• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan teori

2.1.1 Pengertian manajemen

Pengertian manajemen menurut James A. F. Stoner (2006: p7) yaitu “Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya”.

Sedangkan menurut GR Terry, “Manajemen adalah suatu proses tertentu yang terdiri dari POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lain. Suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata”.

Menurut jurnal “Study on the Innovational Function of the Management” oleh Yun Zhang, empat fungsi seperti perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan dalam manajemen adalah jalur utama dalam teori manajemen selama ini. Sarjana manajemen tradisional berpikir bahwa semua manajer di semua departemen dan semua kelas dalam perusahaan akan melaksanakan fungsi tersebut, dan manajemen yang efektif dimaksudkan untuk menyelesaikan fungsi-fungsi dengan sukses.

Jadi dari pendapat - pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, “Manajemen adalah suatu proses koordinasi meliputi proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan yang telah di tetapkan.

(2)

2.1.2 Pengertian Manajemen Operasi

Manajemen operasional menurut Richard L. Daft ( 2006 : 216) adalah ”Bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan alat-alat dan teknik - teknik khusus untuk memecahkan masalah - masalah produksi”.

Berdasarkan Richard B. Chase (2004, p6), “Operations management is defined as the design, operation, and improvement of the system that create and deliver the firm’s primary product and services”. Artinya adalah “Manajemen operasi didefinisikan sebagai gambaran, proses operasi, dan perbaikan atau pengawasan dari sistem-sistem yang menghasilkan produk utama atau jasa suatu perusahaan”.

Berdasarkan Jay Heizer dan Barry Render (2005, p4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.

Dapat dilihat dari pendapat-pendapat yang ada bahwa manajemen operasi adalah kegiatan yang berhubungan dengan penciptaan barang dan jasa melalui adanya pengubahan input menjadi output.

2.1.3 Pengertian Permintaan

Menurut Pujawan (2005, p85), permintaan terhadap barang atau jasa adalah awal dari semua kegiatan supply chain. Kegiatan produksi, pengiriman, perancangan produk dan pembelian material dilaksanakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan terhadap barang atau jasa dari pihak konsumen.

Pada hampir semua situasi riil, besar dan waktu permintaan terhadap barang atau jasa tidak mudah diketahui sebelum terjadi. Di sisi lain, banyak aktivitas yang sudah harus dikerjakan sebelum permintaan atau kebutuhan dari konsumen teridentifikasi dengan pasti. Pada perusahaan yang berproduksi dengan sistem make to stock, kegiatan produksi, pembelian material, dan pengiriman produk ke toko atau tempat penjualan dilakukan sebelum perusahaan mengetahui jumlah produk yang akan terjual di masing - masing toko atau tempat penjualan. Pada sistem produksi make to order, beberapa aktivitas seperti perakitan akhir dan pembuatan komponen memang bisa

(3)

ditunda sampai ada permintaan definitif, namun tetap sebagian aktivitas seperti penyediaan bahan baku dan kapasitas dilakukan atas dasar perkiraan atau peramalan. Dengan demikian, boleh dikatakan tidak ada perusahaan yang bisa menghindar dari kegiatan memperkirakan atau meramalkan permintaan untuk keperluan perencanaan aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan sebelum permintaan definitif datang dari konsumen.

2.1.4 Pengertian Biaya

Mulyadi (2009 ; 23), mendefinisikan “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”

Menurut Charles T. Horngren dan George Foster (2005), biaya sebagai sumber daya yang dikorbankan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan tertentu.

Dan menurut Mursyidi (2008: p14) biaya adalah suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang.

Sedangkan menurut Armanto Witjaksono (2006: p6) biaya adalah pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai akuntan mendefinisikan biaya sebagai satuan moneter, atas pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh manfaat dimasa kini atau masa yang akan datang.

2.1.4.1 Penggolongan Biaya

Menurut Mulyadi (2005:13), Biaya digolongkan sebagai berikut: 1. Menurut Objek Pengeluaran. Penggolongan ini merupakan penggolongan

yang paling sederhana, yaitu berdasarkan penjelasan singkat mengenai suatu objek pengeluaran, misalnya pengeluaran yang berhubungan dengan telepon disebut “biaya telepon”.

2. Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan, biaya dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu:

(4)

(1). Biaya Produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

(2). Biaya Pemasaran, adalah biaya - biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya sampel, dll.

(3). Biaya Administrasi dan Umum, yaitu biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk, contohnya gaji bagian akuntansi, gaji personalia, dll.

3. Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu Yang Dibiayai. Ada 2 golongan, yaitu:

(1). Biaya Langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk, biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

(2). Biaya Tidak Langsung (indirect cost), biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik. 4. Menurut Perilaku dalam Kaitannya dengan Perubahan Volume Kegiatan,

biaya dibagi menjadi 4, yaitu :

(1). Biaya Tetap (fixed cost),biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak dipengaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat kegiatan tertentu, contohnya; gaji direktur produksi.

(2). Biaya Variabel (variable cost), biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas, contoh; biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

(3). Biaya Semi Variabel, biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel, contoh; biaya listrik yang digunakan.

(4). Biaya Semi Fixed, biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.

(5)

5. Menurut Jangka Waktu Manfaatnya, biaya dibagi 2 bagian, yaitu:

(1). Pengeluaran Modal (Capital Expenditure), yaitu pengeluaran yang akan memberikan manfaat / benefit pada periode akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan datang.

(2). Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure), pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran itu terjadi.

Menurut Heizer dan Render (2006,415): ”Biaya lokasi dapat dibagi menjadi dua kategori sebagai berikut:

1. Biaya nyata (tangible costs) adalah biaya - biaya yang langsung dapat dikenali dan dapat dihitung secara tepat. Biaya nyata meliputi biaya layanan umum (seperti, listrik dan air), tenaga kerja, bahan mentah, pajak, penyusutan, dan biaya lain yang dapat dikenali oleh departemen keuangan dan pihak manajemen.”

2 .Biaya tidak nyata (intangible costs) lebih sulit untuk ditentukan. Biaya tidak nyata meliputi kualitas pendidikan, fasilitas transportasi umum, sikap masyarakat terhadap industri dan perusahaan, juga kualitas dan sikap calon karyawan. Biaya tidak nyata juga meliputi variabel standar hidup, seperti iklim dan kelompok olahraga, yang dapat mempengaruhi proses rekrutmen karyawan.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya transportasi adalah pengorbanan sumber ekonomi yang terjadi selama proses pemindahan barang dari sumber ke tempat tujuan.

2.1.5 Pengertian Transportasi

Transportasi merupakan pergerakan suatu produk dari suatu lokasi ke lokasi lain yang merepresentasikan awal dari suatu rangkaian supply chain sampai kepada konsumen. Transportasi sangat penting karena suatu produk jarang diproduksi dan digunakan dalam lokasi yang sama. (Chopra, 2010:380).

Menurut Agustini dan Rahmadi (2004:100-133). Pada masalah tranportasi, biasanya jumlah barang yang disalurkan dari setiap lokasi

(6)

permintaan bervariasi. Atas dasar kenyataan bahwa rute pengiriman yang berbeda akan menghasilkan biaya kirim yang berbeda, maka tujuan pemecahan kasus ini adalah menentukan berapa unit barang yang arus dikirim dari setiap sumber ke setiap tujuan sehingga permintaan dari setiap tujuan terpenuhi dan total biaya kirim minimum.

Menurut jurnal “Transportation Planning Survey Methodologies for the Proposed Study of Physical and Socio-economic Development of Deprived Rural Regions: A Review” yaitu jurnal yang ditulis oleh Mir Aftab Hussain Talpur, Madzlan Napiah, Imtiaz Ahmed Chandio & Shabir Hussain Khahro, Transportasi dianggap sebagai bagian penting dari kehidupan manusia dan tulang punggung nasional, regional dan lokal ekonomi. Sektor transportasi memainkan peran penting dalam menaikkan gaya hidup orang biasa dengan menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang diperlukan untuk mereka.

Menurut Abbas Salim, (2003,p6) transportasi adalah dasar untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan masyarakat serta pertumbuhan industrialisasi. Dengan adanya transportasi menyebabkan adanya

spesialisasi atau pembagian pekerjaan menurut keahlian. Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau bangsa tergantung pada tersedianya pengangkutan dalam negara atau bangsa yang bersangkutan

Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005, p 391), permodelan transportasi adalah suatu prosedur berulang untuk memecahkan permasalahan meminimasi biaya pengiriman produk dari beberapa sumber ke beberapa tujuan.

Sasaran transportasi adalah mengalokasikan produk yang ada pada sumber asal sedemikian rupa hingga terpenuhi semua kebutuhannya pada tempat tujuan. Sedangkan tujuan utama dari persoalan transportasi adalah untuk mendapatkan biaya yang serendah-rendahnya (minimum) atau mendapatkan jumlah laba yang sebesar-besarnya (maksimal).

Jadi pengertian transportasi adalah pemindahan barang dan atau jasa dari beberapa tempat asal (sumber) ke beberapa tempat tujuan dengan memecahkan permasalahan biaya transportasi agar biaya tersebut optimum.

(7)

2.1.5.1 Masalah-Masalah Transportasi tidak Seimbang

Masalah transportasi tidak selalu mudah diatasi, terkadang ada ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Pertidaksamaan kendala permintaan menunjukan bahwa semua unit yang tersedia akan dikirimkan, namun satu atau lebih kendala permintaan tidak akan terpenuhi. Untuk mencerminkan keadaan ini, dalam tabel transportasi ditambahkan satu baris dummy.

Menurut Siswanto (2006: 267): ”Di dalam model transportasi, kemampuaan sumber-sumber untuk melayani belum tentu sama dengan tingkat permintaan tujuan- tujuan untuk dilayani sehingga ada tiga kemungkinan akan terjadi ketidak seimbangan, yaitu:

1. Kemungkinan pertama akan terjadi bila seluruh kemampuaan sumber- sumber untuk mengirim barang melampaui tingkat permintaan yang ada. Dalam kasus ini, satu atau lebih sumber mungkin hanya akan mengirim barang sebagian atau tidak mengirim sama sekali.

2. Kemungkinan kedua akan terjadi bila seluruh kapasitas permintaan tidak mugnkin dipenuhi oleh seluruh sumber-sumber yang tersedia. Dalam kasus ini jelas akan ada permintaan dari satu atau lebih tujuan yang akan dipenuhi sebagian atau tidak dipenuhi sama sekali.

3. Kemungkinan ketiga akan terjadi bila seluruh kapasitas permintaan untuk mengirim barang sama persis dengan seluruh permintaan tujuan. Dalam kasus ini seluruh kemampuan sumber-sumber untuk melayani permintaan tepat digunakan seluruhnya dan seluruh permintaan tujuan-tujuan tepat dipenuhi.”

Menurut Mulyono (2007 : 113): ”Sejauh ini hanya dibahas masalah transportasi seimbang, dimana penawaran sama dengan permintaan. Kenyataannya, kasus seimbang adalah kekecualian. Pada umumnya, kebanyakan masalah adalah tak seimbang dimana penawaran lebih besar daripada permintaan atau sebaliknya. Dalam kasus masalah tak seimbang, metode solusi transportasi membutuhkan sedikit modifikasi”.

Masalah transportasi biasanya berhubungan dengan pendistribusian barang-barang dari beberapa sumber (sources) ke beberapa tujuan (destination). Biasanya memiliki sejumlah kapasitas barang dari

(8)

masing sumber dan sejumlah kapasitas kebutuhan barang dari masing-masing daerah tujuan.

Persoalan transportasi biasa juga terdapat pada pemilihan rute dalam jaringan distribusi produk antara pusat industri dan distribusi gudang atau antara distribusi gudang regional dan distribusi pengeluaran lokal. Dalam menggunakan metode transportasi, pihak manajemen mencari rute distribusi yang akan mengoptimumkan tujuan tertentu, misalnya tujuan meminimumkan total biaya transportasi, memaksimalkan laba, atau meminimumkan waktu yang digunakan.

2.1.6 Pengertian Peramalan ( Forecasting )

Menurut Hery Prasetya dan Fitri Lukiastuti ( 2009 : 43 ), Peramalan merupakan suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang melalui pengujian keadaan di masa lalu.

Menurut Hery Prasetya dan Fitri Lukiastuti ( 2009 : 44 ), tipe – tipe peramalan diantaranya :

a. Peramalan Ekonomi

Peramalan yang menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indikator perencanaan lainnya.

b. Peramalan Teknologi

Peramalan yang memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, membutuhkan pabrik dan peralatan baru. Peramalan ini biasanya memerlukan jangka waktu yang panjang dengan memperhatikan tingkat kemajuan teknologi.

c. Peramalan Permintaan

Proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut juga peramalan penjualan yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan pemasaran dan sumber daya manusia.

(9)

2.1.6.1 Jenis Peramalan Berdasarkan Horizon Waktu

Peramalan biasanya diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu masa depan yang dilingkupinya. Horizon waktu menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009 : 163 ) terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu antara lain : a. Peramalan jangka pendek.

Peramalan ini meliputi jangka waktu hingga 1 tahun, tetapi umumnya kurang dari 3 bulan. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan kerja dan tingkat produksi.

b.Peramalan jangka menengah.

Peramalan jangka menengah atau intermediate umumnya mencakup hitungan bulan hingga 3 tahun. Peramalan ini bermanfaat untuk merencanakan penjualan, perencanan dan anggaran produksi, anggaran kas, serta menganalisis bermacam-macam rencana operasi.

c.Peramalan jangka panjang.

Umumnya untuk perencanaan masa 3 tahun atau lebih. Peramalan jangka panjang digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal, lokasi atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan ( litbang ).

2.1.6.2 Tahapan Peramalan

Tahapan peramalan menurut John. E Harke, Dean, W. Wichern dan G. Reitsch (2003 : 23) yaitu sebagai berikut :

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu proses pengambilan data yang sesuai dengan meyakinkan kebenarannya.

b. Pemadatan atau Pengurangan Data

Pemadatan atau pengurangan diperlukan karena mungkin saja terjadi kelebihan data dalam proses peramalan atau sebaliknya terlalu sedikit. Beberapa data mungkin tidak relevan dengan masalah dan hal ini dapat mengurangi keakuratan peramalan.

c. Penyusunan dan Evaluasi Modal

Penyusunan dan pengevaluasian modal meliputi pencocokan data terkumpul ke dalam modal yang sesuai dalam hal meminimasi.

(10)

d. Evaluasi Peramalan

Evaluasi peramalan melibatkan dan membandingkan nilai peramalan dengan nilai historis aktual. Dalam proses ini beberapa nilai data terkini kemudian diambil dari himpunan data yang sedang dianalisa.

2.1.6.3 Metode Peramalan

Menurut pandangan Eddy Herjanto (2008) dikatakan bahwa peramalan mempunyai 3 macam metode peramalan, yaitu :

a) Metode Qualitative

Peramalan yang menggunakan pusat data kualitatif, hasilnya bergantung pada orang yang menyusunnya, seperti peramalan dengan metode Deplhi dan metode s-curve past.

b) Metode Quantitative Time Series

Metode ini biasa digunakan jika datanya time series atau berdasarkan perhitungan waktu yang lalu.

c) Metode Quantitative Casusal

Metode ini digunakan jika datanya cross-sectional. Metode Casusalitas ini menggunakan model regresi.

Metode peramalan data time series terdiri dari metode : 1) Naive Forecasting

Metode yang melihat kecenderungan dua tahun terakhir apakah terjadi kenaikan atau tidak mengalami kenaikan dan berapa besar penjualan. 2) Rata – Rata Kumulatif

Metode ini digunakan sebagai pengganti metode Naive Forecasting dengan data yang bervariasi yang menimbulkan kesulitan untuk membuat peramalan periode yang tidak terwakilkan dalam kondisi seperti ini maka rata-rata kumulatif dapat digunakan untuk menggantikan data tersebut.

3) Moving Average

Metode peramalan dengan mengkombinasikan data dari beberapa periode terbaru / terakhir.

4) Weight Moving Average

Suatu metode peramalan yang cara perhitungannya hampir sama dengan Moving Average, hanya berbeda pada adanya penambahan bobot pada

(11)

tiap data. Data terakhir yang termasuk dalam periode perhitungan rata-rata diberi bobot yang lebih besar.

5) Single Moving Average

Nilai rata-rata untuk ( n ) jumlah data terbaru. Dengan munculnya data baru, maka nilai rata-rata yang baru dapat dihitung dengan menghilangkan data yang terlama dan menambahkan data yang terbaru. 6) Double Moving Average

Metode ini proses penentuan ramalan dimulai dengan menentukan besarnya alpha secara trial dan error.

7) Exponential Smoothing

Metode exponential smoothing merupakan pengembangan dari metode moving average. Dalam metode ini peramalan dilakukan dengan mengulang perhitungan secara terus menerus dengan menggunakan data terbaru. Setiap data diberi bobot, data yang lebih baru diberi bobot yang lebih besar.

2.1.6.4 Tujuan dan Fungsi Peramalan

Tujuan dan funsi peramalan menurut Heizer dan Render (2006)adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengkaji kebijakan perusahaan yang berlaku saat ini dan dimasa lalu serta melihat sejauh mana pengruh di masa datang. 2. Peramalan diperlukan karena adanya Time Lag atau Delay antara saat suatu kebijakan perusahaan ditetapkan dengan saat impementasi.

3. Peramalan merupakan dasar penyusun bisnis pada suatu perusahaan sehingga dapat meningkatkan efektifitas suatu rencana bisnis.

2.1.6.5 Sifat Hasil Peramalan

Dalam membuat peramalan atau menerapkan hasil peramalan ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan ( Arman Nasution, 2005 : 66 ) yaitu :

(12)

a. Peramalan pasti mengandung kesalahan, artinya peramalan hanya bisa mengurangi ketidakpastian yang akan terjadi tetapi tidak dapat menghilangkan ketidakpastian tersebut.

b. Peramalan seharusnya memberi informasi mengenai berapa ukuran kesalahan.

c. Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan dengan peramalan jangka panjang.

2.1.6.6 Kegunaaan peramalan penjualan

Peramalan penjualan digunakan oleh bagian perencanaan dan pengawasan produksi di perusahaan. Kegunaan peramalan penjualan menurut Jay Heizer dan Barry Render (2006 : 172) adalah sebagai berikut : a) Untuk menentukan kebijaksanaan dalam persoalan penyusunan anggaran. b) Untuk pengawasan dalam persedian (inventory control).

c) Untuk membantu kegiatan perencanaan dan pengawasan produksi. d) Untuk pengawasan pembelanjaan (financial control).

e) Untuk penyusunan kebijaksanaan kepegawaian (personal policies). f) Forecasting juga digunakan dalam penentuan keputusan karena

hasil forecasting merupakan informasi yang mendasari keputusan para manajer perusahaan dalam berbagai tingkatan manajemen perusahaan.

2.1.6.7 Manfaat Peramalan Penjualan

Manfaat peramalan menurut jurnal “Forecasting with Univariate Time Series Models: A Case of Export Demand for Peninsular Malaysia’s Moulding and Chipboard” oleh Diana Emang (2010) adalah Peramalan membantu dalam proses pengambilan keputusan dan memfasilitasi rencana pemasaran jangka pendek untuk memenuhi permintaan ekspor dari pasar internasional. Manfaat peramalan penjualan adalah sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana anggaran penerimaan dan belanja perusahaan sebagai dasar untuk nmenentukan kebijaksanaan rencana pengadaan modal.

b. Rencana kebutuhan tenaga kerja, bahan baku, dan fasilitas produksi di waktu mendatang.

(13)

c. Khususnya terhadap persediaan bahan barang setengah jadi dan barag jadi, rencana produksi tersebut merupakan standar atau patokan untuk perencanaan dan pengadaan persediaan bahan baku atau barang tersebut.

2.1.7 Pengertian Optimalisasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, optimalisasi adalah proses atau cara untuk menjadikan paling baik, paling tinggi, paling menguntungkan, dan sebagainya. Hasil dari optimalisasi disebut hasil yang optimal. Optimalisasi rute adalah proses mencari rute yang paling baik dengan mempertimbangkan kapasitas kendaraan dan jarak tempuh dari beberapa alternatif yang ada.

2.1.7.1 Penentuan Rute dan Jadwal Pengiriman

Menurut Pujawan (2005, p179) salah satu keputusan operasional yang sangat penting dalam manajemen distribusi adalah penentuan jadwal serta rute pengiriman dari satu lokasi ke beberapa lokasi tujuan. Keputusan seperti ini sangat penting bagi mereka yang harus mengirimkan barang dari satu lokasi (misalnya gudang regional) ke berbagai toko yang tersebar di sebuah kota. Keputusan jadwal pengiriman serta rute yang akan ditempuh oleh tiap kendaraan akan sangat berpengaruh terhadap biaya-biaya pengiriman.

Namun demikian, biaya bukanlah satu-satunya faktor yang perlu dipertimbangkan dalam proses pengiriman. Mungkin perusahaan juga memiliki target bahwa tiap konsumen di sebuah tempat harus sudah mendapatkan pesanannya selambat-lambatnya dalam batas waktu tertentu. Dengan kata lain, ada constraint (kendala) waktu yang sering dinamakan time window. Di samping itu, jadwal dan rute sering kali juga harus mempertimbangkan kendala lain seperti kapasitas kendaraan atau armada pengangkutan.

Secara umum permasalahan penjadwalan dan penentuan rute pengiriman bisa memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai seperti tujuan untuk meminimumkan biaya pengiriman, meminimumkan waktu, atau meminimumkan jarak tempuh. Dalam bahasa pemrograman matematis, salah satu dari tujuan tersebut bisa menjadi fungsi tujuan (objective

(14)

function) dan yang lainnya menjadi kendala (constraint). Misalnya, fungsi tujuannya adalah meminimumkan biaya pengiriman, namun ada kendala time window dan kendala maksimum jarak tempuh tiap kendaraan, di samping kendala lain seperti kapasitas kendaraan atau kendala lainnya.

Kendala dalam penentuan rute menurut jurnal “Studi Komparasi Penyelesaian Capasitated Vehicle Routing Problem (CVRP) Dengan Metode Saving Matriks Dan Generalized Assignment” Oleh Elok Faiz Fatma El Fahmi. Permasalahan dalam penentuan rute dapat dikategorikan sebagai Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP). CVRP merupakan salah satu permasalahan Vehicle Routing Problem (VRP) dimana sejumlah kendaraan dengan kapasitas tertentu harus melayani sejumlah permintaan agen dari depot ke beberapa agen dan akan kembali ke depot. Beberapa metode atau pendekatan yang telah diajukan sebagai alternatif pemecahan masalah CVRP diantaranya adalah Saving Matrix dan Generalized Assignment (Chopra, 2010). Metode Saving Matrix bekerja dengan membuat suatu matriks yang disebut matriks penghematan atau disebut saving matrix, matriks ini berisi daftar penghematan yang diperoleh jika menggabungkan dua agen dalam satu kendaraan.

Dalam penentuan rute pengiriman, pekerjaan pertama yang harus dilakukan adalah menentukan alokasi kendaraan, sebagai contoh digunakan truk sebagai alat pengiriman. Artinya, perlu diketahui truk mana yang akan mengunjungi toko yang mana. Tahap kedua nantinya adalah menentukan rute perjalanan masing-masing truk.

2.1.7.2 Metode untuk Penentuan Rute dan Jadwal Pengiriman

Setelah mengetahui hasil ramalan permintaan baru bisa menganalisis distribusi awalnya. Dalam menganalisis diperlukan data-data. Data yang diperlukan untuk analisis pemecahan masalah adalah dengan mengadakan survei langsung pada objeknya untuk mendapatkan data yang relevan dengan masalah yang diteliti.

Selanjutnya dilakukan pengolahan data untuk menentukan distribusi dan data parameternya dalam menghasilkan solusi optimal. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk pengolahan adalah savings matrix.

(15)

Langkah- langkah yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi matrik jarak.

Pada langkah ini perlu diketahui jarak antara gudang perusahaan ke masing-masing toko dan jarak antar toko. Dengan mengetahui koordinat masing-masing lokasi maka jarak antar dua lokasi dapat dihitung. Hasil perhitungan jarak tersebut kemudian akan digunakan untuk menentukan matrik penghematan (savings matrix)

2. Mengidentifikasi matrik penghematan (savings matrix)

Savings matrix merepresentasikan penghematan yang bisa direalisasikan dengan menggabungkan dua toko / konsumen ke dalam satu rute.

Metode savings matrix (Pujawan, 2005 p180) pada hakekatnya adalah metode untuk meminimumkan jarak atau waktu atau ongkos dengan mempertimbangkan kendala-kendala yang ada. Digunakan jarak sebagai fungsi tujuan apabila diketahui koordinat tujuan pengiriman, lalu jarak yang akan ditempuh oleh semua kendaraan akan diminimumkan. 3. Mengalokasikan konsumen dalam rute perjalanan kendaraan

Pada tahapan ini, dilakukan pembagian konsumen ke dalam suatu rute perjalanan kendaraan dengan mempertimbangkan konsumen dan kapasitas kendaraan yang digunakan. Sebuah rute dikatakan feasible apabila jumlah permintaan total dari semua konsumen tidak melebihi kapasitas kendaraan dan jumlah permintaan dari satu konsumen dapat ditampung secara keseluruhan oleh satu kendaraan. Prosedur yang digunakan untuk pengelompokkan konsumen yaitu berdasarkan nilai saving matriks terbesar. Jadi, pertama-tama mengurutkan nilai saving matriks yang terbesar sampai kapasitas kendaraan yang digunakan dapat menampung semua permintaan. Apabila kapasitas sudah maksimal, maka prosedur tersebut akan berulang sampai semua konsumen teralokasi dalam suatu rute perjalanan.

4. Mengurutkan toko (tujuan/konsumen) dalam rute yang sudah terdefinisi Tahap ini merupakan tahap akhir dari metode saving matrix. Tujuan dari tahapan ini adalah mengurutkan kunjungan dari kendaraan ke setiap konsumen yang sudah dikelompokkan dalam suatu rute perjalanan agar dapat diperoleh jarak yang minimal.

(16)

Berikut adalah beberapa cara yang digunakan untuk pengurutan kunjungan:

a) Farthest Insert

Prosedur ini dilakukan dengan melakukan penambahan konsumen dalam sebuah rute perjalanan. Prosedur ini dimulai dari penentuan rute kendaraan ke konsumen yang memiliki jarak yang paling jauh. Kemudian prosedur ini akan terus berulang hingga semua konsumen masuk ke dalam rute perjalanan.

b) Nearest Insert

Prosedur ini merupakan kebalikan dari farthest insert dimana prosedur ini dimulai dari penentuan rute kendaraan ke konsumen yang memiliki jarak yang paling dekat. Kemudian prosedur ini akan terus berulang hingga semua konsumen masuk ke dalam rute perjalanan.

c) Nearest Neighbour

Prosedur ini memulai rute kendaraannya dari jarak yang paling dekat dengan depot. Kemudian rute selanjutnya yaitu konsumen yang paling dekat dengan konsumen pertama yang sudah dikunjungi. Prosedur ini akan terus berulang sampai semua konsumen masuk ke dalam rute perjalanan.

(17)

2.2 Kerangka Pemikiran PT. Inti Persada Mandiri Forecasting (Naive,Moving Average,Weight Moving Average,Exponential Smoothing,Exponential Smoothing With Trend,dan

Linear Regression)

MAD

dan

MSE

Melakukan peramalan terhadap permintaan pengiriman barang perusahaan pengguna jasa Menentukan Matriks Jarak dan Saving Matriks

nya Membuat rute perjalanan baru menggunakan metode Farthest Insert Mengirimkan barang dengan rute baru yang

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kebanyakan teori persediaan, komponen biaya pembelian tidak dimasukkan kedalam total biaya pembelian untuk periode tertentu dan hal ini tidak akan mempengaruhi jawaban

Selagi melakukan perjalanan untuk mencari solusi pencarian rute terpendek, semut mengunjungi sisi-sisi dan mengubah tingkat feromon pada sisi-sisi tersebut dengan menerapkan

• Traveling Salesman Problem : Suatu permasalahan untuk mencari rute perjalanan agar semua tempat dapat dilewati dengan jarak yang optimal.. • Assignment Problems : Suatu

Dengan adanya kemungkinan bahwa jam operasi mesin yang tersedia tidak digunakan seluruhnya, maka tujuan yang diharapkan untuk dicapai, juga dapat diartikan sebagai

Persediaan jenis ini dapat dikurangi dengan mempercepat pengiriman, misalnya dengan mengubah alat, mode transportasi atau mencari pemasok lainnya yang memiliki lokasi

Tujuan dari CVRP adalah untuk menemukan satu set rute yang paling optimal untuk kendaraan dengan kapasitas tertentu di satu depot dengan batasan setiap rute dimulai dan berakhir

Penentuan rute kendaraan untuk mendistribusikan barang dari depot ke sejumlah pelanggan, dengan tujuan meminimumkan total biaya perjalanan yang memenuhi

Sedangkan tujuan utama dari persoalan transportasi adalah untuk mencapai biaya yang serendah-rendahnya (minimum) atau mencapai jumlah laba yang sebesar-besarnya