• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prediksi Ketersediaan Beras di Masyarakat Menggunakan Logika Fuzzy Dalam Upaya Meningkatkan Ketahanan Pangan ( Studi Kasus di Kecamatan Harau)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prediksi Ketersediaan Beras di Masyarakat Menggunakan Logika Fuzzy Dalam Upaya Meningkatkan Ketahanan Pangan ( Studi Kasus di Kecamatan Harau)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Prediksi Ketersediaan Beras di Masyarakat Menggunakan

Logika Fuzzy Dalam Upaya Meningkatkan Ketahanan

Pangan ( Studi Kasus di Kecamatan Harau)

Hezy Kurnia

Universitas Putra Indonesia YPTK , Padang e-mail : hezy_kurnia@gmail.com

Abstrak

Logika Fuzzy dapat dimanfaatkan untuk memprediksi ketersediann beras pada suatu wilayah. Penyediaan beras yang dilakukan masyarakat pada saat ini masih dalam kategori sederhana, mulai dari pembelian baik dari panen sendiri maupun perdagangan antar daerah. Sistem penyediaan ini cukup beresiko besar untuk menanggung ketersediaan pangan sepanjang tahun. Dengan menggunakan metode fuzzy nantinya akan dapat membantu dalam mendapatkan keputusan tentang prediksi ketersediann beras pada suatu wilayah.

Kata Kunci : Logika Fuzzy, Fuzzy Tahani , Beras, Sistem Pendukung Keputusan

1. PENDAHULUAN

Logika fuzzy dapat dimanfaatkan untuk memprediksi ketersediaan beras pada suatu wilayah. Dengan menggunakan logika fuzzy data akan dikelompokkan kedalam beberapa himpunan fuzzy sesuai dengan himpunan fuzzy yang akan diolah sifat kelekatan datanya. Himpunan fuzzy ini bersifat linear atau ekponensial, tergantung dari fungsi keanggotaan fuzzy yang dipilih. Dengan logika fuzzy maka data yang ada sebelumnya dapat digunakan untuk memprediksi ketersedian beras untuk waktu yang akan datang pada suatu wilayah.

2. LANDASAN TEORI

Menurut Suyanto (2011) logika fuzzy didefenisikan sebagai suatu jenis logic yang bernilai ganda dan berhubungan dengan ketidakpastian dan kebenaran pasial. Defenisi lain dari logika Fuzzy merupakan modifikasi dari teori himpunan dimana setiap anggotanya memiliki derajat keanggotaan yang bernilai kontinu antara 0 sampai 1 (Rian Anggraeni, 2004).Selain itu, logika fuzzy juga didefeniksikan suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input, kedalam suatu ruang output (Lia Amalia, 2010)

Fuzzy logic (logika kabur) didasari atas konsep himpunan kabur yang memetakan domain input kedalam domain output. Perbedaan mendasar himpunan tegas dengan himpunan kabur adalah nilai keluarannya. Himpunan tegas hanya memiliki dua nilai output yaitu nol dan satu, sedangkan himpunan kabur memiliki banyak nilai kelua ran yang dikenal dengan nilai derajat keanggotaannya.

Untuk memahami logika fuzzy, ada beberapa konsep himpunan fuzzy. Himpunan fuzzy memiliki dua atribut (T.Sutojo,2010), yaitu :

1. Linguistik, yaitu : nama suatu kelompok yang mewakili suatu keadan tertentu dengan menggunakan bahasa alami, misalnya rendah, sedang, tinggi mewakili variabel jumlah.

2. Numeris, yaitu : suatu nilai yang menunjukkan ukuran dari suatu variabel, misalnya 10, 35, 40, dan sebagainya.

Logika Fuzzy memiliki elemen dasar sistem inferensi fuzzy seperti yang terlihat pada gambar 2.2.

(2)

Gambar 2.1. Struktur Sistem Inferensi Fuzzy

Selama ini sudah ada beberapa penelitian tentang basis data fuzzy, sebagian besar basis data fuzzy merupakan perluasan dari basis data relasional, namun dikemas dalam formulasi yang berbeda tergantung pada tipe ambiguitas yang akan diekspresikan dan dimanipulasi. Salah satunya adalah model Tahani.

Fuzzy model Tahani adalah salah satu cabang dari logika fuzzy, yang merupakan salah satu dari metode fuzzy yang menggunakan basis data standar. Tahani mendeksripsikan suatu metode pemrosesan query fuzzy, dengan didasarkan atas manipulasi bahasa yang dikenal dengan nama SQL ( Stryctured Query Language), sehingga fuzzy model Tahani sangat tepat digunakan dalam proses pencarian data yang tepat dan akurat ( Lia Amalia,2010).

3. ANALISA DAN PERANCANGAN

Pada penelitian untuk menentukan prediksi ketersediaan beras di masyarakat diproses mengunakan logika fuzzy untuk menghasilkan suatu output dan data. Data yang telah didapat dianalisa sehingga dikelompokkan menjadi beberapa kelompok data yang dapat diproses dengan merancang rule-rule dengan menggunakan sistem fuzzy. Sistem yang dibangun merupakan sistem basisdata fuzzy, karena yang digunakan adalah model tahani, maka relasi yang ada dalam basisdata masih bersifat standar.

a. Kebutuhan input

Kebutuhan input untuk memprediksi ketersediaan beras dimasyarakat adalah jumlah pasokan beras, volume perdagangan, dan konsumsi masyarakat.

b. Kebutuhan output

Output sistem berupa hasil prediksi ketersedian beras di masyarakat berdasarkan kriteria yang telah ditentukan

Tahapan dalam memprediksi ketersediaan beras di masyarakat secara sederhana terdiri dari tiga tahap yaitu tahap I menetukan jumlah pasokan beras, tahap II menetukan jumlah volume perdagangan beras, tahap III menentukan jumlah konsumsi masyarakat dan tahap IV hasil prediksi dimana setiap tahapan saling berkaitan.

a. Fungsi Keanggotaan Data Pasokan Beras

Pada Analisa Fungsi Keanggotaan data pasokan beras, data yang digunakan adalah data pasokan beras yang telah masuk

Tabel 3.1 Data Prediksi Beras

No Bulan Konsu msi Beras Pasoka n Beras Volum e Beras 1 Januari 8.5 160 250 2 Februari 8 200 255 3 Maret 9.3 170 325 4 April 10 250 375 5 Mei 9 350 300 6 Juni 6.5 275 270 7 Juli 5.5 210 285 8 Agustus 12 475 375 Mesin Inferensi I Input Output Fuzzyfikasi Defuzzyfikasi

(3)

9 September 9.5 230 425

10 Oktober 11 375 250

11 November 7 300 380

12 Desember 9.5 240 440

Untuk variabel data pasokan beras dikategorikan dalam himpunan fuzzy rendah, sedang, dan tinggi. Untuk himpunan fuzzy rendah dan tinggi meggunakan pendekatan fungsi keanggotaan yang berbentuk bahu sedangkan untuk himpunan sedang dan tinggi menggunakan pendekatan fungsi keanggotaan yang berbentuk segitiga, seperti yang terlihat pada gambar 3.1

.

Gambar 3.1. Fungsi Keanggotaan untuk Variabel Pasokan Beras

Untuk variabel pasokan beras dibagi menjadi 3 himpunan fuzzy, yaitu rendah, sedang, dan tinggi dengan semesta pembicaraan (150-500), seperti yang terlihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Himpunan Fuzzy Variabel Pasokan Beras Semesta Pembicara an Himpunan Fuzzy Domain (150-500) Rendah [0,150,250] Sedang [150,250,500 ] Tinggi [250,500]

b. Fungsi Keanggotaan Data Volume Perdagangan

Untuk variabel volume perdagangan beras dikategorikan dalam himpunan fuzzy rendah, sedang, tinggi. Untuk himpunan fuzzy rendah dan tinggi meggunakan pendekatan fungsi keanggotaan yang berbentuk bahu sedangkan untuk himpunan sedang dan tinggi menggunakan pendekatan fungsi keanggotaan yang berbentuk segitiga, seperti yang terlihat pada gambar 3.2.

(4)

Untuk variabel volume perdagangan beras dibagi menjadi 3 himpunan fuzzy, yaitu rendah, sedang, dan tinggi dengan semesta pembicaraan (250-500), seperti yang terlihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Himpunan Fuzzy Variabel Volume Perdagangan Beras Semesta Pembicara an Himpunan Fuzzy Domain (250-500) Rendah [0,250,300] Sedang [250,300,500 ] Tinggi [300,500]

c. Fungsi Keanggotan Data Konsumsi Beras

Untuk variabel konsumsi beras dikategorikan dalam himpunan fuzzy rendah, sedang, tinggi. Untuk himpunan fuzzy rendah dan tinggi meggunakan pendekatan fungsi keanggotaan yang berbentuk bahu sedangkan untuk himpunan sedang dan tinggi menggunakan pendekatan fungsi keanggotaan yang berbentuk segitiga, seperti yang terlihat pada gambar 3.3.

Gambar 3.3. Fungsi Keanggotaan untuk Variabel Volume konsumsi Beras

Untuk variabel konsumsi beras dibagi menjadi 3 himpunan fuzzy, yaitu rendah, sedang, dan tinggi dengan semesta pembicaraan (5-13), seperti yang terlihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3. Himpunan Fuzzy Variabel Volume Perdagangan Beras Semesta Pembicara an Himpunan Fuzzy Domain (5 - 13) Rendah [0,5,9] Sedang [5,9,13] Tinggi [9,13]

d. Fungsi Keanggotaan Output

Fungsi keanggotaan untuk prediksi ketersediaan beras mempunyai 3 buah himpunan fuzzy yaitu defisit, sedang, dan surplus dengan meggunakan pendekatan fungsi keanggotaan yang berbentuk bahu dan segitiga, seperti yang terlihat pada gambar 3.4.

(5)

Gambar 3.4. Fungsi Keanggotaan output

Untuk variabel ketersediaan beras dibagi menjadi 3 himpunan fuzzy, yaitu defisit, sedang, dan surplus dengan semesta pembicaraan (2-10), seperti yang terlihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.4. Himpunan Fuzzy Variabel Volume Perdagangan Beras Semesta Pembicara an Himpunan Fuzzy Domain (2-10) Rendah [0,2,6] Sedang [2,6,10] Tinggi [6,10]

Dalam penelitian ini digunakan basis data model tahani, karena itu sistem ini hanya digunakan untuk menguji kebenaran penelitian ini yang dibuat dengan database MySQL. Struktur basis data yang dipakai adalah struktur basis data sederhana, berikut struktur tabel yang digunakan :

a. Tabel data prediksi beras

Tabel data prediksi beras ini digunakan untuk menyimpan data prediksi beras dalam databse prediksi ketersediaan beras, adapun struktur tabel dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4. Tabel Data Prediksi

b. Tabel data user

Tabel data user digunakan untuk menyimpan data user dalam data base prediksi ketersediaan beras, adapun struktur tabelnya dapat dilihat pada tabel 3.5.

(6)

Tabel 3.5. Tabel data user Nama Field Type Panjan g Ket. Nama Varcha r 20 PK (Primary key) pass Varcha r 10

4. IMPLEMENTASI

Data prediksi ketersediaan yang digunakan untuk pengujian sistem ini sebanyak 12 data, dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Tabel Data Prediksi Ketersediaan Beras

No Bulan Pasoka n Beras Volum e Beras Konsu msi Beras 1 Januari 160 250 8.5 2 Februari 200 255 8 3 Maret 170 325 9.3 4 April 250 375 10 5 Mei 350 300 9 6 Juni 275 270 6.5 7 Juli 210 285 5.5 8 Agustus 475 375 12 9 September 230 425 9.5 10 Oktober 375 250 11 11 November 300 380 7 12 Desember 240 440 9.5

Pengkajian prediksi ketersediaan beras berdasarkan pasokan beras dilakukan dengan pengelompokan variabel dan parameter, berdasarkan 1 variabel dan 3 parameter. Data lebih rinci dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Data Prediksi Ketersediaan Beras Berdasarkan Pasokan Beras

Dari gambar 4.1. dapat dilihat bahwa data prediksi ketersediaan beras berdasarkan pasokan beras yang paling dominan pada derajat keanggotaan sedang.

(7)

Pengkajian prediksi ketersediaan beras berdasarkan volume perdagangan beras dilakukan dengan pengelompokan variabel dan parameter, berdasarkan 1 variabel dan 3 parameter. Data lebih rinci dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2. Data Prediksi Ketersediaan Beras Bedasarkan Volume Perdagangan

Dari gambar 4.2. dapat dilihat bahwa data prediksi ketersediaan beras berdasarkan volume perdagangan beras yang paling dominan pada derajat keanggotaan tinggi.

Pengkajian prediksi ketersediaan beras berdasarkan konsumsi beras dilakukan dengan pengelompokan variabel dan parameter, berdasarkan 1 variabel dan 3 parameter. Data lebih rinci dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3. Data Prediksi Ketersediaan Beras Bersarkan Konsumsi Beras

Dari tabel 4.4. dapat dilihat bahwa data prediksi ketersediaan beras berdasarkan konsumsi beras yang paling dominan pada derajat keanggotaan tinggi.

Query adalah metode untuk mengakses record – record dari satu tabel atau lebih yang mempunyai attribut sesuai dengan kriteria tertentu. Penggunaan query dalam aplikasi database menjadikan proses manipulasi data menjadi lebih mudah.

Adapun quuery yang digunakandalam sistem ini yaitu sebagai berikut : 1. Query 1

Pada bulan apa saja kecamatan mengalami prediksi beras defisit, sedang dan surplus? a. Query prediksi ketersediaan beras defisit

select*from hasil where keterangan =”Defisit”

Hasil query1 data – data prediksi ketersediaan beras defisit dapat dilihat pada gambar 4.4.

(8)

Gambar 4.4. Data Prediksi Ketersediaan Beras Defisit

b. Query prediksi ketersediaan beras sedang select*from hasil where keterangan =”Sedang”

Hasil query2 data – data prediksi ketersediaan beras sedang dapat dilihat pada gambar 4.5.

Gambar 4.5. Data Prediksi Ketersediaan Beras Sedang

c. Query prediksi ketersediaan beras surplus select*from hasil where keterangan =”Surplus”

Hasil query3 data – data prediksi ketersediaan beras surplus dapat dilihat pada gambar 4.6

(9)

4.1. Desain Antarmuka (Interface) 4.1.1. Form Login

Form Login merupakan form untuk memberikan akses kepada user masuk ke dalam sistem. Adapun form login dapat dilihat pada gambar 4.7.

Gambar 4.7. Form Login

4.1.2. Form Menu Utama

Form menu utama adalah form yang tampil ketika user log in. Pada form menu terdapat pilihan entry dan laporan. Adapun bentuk form menu utama dapat dilihat pada gambar 4.8.

Gambar 4.8. Form Menu Utama

4.1.3. Form Entry Data Predikdi Ketersediaan Beras

Form ini digunakan oleh petugas kecamatan untuk mengentry-kan data – data yang dibutuhkan untuk memprediksi ketersediaan beras. Adapun bentuk form entry data dapat dilihat pada gambar 4.9.

(10)

Gambar 4.9. Form Entry Data 4.1.4. Form Laporan Prediksi Ketersediaan Beras

Form laporan predikdi ketersediaan beras merupakan form untuk melihat data – data beras defidit, sedang, surplus, dan keseluruhan yang ada pada database. Adapun bentuk form laporan dapat dilihat pada gambar 4.10.

Gambar 4.10. Form Laporan

Melalui form laporan prediksi ketersediaan beras ini dapat dilihat informasi semua data beras atau bulan yang mengalami defisit, sedang, dan surplus. Adapun bentuk tampilan laporan beras defisit dapat dilihat pada gambar 4.11.

(11)

Adapun bentuk tampilan laporan beras sedang, dapat dilihat pada gambar 4.12

Gambar 4.12. Laporan Data Prediksi Ketersediaan Beras Sedang

Adapun bentuk tampilan laporan beras surplus, dapat dilihat pada gambar 4.13.

Gambar 4.13. Laporan Data Prediksi Ketersediaan Beras Surplus

5 . Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan maka di dapatkan kesimpulan sebagai berikut: a) Pembuatan sistem prediksi ketersediaan beras menggunakan metode fuzzy model tahani

dapat membantu pihak kecamatan dalam pengambilan keputusan, disini melalui pengkajian dari segi pasokan beras, volume perdagangan, dan konsumsi.

b) Apabila sistem prediksi ketersediaan beras ini diterapkan di Kecamatan Harau, maka akan membantu kegiatan program pengembangan kecamatan di Kecamatan Harau ini. c) Dalam penerapan sistem prediksi ketersediaan beras trdapat beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan seperti : sarana dan infrastruktur pendukung, pengguna (user), dan biaya.

(12)

REFERENSI

[1] Andriansyah, Dicky Eka. Sistem Pengendalian Temperatur Menggunakan Algoritma PID Self Tuning Berbasis Fuzzy Logic Pada Desuperheater di Unit Utilitas Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban. Jurusan Teknik Fisika FTI ITS Surabaya. [2] Anggraeni,Rian. 2004. Sistem Pencarian Kriteria Kelulusan Menggunakan Metode Fuzzy

Tahani. Fakultas Teknologi informasi Universitas Islam Indonesia.

[3] Eliyani. 2009. Decision Support System Untuk Pembelian Mobil Menggunakan Fuzzy Database Model Tahani. Jurusan Teknik Informatika Muhammadiyah. Gresik [4] Suyanto.2011. Artificial Intelligence. Informatika; Bandung

Gambar

Tabel 3.1 Data Prediksi Beras  No  Bulan  Konsu msi  Beras  Pasokan Beras  Volum e Beras  1  Januari  8.5  160  250  2  Februari  8  200  255  3  Maret  9.3  170  325  4  April  10  250  375  5  Mei  9  350  300  6  Juni  6.5  275  270  7  Juli  5.5  210
Tabel 3.2. Himpunan Fuzzy Variabel Pasokan Beras  Semesta  Pembicara an  Himpunan Fuzzy  Domain  (150-500)  Rendah  [0,150,250]  Sedang  [150,250,500 ]  Tinggi  [250,500]
Tabel 3.2. Himpunan Fuzzy Variabel Volume Perdagangan Beras  Semesta  Pembicara an  Himpunan Fuzzy  Domain  (250-500)  Rendah  [0,250,300]  Sedang  [250,300,500 ]  Tinggi  [300,500]
Tabel 3.4. Himpunan Fuzzy Variabel Volume Perdagangan Beras  Semesta  Pembicara an  Himpunan Fuzzy  Domain  (2-10)  Rendah  [0,2,6]  Sedang  [2,6,10]  Tinggi  [6,10]
+7

Referensi

Dokumen terkait

Namun pada variabel lain didapat hubungan yang tidak bermakna antara nilai kemampuan kognitif adaptif dengan status ASI eksklusif juga antara kemampuan kognitif

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penyuntikan esktrak hipofisa sapi dapat meningkatkan pertambahan bobot badan dan mempercepat umur pubertas mencit betina, dengan

Program Peningkatan Mutu adalah cakupan keseluruhan Program menejemen yang di terapkan untuk menjamin keprimaan mutu pelayanan kesehatan melalui suatu kegiatan secara sistematis

PERAN PAKAN ALAMI DALAM PENULARAN |l'hite Spot Syndrome Virus PADA BENUR UDANG WINDU (Penaeus monodon Fabr.) SSBUAH KAJIAN AWAL.. Oteh: Hamsah t), Darnss Dana2),

Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan / mengirimkan contoh bahan dari beberapa macam hasil produk dengan warna sesuai table atau petunjuk Perencana

Digunakan sebagai alat pembatas atau untuk menutupi permukaan kendaraan agar tidak terkena cat pada saat proses

wungkuk Kota Cirebon. Komplek Keraton Kanoman membujur dari utara ke selatan. Di sebelah utara keraton terdapat alun-alun dan pasar. Dilihat dari runtutan para sultan yang

Sebagai masyarakat desa Sukaraja mayoritas petani sawah mengatakan ketika panen sawah berkeinginan untuk membeli lahan sawah yang lebih luas, karna semakin banyak lahan