KONVERSI MINYAK NABATI MENJADI GREEN DIESEL DAN GREEN GASOLINE DENGAN PROSES HYDROCRACKING DAN HYDROTREATING PADA KATALIS
NiMo/Al2O3, NiMo/ Al2O3- SiO2 NiMo/SiO2, DAN NiMo/Zeolit
ERLAN ROSYADI
2306301802
Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA
Co-Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA Dr. Ir. Unggul Priyanto, MSc.
Outline presentasi
1.Latar belakang 2.Tujuan dan Kebaruan
3.Tinjauan Pustaka 4.Metodologi
5.Optimalisasi dan Formula katalis
6.Penerapan Formula untuk Hydrocracking M. Nabati 7.Validasi Perbandingan Hasil Riset
8.Pergeseran Selektivitas 9.Mempelajari Kinetika Reaksi
10.Produksi Green Diesel 11.Kesimpulan
1.Latar Belakang
• Kebutuhan BBM meningkat dari tahun ke tahun.
• BBM disuplai dari hasil produksi di kilang dalam negeri dan BBM impor.
• Ketersediaan sumberdaya fosil khususnya minyak
bumi Indonesia yang merupakan bahan baku BBM terus menurun karena tidak ditemukannya cadangan minyak baru.
• Indonesia telah menjadi negara net importer minyak dan memunculkan permasalahan harga BBM serta subsidi BBM.
NO ENERGI TERBARUKAN/ SUMBER DAYA (SD) KAPASITAS TERPASANG (KT) RASIO KT/SD (%) 1 2 3 4 5 = 4/3 1 Tenaga Air 75,670 MW 5,705.29 MW 7.54 2 Panas Bumi 29,038 MW 1,189 MW 4.10 3 Mini/Mikro Hydro 1013.5 MW 462.0 MW 46.0 4 Biomass 49,810 MW 1,618.40 MW 3.25
5 Tenaga Surya 4.80 kWh/m2/day 13.5 MW -
6 Tenaga Angin 3 – 6 m/s 1.87 MW -
7 Uranium 24,112 ton (Uranium)
1,500 ton (Thorium) 30 MW 1.00
*) Hanya di Kalan – Kalimantan Barat
CADANGAN DAN PRODUKSI ENERGI
No ENERGI TAK TERBARUKAN
SUMBER DAYA (SD) CADANGAN (CAD) RASIO SD/CAD (%) PRODUKSI (PROD) RASIO CAD/PROD (TAHUN)*) 1 2 3 4 5 = 4/3 6 7 = 4/6
1 Minyak Bumi (miliar barel) 56.6 7.99 **) 14 0.346 23
2 Gas Bumi (TSCF) 334.5 159.64 51 2.9 55
3 Batubara (miliar ton) 104.8 20.98 18 0.254 83
4 Coal Bed Methane/CBM (TSCF) 453 - - - -
*) Dengan asumsi tidak ada penemuan cadangan baru
1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rumah Tangga 11,4 % Komersial 3,7% Transportasi 40,6% Industri 44,2% EBT 4,8 % Batubara 26,4%
PERKEMBANGAN KONSUMSI DAN PENYEDIAAN ENERGI PRIMER 1990 - 2010 Gas Bumi 21,9 % Minyak Bumi 46,93%` DEMAND (dalam juta SBM) SUPPLY (dalam juta SBM) 248,0 350,9 508,9 594,6 739,5 525,4 700,4 726,7 896,4 1066,0 18,5% 30,7% 48,2% 2,5% 4,5 % 34,2 % 4,6% 56,6 % 5
PERKEMBANGAN KONSUMSI BBM PER SEKTOR (%)
2000-2010
1 9 9 0 1 9 9 1 1 9 9 2 1 9 9 3 19 94 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 0 0 0 2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 20 05 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 248,0 EBT 4,8 % Gas Bumi 21,9 % Batubara 26,4% Minyak Bumi 46,93%` 4,5 % 34,2 % 4,6% 56,6 % 700,4 726,7 896,4 1066,0
PERKEMBANGAN PANGSA ENERGI PRIMER DAN SUBSIDI
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Subsidi Listrik 3,93 4,30 4,10 3,36 3,31 10,65 33,90 37,48 78,58 53,72 51,1 Subsidi BBM 55.64 63.26 31.75 30.04 59.18 103.35 64.21 83.79 139.03 45.04 82,4
B. Perkembangan Subsidi Listrik dan BBM (dalam triliun Rupiah) A. Perkembangan Pangsa Total (dalam juta SBM)
Kebijakan Pemerintah
Biofuel 5%
Pengembangan BBN
•
Biofuel Generasi Pertama
Produk: Pure Plant Oil (PPO), Biodiesel
Kekurangan:
stabilitas penyimpanan yang buruk (sifat oksidasi)
sensitif terhadap hydrolisis dari ikatan ester yang
mengeluarkan asam yang bersifat korosif,
berakibat buruk terhadap mesin.
•
Biofuel Generasi Kedua
Biomasa dikonversikan menjadi produk 100%
Hidrokarbon (Green diesel atau Renewable
diesel)
2. Tujuan dan Kebaruan Penelitian
Tujuan:
1. Mempelajari pengaruh berbagai macam katalis berbasis NiMo pada pembuatan green diesel dan green gasoline.
2. Mempelajari pengaruh kondisi operasi pada reaksi hydrocracking minyak nabati dan campurannya.
3. Mempelajari kinetika proses melalui hydrocracking asam oleat sebagai model. 4. Mempelajari pengaruh bahan baku minyak nabati dan biomass FT Wax terhadap distribusi produk hydrocracking.
Kebaruan:
1. Diperolehnya formula katalis NiMo/ASA tersulfidasi yang dapat digunakan untuk proses hydrocracking asam oleat, hydrocracking minyak nabati, hydrocracking hexatriacontane (n-C36H74), dan hydrocracking biomass FT Wax.
2. Penggunaan formula katalis NiMo/ASA tersulfidasi ini, mengarahkan distribusi produk hydrocracking ke arah green diesel, lebih spesifik lagi ke arah reaksi
dekarboksilasi untuk hydrocracking asam oleat dan minyak nabati.
3. Ditemukan adanya pergeseran selektivitas dari reaksi dekarboksilasi ke arah reaksi hydrodeoksigenasi dengan adanya penambahan wax ke dalam proses hydrocracking minyak sawit.
Mekanisme Minyak Nabati Menjadi Green diesel
Reaksi Utama:
Decarboxylation: C17H35COOH C17H36 + CO2 Decarbonylation: C17H35COOH + H2 C17H36 + CO+ H2O (catalytic) C17H35COOH C15H31CH=CH2 + CO+ H2O (thermal) Hydrodeoxygenation: C17H35COOH +3 H2 C18H38 + 2H2O4. Metodologi
Impregnation I Drying Calcination I Impregnation II Drying Calcination II Sulfidation Sampel CatalystHydrocracking Green Diesel Preparasi Sampel Preparasi Katalis Analisa Gas Chromatography Karakterisasi BET, XRD
Impregnation I Drying Calcination I Impregnation II Drying Calcination II Sulfidation Catalyst Preparasi Katalis Karakterisasi BET, XRD
NiMo 0.2 => NiO (0,3 gram); MoO3 (1,5 gram); support (8,2 gram)
NiMo 0.3 => NiO (0,45 gram); MoO3 (1,5 gram); support (8,2 gram)
NiMo 0.4 => NiO (0,6 gram); MoO3 (1,5 gram); support (8,2 gram)
Kalsinasi dan Sulfidasi
11 5 9 F 1 P 8 2 1 P I-5 7 1 P 3 6 4 10 12Karakterisasi Katalis:
BET
XRD
Hydrocracking
Analisa Produk:
Uji Katalitik
Uji katalitik hydrocracking menggunakan model compound hexatriacontane (n-C36) agar mempermudah analisa data-data yang dihasilkan
Kondisi mild hydrocracking Suhu 400 oC
Tekanan 5 Mpa. Reaktor autoclave:
Batchsemi batch Target hasil:
•Konversi tinggi (Aktivitas katalis) •Selektivitas tinggi
5. Optimalisasi dan Formula Katalis
Dasar Pemikiran:
Katalis berbasis NiMo (katalis bifungsional) banyak
dipakai di kilang minyak.
Dari beberapa support (Silica, Alumina, Zeolit,
Carbon), katalis NiMo dengan support amorphous
silica alumina (ASA) dipilih untuk proses
hydrocracking karena dapat mengarahkan produk
ke fraksi diesel oil.
Tahapan untuk mendapatkan Formula Katalis
Mencari rasio logam Ni/Mo
Proses kalsinasi
Proses desulfidasi
Karakterisasi katalis
Didapatkan formula katalis:
Katalis NiMo/ASA
Rasio Ni/Mo 30%
Karakterisasi Katalis XRD
MoO3
MoS2
Karakterisasi Katalis XRD
Muncul peak pada Rasio Ni/Mo 30%
Karakterisasi Katalis BET
Catalyst Surface area (m2/g) Mean pore diameter (nm) Pore volume (cm3/g) ASA 394,76 10,091 0.9959 Ni/ASA 371,29 10,052 0.9331 Mo/ASA 228,37 12,497 0.7135 NiMo/ASA 02 Calcined 180,60 14,934 0.6743 NiMo/ASA 03 Calcined 177,77 13,843 0.6152 NiMo/ASA 03 sulfided 175,63 13,814 0.6065
Hydrocracking Hexatriacontane
Chromatogram Hydrocracking HTC
n-C36
Bensin dan Diesel
Perbandingan Hasil Hydrocracking Dengan Model Compound
Pada Katalis NiMo/SiO2-Al2O3
Peneliti Sampel Conv C1-C4 C5-C9 C10-C20 Yield Diesel
Erlan dkk. HTC 73.08 2.18 16.44 81.38 59.47
Journal of the Japan Institute of Energy, 90, 1171-1176 (2011) FT Wax 69.53 4.15 43.06 52.79 36.71 Hwang dkk. Paraffin Wax 75.4 19.0 50.9 30.1 22.7 Catalysis Letters, 129, 163-169(2009) 64.6 16.8 44.8 38.4 24.8 62.9 19.7 45.3 35.0 22.0
Bahan Baku...
Minyak Oleat (C18:1),
Asam karboksilat dengan jumlah C=18
dan ikatan rangkap =1
Minyak Nabati (Trigliserida)
6. Penerapan formula katalis untuk
Hydrocracking minyak nabati
HC-O-C-R'' O H2C-O-C-R' O H2C-O-C-R'" O R’, R”, R’” = C12 to C20 groups
Hydrocracking Minyak Canola
n-C
17Hydrocracking Minyak Oleat
n-C
17Distribusi Produk Hydrocracking
Minyak Oleat
Konfirmasi Data dengan Chromatogram GC-MS
Minyak Oleat
n-C
17Hydrocracking Minyak Sawit
n-C
17Trigliserida sawit
Hydrocracking Minyak Kelapa
n-C
11Trigliserida kelapa
Pengaruh support terhadap Distribusi Produk Didominasi produk C15-C18 NiMo/Al2O3 NiMo/SiO2 NiMo/Mordenite NiMo/SiO2-Al2O3 n-C17 n-C15
Pengaruh support katalis terhadap rasio produk
C17/C18 dan C15/C16 untuk hydrocracking minyak sawit
Rasio
Produk
NiMo/
AS
NiMo/
SiO2
NiMo/
Al2O3 NiMo/Mordenite
C
17/C
187,2220
1,4385 1,9091
3,9189
C
15/C
164,8650 1,0113
2,2119
4,8416
Rasio semakin besarke arah reaksi decarboxylasi
7. Validasi Perbandingan Hasil Riset
Tekanan reaksi berperan meningkatkan selektivitas ke arah reaksi decarboxylasi; penggunaan support silica alumina lebih baik daripada support alumina dalam meningkatkan selektivitas ke arah reaksi decarboxylasi.
Katalis
NiMo/
SiO2-Al2O3 NiMo/ Al2O3 NiMo/ Al2O3
Peneliti Erlan dkk. Erlan dkk Subagio - ITB
Referensi Disertasi S3 ITS Disertasi S3 ITS Seminar BBN di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta 16 Nov 2011
Kondisi 50 bar, 400oC 50 bar, 400oC 30 bar, 300 oC
Minyak
Nabati Sawit Sawit Sawit
Rasio Produk Minyak sawit 100% Minyak sawit + 50% HTC Minyak sawit +50% Biomass FT Wax C17/C18 7,2220 1,3942 0,2414 C15/C16 4,8650 0,8796 0,0353
DecarboxylasiHydrodeoksigenasi
Pergeseran reaksi utama:
Model Kinetika Asam Oleat
Reaksi bersifat konsekutif atau seri dimana pada tahap
pertama minyak nabati mengalami reaksi
decarboxylasi menjadi minyak diesel n-C
17dan
selanjutnya komponen ini pecah menjadi komponen
dengan jumlah atom yang lebih rendah termasuk
gasoline dan hidrokarbon C
1-C
4Reaksi ini dikontrol oleh reaksi kimia, Modulus Thiele
menjadi sangat kecil dengan kata lain bahwa sistem
berada pada kondisi “strong diffusional”
9.Mempelajari Kinetika Reaksi
C
B
Katalis = NiMo/ASA; Luas permukaan =175,63 m2/gr
Reaktor autoclave; Umpan => asam oleat
Persamaan:
Dari chromatogram produk hydrocracking diperoleh hubungan waktu reaksi dan konversi untuk mendapatkan nilai k. ) 1 ln( 1t X A k Diperoleh k1=0,502 ] [ ] [ 1 A k dt A d rA
Katalis = NiMo/ASA; Luas permukaan =175,63 m2/gr
Reaktor autoclave; Umpan => asam oleat
Persamaan:
Diperoleh k2= 0,2512. 1 2 1 2 max ) / ln( k k k k t ) 1 2 /( 2 max [ ] ( 1/ 2) ] [B A o k k k k kWaktu reaksi (detik)
Nilai k1>k2. Sehingga tahap reaksi yang paling lambat adalah tahap reaksi yang paling berpengaruh pada keseluruhan laju reaksi yaitu reaksi dari n-C17 menjadi produk minyak lainnya.
Alat dan Bahan
Proses pembuatan green diesel ini dilakukan pada Reaktor Autoclave 1 L dengan menggunakan katalis komersial NiMo/Al2O3 C20-7 (HD max 300) dari Sud Chemie.
Sifat fisik: Ukuran katalis 3,2 mm, BET, m2/gram = 200.
Parameter percobaan: Variasi Tekanan
Hidrogen awal 5 MPa (GD 01) dan 3,5 MPa (GD 02), suhu 420oC, rasio catalyst/minyak
6%, waktu reaksi 180 menit.
AUTOCLAVE
Hasil
Tekanan menurunproduk diesel menurun produk bensin meningkat produk gas meningkat
Data sebaliknya untuk penurunan suhu reaksi.
Hasil
Kesesuaian Produk Green diesel dan Standar Diesel
10 20 30 40 50 60 70 80 90 min 0.00 0.25 0.50 0.75 1.00 1.25 1.50 1.75 2.00uV(x100,000) Chromatogram Green Diesel Standar Diesel Elemental Analysis GD- 01 GD- 02 Std. method NITROGEN % 0.448 3.101 Flash EA 1112 CARBON % 26.902 40.609 Flash EA 1112 HYDROGEN % 6.647 7.025 Flash EA 1112 SULFUR % 0.0025 0.0021 ASTM D -1551 OXYGEN % 8.997 10.221 Flash EA 1112 KINEMATIC VISCOSITY (cSt.) 43.654 44.125 ASTM D - 445 SPECIFIC GRAVITY 0.906 0.906 ASTM D -1298 CETANE NUMBER 50.9 53.8 ASTM D -613-03b H/C 2.96 2.08
11. Kesimpulan (1)
Melalui beberapa tahapan untuk mendapatkan formula katalis
hydrocracking minyak nabati, katalis yang terpilih adalah katalis NiMo dengan rasio NiO/MoO3 30% berpenyangga Amorphous Silica
Alumina (ASA).
Katalis NiMo dengan rasio NiO/MoO3 30% berpenyangga ASA
memberikan selektivitas yang lebih ke arah terbentuknya green diesel khususnya ke arah reaksi dekarboksilasi dibandingkan dengan katalis
NiMo dengan penyangga Al2O3, SiO2 maupun zeolite mordenite
dengan urutan:
ASA>Mordenite> Al2O3>SiO2
Dengan menurunnya tekanan reaksi, produk fraksi diesel akan
menurun sedangkan produk fraksi bensin dan gas akan meningkat. Sebaliknya, bila suhu reaksi meningkat, produk fraksi diesel akan menurun sedangkan produk fraksi bensin dan gas akan meningkat.
Kesimpulan (2)
Dari mempelajari kinetika reaksi hydrocracking asam oleat dengan asumsi Reaksi bersifat konsekutif atau seri dimana pada tahap pertama minyak nabati mengalami reaksi
decarboxylasi menjadi minyak diesel n-C17 dan selanjutnya
komponen ini pecah menjadi minyak lainnya, diperoleh k1>k2. Hal ini membuktikan bahwa penentu reaksi keseluruhan
adalah laju reaksi yang paling lambat dari n-C17 menjadi minyak lainnya.
Dengan katalis komersial C20-7 telah dihasilkan Produk Green Diesel yang memiliki nilai Cetane lebih dari 50.
Pergeseran selektivitas reaksi, dari reaksi dekarboksilasi ke arah reaksi hydrodeoksigenasi dapat terjadi apabila bahan
baku dicampur dengan wax hexatriacontane maupun dengan biomass FT wax.