• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 9

EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

Bagian ini memuat gambaran umum kondisi daerah, hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu (Tahun 2013) dan permasalahan pembangunan daerah.

2.1. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Gambaran Umum Kondisi Daerah menjelaskan tentang kondisi daerah mencakup Aspek Geografi dan Demografi, Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Pelayanan, dan Aspek Daya Saing dengan indikator makro, sebagai berikut:

BAB

2

INDIKATOR MAKRO

ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

ASPEK KESEJAHTERAAN MASAYARAKAT

ASPEK PELAYANAN UMUM

ASPEK DAYA SAING

 Karakteristik Lokasi dan Wilayah

 Potensi Pengembangan Wilayah

 Wilayah Rawan Bencana

 Demografi

 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

 Fokus Kesejahteraan Sosial

 Fokus Seni Budaya dan Olahraga

 Fokus Layanan Urusan Wajib

 Fokus Layanan Urusan Pilihan

 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

 Fokus Iklim Berinvestasi

(2)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 10

2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi 1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Kota Mataram adalah salah satu dari 10 (sepuluh) bagian wilayah kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan terletak di Pulau Lombok, dengan luas wilayah 61,30 Km2 (6.130 Ha) dengan panjang garis pantai 9 km. Luas wilayah Kota Mataram 0,30 persen dari luas Provinsi Nusa Tenggara Barat (20.153,15 Km2), menjadikan Kota Mataram sebagai kota terkecil dari kabupaten/kota yang ada. Adapun luas wilayah Kota Mataram dirinci menurut kecamatan dan kelurahan dapat dilihat pada Tabel 2.1

Gambar 2.1. Letak Geografis Kota Mataram di Provinsi NTB Tabel 2.1

Luas Wilayah Kota Mataram menurut Kecamatan dan Kelurahan No. Kecamatan Kelurahan Luas (Ha)

1. Kecamatan Ampenan Ampenan Selatan 83,92

Ampenan Tengah 59,00 Ampenan Utara 249,36 Banjar 41,37 Bintaro 81,77 Dayan Peken 53,87 Kebon Sari 57,52 Pejarakan Karya 73,94 Pajeruk 84,54 Taman Sari 160,71

Luas Kecamatan Ampenan 945,29

2. Kecamatan Cakranegara Cakranegara Barat 51,34

Cilinaya 128,94

Sapta Marga 85,72

Cakra Timur 67,03

Mayura 101,97

(3)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 11

No. Kecamatan Kelurahan Luas (Ha)

Cakra Selatan 73,24

Cakra Selatan Baru 55,76

Cakra Utara 129,43

Karang Taliwang 61,59

Sayangsayang 212,00

Luas Kecamatan Cakranegara 967,02

3. Kecamatan Mataram Pejanggik 103,49

Mataram Timur 123,51 Pagesangan 195,60 Pagesangan Barat 75,28 Pagesangan Timur 110,12 Pagutan Barat 103,58 Pagutan 186,39 Pagutan Timur 91,03 Punia 87,53

Luas Kecamatan Mataram 1.076,53

4. Kecamatan Sandubaya Selagalas 299,00

Bertais 103,50

Mandalika 100,48

Babakan 109,56

Turida 197,44

Dasan Cermen 158,07

Abian Tubuh Baru 63,95

Jumlah 1.032,00

5. Kecamatan Sekarbela Kekalik Jaya 135,18

Tanjung Karang Permai 67,81

Tanjung Karang 257,01

Karang Pule 106,75

Jempong Baru 465,25

Jumlah 964,19

6. Kecamatan Selaparang Rembiga 315,00

Karang Baru 237,00 Monjok Timur 36,88 Monjok 134,70 Monjok Barat 50,42 Mataram Barat 68,64 Gomong 38,84 Dasan Agung 79,25

Dasan Agung Baru 115,75

Jumlah 941,54

Luas Total 6.130,03

(4)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 12 Gambar 2.2. Persentase Luas Wilayah Menurut Kecamatan

di Kota Mataram Tahun 2013

b. Letak dan Kondisi Geografis

Secara astronomis Kota Mataram terletak pada posisi antara 08o33’ dan 08o38’ Lintang Selatan dan antara 116o04’ dan 116o10’ Bujur Timur, dengan batas wilayah yaitu:

 Sebelah Utara : Kecamatan Gunungsari, Kecamatan Batulayar dan Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat

 Sebelah Timur : Kecamatan Narmada dan Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat

 Bagian Selatan : Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat  Bagian Barat : Selat Lombok

Secara administrasi Kota Mataram terbagi dalam 6 wilayah Kecamatan, 50 Kelurahan dan 321 lingkungan. Kecamatan Cakranegara memiliki jumlah wilayah lingkungan terbanyak yaitu 10 Kelurahan dan 72 lingkungan sedangkan Kecamatan Sekarbela memiliki wilayah lingkungan terkecil yaitu 5 Kelurahan dan 34 lingkungan, sebagaimana tabel dan berikut :

Tabel 2.2

Jumlah Kelurahan dan Lingkungan Menurut Kecamatan serta Luas Wilayah di Kota Mataram Tahun 2013

Kecamatan Kelurahan Jumlah Lingkungan Jumlah Luas Wilayah (Km2)

Persentase (%) Ampenan 10 55 9,46 15,43 Sekarbela 5 34 10,32 16,84 Mataram 9 55 10,76 17,55 Selaparang 9 61 10,77 17,57 Cakranegara 10 72 9,67 15,77 Sandubaya 7 44 10,32 16,84 Jumlah 50 321 61,30 100,00

(5)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 13

c. Topografi

Bentuk topografi wilayah Kota Mataram bervariasi dari datar sampai agak curam dengan klasifikasi sebagai berikut:

 Lereng 0–2%, bentuk wilayah datar, seluas 4.652,057 Ha (75,9 %)  Lereng 2–8%, bentuk wilayah agak landai, seluas 1.299,147 Ha (21,20%)  Lereng 8-15%, bentuk wilayah bergelombang, seluas 174,283 Ha (2,84 %)  Lereng 15-25%, bentuk wilayah curam, seluas 4,568 Ha (0,07%)

Kondisi tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kota Mataram adalah hamparan datar.

Ketinggian tanah bervariasi yaitu Kecamatan Cakranegara mencapai  25 meter, Kecamatan Mataram  15 meter dan Kecamatan Ampenan  5 meter dari permukaan laut termasuk daerah pantai.

d. Geologi dan Jenis Tanah

Satuan batuan yang tersingkap di Kota Mataram terdiri dari batuan gunung api, batuan sedimen, serta batuan terobosan yang umurnya berkisar dari jaman tersier sampai kuarter. Formasi bantuan yang terbentuk adalah Formasi Kalipalung (TQp) yang mempunyai anggota Selayar (TQs), Formasi Kalibalak (TQb), dan Formasi Lekopiko (Qvl) dengan jenis batuan sebagai berikut:

 Formasi Kalipalung : Breksi gampingan dan lava.

 Anggota Selayar : Batu pasir tuffan dan batu lempung tuffan dengan sisipan tipis karbon.

 Formasi Kalibabak : Breksi dan lava.

 Formasi Lekopiko : Tuff berbatu apung, breksi lahar, dan lava.

Qa Alluvium yang terdiri dari kerakal, kerikil, pasir, lempung, gambut, dan pecahan koral tersebar hampir di seluruh Kota Mataram, khususnya di daerah muara sungai. Kota termasuk dalam Busur Bergunung Api Nusa Tenggara Barat, yang merupakan bagian dari Busur Sunda sebelah timur dan Busur Banda sebelah barat. Busur tersebut terbentang dari Pulau Jawa ke Nusa Tenggara dan melengkung mengitari Laut Banda. Kota Mataram sendiri tidak memiliki daerah pegunungan dengan timbulan kasar.

e. Hidrologi

Kota Mataram memiliki potensi air tanah (aquifer) yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat di beberapa bagian wilayah Kota Mataram, seperti Kelurahan Rembiga (Kecamatan Selaparang), Kelurahan Sayangsayang (Kecamatan Cakranegara), dan Kecamatan Mataram memiliki kedalaman akuifer 5-7 m. Sedangkan Kelurahan Monjok dan Kelurahan Dasan Agung bagian utara (Kecamatan Selaparang) memiliki kedalaman air tanah hingga 15 m. Di samping potensi akuifer, Kota Mataram masih

(6)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 14 dapat mensuplai kebutuhan air bersih yang berasal dari mata air Sarasuta, Ranget, dan Saraswata di Kecamatan Narmada (Kabupaten Lombok barat).

Titik-titik mata air tersebar di Kelurahan Pejeruk, Karang Baru, Sayangsayang, Cakranegara Utara, Dasan Cermen, Babakan, Mandalika, dan Pagesangan Tengah.

Kota Mataram dialiri empat sungai besar yang berfungsi sebagai drainase alam, yaitu Sungai Jangkok (86 km dengan luas 1.712,12 Ha), Sungai Ancar (21 km dengan luas 858,47 Ha), Sungai Brenyok (42 km dengan luas 2.277,55 Ha), dan Sungai Midang (26 km dengan luas 562,47 Ha). Hulu sungai-sungai tersebut berada di sekitar lereng Gunung Rinjani dan bermuara di Selat Lombok.

f. Klimatologi

Menurut Stasiun Klimatologi I Mataram, suhu udara rata-rata di Mataram tahun 2012 berkisar 23,91°C sampai dengan 31,94°C. Untuk kelembaban udara rata-rata bervariasi, dari, 79 persen sampai dengan 85 persen. Curah hujan tertinggi tercatat pada bulan Januari sebesar 330 mm dan hari hujan terbanyak tercatat pada bulan Maret sebesar 22 hari.

g. Penggunaan lahan

Pola guna lahan di Kota Mataram dalam kurun waktu 10 tahun terakhir cenderung berkembang secara linier, konsentrik, dan parsial. Perkembangan pola linear terjadi karena tata guna lahan mengikuti pola jaringan jalan yang ada, seperti pada koridor utama Kota Mataram di Jalan Yos Sudarso – Jalan Langko – Jalan Pejanggik – Jalan Selaparang – Jalan Sandubaya (Ampenan-Mataram-Cakranegara). Perkembangan guna lahan secara konsentrik ditunjang pola jaringan jalan yang berbentuk grid (mengelompok) seperti yang tersebar di Kawasan Cakranegara dan sekitarnya.

Sedangkan pola guna lahan yang berkembang secara parsial terjadi di Kelurahan Rembiga, Sayangsayang di bagian utara, Kelurahan Jempong Baru, Pagutan, dan pusat permukiman di Kawasan Bertais. Pada pola linier, konsentrik, dan parsial tersebut terjadi penyatuan-penyatuan guna lahan, sehingga terbentuklah kawasan terbangun yang telah berkembang seperti saat ini. Perubahan penggunaan lahan menjadi kawasan terbangun terjadi pada lahan non-terbangun dengan perubahan yang bersifat fungsional, seperti kawasan permukiman berubah menjadi kawasan pusat perdagangan dan jasa.

Neraca penggunaan tanah Kota Mataram pada tahun 2012 menunjukkan komposisi yang berimbang antara penggunaan tanah terbangun sebesar 3.124,88 Ha (50,97%) dan non terbangun seluas 3.005,12 Ha (49,23%) dari total luas wilayah Kota Mataram seluas 6.130 Ha. Penggunaan lahan di Kota Mataram sampai 2012 didominasi oleh kawasan perumahan (38,37%) dan tanah pertanian (45,99%). Dalam perkembangannya konversi lahan sebagian besar untuk fungsi perumahan, perkantoran, pendidikan serta untuk pertokoan. Hal ini tentunya terjadi dengan

(7)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 15 semakin pesatnya dinamika perkembangan dan pertumbuhan Kota yang berimplikasi pada penyesuaian terhadap kebutuhan lahan untuk pengembangannya, sebagaimana Tabel 2.3 berikut.

Tabel 2.3

Penggunaan Lahan Menurut Kesesuaian dengan RUTR (Ha) di Kota Mataram Tahun 2013

Sumber: Mataram Dalam Angka, 2013

2. Potensi Pengembangan Wilayah

Dalam RTRW Nasional, Kota Mataram ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berfungsi sebagai simpul utama transportasi serta kegiatan perdagangan dan jasa skala regional. Sementara, dalam RTRW Provinsi NTB, Kota Mataram ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Mataram Metro di bidang pertumbuhan ekonomi. Keberadaan Kota Mataram sebagai PKN dan KSP memiliki potensi yang sangat strategis dalam pengembangan wilayah kota.

Secara kewilayahan Kota Mataram dibagi menjadi beberapa pusat pelayanan dengan fungsi utama adalah:

1) Wilayah Ampenan berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan dan jasa serta pariwisata;

2) Wilayah Mataram berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perkantoran pemerintahan dan fasilitas sosial, seperti pendidikan;

3) Wilayah Cakranegara berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan dan pusat bisnis.

(8)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 16 Kota Mataram memiliki beberapa kawasan strategis yang diharapkan mampu untuk mendorong pertumbuhan wilayah dan memiliki pengaruh yang sangat penting dan strategis terhadap pertumbuhan dan perkembangan wilayah baik dalam bidang ekonomi, sosial-budaya, dan/atau lingkungan, yaitu:

a) Kawasan strategis bidang pariwisata;

Kawasan pariwisata biasanya akan membawa pada efek berganda (multiplier effects), sehingga mampu menghasilkan pemasukan bagi suatu wilayah. Kawasan strategis bidang pariwisata ditetapkan di beberapa lokasi berikut ini:

1) Kawasan eks. Bandar Udara Selaparang di Kelurahan Rembiga (Kecamatan Selaparang) dan Kelurahan Ampenan Utara (Kecamatan Ampenan) sebagai kawasan pariwisata dengan konsep MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) yang berbasis lingkungan;

2) Kawasan Mayura yang terdiri dari Taman Mayura, Pura Meru, dan kolam pemandian Mayura di Kelurahan Mayura (Kecamatan Cakranegara);

3) Kawasan Udayana di Kelurahan Kebon Sari dan Kelurahan Pejarakan Karya (Kecamatan Ampenan);

4) Kawasan Mutiara Sekarbela di Kelurahan Pagesangan, Kelurahan Pagesangan Barat (Kecamatan Mataram), dan Kelurahan Karang Pule (Kecamatan Sekarbela);

5) Kawasan Mapak yang terdiri dari pariwisata pantai, situs makam Loang Baloq, dan taman rekreasi, serta kawasan pengembangan pelabuhan wisata yang membentang dari Kelurahan Tanjung Karang hingga Kelurahan Jempong Baru (Kecamatan Sekarbela);

6) Kawasan Kota Tepian Air di Kelurahan Bintaro, Kelurahan Ampenan Tengah, dan Kelurahan Ampenan Selatan (Kecamatan Ampenan);

7) Kawasan Sayang-Sayang di Kelurahan Rembiga dan Kelurahan Sayang-sayang (Kecamatan Sandubaya) sebagai kawasan pariwisata kuliner.

b) Kawasan strategis bidang perdagangan dan jasa.

Kawasan yang memiliki nilai ekonomi tinggi bidang perdagangan dan jasa ditetapkan di lokasi berikut:

1) Pusat perdagangan Ampenan di Kelurahan Dayan Peken, Kelurahan Ampenan Tengah, dan Kelurahan Ampenan Selatan (Kecamatan Ampenan);

2) Pusat perdagangan grosir dan pusat bisnis Cakranegara di Kelurahan Cakranegara Barat, Kelurahan Cilinaya, Kelurahan Mayura, Kelurahan Cakranegara Timur, dan Kelurahan Cakranegara Selatan;

3) Kawasan Bertais dan Kawasan Mandalika.

c) Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya

Kawasan strategis di bidang sosial budaya ditetapkan pada sebuah kawasan yang dianggap memiliki nilai historis maupun kegiatan-kegiatan budaya untuk tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya. Kawasan strategis ini juga

(9)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 17 merupakan aset wisata sejarah dan budaya yang dapat menunjukkan jati diri maupun penanda Kota Mataram. Kawasan-kawasan tersebut adalah:

1) Kawasan Bintaro di Kelurahan Bintaro (Kecamatan Ampenan);

2) Kawasan Makam Van Ham di Kelurahan Cilinaya (Kecamatan Cakranegara); 3) Kawasan Pusat Kajian Islam (Islamic Center) di Kelurahan Dasan Agung;

4) Kawasan Kota Tua Ampenan di Kelurahan Ampenan Tengah dan Ampenan Selatan (Kecamatan Ampenan).

d) Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup

Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup di Kota Mataram adalah:

1) Kawasan konservasi di sepanjang Sungai Midang, Sungai Jangkok, Sungai Ancar, dan Sungai Brenyok;

2) Kawasan konservasi sempadan pantai Selat Lombok sepanjang 8 - 9 km;

3) Kawasan lindung di Kelurahan Pagutan Timur (Kecamatan Mataram) serta Kelurahan Sayang-sayang dan Selagalas (Kecamatan Sandubaya);

4) Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di tiap tanah pecatu yang terdapat di Kota Mataram.

3. Wilayah Rawan Bencana

Dalam RPJMD Kota Mataram 2011-2015 wilayah rawan bencana di Kota Mataram, antara lain:

1) Longsor, Genangan dan Banjir

Kondisi topografi Kota Mataram yang sebagian besar merupakan daerah datar-landai dan dilalui oleh empat sungai besar, menyebabkan tiap daerah aliran sungai tersebut menjadi daerah rawan longsor terutama di musim penghujan. Selain bencana longsor, beberapa titik di Kota Mataram terutama di Kecamatan Sekarbela, Mataram, dan Cakranegara kerap terjadi genangan dan banjir. Genangan air ini, selain disebabkan oleh kondisi topografi yang cenderung datar, juga disebabkan oleh banyaknya saluran drainase yang tidak berfungsi secara optimal. Beralihnya fungsi dari saluran irigasi menjadi drainase/air buangan.

2) Gelombang Pasang dan Tsunami

Wilayah-wilayah yang rentan terkena bencana gelombang pasang dan tsunami adalah wilayah yang dekat dengan pantai (Selat Lombok) atau dengan kata lain adalah kawasan pesisir. Wilayah-wilayah yang masuk dalam kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami adalah Kelurahan Bintaro, Kelurahan Ampenan Tengah, Kelurahan Banjar, Kelurahan Ampenan Selatan, Kelurahan Tanjung Karang Permai, Kelurahan Tanjung Karang, dan Kelurahan Jempong Baru.

3) Abrasi Pantai

Abrasi pantai terjadi karena tergerusnya pantai oleh gelombang atau ombak tinggi pada waktu tertentu yang terus menerus. Hal ini dikarenakan pantai tidak memiliki

(10)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 18 penahan gelombang, sehingga mempercepat proses terjadinya abrasi pantai. Kawasan yang rawan abrasi pantai di Kota Mataram adalah wilayah pesisir yang telah disebutkan di atas. Salah satu dampak abrasi pantai adalah terjadinya intrusi air laut yang dapat mempengaruhi kondisi air tanah di wilayah Kota Mataram.

4) Gempa Bumi

Gempa bumi merupakan fenomena alam yang waktu kejadiannya tidak bisa diprediksi. Kondisi tektonik di wilayah Provinsi NTB, khususnya Kota Mataram merupakan jalur tumbukan lempeng Hindia-Australia dengan lempeng Euro-Asia menyebabkan wilayah ini memiliki ancaman kegempaan yang potensial. Selain ini terdapat juga ancaman dari utara berupa patahan busur belakang. Kedalaman pusat gempa di wilayah Kota Mataram dan sekitarnya adalah sekitar 50 km

4. Kondisi Demografi a. Jumlah Penduduk

Berdasarkan data BPS Kota Mataram, penduduk Kota Mataram pada tahun 2013 sebanyak 419.641 jiwa terdiri dari 207.440 jiwa penduduk laki-laki dan 212.201 jiwa penduduk perempuan, dengan rasio jenis kelamin sebesar 98. Jumlah penduduk Kota Mataram tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 1,52 persen atau bertambah 6.300 jika dibandingkan penduduk tahun 2011. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Ampenan yaitu 80.281 jiwa, sebagaimana Tabel 2.4.

Tabel 2.4

Banyaknya Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2013

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Ampenan 41.280 39.998 81.278 103 2 Sekarbela 27.298 29.193 56.491 94 3 Mataram 37.285 39.194 76.476 95 4 Selaparang 36.951 38.142 75.093 97 5 Cakranegara 32.924 33.910 66.834 97 6 Sandubaya 31.702 31.764 63.466 100 Jumlah/Total 207.440 212.201 419.641 98

Sumber: BPS Kota Mataram (Mataram Dalam Angka 2014).

b. Pertumbuhan Penduduk

Penduduk Kota Mataram tahun 2010-2012 mengalami pertumbuhan sebagai akibat kelahiran alami dan migrasi penduduk. Rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun sebesar 1,01 persen. Kepadatan penduduk Kota Mataram tahun 2012 yaitu 6.741 jiwa/km² dimana angka tersebut menjadikan Kota Mataram memiliki tingkat kepadatan tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

(11)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 19 Tabel 2.5

Penyebaran Penduduk berdasarkan Kecamatan Tahun 2010-2013

No Kecamatan Wilayah Luas (Km2 )

Penduduk

(Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa /Km2)

2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 Ampenan 9,46 78.779 79.367 80.281 81.278 8.328 8.390 8.486 8.592 2 Sekarbela 10,32 53.112 53.946 55.237 56.491 5.147 5.227 5.352 5.474 3 Mataram 10,76 73.107 73.921 75.218 76.479 6.794 6.870 6.991 7.108 4 Selaparang 10,77 72.665 73.222 74.148 75.093 6.747 6.779 6.885 6.972 5 Cakranegara 9,67 64.087 64.771 65.792 66.834 6.627 6.698 6.804 6.911 6 Sandubaya 10,32 61.093 61.683 62.534 63.466 5.920 5.977 6.059 6.150 Jumlah/Total 61,30 402.843 406.910 413.210 419.641 6.572 6.638 6.741 6.846

Sumber: BPS Kota Mataram, 2011 s/d 2014.

Dari tabel 2.5 diatas dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk tertinggi pada tahun 2013 ada di Kecamatan Ampenan sebesar 8.592 Jiwa/Km2, sedangkan kepadatan terendah berada di wilayah Kecamatan Sekarbela yaitu 5.474 Jiwa/Km2.

5. Struktur dan Komposisi Penduduk

Menurut komposisi umur, tahun 2012 komposisi penduduk terbanyak pada umur 0-4 tahun yaitu sebanyak 39.545 jiwa, sedangkan penduduk terkecil pada kelompok umur 70-74 tahun 4.606

Tabel 2.6

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2013

Kelp Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4) 0 – 4 20.678 19.479 40.157 5 – 9 18.664 17.906 36.570 10 – 14 18.848 17.762 36.610 15 – 19 21.375 22.402 43.777 20 – 24 26.330 26.202 52.532 25 – 29 19.162 20.095 39.257 30 – 34 16.603 18.087 34.690 35 – 39 14.900 15.937 30.837 40 – 44 13.000 13.654 26.654 45 – 49 10.956 11.350 22.306 50 – 54 8.816 8.817 17.633 55 – 59 6.439 6.220 12.659 60 – 64 4.548 4.985 9.533 65 – 69 3.182 3.593 6.773 70 – 74 2.075 2.604 4.679 75 + 1.864 3.108 4.972 Jumlah 207.440 212.201 419.641

(12)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 20 Komposisi penduduk Kota Mataram menurut jenis kelamin Tahun 2012 menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki, dimana rasio jenis kelamin 98 persen yang berarti bahwa untuk setiap 100 penduduk perempuan hanya ada 98 penduduk laki-laki (Gambar 2.3). Sedangkan jika melihat kondisi struktur umur penduduk Kota Mataram pada tahun 2012 yang telah dikelompokkan dalam kelompok umur lima tahunan, maka penduduk Kota Mataram tergolong penduduk intermediate (transisi), hal ini dapat disimpulkan dari jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 69,38 persen. Tingginya jumlah penduduk usia produktif dan proporsi penduduk wanita yang lebih besar ini perlu di antisipasi oleh pemerintah dengan kebijakan pembangunan daerah yang pro gender dan pro job, sebagaimana gambar berikut:

Gambar 2.3

Persentase Penduduk Kota Mataram Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013

Gambar 2.4

Struktur Umur Penduduk Kota Mataram Tahun 2013

Sumber: BPS Kota Mataram, 2013

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

a. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

1) Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Sebagai ibukota Provinsi, Kota Mataram merupakan pusat perdagangan Hal tersebut tercermin dalam nilai tambah bruto sektor perdagangan, hotel dan restoran. Tahun 2012 sektor perdagangan, hotel dan restoran telah mencapai nilai sebesar Rp. 1,41 trilliun, diantarannya dihasilkan dari kegiatan perdagangan besar dan eceran Rp. 1,27 trilliun, dan sisanya dihasilkan dari kegiatan hotel dan restoran.

(13)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 21 Tabel 2.7

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kota Mataram Tahun 2010 - 2012

Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Ribu Rp) PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Ribu Rp)

2010 2011* 2012** 2010 2011* 2012** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pertanian 186.728.218 199.737.268 207.485.390 85.779.802 88.068.648 90.351.691 Pertambangan 751.166 690.716 649.288 376.158 330.983 292.059 Industri Pengolahan 490.036.708 550.190.117 609.199.370 258.579.222 277.250.452 294.273.629 LGA 55.822.526 61.978.017 71.596.604 17.376.807 19.046.464 21.298.973 Bangunan 413.445.538 485.867.056 587.395.648 201.831.341 220.036.527 246.242.877 Perdagangan 982.021.318 1.184.262.048 1.406.338.897 411.144.215 464.253.310 528.015.760 Pengangkutan 1.275.674.043 1.320.613.939 1.183.673.056 584.482.794 591.876.188 473.878.708 Keuangan 809.161.972 984.965.842 1.152.796.422 375.364.255 426.584.609 486.165.236 Jasa-Jasa 611.240.299 713.541.406 825.674.512 255.688.622 271.134.500 289.191.814 PDRB Kota Mataram 4.824.881.788 5.501.846.409 6.044.809.187 2.190.623.216 2.358.581.681 2.429.710.747

Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2012 merupakan leading sector bagi perekonomian Kota Mataram. Kontribusi sektor ini pada pembentukan PDRB Kota Mataram sebesar 23,27 persen. Penyumbang terbesar dari sektor ini adalah subsektor perdagangan besar dan eceran dengan kontribusi sebesar 21,10 persen dengan nilai sebesar Rp. 1,406 triliun. Posisi Kota Mataram sebagai ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadikannya sebagai pusat perdagangan, dimana arus keluar masuk barang dari berbagai daerah terjadi di Kota Mataram. Peranan pemerintah daerah dalam mendukung aktivitas perdagangan cukup besar yang ditandai dengannya banyaknya bangunan ruko-ruko baru di Kota Mataram.

Tabel 2.8

Kontribusi Masing-masing Sektor (persen) Terhadap Pembentukan PDRB Kota Mataram Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 – 2012

Lapangan Usaha 2010 2011* 2012**

(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian 3,87 3,63 3,43

2. Pertambangan dan Penggalian 0,02 0,01 0,01

3. Industri Pengolahan 10,16 10,00 10,08

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,16 1,13 1,18

5. Bangunan 8,57 8,83 9,72

(14)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 22 7. Pengangkutan dan Komunikasi 26,44 24,00 19,58 8. Keuangan,Persewaan &Jasa

Perusahaan 16,77 17,90 19,07

9. Jasa-jasa 12,67 12,97 13,66

P D R B 100,00 100,00 100,00 Keterangan: *) angka sementara **) angka sangat sementara

Sumber: Dokumen PDRB Kota Mataram 2012

Sektor pengangkutan dan komunikasi yang sebelumnya selalu memberikan kontribusi terbesar, pada tahun 2012 mampu memberikan kontribusi sebesar 19,58 persen, menempati posisi kedua setelah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Keberadaan Bandara Internasional Lombok di Praya sebagai pengganti Bandara Selaparang di Mataram memberikan dampak semakin banyak armada angkutan yang melayani penumpang dari dan ke Bandara baik yang dikelola oleh pemerintah maupun oleh swasta.

Kontribusi terbesar terhadap PDRB Kota Mataram tahun 2012 didominasi oleh sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar 22,88 persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran mempunyai peranan terbesar kedua sebagai pembentuk PDRB Kota Mataram dengan kontribusi sebesar 22,13 persen. Kemudian, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan kontribusi sebesar 17,67 persen dan selanjutnya adalah sektor jasa-jasa dengan kontribusi sebesar 11,21 persen. Di posisi kelima adalah sektor industri pengolahan sebesar 11,36 persen, sektor bangunan 10,09 persen, sektor pertanian 3,41 persen, sektor listrik gas dan air bersih 1,22 persen dan terakhir sektor pertambangan dan penggalian 0,01 persen.

Tabel 2.9

PDRB Kota Mataram Menurut Kelompok Sektor Tahun 2010-2012 (Ribu Rp)

Kelompok Sektor 2010 2011* 2012**

Primer 187.479.384 200.427.984 208.134.678

Sekunder 959.304.772 1.098.035.190 1.268.191.622 Tersier 3.678.097.632 4.203.383.235 4.568.482.887 PDRB Kota Mataram 4.824.881.788 5.501.846.409 6.044.809.187 Sumber: Dokumen PDRB Kota Mataram 2012

Empat sektor terbesar penyumbang ekonomi Kota Mataram diatas masuk kedalam kelompok sektor tersier (sektor perdagangan hotel & restoran, sektor pengangkutan & komunikasi, sektor bank, usaha persewaan & jasa perusahaan dan sektor jasa- jasa), dengan total peranannya sebesar 73,90 persen terhadap pembentukan PDRB Kota Mataram. Hal ini menggambarkan struktur perekonomian Kota Mataram mengarah kepada struktur jasa (Service City), dimana Kota Mataram

(15)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 23 yang menjadi Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai fungsi-fungsi utama sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan, jasa dan pariwisata. Sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perkantoran pemerintahan dan fasilitas sosial. Juga sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan dan pusat bisnis. Karena fungsinya sebagai pusat pelayanan – pelayanan tersebut, maka kebutuhan akan jasa pendukungnya cukup tinggi. Jika dilihat gambar 5 dan 6, dimana sektor tersier mengalami penurunan akibat berpindahnya Bandara Udara Selaparang (sektor pengangkutan dan komunikasi), maka distribusi barang/jasa menjadi kurang lancar yang berdampak pada sektor-sektor pembentuk sektor tersier lainnya seperti sektor perdagangan, hotel dan restaurant maupun sektor jasa-jasa.

2) Laju Inflasi

Salah satu indikasi stabilnya perekonomian suatu daerah adalah stabilnya inflasi/ deflasi. Inflasi atau deflasi adalah perubahan harga barang di tingkat konsumen, atau merupakan perubahan dari indeks harga konsumen (IHK). Terkait dengan inflasi, berbagai kebijakan dibidang moneter telah diambil oleh pemerintah dalam menstabilkan kondisi harga-harga barang. Dalam PDRB, kenaikan harga barang-barang dicerminkan oleh perkembangan laju indeks harga implisit (IHI). Indeks harga implisit menggambarkan tingkat inflasi yang menyeluruh dari seluruh kegiatan perekonomian mulai sektor pertanian sampai dengan jasa-jasa atau dengan kata lain tingkat perubahan indeks harga implisit menggambarkan tingkat perubahan harga yang terjadi pada sektor/sub sektor. Secara agregat indeks harga implisit menunjukkan tingkat perubahan harga yang terjadi di suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun.

Perkembangan harga barang akan mempengaruhi kemampuan masyarakat membeli barang-barang kebutuhan hidup. Sehingga dalam hal ini pertumbuhan ekonomi yang tinggi apabila tanpa diikuti oleh stabilnya harga-harga barang, dikatakan belum mampu menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Tabel 2.10

Perbandingan IHI dengan Inflasi Kota Mataram Tahun 2008 – 2012

Tahun IHI Perubahan IHI (%) Perubahan IHK (%)

(1) (2) (3) (4) 2008 193,55 9,18 13,01 2009 204,10 5,45 3,14 2010 220,25 7,92 11,07 2011* 233,27 5,91 6,38 2012** 248,79 6,65 4,10

Keterangan *) : angka sementara **) : angka sangat sementara

(16)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 24 Indeks harga konsumen (IHK) adalah indeks untuk mengukur perubahan harga dari waktu ke waktu. Indeks harga konsumen yang sering digunakan sebagai indikator kenaikan harga-harga terlihat meningkat dari tahun ke tahun, sedangkan dalam inflasi PDRB atau yang sering disebut dengan implisit PDRB, penghitungan juga mempertimbangkan kenaikan biaya produksi yang ditanggung oleh pengusaha.

Besaran IHK sangat ditentukan oleh perubahan harga komoditi yang paling dominan dikonsumsi suatu daerah, sedangkan besaran IHI sangat ditentukan oleh perubahan harga sektor ekonomi yang paling potensi atau memiliki kontribusi yang dominan. Untuk melihat tingkat perubahan harga (inflasi) Kota Mataram tahun 2008 sampai 2012 secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.11

Inflasi Kota Mataram Menurut Kelompok Pengeluaran Tahun 2010 – 2012 (Persen)

KELOMPOK PENGELUARAN 2010 INFLASI (%) 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

UMUM 11,07 6,38 4,10

Bahan Makanan 23,54 1,57 -0,24

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan

Tembakau 10,98 7,16 5,56

Perumahan, Air, Listrik Gas dan Bahan

bakar 5,59 15,90 9,47

Sandang 3,84 6,43 3,32

Kesehatan 2,07 1,96 2,46

Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 3,22 4,41 3,47

Transportasi dan Komunikasi 5,71 1,41 1,82

Sumber: Dokumen PDRB Kota Mataram, 2012

Inflasi pada tahun 2012 dapat ditekan, hasilnya nilai inflasi tahun 2012 lebih kecil dibanding tahun 2011 lalu. Inflasi pada tahun 2012 yaitu 4,10 sementara pada tahun 2011 mencapai 6,38. Pada tahun 2012 inflasi tertinggi dialami oleh komoditi perumahan yaitu mencapai 9,47, sementara itu komoditi yang mengalami inflasi di bawah 2 persen yaitu Bahan Makanan dan Transportasi, masing – masing sebesar -0,24 (deflasi) , dan 1,82.

Sementara itu kalau dilihat inflasi dari bulan ke bulan, laju inflasi Kota Mataram pada tahun 2012 yang tertinggi terjadi pada bulan Pebruari yaitu sebesar 1,73 persen. Pada tahun 2012 terjadi deflasi yaitu pada bulan Maret, April, Mei, Oktober dan Nopember. Deflasi tertinggi terjadi terjadi pada bulan Mei yaitu sebesar 0,71 persen.

(17)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 25

3) Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dicerminkan oleh laju PDRB berdasarkan harga konstan. Berbagai kebijakan diambil pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil. Kebijakan tersebut akan tercermin dari kondisi makro ekonomi yang kondusif seperti tingkat inflasi yang cukup terkendali dan nilai tukar rupiah yang semakin menguat terhadap mata uang asing terutama Dolar Amerika (USD).

Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya mencerminkan aktifitas perekonomian suatu daerah. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan, sedangkan pertumbuhan yang positif menunjukkan terjadinya perlambatan dalam kegiatan perekonomian.

Grafik 2.5

Laju Pertumbuhan PDRB Adh Konstan Kota Mataram Tahun 2006-2012

Sumber: Dokumen PDRB Kota Mataram 2012

Pada periode 2011-2012 merupakan masa transisi perpindahan bandara Selaparang ke Bandara Internasional Lombok, sehingga pertumbuhan ekonomi Kota Mataram yang ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan lebih lambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010. Pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh Kota Mataram mencapai 3,02 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2011 yang mencapai 7,67 persen. Pada tahun 2012 sektor pengangkutan dan komunikasi khususnya subsektor angkutan udara tidak lagi berkontribusi terhadap pembentukan PDRB, hal inilah yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi tahun 2012 lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2011.

Pada tahun 2012, hampir seluruh sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif kecuali sektor pertambangan dan penggalian dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada tahun 2012 adalah

(18)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 26 sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang mencapai 13,97 persen. Pertumbuhan sektor ini tak lepas dari subsektor pendukungnya tertama subsektor bank dan sewa bangunan. Pertumbuhan sektor perbankan di Kota Mataram seiring dengan geliat perekonomian di segala sektor yang ada. Sebagian besar aktivitas perekonomian dalam skala besar senantiasa berhubungan dengan perbankan. Pertumbuhan subsektor perbankan di Kota Mataram secara fisik dapat dilihat dari penambahan jumlah kantor bank. Sedangkan subsektor lainnya yang juga mengalami pertumbuhan cukup signifikan adalah subsektor sewa bangunan. Kepemilikan properti bukan hanya sekedar kebutuhan akan tempat tinggal namun lebih berkembang sebagai investasi.

Laju pertumbuhan sektor Perdagangan, hotel dan restoran sebagai leading sector perekonomian Kota Mataram pada tahun 2012 mencapai 13,73 persen. Hal ini didukung keberadaan Pulau Lombok sebagai daerah tujuan wisata banyak dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

Sektor lainnya yang mengalami pertumbuhan di atas 10 persen adalah sektor bangunan dan sektor listrik, gas dan air masing-masing sebesar 11,91 persen dan 11,83 persen. Pembangunan fasilitas umum berupa jalan dan jembatan serta pembangunan ruko dan kawasan perumahan turut mendorong pertumbuhan sektor bangunan.

4) Angka Pengangguran

Pertambahan jumlah penduduk memberikan dampak terhadap penyediaan kebutuhan tempat tingga dan berbagai fasilitasnya seperti ketersediaan listrik dan air. Hal inilah yang berperan dalam pertumbuhan sektor listrik, gas dan air.

Sementara tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah juga sangat tergantung pada potensi sumber daya yang dimiliki daerah tersebut. Begitu pula dengan beragamnya kegiatan perekonomian yang ada, sangat tergantung pada sumber daya yang tersedia. Gambaran kondisi ketenagakerjaan seperti persentase angkatan kerja yang bekerja dan persentase tingkat pengangguran terbuka sangat berguna untuk melihat prospek ekonomi yang ada di Kota Mataram.

Tabel 2.12

Statistik Ketenagakerjaan Kota Mataram

Uraian 2010 2011 2012

Bekerja 174.671 177.730 169.436

Pencari Kerja 17.191 12.760 12.760

Angkatan Kerja 191.862 190.490 181.269

Bukan Angkatan Kerja 100.869 103.900 111.217

(19)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 27

Uraian 2010 2011 2012

TPAK (%) 65,54 64,71 61,98

UMR (Rp) 950.000 966.000 1.043.000

Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 91,04 93,30 93,40 Sumber: Buku Statistik Daerah 2013

Pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai Kota Mataram telah diikuti oleh peningkatan penyerapan tenaga kerja. Hal ini tercermin pada meningkatnya indikator Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) dari 91,04 persen tahun 2010 menjadi 93,3 persen pada tahun 2011 dan 93,4 persen tahun 2012. Sebaliknya Angka Pengangguran Terbuka (TPT) menurun di tahun 2012 ini sebesar 6,7 persen. Hal ini adalah indikator bahwa lapangan pekerjaan di Kota Mataram meningkat, walaupun belum memenuhi kebutuhan seluruh penduduk kota mataram.

TPAK tahun 2012 menurun jika dibandingkan dengan tahun–tahun sebelumnya yaitu sebesar 65,54 persen 2010 menjadi 64,71 persen di tahun 2011 dan di tahun 2012 nilainya 61,98 persen. Kondisi ini menjadi cacatan bagi kita semua, agar dimasa yang akan datang peluang kerja semakin banyak, sehingga penduduk usia kerja aktif dalam lapangan kerja yang ada.

Indikator yang mencerminkan produktivitas tenaga kerja dapat dilihat dari jumlah jam kerja. Terlihat adanya peningkatan jumlah jam kerja antara tahun 2010 sampai 2012. Tahun 2010 sebanyak 74,06 persen bekerja diatas 35 jam per minggunya, meningkat menjadi 78,43 jam per minggu pada tahun 2012. Pekerja yang jam kerjanya kurang dari 35 jam biasanya disebut pekerja takpenuh, pekerja dengan jam kerja normal biasanya mempunyai jam kerja diatas 35 jam per minggunya. Peningkatan ini mengindikasikan bahwa produktivitas pekerja di Kota Mataram cukup bagus.

Sebagai Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kota Mataram menjadi tempat tujuan sebagian besar para pencari kerja. Pada tahun 2012, Upah Minimum Kota Mataram adalah sebesar, Rp. 1.043.000,-. Seperti biasanya Upah Minimim Kota Mataram selalu lebih tinggi dibanding Upah Minimum Provinsi NTB, tetapi bedanya tidak terlalu banyak, yaitu Upah Minimum Provinsi yang sebesar Rp. 1.000.000,-.

b. Fokus Kesejahteraan Sosial 1) Pendidikan

Program pendidikan gratis yang dilaksanakan secara nasional untuk tingkat SD dan SMP sangat membantu masyarakat kurang mampu untuk melanjutkan sekolah termasuk Kota Mataram. Dengan dilaksanakan program pendidikan gratis diharapkan kualitas pendidikan di Kota Mataram meningkat.

(20)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 28

Tabel 2.13

Statistik Sekolah di Kota Mataram

URAIAN SD & MI SMP & MTs SMA, SMK, MA

Sekolah 183 62 55

Guru 2.567 1.720 2.073

Murid 47.067 22.703 21.663

Sumber: Buku Statistik Daerah 2013

Kebijakan pemerintah yang semakin memperhatikan pendidikan maka fasilitas mendidikan di Kota Mataram juga semakin meningkat. Tahun 2012 Di Kota Mataram terdapat 179 SD sederajat (2011:179), 62 SMP sederajat (2011:62) dan 55 SMA sederajat (2011:55) yang tersebar di enam kecamatan. Tenaga pengajar masing – masing 2.567 guru SD, 1.720 guru SMP dan 2.073 guru SMA.

Program belajar 9 tahun seharusnya di Kota Mataram perlu ditingkatkan menjadi 12 tahun. Jika dilihat dari tingkat pendidikan penduduk usia 10 keatas tahun 2012 umumnya pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah SMA yaitu sebanyak 28,82 persen, terdapat penduduk lulusan Perguruan tinggi sebanyak 9,76 persen.

Untuk melihat penduduk usia sekolah umumnya mengacu pada penduduk usia 5- 24 tahun. Terlihat bahwa dari seluruh penduduk usia 5 -24 tahun sebanyak 67 persen masih bersekolah sedangkan 25 persen sudah tidak bersekolah lagi, dan 7 persen yang tidak pernah atau belum bersekolah. Masih terdapat penduduk usia 5-24 tahun yang tidak atau belum bersekolah yaitu sebanyak 7,5-24 persen. Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak, karena masih ada warga Kota Mataram yang belum pernah mengenyam pendidikan di era modern ini.

Penduduk yang masih bersekolah ternyata laki – laki lebih sedikit dibanding perempuan yaitu 66 persen, semetara penduduk perempuan sebanyak 67 persen. Untuk penduduk yang belum bersekolah penduduk laki–laki lebih banyak dibanding perempuan yaitu sebanyak 7,7 persen, sementara perempuan sebanyak 6,7 persen.

Tabel 2.14

Partisipasi Sekolah Penduduk Usia 5-24 tahun

Jenis Kelamin Pernah Sekolah Tidak/Belum Bersekolah Masih Tidak Bersekolah Lagi

Laki-laki 7,74 66,44 25,82

Perempuan 6,75 67,79 25,46

Laki-laki & Perempuan 7,24 67,12 25,64

(21)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 29 Penduduk usia 10 tahun keatas dari hasil Susenas menunjukkan, pencapaian angka melek huruf (AMH) di Kota Mataram tahun 2012 telah mencapai di atas 92,25 persen. Sedangkan penduduk yang masih buta huruf sebesar 7,75 persen. Jumlah itu kebanyakan di dominasi oleh penduduk perempuan dan penduduk usia lanjut. Diperlukan kerja keras semua pihak sehingga buta huruf di Kota Mataram bisa berangsur-angsur berkurang.

Rata-rata lama sekolah penduduk Kota Mataram dari tahun ke tahun semakin meningkat dengan semakin sadarnya masyarakat akan arti penting pendidikan. Pada tahun 2009 rata-rata lama sekolah selama 9,20 tahun meningkat menjadi 9,21 tahun 2010. Selama tahun 2010 sampai 2012 rata – rata lama sekolah bertambah menjadi 9,68. Artinya rata-rata penduduk Kota Mataram bersekolah selama 9,68 tahun atau setingkat dengan kelas 1 SMA. Dengan demikian wajib belajar 9 tahun di Kota Mataram sudah dapat dilampaui.

Sementara tingkat kelulusan SD sebesar 99,90 persen, tingkat SMP kelulusan sebesar 88,40 persen dan tingkat SLTA kelulusan sebesar 97,50 persen. Untuk kelulusan MI, MTs, dan MA masing – masing 95,58 persen, 99,43 persen, dan 96,94 persen. Dengan semakin baiknya ketersediaan sarana dan prasarana sekolah, serta kualitas tenaga pendidik dapat meningkatkan mutu pendidikan penduduk.

Pembangunan bidang pendidikan di Kota Mataram merupakan proses panjang untuk meningkatkan daya saing warga Kota Mataram. Berbagai kebijakan dilakukan hingga tahun 2013 memberikan hasil yang memuaskan dengan meningkatnya IPM Kota Mataram.

Sedangkan tingkat pendidikan yang ditamatkan tergambar pada angka rata-rata lama sekolah. Pada tahun 2013 menurut BPS Kota Mataram rata-rata-rata-rata lama sekolah (RLS) warga kota Kota Mataram adalah sebesar 9,68 tahun, Dengan kata lain rata-rata warga hanya berhasil menyelesaikan pendidikannya sampai dengan SMP atau memenuhi program wajib belajar sembilan tahun oleh pemerintah. Kondisi ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2012 walaupun perkembangannya amat sangat kecil.

Daya serap penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu, dapat dilihat dengan menggunakan indikator yaitu Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM).

Angka Partisipasi Kasar adalah perbandingan antara jumlah murid pada setiap jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA), tanpa memperhitungkan umur, terhadap jumlah warga kota kelompok usia sekolah (7-12, 13-15, 16-18 tahun) yang sesuai. Angka Partisipasi Kasar pada jenjang pendidikan SD/MI/Paket A dan SMP/MTs/PAket B lebih dari 100 persen, hal ini berarti bahwa terdapat murid sekolah yang berusia di luar usia resmi sekolah atau terdapat murid sekolah yang berasal dari luar Kota Mataram. Angka APK untuk SD/MI/Paket A dan SMP/MTs/Paket B mengalami

(22)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 30 peningkatan dari tahun 2011. Namun hanya APK untuk SD/MI/Paket A yang memenuhi target RPJMD untuk tahun 2012.

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah perbandingan antara jumlah murid kelompok usia sekolah (7-12, 13-15, 16-18 tahun) pada jenjang pendidikan tertentu (SD, SMP, SMA) terhadap jumlah warga kota kelompok usia sekolah (7-12, 13-15, 16-18 tahun) yang sesuai. Dari gambar diatas terlihat bahwa pada tahun 2012 hanya APM SD/MI/Paket A yang mengalami peningkatan dari tahun 2011 dan hanya APM SD/MI/Paket A yang memenuhi target RPJMD untuk tahun 2012.

Gambar 2.7

Perkembangan APM dan APK untuk SD/Setara, SMP/Setara dan SMU/Setara Di Kota Mataram Tahun 2011 – 2012

2) Kesehatan

Guna melayani masyarakat di bidang kesehatan di Kota Mataram terdapat fasilitas kesehatan yaitu 9 rumah sakit umum, 7 rumah sakit bersalin, 10 puskesmas dan 90 apotik yang tersebar di seluruh kecamatan. Jumlah rumah sakit pada tahun 2012 ini sama dengan tahun 2011 belum ada lagi rumah sakit yang baru beroperasi pada tahun ini. Tersedianya tenaga medis juga sangat menunjang, dengan banyaknya tenaga medis masyarakat dapat terlayani dengan baik. Hal ini terlihat dari penolong kelahiran yang hampir kesemuanya adalah tenaga medis, angkanya mencapai 95 persen. Dengan ketersediaanya fasilitas kesehatan maka akses masyarakat akan kesehatan menjadi mudah. Keberhasilan pelayanan kesehatan masyarakat tidak saja meningkatkan usia harapan hidup namun seseorang akan tetap aktif sampai usia lanjut hal ini otomatis akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

(23)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 31 Gambar 2.8

Jumlah Rumah sakit/Klinik Bersalin, Puskesmas/Pustu/Puskel dan Dokter/Paramedis di Kota Mataram pada Tahun 2011 - 2012

Muara dari kualitas kesehatan masyarakat, akan tergambarkan dalam Angka Harapan Hidup (AHH) bagi bayi yang dilahirkan saat itu. Angka Harapan Hidup penduduk Kota Mataram pada tahun 2012 semakin meningkat yaitu mencapai 67,62, artinya bahwa peluang bayi yang dilahirkan pada saat itu akan berpeluang hidup selama 67,62 tahun yang akan datang. Setiap tahunnya angka harapan hidup Kota Mataram mengalami peningkatan, selama kurun waktu 2008 – 2012. Pada tahun 2012 angka harapan hidup meningkat, sebelumnya pada tahun 2012 mencapai 67,13 tahun, atau naik hampir setengah tahun. Meningkatnnya AHH mencerminkan derajad kesehatan masyarakat Kota Mataram dari tahun ke tahun semakin baik.

Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan dengan melihat perkembangan indeks pembangunan manusia (IPM) yang mencerminkan capaian kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. IPM kota mataram termasuk kategori cukup baik dengan angka 73,70. Dengan melihat perkembangan angka IPM tiap tahun, tampaknya kemajuan yang dicapai Kota Mataram dalam pembangunan manusia cukup signifikan. Angka IPM Kota Mataram mengalami

sedikit peningkatan dari 72,83 pada tahun 2011 menjadi 73,70 pada tahun 2012.

Hal ini wajar karena hasil dari upaya peningkatan pembangunan manusia dapat dilihat dalam jangka penjang.

Kalau dilihat dari Komponen pembentuk IPM semuanya mengalami kemajuan. Angka Harapan Hidup naik 0,49 tahun, sementara Rata – Rata Lama Sekolah mengalami kemajuan sebanyak 0,46 tahun, untuk Angka Melek Huruf mengalami peningkatan sebesar 0,40 persen, dan Pengeluaran Perkapita Kota Mataram meningkat sekitar Rp. 2.000. Diharapkan setiap tahun komponen IPM ini dapat terus meningkat.

Sementara itu untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, sebagian besar penduduk wanita Kota Mataram yang berstatus kawin menggunakan alat KB berupa suntikan yaitu 59,97 persen, sedangkan alat KB yang diminati selanjutnya adalah spiral (21,32 persen) dan alat-alat KB lain yang digunakan oleh penduduk wanita berstatus kawin yaitu MOP/MOW sebanyak 2,83 persen, Susuk KB 6,11 persen, Pil KB

(24)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 32 dan lainnya sebanyak 1,19 persen. Tujuan utama ber KB yaitu diharapkan akan terbentuk menjadi keluarga yang berkualitas.

Kualitas air minum menentukan tingkat kualitas kesehatan sekain juga menunjukkan kualitas kesejahteraan suatu rumahtangga. Sumur atau mata air tak terlindung bisa dikatakan sumber air yang kurang berkualitas karena air yang dihasilkan kurang memenuhi syarat air sehat dikarenakan airnya mudah terkena limbah dari luar. Dilihat dari fasilitas air bersih kualitas perumahan Kota Mataram dari tahun ketahun semakin baik. Pada tahun 2012 rumah tangga yang menggunakan sumur atau mata air terlindung sebagai sumber air minum sebesar 45 persen, yang mengunakan air kemasan atau leding sebanyak 47 persen.

Tempat buang air besar merupakan fasilitas yang harus tersedia agar suatu perumahan bisa nyaman dan sehat. Pada tahun 2012 penggunaan fasilitas buang air besar belum terpenuhi semua, hal ini terlihat masih adanya rumah tangga yang belum mempunyai tempat buang air besar. Rumah tangga yang menggunakan fasilitas buang air besar sendiri sebanyak 67 persen, bersama 21 persen, umum 4 persen dan yang tidak mempunyai 8 persen.

c. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Jumlah grup/sanggar kesenian di Kota Mataram berfluktuasi dari tahun ke tahun sebagaimana diuraikan dalam berikut:

Tabel 2.15

Rasio Grup Kesenian/Sanggar Kesenian per 10.000 penduduk di Kota Mataram Tahun 2012

No Uraian Jumlah

1 Jumlah Grup/Sanggar Kesenian 210

2 Jumlah Penduduk 413.210

Rasio Sanggar Kesenian per 10.000 penduduk 5,08 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram, 2013

Sementara itu kondisi jumlah klub olahraga dan lapangan olah raga yang ada di Kota Mataram menunjang peningkatan prestasi di even olahraga baik tingkat nasional maupun internasional. Rasio klub olahraga di Kota Mataram, sebagaimana tabel terlampir:

Tabel 2.16

Rasio Grup Kesenian/Sanggar Kesenian per 10.000 penduduk di Kota Mataram Tahun 2012

No Uraian Jumlah

1 Jumlah Klub Olahraga 25

2 Jumlah Penduduk 413.210

Rasio Sanggar Kesenian per 10.000 penduduk 0,06 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Mataram, 2013

(25)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 33

2.1.3. Aspek Pelayanan Umum 1. Fokus Layanan Urusan Wajib

a. Urusan Wajib Pekerjaan Umum

Data penyelenggaraan Urusan Wajib Pekerjaan Umum yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Mataram, yakni:

Panjang jalan yang dibangun pada tahun 2012 sepanjang 4,273 km dan meningkat menjadi 8,225 km pada tahun 2013

Panjang jalan yang dapat dipelihara secara berkala adalah sepanjang 16,731 km pada tahun 2012 dan 10,490 pada tahun 2013. Selain itu jalan yang dipelihara melalui pemeliharaan rutin pada tahun 2012 sepanjang 1,981 km dan pada tahun 2013 sepanjang 2,75 km

Dalam upaya menjaga kawasan sungai, pada tahun 2012 telah dibangun turap/talud sepanjang 729 m dan pada tahun 2013 sepanjang 450 meter.

Untuk menjaga jaringan irigasi agar tetap dalam kondisi baik, pada tahun 2012 telah dilaksanakan pemeliharaan pada 3.024 m jaringan irigasi, dan pada tahun 2013 sepanjang 2000 meter.

Untuk mencegah terjadinya banjir yang diakibatkan gelombang pasang, pada tahun 2012 telah dibangun 100 meter tanggul pengaman pantai, dan pada tahun 2013 sepanjang 150 meter

Dalam upaya memelihara kondisi drainase perkotaan, telah dipelihara drainase perkotaan sepanjang 8.127 meter pada tahun 2012 dan 4.242 m pada tahun 2013. Untuk drainase lingkungan telah dipelihara sepanjang 3.666 m pada tahun 2012 dan 11.122 meter pada tahun 2013.

Dalam upaya meningkatkan cakupan layanan air bersih dilakukan penyediaan jaringan perpipaan tersier untuk air minum pada tahun 2012 telah dibangun sepanjang 7.734 meter dan pada tahun 2013 sepanjang 7.000 meter.

Penyediaan sanitasi dasar berupa MCK yang dilengkapi dengan septic tank, peresapan dan SPAL, pada tahun 2012 telah dibangun MCK untuk melayani 355 KK, dan pada tahun 2013 sebanyak 390 KK.

Panjang jalan lingkungan permukiman yang dapat dibangun pada tahun 2012 adalah sepanjang 9.993 meter dan pada tahun 2013 sepanjang 12.706 meter Luas kawasan kumuh pada tahun 2011 mencapai 303,58 ha

b. Urusan Wajib Perumahan

Data penyelenggaraan Urusan Wajib Perumahan yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Mataram dan Satuan Pemadam Kebakaran Kota Mataram, yakni:

Jumlah backlog (selisih antara jumlah rumah eksisting dengan total jumlah kepala keluarga) yang masih tinggi sejumlah 26.621 unit (tahun 2010)

(26)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 34 Meningkatnya jumlah penanganan sisa Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang

berjumlah 1595 dari total jumlah RTLH 2836 unit

Meningkatnya jumlah masyarakat penghasilan rendah yang menikmati rumah murah (Rumah Susun Sewa Sederhana). Saat ini telah tersedia 1 Twin Block Rusunawa Selagalas dengan jumlah 99 unit. Segera menyusul beroperasinya 2 Twin Block Rusunawa Mandalika dengan jumlah 198 unit.

Penyediaan rumah bagi nelayan yang perlu direlokasi akibat bencana abrasi pantai. Pada Tahun 2014 ini (Tahap IV) telah dilakukan relokasi sebanyak 15 unit, sehingga total rumah yang telah direlokasi sejak tahun 2009-2014 sejumlah 170 Unit.

Kejadian bencana kebakaran mencapai 17 kali (Tahun 2012)

Meningkatnya kesiagaan pencegahan dan penanggulangan kebakaran

c. Urusan Wajib Penataan Ruang

Data penyelenggaraan Urusan Wajib Penataan Ruang yang diperoleh dari Dinas Tata Kota Kota Mataram dan Dinas Pertamanan Kota Mataram, yakni:

Masih disusunnya dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) sebagai acuan

pengaturan zoning, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfataan ruang

yang direncanakan selesai pada tahun 2015

Terpenuhinya Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Standard Operational Procedure (SOP) di bidang penataan ruang.

Luas Ruang Terbuka Hijau mencapai 11,39% dari luas wilayah. Tingginya alih fungsi lahan.

Jumlah titik lampu Penerangan Jalan Umum sebanyak 6.580 titik dan cenderung meningkat seiring bertambahnya kawasan permukiman baru.

Jumlah titik reklame yang mencapai 15.032 titik dan cenderung meningkat seiring meningkatnya akibat pertumbuhan investasi dan ekonomi kota.

d. Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan

Proses Perencanaan Pembangunan Daerah di Kota Mataram dilaksanakan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 27 Tahun 2011 tentang Musyawarah Pembangunan Bermitra Masyarakat (MPBM) yaitu pada tahapan MPBM Perencanaan Tingkat Kota Mataram. Disamping itu, penyusunan data dan informasi perencanaan pembangunan meliputi Mataram Dalam Angka, Kecamatan dalam Angka, Buku PDRB, IPM serta studi/kajian penunjang perencanaan pembangunan.

Beberapa langkah yang diambil untuk menunjang koordinasi perencanaan pembangunan di Kota Mataram adalah:

 Pembentukan Tim Pengkaji Kebijakan Publik Pemerintah Kota Mataram, yang beranggotakan, akademisi, praktisi, eksekutif, LSM dan stakeholders terkait dengan kebijakan pembangunan.

(27)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 35  Pembentukan Forum Perencana SKPD, yang beranggotakan Kepala Sub Bagian

Perencanaan/Penyusunan Program/Unsur Perencana yang ada di SKPD lingkup Pemerintah Kota Mataram.

 Pelibatan Fasilitator Pembangunan Kota dalam setiap proses perencanaan pembangunan di Kota Mataram.

e. Urusan Wajib Perhubungan

Data penyelenggaraan Urusan Wajib Perhubungan yang diperoleh dari Dinas Perhubungan Kota Mataram, yakni:

Belum optimalnya pelayanan angkutan yang disebabkan oleh makin ditinggalkannya angkutan umum oleh masyarakat. Load factor angkutan menunjukkan tingkat keterisian sarana angkutan umum, sebagaimana kondisi rasio ijin trayek load factor angkutan mengalami kondisi yang serupa. Pada tahun 2011 adalah 0,11 dan 2012 adalah 0,12.

Pemenuhan prasarana jalan ditunjukan oleh rasio terpasangnya fasilitas perlengkapan jalan yang hingga tahun 2012 ini telah mencapai 45%, meningkat dari 41% pada tahun 2011.

Hasil capaian pelayanan komunikasi dan informatika yang dilaksanakan pada tahun 2012 menunjukkan hasil yang menggembirakan. Kebijakan perluasan akses internet direspon positif oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan memberikan bantuan mobil internet keliling bagi masyarakat Kota Mataram sejumlah 6 unit dan telah dilakukan sosialisasi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi kepada 80 orang unsur masyarakat.

f. Urusan Wajib Lingkungan Hidup

Data penyelenggaraan Urusan Wajib Lingkungan Hidup yang diperoleh dari Dinas Kebersihan Kota Mataram, Dinas Pertamanan Kota Mataram dan Badan Lingkungan Hidup Kota Mataram, yakni:

 Volume sampah yang bisa diangkut ke TPA setiap harinya dari produksi sampah 1.350 m³ adalah ± 831,76 m³ dengan capaian kinerja 81 % dan luas cakupan pelayanan ± 39 .Km² (255.684 jiwa) dengan capaian kinerja 70 % dari yang ditetapkan sebesar 90 % .

 Lokasi TPA yang berjarak ± 29 Km dari Kota Mataram dengan luas lahan 8,6 ha yang terletak di wilayah Kabupaten Lombok Barat.

 Untuk menangani volume sampah didukung sarana dan prasarana pengelolaan persampahan terdiri dari 96 TPS, 7 tranfer depo, 36 unit dumptruck, 18 unit arm roll, 16 unit pick up, 62 unit container.

 Adanya laboratorium pengujian lingkungan yaitu uji parameter fisika temperatur kekeruhan residu terlarut, kimia, ph, bod, cod, do, fosfat, nitrit, florida, chlorida dan minyak lemak.

(28)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 36  Berkembangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui 3R,

bank sampah sebagai upaya pengurangan volume sampah yang diangkut ke TPA. Jumlah unit 3R pada skala rumah tangga sebanyak 36 Unit, skala sekolah sebanyak 15 Unit, dan skala kawasan sebanyak 1 unit

g. Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil

Data penyelenggaraan Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil yang diperoleh dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Mataram, yakni:

 Rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk. Pada Tahun 2012 rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk mencapai 77,12%.

 Rasio penduduk yang memiliki akta kelahiran. Rasio penduduk yang memiliki akta kelahiran di Kota Mataram pada tahun 2010 sebesar 40,90% dan meningkat menjadi 43,90% pada tahun 2011. Rasio ini belum mencapai target RPJMD yang sebesar 86%.

h. Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Inovasi/terobosan yang dilakukan dalam mendukung urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, antara lain:

 Disahkannya Perda Kota Mataram Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindak Kekerasan.  Terbentuknya Pokja Pengarusutamaan Gender (PUG)

 Terbentuknya Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).

i. Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Data penyelenggaraan Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang diperoleh dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Mataram, yakni:

 Persentase jumlah keluarga sejahtera I meningkat dari 39,64 % pada tahun 2011 menjadi 39,97 % pada tahun 2012.

j. Urusan Wajib Sosial

Data penyelenggaraan Urusan Wajib Sosial yang diperoleh dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Mataram, yakni:

 Jumlah anak terlantar tercatat sebanyak 3.584 orang.

 Jumlah Penyandang Cacat, khususnya penyandang cacat berat yang telah terdata pada tahun 2012 sejumlah 421 orang dan seluruhnya telah menjadi penerima Bantuan Dana Jaminan Sosial Penyandang Cacat Berat. Pemberian Jaminan Sosial bagi Orang Dengan Kecacatan (JSODK) Berat ini merupakan Program Prioritas Nasional.

 Tingkat kemiskinan Kota Mataram menurut data BPS tahun 2011 sebesar 13,18% mengalami penurunan sebesar 1,26% dibandingkan dengan tahun 2010 yang mencapai 14,44%. Berdasarkan MOU antara Pemerintah Kota Mataram dengan

(29)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 37 Pemerintah Provinsi NTB, telah disepakati penurunan angka kemiskinan Kota Mataram sebesar 3% per tahun.

 Jumlah anak jalanan, gelandangan dan pengemis pada tahun 2012 yaitu 140 orang anak jalanan, 40 orang gelandangan dan pengemis.

k. Urusan Wajib Ketenagakerjaan

Data penyelenggaraan Urusan Wajib Ketenagakerjaan yang diperoleh dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Mataram, yakni:

 Cakupan partisipasi angkatan kerja, menurun 2,73% dari 64,71% pada tahun 2011 menjadi 61,98% pada tahun 2012

 Penduduk tidak bekerja, menurun 0,17% dari 6,70% pada tahun 2011 menjadi 6,53% pada tahun 2012

l. Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Data penyelenggaraan Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yang diperoleh dari Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Mataram, yakni:

 Jumlah Koperasi Aktif di Kota Mataram menurun 8,70% dari 345 Koperasi Aktif pada tahun 2011 menjadi 315 Koperasi Aktif pada tahun 2012, dengan capaian kinerja dari indikator kinerja Jumlah Koperasi Aktif di Kota Mataram sebesar 96,92%

 Jumlah UMKM di Kota Mataram meningkat 17,25% dari 14.218 UMKM pada tahun 2011 menjadi 16.671 UMKM pada tahun 2012. Capaian kinerja indikator kinerja Jumlah UMKM di Kota Mataram sebesar 98,12% dimana pada tahun 2012 memiliki target 2.500 UMKM sedangkan realisasinya pada tahun 2012 adalah 2.453 UMKM

 Indikator kinerja Jumlah BMT/LKM di Kota Mataram pada tahun 2012 tercapai 100% dengan target 6 BMT/LKM dan realisasi sebesar 6 BMT/LKM.

 Jumlah KUMKM yang mendapat bantuan/difasilitasi di Kota Mataram pada tahun 2012 adalah 70 KUMKM dengan target 70 KUMKM sehingga capaian kinerjanya adalah 100%

 Jumlah peserta KUMKM yang dilatih pada tahun 2012 adalah 742 peserta KUMKM dengan target 530 peserta KUMKM sehingga capaian kinerjanya adalah 100%

m. Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Data penyelenggaraan Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri yang diperoleh dari Satuan Polisi Pamong Praja Kota Mataram, Bakesbangpol Kota Mataram dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, yakni:

 Peningkatan Sumber Daya Manusia Satuan Polisi Pamong Praja (sebanyak 121 personil diluar tenaga administrasi ) dapat dilihat pada tabel berikut:

(30)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 38 Tabel 2.17

Kegiatan Peningkatan SDM pada Satpol PP Kota Mataram

No. Uraian Jumlah Peserta (orang)

Tahun 2011 Tahun 2012

1 Diklatsar 121 0

2 Dikat Samapta 83 38

3 Bimtek Pengamanan dan Pengawalan (Pamwal) 0 15

4 Diklat SAR (SAR darat & laut) 15 0

Sumber: Satpol PP Kota Mataram

 Penanganan gangguan keamanan dan ketertiban. Gangguan keamanan dan ketertiban yang dapat diatasi pada tahun 2012 sebanyak 270 penertiban.

 Jumlah patroli Polisi Pamong Praja pada tahun 2012 dalam penyelesaian pelanggaran Keamanan, Ketentraman dan Ketertiban (K3) dalam 24 jam sebanyak 365 kali.

 Penegakan Peraturan Daerah. Penegakan Peraturan Daerah khususnya Perda Izin Mendirikan Bangunan (IMB) melalui SP3BSP pada tahun 2012 sebanyak 138 kali.  Rata-rata kejadian gangguan keamanan pertahun per 10.000 penduduk pada

tahun 2011 sebanyak 10 kasus, pada tahun 2012 turun menjadi 5 kasus, atau turun 50%.

 Jumlah Sarana prasarana penunjang tugas lapangan/peralatan keamanan masih sangat terbatas, yaitu pada tahun 2011 hanya tersedia 25 unit dan pada tahun 2012 turun menjadi 24 unit, karena 1 unit mengalami kerusakan.

 Jumlah Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di Kota Mataram sebanyak 22 orang, namun hingga tahun 2012 hanya tersisa 16 orang, karena 6 orang telah memasuki masa pensiun.

 Pada tahun 2011 jumlah kasus konflik antar umat beragama 4 kasus, namun yang dapat ditangani hanya 2 kasus, dan pada tahun 2012 juga terjadi 4 kasus namun yang dapat tertangani hanya 1 kasus.

 Dalam rangka pencapaian target indikator kinerja tersebut, Bakesbangpol melaksanakan kegiatan strategis, berupa: Program peningkatan kenyamanan dan keamanan lingkungan melalui pelaksanaan Operasi Komunitas Intelejen Daerah (KOMINDA); Kegiatan pemeliharaan kantramtibmas dan pencegahan tindak kriminal serta penangan konflik, rakor penangan konflik, rapat FKDM, mediasi dan fasilitasi penangan konflik, temu bina pencegahan konflik di kalangan pemuda dan ormas dan rekonsialiasi pacsa konflik.

n. Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian

Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian dilaksanakan oleh Dinas

(31)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 39 Pendapatan, Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Kecamatan. Adapun data yang berkaitan dengan pelaksanaan Urusan Wajib, antara lain:

 Daya serap Pendapatan Daerah sebesar 101,88 persen  Daya serap Pendapatan Asli Daerah sebesar 107,81 persen  PAD terhadap Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 35,28 persen  Laju pertumbuhan investasi sebesar 36 persen

 Jumlah nilai investasi dalam satu tahun sebesar 90,30 persen  Jumlah kontrak kerjasama investasi sebesar 20 persen  Waktu penyelesaian ijin investasi sebesar 75 persen  Daya serap APBD sebesar 84,98 persen

 Kinerja keuangan daerah/Opini BPK adalah WDP

 SKPD yang menyampaikaan Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan tepat waktu sebesar 91,43 persen.

o. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

Urusan Wajib Ketahanan Pangan dilaksanakan oleh Badan Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Peternakan dan Kantor Ketahanan Pangan Kota Mataram. Data terkait penyelenggaraan Urusan Wajib Ketahanan Pangan, sebagai berikut:

 Tingkat kemisikinan di Kota Mataram pada tahun 2011 yang sebesar 13,18%  Alih fungsi lahan pertanian cenderung meningkat per tahun dimana rata-rata

adalah 25 hektar yang digunakan untuk diperuntukan sebagai fungsi perdagangan, jasa, perumahan dan lain-lain.

 Cakupan layanan penyuluh pada tahun 2012 meningkat sebanyak 53 orang sehingga saat ini jumlah kelompok tani (poktan) sebanyak 152 orang dengan 37 gabungan kelompok tani (gapoktan).

p. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Mataram. Pengukuran kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dilakukan melalui indikator kinerja, sebagai berikut:

 Meningkatnya kapasitas dan keberdayaan masyarakat.

 Meningkatnya Pokmas Pengguna TTG (Teknologi Tepat Guna) dan Kelembagaan Ekonomi Produktif Masyarakat.

 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan.  Meningkatnya kemampuan administrasi aparatur kelurahan.

q. Urusan Wajib Kearsipan

Urusan Kearsipan dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Mataram. Adapun data terkait pelaksanaan Urusan Wajib Kearsipan, antara lain:

Gambar

Gambar 2.1. Letak Geografis Kota Mataram di Provinsi NTB  Tabel 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini secara umum ditujukan un- tuk merancang sebuah model bahan ajar Kimia Analitik Dasar berbasis multimedia yang ber- orientasi pada struktur yakni penjelasan level

Berdasarkan hasil perhitungan kerapatan yang ada pada pulau samatellu pedda dapat di lihat pada tabel 4.3 kerapatan jenis lamun, maka kerapatan jenis lamun yang terendah

Pendapatan asli daerah, belanja kesehatan, dan belanja ekonomi berpengaruh positif dan signifikan atau interpretasi pemerintah dalam meningkatkan pendapatan per

Memenuhi Berdasarkan hasil hasi verifikasi terhadap dokumen Bill of Lading dari kegiatan penjualan ekspor Produk Jadi oleh PT Mujur Timber selama 12 (dua belas) bulan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengertian kepemimpinan profetik adalah kemampuan mengendalikan diri dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada hubungan antara pola asuh otoriter

yang telah dikemukakan diatas dapat di ketahui makin berkembangnya suatu perusahaan berarti akan semakin dari sistem dan prosedur yang sesuai dengan kondisi

Menurut Kridalaksana (1983:156), bahasa slang merupakan ragam bahasa yang tidak resmi yang dipakai oleh kaum remaja atau komunitas sosial tertentu