• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 002

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 002"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Revenue Recognition (Pengakuan Pendapatan)

Untuk Menyelesaikan Tugas Akuntansi Keuangan Menengah II

Di Susun Oleh:

1. Anissa Pratiwi

( 5552121128 )

2. Husnul Khotimah (5552120751)

3. Irwan Fazzarrudin ( 5552120298 )

Kelas 3B (AKUNTANSI)

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

TAHUN 2013/2014

(2)

Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya telah memberikan petunjuk, kesehatan, kesempatan, dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyajikan makalah yang berjudul “Revenue Recognition Principle (Pengakuan Pendapatan)”. Didalam tulisan ini, disajikan pokok-pokok bahasan yang disusun sebagai bahan penuntun atau pegangan mahasiswa dengan materi yang telah disesuaikan khususnya mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah II. Harapan penulis bahwa makalah ini dapat membantu para mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Kurniasih Dwi Astuti,SE.Ak.,M.Ak tselaku dosen mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah II atas bimbingan dan pengarahannya selama penyusunan makalah ini serta pihak-pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu. Disadari bahwa kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penyusun, walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi masih banyak dirasakan kekurang tepatan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Serang, 10 Maret 2014

Penyusun

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ……….. 1 1.2 Identifikasi Masalah ………. 2 1.3 Tujuan Pembahasan ………. 2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 The Current Environment ………..……… 3 2.2 Revenue Recognition At Point Of Sale (Delivery) ………..………… 5 2.3 Revenue Recognition (Long-Term) Contract ……… …………... 6

BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan ……… 20

DAFTAR PUSTAKA ………. 21

ii

(4)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan studi, pengakuan pendapatan telah menjadi sumber tunggal terbesar dari pernyataan ulang perusahaan selama dekade belakangan. Studi tersebut menyimpulkan:

1. Pernyataan ulang dari pengakuan pendapatan yang tidak benar akan mengakibatkan penurunan yang lebih besar dalam kapitalisasi pasar ketimbang setiap jenis pernyataaan ulang lainnya.

2. Masalah pendapatan menyebabkan delapan dari sepuluh besar kerugian nilai pasar pada tahun belakangan ini.

3. Dari sepuluh perusahaan, tiga yang pertama mengalami kerugian $20 milyar nilai pasar selama hanya tiga hari setelah pengungkapan masalah pengakuan pendapatan.

Sebagai akibat dari masalah pengakuan pendapatan SEC semakin meningkatkan pengawasannya dalam hal ini (seperti terbukti dalam cerita pembuka). Dalam beberapa kasus, penyesuaian yang signifikan harus dilakukan atas laporan keuangan yang telah diterbitkan sebelumnya. Seperti dikemukakan oleh Lynn Turner, akuntan kepala SEC,” Apabila akuntan melanggar batas-batas pelaporan yang sah, maka komisi akan yang diperlukan investor dan menjadi pedomannya setiap hari.” Pengakuan pendapatan yang tidak tepat dapat terjadi dalam semua industri. Produk yang terjual kepada distributor utuk dijual kembali dapat menimbulkan risiko yang berbeda dibandingkan produk atau jasa yang dijual langsung kepada pelanggan. Penjualan dalam industri berteknologi tinggi dimana keusangan produk yang cepat merupakan masalah yang penting, dapat menimbulkan risiko yang berbeda dibandingkan penjualan persediaan dengan umur yang lebih panjang, seperti peralatan pertanian atau konstruksi, mobil, truk, dan perabotan.

1

(5)

Prinsip pengakuan pendapatan adakalanya sulit untuk diterapkan dan sering berbeda di antara industry. Belum lama ini SEC telah berusaha memberikan lebih banyak pedoman di bidang ini karena keprihatinan bahwa prinsip pengakuan pendapatan terkadang diterapkan secara tidak benar. Dalam beberapa kasus bahkan ada salah saji yang disengaja atas pendapatan untuk mendapatkan hasil keuangan yang lebih baik. Agar pasar modal kita efisien, investor harus mempunyai keyakinan bahwa informasi keuangan yang diberikan adalah relevan dan dapat diandalkan. Akibatnya, sangat penting untuk mengeliminasi praktik pengakuan pendapatan yang agresif.

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Menerapkan prinsip pengakuan pendapatan

2. Menguraikan masalah akuntansi yang melibatkan pengakuan pendapatan pada saat penujalan

3. Menerapkan metode persentase penyelesaian untuk kontrak jangka panjang

2

(6)

2.1 The Current Environment

Lingkungan Saat Ini

Guidelines for Revenue Recognition (Pedoman untuk Pengakuan Pendapatan)

Secara umum, pedoman untuk pengakuan pendapatan cukup luas. Selain itu, industri tertentu juga mempunyai pedoman yang sangat spesifik yang memberi pandangan tambahan mengenai kapan pendapatan harus diakui. Prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition principle) menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat direalisasi atau dapat direalisasi dan dihasilkan. Pengakuan adalah proses untuk mencatat atau memasukkan secara formal suatu pos dalam akun dan laporan entitas. Pengakuan meliputi penjelasan mengenai suatu pos baik dengan kata-kata maupun angka, dan jumlah itu termasuk dalam angka total laporan keuangan. Untuk aktiva atau kewajiban, pengakuan mnyangkut pencatatan bukan hanya perolehan atau terjadinya pos itu tetapi juga perubahan sesudahnya, termasuk penghapusan dari laporan keuangan yang sebelumnya diakui. Pengakuan tidak sama dengan realisasi, walaupun keduanya kadag-kadang digunakan secara bergantian untuk menerangkan suatu hal dalam literature dan praktik akuntansi. Realisasi adalah proses mengkonversi sumber daya dan hak nonkas menjadi uang dan paling tepat digunakan dalam akuntansi serta pelaporan keuangan dengan mengacu pada penjualan aktiva secara tunai atau klaim atas kas. Pendapatan adalah arus masuk aktiva dan/atau penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau kegiatan menghasilkan laba lainnya yang membentuk operasi utama atau inti perusahaan yang berkelanjutan selama suatu periode.

3

(7)

1. Pendapatan direalisasi apabila barang dan jasa ditukar dengan kas atau klaim atas kas (piutang)

2. Pendapatan dapat direalisasi apabila aktiva yng diterima dalam pertukaran segera dapat dikonversi menjadi kas atau klaim ats kas dengan jumlah yang diketahui 3. Pendapatan dihasilkan (earned) apabila entitas bersangkutan pada hakikatnya

telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan unuk mendapatkan hak atas laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai

Empat transaksi pendapatan telah diakui sesuai dengan prinsip ini :

1. Perusahaan mengakui pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, yang biasanya diinterpretasikan sebagai tanggal penyerahan kepada pelanggan

2. Perusahaan mengakui pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa-jasa itu telah dilaksanakan dan dapat ditagih

3. Perusahaan mengakui pendapatan dari mengizinkan pihk lain untuk menggunakan aktiva perusahaan, seperti bunga, sewa, dan royalti, diakui sesuai dengan berlalunya waktu atau ketika aktiva itu digunakan

4. Perusahaan mengakui pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggal penjualan

Departures from the Sale Basis (Penyimpangan dari Dasar Penjualan)

Suatu studi yang dilakukan beberapa alasan umum untuk menyimpang dari dasar penjualan. Salah satu alasannya adalah keinginan untuk mengakui lebih awal (recognize earlier) dalam proses menghasilkan laba, dan bukan pada saat penjualan. Pengakuan pendapatan lebih awal adalah tepat jika terdapat tingkat kepastian yang tinggi mengenai jumlah pendapatan yang dihasilkan. Beberapa alasan bisa diterima untuk penyimpangan dari aturan pengakuan penjualan tersebut di atas. Alasan yang kedua adalah keinginan untuk menagguhkan pengakuan pendapatan setelah saat penjualan.

4

(8)

jumlah pendapatan ataupun biaya cukup tinggi, atau jika penjualan bukan merupakan penyelesaian yang substansial dari proses menghasilkan laba.

Pembahasan mengenai transaksi penjualan produk disusun di seputar topik-topik berikut : 1. Pengakuan Pendapatan pada saat penjualan (penyerahan)

2. Pengakuan Pendapatan sebelum penyerahan 3. Pengakuan Pendapatan sesudah penyerahan

4. Pengakuan Pendapatan untuk transaksi penjualan khusus – waralaba dan konsinyasi

2.2 Revenue Recognition At Point Of Sale (Delivery)

Pengakuan Pendapatan Pada Saat Penjualan (Penyerahan)

1. Measuring of Sales Revenue

5

Sansung makes the following entry on March 31, 2011. Accounts receivable 679,000

Sales 679,000

Assuming Sansung’s customers meet the discount threshold, Sansung makes the following entry.

Cash 679,000

(9)

If Sansung’s customers fail to meet the discount threshold, Sansung makes the following entry upon payment.

Cash 700,000

Accounts receivable 679,000 Sales discounts forfeited 21,000

2.3 Revenue Recognition (Long-Term) Contract

Pengakuan Pendapatan Sebelum Penyerahan

Kontak jangka panjang sering kali menetapkan bahwa penjual dapat menagih pembeli pada selang waktu tertentu, ketika berbagai tahap dari proyek itu telah dicapai. Apabila proyek tersebut terdiri dari unit-unit yang terpisah maka perpindahan hak milik dan pengajuan tagihan dapat dilakukan pada tahap penyelesaian yang sudah ditetapkan. Ketentuan kontrak seperti ini menetapkan penyerahan secara cicilan, dan catatan akuntansi harus melaporkan hal ini dengan mencatat penjualan ketika cicilan “diserahkan”. Ada dua metode akuntansi yang sangat berbeda. Untuk kontrak konstruksi jangka panjang yang diakui oleh profesi akuntansi:

Percentage-of-completion method (Metode Persentase Penyelesaian). Pendapatan dan laba kotor diakui setiap periode berdasarkan kemajuan proses konstruksi, yaitu, persentase penyelesaian. Biaya konstruksi ditambah laba kotor yang dihasilkan sampai hari ini diakumulasi dalam sebuah akun persediaan (Konstruksi dalam Proses), dan termin diakumulasi dalam akun kontra persediaan (Tagihan atas Konstruksi dalam Proses).

6

(10)

Dasar pemikiran digunakannya akuntansi persentase penyelesaian adalah bahwa dalam kebanyakan kontrak ini pembeli dan penjual mendapat hak yang dapat dipaksakan pemberlakuannya (enforceable rights). Metode persentase penyelesaian harus digunakan perusahaan apabila estimasi kemajuan kearah penyelesaian, pendapatan, serta biaya secara layak dapat dipercaya, dan semua syarat berikut ini terpenuhi:

1. Kontrak itu secara jelas menetapkan hak-hak yang dapat dipaksakan pemberlakuannya mengenai barang atau jasa yang akan diberikan dan diterima oleh pihak yang terliba dalam kontrak, imbalan yang akan dipertukarkan, serta cara dan syarat penyelesaian.

2. Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi semua kewajiban dalam kontrak. 3. Kontraktor dapat diharapkan untuk melaksanakan kewajiban kontraktual

tersebut.

Metode kontrak selesai harus digunakan perusahaan hanya jika:

a. Jika syarat-syarat untuk menggunakan metode persentase penyelesaian tidak dapat dipenuhi, atau

b. Jika terdapat bahaya yang melekat dalam kontrak itu di luar resiko bisnis yang normal dan berulang.

Asumsinya adalah bahwa metode presentase penyelesaian merupakan metode yang lebih baik dan metode kontrak selesai hanya akan digunakan jika metode persentase penyelesaian dianggap tidak tepat.

7

1. Percentage-of-completion method (Metode Persentase Penyelesaian)

(11)

periode akuntansi interim. Untuk menerapkan metode persentase penyelesaian, perusahaan harus mempunyai beberapa dasar atau standar untuk mengukur kemajuan kearah penyelesaian pada tanggal interim tertentu.

Measuring the progress toward completion (Mengukur Kemajuan ke arah Penyelesaian)

Berbagai metode telah digunakan dalam praktik untuk menentukan tingkat kemajuan ke arah penyelesaian. Yang paling umum adalah metode biaya terhadap biaya (cost to cost method ), dan metode unit yang dikirimkan (units delivery method ). Tujuan metode tersebut adalah mengukur tingkat kemajuan dalam istilah biaya, unit, atau nilai tambah. Berbagai ukuran ini diidentifikasi dan diklasifikasikan sebagai ukuran masukan (input) dan keluaran (output).Ukuran masukan atau input measures dibuat sesuai dengan upaya yang dicurahkan dalam suatu kontrak.Ukuran keluaran atau output measures dibuat menurut hasilnya. Kedua ukuran itu tidak dapat diterapkan secara universal pada semua proyek jangka panjang. Penerapannya membutuhkan penyesuaian yang hati-hati sesuai dengan kondisi. Ukuran masukan didasarkan atas hubungan yang sudah ditetapkan antara suatu unit masukan dan produktivitas. Jika inefisiensi menyebabkan hubungan produktivitas ini berubah, makahasilnya adalah pengukuran yang tidak akurat. Ukuran keluaran (output) dapat menghasilkan ukuran yang tidak akurat jika unit-unit yang digunakan tidak dapat dibandingkan dari segi waktu, upaya, atau biaya untuk menyelesaikannya.Salah satu ukuran masukan popular yang digunakan untuk menentukan kemajuan ke arah penyelesaiannya adalah dasar biaya terhadap biaya (cost-to-cost basis). Menurut dasar ini,sebuah perusahaan mengukur persentase, penyelesaian dengan membandingkan biaya yang sudah terjadi sampai tanggal ini dengan estimasi total biaya paling akhir untuk menyelesaikan kontrak itu. Rumus dasar biaya terhadap biaya:

(12)

Rasio persentase biaya yang terjadi terhadap estimasi total biaya diterapkan pada total pendapatan atau estimasi total laba kotor atas kontrak tersebut untuk mendapatkan jumlah pendapatan atau laba kotor yang akan diakui sampai tanggal ini ditunjukkan dalam rumus berikut :

Untuk mengetahui jumlah pendapatan dan laba kotor yang diakui setiap periode, UEH harus mengurangkan total pendapatan atau laba kotor yang diakui dalam periode-periode sebelumnya, seperti yang diperlihatkan dalam rumus berikut :

Karena digunakan secara luas (tanpa menyingkirkan dasar lain untuk mengukur kemajuan kea rah penyelesaian), maka kita akan menggunakan metode itu dalam contoh.

Contoh Metode Persentase Penyelesaian-Dasar Biaya Terhadap Biaya

To illustrate the percentage-of-completion method, assume that Hardhat Construction Company has a contract to construct a $4,500,000 bridge at an estimated cost of $4,000,000. The contract is to start in July 2010, and the bridge is to be completed in October 2012. The following data pertain to the construction period. (Note that by the end of 2011 Hardhat has revised the estimated total cost from $4,000,000 to $4,050,000.)

9

(13)

On the basis of the data above, Hardhat would make the following entries to record (1) the costs of construction, (2) progress billings, and (3) collections. These entries appear as summaries of the many transactions that would be entered individually as they occur during the year.

10

(14)

Shows Hardhat’s entries to recognize revenue and gross profit each year and to record completion and final approval of the contract.

(15)

Financial Statement Presentation-Percentage-of-Completion (Penyajian Laporan Keuangan-Persentase Penyelesaian)

(16)

Note 1. Summary of significant accounting policies.

Long-Term Construction Contracts. The company recognizes revenues and reports profits fromlong-term construction contracts, its principal business, under the completed-contract method. Thesecontracts generally extend for periods in excess of one year. Contract costs and billings are accumulatedduring the periods of construction, but no revenues or profits are recognized until completion of the contract. Costs included in construction in process include direct material, direct labor, and projectrelated overhead. Corporate general and administrative expenses are charged to the periods as incurred.

2. Cost-recovery (zero-profit) method (Metode kontrak selesai)

Menurut metode kontrak selesai (completed-contract method ), pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada saat penjualan yaitu, pada saat kontrak diselesaikan. Menurut metode ini, perusahaan mengakumulasi biaya kontrak jangka panjang dalam proses, tetapi tidak ada pembebanan atau pengkreditan interim ke akun laporan laba rugi seperti pendapatan, biaya, dan laba kotor. Keunggulan utama metode kontrak selesai adalah bahwa pendapatan yang dilaporkan didasarkan atas hasil akhir bukan atas estimasi pekerjaan yang belum dilaksanakan.

(17)

Kelemahan utamanya adalah bahwa metode ini tidak mencerminkan kinerja masa berjalan apabila periode kontrak mencakup lebih dari satu periode akuntansi. Ayat jurnal tahunan (annual entries) untuk mencatat biaya konstruksi, termin, dan hasil penagihan dari pelanggan akan sama dengan yang telah diilustrasikan dalam metode persentase penyelesaian. Perbedaan yang signifikan adalah bahwa perusahaan tidak akan membuat jurnal untuk mengakui pendapatan dan laba kotor.

(18)

Shown Hardhat’s entries to recognize revenue and gross profit each year and to record completion and final approral of the contract

13

As indicated, no gross profit is recognized in 2010 and 2011. In 2012, Hardhat then recognized gross profit and closes the Bellings and Construction in Process accounts. Illustration compares the amount of gross profit that Hardhat Construction Company would recognize for the bridge project under the two revenue-recognition methods.

(19)

Note 1. Summary of significant accounting policies.

Long-Term Construction Contracts. The company recognizes revenues and reports profits from long-term construction contracts, its principal business, under the completed-contract method. These completed-contracts generally extend for periods in excess of one year. Contract costs and billings are accumulated during the periods of construction, but no revenues or profits are recognized until completion of the contract. Costs included in construction in process include direct material, direct labor, and projectrelated overhead. Corporate general and administrative expenses are charged to the periods as incurred.

14

3. Long-Term Contract Losses (Kerugian Kontrak Jangka Panjang)

Dua jenis kerugian dapat timbul pada kontrak jangka panjang:

1. Loss in the current period on a profitable contract (Kerugian Periode Berjalan atas Kontrak yang Menguntungkan). Kondisi ini timbul apabila, selama konstruksi, terdapat kenaikan yang signifikan dalam estimasi total biaya kontrak tetapi kenaikan tersebut tidak menghilangkan semua laba kontrak.

(20)

the percentage complete and recognize the loss as shown in Illustration. Compare these computations with those for 2011 in Illustration. The “percent complete” has dropped, from 72 percent to 66 1⁄2 percent, due to the increase in estimated future costs to complete the contract.

The 2011 loss of $48,500 is a cumulative adjustment of the “excessive” gross profit recognized on the contract in 2010. Instead of restating the prior period, the company absorbs the prior period misstatement entirely in the current period. In this illustration,

the adjustment was large enough to result in recognition of a loss. Hardhat Construction would record the loss in 2011 as follows. Construction Expenses 1,916,000

Construction in Process (loss) 48,500 Revenue from Long-Term Contracts 1,867,500

15

Hardhat will report the loss of $48,500 on the 2011 income statement as the difference between the reported revenues of $1,867,500 and the costs of $1,916,000.19 Under the completed-contract method, the company does not recognize a loss in 2011. Why not? Because the company still expects the contract to result in a profit, to be recognized in the year of completion.

2. Loss on an unfrofitable contract (Kerugian atas Kontrak yang Tidak Menguntungkan). Estimasi biaya pada akhir periode berjalan mungkin menunjukkan bahwa kerugian akan terjadi ketika seluruh kontrak berakhir. Baik dalam metode persentase penyelesaian maupun metode kontrak selesai,keseluruhan perkiraan kerugian kontrak harus diakui dalam periode berjalan.

Cost to date (12/31/11) $2,916,000 Estimated costs to complete (revised) 1,468,962 Estimated total costs $4,384,962 Percent complete ($2,916,000 / $4,384,962) 66 1⁄2%

Revenue recognized in 2011 ($4,500,000 x 66 1⁄2%) - $1,125,000

$1,867,500

Costs incurred in 2011 1,916,000

(21)

To illustrate the accounting for an overall loss on a long-term contract, assume that at December 31, 2011, Hardhat Construction Company estimates the costs to complete the bridge contract at $1,640,250 instead of $1,134,000. Revised estimates for the bridge contract are as follows.

Under the percentage-of-completion method, Hardhat recognized $125,000 of gross profit in 2010. This amount must be offset in 2011 because it is no longer expected to be realized. In addition, since losses must be recognized as soon as estimable, the company must recognize the total estimated loss of $56,250 in 2011. Therefore, Hardhat must recognize a total loss of $181,250 ($125,000 + $56,250) in 2011

16

2010 2011 Original Revised

Estimates Estimates

Contract price $4,500,000 $4,500,000

Estimated total cost 4,000,000 4,556,250* Revenue recognizable to date 2,880,000 Less: Revenue recognized prior to 2011 1,125,000

Revenue recognized in 2011 $1,755,000

*Cost to date (12/31/11) $2,916,000 Estimated cost to complete 1,640,250 Estimated total costs $4,556,250

(22)

To compute the construction costs to be expensed in 2011, Hardhat adds the total loss to be recognized in 2011 ($125,000 _ $56,250) to the revenue to be recognized in 2011. Illustration 18-17 shows this computation.

Hardhat Construction would record the long-term contract revenues, expenses, and loss in 2011 as follows.

Construction Expenses 1,936,250

Construction in Process (Loss) 181,250 Revenue from Long-Term Contracts 1,755,000

17

At the end of 2011, Construction in Process has a balance of $2,859,750 as shown below

Under the completed-contract method, Hardhat also would recognize the contract loss of $56,250, through the following entry in 2011 (the year in which the loss first became evident).

Revenue recognized in 2011 (computed above) $1,755,000 Total loss recognized in 2011:

Reversal of 2010 gross profit $ 125,000

Total estimated loss on the contract 56,250 181,250

Construction cost expensed in 2011 $1,936,250

Construction in Process

2010 Construction costs 1,000,000

2010 Recognized gross profit 125,000

2011 Construction costs 1,916,000 2011 Recognized loss 181,250

(23)

Construction Expenses 1,916,000

Revenue from Long-Term Contract 1,916,000 Loss from Long-Term Contracts 56,250

Construction in Process (Loss) 56,250

18

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

(24)

perubahan sesudahnya, termasuk penghapusan dari laporan keuangan yang sebelumnya diakui. Pengakuan tidak sama dengan realisasi, walaupun keduanya kadang-kadang digunakan secara bergantian untuk menerangkan suatu hal dalam literature dan praktik akuntansi. Realisasi adalah proses mengkonversi sumber daya dan hak nonkas menjadi uang dan paling tepat digunakan dalam akuntansi serta pelaporan keuangan dengan mengacu pada penjualan aktiva secara tunai atau klaim atas kas. Pendapatan adalah arus masuk aktiva dan/atau penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau kegiatan menghasilkan laba lainnya yang membentuk operasi utama atau inti perusahaan yang berkelanjutan selama suatu periode.

Pembahasan mengenai transaksi penjualan produk disusun di seputar topik-topik berikut : 1. Pengakuan Pendapatan pada saat penjualan (penyerahan)

2. Pengakuan Pendapatan sebelum penyerahan 3. Pengakuan Pendapatan sesudah penyerahan

4. Pengakuan Pendapatan untuk transaksi penjualan khusus – waralaba dan konsinyasi

19

DAFTAR PUSTAKA

(25)

Referensi

Dokumen terkait

Laba (atau rugi) lessor adalah perbedaan antara nilai wajar properti yang dilease pada awal lease dengan biaya atau jumlah tercatat (nilai buku) lessor.. • Umumnya, lease

Seperti laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan, laba operasi yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban operasi, dan laba bersih yaitu laba

“Jika kemungkinan besar terjadi bahwa total biaya kontrak akan melebihi total pendapatan kontrak, maka taksiran rugi segera diakui sebagai beban”. Apakah peerjaan kontrak

Persentase yang diperoleh dari perbandingan biaya-biaya yang dikeluarkan terhadap taksiran jumlah seluruh bieya, diterapkan pada jumlah seluruh pendapatan atau taksiran seluruh

maka akan terjadi peningkatan pendapatan bunga dengan persentase yang lebih. besar dibandingkan dengan persentase peningkatan biaya bunga, sehingga

Laporan Persediaan Barang Periode, Nama Barang, Satuan, Stok Awal, Pembelian, Penjualan, Stok Akhir, Harga, Total Harga1. Laporan Laba Rugi Periode, Pendapatan,Laba

Sebagai contoh, apakah keuntungan atau kerugian yang tidak biasa serta korekasi pendapatan dan beban tahun-tahun sebelumnya harus ditutup langsung ke laba ditahan

Rasio profitabilitas pada analisis profit margin untuk margin laba kotor dan laba bersih menunjukkan perusahaan belum baik disebabkan karena penjualan yang diperoleh pada periode