 • 30 Hari
Komponen World Tides TAN Admiralty
Selisih WT-TAN Selisih WT-ADM Selisih TAN-ADM H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) M2 0.35 103.65 0.35 158.57 0.34 157.16 0.00 -54.92 0.01 -53.51 0.01 1.41 S2 0.09 218.97 0.13 217.96 0.08 221.61 -0.03 1.01 0.01 -2.64 0.04 -3.65 O1 0.08 216.19 0.08 261.30 0.08 270.10 0.00 -45.11 0.00 -53.91 0.00 -8.80 K1 0.15 265.09 0.11 275.32 0.12 283.35 0.04 -10.23 0.03 -18.26 -0.01 -8.03 2. Bangka • 15 Hari
Komponen World Tides Admiralty Selisih WT-ADM
H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) M2 0.24 122.08 0.27 177.52 -0.02 -55.44
S2 0.10 248.42 0.11 250.22 -0.01 -1.80
O1 0.65 40.27 0.64 76.28 0.01 -36.00
37 • 30 Hari
Komponen World Tides TAN Admiralty
Selisih WT-TAN Selisih WT-ADM Selisih TAN-ADM H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) M2 0.27 117.22 0.28 170.12 0.28 168.78 -0.01 -52.90 -0.01 -51.56 0.00 1.34 S2 0.12 240.24 0.11 228.05 0.10 229.59 0.01 12.19 0.02 10.65 0.01 -1.54 O1 0.62 38.81 0.61 86.78 0.62 88.38 0.01 -47.97 0.00 -49.57 -0.01 -1.60 K1 0.94 166.07 0.86 156.15 0.78 189.31 0.08 9.92 0.16 -23.24 0.08 -33.16 3. Pari • 15 Hari
Komponen World Tides Admiralty
Selisih WT-ADM H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) M2 0.04 255.97 0.03 302.60 0.00 -46.63 S2 0.06 259.77 0.06 267.50 0.00 -7.73 O1 0.13 71.69 0.15 127.52 -0.02 -55.84 K1 0.27 115.06 0.25 130.73 0.02 -15.67 • 30 Hari Komponen World
Tides TAN Admiralty
Selisih WT-TAN Selisih WT-ADM Selisih TAN-ADM H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) M2 0.03 223.86 0.03 277.23 0.05 274.89 0.00 -53.37 -0.01 -51.03 -0.01 2.34 S2 0.06 266.69 0.06 288.76 0.07 293.61 0.00 -22.07 -0.01 -26.92 -0.01 -4.85 O1 0.14 80.34 0.14 124.96 0.14 125.25 0.00 -44.62 0.01 -44.91 0.00 -0.29 K1 0.29 123.22 0.26 145.83 0.26 114.65 0.03 -22.61 0.03 8.57 0.00 31.18 4. Benoa • 15 Hari
Komponen World Tides Admiralty Selisih WT-ADM
H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°)
M2 2.04 230.65 2.02 285.73 0.02 -55.08
S2 1.51 352.84 1.24 352.83 0.27 0.01
O1 0.57 221.75 0.50 266.49 0.07 -44.74 K1 0.61 299.83 0.98 304.17 -0.38 -4.34
38 • 30 Hari
Komponen World Tides TAN Admiralty
Selisih WT-TAN Selisih WT-ADM Selisih TAN-ADM H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) M2 2.10 229.17 2.07 284.54 2.09 283.33 0.03 -55.37 0.01 -54.16 -0.02 1.21 S2 1.45 350.55 1.20 349.17 1.30 358.22 0.25 1.38 0.15 -7.67 -0.10 -9.05 O1 0.51 227.56 0.52 272.24 0.52 275.52 -0.02 -44.68 -0.01 -47.96 0.01 -3.28 K1 0.59 294.98 0.92 305.15 0.42 301.94 -0.33 -10.17 0.17 -6.96 0.49 3.21 5. Kupang • 15 Hari
Komponen World Tides Admiralty Selisih WT-ADM
H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) M2 2.54 257.65 2.53 312.67 0.00 -55.02 S2 1.02 22.43 1.32 22.54 -0.31 -0.11 O1 0.45 224.89 0.56 269.21 -0.11 -44.32 K1 0.94 301.06 0.74 308.33 0.20 -7.27 • 30 Hari
Komponen World Tides TAN Admiralty
Selisih WT-TAN Selisih WT-ADM Selisih TAN-ADM H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) M2 2.51 258.65 2.50 313.87 2.54 313.34 0.01 -55.22 -0.02 -54.69 -0.03 0.53 S2 1.02 23.27 1.26 14.04 0.89 20.97 -0.24 9.23 0.13 2.30 0.36 -6.93 O1 0.49 221.75 0.48 270.59 0.51 267.34 0.01 -48.84 -0.02 -45.59 -0.03 3.25 K1 0.98 300.23 0.76 296.15 0.75 318.01 0.22 4.08 0.23 -17.78 0.01 -21.86
Nilai amplitudo antara World Tides dan TAN maupun antara World Tides dan admiralty serta antara TAN dan admiralty, menunjukkan selisih yang tidak begitu besar.
Selisih yang paling besar terdapat pada lokasi Benoa dengan data 30 Hari antara TAN dan admiralty yaitu sebesar 0.49.
Untuk nilai phasa, rata-rata di tiap lokasi memiliki perbedaan yang terlihat jelas, terutama pada World Tides. Perbedaan phasa antara World Tides dan admiralty maupun TAN menunjukkan selisih yang besar dengan yang paling besar berkisar -55.84 pada lokasi Pari dengan data 15 hari.
Perbedaan phasa tersebut menunjukkan perbedaan penjalaran komponen tersebut. Sebagai contoh antara World Tides dan admiralty pada lokasi Pari dengan data 15 hari, untuk komponen O1, pada World Tides phasanya adalah 71.69 sedangkan pada admiralty adalah 127.52 dengan selisih -55.84. Hal ini menunjukkan pada World Tides, penjalaran komponen O1 lebih cepat 56 jam dibandingkan admiralty. Mengingat bahwa 1º = 1 jam.
39
Untuk mengetahui phasa yang benar maka dilakukan perbandingan dengan hasil analisis yang dilakukan oleh Dishidros untuk lokasi Benoa pada tanggal 29 September-27 Oktober 2004 dengan menggunakan metode admiralty. Berikut ini adalah nilai amplitudo dan phasanya :
Tabel 5.9 Nilai Amplitudo dan Phasa pada Lokasi Benoa Tanggal 29 September-27 Oktober 2004
Komponen Admiralty (29 hari) H(m) g(°) M2 0.66 281 S2 0.37 344 O1 0.01 313 K1 0.15 292 (sumber : Dishidros, 2004)
Bila dibandingkan dengan hasil dari program World Tides, program TAN dan metode Admiralty :
Tabel 5.10 Selisih Nilai Amplitudo dan Phasa antara Program World Tides, TAN dan Admiralty dengan Hasil Pengolahan Data Dishidros (Admiralty 29 Hari) untuk Lokasi Benoa
Komponen Selisih ADM Dishidros-WT Selisih ADM Dishidros-TAN Selisih ADM Dishidros-ADM H(m) g(°) H(m) g(°) H(m) g(°) M2 -1.44 51.83 -1.41 -3.54 -1.43 -2.33 S2 -1.08 -6.55 -0.83 -5.17 -0.93 -14.22 O1 -0.5 85.44 -0.51 40.76 -0.51 37.48 K1 -0.44 -2.98 -0.77 -13.15 -0.27 -9.94
Pada lokasi Benoa, komponen yang berperan adalah M2 dan S2. Pada Tabel 5.10 tersebut terlihat nilai amplitudo dan phasa dari hasil analisis dengan program TAN mendekati hasil pengolahan data yang dilakukan oleh DISHIDROS dibandingkan dengan program World Tides dan metode admiralty. Tetapi hal ini tidak dapat dijadikan kesimpulan, mengenai program mana yang paling menghasilkan analisis yang akurat.
Untuk menilai antara World Tides, TAN dan admiralty mana yang hasil analisisnya akurat, maka kita lebih baik melihat nilai Error (%) seperti pada Tabel 5.11 dan 5.12.
Pada World Tides nilai error (%) yang diambil adalah untuk kasus komponen berdasarkan periode sinodik, karena nilai errornya rata-rata pada tiap lokasi menunjukkan nilai lebih kecil dibandingkan untuk kasus 7 komponen.
40
Pada Tabel 5.11 untuk data 15 hari, antara World Tides dan admiralty, nilai error yang lebih kecil ditunjukkan oleh admiralty. Dengan nilai error terkecil adalah 0.92 % dan yang terbesar adalah 17.76 %. Sedangkan pada admiralty nilai error yang terkecil adalah 5.54 % dan yang terbesar adalah 50.67 %.
Oleh karena itu, untuk analisis data 15 hari, kita lebih baik menggunakan World Tides.
Tabel 5.11 Perbandingan Nilai Error (%) antara Data Lapangan dan Hasil Prediksi Program World Tides dan Metode Admiralty untuk Data 15 Hari
No Lokasi Nilai Error (%) pada Hasil Analisis
World Tides Admiralty
1 Padang 2.56 6.79
2 Bangka 5.00 17.81
3 Pari 0.92 5.54
4 Benoa 17.27 36.57
5 Kupang 17.76 50.67
Untuk data 30 hari, pada Tabel 5.12 nilai error yang kecil ditunjukkan oleh TAN. Dimana nilai error terkecilnya adalah 0.87 % dan yang terbesar adalah 12.96 %, sedangkan pada World Tides nilai error terkecilnya adalah 0.77 % dan yang terbesar adalah 20.61 %. Lalu pada admiralty nilai error terkecil adalah 6.31 %, dan yang terbesar adalah 38.82 %. Sehingga untuk analisis data 30 hari, kita lebih baik menggunakan program TAN.
Tabel 5.12 Perbandingan Nilai Error (%)antara Data Lapangan dan
Hasil Prediksi Program World Tides, program TAN dan Metode Admiralty untuk Data 30 Hari No Lokasi Nilai Error (%) pada Hasil Analisis
World Tides TAN Admiralty (29 Hari)
1 Padang 1.98 2.03 6.31
2 Bangka 3.35 4.39 31.19
3 Pari 0.77 0.87 11.03
4 Benoa 20.61 10.33 31.33
41
5.6 Kelebihan dan Kekurangan dari Program World Tides, Program TAN dan Metode Admiralty
Setiap program dan metode pasti mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangannya tersebut diharapkan kita dapat memilah mana program atau metode yang dapat kita gunakan sesuai kebutuhan kita. Berikut ini adalah pembahasan lebih lengkap mengenai kelebihan dan kekurangan dari program World Tides, program TAN dan metode admiralty.
5.6.1 Program World Tides
Kelebihan dari program World Tides yang terlihat jelas hádala program yang public
domain. Hal ini terlihat dari penampilan World Tides yang mudah dipahami.
Dengan World Tides, kita dapat melakukan dua hal dalam satu program ini. Yaitu analisis dan prediksi.
Dari hasil analisis yang salah satu outputnya berupa nilai amplitudo dan phasa dari komponen pasut, kita dapat melakukan prediksi beberapa tahun ke depan maupun beberapa tahun yang lampau. Berikut ini adalah tampilan World Tides untuk prediksi.
42
Dapat kita lihat dari gambar tersebut, kita dapat melihat prediksi untuk setiap hari bahkan setiap minggu dalam satu bulan tersebut.
Sebagai contoh, dilakukan prediksi pada lokasi Bangka untuk bulan April 1996 dari 7 komponen pasut yang diperoleh dari hasil analisis. Data dari Bangka tersebut adalah tanggal 19 Januari-17 Februari 1996.
Output dari prediksi ini dapat kita lihat dalam bentuk .txt berupa nilai prediksinya yang memiliki interval waktu 12 menit. Dari nilai prediksi tersebut kita dapat membandingkannya dengan data lapangan.
Perbandingan antara Data Lapangan dan Hasil Prediksi World Tides
-2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 03 /26 /96 03 /31 /96 04 /05 /96 04 /10 /96 04 /15 /96 04 /20 /96 04 /25 /96 04 /30 /96 05 /05 /96 Bangka, 1-30 April 1996 Muka Ai r (m)
Data Lapangan Prediksi World Tides Residu
Gambar 5.7 Perbandingan Antara Data Lapangan dengan Prediksi World Tides Pada Tanggal 1-30 April 1996 untuk Lokasi Bangka
Dapat dilihat pada Gambar 5.7, nilai residu yaitu selisih antara data lapangan dengan prediksi World Tides sangat besar. Bila kita lakukan perhitungan untuk nilai error (%) maka akan diperoleh nilai error sebesar 18.4 %.
Dengan demikian, prediksi yang dilakukan oleh program World Tides dari data dua bulan sebelumnya memberikan hasil yang tidak akurat.
Hal ini dapat menjadi salah satu kekurangan dari World Tides. Selain itu terdapat beberapa kekurangan lainnya seperti tidak diketahuinya source dari program ini, sehingga kita tidak dapat memodifikasi dan memahami lebih baik mengenai program tersebut. Bila kita mengetahui source program tersebut, kita dapat mengetahui mengapa komponen P1 dan K2 dapat dihitung pada kasus 9 komponen untuk data 15 hari dan 30 hari, seperti yang
43
telah diuraikan pada analisis sebelumnya. Dan kita juga dapat mengubah komponen utama pasang surut (O1, K1, N2, M2, dan S2) dari program tersebut. Karena belum tentu salah satu dar kelima komponen tersebut menjadi komponen utama pada tiap lokasi.
Kekurangan lain dari World Tides adalah tidak dapat menganalisis data jangka pendek ( < 15 hari), hanya dapat menganalisis pada data ≥ 15 hari. Dan bila ada data kosong,
World Tides tidak dapat melakukan analisis.
5.6.2 Program TAN
Pada program TAN terdapat file input berupa .tif yang dapat dimodifikasi, sehingga jumlah komponen pasang surut dapat kita tentukan sendiri. Contoh file .tif untuk lokasi Bangka : {1} {2} {3} {4} {5} {6} 1996 19 0 7 20 0 1 14.9589314 15.0410686 .3315 .0000 P1:K1 15.0000000 15.0410686 .0113 .0000 S1:K1 27.8953548 28.4397295 .1322 .0000 2N2:N2 28.5125831 28.4397295 .1897 .0000 NEU2:N2 29.4556253 29.5284789 .2692 .0000 LAMDA2:L2 29.9589333 30.0000000 .0591 .0000 T2:S2 30.0821373 30.0000000 .2719 .0000 K2:S2 .0000000 1.0980331 13.3986609 13.9430356 14.4920521 15.0410686 15.5854433 16.1391017 27.4238337 27.9682084 28.4397295 28.9841042 29.5284789 30.0000000 31.0158958 42.9271398 44.0251729 57.4238337 57.9682084 58.9841042 (F9.3) 0 1 3.0 {TSS}{TEE} 0 719
PORT NAME Bangka 1996 ANALYSIS IN CENTIMETRES Time zone 00.00 Data in centimetres from 19-Jan-96 to 17-feb-96, 30 days, 0 gaps Given and related from XXX - 19yy analysis
44 Keterangan :
{1}Tahun data pengamatan
{2}Hari ke-61, yaitu awal data, dihitung dari tanggal 1 bulan Januari pada tahun pengamatan.
{3}Banyaknya komponen pasang surut periode panjang yang diberikan. {4}Banyaknya komponen pasang surut relatif terhadap komponen standarnya. {5}Jumlah komponen yang akan dihitung.
{6}Banyaknya blocks data dalam satu rangkaian pengamatan. {TSS}Awal data pada blocks.
{TEE}Akhir data pada blocks.
Kelebihan lain dari program TAN yaitu dapat menganalisis walaupun terdapat data kosong. Data kosong tersebut ditulis pada {TSS}dan {TEE}. Sebagai contoh pada nomor data 0-4 terdapat data, tetapi pada nomor data 5-6 terdapat data kosong. Sehingga pada file .tif dapat ditulis :
{TSS}{TEE} 0 4
7 8
Berbeda dengan program World Tides, program TAN ini tidak public domain. Karena tidak semua komputer dapat menggunakan program ini, tetapi hanya pada komputer yang
operation systemnya menggunakan DOS. Inilah salah satu kekurangan dari program ini.
Kekurangan lain dari program ini adalah tidak dapat melakukan analisis untuk data jangka pendek, hanya pada panjang data ≥ 30 hari. Bila dilakukan analisis untuk data < 30 hari, sebagai contoh 15 hari, akan terdapat error pada nilai amplitudonya. Dimana nilai amplitudo tersebut dari data 15 hari ke 30 hari akan mengalami peningkatan nilai amplitudo yang besar.
Prediksi pada program ini juga dapat dilakukan seperti halnya pada program World
Tides, tetapi keberadaannya tidak dalam satu program. Tidak seperti halnya World Tides
45
5.6.3 Metode Admiralty
Dibandingkan program World Tides dan program TAN, metode admiralty sangat mudah digunakan atau user friendly. Tetapi dibutuhkan ketelitian yang lebih, karena banyaknya perhitungan dalam admiralty yang saling berhubungan. Sehingga bila terdapat salah satu kesalahan dalam perhitungan, maka hasil analisis dari metode ini juga akan terdapat kesalahan.
Kelebihan dari metode ini yaitu dapat melakukan analisis untuk jangka pendek (1, 7, 15, dan 29 hari). Tetapi untuk menganalisis data dengan panjang data > 29 hari tidak dapat dilakukan dengan metode ini.
Kekurangan lain dari metode ini adalah hasil komponen pasang yang diperoleh hanya 9 komponen pasang surut. Relatif sedikit bila dibandingkan dengan program World Tides dan TAN.