Nursing Theorist:
Patricia Benner
Caring, Clinical Wisdom, and
Ethics in Nursing Practice
OLEH :
KELOMPOK 3 KMB
ARIE JEFRY KA’ARAYENO MEGAWATI SIBULO
DYAH UNTARI HASMI
I GEDE NYOMAN ARDI SUPARTHA MURNI SARI DEWI SIMANULLANG
Tujuan
1. Menjelaskan Konsep Teori Patricia Benner
2. Menjelaskan asumsi Patricia Benner
terhadap paradigma keperawatan
3. Menganalisis teori Patricia Benner dan
penerapannya dalam praktik keperawatan
1. Menjelaskan Konsep Teori Patricia Benner
2. Menjelaskan asumsi Patricia Benner
terhadap paradigma keperawatan
3. Menganalisis teori Patricia Benner dan
Biografi
Patricia Benner lahir di Hampton tahun 1942.
Gelar sarjana keperawatan dari Pasadena
College pada tahun 1964
Tahun 1970 Benner mendapat gelar Master in
Nursing dari University of California San
Fransisco (UCSF). Benner diterima di
University of California berfokus pada stress
dan mengatasi kesehatan.
Memperoleh gelar Ph.D. dari University of
California, Berkeley, in Stress and Coping and
Health under the direction of Hubert Dreyfus
and Richard Lazarus.
“The nurse-patient relationship is not a uniform,
professionalized blueprint but rather a kaleidoscope of
intimacy and distance in some of the most dramatic,
poignant, and mundane moments of life.”
(Benner, 1984)
Benner’s Theory
Novice
• Seseorang tanpa latar belakang pengalaman pada situasinya
• Perintah yang jelas dan atribut yang obyektif harus diberikan untuk
memandu penampilannya.
• Di sini sulit untuk melihat situasi yang relevan dan irrelevan.
Advanced Beginner
• Seseorang menunjukkan penampilan
mengatasi masalah yang dapat diterima pada
situasi nyata.
• Pengalaman yang cukup untuk memegang
suatu situasi. Kecuali atribut dan ciri-ciri, aspek
tidak dapat dilihat secara lengkap karena
membutuhkan pengalaman yang didasarkan
pada pengakuan dalam konteks situasi.
• Dipandu dengan aturan dan orientasi pada
penyelesaian tugas. Mereka akan kesulitan
memegang pasien tertentu pada situasi yang
memerlukan perspektif lebih luas.
• Memiliki responsibilitas yang lebih besar dalam
manajemen asuhan
Competent
• Kemampuan mempertimbangkan dan membuat
perencanaan yang diperlukan untuk suatu
situasi dan sudah dapat dilepaskan.
• Harus mengetahui alasan dalam pembuatan
perencanaan dan prosedur pada situasi klinis
• Competent harus mampu merespon situasi.
Proficient
• Menunjukkan kemampuan baru untuk melihat
perubahan yang relevan pada situasi, meliputi
pengakuan dan mengimplementasikan respon
keterampilan dari situasi yang dikembangkan.
• Mendemonstrasikan peningkatan percaya diri pada
pengetahuan dan keterampilannya.
Expert
• Memilik pegangan intuitif dari situasi yang terjadi sehingga mampu
mengidentifikasi area dari masalah tanpa kehilangan pertimbangan
waktu untuk membuat diagnosa alternatif dan penyelesaian.
• Perubahan kualitatif pada pada expert adalah “mengetahui pasien”
yang berarti mengetahui tipe pola respon dan mengetahui pasien
sebagai manusia. Aspek kunci pada perawat expert adalah:
Menunjukkan pegangan klinis dan sumber praktis Mewujudkan proses know-how
Melihat gambaran yang luas Melihat yang tidak diharapkan
Aplikasi Teori dalam Praktik,
Pendidikan, dan Penelitian
Clarity
• Teori Patricia Benner from Novice to
Expert menjelaskan 5 tahapan / akusisi
peran dan perkembangan profesi dengan
cukup jelas. Namun, ada beberapa
konsep dimana kelompok masih kurang
memahami penjelasan Benner.
Clarity
Berdasarkan analisa kelompok, dalam tatanan praktik keperawatan, penjelasan lima tahapan Benner memberikan pemahaman profesi tentang pentingnya menjadi expert (ahli).
Benner menggambarkan empat aspek utama untuk menjadi expert, antara lain menunjukkan pegangan klinis dan sumber praktis, mewujudkan proses know-how, melihat gambaran yang luas, melihat yang tidak diharapkan. Namun, Benner tidak secara detail memaparkan empat aspek utama ini dalam kaitannya dengan praktik keperawatan sehingga dalam hal ini kelompok kurang memahami maksud dari keempat aspek tersebut.
Clarity
Konstribusi Benner berdasarkan lima tahapan akuisisi peran yang dikembangkannya dari model Dryfus ini menjadi dasar dalam penerapan model jenjang karir perawat
Clarity
Benner memaparkan manusia ada oleh karena eksistensi filosofi dan kesatuan atau keutuhan manusia melalui proses perjalanan hidup. Menurut kelompok, Banner masih secara abstrak menjelaskan manusia sebagai konsep utama keperawatan, dimana Benner berpendapat manusia ada karena eksistensi filosofi. Kelompok membutuhkan penalaran mendalam dalam memahami makna dan karakteristik manusia menurut Benner.
Clarity
• Penjelasan tentang stress dan koping cukup
jelas
dipaparkan
oleh
Benner.
Benner
menjelaskan manusia tidak terlepas dari stress
yang membutuhkan koping dalam mengatasi
gangguan penyebab stress yang terjadi. Stress
juga
membutuhkan
caring
dalam
Simplicity
Teori Patricia Benner from Novice to Expert relatif sederhana dengan hanya membagi 5 tahapan Novice,
advanced beginner, competent, proficient, dan expert.
Namun menurut kelompok, tahapan ini hanya dapat digunakan sebagai kerangka kerja karena dalam penerapannya yaitu pada penerapan jenjang karir disesuaikan dan dimodifikasi berdasarkan situasi dan kondisi rumah sakit serta diperlukan adanya sosialisasi dan pemahaman dari perawat dalam mengidentifikasi karakteristik dan tujuan dari setiap level yang ada.
Generality
Teori from Novice to Expert memiliki karakteristik yang universal, tidak dibatasi oleh umur, penyakit, kesehatan atau lokasi praktik keperawatan.
Kelompok menganalisa bahwa perspektif Benner adalah fenomenologi meskipun Model Benner didasarkan pada data based
research yang mendukung pengembangan praktik keperawatan.
Namun, kelompok berpendapat bahwasanya model dengan perspektif fenomenologi seharusnya memiliki karakteristik tertentu tidak universal, sehingga dalam praktiknya dapat secara spesifik ditentukan masalah keperawatan berdasarkan tingkat umur terkait stress dan koping serta pengaruhnya terhadap empat asumsi dari paradigma keperawatan, yaitu manusia, kesehatan, keperawatan, dan lingkungan
Teori from Novice to Expert memiliki karakteristik yang universal, tidak dibatasi oleh umur, penyakit, kesehatan atau lokasi praktik keperawatan.
Kelompok menganalisa bahwa perspektif Benner adalah fenomenologi meskipun Model Benner didasarkan pada data based
research yang mendukung pengembangan praktik keperawatan.
Namun, kelompok berpendapat bahwasanya model dengan perspektif fenomenologi seharusnya memiliki karakteristik tertentu tidak universal, sehingga dalam praktiknya dapat secara spesifik ditentukan masalah keperawatan berdasarkan tingkat umur terkait stress dan koping serta pengaruhnya terhadap empat asumsi dari paradigma keperawatan, yaitu manusia, kesehatan, keperawatan, dan lingkungan
Analisa Kelompok terhadap Aplikasi Benner pada
Praktik, Pendidikan, dan Penelitian
Kelompok berpendapat Benner merupakan tokoh keperawatan dengan dedikasi yang begitu luar biasa. Metode Benner banyak diadopsi oleh praktisi dan dikembangkan dalam praktik keperawatan, pendidikan, dan penelitian. Salah satunya, analisa kasus Banner digunakan dalam proyek kolaborasi universitas pendidikan keperawatan dengan rumah sakit pendidikan. Selain itu, di bidang pendidikan menjadi perhatian besar bagi Banner tentang pembelajaran berdasarkan pengalaman. Namun, kelompok masih kurang memahami alasan Benner mengapa beliau sangat mengkritisi konsep competency-based testing. Sampai saat ini konsep competency-based testing tetap diperlukan dalam uji kompetensi selain dari segi keahlian yang dimiliki. Menurut kelompok, seorang perawat profesional adalah perawat yang mampu mengintegrasikan pemahaman analisa kasus berdasarkan tes tertulis dan tes praktik.