97
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN KUALITAS KERJA TERHADAP PRESTASI
KERJA PADA KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJENE
RENI RUSWANTI
Universitas Muhammadiyah Parepare Jl. Jend. Ahmad Yani KM. 6 Kota Parepare
E-mail : Rheny_ieechiil@yahoo.com
Abstract: Penelitian ini adalah penelitian yang mengkaji tentang sejauh mana pengaruh Tingkat Pendidikan dan Kualitas kerja terhadap Prestasi pegawai Kantor Dinas Kesehatan kabupaten Majene. Penelitian ini adalah penelitian populasi dan mengambil seluruh Pegawai Shi sebanyak 25 responden untuk pengujian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan kuesioner. Variabel utama dalam penelitian ini Tingkat Pendidikan (X1), Kualitas Kerja (X2) terhadap Prestasi Pegawai (Y), sedangkan teknik analisis yang digunakan dalam penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda, dengan bantuan program SPSS versi 24,0. bahwa stress kerja dan Kualitas kerja berhubungan dengan nilai f hitung 17,597 pada tingkat signifikan 5 % (0,05) nilai p = 0,000 yang berarti bahwa variabel secara bersama-sama berpengaruh terhadap Prestasi pegawai pada Kantor Dinas Kesehatan kabupaten Majene.Kontribusi pengaruh Tingkat Pendidikan dan Kualitas kerja berpengaruh positif terhadap Prestasi pegawai. Berdasarkan analisis yang telah diuraikan bahwa tingkat pendidikan dan kualitas kerja berhubungan dengan nilai f hitung 1,153 pada tingkat signifikan 5 % (0,05) nilai p = 0,000 yang berarti bahwa variabel tingkat pendidikan (x1), kualitas kerja (x2), secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai pada kantor Dinas Kesehatan kabupaten Majene.
.
Kata Kunci: Tingkat Pendidikan, Motivasi, Kualitas Kerja, dan Prestasi Pegawai. PENDAHULUAN
Dalam menghadapi arus globalisasi, Sumber Daya Manusia memegang peranan yang sangat dominan dalam kegiatan suatu kelembagaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan perlu memikirkan cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan Sumber Daya Manusianya agar dapat mendorong kemajuan bagi perusahaan dan bagaimana caranya agar pegawai tersebut memiliki produktivitas yang tinggi, yang tentunya pimpinan perusahaan perlu memotivasi pegawainya. Salah satunya adalah target promosi.
Sebuah organisasi harus mampu mengoptimalkan kemampuan Sumber Daya Manusia yang dimlikinya agar pencapaian sasaran dapat terlaksana, namun hal tersebut tidaklah sederhana perlu pemahaman yang baik tentang organisasi, perlu ada strategi pengembangan yang matang agar SDM yang dimiliki sebuah organisasi.
Hasibuan (2003), prestasi kerja adalah salah satu kerja yang dicapai seseorang dalam melakukan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan pada kecakapan,pengalaman dan kesungguhan serta ketetapan waktu. Ada berbagai aspek yang dapat meningkatkatkan prestasi kerja pegawai atau pegawai, dua diantaranya adalah tingkat pendidikan yang baik serta kualitas kerja yang unggul. Usaha untuk meningkatkan Prestasi pegawai atau pegawai, diantaranya dengan memperhatikan tingkat pendidikan. Dalam melaksanakan pekerjaan, pegawai atau pegawai juga tidak terlepas dari tingkat pendidikan yang dimiliki. Sehingga dari tingkat pendidikan yang dimiliki akan menciptakan kualitas kerja yang baik dan menghasilkan prestasi kerja yang unggul.
Secara umum dapat dikatakan tingkat pendidikan seorang pegawai dapat menceminkan kemampuan intelektual dan jenis keterampilan yang dimiliki oleh pegawai atau pegawai tersebut. Memang sudah menjadi kebiasaan dan hal yang umum bahwa jenis-jenis dan tingkat pendidikan
98
seorang pegawai yang biasa digunakan untukmengukur dan menilai kemampuan seorang pegawai. Mungkin juga masih ada dan banyak hal lain yang mempengaruhi kemampuan seorang pegawai selain tingkat pendidikan “ Artinya tidak mustahil seseorang yang sesungguhnya memiliki tingkat kemampuan intelektual yang cukup tinggi tidak mengecap pendidikan yang tinggi ( siagian dalam Nurul, 2008). Semntara Kualitas kerja mengacu pada kualitas sumber daya manusia (Matutina dalam Saputri, 2015), kualitas sumber daya manusia mengacu pada:
1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan yang dimiliki pegawai yang lebih berorientasi pada intelejensi dan daya fikir serta penguasaan ilmu yang luas yang dimiliki pegawai.
2. Keterampilan (skill), kemampuan dan penguasaan teknis operasional di bidang tertentu yang dimiliki pegawai.
3. Abilities yaitu kemampuan yang terbentuk dari sebuah kompetensi yang dimiliki seorang pegawai yang mencakup loyalitas, kedisiplinan, kerjasama dan tanggung jawab.
Menurut Bitner dan Zeithaml (dalam Saputri, 2015) menuliskan bahwa untuk dapat meningkatkan performance quality (kualitas kerja), ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan memberikan pelatihan atau training, memberikan insentive atau bonus dan mengaplikasikan atau menerapkan teknologi yang dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.
Berdasarkan beberapa teori diatas, jelas bahwa tingkat pendidikan dan kualitas kerja seseorang atau pegawai dapat mempengaruhi prestasi kerja seseorang atau pegawai. Olehnya itu diperlukan dukungan penuh bagi para tenaga-tenaga medis khususnya pada pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majene dalam meningkatkan tingkat pendidikan semaksimal mungkin. Olehnya itu berdasarkan dari penjelasan pada teori diatas, penulis tertarik untuk mengkaji atau mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pendidika dan kualitas kerja terhadap prestasi pegawai. Adapun judul yang akan diteliti pada penelitian ini adalah “Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Kualitas Kerja terhadap Prestasi Kerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Majene”.
TINJAUAN PUSTAKA Tingkat Pendidikan
Dalam meningkatkan Prestasi pegawai dan untuk memotivasi pegawai dalam bekerja adalah melalui pendidikan.Tingkat pendidikan yang ditempuh dan dimiliki oleh seseorang pada dasarnya merupakan usaha yang dilakukan dapat memperoleh Prestasi yang baik.
Pengertian pendidikan menurut Hasbullah dalam Vevi (2013) menyatakan bahwa “Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai nilai-nilai kebudayaan dan masyarakat.” Lebih lanjut Hasbullah menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.”
Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan utuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Kualitas Kerja
Menurut Juwita (2009) kualitas kerja adalah suatu standar fisik yang diukur karena hasil kerja yang dilakukan atau dilaksanakan pegawai atas tugas-tugasnya.
Kualitas kerja mengacu pada kualitas sumber daya manusia (Matutina dalam Saputri, 2015) kualitas sumber daya manusia mengacu pada: 1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan
yang dimiliki pegawai yang lebih berorientasi pada intelejensi dan daya fikir serta penguasaan ilmu yang luas yang dimiliki pegawai.
2. Keterampilan (skill), kemampuan dan penguasaan teknis operasional di bidang tertentu yang dimiliki pegawai.
3. Abilities yaitu kemampuan yang terbentuk dari sebuah kompetensi yang dimiliki seorang pegawai yang mencakup loyalitas, kedisiplinan, kerjasama dan tanggung jawab.
Flippo dalam Saputri (2015) berpendapat tentang kualitas kerja sebagai berikut: “Meskipun setiap organisasi berbeda pandangan tentang standar
99
dari kualitas kerja pegawai, tetapi pada intinyaefektifitas dan efisiensi menjadi ukuran yang umum.”Bertitik tolak dari definisi yang diberikan oleh Flippo tersebut, maka dapat dikatakan bahwa inti dari kualitas kerja adalah suatu hasil yang dapat diukur dengan efektifitas dan efisiensi suatu pekerjaan yang dilakukan oleh sumber daya manusia atau sumber daya lainnya dalam pencapaian tujuan atau sasaran perusahaan dengan baik dan berdaya guna.
Prestasi Kerja
Prestasi kerja terdiri dari dua kata yaitu
prestasi dan kerja, olehnya sebelum menjelaskan tentang konsep dari prestasi kerja, penulis membahas sedikit penjelasan tentang Prestasi. Menurut Indraastuiti (2008) menjelaskan bahwa Prestasi merupakan keadaan atau semangat yang dimiliki oleh seorang pegawai dalam mengerjakan pekerjaanya. Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa Prestasi merupakan suatu hasil yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankankepadanya dilihat dari kualitas dan kuantitasnya.Prestasi kerja di sini adalah hasil kerja yaitu kemampuan dan kecakapan pekerjaan pekerja untuk melakukan suatu pekerjaan dibebankan atau ditugaskan kepadanya dengan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki oleh pekerja tersebut. Prestasi kerja dari para pegawai ini ada yang dapat diukur hasilnya dan adapula yang sukar diukur hasilnya.
Tinggi rendahnya suatu prestasi kerja ini sangat ditentukan oleh individu-individu atau orang-orang yang melaksanakannya. Menurut Hasibuan (2002:94) bahwa :“prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”. Sedangkan menurut Mangkunegara dalam Rahmat (2015) bahwa :“prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”
METHOD
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode korelasi, dimana lokasi penelitian ini dilakukan pada Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Majene dengan jumlah populasi sebanyak 25 responden. Tehnik pengambilan sampel yang
digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling dimana peneliti mengambil sebagian dari jumlah populasi jadi jumlah sampel pada penelitian ini adalah 25 orang pegawai.
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan menggunakan alat bantu berupa software komputer program SPSS. SPSS (Statistical Package for Social Sciences) adalah sebuah program komputer yang digunakan untuk menganalisis sebuah data dengan analisis statistik, SPSS yang digunakan dalam penelitian ini adalah SPSS 24.0.
HASIL
1. Profil Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 25 orang pegawai pada Kantor Dinas KesehatanKabupaten Majene terjaring data yang variatif, khususnya data identitas responden yang meliputi: jenis kelamin, tingkat umur, tingkat pendidikan, dan masa kerja. Adapun penyebaran responden berdasarkan karakteristik responden akan diuraikan berikut ini:
Tabel 1. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase %
Laki-laki 10 40
Perempuan 15 60
25 100
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa responden yang terbanyak adalah responden dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 15 orang (60%) dibandingkan laki-laki yang jumlahnya hanya sebanyak 10 orang (40%).
Tabel 2. Usia
Usia Jumlah Persentase % 20-25 tahun 10 40 31-40 tahun 10 40 41-50 tahun 5 5 51-60 tahun - 25 100
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa responden yang terbanyak adalah responden dengan usia Ada sekitar 10 orang pegawai yang telah berusia 20 – 25 tahun, sebanyak 10 pegawai telah berusia 31-40 tahun dan ada sekitar 5 pegawai
100
yang telah berusia 41-50. Ini berarti usia pegawaididominasi sekitar 20-25 dan 31-40 tahun. Tabel 3.Tingkat Pendidkan
Pendidikan Jumlah Persentase % SMA/SMK 2 8 D.III 15 60 S.1 7 28 S. 2 1 4 25 100
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa responden yang terbanyak adalah responden dengan latar belakang tingkat pendidikan D.III yaitu sebanyak 15 orang (60%).
Tabel 4 Masa Kerja
Lama Bekerja Jumlah Persentase % 0-5 tahun 7 32 6-10 tahun 10 40 11-15 tahun 7 28 16-20 tahun - 25 100Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa responden yang terbanyak adalah responden dengan masa kerja 0-5 tahun yaitu sebanyak 7 orang (32%), responden dengan masa kerja 6-10 tahun yaitu sebanyak 10 orang (40%) dan responden dengan masa kerja 11-15 tahun yaitu sebanyak 7 orang (28%).
Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur yang dipergunakan untuk mengukur apa yang diukur. Adapun caranya adalah dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing item pertanyaan dengan skor total individu.
Pengujian validitas dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan program SPSS for Windows Versi 24.0. Dalam penelitian ini pengujian validitas hanya dilakukan terhadap 25 responden. Pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai rhitung (Corrected Item-Total Correlation) > rtabelsebesar 0,324, untuk df = 25-2
= 23; = 0,05 maka item/ pertanyaan tersebut valid dan sebaliknya.
Hasil uji validitasi kusioner variabel tingkat pendidikan dengan 5 item pertanyaan adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Tabel Uji Validitasi Tingkat Pendidikan
Butir rhitung Sig. rtabel Kriteria 1 0,809 0,000 0,404 Valid 2 0,801 0,000 0,404 Valid 3 0,662 0,000 0,404 Valid 4 0,723 0,000 0,404 Valid 5 0,915 0,000 0,404 Valid Tabel 6. Tabel Uji Validitasi Kualitas Kerja
Butir rhitung Sig. rtabel Kriteria 1 0,878 0,000 0,404 Valid 2 0,767 0,000 0,404 Valid 3 0,905 0,000 0,404 Valid 4 0,905 0,000 0,404 Valid 5 0,525 0,000 0,404 Valid
Tabel 7. Tabel Uji Validitasi Prestasi Pegawai Butir rhitung Sig. rtabel Kriteria
1 0,847 0,000 0,404 Valid 2 0,958 0,000 0,404 Valid 3 0,985 0,000 0,404 Valid 4 0,825 0,000 0,404 Valid 5 0,884 0,000 0,404 Valid Realiabilitas
Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan valid. Suatu variabel dikatakan reliabel atau handal jika jawaban terhadap pertanyaan selalu konsisten.
Koefisien reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk melihat konsistensi jawaban butir-butir pernyataan yang diberikan oleh responden Adapun alat analisisnya menggunakan metode belah dua (split half) dengan mengkorelasikan total skor ganjil lawan genap, selanjutnya dihitung reliabilitasnya menggunakan rumus “Alpha Cronbach’. Penghitungan dilakukan dengan dibantu komputer program SPSS. Adapun reliabilitas untuk masing-masing variabel hasilnya disajikan pada tabel berikut ini.
101
Tabel 8. Tabel Perhitungan RealibilitasButir Variabel ralpha Rkrisis Kriteria 1 Tingkat Pendidikan 0,801 0,600 Reliabel 2 Kualitas Kerja 0,770 0,600 Reliabel 3 Prestasi 0,737 0,600 Reliabel Uji Parsial
Selanjutnya untuk menyakinkan bahwa masing-masing variabel yaitu : Tingkat Pendidikan, motivasi dan Kualitas kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui hipotesis yang diajukan yaitu: ada pengaruh signifikan antara variabel tingkat pendidikan dan kualitas kerja terhadap prestasi kerja pada pegawai Dinas Kesehatan kabupaten Majene terbukti kebenarannya atau tidak dengan menggunakan uji F test. Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh X1, X2 terhadap Y secara bersama-sama.
Kriteria pengujian: Secara konvensional pada taraf nyata = 0,05 dengan df numetor = 2 dan df denumerator = 25 (diperoleh dari hasil df = k (n-k-1) = 3; (25-3-= 3; 722 diketahui Ftabel = 0,4043 dan F hitung = 1,153. Karena F hitung > F Tabel, maka H0 ditolak, dan Ha diterima sehingga variabel tingkat pendidikan dan kualitas kerja, berpengaruh signifikan terhadap terhadap prestasi kerja pegawai pada kantor Dinas Kesehatan kabupaten Majene. Koofisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung kontribusi variabel independent terhadap variabel dependen, besarnya kontribusi variabel variabel tingkat pendidikan dan kualitas kerja, berpengaruh signifikan terhadap terhadap prestasi kerja pegawai pada kantor Dinas Kesehatan kabupaten Majene dengan melihat hasil Adjusted R Squareatau (Adjusted R2)= 0,095 Hal ini berarti bahwa variabel variabel tingkat pendidikan dan kualitas kerja kerja, berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pada pegawai pada kantor Dinas kesehatan kabupaten Majene menjelaskan perubahan pada variabel prestasi kerja sebesar 9,5 % sedangkan sisanya yaitu 0,5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
1. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Prestasi Kerja
Berdasarkan analisis yang telah diuraikan bahwa tingkat pendidikan dengan koofisien regresi
sebesar 0,147 dengan tingkat signifikan 0,001 dan t hitung 0,908 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap prestasi kerja pegawai kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Majene., karena tingkat signifikan < 0,05. Hal ini berarti apabila tingkat pendidikan meningkatkan prestasi kerja pegawai akan naik.
Tingkat pendidikan yang tinggi dari seorang pegawai akan mempengaruhi kemampuannya dalam mencapai kinerja secara optimal, sesuai yang diungkapkan oleh Soekidjo dalam Vevi (2013) juga menyatakan bahwa “Pendidikan didalam organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan kearah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan”. Semakin tinggi pendidikan seseorang, diharapkan sumber daya manusianya semakin tinggi. Tanpa bekal pendidikan mustahil orang akan mudah mempelajari hal-hal yang bersifat baru didalam cara atau suatu sistem kerja.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan sangat diperlukan oleh seorang pegawai, karena akan dapat membawa pengaruh yang baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap organisasi tempat dia bekerja. Ini berarti semakin tinggi tingkat pendidikan seorang maka akan semakin meningkatkan prestasi kerja. Ini terbukti dari lima pertanyaan yang diberikan pada kusioner hampir semua pegawai merespon bahwa kantor atau instansi mengharuskan pegawainya memiliki ijazah sesuai dengan persyaratan jabatannya, kemampuan akan menganalisis pekerjaan, memiliki pengetahuan tentang pelayanan yang baik dalam serta pengetahuan dan keahlian yang dimiliki sesuai dengan pekerjaannya saat ini.
2. Pengaruh Kualitas Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Hal ini berarti apabila kualitas kerja meningkatkan prestasi kerja pegawai akan naik. Flippo dalam Saputri (2015) berpendapat tentang kualitas kerja sebagai berikut: “Meskipun setiap organisasi berbeda pandangan tentang standar dari kualitas kerja pegawai, tetapi pada intinya efektifitas dan efisiensi menjadi ukuran yang umum.”Bertitik tolak dari definisi yang diberikan oleh Flippo tersebut, maka dapat dikatakan bahwa inti dari kualitas kerja adalah suatu hasil yang dapat diukur dengan efektifitas dan efisiensi suatu pekerjaan yang dilakukan oleh sumber daya manusia atau sumber daya lainnya dalam pencapaian tujuan atau sasaran perusahaan dengan
102
baik dan berdaya guna, apabila seorang pegawaimempunyai kualitas kerja yang baik maka pegawai tersebut merupakan pegawai yang berprestasi.
Berdasarkan dari penemuan diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas kerja merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai kantor Dinas Kesehatan kabupaten Majene. Ini terbukti dari lima pertanyaan yang diberikan pada kusioner hampir semua pegawai merespon bahwa hampir semua pegawai sangat teliti dalam menyelesaikan pekerjaannya, hasil kerja yang memadai standar yang telah ditetapkan kantor, selalu bersedia melakukan pekerjaan tanpa diperintahkan oleh atasan, selalu berupaya untuk memperbaiki diri dalam hal pekerjaan, siap dikoreksi apabila melakukan kesalahan, dan siap menerima saran dan masukan dengan rekan kerja dalam mengerjakan pekerjaan kantor..
1. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Kualitas Kerja Terhadap Prestasi Pegawai
Berdasarkan analisis yang telah diuraikan bahwa tingkat pendidikan dan kualitas kerja berhubungan dengan nilai f hitung 1,153 pada tingkat signifikan 5 % (0,05) nilai p = 0,000 yang berarti bahwa variabel tingkat pendidikan (x1), kualitas kerja (x2), secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai pada kantor Dinas Kesehatan kabupaten Majene.
Prestasi kerja di sini adalah hasil kerja yaitu kemampuan dan kecakapan pekerjaan pekerja untuk melakukan suatu pekerjaan dibebankan atau ditugaskan kepadanya dengan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki oleh pekerja tersebut. Prestasi kerja dari para pegawai ini ada yang dapat diukur hasilnya dan adapula yang sukar diukur hasilnya.
Berdasarkan dari hasil penelitian diatas, bisa disimpulkan bahwa tingkat pendidikan dan kualitas kerja sangat mempengaruhi prestasi kerja pegawai pada kantor Dinas Kesehatan kabupaten Majene ini terbukti dari hasil analisis kuisioner ditemukan bahwa persepsi mengenai prestasi kerja para pegawai yaitu hasil kerja mereka sesuai dengan target yang ditentukan oleh kantor, para pegawai mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari volume yang telah ditentukan baik itu dari atasan maupun dari instansi, banyaknya volume pekerjaan pada pegawai dikerjakan sesuai dengan kemampuan mereka, para pegawai segera mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
kepadanya, serta setiap pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Dan tidak hanya itu saja para pegawai juga selalu menaati peraturan yang berlaku pada kantor Dinas Kesehatan, serta selalu menjaga kerja sama yang baik dengan rekan kerja.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dan hasil analisis yang ditunjukkan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Berrdasarkan bahwa tingkat pendidikan dengan koofisien regresi sebesar 0,147 dengan tingkat signifikan 0,001 dan t hitung 0,908 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap prestasi kerja pegawai kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Majene., karena tingkat signifikan < 0,05. Hal ini berarti apabila tingkat pendidikan meningkatkan prestasi kerja pegawai akan naik. 2. Berdasarkan analisis yang telah diuraikan bahwa kualitas kerja dengan koofisien regresi sebesar 0,154 dengan tingkat signifikan 0,001 dan t hitung 0,827 menunjukkan bahwa kualitas kerja berpengaruh positif terhadap prestasi kerja pegawai kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Majene., karena tingkat signifikan < 0,05. Hal ini berarti apabila kualitas kerja meningkatkan prestasi kerja pegawai akan naik. 3. Berdasarkan analisis yang telah diuraikan bahwa tingkat pendidikan dan kualitas kerja berhubungan dengan nilai f hitung 1,153 pada tingkat signifikan 5 % (0,05) nilai p = 0,000 yang berarti bahwa variabel tingkat pendidikan (x1), kualitas kerja (x2), secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai pada kantor Dinas Kesehatan kabupaten Majene.
DAFTAR ISI
Nasution. (2000). Didaktik Azas-azas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Nurul Ismadani (2015). Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Kantor Kelurahan Gunungbahagia Kecamatan Balikpapan Selatan Kota Balikpapan. eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 3, Nomor1, 2015: 291-252.
Nurul A’yani Mahmudah (2008). Pengaruh Tingkat Pendidikan DanLatihan Kerja Terhadap
103
Kualitas Kerja Karyawan Pada Cv. SahabatKlaten. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Juwita sari (2009). Analisis pengembangan Karyawan dalam meningkatkan Kualitas Kerja Pada Pt. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan. Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara.
Saputri Muflikhati (2015). Analisis Pengembangan Karyawan dalam Meningkatkan Kualitas Kerja pada BMT Taruna Sejahter. Jurusan Perbankan Syariah. Fakultas Bisnis dan Ekonomi Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAN) Salatiga.
Rahmat Rozi (2012) Pengaruh Intensif terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT. Indah
Cargo Kota Pekan baru. Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri SultanSyarif Kasim Pekanbaru RiauVevi Gusrina Vionita (2013). Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai Tata Usaha SMK Negeri di
Kota Payahkumbu. Program Studi
Pendidikan Ekonomi Fakultas EkonomiUniversitas Negeri Padang.
Yordan Ariandy, Dadang Iskandar (2015). Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT. Amerta Indah
Otsuka Jakarta. e-Proceeding of