• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sop Bab 7 Akreditasi Puskesmas Acil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sop Bab 7 Akreditasi Puskesmas Acil"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

PENCABUTAN GIGI PERMANEN ANEASTESI BLOK

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01

No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP: 19750216 199502 2 001 1. Pengertian

Pencabutan gigi merupakan suatu prosedur pengeluaran gigi dari Alveolus, dimana pada gigi tersebut sudah tidak dapat lagi dipertahankan.

2. Tujuan

1. Menjadi acuan bagi seluruh tenaga medis dan paramedis.

2. Agar pasien mendapatkan informasi tentang hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum dilakukan tindakan pencabutan

3. Kebijakan 1. Setiap tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien harus diinformasikan kepada pasien dan harus mendapat persetujuan dari pasien dan atau keluarga

2. Persetujuan tindakan dari pasien dan atau keluarga harus dibuktikan dengan mengisi form persetujuan tindakan medis (Informed Consent) 4. Referensi KEPMENKES RI NO. HK.02.02/ MENKES/62/2015 TENTANG

PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER GIGI. 5. Langkah –

langkah / Prosedur

1. Pemeriksaan vital sign (Tensi Darah)

2. Olesi area sekitar gusi dengan antiseptic (betadine)

3. Menggunakan spuit injeksi disposible yang telah diisi bahan anastesi lidocaine comp 2%

▸ Baca selengkapnya: download sop jejaring dan jaringan puskesmas

(2)

permukaan oklusal gigi posterior, jarum menelusuri tulang sejauh 1cm dan deponir lidocaine/bahan anastesi)

5. Pijat area yang telah dilakukan anastesi

6. Tes apakah sudah kebal atau belum menggunakan sonde pada gusi gigi yang akan dicabut

7. Lakukan pemisahan gigi dan gusi menggunakan bein

8. Lakukan pencabutan gigi menggunakan tang yang sesuai dengan gerakan luksasi (posterior), posisi operator sesuai dengan gigi yang akan dicabut.

9. Lakukan pembersihan luka bekas pencabutan dari serpihan gigi atau tulang tulang yang tajam

10. Irigasi soket dan biarkan pasien berkumur untuk membersihkan soket 11. Aplikasikan tampon betadine pada daerah soket,pasien menggigit

tampon selama ±30 menit, tidak boleh berkumur terlalu keras selama 1 hari , minum dan makan makanan yang panas serta merokok selama 1 hari.

12. Instruksi pasca ekstraksi kepada pasien (pasien menggigit tampon selama ±30 menit, tidak boleh berkumur terlalu keras selama 1 hari , minum dan makan makanan yang panas serta merokok selama 1 hari) 13. Pemberian resep obat

 Antibiotik  Analgesik  Anti inflmasi  Roburantia

(3)

ANASTESI BLOK

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01

No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP: 19750216 199502 2 001 1. Pengertian

Suatu teknik anastesi lokal dimana larutan anastesi dideponir pada cabang utama syaraf yaitu Nervus Alveolaris Inferior dan Nervus Lingualis. Target teknik anastesi blok yaitu pada foramen mandibula.

2. Tujuan

Untuk mendapatkan keadaan mati rasa/baal sebelum dilakukan tindakan pencabutan atau bedah minor pada gigi-gigi posterior mandibula.

3. Kebijakan

SK Kepala Puskesmas No. Tentang Jenis-jenis Sedasi yang dilakukan di Puskesmas

4. Referensi Purwanto. (1999). Petunjuk Praktis Anastesi Local. Jakarta: Buku Kedokterasn EGC

5. Persiapan 1. 1 set alat diagnostic

2. 1 alat suntik disposible dengan panjang jarum 2

3. Larutan anastesi lokal (dengan atau tanpa vasokonstriktor) 4. Kassa steril

5. Bahan antiseptik

6. Prosedur 1. Menjelaskan prosedur kepada pasien

2. Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan

(4)

dianastesi

5. Petugas menjajarkan bidang oklusal rahang bawah dengan lantai

6. Petugas meletakkan telunjuk pada permukaan oklusal gigi molar agar dapat menyentuh sudut oklusal

7. Dengan kuku mengadap lidah petugas melakukan palpasi untuk menemukan Trigonum retromolar, kemudian kuku berkontak dengan Linea Oblique Interna

8. Jarum dan alat suntik yang sudah berisi larutan anastesi diinsersikan dari arah kontra lateral antara P1 dan P2 setinggi pertengahan kuku bila sudah menyentuh tulang jarum suntik ditarik sedikit, kemudian jarum suntik pindah posisi ke gigi anatara I dan C setinggi oklusal gigi yang akan dicabut lalu masukkan jarum lebih dalam menyusuri bagian medial dan linea oblique interna hingga mencapai sulkus mandibula. Selama jarum menyusuri mencari sulkus mandibula harus selalu berkontak dengan tulang

9. Sesudah mencapai sulkus mandibula jarum ditarik sedikit (± 1mm) kemudian diaspirasi dan jika aspirasi (-) maka deponir larutan anastesi sebanyak 1 cc untuk Nervus Alveolaris Inferior

10. Tarik jarum suntik sedikit ± setengah jarum yang masuk ke arah sebelumnya kontra lateral antara gigi P1 dan P2, kemudian aspirasi lagi dan jika aspirasi (-) maka deponir larutan anastesi sebanyak 0,5 cc untuk Nervus Lingualis

11. Untuk bagian bukal dilakukan anastesi infiltrasi sebanyak 0,5 cc

12. Tunggu 2-3 menit efek anastesi bekerja, kemudian lakukan tahap pencabutan gigi geraham bawah.

(5)

ANAMNESIS PASIEN GIGI

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01

No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP: 19750216 199502 2 001 8. Pengertian

Wawancara antara petugas dan pasien dalam hal menggali informasi penyakit yang diderita.

9. Tujuan

Memperoleh data atau informasi tentang permasalahan yang sedang dialami pasien.

10. Kebijakan

11. Referensi KEP.MENKES RI. NO 284/MENKES/SK/IV/2006, tentang Standar Pelayanan Asuhan Kesgilut

12. Persiapan 1. Status Pasien 2. Register poli gigi 3. Alat tulis

13. Prosedur 1. Menyambut pasien dengan ramah

2. Menanyakan dan mencatat identitas pasien meliputi :  Nama

 Umur  Alamat  Pekerjaan

(6)

 Lokasi gigi yang sakit (local, menyebar)  Kapan dirasakan

 Sifat sakit (sedang, akut, kronis)  Sudah pernah diobati atau belum

4. Menanyakan dan mencatat Riwayat Kesehatan umum :  Jantung  Gula darah  Darah Tinggi  Kehamilan  Asma  TBC (Paru)  HIV/AIDS

 Kebiasaan buruk Pasien (merokok, minum alcohol, menghisap jari dll)  Komplikasi / Alergi yang pernah dialami pada pengobatan yang lalu. 14. Unit terkait Dokter gigi, perawat gigi

(7)

PENCABUTAN GIGI PERMANEN AKAR TUNGGAL DENGAN ANASTESI INFILTRASI

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01

No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP: 19750216 199502 2 001 1. Pengertian

Mengeluarkan gigi permanen akar tunggal dari socketnya dengan anastesi infiltrasi.

2. Tujuan

Pencabutan gigi permanen akar tunggal tanpa menimbulkan rasa sakit dan tidak ada sisa akar tunggal

3. Referensi KEP.MENKES RI. NO 284/MENKES/SK/IV/2006, tentang Standar Pelayanan asuhan Kesgilut

4. Persiapan

Alat dan bahan :

1. Tang cabut sesuai dengan indikasi pencabutan 2. Bein

3. Jarum suntik 4. Lidocain 5. Kassa steril 6. Tampon

5. Prosedur 1. Asepsis daerah kerja dengan antiseptic

(8)

3. Lakukan anastesi infiltrasi deponir bahan anastesi pada mukosa sekitar gigi yang akan dicabut, lakukan massage di tempat yang dianestesi 4. Melakukan tes apakah daerah tersebut sudah teranastesi atau belum 5. Melakukan pencabutan gigi

6. Meletakkan tampon dengan antiseptic pada luka bekas pencabutan 7. Instruksi pasca pencabutan

8. Pemberian resep obat

(9)

PENCABUTAN GIGI SULUNG

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01

No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP: 19750216 199502 2 001 1. Pengertian

Mengeluarkan gigi sulung dari socketnya dengan menggunakan topical anatesi

2. Tujuan

Memberi kesempatan untuk gigi permanen tumbuh dengan baik

3. Referensi KEPMENKES RI NO. HK.02.02/ MENKES/62/2015 TENTANG PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER GIGI.

4. Persiapan

Alat dan bahan :

1. Tang cabut sesuai dengan indikasi gigi yang akan dicabut 2. Bahan anastesi topical

3. Iodium povidon 4. Kassa

5. Tampon

5. Prosedur 1. Melakukan tindakan topical anstesi

2. Setelah pasien merasa dingin/tebal pada daerah gigi yang akan dicabut, maka gigi boleh dilakukan pencabutan

(10)

4. Mengambil tampon menggunakan pinset kemudian tetesi dengan iodine povidine dan letakkan pada luka bekas pencabutan lalu pasien disuruh menggigit tampon

5. Memberikan instruksi setelah pencabutan

6. Memberikan obat untuk mengurangi rasa sakit setelah pencabutan (bila perlu)

(11)

TUMPATAN SEMENTARA

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP: 19750216 199502 2 001 1. Pengertian

Tumpatan yang dilakukan sebelum melakukan tumpatan tetap 2. Tujuan

1. Mempertahankan gigi selama mungkin di dalam rongga mulut 2. Mencegah terjadinya infeksi

3. Kebijakan KEP.MENKES RI. NO 284/MENKES/SK/IV/2006, tentang Standar Pelayanan asuhan Kesgilut

4. Persiapan Persiapan Alat dan bahan :  Diagnostik set  Neirbeken

 Plastis filling instrument  Caviton  Kapas  Cotton roll  Bahan dressing Persiapan petugas :  Masker

(12)

 Handscoon Persiapan pasien:

 Gelas kumur

 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin 5. Prosedur Penambalan Sementara :

 Pulpitis :

1. Persilahkan pasien duduk di dental unit

2. Pembuangan jaringan karies yang nekrose dengan menggunakan high sped dan bur (bulat dan fisur)

3. Lakukan isolasi dengan coton roll

4. Keringkan kavitas lalu letakkan bahan arsen (untuk mematikan saraf) kemudian tambal sementara dengan caviton

5. Pemberian obat analgesik (untuk mengurangi sakit) 6. Pasien disuruh kembali 3 hari lagi

7. Setelah pasien kembali dilakukan pembukaan tambalan sementara 8. Pembukaan atap pulpa dan lakukan irigasi kavitas

9. Pemberian obat untuk sterilisasi pulpa (chkm atau tkf atau cresophene) ditaruh di kapas lalu diperas hanya diambil uap nya saja kemudian diletakkan di ruang pulpa

10. Tambal sementara dengan caviton 11. Pasien disuruh kembali 3 hari

12. Ketika pasien datang lagi obat dressing diganti minimal 2 kali. 13. Kalau gigi masih sakit bila dilakukan perkusi maka pergantian obat

dilakukan lagi berulang-ulang hingga pasien tidak merasa sakit lagi ketika gigi diperkusi maka gigi dianggap sudah steril.

14. Jika sudah tidak sakit saat diperkusi, dilanjutkan dengan bongkar tambalan sementara lalu irigasi untuk sterilisasi kavitas

15. Pemberian obat mumifikasi (iodoform pasta), kemudian diaasnya ditambal dengan Zinc phospat cement.

16. Pasien diinstruksikan kembali seminggu lagi

17. Pasien kembali dan tidak ada keluhan sakit saat mengunyah makanan, maka dilakukan pembuangan sebagian zinc phospat

(13)

cement

18. Preparasi sedikit cavitas dan dilanjutkan dengan tambalan tetap (Resin komposit)

 Ganggren Pulpa (GP)

1. Pembuangan jaringan karies gigi mengunakan bur 2. Pembukaan atap pulpa

3. Pemberian obat untuk jaringan pulpa (tkf atau chkm atau cresophene)

4. Tambal sementara dengan caviton 5. Pasien disuruh kembali 3 hari lagi

6. Prosedur ini dilakukan minimal 2 kali kunjungan dengan mengganti obat dalam pulpa, jika masih ada bau ganggren atau sakit saat diperkusi maka peggantian obat dilakukan lagi berulang-ulang hingga tidak ada rasa sakit lagi saat diperkusi.

7. Jika sudah tidak sakit saat diperkusi, dilanjutkan dengan bongkar tambalan sementara lalu irigasi untuk sterilisasi kavitas

8. Pemberian obat mumifikasi (iodoform pasta), kemudian diatasnya ditambal dengan Zinc phospat cement.

9. Pasien diinstruksikan kembali seminggu lagi

10. Pasien kembali dan tidak ada keluhan sakit saat mengunyah makanan, maka dilakukan pembuangan sebagian zinc phospat cement

11. Preparasi sedikit cavitas dan dilanjutkan dengan tambalan tetap (Resin komposit)

(14)

LAYANAN TERPADU

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP: 19750216 199502 2 001 1. Pengertian

SOP ini mengatur tentang rencana tindakan dan pengobatan serta rencana layanan terpadu jika diperlukan penanganan oleh tim kesehatan antar profesi disusun dengan tujuan yang jelas, terkoordinasi dan melibatkan pasien/keluarga

2. Tujuan

Pasien mendapatkan pelayanan yang profesinal dan komprehensif

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas tentang kebijakan peningkatan mutu klinik dan keselmatan pasien

4. Prosedur 1. Dokter atau petugas medis melakukn kajian terhadap keluhan dn kebutuhan pasien

2. Rencana layanan ditetapkan berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan dalam bentuk diagnosis. Dalam menyusun rencana layanan dipandu oleh kebijakan dan prosedur yang jelas sesuai dengan kebutuhan pasien dan sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan

3. Dokter atau petugas medis memberikan rujukan ke poli lain jika di dalam rencana layanan, pasien memerlukan kolaborasi dengan tim kesehatan

(15)

lain.

4. Penanganan pasien secara interprofesi, meliputi :  Penanganan pasien HT

 Penanganan pasien DM  Penanganan pasien TB

 Penangan pasien Balita gizi kurang/buruk

 Penanganan pasien Bumil dengan keluhan medis  Penanganan pasien Bumil dengan Anemia  Penanganan pasien Jiwa

5. Unit terkait 1. Petugas pendaftaran 2. Dokter 3. Bidan 4. Apoteker 5. Paramedis 6. Dokumen Terkait Rekam Medis

(16)

INSISI ASBES

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Mondela NIP: 19750216 199502 2 001 1. Pengertian

Suatu tindakan pengeluaran nanah dari suatu abses dengan cara insisi 2. Tujuan

Untuk mengeluarkan nanah dari abses dan mengurangi rasa sakit

3. Referensi KEPMENKES NO. HK.02.02/ MENKES/62/2015 TENTANG PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER GIGI

4. Persiapan Alat dan bahan :

 Alat diagnostik lengkap (kaca mulut, sonde, eskavator dan pinset)  Bur untuk membuka atap kamar pulpa

 Sonde untuk incisi abses  Chlor etyl

 Bahan irigasi (NACL + Betadine)  Kapas – kassa steril

5. Prosedur  Abses pada akar gigi (lokal)

1. Bersihkan dan irigasi daerah sekitar gigi

2. Resepkan obat antibiotik, analgetik dan anti inflamasi

(17)

setelah sikat gigi

4. Pasien disuruh kembali setelah obat habis (3 hari)

5. Saat pasien kembali dan abses sudah sembuh, maka dilanjutkan dengan pencabutan.

 Abses sub mukosa (gigi gangren)

1. Buka atap pulpa dan bersihkan cavitas, nanah akan keluar saat pembukaan atap pulpa

2. Tutup dengan kapas (jangan terlalu penuh)

3. Resepkan obat antibiotik, analgesik dan anti inflamasi

4. Instruksikan untuk berkumur dengan air garam hangat pada saat malam setelah sikat gigi

5. Pasien disuruh kembali setelah obat habis (3 hari)

6. Saat pasien kemali dan mash bengkak maka dilakukan peresepan obat lagi atau mengganti jenis antibiotik untuk dilanjutkan, jika sudah sembuh dapat dilakukan pencabutan gigi.

 Abses Periodontal

1. Drainase dengan membersihkan poket periodontal,

2. Menyingkirkan plak, kalkulus, dan bahan iritan lainnya dan atau menginsisi abses.

3. Irigasi poket periodontal.

4. Pada beberapa keadaan, ekstraksi gigi perlu dilakukan.

5. Evaluasi periodontal menyeluruh harus dilakukan setelah resolusi dari kondisi akut.

6. Pemberian resep obat antibiotik, obat analgetik, antiinflamasi dan roburantia.

7. Instruksikan pasien untuk kumur air garam hangat. 6. Unit terkait Dokter gigi

(18)

SCALING GIGI

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Maldena NIP: 19750216 199502 2 001 1. Pengertian

Suatu proses dimana plak dan kalkulus dibuang dari permukaan supragingiva dan subgingiva gigi

2. Tujuan

1. Menghilangkan karang gigi

2. Mencegah terjadinya kerusakan dan peradangan pada gingival dan jaringan periodontal lainnya

3. Menghilangkan fokus infeksi

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No Tentang jenis Pelayanan di Poli Gigi 4. Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi kementrian Kesehatan 2014 5. Langkah –

langkah / Prosedur

 Persiapan Alat dan Bahan : 1. Alat diagnostik

2. Kapas butir

3. Disclosing (pewarna plak) 4. Larutan povidone iodine 5. Bahan polish

6. Pasta gigi 7. Alat scaling

(19)

 Pelaksanaan :

1. Seluruh permukaan gigi pasien diperiksa dan menjelaskan prosedur pembersihan karang gigi

2. Seluruh permukaan gigi dibersihkan menggunaka Ultrasonic Scaller 3. Melakukan pembersihan debris, kalkulus, semua elemen gigi dimulai

dari yang supra gingiva, dilanjutkan pada subgingival apabila ada 4. Setelah semua permukaan gigi selesai dibersihkan lakukan finishing

dan polishing dilakukan menggunakan bahan polish yang dicampur dengan pasta gigi

5. Memberikan povidone iodine atau chlorhexidine untuk mencegah infeksi.

6. Terakhir dokter gigi akan menjelaskan cara menyikat gigi yang baik 6. Unit terkait Poli Gigi (Dokter Gigi dan Perawat Gigi)

(20)

PENYUSUNAN RENCANA LAYANAN MEDIS

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP: 19750216 199502 2 001 1. Pengertian

Rencana layanan medis adalah rencana tindakan dan pengobatan yang dipandu oleh kebijakan dan prosedur yang jelas sesuai kebutuhan pasien dan sesuai dengan standar pelayanan yng ditetapkan.

2. Tujuan

1. Terdapat prosedur yang efektif jika pasien mendapatkan penanganan oleh tim kesehatan yang terkoordinasi

2. Meningkatkan kualitas pelayanan guna memberikan kepuasan pada pasien 3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No… tentang Pelayanan Klinis

4. Referensi Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Berdasarkan Gejala Depkes dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Tahun 2001

5. Prosedur 1. Petugas medis dan Paramedis menentukan tindakan medis yang akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien

2. Petugas medis dan Paramedis memberikan tindakan medis sesuai dengan rencana

3. Petugas medis dan Paramedis menjelaskan tentang tindakan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien

6. Unit terkait 1. Ruang Petugas Pendaftaran 2. Ruang Poli Umum

(21)

3. Ruang Poli Gigi 4. Ruang Poli KIA 5. Ruang UGD 6. Ruang Rawat Inap 7. Dokumen

Terkait

(22)

INFORMED CONSENT

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Maldena NIP: 19750216 199502 2 001 1. Pengertian

Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien

2. Tujuan

1. Sebagai acuan untuk memberikan informed consent

2. Sebagai sarana untuk mendapatkan legitimasi atas tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tentang Layanan Klinis

4. Prosedur 1. Setelah diindikasi tentang tindakan yang akan dilakukan oleh dokter atau perawat yang dilimpahi wewenang, pasien atau keluarga dijelaskan mengenai :

a. Diagnosis dan tata cara tindakan medis b. Tujuan tindakan medis yang akan dilakukan c. Alternatif tindakan lain dan resikonya

d. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi e. Prognosis terhadap tindakan yang akan dilakukan f. Perkiraan Biaya

(23)

2. Yang berhak menandatangani persetujuan tindakan adalah :

a. Pasien itu sendiri dengan usia lebih dari 18 tahun dan dalam kondisi sadar penuh

b. Istri/Suami c. Orang Tua/Wali d. Keluarga terdekat

e. Bagi pasien dengan umut dibawah 18 tahun yang bertanda tangan, Orang Tua / wali atau keluarga terdekat.

5. Unit terkait 1. Poli Umum 2. Poli Gigi 3. Poli KIA/KB 4. UGD

5. Apotik 6. Laboratorium

(24)

PENDIDIKAN/PENYULUHAN PASIEN

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP: 19750216 199502 2 001 1. Pengertian

Tindakan memberikan pengertian kepada pasien / kelarga yang berhubungan dengan keluhan atau penyakitnya, untuk mempercepat proses penyembuhan 2. Tujuan

Memberikan pengertian kepada pasien / keluarga agar memahami masalah penyakitnya, dengan harapan membantu mempercepat penyembuhan dan menghindari perilaku/pola hidup yang keliru

3. Kebijakan Pelaksanaan pendidikan / penyuluhan pada pasien harus mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam standar prosedur operasional.

4. Referensi Edukasi kepada pasien dan keluarga pasien

5. Prosedur

1. Petugas menentukan diagnosa dan rencana terapi

2. Petugas memberikan penyuluhan kepada pasien/keluarga tentang : a. Informasi penyakit yang diderita pasien

b. Penggunaan obat secara aman dan efektif untuk semua obat yang dikonsumsi pasien

c. Penggunaan peralatan medis secara aman dan efektif

d. Makanan yang dianjurkan dan makan yang dilarang konsumsi e. Aspek etika dalam pengobatan

(25)

f. Perilaku Hiudp Bersih dan Sehat

3. Petugas selesai melakukan penyuluhan dalam asuhan pasien, dengan mencatat kegiatan pada rekam medis

6. Unit terkait 1. Poli Umum 2. Poli Gigi 3. Poli KIA/KB 4. UGD

(26)

IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN KELUHAN PELANGGAN

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP: 19750216 199502 2 001 1. Pengertian

Kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan menangani keluhan pelanggan. Penanganan keluhan pelanggan dilaksanakan berdasarkan keluhan yang masuk melalui kotak saran maupun survey kepuasan pelangganan.

2. Tujuan

Memberikan tanggapan dan penanganan yang cepat dan tepat terhadap keluhan pelanggan.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas tentang kebijakan peningkatan mutu klinik dan keselamatan pasien.

4. Referensi 5. Langkah –

langkah / Prosedur

 Persiapan Survei Kepuasan Pelanggan dan Blanko Keluhan Pelanggan  Pelaksaan :

1. Petugas mempersiapkan blanko keluhan pelanggan 2. Petugas memantau kotak saran setiap satu minggu sekali

3. Petugas mencatat keluhan pelanggan dalam bentuk buku register keluhan pelanggan

(27)

kepuasan pelanggan 2 kali dalam setahun.

5. Petugas menganalisa keluhan pelanggan dan membuat tindak lanjut. 6. Petugas membuat LKP diberikan kepada unit terkait.

7. Petugas melakukan evaluasi, tidak lanjut dan verifikasi kepada unit terkait bahwa keluhan sudah ditangani

8. Petugas menuliskan keluhan pelanggan dan tindak lanjut di papan keluhan pelanggan

(28)

PEMBERIAN ANASTESI LOKAL

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP: 19750216 199502 2 001 1. Pengertian

Pemberian anastesi local adalah tindakan menghilangkan rasa sakit atau nyeri secara local tanpa disertai hilangnya kesadaran.

2. Tujuan

Untuk menghilangkan rasa sakit sementara ketika melakukan tindakan bedah minor dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.

3. Kebijakan

4. Referensi Buku Ilustrasi Bedah Minor Disertai Ketrampilan Dasar Anestesi, Michael saleh & Vija K Sodera, 2010.

5. Langkah – langkah / Prosedur

1. Sebelum dilakukan tindakan anestesi jelaskan kepada pasien tentang jenis tindakan yang akan dilakukan termasuk manfaat dan kerugian akibat pemberian anestesi lokal.

2. Bila pasien sudah mengerti tentang penjelasan tersebut, lakukan pengisian lembar inform concent kemudian pasien atau keluarga pasien menandatangani lembar inform concent tersebut

(29)

3. Anestesi Topikal

Cara melakukan anastesi topikal adalah :

a. Petugas mencuci tangan hingga bersih kemudian keringkan. b. Petugas memakai sarung tangan

c. Membran mukosa dikeringkan untuk mencegah larutnya bahan anastesi topikal.

d. Petugas mengoleskan anastesi topikal melebihi area yang akan disuntik ± 15 detik kurang dari waktu tersebut obat tidak efektif. e. Pasien bayi dapat menggunakan syring tanpa jarum untuk

mengoleskan topical aplikasi.

f. Anastesi topical harus dipertahankan pada membrane mukosa minimal 2 menit,agar obat bekerja efektif. Salah satu kesalahan yang dibuat pada pemakaian anastesi topical adalah kegagalan operator untuk memberikan waktu yang cukup bagi bahan anastesi topical untuk menghasilkan efek yang maksimum.

4. Anestesi Infiltrasi

Tahap melaksanakan infiltrasi anastesi :

a. Petugas cuci tangan hingga bersih dan keringkan. Kemudian memakai sarung tangan

b. Petugas membersihkan kulit yang akan dianestesi dengan kasa alkohol. Untuk luka terbuka bersihkan dengan kasa dan Nacl atau povidon iodin

c. Petugas mengambil bahan anestesikum dengan spuit 1cc atau 3 cc, aspirasi sedikit sampai tidak ada udara yang tertinggal

d. Petugas menusukkan menembus kulit dengan sudut 45 derajat sampai mencapai jaringan lemak subkutis.

e. Petugas mengaspirasi dan kemudian menginjeksikan anestesi tersebut sambil menarik jarum ke titik dimana jarum masuk.Atau jika tidak dilakukan aspirasi maka setelah spuit dimasukkan sampai dalam kemudian ditarik sambil disemprotkan perlahan-lahan

f. Petugas mencabut jarum tapi belokkan kembali jarum sepanjang garis lain dimana akan direncanakan dibuat jahitan

(30)

sebelahnya, sehingga seluruh daerah yang kemungkinan akan dijahit sudah teranestesi

h. Tunggu beberapa lama dan lakukan penekanan lembut pada kulit i. Petugas menanyakan pada pasien apakah masih terasa nyeri atau

kebas

j. Jika pasien sudah tidak merasakan nyeri dapat dilakukan tindakan.

k. Selama pemberian anestesi lokal, pasien dilakukan monitoring keadaan umum dan vital sign.

6. Unit terkait Poli Umum (dokter, perawat) Poli Gigi (dokter gigi, perawat)

PELAYANAN DI POLI GIGI

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP: 19750216 199502 2 001 1. Pengertian

(31)

2. Tujuan

1. Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut 2. Menurunkan angka kesakitan gigi

3. Meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut 3. Ruang

Lingkup Seluruh pasien gigi yang berkunjung ke puskesmas 4. Tanggung

Jawab

Petugas di poli gigi mencatat pasien dibuku registrasi poli gigi, kunjungan baru atau berulang, mempersiapkan alat yang diperlukan dan membersihkan/mensterilkan kembali alat yang telah digunakan. Dokter gigi/perawat gigi melakukan pemeriksaan tindakan dan pengobatan serta penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

5. Uraian Prosedur

1. Pasien datang dari loket pendaftaran dengan membawa rekam medik atau status pasien

2. Petugas menerima rekam medik dan memanggil pasien sesuai dengan antriannya

3. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan rekam medik, bila terjadi kesalahan tidak sesuai maka dilakukan konfirmasi ulang ke bagian pendaftaran

4. Petugas anamnesis pasien setelah itu mempersilahkan duduk di dental unit

5. Dokter gigi melakukan pemeriksaan obyektif gigi yang dikeluhkan pasien untuk menegakkan diagnosa

6. Dokter gigi mempertimbangkan perlu atau tidak dilakukan pemeriksaan penunjang (Laboratorium, RO foto) atau rujukan ke pelayanan yang lebih tinggi

7. Dokter gigi memberikan penyuluhan kepada pasien tentang kasus gigi yang dialami dan rencana perawatan pada gigi tersebut

8. Dokter gigi melakukan tindakan perawatan gigi

9. Dokter gigi memberikan resep obat pada pasien jika diperlukan 10. Petugas membersihkan dan mensterilkan alat yang telah digunakan 11. Petugas mencatat status pasien atau rekam medik ke buku registrasi

(32)

Alur Pelayanan Pasien Poli Gigi

Tidak

Ya

Tidak Ya

Pasien masuk poli gigi bawa RM

Rujuk RSUD Bisa di tangani

Pemeriksaan klinis Anamnesa

Rujuk antar poli/ internal Penetapan diagnosa dan rencana perawatan

Ada penyakit sistemik Perawatan

(33)

PEMELIHARAAN SARANA (GEDUNG)

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP: 19750216 199502 2 001 1. Pengertian

Usaha untuk mempertahankan kondisi bangunan agar tetap berfungsi sebagaimana mestinya atau dalam usaha meningkatkan wujud bangunan,

Pasien mengembalika Rekam Medik Pemberian resep bila

perlu Instruksi pasca

perawatan

(34)

2. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkahuntuk pemeliharaan sarana (gedung)

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No...

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

5. Prosedur 1. Petugas mempersiapkan cehecklist pemantauan pemeliharaan sarana/gedung yang telah dibuat

2. Petugas memulai pemantauan sarana/gedung sesuai dengan daftar kegiatan yang ada di checklist

3. Petugas memantau sarana/gedung Puskesmas apakah dalam kondisi baik atau tidak di setiap ruangan yang ada di Puskesmas

4. Petugas memantau apakah sarana/gedung berfungsi dengan baik atau tidak

5. Petugas melaorkan hasil pemantauan pemeliharaan sarana/gedung kepada Kepala Puskesmas

6. Jika dalam pemeriksaan terdapat kerusakan maka dilaporkan ke unit administrasi untuk diajukan anggarana perbaikan, atau diajukan di perencanaan anggaran

7. Petugas mendokumentasikan hasil pemantauan pemeliharaan sarana/gedung Puskesmas

8. Petugas melakukan pematauan pemeliharaan sarana/gedung Puskesmas setiap satu bulan sekali

9. Petugas membuat rencana tindak lanjut 6. Unit terkait 1. Tata Usaha

2. Unit UKP 3. Unit Admin

(35)

PEMELIHARAAN PERALATAN

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0

Tanggal Terbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP:19750216 199502 2 001 1. Pengertian

(36)

2. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas untuk memelihara alat-alat agar tetap terawat dengan baik dan aman

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No... Tahun.... tentang Pemberlakuan Standart Operasional Prosedur UPT Puskesmas Alor Kecil

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

5. Prosedur 1. Petugas mencatat semua alat kedalam buku inventaris barang

2. Petugas membuat dan memasang chekclist keadaan alat per ruangan 3. Petugas membuat dan memasang kartu inventaris alat per ruangan 4. Petugas membuat dan memasang kartu pemeliharaan barang 5. Petugas membersihkan alat setiap kali habis digunakan

6. Petugas mensterilkan alat dan menyimpan sesuai karakteristik alat 7. Petugas menempatkan peralatan sesuai kebutuhan pada tiap unit 8. Petugas memantau dan mengecek secara berkala alat-alat yang perlu

diperbaiki

9. Perugas melakukan pemantauan dan pencatatan alat-alat yang perlu dihapus dan perlu diusulkan penambahan

10. Petugas membuat pengajuan usulan pengadaan barang dan perbaikan alat

(37)

PENDELEGASIAN WEWENANG

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP: 19750216 199502 2 001 1. Pengertian

(38)

tertentu, yang apabila tugas tersebut dilaksanakan sesuai dengan yang dikehendaki dokter, apapun hasilnya perawat tidak akan memikul beban tanggung jawab dan gugatan atas kerugian pasien.

2. Tujuan

Agar pelayanan di Puskesmas tetap berjalan dengan lancar meskipun petugas kesehatan yang berwenang tidak ada, maka dilakukan pendelegasian wewenang oleh pemberi wewenang sesuai kompetensi dan kemampuan dari yang diberi wewenang.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas tentang Kebijakan Peningkatan Mutu Klinik dan Keselamatan Pasiens

4. Referensi 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

2. UU Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 pasal 5, tentang Pelayanan, Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Kesehatan di Puskesmas

3. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas 4. Permenkes Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

5. Keputusan Menteri Kesehatan No.1280/Menkes/SK/X/2002 tentang Petunjuk Teknis jabatan Fungsional Perawat

5. Prosedur 1. Petugas pemberi wewenang menghubungi kasubag tata usaha untuk melihat kompetensi calon petugas yang sesuai dan akan diberi delegasi wewenang

2. Petugas pemberi wewenang membuat surat delegasi wewenang 3. Petugas pemberi wewenang menghubungi calon petugas yang diberi

delegasi wewenang untuk meminta persetujuan

4. Petugas pemberi wewenang meyerahkan surat delegasi wewenang ke administrasi surat untuk diberikan nomor surat

5. Petugas administrasi surat memintakan persetujuan kepada kepala Puskesmas

6. Petugas administrasi menyerahkan surat delegasi wewenang yang telah disetujui kepada petugas pemberi wewenang dan calon petugas

(39)

yang diberi wewenang

7. Petugas yang diberi wewenang melaksanakan tindakan sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan.

6. Unit terkait Rekam Medik

RUJUKAN INTERNAL

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP: 19750216 199502 2 001 1. Pengertian

Suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu/atau lebih kasus

(40)

pengobatan lebih lanjut oleh pihak yang berwenang 2. Tujuan

Sebagai pedoman petugas dalam melakukan rujukan dalam Puskesmas guna pemeriksaan atau pengobatan lebih lanjut.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas tentang Kebijakan Peningkatan Mutu Klinik dan Keselamatan Pasiens

4. Persiapan Lembar rujukan internal

5. Prosedur 1. Petugas mempersiapkan lembar rujukan dan mengisi hasil kajian pada rekam medis pasien

2. Petugas memastikan pasien yang dirujuk sesuai dengan kriteria pasien yang perlu/harus dirujuk guna mendapatkan pemeriksaan atau pengobatan lebih lanjut

3. Petugas memberi penjelasan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai alasan pasien dirujuk

4. Petugas menulis secara lengkap data di dalam surat rujukan yang meliputi:

a) Identitas pasien

b) Hasil anamnesa ata kajian klinis terhadap pasien c) Permohonan pemeriksaan/pengobatan lebih lanjut d) Tanggal dan paraf petugas

5. Petugas menyerahkan surat rujukan kepada pasien atau keluarga pasien (untuk pasien yang perlu pendampingan, petugas menghantarkan pasien ke poli/unit tujuan)

Alur Rujukan Internal

6. Unit terkait Unit Rawat jalan (BP Umum, BP Gigi, BP KIA) Rawat Inap dan Laboratorium

(41)

TUMPATAN TETAP DENGAN COMPOSITE RESIN LIGHT CURING

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP : 19750216 199502 2 001 1. Pengertian

(42)

umumnya mengalami reaksi pengerasan dengan bantuan sinar (Sinar UV atau bisa juga dengan Visible Light)

2. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memperbaiki kerusakan gigi agar kembali ke bentuk semula dan bertahan dengan baik, menghentikan proses kerusakan gigi sampai di bagian itu saja.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No Tentang jenis Pelayanan di Poli Gigi 4. Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi kementrian Kesehatan 2014

5. Alat dan Bahan

1. Alat diagnostik

2. Plastis filling instrument 3. Light curing

4. Hand piece (High dan Low) 5. Bur ( bulat, fisur, flame)

6. Bahan etsa, Bonding dan Resin Komposit 7. Celluloid strip 8. Kertas Artikulasi 9. Alkohol 10. Kapas 11. Cotton roll 12. Gelas kumur 6. Prosedur

Bahan Resin Komposit (RK) dengan bahan bonding generasi V:

1. Pembersihan gigi dari debris dan kalkulus dengan alat skeling manual, diakhiri dengan brush/sikat

2. Lakukan pembersihan jaringan infeksius pada karies gigi (jaringan lunak dan warna coklat/hitam harus dibuang sampai gigi terlihat putih bersih).Warna hitam yang menunjukkan proses karies terhenti tidak perlu diangkat jika tidak mengganggu estetik

3. Jaringan email yang tidak di dukung dentin harus dihilangkan 4. Keringkan kavitas dengan kapas kecil

5. Aplikasikan ETSA asam selama 30 detik atau sesuai petunjuk penggunaan

(43)

6. Cuci/bilas dengan air yang mengalir 7. Isolasi daerah sekitar gigi

8. Keringkan sampai keadaan lembab/moist (tidak boleh sampai kering sekali/berubah warna kusam/doff)atau sesuai petunjuk penggunaan

9. Oleskan bonding selama 15 detik kemudian diangin-anginkan (tidak langsung dekat kavitas), dilakukan penyinaran dengan light curing unit selama 10- 20 detik

10. Aplikasikan packable resin komposit dengan sistem layer by layer/ selapis demi selapis, setiap lapisan dilakukan penyinaran dengan light curing unit selama 10-20 detik

11. Bentuk tumpatan sesuai anatomi gigi

12. Merapikan tepi-tepi kavitas, cek gigitan dengan gigi antagonis menggunakan articulating paper

7. Unit terkait Poli Gigi (Dokter Gigi)

ALAT YANG BERSIH, ALAT YANG MEMERLUKAN STERILISASI DAN ALAT YANG MEMBUTUHKAN PERSYARATAN KHUSUS

UNTUK PELETAKANNYA

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP : 19750216 199502 2 001

(44)

1. Pengertian  Alat bersih adalah alat medis yang sudah dipakai dan sudah dicuci/dibersihkan

 Alat kotor adalah alat medis yang sudah dipakai dan belum dibersihkan  Alat steril adalah alat medis yang sudah dibersihkan dan sudah di

sterilkan

 Alat-alat persyaratan khusus adalah alat yang digunakan dalam keadaan darurat atau kasus-kasus tertentu

2. Tujuan  Sebagai acuan petugas dalam pelaksanaan memisahkan alat yang bersih dan yang kotor

 alat-alat terpakai terjaga kebersihannya / steril sehingga siap dipakai  alat-alat steril tidak terkontaminasi dengan yang kotor sehingga

diharapkan jika ada kegawatdaruratan bisa dipakai  mencegah terjadinya infeksi silang

 mencegah terjadinya kerusakan alat

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Alor Kecil Nomor :

Berlaku bagi petugas dalam pelayanan

4. Referensi Permenkes No.75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat 5. Prosedur  Petugas memakai alat pelindung diri (handsoen dan masker)

 Petugas memisahkan alat yang terkena darah dan yang tidak terkena darah  Petugas mencuci alat dengan sabun jia perlu sikat menggunakan sikat gigi

untuk mengangkat kotoran atau darah yang sulit hilang kemudian bilas dibawah air mengalir hingga bersih

 Rendam alat dengan larutan bayclin selama 10-15 menit (alat harus terendam)

 Petugas memisahkan alat yang membutuhkan sterilisasi dan alat yang hanya digunakan dalam keadaan bersih

 Petugas menempatkan alat ke dalam wadah tertutup yang berbahan dasar stainless untuk dilakukan sterilisasi dengan keadaan tutup terbuka

(45)

sterilisasi dengan menggunakan alcohol 70% kemudian menempatkan alat tersebut pada dalam wadah khusus dan bias diletakkan langsung pada lemari penyimpanan

 Petugas menempatkan alat sesuai dengan jenisnya

 Untuk peralatan yang membutuhkan perawatan khusus seperti nebulizer, setelah pemakaian petugas mencuci sungkup dengan menggunakan sabun pada air mengalir lalu mengeringkan dengan lap kering dan dilakukan sterilisasi diletakkan pada rak bagian atas tempat alat khusus yang tidak tahan panas (kain, karet dan kaca)

6. Unit Terkait  Poli Gigi  UGD

 Poli KIA/KB  Ruang bersalin

STERILISASI

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP : 19750216 199502 2 001

(46)

bakteri pada alat medis dengan menggunakan suhu panas tinggi

2. Tujuan  Sebagai acuan petugas untuk mencegah penyebaran penyakit dan terjadinya infeksi silang

 alat-alat terpakai terjaga kebersihannya / steril sehingga siap dipakai  alat-alat steril tidak terkontaminasi dengan yang kotor sehingga

diharapkan jika ada kegawatdaruratan bisa dipakai  mencegah terjadinya pembusukan atau kerusakan alat

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Alor Kecil Nomor :

Berlaku bagi petugas dalam pelayanan 4. Referensi

5. Prosedur  Petugas memakai alat pelindung diri (handsoen dan masker)

 Petugas memisahkan alat yang terkena darah dan yang tidak terkena darah  Petugas mencuci alat dengan sabun jika perlu sikat menggunakan sikat gigi

untuk mengangkat kotoran atau darah yang sulit hilang kemudian bilas dibawah air mengalir hingga bersih

 Rendam alat dengan larutan bayclin selama 10-15 menit (alat harus terendam) lalu letakkan alat pada handuk bersih untuk dikeringkan  Petugas memisahkan alat yang membutuhkan sterilisasi dan alat yang

hanya digunakan dalam keadaan bersih

 Petugas menempatkan alat ke dalam wadah tertutup yang berbahan dasar stainless untuk dilakukan sterilisasi dengan keadaan tutup terbuka

 Masukkan alat kritis pada rak bagian bawah dan alat / bahan tidak kritis pada rak bagian atas (kapas,kasa, alat yang terbuat dari karet dan kaca)  Tutup pintu sterilisator, sambungkan kabel pada listrik dan tekan tombol

power, tekan tombol upper untuk sterilisasi pada rak bagian atas dan tekan tombol under untuk sterilisasi pada rak bagian bawah. Lampu merah akan mati setelah proses sterilisasi

(47)

untuk menghindari luka pada tangan

 Petugas melalukan desinfektan pada alat yang tidak membutuhkan

sterilisasi dengan menggunakan alcohol 70% kemudian menempatkan alat tersebut pada dalam wadah khusus dan bisa diletakkan langsung pada lemari penyimpanan

 Petugas meletakkan alat pada lemari penyimpanan sesuai dengan jenisnya  Untuk peralatan yang membutuhkan perawatan khusus seperti nebulizer,

setelah pemakaian petugas mencuci sungkup dengan menggunakan sabun pada air mengalir lalu mengeringkan dengan lap kering dan dilakukan sterilisasi diletakkan pada rak bagian atas tempat alat khusus yang tidak tahan panas (kain, karet dan kaca)

6. Unit Terkait  Poli Gigi  UGD

 Poli KIA/KB  Ruang bersalin

PEMANTAUAN BERKALA PELAKSANAAN PROSEDUR PEMELIHARAAN DAN STERILISASI INSTRUMEN

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP : 19750216 199502 2 001

(48)

1. Pengertian Memantau secara berkala serta memeliharaan instrumen sesuai prosedur

2. Tujuan  Sebagai acuan pemantuan berkala pelaksanaan prosedur pemeliharaan alat  Tersedianya peralatan dalam kondisi baik

 alat-alat steril tidak terkontaminasi dengan yang kotor sehingga diharapkan jika ada kegawatdaruratan bisa dipakai

 mencegah terjadinya infeksi silang  mencegah terjadinya kerusakan alat

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Alor Kecil Nomor :

Berlaku bagi petugas dalam pelayanan 4. Referensi

5. Prosedur a)

b) Petugas mengeluarkan alat dari lemari medis dan menempatkan diatas meja untuk dilakukan pemantauan

c) Petugas memeriksa satu persatu alat meliputi fungsi, keadaan fisik, kekuatan baterai

d) Petugas memeriksa etiket tanggal dilakukan sterilisasi jika alat tersebut belum digunakan. Apabila sudah 1 minggu dari tanggal sterilisasi maka segera dilakukan sterilisasi ulang

e) Petugas memisahkan alat yang sudah rusak untuk segera dilakukan pergantian atau diganti baterai bila perlu

f) Petugas mencatat pada buku pemantauan dan melaporkan hasil pemantauan

g) Petugas menngembalikan alat pada tempatnya

6. Unit Terkait  Poli Gigi  UGD

(49)

 Ruang bersalin

PENANGANAN ALAT YANG MEMBUTUHKAN PERAWATAN KHUSUS

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP : 19750216 199502 2 001

(50)

mendesinfektan, mensterilkan dan menyimpan

2. Tujuan  Sebagai bahan acuan dalam memelihara alat medis agar alat-alat selalu dalam keadaan steril dan siap pakai

 Tersedianya peralatan dalam kondisi baik  mencegah terjadinya kerusakan alat

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Alor Kecil Nomor :

Berlaku bagi petugas dalam pelayanan 4. Referensi

5. Prosedur a. Membersihkan dan mendesinfektan  Peralatan

1. alat kotor

2. Baskom untuk merendam alat 3. Sikat gigi untuk menyikat alat 4. Bayclin dan sabun cuci

b. Prosedur

 Memakai sarung tangan

 memcuci dan membersihkan alat dengan menggunakan detergen lalu rendam alat dalam baskom dengan larutan bayclin selama 20 menit kemudian bilas demgan air mengalir

 keringkan alat dengan handuk bersih c. Mensteril dan menyimpan alat

 Masukkan alat pada sterilisator untuk disterilkan

 Setelah selesai steril, ambil alat dengan memggunakan korentang lalu letakkan di lemari penyimpanan

6. Unit Terkait  Poli Gigi  UGD

 Poli KIA/KB  Ruang bersalin

(51)

TRIASE PASIEN UGD

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP : 19750216 199502 2 001

(52)

daya yang tersedia (SDM dan Sarana).

2. Tujuan Tujuan triase pada musibah massal adalah bahwa dengan sumber daya yang minimal dapat menyelamatkan korban sebanyak mungkin.

3. Kebijakan 1. Memilah korban berdasar: a. Beratnya cidera

b. Besarnya kemungkinan untuk hidup

c. Fasilitas yang ada / kemungkinan keberhasilan tindakan 2. Triase tidak disertai tindakan

3. Triase dilakukan tidak lebih dari 60 detik/pasien dan setiap pertolongan harus dilakukan sesegera mungkin.

4. Prosedur 1. Penderita datang diterima petugas / paramedis UGD.

2. Diruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya. Oleh paramedis yang terlatih / dokter.

3. Namun bila jumlah penderita/korban yang ada lebih dari 50 orang, maka triase dapat dilakukan di luar ruang triase (di depan gedung IGD).

4. Penderita dibedakan menurut kegawatnnya dengan memberi kode warna

 Segera-Immediate (I)-MERAH. Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera. Misalnya : Tension pneumothorax, distress pernafasan (RR< 30x/mnt), perdarahan internal vasa besar dsb.  Tunda-Delayed (II)-KUNING. Pasien memerlukan tindakan

defintif tetapi tidak ada ancaman jiwa segera. Misalnya : Perdarahan laserasi terkontrol, fraktur tertutup pada ekstrimitas dengan perdarahan terkontrol, luka bakar <25% luas

permukaantubuhdsb

 Minimal (III)-HIJAU. Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau mencari pertolongan. Misalnya : Laserasi minor, memar dan lecet, luka bakar superfisial.

(53)

 Expextant (0)-HITAM. Pasien menglami cedera mematikan dan akan meninggal meski mendapat pertolongan. Misalnya : Luka bakar derajat 3 hampir diseluruh tubuh, kerusakan organ vital, dsb.

5. Penderita/korban mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna : merah, kuning, hijau, hitam.

6. Penderita/korban kategori triase merah dapat langsung diberikan pengobatan diruang tindakan IGD. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut, penderita/korban dapat dipindahkan ke ruang operasi atau dirujuk ke rumah sakit lain.

7. Penderita/korban dengan kategori triase kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut dapat dipindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliran setelah pasien dengan kategori triase merah selesai ditangani.

8. Penderita/korban dengan kategori triase hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan, atau bila sudah memungkinkan untuk dipulangkan, maka penderita/korban dapat diperbolehkan untuk pulang.

9. Penderita/korban kategori triase hitam dapat langsung dipindahkan ke kamar jenazah.

(54)

PEMBERIAN NUTRISI PADA PASIEN RAWAT INAP

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP : 19750216 199502 2 001

(55)

diperlukan sebagai upaya penyembuhan pasien di ruang rawat inap Puskesmas. 2. Tujuan Memberikan diet sesuai dengan kebutuhan klinis sehingga dapat tercapai

pelayanan prima dan kesembuhan optimal. 3. Kebijakan

4. Referensi a. Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas b. Buku Dasar Kebutuhan Bahan Makanan c. Buku Penuntun Diet

5. Prosedur 1. Setiap penderita berdasarkan macam diet yang telah ditentukan oleh dokter atau ahli diet dimintakan dietnya sesuai dengan porsi ke Ruang Gizi.

2. Permintaan diet dilakukan oleh perawat petugas dengan mengajukan : a. Nama pasien, jam, dan tanggal mulai dirawat.

b. Macam diet, komponen diet, jumlah dosis, dan porsinya. c. Nama petugas yang meminta.

3. Pengajuan permintaan diet dilakukan pada jam 09.00 sampai jam 11.00. untuk makan siang, jam 15.00 sampai jam 18.00 untuk makan malam, dan selanjutnya untuk makan pagi.

4. Bagi penderita yang masuk ruang rawat inap pada waktu setelah jam makan malam maka jatah makan malamnya akan diperoleh keesokan hari setelah ada permintaan dari ruang rawat inap ke instalasi gizi. 5. Pengajuan permintaan diet dapat sesuai dengan buku diet ditambah

dengan ada tidaknya perubahan diet atau pembatalan diet.

6. Petugas gizi ruang rawat bertugas mengambil dan membagi diet kepada pasien, dimana jam pengambilan diet ditentukan oleh bagian Ruang Gizi.

6. Unit Terkait 1. Ruang gizi 2. Ruang Inap 3. Bagian keuangan

(56)

PENYIMPANAN MAKANAN DAN BAHAN MAKANAN

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP : 19750216 199502 2 001

(57)

kering dan basah baik kualitas maupun kuantitas di gudanng/tempat

penyimpanan bahan makanan kering dan basah serta pencatatan laporannya. 2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar setiap waktu dapat melayani

dengan tepat, cepat dan aman digunakan dengan cara yang efesien. 3. Kebijakan

4. Referensi d. Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas e. Buku Dasar Kebutuhan Bahan Makanan f. Buku Penuntun Diet

5. Prosedur 1. Setelah barang dicek dipenerimaan barang, segera masukkan barang ke tempat penyimpanan sesuai jenis bahan makanan.

2. Penyimpanan bahan makanan kering Persiapan Alat :

a. Alat makan pasien (piring, mangkuk, piring lauk, sendok) b. Baki

c. Wadah makanan 3. Persiapan Petugas

a. Memakai pakaian kerja bersih yang tidak di pakai untuk memasak. b. Sebelum dan sesudah kontak dengan alat makan/makanan cuci

tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.

c. Jika badan dalam keadaan kurang bugar/fit memakai masker, alihkan muka dari makanan dan peralatan makanan bila batuk atau bersin. Tutup mulut/hidung dengan tangan atau saputangan serta cuci setelah itu.

d. Mengisi stiker makanan dan menempatkan di baki makanan agar makanan tidak tertukar.

4. Pelaksanaan

a. Cek kembali makanan yang telah disajikan pada peralatan makan pasien denga stiker pesanan diet pasien.

b. Periksa kembali kelengkapan makanan dan alat makan pasien sesuai dengan diet pasien

c. Penyajian nasi pada piring nasi dan lauk pada piring lauk, diperhatikan untuk pasien yang memiliki diet khusus.

(58)

e. Tutup makanan dengan penutup makanan

f. Mengambil baki makanan pasien sesuai dengan identitas pada stiker diet

g. Mengantarkan makanan pasien ke pasien sesuai dengan identitas pada stiker diet.

6. Unit Terkait 7. Ruang gizi 8. Ruang Inap

PEMBERIAN EDUKASI BILA KELUARGA MENYEDIAKAN MAKANAN

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP : 19750216 199502 2 001

(59)

1. Pengertian Serangkaian kegiatan pembelajaran antara penanggung jawab program gizi dengan pihak keluarga (katering) berkaitan dengan penyediaan makanan pasien. 2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkag-langkah untuk pemberian edukasi bila

keluarga menyediakan makanan sendiri dalam peningkatan mutu dan kinerja di puskesmas Alor kecil

3. Kebijakan

4. Referensi Peaturan Menteri Kesehatan RI No 78 tahun 2013 5. Prosedur 5. Petugas gizi menghitung kebutuhan gizi pasien.

6. Petugas gizi membuat menu untuk diberikan pada keluarga.

7. Menu makanan yang diberikan kepada pasien harus memenuhi syarat diit sebagai berikut :

 Protein cukup yaitu 10%-15%  Lemak cukup yaitu 10%-25%

 KH cukup yaitu sisa dari protein dan Lemak. 6. Unit Terkait Ruang Gizi dan Pihak keluarga

PENAMBALAN GIGI DENGAN GLASS IONOMER CEMENT (GIC)

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP : 19750216 199502 2 001

(60)

semula dan berfungsi dengan baik

2. Tujuan  Sebagai acuan petugas dalam melaksanakan ketentuan tentang persetujuan tindakan medis

 Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan penambalan gigi dengan menggunakan bahan tambalan glass ionomer cement

3. Kebijakan SK Kepala puskesmas tentang Pelayanan di Puskesmas 4. Referensi 1. UU No.29 Tahun 2004 Tentang praktik kedokteran

2. Permenkes No.29/Menkes/per/2008

3. Panduan praktik klinis bagi Dokter Gigi tahun 2015 5. Prosedur 1. Persiapan

a. Perawat Gigi :

Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan dan penambalan gigi

Alat dan bahan :

 Alat diagnotik set

 Alat penumpatan GIC set  Alat preparasi (bur gigi)  Kertas pengaduk

 Cotton roll dan cotton pellet  Tumpatan GIC

 Varnish dan pelindung dentin  Alcohol 70% pembersih dentin Pemeriksaan Klinis :

Dokter Gigi melakukan  Anamnesa

 Memakai masker dan handscoen  Pemeriksaan intra oral

Pelaksanaan :

 Menentukan diagnose

 Menjelaskan tujuan dan tindakan yang akan dilakukan dengan informed consent

(61)

 Bersihkan jaringan karies menggunakan alat bur gigi, email yang tidak didukung dentin harus dihilangkan dan mempunyai retensi juga resistensi optimal

 Keringkan kavitas dengan kapas, isolasi daerah sekitar gigi dengan cotton roll

 Bahan tumpatan yang telah di aduk diaplikasikan pada kavitas, bentuk tumpatan sesuai anatomi gigi

 Diamkan 1-2 menit sampai setting time selesai

 Rapikan tepi kavitas, cek gigitan dengan gigi antagonis, poles Tindak lanjut :

Dokter gigi memberikan instruksi pada pasien  Tidak makan selama 1 jam

 Tidak menguyah pada sisi gigi yang baru saja di tambal selama 1 hari

 Sikat gigi 2 kali sehari (pagi sesudah makan dan malam sebelum tidur)

 Kontrol kesehatan gigi 6 bulan sekali 6. Unit Terkait Poli Gigi

(62)

ANASTESI INFILTRASI

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP : 19750216 199502 2 001

1. Pengertian Suatu teknik Anastesi local dimana larutan anastesi didopelir pada daerah yang akan dilakukan pencabutan gigi atau bedah minor dimana larutan ini akan

(63)

mencapai terminal di ujung-ujung syaraf hingga daerah tersebut mati rasa 2. Tujuan Mendapatkan keadaan mati rasa/baal pada daerah 1 atau beberapa gigi

sekaligus serta gingival sekitarnya sebelum dilakuka pencabutan atau bedah minor

3. Kebijakan SK Kepala puskesmas tentang Pelayanan di Puskesmas

4. Referensi 1. Purwanto (1999) petunjuk praktik anastesi local. Jakarta: buku kedokteran EGC

2. Margaret I. scarlett. Local anesthesia in to day’s Dental practice. Continuing education course, July, 22, 2010

5. Prosedur 1. Persiapan

Perawat gigi menyiapkan Alat dan bahan :

 Set alat diagnostic  Jarum suntik  Lidocaine  Kasa steril  Betadine 2. Pelaksanaan Dokter gigi :

 Memakai alat pelindung diri (masker dan handscoen)  Memeriksa gigi yang akan di cabut

 Menyampaikan maksud tindakan pada pasien

 Aplikasikan antiseptic/betadine pada sekitar regio yang akan di suntik

 Alat suntik yang sudah berisi larutan anastesi tanpa ada gelembung udara, diinsesikan jarum suntinya pada lipatan mukobukal/mukolabial dan kemudian menempel pada tulang

 Diaspirasikan, kalau (-) suntikkan 1,5cc larutan anastesi

 Alat suntik diarahkan ke daerah palatal/lingualdaerah yang akan di suntik

 Diaspirasikan, kalau (-) suntikkan 0,3cc larutan anastesi  Kemudian jarum di cabut, suntikan anastesi selesai 6. Unit Terkait Poli Gigi (dokter gigi dan perawat)

(64)

PENGGANTIAN DAN PERBAIKAN ALAT YANG RUSAK

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP : 19750216 199502 2 001

1. Pengertian Menginvestarisir barang dan menggolongkan kondisi barang yang layak pakai, rusak ringan, sedang dan berat serta menindaklanjuti penghapusan barang yang rusak berat dan pengadaan barang baru.

(65)

klinis.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas tentang 4. Referensi

5. Prosedur a. Penanggung jawab ruangan melakukan pemantauan alat pada masing-masing ruangan untuk alat yang rusak

b. Penanggung jawab ruangan berkoordinasi dengan bendahara barang untuk melaporkan barang yang rusak

c. Bendahara barang menginvestarisir barang untuk menggolongkan kondisi barang yang rusak ringan, sedang dan berat

d. Bendahara barang melaporkan ke direktur klinis ANS

e. Untuk barang yang rusak ringan dan sedang akan dilakukan perbaikan alat

f. Untuk alat yang rusak berat akan dilakukan penghapusan barang pada daftar inventaris

g. Direktur klinis ANS akan membuat pengadaan alat baru 6. Unit Terkait Bendahara Barang

(66)

PENANGANAN BANTUAN PERALATAN

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP : 19750216 199502 2 001

1. Pengertian Menginvestarisir barang dan menggolongkan kondisi barang yang layak pakai, rusak ringan, sedang dan berat serta menindaklanjuti penghapusan barang yang rusak berat dan pengadaan barang baru.

2. Tujuan Menjadi acuan melakukan penanganan bantuan peralatan 3. Kebijakan SK Kepala puskesmas tentang penanganan bantuan peralatan

(67)

4. Referensi

5. Prosedur a. Penanggung jawab ruangan melakukan pemantauan alat pada masing-masing ruangan untuk alat yang rusak

b. Penanggung jawab ruangan berkoordinasi dengan bendahara barang untuk melaporkan barang yang rusak

c. Bendahara barang menginvestarisir barang untuk menggolongkan kondisi barang yang rusak ringan, sedang dan berat

d. Bendahara barang melaporkan ke direktur klinis ANS

e. Untuk barang yang rusak ringan dan sedang akan dilakukan perbaikan alat

f. Untuk alat yang rusak berat akan dilakukan penghapusan barang pada daftar inventaris

g. Direktur klinis ANS akan membuat pengadaan alat baru 6. Unit Terkait

KONTROL PERALATAN, TESTING DAN PERAWATAN SECARA RUTIN UNTUK PERALATAN KLINIS YANG DIGUNAKAN

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP : 19750216 199502 2 001

(68)

yang digunakan adalah kegiatan pemeliharaan alat mulai dari peralatan diperiksa dan di uji coba sejak masih baru hingga seterusnya sesuai usia dan penggunaan peralatan atau sesuai instruksi pabrik.

2. Tujuan Sebagai pedoman dalam mengontrol peralatan, testing dan merawat secara rutin peralatan klinis sehingga menjamin ketersediaan dan fungsi kelayakan peralatan klinis.

3. Kebijakan SK Kepala puskesmas tentang 4. Referensi

5. Prosedur a. Koordinator barang melakukan inventarisasi peralatan klinis b. Koordinator barang membuat jadwal control dan perawatan klinis c. Koordinator barang membuat check list kontrol dan perawatan peralatan

klinis

d. Koordinator barang melakukan Kontrol peralatan klinis sesuai jadwal dengan jadwal yang telah yang ditentukan

e. Koordinator barang melakukan inventarisasi peralatan yang melakukan kalibrasi

f. Koordinator barang melakukan kalibrasi peralatan klinis jika diperlukan g. Untuk peralatan baru, coordinator barang mencatat penerimaan

peralatan pada buku penerimaan barang

h. Koordinator barang melakukan uji coba peralatan klinis baru sesuai dengan petunjuk penggunaan

i. Koordinator batang mendistribusikan peralatan klinis baru sesuai dengan petunjuk penggunaan

j. Koordinator barang mencatat pengeluaran peralatan pada buku pengeluaran barang

(69)

TRANSPORTASI RUJUKAN

SOP No. Dok. :SPO/IX/PMKP/01 No. Revisi : 0 TanggalTerbit : 1 Juli 2015 Halaman : 1 / 2 PUSKESMAS ALOR KECIL Kepala Puskesmas Susantje Y. Moldena NIP: 19750216 199502 2 001

(70)

Pasien yang atas pertimbangan dokter/perawat/bidan memerlukan pelayanan di RS baik untuk diagnostik, pemeriksaan penunjang atau terapi.

2. Tujuan

Sebagai acuan penatalaksanaan transportasi rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pelayanan Klinis 4. Referensi

5. Prosedur a. Petugas UGD / Rawat Inap menyatakan pasien perlu rujukan

b. Petugas UGD / Rawat Inap menjelaskan dan meminta persetujuan kepada keluarga pasien untuk dirujuk

c. Keluarga pasien setuju

d. Petugas UGD / Rawat Inap membuat surat rujukan

e. Petugas UGD / Rawat Inap menyelesaikan administrasi pasien yang akan dirujuk

f. Pasien yang menggunakan Jamkesmas/Jamkesda/BPJS menyerahkan foto copy karu identitas sebanyak 3 lembar

g. Pasien membubuhi tanda tangan di buku register

h. Pasien yang tidak memiliki kartu Jamkesmas/Jamkesda/BPJS membayar transportasi ambulance sesuai tarif pada yang berlaku i. Petugas UGD / Rawat Inap mempersiapkan kesiapan pasien dan

petugas yang lain segera menghubungi sopir ambulance

j. Sopir menyiapkan ambulance dan jika sudah siap segera menghubungi petugas UGD / Rawat Inap

k. Petugas memastikan pasien dalam kondisi stabil pada saat dirujuk dan selama proses merujuk petugas terus memonitor kestabilan kondisi pasien

l. Pasien segera dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan dengan didampingi petugas yang kompeten

m. Setelah selesai mengantarkan dan kembali ke Puskesmas, sopir menulis laporan kegiatan pada buku penggunaan ambulance.

6. Unit terkait  UGD  Rawat Inap

(71)

Referensi

Dokumen terkait

Praktek mengajar merupakan kegiatan pokok pelaksanaan PPL, dimana mahasiswa terlibat langsung dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan tujuan agar mahasiswa memperoleh

Penyakit kusta adalah suatu penyakit menular yang masih merupakan masalah nasional kesehatan masyarakat, dimana berapa daerah di Indonesia prevalens rate masih

Hal ini karena pakan yang dikonsumsi pada siang hari atau saat suhu lingkungan tinggi akan mengakibatkan ayam terkena heat stress sehingga energi pakan akan

Pada pasien usia lanjut, dan yang dengan penyakit jantung atau masalah medis lainnya, tirotoksis parah, kelenjar yang besar (&gt;100g), diharapkan dapat dicapai keadaan

37 PHILIPPINES 8000187 SECONDARY 1 ZAMBOANGA CHONG HUA HIGH SCHOOL RAMOS, CHARLES EDISON SILVER AWARD... SABILALFARHAN FIDDIN

Analisis data menggunakan uji t (Independent Sample T-Test), dengan terlebih dahulu menguji normalitas dan homogenitas. Berdasarkan analisis data tersebut, hasil yang

Dalam pandangan teori perbandingan sosial ini, tekanan seseorang untuk berkomunikasi dengan anggota kelompok lainnya akan mengalami peningkatan, jika muncul ketidaksetujuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Budaya organisasional, kepuasan kerja dan kompetensi secara serentak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Distrik