• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PERCAKAPAN SISWA DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PERCAKAPAN SISWA DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK. Abstrak"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PERCAKAPAN SISWA DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK

Abstrak Rohmah Tussolekha

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

rohmahtussolekha@gmail.com

Penelitian ini berjudul “Tindak Tutur Direktif dalam Percakapan Siswa di Jejaring Sosial Facebook”. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk tuturan direktif dan bentuk kesantunan tuturan direktif dalam percakapan siswa di jejaring sosial facebook. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi tuturan pada status dan komentar facebook yang dibuat oleh pengguna facebook (pembuat status/penutur dan pengomentar status/mitra tutur), yaitu siswa SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu. Data penelitian ini diperoleh dari sumber tertulis dengan metode simak dengan teknik baca dan catat. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode padan. Dari hasil analisis data ditemukan tiga bentuk tindak tutur direktif, yaitu (1) tindak tutur direktif memerintah, (2) menyarankan, dan (3) menasihati. Bentuk kesantunan tuturan direktif dalam percakapan siswa di jejaring sosial facebook berdasarkan maksim kesantunan Leech yang ditemukan, yaitu maksim kebijaksanaan dan maksim penghargaan.

Kata Kunci : tindak tutur direktif, kesantunan, ,jejaring sosial facebook

1. Pendahuluan

Bahasa dalam kehidupan sehari-hari memunyai peran sebagai alat komunikasi. Hal ini tidak terlepas dari keharusan manusia untuk berinteraksi dengan orang lain. Dalam berinteraksi tersebut, seseorang mengutarakan pendapat dan pandangannya dalam suatu bahasa yang saling dimengerti. Itulah sebabnya tidak mengherankan apabila sekarang ini bahasa mendapat perhatian luas dari berbagai kalangan, tidak saja para ahli bahasa, tetapi juga ahli-ahli di bidang lainnya. Dengan bahasa segala ide, gagasan, perasaan, keinginan, dan pengalaman dapat tertuang (Samsuri, 1982: 4). Jadi, perlu disadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa.

Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi untuk mencapai berbagai tujuan dan kepentingan. Seorang penutur memakai bahasa untuk menyampaikan sesuatu yang diketahui atau yang dipikirkan kepada mitra tutur. Dengan bahasa seorang penutur dapat mengekspresikan perasaannya, menanyakan sesuatu, mengucapkan terima kasih, menyampaikan salam, memohon, memprotes, mengkritik, meminta maaf, menyuruh, memerintah, dan sebagainya. Tuturan-tuturan yang dihasilkan oleh penutur dapat berupa tindak tutur direktif atau disebut juga tindak tutur imposif, yaitu.tindak tutur yang dilakukan penutur dengan maksud agar lawan tutur mau melakukan tindakan yang disebutkan dalam ujarannya, misalnya menyuruh, memohon, dan menantang (Gunarwan, 1994:48).

(2)

Cara manusia berbahasa tidak hanya secara lisan, tetapi juga secara tertulis. Mereka mengemukakan pendapat dan ide kreatifnya dalam bentuk tulisan. Salah satu tempat kegiatan tersebut adalah dengan menggunakan media sosial. Media sosial tersebut dapat berupa facebook, twitter, kaskus, dan lain sebagainya. Media sosial yang memuat berbagai informasi secara tertulis salah satunya adalah facebook. Perkembangan teknologi dan informasi membawa dampak semakin bervariasinya media komunikasi, misalnya situs jejaring sosial facebook. Facebook sedang marak digunakan untuk semua masyarakat di sunia, termasuk siswa. Facebook merupakan sebuah situs jejaring sosial yang dijadikan sebagai media berinteraksi sosial untuk memudahkan komunikasi, baik berhubungan dengan teman lama maupun teman baru, keluarga, dan sebagainya tanpa terhalang oleh jarak, tempat, perasaan, dan lain-lain.

Penentuan status dan komentar facebook siswa SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu sebagai objek penelitian ini didasarkan atas pertimbangan keterjangkauan semata. Hal itu disebabkan akun facebook peneliti banyak berteman dengan siswa SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu sehingga data yang diperoleh dari status dan komentar facebook siswa tersebut. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan bentuk tindak tutur direktif dan bentuk kesantunan tuturan direktif dalam percakapan siswa di jejaring sosial facebook.

Berbahasa yang santun akan mewujudkan komunikasi yang efektif. Aktivitas berbahasa sangatlah perlu mengemban prinsip sopan santun. Kesantunan berbahasa sangat terlihat pada proses tuturan direktif yang dilakukan pada komunikasi siswa di jejaring sosial facebook. hal itu direalisasikan melalui tindak bahasa menanyakan dan memerintah. Tindak bahasa memerintah merupakan tipologi tindak tutur menyuruh, meminta, mengharap, memohon, menyilakan, mengajak, menasihati, melarang, dan lain-lain (Prayitno, 2011:15).

Penelitian tentang tindak tutur direktif dalam percakapan siswa di jejaring sosial facebook ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan data, yaitu data yang berupa bentuk tindak tutur direktif dan bentuk kesantunan tuturan direktif.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, yaitu membuat gambaran, lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai data, sifat-sifat, serta hubungan fenomena yang diteliti (Djajasudarma, 1993: 8).

Penelitian kualitatif berupaya menemukan hipotesis, yaitu kaidah-kaidah yang ada dalam realitas yang diamati dengan observasi partisipatif (Pangaribuan, 2008: 14). Pengertian lain

(3)

tentang penelitian kualitatif, yaitu bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan di masyarakat bahasa (Djajasudarma,1993: 10).

Sumber data dalam penelitian ini meliputi tuturan pada status dan komentar facebook yang dibuat oleh pengguna facebook (pembuat status/penutur dan pengomentar status/mitra tutur), yaitu siswa SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu. Data penelitian ini diperoleh dari sumber tertulis dengan metode simak dengan teknik baca dan catat. Digunakan metode simak, karena merupakan penyimakan penggunaan bahasa. Istilah menyimak tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa lisan, tetapi juga bahasa tulis (Mahsun, 2005: 92). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode padan, yaitu metode analisis data yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993: 13). Submetode yang digunakan sebagai teknik lanjutan metode padan ini adalah metode padan referensial, yang mengkhususkan pada masalah bentuk-bentuk tindak tutur direktif dan bentuk kesantunan tuturan direktif. Metode padan referensial, yaitu metode analisis data yang alat penentunya adalah kenyataan yang ditunjuk oleh bahasa atau referent bahasa (Sudaryanto, 1993: 13).

2. Kajian Teori

2.1 Tindak Tutur Direktif

Direktif (directive) ialah tindak tutur yang mendorong mitra tutur melakukan sesuatu seperti memesan, memerintah, meminta, merekomendasikan, memberi nasihat. Ilokusi direktif terlihat pada contoh berikut

Ma, belikan permen!

Kalimat Ma, belikan permen berupa direktif meminta, pada tuturan di atas penutur menghendaki mitra tutur menghasilkan suatu tindakan berupa membelikan penutur permen.

Menurut Searle (dalam Rahardi, 2010: 36) menyatakan direktif (directives), yakni bentuk tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh agar si mitra tutur melakukan tindakan. Yule (2006: 93) tindak tutur direktif ialah jenis tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Jenis tindak tutur ini menyatakan apa yang menjadi keinginan penutur.

Menurut Geoffrey Leech tindak tutur direktif merupakan bentuk tindak tutur yang dimaksudkan oleh penutur untuk membuat pengaruh agar mitra tutur melakukan suatu tindakan. Verba yang menandai tindak tutur ini misalnya memohon, meminta, memberi perintah, menuntut, melarang (dalam M. D. D. Oka, 1993:327).

(4)

Jadi, menurut peneliti tuturan direktif ialah tuturan antara penutur dan mitra tutur dimana mitra tutur agar melakukan atau melaksanakan sesuatu apa yang penutur inginkan.

Menurut Searle (dalam Rahardi, 2010: 36) menyatakan jenis-jenis tuturan direktif ada lima yaitu; memesan (ordering), memerintah (commanding), memohon (requesting), menasehati (advising), dan merekomendasi (recomending). Yule (2006: 93) tindak tutur direktif meliputi; perintah, pemesanan, permohonan, dan pemberian saran. Sedangkan menurut Nadar (2009: 16) directives ‘direktif’ seperti command ‘memerintah’, request ‘meminta’, invite ‘mengundang’.

Prayitno (2011: 42) realisasi perwujudan kesantunan direktif dikelompokkan menjadi enam tipe atau kategori. Keenam kategori tindak tutur direktif tersebut adalah: (1) tipe memerintah (to order), meliputi sub-TTD memerintah, menyuruh, menginstruksikan, mengharuskan, memaksa, meminjam, dan menyilakan; (2) tipe meminta (to request), meliputi sub-TTD meminta, mengharap, memohon, dan menawarkan; (3) tipe mengajak (to invite), meliputi sub-TTD mengajak, membujuk, merayu, mendorong, mendukung, mendesak, menuntut, menantang, menagih, menargetkan; (4) tipe memberi nasihat (to advice), meliputi sub-DDT menasihati, menganjurkan, menyarankan, mengarahkan, mengimbau, menyerukan, mengingatkan; (5) tipe mengkritik (to critic), meliputi sub-TTD menegur, menyindir, mengumpat, mengecam, marah; dan (6) tipe melarang (to prohibit), meliputi sub-TTD melarang, mencegah.

2.2 Prinsip Kesantunan

Leech (1993:80) berpendapat bahwa prinsip kerja sama dibutuhkan untuk memudahkan penjelasan hubungan antara makna dan daya. Penjelasan demikian sangat memadai, khususnya untuk memecahkan masalah yang timbul di dalam semantik yang menggunakan pendekatan berdasarkan kebenaran (truth-based approach). Akan tetapi, prinsip kerja sama itu sendiri tidak mampu menjelaskan mengapa orang sering menggunakan cara yang tidak langsung di dalam menyampaikan maksud. Prinsip kerja sama juga tidak bisa menjelaskan hubungan antara makna dan daya dalam kalimat nondeklaratif. Untuk mengatasi kelemahan itu, Leech mengajukan prinsip lain di luar prinsip kerja sama, yang dikenal sebagai prinsip kesantunan.

Prinsip kesantunan memiliki sejumlah maksim, yakni maksim kebijaksanaan (tact maxim), maksim kemurahan (generosity maxim), maksim penerimaan (approbation maxim),

(5)

maksim kerendahan hati (modesty maxim) maksim kecocokan (agreement maxim) dan maksim kesimpatian (sympathy maxim) (Leech, 1993:132; Mey, 1993:67; Wijana, 1996:55). Wijana (1996:55) mengungkapkan bahwa di dalam mengungkapkan maksim-maksim dalam prinsip kesantuan memerlukan bentuk ujaran yang meliputi:

1. Ujaran komisif, yaitu ujaran yang berfungsi untuk menyatakan janji atau tawaran, misalnya You could borrow my bicycle if you like (Leech, 1993:211).

2. Ujaran impositif, yaitu ujaran yang digunakan untuk menyatakan perintah atau suruhan, misalnya You must come and have dinner with us (Leech, 1993:209).

3. Ujaran ekspresif, yaitu ujaran yang digunakan untuk menyatakan sikap psikologis pembicara terhadap suatu keadaan, misalnya What a marvelous meal you cooked (Leech, 1993:212).

4. Ujaran asertif, yaitu ujaran yang digunakan untuk menyatakan kebenaran proposisi yang diungkapkan, misalnya George isn’t sometimes late (Leech, 1993:255).

Di dalam percakapan, penutur harus menyusun tuturannya sedemikian rupa agar mitra tuturnya sebagai individu merasa diperlakukan secara santun. Dalam hal ini, prinsip kesantuan dapat dipakai sebagai tuntunan cara bertutur secara santun.

2.3 Facebook

Facebook merupakan salah satu jaringan sosial dimana para pengguna dapat berinteraksi dengan orang lain di seluruh dunia. Penggunanya dapat bergabung dalam sebuah komunitas untuk melakukan koneksi dan berinteraksi. Facebook bisa juga diartikan sebagai media pertukaran informasi, karena di dalamnya berisi tentang kabar berita seputar penggunanya yang dapat dilihat orang lain.

Facebook memiliki sejumlah fitur interaksi antarsesama pengguna yang di antaranya adalah

1. Home berfungsi untuk menuju halaman muka facebook, Profil berfungsi untuk mengetahui tentang profil Anda atau teman.

2. Friends berfungsi untuk melihat teman sekitar dan berdasarkan kriteria lainnya, Inbox untuk mengetahui jumlah surat yang masuk dari teman.

3. Wall/Dinding, ruang tempat sesama pengguna mengirimkan pesan-pesan terbuka. 4. Suggestions digunakan untuk menampilkan gambaran kegiatan pengguna facebook. 5. Poke/Colek, sarana untuk saling mencolek secara virtual.

(6)

6. Photos/Foto ruang untuk memasang foto, dan ‘status’ yang menampilkan kondisi/ide terkini pengguna.

7. News Feed/rangkaian kabar berita yang berisi kilasan informasi dari masing-masing pengguna.

8. Fitur Catatan/Notes, dalam fitur ini pengguna bisa mengimpor tulisannya di blog lain untuk ditampilkan di facebook.

9. Chat/Obrolan, tempat di mana para pengguna bisa saling berkirim pesan pribadi secara langsung.

3. Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian ini difokuskan pada bentuk tuturan direktif dan bentuk kesantunan tuturan direktif dalam percakapan siswa di jejaring sosial facebook yang meliputi tuturan direktif memerintah, menyarankan, dan menasihati.

3.1 Tuturan Direktif Memerintah

Tuturan direktif memerintah adalah tuturan yang digunakan penutur untuk menyuruh mitra tutur agar melakukan sesuatu.

(1) Status Milik FP

9.2 kloo jauh pada kangen. Giliran deket marahan atau kesel keselan. Gimanalah saya bingung sama 9.2 apakah di tahun 2015msih kayak gitu?

Komentar

DPU : pegangan kursi lo jo klo bingung (1)

SC : yot:jangan kursi, trlalu kcil sma bdnnya sojo (2)

FP : stat ku bener kan…klo stat ku bkin klian tersinggung atau bkin klian marah ya ga pp saya trima…aku juga minta maaf (3)

A : yayayaya (4)

FA : sudah sudah hal semacam itu tak perlu dibahas butuh kesadaran masing masing aja (5)

Percakapan di atas terjadi karena adanya status yang ditulis oleh FP tentang sikap anak-anak kelas 9.2 yang membingungkan dirinya, kemudian dikomentari oleh teman-teman FP. Tuturan yang disampaikan DPU pada tuturan (1) dan FA pada tuturan (5) termasuk ke dalam bentuk tuturan direktif memerintah. Tindak tutur direktif tampak pada tuturan DPU yang mengatakan “pegangan kursi lo jo klo bingung” dan pada tuturan FA yang mengatakan “sudah sudah hal semacam itu tak perlu dibahas butuh kesadaran masing masing aja.”

(7)

Melalui tuturan tersebut DPU memerintah FP untuk pegangan kursi jika FP merasa bingung, kemudian pada tuturan (5) FA memerintah teman-temannya agar tidak membahas masalah tersebut lagi, tapi yang terpenting adalah kesadaran dari maereka masing-masing. Tuturan (1) dapat dikatakan sebagai tuturan yang tidak santun karena melanggar maksim kebijaksanaan. Berdasarkan maksim kebijaksanaan peserta tutur hendaknya harus selalu berpegang pada prinsip untuk terus-menerus mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain di dalam keseluruhan proses kegiatan bertutur. Pada tuturan (54) penutur tidak memaksimalkan keuntungan pada mitra tutur, karena penutur memaksakan kehendaknya kepada mitra tutur, sehingga tuturan itu dapat dikatagorikan sebagai tuturan yang tidak santun.

Pada tuturan (5) penutur seolah-olah tidak memerintah mitra tutur untuk melakukan sesuatu, tapi ia meminta untuk melakukan sesuatu. Tuturan yang berisi perintah memiliki kesan sebagai sesuatu yang harus dilakukan oleh mitra tutur, sedangkan tuturan meminta memiliki kesan bahwa penutur memberikan alternatif yang harus dilakukan mitra tutur. Dalam hal ini penutur memberikan pilihan kepada mitra tutur untuk boleh melakukan atau tidak melakukan hal yang dinginkan oleh penutur. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kadar suruhan pada tuturan (5) lebih halus daripada tuturan (1).

3.2 Tuturan Direktif Menyarankan

Tuturan direktif menyarankan adalah tuturan yang berisi saran agar mitra tutur melakukan sesuatu, penutur tidak mewajibkan mitra tutur untuk melakukan apa yang ia inginkan, tapi hanya sekedar memberikan saran.

(2) Status Milik AAS Liburan pda mu kmna ni? Komentar

M : lah di rumh,iyoo lah iyoo yg mau ke gunungggg (1)

MZU : sekarang siapa” yg mau ikut jalan”, kumpul t4 aku sekarang otw lg (2) MA : sip, Rii..jln jln kmn (3)

FP : hayukk, pendopo aja nti sore (4) AAS : ayook (5)

MZU : Hati” di tugu bamboo ada polisi (6)

FP : pendopo jam 7 aja.kumpul di pf.klo mw si! (7)

Tuturan yang disampaikan oleh FP pada tuturan (7) berisi saran kepada temannya. Tindak tutur direktif yang menyarankan tersebut tampak pada tuturan FP yang mengatakan “pendopo

(8)

jam 7 aja.kumpul di pf.klo mw si!”. Pada tuturan (7) FP memberikan saran kepada temannya untuk berkumpul di pendopo pukul 7, tetapi FP tidak memaksakan saran tersebut kepada temannya. Hal itu terlihat pada tuturan FP yang mengatakan “klo mw si!”.

Pada tuturan (7) bentuk kesantunan tuturan direktif sesuai dengan maksim penghargaan yang dikemukakan oleh Leech. Di dalam maksim penghargaan dijelaskan bahwa orang akan dapat dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha memberikan panghargaan kepada orang lain. Dengan maksim ini, diharapkan agar para peserta tutur tidak saling mengejek peserta tutur lain di dalam kegiatan bertutur akan dikatakan sebagai orang yang tidak sopan. Hal itu dapat dilihat pada tuturan FP yang mengatakan “pendopo jam 7 aja.kumpul di pf.klo mw si!”. Dari tuturan tersebut terlihat bahwa FP tidak memaksakan sarannya untuk diikuti oleh temannya. FP menghargai apa pun keputusan dari teman-temannya.

3.3 Tuturan Direktif Menasihati

Tindak tutur menasihati adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penutur dalam mengujarkan suatu tuturan dengan memberikan anjuran atau pelajaran baik kepada lawan tutur.

(3) Status Milik NM Jahat lu sama gua Komentar

UA : Np Nada Mila? (1) DAA : sabarr broo (2)

NM : iya dong gak boleh emosi an skarang hrus bs tahan diri walaupun susah (3)

Tuturan (3) yang dituturkan oleh NM di atas, mengandung tindak tutur direktif menasihati yang ditunjukkan pada tuturan “iya dong gak boleh emosi an skarang hrus bs tahan diri walaupun susah”. Pada tuturan tersebut NM memberikan nasihat kepada temannya agar jangan emosi dan harus bisa menahan diri walaupun susah untuk dilakukan. Bentuk kesantunan tuturan direktif pada tuturan (3) di atas sesuai dengan maksim kebijaksanaan. Berdasarkan maksim kebijaksanaan peserta tutur hendaknya harus selalu berpegang pada prinsip untuk terus-menerus mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain di dalam keseluruhan proses kegiatan bertutur.

(9)

4. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan tindak tutur direktif dalam percakapan siswa di jejaring sosial facebook, dapat disimpulkan bahwa bentuk tindak tutur direktif yang ditemukan adalah (1) memerintah, (2) menyarankan, dan (3) menasihati. Bentuk kesantunan tuturan direktif dalam percakapan siswa di jejaring sosial facebook berdasarkan maksim kesantunan Leech yang ditemukan, yaitu maksim kebijaksanaan dan maksim penghargaan.

DAFTAR PUSTAKA

Djajasudarma, Fatimah. 1993. Metode Linguistik. Bandung: Eresco.

Gunarwan, Asim. 1994. “Kesantunan Negatif di Kalangan Dwibahasawan Indonesia-Jawa di Jakarta: Kajian Sosiopragmatik” dalam Berkala PELLBA 7. Jakarta: Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Unika Atmajaya.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Pangaribuan, Tagor. 2008. Paradigma Bahasa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Prayitno, Harun Joko. 2011. “Teknik dan Strategi Kesantunan Direktif di Kalangan Andik SD Berlatar Belakang Budaya Jawa” dalam Jurnal Terakreditasi Kajian Linguistik dan Sastra, Volume22, No.2, Desember 2011, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan Indonesia FKIP UMS.

Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Wijana, I Dewa. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: ANDI. Yule, George.2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(10)

BIODATA

Nama : Rohmah Tussolekha Tempat tanggal lahir : Sidoharjo, 29 Januari 1985 Pekerjaan : Dosen

NIDN : 0229018501

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jalan Ahmad Yani, Gang Enggal Rejo RT07/RW02 Sidoharjo Kabupaten Pringsewu

Agama : Islam

Status Perkawinan : Menikah Kewargenagaraan : Indonesia

Email : rohmahtussolekha@gmail.com

Telepon : 082183324385

Unit Kerja : Dosen STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Alamat Instansi : Jalan KH. Makam Gholib No. 112 Telp. (0729) 21359 Fax. (0729) 24002 Pringsewu Lampung 35373

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan pengelolaan sumber daya manusia pada sektor formal lebih baik dibandingkan dengan sektor informal, selain

Dari permasalah yang didapat, maka penulis mencoba untuk membangun suatu aplikasi yang dapat meningkatkan daya beli dan kualitas usaha serta memudahkan pelanggan,

langsung menggunakan perspektif agama lain, tetapi lebih kepada perspektif bidang kajian tertentu mengenai studi agama-agama, dimana konsep tersebut merupakan

Kelompok usia paling banyak menggunakan alat kontrasepsi dalam penelitian yang dilakukan Oddens et al (1994) bahwa wanita usia kurang dari 25 tahun lebih

g) instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun. 5) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. 6)

Dimana sulawesi Selatan masuk dalam salah satu Provinsi yang ikut di Pilkada serentak, ada 11 Kabupaten ikut berpartisipasi pada pesta demokrasi yang baru saja di selengarakan di

Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di

Penelitian dilakukan dengan simulasi untuk melihat apakah sistem yang disarankan bisa mengontrol aliran paket data jaringan komputer sehingga.. dapat mengurangi