• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN SUSU TEMPE.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBUATAN SUSU TEMPE.docx"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN SUSU TEMPE

A. Latar Belakang

Tempe adalah makanan dari kacang-kacangan yang dibuat dari proses fermentasi kedelai menggunakan kapang Rhizopus (ragi tempe). Proses fermentasi meyebabkan kedelai terikat dan tertutup seluruhnya menjadi bentuk yang kompak berwarna putih. Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat, dan mengandungkomponen-komponen gizi tinggi, seperti protein dan vitamin B, bahkan tempe diketahui mengandung senyawa antioksidan.

Susu tempe merupakan produk hasil ekstraksi tempe dengan air sehingga diperoleh larutan dengan komponen padatan terlarut. prinsip pembuatan sari tempe adalah ekstraksi tempe dengan air melalui tahap pembuatan yaitu pemotongan bentuk dadu, pengukusan 3 menit, penambahan air mendidih, penggilingan, penyaringan, penambahan bahan tambahan pangan (gula, garam, perisa, penstabil) dan pemanasan pada suhu 90°C.

Banyak faktor keunggulan yang dimiliki oleh tempe yaitu selaindiminati oleh masyarakat, harganya murah, juga memiliki kandungan protein nabati yang tinggi. Setiap 100 g tempe mengandung protein 20,8 g, lemak 8,8 g, serat 1,4 g, kalsium 155 mg, fosfor 326 mg, zat besi 4 mg, vitamin B1 0,19 mg, dan karoten 34 μg. Mutu protein tempe lebih tinggi jika

(2)

dibandingkan dengan kedelai rebus. Tempe memiliki padatan terlarut 34% sedangkan kedelai rebus 14%, nitrogen terlarut tempe sebesar 39%, kedelai rebus 6,5%, asam amino bebas 7,3-12%, kedelai rebus 0,5%, dan daya cerna tempe sebesar 83%, sedangkan kedelai rebus 75%.

Adapun cara pembuatan susu tempe ini sangat sederhana yang pertama dengan memotong tempe kecil-kecil dengan ukuran 1 cm persegi, lebus tempe selama 5 menit untuk mematikan jamur tempe, setelah 5 menit matikan api dan tiriskan sampai kering. Kemudian blender dengan menambah sedikit air hangat, setelah halus saring hasil gilingan dengan kain bersih sehingga diperoleh susu tempe mentah, tambahkan air hangat sampai dengan 1 liter dan rebus susu tempe. Kemudian tambahkan gula atau madu sesuai selera dan diaduk-aduk hingga mendidih. Angkat dan dinginkan setelah itu susu tempe siap untuk diminum.

Susu tempe memiliki banyak manfaat untuk tubuh seperti prebiotik yang terdapat dalam tempe sangat tinggi, mudah dicerna sehingga baik untuk mengatasi diare. Mengandung zat besi, flafoid yang bersifat antioksidan sehingga menurunkan tekanan darah. Mengandung superoksida desmutase yang dapat mengendalikan radikal bebas, baik bagi penderita jantung. Penanggulangan anemia. Anemi ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin karena kurang tersedianya zat besi (Fe), tembaga (Cu), Seng (Zn),

(3)

protein, asam folat dan vitamin B12, di mana unsur-unsur tersebut terkandung dalam tempe. Anti infeksi. Hasil survey menunjukkan bahwa tempe mengandung senyawa anti bakteri yang diproduksi oleh karang tempe (R. Oligosporus) merupakan antibiotika yang bermanfaat meminimalkan kejadian infeksi. Kandungan asam lemak jenuh ganda pada tempe bersifat dapat menurunkan kadar kolesterol. Memiliki sifat anti oksidan, menolak kanker. Mencegah masalah gizi ganda (akibat kekurangan dan kelebihan gizi) beserta berbagai penyakit yang menyertainya, baik infeksi maupun degeneratif. Mencegah timbulnya hipertensi dan Kandungan kalsiumnya yang tinggi, tempe dapat mencegah osteoporosis.

Dari hasil survey yang telah kami lakukan, didapatkan bahwa masyarakat di Lingkungan IV Tanjung Manggusta Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Binjai Selatankurang mengetahui tentang manfaat dan khasiat susu tempe. Oleh karena itu melalui kegiatan Co-Ass Public Healthdi Dinas Kesehatan Kota Binjai, maka kami mengadakan pembuatan susu tempe yang diselenggarakan di Lingkungan IV Tanjung Manggusta, Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Binjai Selatan.

B. Tujuan

1. Memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai susu tempe,

(4)

3. Membantu masyarakat mengenai pembuatan susu tempe agar bisa diterapkan di rumah masing-masing.

C. Sasaran

Adapun sasaran dalam kegiatan ini adalah masyarakat di Lingkungan IV Tanjung Manggusta, Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Binjai Selatan. Selain itu diharapkan program ini dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat Kelurahan Tanah Merah nantinya.

D. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan a. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan kegiatan ini dimulai pada minggu ketujuh kami berada di Lingkungan IV Tanjung Manggusta, Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Binjai Selatan. Adapun pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan di Balai Desa Lingkungan IV Tanjung Manggusta.

b. Kronologis Kegiatan 1. Persiapan

Tahap persiapan dari kegiatan ini adalah pembuatan media penyuluhan berupa Laptop, Power Point, Screen Projection, speaker aktif, peralatan memasak seperti kompor gas, panci, blender dan alat-alat lainnya disiapkan oleh anggota kelompok sesuai dengan tugas masing-masing.

(5)

2. Pelaksanaan Kegiatan

Waktu : Selasa, 16 September Pukul 16.00 WIB s/d selesai Tempat : Balai Desa Lingkungan IV Tanjung Manggusta Acara : Pembuatan larutan susu tempe

E. Kepanitiaan

Penanggung Jawab : Muntador Tumanggor, S.KM Ketua Pelaksana : Wiwin

Wakil Ketua Pelaksana : Gusti Ayu Marantika Sekretaris : Putri Okke Pratiwi

: Evi Noviliasusi Bendahara : Siti Aisyah

: Putri Apriyanti Penyaji Materi : Irwan Saputra Koor. Pelaksana : Siswo Prayitno

: Zenny Efnita HRP Konsumsi : Yovita Agustia

: Leny Anjani

Dokumentasi : Mar’atus Sholikhah : Silvia Stefanni

(6)
(7)

SOSIALISASI DAN LOMBA RUMAH SEHAT

A. Latar Belakang

Perumahan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah atau tempat tinggal, mengalami perkembangan setiap tahunnya. Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersediannya sarana sanitasi perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan, dan kesehatan guna mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif.

Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-akhir ini. Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan tersebut

(8)

mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas kesehatan lingkungan.

Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang. Rumah tidak sehat ini dapat menjadi penyakit bagi seluruh lingkungan, jika kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan rumah (lingkungan pemukiman). Timbulnya permasalahan kesehatan di lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah, karena rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya.

Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu. 2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup,

komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah. 3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni

rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan

(9)

minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.

4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

B. Tujuan

1. Menciptakan kesadaran masyarakat mengenai manfaat dan pentingnya rumah sehat,

2. Mendorong masyarakat untuk mulai melaksanakan kebersihan dan kesehatan dari rumah sendiri.

C. Sasaran

Adapun sasaran dalam kegiatan ini adalah masyarakat Lingkungan IV Tanjung Manggusta dan Lingkungan VII, Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Binjai Selatan. Selain itu diharapkan program ini dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat Lingkungan IV Tanjung Manggusta dan Lingkungan VII Kelurahan Tanah Merah nantinya.

(10)

D. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan 1. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan kegiatan ini dimulai sejak minggu kedua hingga minggu keenam kami berada di Lingkungan IV Tanjung Manggusta dan Lingkungan VII, Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Binjai Selatan. Adapun pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan di rumah para peserta.

2. Kronologis Kegiatan a. Persiapan

Pada tahap persiapan kegiatan ini, kami berkordinasi dengan kepala lingkungan, kader dan pemuda karang tarunauntuk mengumpulkan warga guna mensosialisasikan program.

b. Sosialisasi

Acara sosialisai kegiatan ini dilaksanakan di Balai Desa Tanjung Manggusta pada tanggal 12 Agustus 2014 Pukul 16.00 WIB dan door to door setiap rumah di lingkungan IV Tanjung Manggusta dan lingkungan VII. Dalam Sosialisai ini kami mensosialisasikan tentang Rumah Sehat. Selanjutnya kami melakukan penilaian secara tiba-tiba terhadap rumah peserta untuk melihat keadaan rumah secara menyeluruh dengan penilaian berdasarkan check list yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

(11)

c. Pelaksanaan Kegiatan

1) Tanggal 12 Agustus 2014

Waktu : 16.00 WIB s/d selesai

Tempat : Balai Desa Lingkungan IV Tanjung Manggusta dan di Rumah Ibu Misrih

Acara : Sosialisai dan pembukaan perlombaan RumahSehat

2) Tanggal 20 Agustus – 13 September 2014

Waktu : tidak ditentukan Tempat : Rumah Warga

Acara : Penilaian Rumah Sehat

3) Tanggal 16 September 2014

Waktu : 16.30 WIB s/d selesai

Tempat : Balai Desa Lingkungan IV Tanjung Manggusta dan di Rumah Ibu Misrih

Acara : Penutupan perlombaan Rumah Sehat

E. Kepanitiaan

Penanggung Jawab : Muntador Tumanggor, S.KM Ketua Pelaksana : Wiwin

Wakil Ketua Pelaksana : Gusti Ayu Marantika Sekretaris : Putri Okke Pratiwi

(12)

Bendahara : Siti Aisyah : Putri Apriyanti Koor. Pelaksana : Irwan Saputra

: Evi Noviliasusi Konsumsi : Yovita Agustia

: Leny Anjani : Zenny Efnita HRP Dokumentasi : Siswo Prayitno

: Silvia Stefanni

F.

Pemenang Lomba Rumah Sehat Lingkungan IV Tanjung

Manggusta

No. Nama Pemenang Skor Keterangan

1. Bapak Pangaribuan 86 Juara I 2. Bapak Umarsyah Bangun 82 Juara II 3. Bapak M. Khairul Ali 78 Juara III

(13)

G.

Pemenang Lomba Rumah Sehat Lingkungan IV

No. Nama Pemenang Skor Keterangan

1. Bapak Pangaribuan 86 Juara I 2. Bapak Umarsyah Bangun 82 Juara II 3. Bapak M. Khairul Ali 78 Juara III

Referensi

Dokumen terkait

Efektifitas didapatkan bahwa perlakuan terbaik adalah kombinasi lama fermentasi tempe 48 jam dan konsentrasi penambahan carboxymethyl cellulose (CMC) 0,25% dengan karakteristik

Untuk pembuatan keripik tempe diperlukan mesin guna mempercepat proses pengirisannya, yang disebut Mesin Pengiris tempe. Proses operasional mesin cukup mudah, yaitu

Adapun hasil dari penelitian ini ditemukan konsep-konsep matematika dalam proses pembuatan tempe di antaranya konsep operasi bilangan, aritmetika sosial, berhitung, perbandingan,

Di Indonesia, orang telah lama mengenal proses pembuatan tape, tuak dan tempe dengan menggunakan mikroorganisme KEJU MIKROPROTEIN Penggunaan jasamikroorganisme untuk menghasilkan

Teknis Usaha Pembuatan Tempe milik Bapak Joko Sarwono masih merupakan industri rumah tangga dalam pelaksanaan kegiatan pengolahan tempe dilakukan secara tradisional

Teknis Usaha Pembuatan Tempe milik Bapak Joko Sarwono masih merupakan industri rumah tangga dalam pelaksanaan kegiatan pengolahan tempe dilakukan secara tradisional

Efektifitas didapatkan bahwa perlakuan terbaik adalah kombinasi lama fermentasi tempe 48 jam dan konsentrasi penambahan carboxymethyl cellulose (CMC) 0,25% dengan karakteristik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembuatan puree tempe terbaik dimulai pemilihan tempe, pemotongan tempe, pengukusan,penghalusan, dan penyaringan mesh 50, proses