• Tidak ada hasil yang ditemukan

kuisioner nasokomial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "kuisioner nasokomial"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

KUESIONER KUESIONER

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PERAWATPERAWAT TERHADAP PENCEGAHAN TERJADINYA INFEKSI NOSOKOMIAL DI TERHADAP PENCEGAHAN TERJADINYA INFEKSI NOSOKOMIAL DI

RUANG RAWAT RUANG RAWAT

BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

KOTA LANGSA TAHUN 2011 KOTA LANGSA TAHUN 2011

I.

I. KARAKTERISTIK RESPONDENKARAKTERISTIK RESPONDEN

Umur

Umur :: tahuntahun

Jenis Kelamin

Jenis Kelamin :: (1) Laki-Laki(1) Laki-Laki (2) Perempuan (2) Perempuan Pendidikan Pendidikan :: (1) SPK(1) SPK (2) (2) D-3 D-3 KeperawatanKeperawatan (3) (3) S-1 S-1 KeperawatanKeperawatan Masa Kerja

Masa Kerja :: tahuntahun

II.

II. PengetahuanPengetahuan

No Pertanyaan

No Pertanyaan JawabanJawaban

Benar Salah Benar Salah

1.

1. Penyakit Penyakit infeksi infeksi nosokomial nosokomial adalah adalah penyakit penyakit yang yang disebabkan disebabkan oleholeh mikroorganisme disertai reaksi tubuh

mikroorganisme disertai reaksi tubuh 2.

2. Infeksi Infeksi nosokomial nosokomial merupakan merupakan jenis jenis penyakit penyakit yang yang diperoleh diperoleh dari dari luarluar lingkungan rumah sakit

lingkungan rumah sakit 3.

3. Infeksi Infeksi nosokomial nosokomial dapat mdapat menular menular melalui elalui kontak langskontak langsung denganung dengan  penderita penyakit di rumah sakit.

 penderita penyakit di rumah sakit. 4.

4. Infeksi Infeksi nosokomial nosokomial dapat dapat menular menular dari dari peralatan peralatan di di rumah rumah sakit sakit yangyang tidak steril

tidak steril 5.

5. Jarum Jarum suntik suntik dapat dapat digunakan digunakan lebih lebih dari dari sekali sekali pemakaian pemakaian dengan dengan jarumjarum suntik yang sama

suntik yang sama 6.

(2)
(3)

7.

7. Petugas Petugas kesehatan kesehatan yang yang tidak tidak menjaga menjaga kebersihan kebersihan diri diri mudah mudah terinfeksiterinfeksi kuman penyebab infeksi nosokomial

kuman penyebab infeksi nosokomial 9.

9. Petugas Petugas kesehatan yang kesehatan yang kurang kurang memperhatikan memperhatikan septik septik dan dan anti anti septikseptik mudah terinfeksi kuman penyebab infeksi nosokomial

mudah terinfeksi kuman penyebab infeksi nosokomial 10.

10. Persiapan Persiapan ruang ruang rawat rawat bagi bagi pasien pasien yang tidyang tidak memak memenuhi syarat enuhi syarat kesehatankesehatan  juga menjadi faktor yang memudahkan terinfeksi nosokomial

 juga menjadi faktor yang memudahkan terinfeksi nosokomial 11.

11. Ruang rawat iRuang rawat inap yang tidak nap yang tidak dilengkapi sirkulasi dilengkapi sirkulasi udara yang baikudara yang baik menjadi faktor yang memudahkan

menjadi faktor yang memudahkan terinfeksi nosokomialterinfeksi nosokomial 12.

12. Perawat seharusnya Perawat seharusnya tidak melakukan tidak melakukan cuci tangan sebelum cuci tangan sebelum lakukanlakukan tindakan

tindakan 13.

13. Menggunakan sarung Menggunakan sarung tangan dan tangan dan masker masker dapat mencegah dapat mencegah terjadinyaterjadinya infeksi nosokomial

infeksi nosokomial 14.

14. Penggunaan sarung Penggunaan sarung tangan tangan sebaiknya sebaiknya satu satu pasien pasien satu satu sarung sarung tangantangan 15.

15. pemasangan infus pemasangan infus petugas diperbolehkan petugas diperbolehkan tidak mtidak menggunakan sarungenggunakan sarung tangan

tangan

III.

III. SikapSikap

 No.

 No. Pernyataan Pernyataan SetujuSetuju KurangKurang

Setuju Setuju Tidak Tidak Setuju Setuju 1.

1. Sebelum dan sesudah melakukan tindakan, tangan dalamSebelum dan sesudah melakukan tindakan, tangan dalam keadaan bersih

keadaan bersih

2.

2. Menggunakan Menggunakan handuk/tisu handuk/tisu jika jika tangan tangan sedang sedang dalamdalam keadaan basah

keadaan basah

3. 3.

Alat kesehatan yang terkontaminasi darah/cairan dari Alat kesehatan yang terkontaminasi darah/cairan dari tubuh pasien, langsung anda cuci dengan menggunakan tubuh pasien, langsung anda cuci dengan menggunakan sabun

sabun

4.

(4)

5.

5. Sarung tangan yang anda gunakan ketika mencuci alatSarung tangan yang anda gunakan ketika mencuci alat kesehatan adalah sarung tangan steril

kesehatan adalah sarung tangan steril

6.

6. Anda merendam alat kesehatan yang terkontaminasiAnda merendam alat kesehatan yang terkontaminasi dengan larutan desinfektan

dengan larutan desinfektan

7.

7. Untuk merendam alat kesehatan, anda menggunakanUntuk merendam alat kesehatan, anda menggunakan Waskom anti karat

Waskom anti karat

IV.

IV. Ketersediaan FasilitasKetersediaan Fasilitas

No Pertanyaan

No Pertanyaan JawabanJawaban

Ya Tidak

Ya Tidak

1.

1. Apakah Apakah tersedia tersedia sarung sarung tangan tangan sterilsteril di ruang bedah

di ruang bedah 2.

2. Apakah Apakah tersedia tersedia wastafel wastafel pencucipencuci tangan di ruang bedah

tangan di ruang bedah 3.

3. Apakah air Apakah air pencuci tangan pencuci tangan didi ruangan bedah ada bila diperlukan ruangan bedah ada bila diperlukan 4. Apakah sabun selalu tersedia 4. Apakah sabun selalu tersedia

disetiap ruang rawat bedah disetiap ruang rawat bedah 5.

5. Apakah peralatan Apakah peralatan yang yang terdapatterdapat masing-masing ruangan dalam masing-masing ruangan dalam keadaan bersih

keadaan bersih

V.

V. PengawasanPengawasan

 No.

 No. Pernyataan Pernyataan Ya Ya Kadang-kadang Kadang-kadang TidakTidak 1.

1. Berdasarkan Berdasarkan pengalaman pengalaman Anda, Anda, adakah adakah didi ruang rawat bedah pernah dilakukan ruang rawat bedah pernah dilakukan  pengawasan

 pengawasan tentang tentang pencegahan pencegahan infeksiinfeksi nosokomial?

nosokomial? 2.

(5)

rawat inap bedah tentang upaya pencegahan rawat inap bedah tentang upaya pencegahan infeksi nosokomial disertai dengan sanksi? infeksi nosokomial disertai dengan sanksi? 3.

3. Adakah Adakah pegawasan pegawasan yang yang dilakukandilakukan manajemen RS tentang upaya pencegahan manajemen RS tentang upaya pencegahan infeksi nosokomial melibatkan penanggung infeksi nosokomial melibatkan penanggung  jawab ruang rawat bedah?

 jawab ruang rawat bedah?

4. Apakah hasil pengawasan yang telah 4. Apakah hasil pengawasan yang telah dilakukan oleh manajemen RS tentang upaya dilakukan oleh manajemen RS tentang upaya  pencegahan

 pencegahan infeksi infeksi nosokomialnosokomial ditindaklanjuti?

ditindaklanjuti?

VI.

VI. Pencegahan Terjadinya Infeksi NosokomialPencegahan Terjadinya Infeksi Nosokomial

 No.

 No. Pertanyaan Pertanyaan PengamatanPengamatan

1

1 Sebelum dan sesudah melakukan tindakan, mencuci tangan dengan air yangSebelum dan sesudah melakukan tindakan, mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun

mengalir dan sabun 2

2 Memakai Memakai sarung sarung tangan tangan dalam dalam melakukan melakukan tindakantindakan 3

3 Mensterilkan Mensterilkan alat-alat alat-alat setiap setiap habis habis pakaipakai

4

4 Menggantikan kasa penutup tempat infus setiap hari dan memberikanMenggantikan kasa penutup tempat infus setiap hari dan memberikan antiseptik pada bekas tusukan

antiseptik pada bekas tusukan 5

5 kateter kateter diganti diganti 3x 3x seharisehari 6

6 Mengganti Mengganti selang selang infus,infus,abbocathabbocath setiap 3 hari sekali setiap 3 hari sekali 7

7 Memberi Memberi label label pada pada daerah daerah penusukan penusukan selang selang infus/pada infus/pada botol botol infusinfus 8

8 Memakai Memakai baju baju dan dan sandal sandal khusus khusus dalam dalam ruanganruangan

9

9 Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya untuk membantuMemberikan informasi kepada penderita dan keluarganya untuk membantu menjaga kebersihan di Rumah Sakit

menjaga kebersihan di Rumah Sakit 10

10 Melakukan Melakukan segala segala tindakan tindakan sesuai sesuai dengan dengan teknik teknik aseptikaseptik 11

11 Kateter Kateter dibungkus dibungkus dengan dengan kantung kantung plastikplastik 12

(6)

14 Alat pispot dan sputum pot selalu dalam keadaan siap pakai 15 Spuit digunakan hanya untuk 1 kali pemakaian

16 Tempat sampah tertutup dan harus dipisahkan antara sampah medis dan sampah non infeksi

17 Sarung tangan disterilkan dengan formalin selama 1x24 jam

18 Setiap mengganti balut luka, petugas memakai sarung tangan, masker, dan  baju khusus

19 Alat-alat yang digunakan untuk mengukur tanda-tanda vital, urine dan defekasi dipisahkan antara pasien infeksi dan non infeksi

(7)

Frequencies

umur  7 20.0 20.0 20.0 3 8.6 8.6 28.6 1 2.9 2.9 31.4 2 5.7 5.7 37.1 1 2.9 2.9 40.0 1 2.9 2.9 42.9 3 8.6 8.6 51.4 4 11.4 11.4 62.9 2 5.7 5.7 68.6 1 2.9 2.9 71.4 1 2.9 2.9 74.3 1 2.9 2.9 77.1 1 2.9 2.9 80.0 1 2.9 2.9 82.9 2 5.7 5.7 88.6 1 2.9 2.9 91.4 1 2.9 2.9 94.3 1 2.9 2.9 97.1 1 2.9 2.9 100.0 35 100.0 100.0 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 40 41 44 Total Valid

Frequency Percent Valid P erce nt

Cumulative Percent umurk 18 51.4 51.4 51.4 17 48.6 48.6 100.0 35 100.0 100.0 < 28 tahun >= 28 tahun Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(8)

 jk 13 37.1 37.1 37.1 22 62.9 62.9 100.0 35 100.0 100.0 laki-laki perempuan Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent didik 16 45.7 45.7 45.7 13 37.1 37.1 82.9 6 17.1 17.1 100.0 35 100.0 100.0 SP K D3-KEPERAWATAN S1 KEPERAW ATAN Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent mk 11 31.4 31.4 31.4 4 11.4 11.4 42.9 3 8.6 8.6 51.4 3 8.6 8.6 60.0 2 5.7 5.7 65.7 2 5.7 5.7 71.4 2 5.7 5.7 77.1 2 5.7 5.7 82.9 2 5.7 5.7 88.6 1 2.9 2.9 91.4 2 5.7 5.7 97.1 1 2.9 2.9 100.0 35 100.0 100.0 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 17 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent mkk 21 60.0 60.0 60.0 14 40.0 40.0 100.0 35 100.0 100.0 < 5 tahun >= 5 tahun Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(9)

p1 13 37.1 37.1 37.1 22 62.9 62.9 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent p2 12 34.3 34.3 34.3 23 65.7 65.7 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent p3 13 37.1 37.1 37.1 22 62.9 62.9 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent p4 14 40.0 40.0 40.0 21 60.0 60.0 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(10)

p5 6 17.1 17.1 17.1 29 82.9 82.9 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent p6 12 34.3 34.3 34.3 23 65.7 65.7 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent p7 5 14.3 14.3 14.3 30 85.7 85.7 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent p8 13 37.1 37.1 37.1 22 62.9 62.9 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent p9 15 42.9 42.9 42.9 20 57.1 57.1 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(11)

p10 12 34.3 34.3 34.3 23 65.7 65.7 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent p11 13 37.1 37.1 37.1 22 62.9 62.9 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent p12 19 54.3 54.3 54.3 16 45.7 45.7 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent p13 16 45.7 45.7 45.7 19 54.3 54.3 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent p14 21 60.0 60.0 60.0 14 40.0 40.0 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(12)

p15 16 45.7 45.7 45.7 19 54.3 54.3 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent ptot 1 2.9 2.9 2.9 1 2.9 2.9 5.7 3 8.6 8.6 14.3 2 5.7 5.7 20.0 6 17.1 17.1 37.1 1 2.9 2.9 40.0 8 22.9 22.9 62.9 1 2.9 2.9 65.7 2 5.7 5.7 71.4 1 2.9 2.9 74.3 2 5.7 5.7 80.0 4 11.4 11.4 91.4 3 8.6 8.6 100.0 35 100.0 100.0 1 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent ptotk 22 62.9 62.9 62.9 13 37.1 37.1 100.0 35 100.0 100.0 BAIK TIDAK BAIK Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(13)

s1 7 20.0 20.0 20.0 19 54.3 54.3 74.3 9 25.7 25.7 100.0 35 100.0 100.0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent s2 3 8.6 8.6 8.6 12 34.3 34.3 42.9 20 57.1 57.1 100.0 35 100.0 100.0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent s3 10 28.6 28.6 28.6 5 14.3 14.3 42.9 20 57.1 57.1 100.0 35 100.0 100.0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent s4 4 11.4 11.4 11.4 7 20.0 20.0 31.4 24 68.6 68.6 100.0 35 100.0 100.0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(14)

s5 17 48.6 48.6 48.6 7 20.0 20.0 68.6 11 31.4 31.4 100.0 35 100.0 100.0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent s6 8 22.9 22.9 22.9 16 45.7 45.7 68.6 11 31.4 31.4 100.0 35 100.0 100.0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent s7 19 54.3 54.3 54.3 5 14.3 14.3 68.6 11 31.4 31.4 100.0 35 100.0 100.0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent stot 1 2.9 2.9 2.9 1 2.9 2.9 5.7 10 28.6 28.6 34.3 2 5.7 5.7 40.0 10 28.6 28.6 68.6 1 2.9 2.9 71.4 2 5.7 5.7 77.1 5 14.3 14.3 91.4 1 2.9 2.9 94.3 2 5.7 5.7 100.0 35 100.0 100.0 1 3 6 7 8 9 10 11 13 14 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(15)

stotk 23 65.7 65.7 65.7 12 34.3 34.3 100.0 35 100.0 100.0 BAIK TIDAK BAIK Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent f1 28 80.0 80.0 80.0 7 20.0 20.0 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent f2 29 82.9 82.9 82.9 6 17.1 17.1 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent f3 11 31.4 31.4 31.4 24 68.6 68.6 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent f4 2 5.7 5.7 5.7 33 94.3 94.3 100.0 0 1 Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(16)

f5 16 45.7 45.7 45.7 19 54.3 54.3 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent ftot 2 5.7 5.7 5.7 22 62.9 62.9 68.6 3 8.6 8.6 77.1 6 17.1 17.1 94.3 2 5.7 5.7 100.0 35 100.0 100.0 1 2 3 4 5 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent ftotk 11 31.4 31.4 31.4 24 68.6 68.6 100.0 35 100.0 100.0 BAIK TIDAK BAIK Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pe 1 16 45.7 45.7 45.7 10 28.6 28.6 74.3 9 25.7 25.7 100.0 35 100.0 100.0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(17)

pe 2 5 14.3 14.3 14.3 14 40.0 40.0 54.3 16 45.7 45.7 100.0 35 100.0 100.0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pe 3 17 48.6 48.6 48.6 13 37.1 37.1 85.7 5 14.3 14.3 100.0 35 100.0 100.0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pe 4 15 42.9 42.9 42.9 12 34.3 34.3 77.1 8 22.9 22.9 100.0 35 100.0 100.0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent petot 2 5.7 5.7 5.7 13 37.1 37.1 42.9 5 14.3 14.3 57.1 4 11.4 11.4 68.6 4 11.4 11.4 80.0 4 11.4 11.4 91.4 2 5.7 5.7 97.1 1 2.9 2.9 100.0 1 2 3 4 5 6 7 8 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(18)

petotk 15 42.9 42.9 42.9 20 57.1 57.1 100.0 35 100.0 100.0 BAIK TIDAK BAIK Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen1 17 48.6 48.6 48.6 18 51.4 51.4 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen2 15 42.9 42.9 42.9 20 57.1 57.1 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen3 22 62.9 62.9 62.9 13 37.1 37.1 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen4 20 57.1 57.1 57.1 15 42.9 42.9 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(19)

pen5 20 57.1 57.1 57.1 15 42.9 42.9 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen6 21 60.0 60.0 60.0 14 40.0 40.0 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen7 16 45.7 45.7 45.7 19 54.3 54.3 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen8 15 42.9 42.9 42.9 20 57.1 57.1 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen9 20 57.1 57.1 57.1 15 42.9 42.9 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(20)

pen10 17 48.6 48.6 48.6 18 51.4 51.4 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen11 17 48.6 48.6 48.6 18 51.4 51.4 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen12 22 62.9 62.9 62.9 13 37.1 37.1 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen13 18 51.4 51.4 51.4 17 48.6 48.6 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen14 26 74.3 74.3 74.3 9 25.7 25.7 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(21)

pen15 23 65.7 65.7 65.7 12 34.3 34.3 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen16 22 62.9 62.9 62.9 13 37.1 37.1 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen17 21 60.0 60.0 60.0 14 40.0 40.0 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen18 21 60.0 60.0 60.0 14 40.0 40.0 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen19 17 48.6 48.6 48.6 18 51.4 51.4 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(22)

pentot 2 5.7 5.7 5.7 2 5.7 5.7 11.4 2 5.7 5.7 17.1 9 25.7 25.7 42.9 3 8.6 8.6 51.4 1 2.9 2.9 54.3 1 2.9 2.9 57.1 5 14.3 14.3 71.4 5 14.3 14.3 85.7 3 8.6 8.6 94.3 2 5.7 5.7 100.0 35 100.0 100.0 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 15 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pentotk 15 42.9 42.9 42.9 20 57.1 57.1 100.0 35 100.0 100.0 dilaksanakan tidak dilaksanakan Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(23)

CROSSTABS

/ TABLES=pt ot k st ot k f t ot k pet ot k BY pent ot k / FORMAT= AVALUE TABLES

/ STATI STI C=CHI SQ

/ CELLS= COUNT ROW COLUMN TOTAL / COUNT ROUND CELL .

Crosstabs

Case Processing Summary

35 100.0% 0 .0% 35 100.0% 35 100.0% 0 .0% 35 100.0% 35 100.0% 0 .0% 35 100.0% 35 100.0% 0 .0% 35 100.0% ptotk * pentotk stotk * pentotk ftotk * pentotk petotk * pentotk

N Percent N Percent N Percent Valid Mi ssing Total

Cases

ptotk * pentotk

Crosstab 14 8 22 63.6% 36.4% 100.0% 93.3% 40.0% 62.9% 40.0% 22.9% 62.9% 1 12 13 7.7% 92.3% 100.0% 6.7% 60.0% 37.1% 2.9% 34.3% 37.1% 15 20 35 42.9% 57.1% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 42.9% 57.1% 100.0% Count % within ptotk % within pentotk % of Total Count % within ptotk % within pentotk % of Total Count % within ptotk % within pentotk % of Total BAIK TIDAK BAIK ptotk Total dilaksanakan tidak dilaksanakan pentotk Total

(24)

Chi-Square Tests 10.443b 1 .001 8.283 1 .004 11.911 1 .001 .002 .001 10.145 1 .001 35 Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear   As sociation

N of Valid C ases

Value df  

 As ymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minim um expected count is 5. 57. b.

stotk * pentotk

Crosstab 11 12 23 47.8% 52.2% 100.0% 73.3% 60.0% 65.7% 31.4% 34.3% 65.7% 4 8 12 33.3% 66.7% 100.0% 26.7% 40.0% 34.3% 11.4% 22.9% 34.3% 15 20 35 42.9% 57.1% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 42.9% 57.1% 100.0% Count % within stotk % within pentotk % of Total Count % within stotk % within pentotk % of Total Count % within stotk % within pentotk % of Total BAIK TIDAK BAIK stotk Total dilaksanakan tidak dilaksanakan pentotk Total

(25)

Chi-Square Tests .676b 1 .411 .214 1 .644 .686 1 .408 .489 .324 .657 1 .418 35 Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear   As sociation

N of Valid C ases

Value df  

 As ymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minim um expected count is 5. 14. b.

ftotk * pentotk

Crosstab 10 1 11 90.9% 9.1% 100.0% 66.7% 5.0% 31.4% 28.6% 2.9% 31.4% 5 19 24 20.8% 79.2% 100.0% 33.3% 95.0% 68.6% 14.3% 54.3% 68.6% 15 20 35 42.9% 57.1% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 42.9% 57.1% 100.0% Count % within ftotk % within pentotk % of Total Count % within ftotk % within pentotk % of Total Count % within ftotk % within pentotk % of Total BAIK TIDAK BAIK ftotk Total dilaksanakan tidak dilaksanakan pentotk Total

(26)

Chi-Square Tests 15.125b 1 .000 12.399 1 .000 16.538 1 .000 .000 .000 14.693 1 .000 35 Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear   As sociation

N of Valid C ases

Value df  

 As ymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum e xpected count is 4. 71. b.

petotk * pentotk

Crosstab 11 4 15 73.3% 26.7% 100.0% 73.3% 20.0% 42.9% 31.4% 11.4% 42.9% 4 16 20 20.0% 80.0% 100.0% 26.7% 80.0% 57.1% 11.4% 45.7% 57.1% 15 20 35 42.9% 57.1% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 42.9% 57.1% 100.0% Count % within petotk % within pentotk % of Total Count % within petotk % within pentotk % of Total Count % within petotk % within pentotk % of Total BAIK TIDAK BAIK petotk Total dilaksanakan tidak dilaksanakan pentotk Total

(27)

Chi-Square Tests 9.956b 1 .002 7.897 1 .005 10.390 1 .001 .002 .002 9.671 1 .002 35 Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear   As sociation

N of Valid C ases

Value df  

 As ymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minim um expected count is 6. 43.

b.

Logistic Regression

Case Processing Summary

35 100.0 0 .0 35 100.0 0 .0 35 100.0 Unweighted Casesa Included in Analysis Missing Cases Total Selected Cases Unselected Cases Total N Percent

If weigh t is in effect, s ee class ification table for the total number of cases.

a.

Dependent Varia ble Encoding 0 1 Original Value dilaksanakan tidak d ilaksanakan Internal Value

(28)

Categorical Variables Codings 15 1.000 20 .000 11 1.000 24 .000 22 1.000 13 .000 BAIK TIDAK BAIK petotk BAIK TIDAK BAIK ftotk BAIK TIDAK BAIK ptotk Fre quency (1) Parameter  coding

Block 0: Beginning Block

Classi fica tion Tab lea,b

0 15 .0

0 20 100.0 57.1 Observed

dilaksanakan tidak d ilaks anakan pentotk Overall Percentage Step 0 dilaksanakan tidak dilaksanakan pentotk Percentage Correct Predicted

Constant is included in the model. a.

The cut value is .500 b.

Variable s in the Equation

.288 .342 .709 1 .400 1.333 Constant

Step 0

B S. E. W ald df Si g. Ex p(B )

Variables not in the Equation

10.443 1 .001 15.125 1 .000 9.956 1 .002 21.300 3 .000 ptotk(1) ftotk(1) petotk(1) Variables Overall Statistics Step 0 Score df Sig.

(29)

Omnibus Tests of Model Coefficients 28.170 3 .000 28.170 3 .000 28.170 3 .000 Step Block Model Step 1 Chi-square df Sig. Model Summary 19.634a .553 .742 Step 1 -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by les s than .001. a.

Classification Table a

14 1 93.3 1 19 95.0 94.3 Observed dilaksanakan tidak dilaksanakan pentotk Overall Percentage Step 1 dilaksanakan tidak dilaksanakan pentotk Percentage Correct Predicted

The cut value is .500 a.

Variables in the Equation

-3.584 1.722 4.332 1 .037 .028 -2.930 1.343 4.758 1 .029 .053 -2.782 1.324 4.416 1 .036 .062 5.047 1.923 6.887 1 .009 155.549 ptotk(1) ftotk(1) petotk(1) Constant Step 1a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Variable(s) entered on s tep 1: ptotk, ftotk, petotk. a.

(30)

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

No Pertanyaan Corrected Item-Total Correlation Keterangan 1 Pengetahuan Pertanyaan 1 0,840 Valid Pertanyaan 2 0,821 Valid Pertanyaan 3 0,718 Valid Pertanyaan 4 0,692 Valid Pertanyaan 5 0,776 Valid Pertanyaan 6 0,559 Valid Pertanyaan 7 0,682 Valid Pertanyaan 8 0,601 Valid  Pertanyaan 9 0,683 Valid  Pertanyaan 10 0,883 Valid  Pertanyaan 11 0,773 Valid  Pertanyaan 12 0,691 Valid  Pertanyaan 13 0,718 Valid  Pertanyaan 14 0,840 Valid  Pertanyaan 15 0,898 Valid 

Nilai Hitung Alpha Cronbach 0,954 Reliabel 2 Sikap Pertanyaan 1 0,729 Valid Pertanyaan 2 0,871 Valid Pertanyaan 3 0,741 Valid Pertanyaan 4 0,730 Valid Pertanyaan 5 0,913 Valid Pertanyaan 6 0,806 Valid Pertanyaan 7 0,791 Valid

Nilai Hitung Alpha Cronbach 0,937 Reliabel 3 Fasilitas Pertanyaan 1 0, 820 Valid Pertanyaan 2 0,698 Valid Pertanyaan 3 0,714 Valid Pertanyaan 4 0,580 Valid Pertanyaan 5 0,726 Valid

Nilai Hitung Alpha Cronbach 0,876 Reliabel 4 Pengawasan

Pertanyaan 1 0, 762 Valid

Pertanyaan 2 0,780 Valid

Pertanyaan 3 0,843 Valid

Pertanyaan 4 0,774 Valid

(31)

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 5 Pencegahan Pertanyaan 1 0, 854 Valid Pertanyaan 2 0,829 Valid Pertanyaan 3 0,751 Valid Pertanyaan 4 0,654 Valid Pertanyaan 5 0, 763 Valid Pertanyaan 6 0,563 Valid Pertanyaan 7 0,715 Valid Pertanyaan 8 0,619 Valid Pertanyaan 9 0,674 Valid Pertanyaan 10 0,876 Valid Pertanyaan 11 0,782 Valid Pertanyaan 12 0, 701 Valid Pertanyaan 13 0,710 Valid Pertanyaan 14 0,834 Valid Pertanyaan 15 0,890 Valid Pertanyaan 16 0, 854 Valid Pertanyaan 17 0,829 Valid Pertanyaan 18 0,751 Valid Pertanyaan 19 0,709 Valid

(32)

PENGETAHUAN

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

30 100.0 0 .0 30 100.0 Valid Excludeda Total Cases N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a. Reliability Statistics .954 15 Cronbach's  Alpha N of Items Item Statistics .57 .504 30 .63 .490 30 .57 .504 30 .60 .498 30 .67 .479 30 .50 .509 30 .53 .507 30 .63 .490 30 .73 .450 30 .60 .498 30 .60 .498 30 .43 .504 30 .57 .504 30 .57 .504 30 .53 .507 30 p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 Me an Std . De viati on N

(33)

Item-Tota l Sta tistics 8.17 29.040 .840 .949 8.10 29.266 .821 .950 8.17 29.661 .718 .952 8.13 29.844 .692 .952 8.07 29.582 .776 .951 8.23 30.461 .559 .955 8.20 29.821 .682 .953 8.10 30.369 .601 .954 8.00 30.276 .683 .952 8.13 28.878 .883 .948 8.13 29.430 .773 .951 8.30 29.803 .691 .952 8.17 29.661 .718 .952 8.17 29.040 .840 .949 8.20 28.717 .898 .948 p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15

Scale Mean if  Item Deleted Scale Variance if  Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's  Al pha if Ite m

Deleted

Scale Statistics

8.73 33.857 5.819 15 Mean Variance Std. Deviation N of Items

(34)

SIKAP

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

30 100.0 0 .0 30 100.0 Valid Excludeda Total Cases N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a. Reliability Statistics .937 7 Cronbach's  Alpha N of Items Item Statistics 1.07 .691 30 .83 .874 30 .70 .877 30 1.03 .718 30 .83 .913 30 1.10 .759 30 .80 .925 30 s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 Mean Std. Deviati on N

(35)

Item-Total Statistics 5.30 19.390 .729 .933 5.53 17.223 .871 .919 5.67 18.023 .741 .932 5.33 19.195 .730 .933 5.53 16.671 .913 .915 5.27 18.478 .806 .926 5.57 17.357 .791 .928 s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7

Scale Mean if  Item Deleted Scale Variance if  Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's  Al pha if Item

Deleted

Scale Statistics

6.37 24.309 4.930 7 Mean Variance Std. Deviation N of Items

FASILITAS KEPERAWATAN

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

30 100.0 0 .0 30 100.0 Valid Excludeda Total Cases N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

.876 5 Cronbach's

(36)

Item Statistics .57 .504 30 .63 .490 30 .57 .504 30 .60 .498 30 .67 .479 30 f1 f2 f3 f4 f5 Me an St d. Deviation N Item-Total Statistics 2.47 2.533 .820 .822 2.40 2.731 .698 .852 2.47 2.671 .714 .848 2.43 2.875 .580 .880 2.37 2.723 .726 .845 f1 f2 f3 f4 f5

Scale Mean if  Item D eleted Scale Variance if  Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's  Alpha if Item Deleted Scale Statistics 3.03 4.102 2.025 5 Mean Variance Std. Deviation N of Items

PENGAWASAN

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

30 100.0 0 .0 30 100.0 Valid Excludeda Total Cases N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

(37)

Reliability Statistics .902 4 Cronbach's  Alpha N of Items Item Statistics 1.03 .718 30 .83 .913 30 1.10 .759 30 .80 .925 30 pe1 pe2 pe3 pe4 Mean Std. Deviati on N Item-Total Statistics 2.73 5.513 .762 .884 2.93 4.685 .780 .877 2.67 5.126 .843 .855 2.97 4.654 .774 .879 pe1 pe2 pe3 pe4

Scale Mean if  Item D eleted Scale Variance if  Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's  Alpha if Item Deleted Scale Statistics 3.77 8.599 2.932 4 Mean Variance Std. Deviation N of Items

PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL

Scale: ALL VARIABLES

(38)

Case Processing Summary 30 100.0 0 .0 30 100.0 Valid Excludeda Total Cases N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a. Reliability Statistics .965 19 Cronbach's  Alpha N of Items Item Statistics .57 .504 30 .63 .490 30 .57 .504 30 .53 .507 30 .67 .479 30 .50 .509 30 .53 .507 30 .63 .490 30 .73 .450 30 .60 .498 30 .60 .498 30 .43 .504 30 .57 .504 30 .57 .504 30 .53 .507 30 .57 .504 30 .63 .490 30 .57 .504 30 .60 .498 30 pen1 pen2 pen3 pen4 pen5 pen6 pen7 pen8 pen9 pen10 pen11 pen12 pen13 pen14 pen15 pen16 pen17 pen18 pen19 Me an Std . De viati on N

(39)

Item-Total Statistics 10.47 48.602 .854 .962 10.40 48.938 .829 .962 10.47 49.292 .751 .963 10.50 49.914 .654 .964 10.37 49.482 .763 .963 10.53 50.533 .563 .966 10.50 49.500 .715 .964 10.40 50.317 .619 .965 10.30 50.355 .674 .964 10.43 48.530 .876 .962 10.43 49.151 .782 .963 10.60 49.628 .701 .964 10.47 49.568 .710 .964 10.47 48.740 .834 .962 10.50 48.328 .890 .961 10.47 48.602 .854 .962 10.40 48.938 .829 .962 10.47 49.292 .751 .963 10.43 49.633 .709 .964 pen1 pen2 pen3 pen4 pen5 pen6 pen7 pen8 pen9 pen10 pen11 pen12 pen13 pen14 pen15 pen16 pen17 pen18 pen19

Scale Mean if  Item Deleted Scale Variance if  Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's  Alpha if Ite m Deleted Scale Statistics 11.03 54.861 7.407 19 Mean Variance Std. Deviation N of Items

(40)

JURNAL KESEHATAN

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PERAWAT TERHADAP PENCEGAHAN TERJADINYA INFEKSI NOSOKOMIAL DI

RUANG RAWAT

BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA LANGSA THE INFLUENCE OF NURSE  INTERNAL AND EXTERNAL FACTORS ON

 NOSOCOMIAL INFECTION PREVENTION  IN THE POST SURGICAL TREATMENT WARD AT GENERAL HOSPITAL IN LANGSA CITY 

FAKHRUL RAZI

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

 ABSTRACT 

 Nosochomial infection is an infection found in a hospital caused by the micro-organisms such as bacteria, viruses, fungi, and parasites. The data obtained from the Profile of Langsa  Municipal General Hospital in 2010 showed that there were 303 nosochomial infection cases in 7 wards and the cases in the post surgical treatment wards of Langsa Municipal General  Hospital was the highest with 88 nosochomial infection cases.

The purpose of this explanatory survey study was to analyze the influence of internal (knowledge and attitude) and external (facility and supervision) factors of the nurses on the  prevention of nosochomial infection. The population of this study were all of the 35 nurses working in the post surgical treatment wards and all of them were selected to be the samples for this study. The primary data for this study were obtained through observation and interviews and the secondary data were obtained through the medical record and documents available at  Langsa Municipal General Hospital. The data obtained were analyzed through multiple logistic

regression tests.

The result of the statistic test showed that the variables of knowledge, nursing facilities, and supervision were the variables which had influence on the prevention of nosochomial infection in the post surgical treatment wards at Langsa Municipal General Hospital.

The management of Langsa Municipal General Hospital is suggested to improve the education and training of the nurses working in the post surgical treatment wards and to do health promotion twice (2 times) a year such as a campaign for the prevention of the incident of nosochomial infection. The hospital management, through the Director of General Langsa  Municipal Hospital, is suggested to establish a nosochomial infection medical supervision

committee assigned to do a routine supervision and evaluation.

(41)

ABSTRAK

Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang terdapat di rumah sakit, yang disebabkan oleh mikroorganisme berupa bakteri, virus, fungi dan parasit. Data yang diperoleh dari profil Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa tahun 2010, terdapat 303 kasus infeksi nosokomial di 7 ruangan, di mana ruang rawat bedah RSUD Kota Langsa dengan kasus tertinggi, terdapat 88 kasus infeksi nosokomial.

Penelitian ini merupakan penelitian survai explanatory yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor internal (pengetahuan dan sikap) dan eksternal (fasilitas dan  pengawasan) perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh perawat yang terdapat di ruang rawat bedah yang berjumlah sebanyak 35 orang dan sekaligus menjadi sampel penelitian. Metode pengumpulan data meliputi data primer melalui wawancara dan pengamatan serta data sekunder dari catatan dan dokumen RSUD Kota Langsa dan dianalisis dengan regresi logistik.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel pengetahuan, fasilitas keperawatan, dan  pengawasan merupakan variabel yang berpengaruh terhadap pencegahan terjadinya infeksi

nosokomial di ruang rawat bedah RSUD Kota Langsa.

Disarankan kepada pihak RSUD Kota Langsa untuk meningkatkan pendidikan dan  pelatihan bagi perawat pelaksana di ruang rawat bedah, melakukan upaya promosi kesehatan 2 kali dalam 1 tahun seperti mengkampanyekan bentuk pencegahan terjadinya infeksi nosokomial, Manajemen rumah sakit melalui direktur RSUD Langsa disarankan membentuk komite medik  pengendalian infeksi nosokomial yang ditunjuk melakukan pengawasan dan evaluasi secara

rutin.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Fasilitas, Pengawasan, Infeksi Nosokomial Latar belakang

Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan  pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu

Rumah sakit sebagai suatu unit  pelayanan medis tentunya tak lepas dari  pengobatan dan perawatan penderita- penderita dengan kasus penyakit infeksi. Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang diperoleh/dialami pasien selama dirawat di rumah sakit. Infeksi nosokomial terjadi karena adanya transmisi mikroba

(42)

hari rawat penderita yang bertambah, beban  biaya menjadi semakin besar, serta merupakan bukti bahwa manajemen  pelayanan medis rumah sakit kurang  bermutu (Darmadi, 2008).

Penyebab infeksi nosokomial adalah akibat mikroorganisme berupa bakteri, virus, fungi dan parasit, tetapi umumnya terjadi akibat virus dan bakteri. Sumber infeksi dapat berasal dari pasien, petugas rumah sakit, pengunjung atau lingkungan rumah sakit.

Menurut Timby (1999), kelalaian  petugas rumah sakit untuk mencuci tangan merupakan penyebab umum terjadinya infeksi yang diperoleh di rumah sakit. Cara  penularan melalui tangan yang kurang  bersih atau secara tidak langsung melalui  peralatan yang ditempatkan sebagai  penyebab utama infeksi nosokomial (Utji, 1993). Triatmodjo (1993), menemukan  bahwa 34,4% tangan perawat terkontaminasi oleh kuman penyebab infeksi nosokomial dan 34,4% dari alat-alat bedah steril siap  pakai ternyata dalam kondisi tidak steril.

Kejadian infeksi nosokomial belum diimbangi dengan pemahaman tentang cara mencegah infeksi nosokomial dan implementasi secara baik. Kondisi ini memungkinkan angka nosokomial di rumah sakit cenderung tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman yang baik tentang cara-cara penyebaran infeksi yang mungkin terjadi di rumah sakit.

Menurut Utama (2006) pencegahan infeksi nosokomial memerlukan suatu rencana yang terintegrasi, monitoring dan  program yang termasuk membatasi transmisi organisme dari atau antar pasien dengan cara mencuci tangan dan penggunaan sarung tangan, tindakan septik dan aseptik, sterillisasi, dan desinfektan, mengontrol risiko penularan dari lingkungan, melindungi pasien dengan penggunaan antibiotika yang adekuat, nutrisi yang cukup, dan vaksinasi.

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa merupakan rumah sakit rujukan dengan type kelas B, dari data yang diperoleh tahun 2010, terdapat sebanyak 303 kasus di 7 ruangan (Bedah, Penyakit Dalam, THT/Mata, VIP, ICU, ICCU, dan KUA/Super VIP) yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Langsa dengan  berbagai jenis infeksi nosokomial ( Medical  Record  RSUD Kota Langsa Maret 2011).

Dari tujuh ruangan, ruangan bedah yang tertinggi kasus infeksi, terdapat 88 kasus jenis infeksi nosokomial yaitu 47 kasus infeksi nosokomial oleh phlebitis, 1 kasus oleh infeksi luka operasi, 6 kasus oleh decubitus, 17 kasus oleh sepsis, dan 17 kasus oleh pneumonia ( Medical Record 

RSUD Kota Langsa, bulan Maret Tahun 2011).

Survei pendahuluan menunjukkan  bahwa dari 7 perawat di ruang bedah yang diwawancarai hanya 28,5% yang mensterilkan alat medis, menggunakan alat  pelindung diri seperti penutup mulut dan sarung tangan, mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan, sedangkan 71,5% perawat tidak melaksanakan prosedur itu secara keseluruhan. Sesuai prosedur  penggunaan alat medis bahwa sebelum dan sesudah menggunakan alat medis wajib dibersihkan dan disterilkan termasuk  peralatan-peralatan yang terkecil sekalipun. Berdasarkan pengamatan penulis, ketika sedang melakukan survei pendahuluan  penulis menemukan air yang ada pada wastafel tidak hidup serta sabun pencuci tangan tidak peneliti temukan berada ditempatnya serta pengawasan yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit belum maksimal, seperti kepala perawat yang  bertugas piket tidak berada di tempat.

Tujuan penelitian Untuk

menganalisis pengaruh faktor internal (pengetahuan dan sikap) dan eksternal (fasilitas keperawatan dan pengawasan)  perawat terhadap pencegahan terjadinya

(43)

infeksi nosokomial di ruang rawat bedah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa tahun 2011

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey dengan pendekatan explanatory research. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang ada di ruang  bedah rawat inap baik itu RBA maupun RBB di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa berjumlah sebanyak 35 orang (Profil RSUD Kota Langsa, 2009) dan sekaligus menjadi sampel penelitian. Metode pengumpulan data meliputi data  primer yaitu data diperoleh melalui kuesioner dan pengamatan terhadap responden, data sekunder adalah data-data yang mendukung dalam penelitian ini

seperti profil rumah sakit dan laporan tahunan. Analisis data dalam penelitian ini mencakup analisis univariat, yaitu analisis yang menggambarkan secara tunggal variabel-variabel independen dan dependen dalam bentuk distribusi frekuensi. analisis  bivariat, yaitu untuk melihat hubungan variabel independen dengan dependen menggunakan uji chi-square  pada taraf kepercayaan 95% (p<0,05). analisis multivariat, yaitu analisis lanjutan untuk melihat pengaruh antara variabel independen dengan dependen menggunakan uji regresi logistik   pada taraf kepercayaan 95% (p<0,05).

Hasil Penelitian

Karakteristik responden dalam  penelitian ini yaitu umur, jenis kelamin,

 pendidikan dan lama kerja

Tabel. 1 Distribusi Karakteristik Responden di Ruang Rawat Bedah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa

No Karakteristik Perawat Jumlah (n) Persentase (%)

1 Umur < 28 tahun 18 51.4 ≥ 28 tahun 17 48.6 Total 35 100 2 Jenis Kelamin Laki-laki 13 37.1 Perempuan 22 62.9 Total 35 100 3 Pendidikan SPK 16 45.7 D3 Keperawatan 13 37.1 S1 Keperawatan 6 17.1 Total 35 100 4 Masa Kerja < 5 tahun 18 51.4 ≥ 5 tahun 17 48.6 Total 35 100

(44)

kerja < 5 tahun yaitu sebanyak 18 orang (51,4%).

Analisis Univariat

Analisis yang menggambarkan secara tunggal variabel-variabel independen dan

dependen dalam bentuk distribusi frekuensi. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi pengetahuan, sikap, fasilitas,  pengawasan dan pencegahan infeksi

nosokomial.

Tabel. 2 Distribusi Variabel Pegetahuan, Sikap, Fasilitas, Pengawasan dan Pencegahan Infeksi nosokomial

No Pengetahuan Perawat Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 22 62.9

2 Tidak Baik 13 37.1

Total 35 100

No Sikap Perawat Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 23 65.7

2 Tidak Baik 12 34.3

Total 35 100

No Fasilitas Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 11 31.4

2 Tidak Baik 24 68.6

Total 35 100

No Pengawasan Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 15 42,9

2 Tidak Baik 20 57,1

Total 35 100

No Pencegahan Infeksi Nosokomial Jumlah (n) Persentase (%)

1 Dilaksanakan 15 42.9

2 Tidak dilaksanakan 20 57.1

Total 35 100

Berdasarkan Tabel 2. diketahui pengetahuan  perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial mayoritas responden berada  pada kategori baik yaitu sebanyak 22 orang (62,9%) sedangkan selebihnya berada pada kategori tidak baik yaitu 13 orang (37,1%). Sikap perawat mayoritas berada pada kategori baik yaitu sebanyak 23 orang (65,7%) sedangkan selebihnya berada pada kategori tidak baik yaitu 12 orang (34,3%). Fasilitas perawat mayoritas berada pada kategori tidak baik yaitu sebanyak 24 orang (68,6%) sedangkan selebihnya berada pada

Pengawasan mayoritas berada pada kategori tidak baik yaitu sebanyak 20 orang (57,1%) sedangkan selebihnya berada pada kategori  baik yaitu 15 orang (31,4%). Pencegahan infeksi nosokomial mayoritas berada pada kategori tidak laksanakan yaitu sebanyak 20 orang (57,1%) sedangkan selebihnya berada  pada kategori dilaksanakan yaitu 15 orang

(31,4%)

Analisis Bivariat

Analisis bivariat dimaksudkan untuk menganalisis hubungan variabel independen

(45)

dan pengawasan) dengan variabel dependen (pencegahan infeksi nosokomial) yang

dilihat dengan menggunakan uji chi square

 pada taraf kepercayaan 95%.

Tabel 4.3 Hubungan Pengetahuan, Sikap, Fasilitas dan Pengawasan dengan Pencegahan Infeksi Nosokomial

Variabel

Pencegahan Infeksi Nosokomial

X² Nilai p Dilaksanakan Tidak Dilaksanakan N % N % Pengetahuan 1 Baik 14 63,6 8 36.4 10,443 0,001 2 Tidak Baik 1 7.7 12 92.3 Total 15 100 20 100 Sikap 1 Baik 11 47.8 12 52.2 0,676 0,418 2 Tidak Baik 4 33.3 8 66.7 Total 15 100 20 100 Fasilitas 1 Baik 10 90.9 1 9.1 15,125 0,000 2 Tidak Baik 5 20.8 19 79.2 Total 15 100 20 100 Pengawasan 1 Baik 11 73.3 4 26.7 9,956 0,002 2 Tidak Baik 4 20 16 80 Total 15 100 20 100

Dari hasil penelitian, diketahui dari 22 responden yang mempunyai pengetahuan  baik diketahui sebanyak 14 responden (63,6%) dengan kategori melaksanakan  pencegahan infeksi nosokomial, selebihnya 8 responden (36,4%) dengan kategori tidak melaksanakan pencegahan infeksi nosokomial. Hasil analisis bivariat (

chi- pencegahan infeksi nosokomial. Dari hasil  penelitian, diketahui dari 23 responden yang mempunyai sikap baik diketahui sebanyak 11 responden (47,8%) dengan kategori melaksanakan pencegahan infeksi nosokomial, selebihnya 12 responden (52,2%) dengan kategori tidak melaksanakan pencegahan infeksi

(46)

signifikan antara sikap dengan pencegahan infeksi nosokomial. Dari hasil penelitian, diketahui dari 11 responden yang mempunyai penilaian baik terhadap fasilitas keperawatan diketahui sebanyak 10 responden (90,9%) dengan kategori “melaksanakan” pencegahan infeksi nosokomial, selebihnya 1 responden (9,1%) dengan kategori “tidak melaksanakan”  pencegahan infeksi nosokomial. Hasil analisis bivariat (chi-square test ) bahwa terdapat nilai p (0,000) < p 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan antara fasilitas keperawatan dengan pencegahan infeksi nosokomial. Dari hasil penelitian, diketahui dari 15 responden yang mempunyai  penilaian baik terhadap pengawasan diketahui sebanyak 11 responden (73,3%)

dengan kategori melaksanakan pencegahan infeksi nosokomial, selebihnya 4 responden (26,7%) dengan kategori tidak melaksanakan pencegahan infeksi nosokomial. Hasil analisis bivariat ( chi-square test ) bahwa terdapat nilai p (0,002) <  p 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan pencegahan infeksi nosokomial.

Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk menentukan variabel independen yang  paling berpengaruh (baik faktor internal maupun eksternal) terhadap pencegahan infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa. Uji yang digunakan dalam analisis multivariat ini adalah Uji  Regresi Logistik .

Tabel 4.7. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial

No. Variabel B  P-Value

Konstanta 5,047 0,09 1 Pengetahuan -3,584 0,037 2 Fasilitas Keperawatan -2,930 0,029 3 Pengawasan -2,782 0,036 PEMBAHASAN Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan  penginderaan terhadap suatu obyek. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yaitu penglihatan, pendengaran,  penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar  pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Hasil  penelitian menunjukkan secara statistik dengan uji regresi logistik terdapat pengaruh secara signifikan anatara pengetahuan  perawat dengan pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat bedah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan  penelitian Lindawati (2001), bahwa hasil uji menunjukkan pengetahuan perawat

nosokomial pada perawat. Dan sejalan dengan hasil penelitian Fuadi (2009) ada hubungan yang signifikan antara  pengetahuan dengan resiko terjadinya infeksi nosokomial di ruang rawat bedah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin Banda Aceh.

Menurut Natoatdmodjo (2004) salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan individu adalah melalui pendidikan dan  pelatihan baik secara formal maupun informal, termasuk pengetahuan tentang segala sesuatu yang berisiko terhadap terjadinya infeksi nosokomial. Hal ini karena perawat merupakan tenaga medis yang setiap hari mempunyai kontak langsung dengan pasien dan ruangan dalam rumah sakit. Bentuk upaya pencegahan yang dilakukan dalam hal kondisi yang berisiko

(47)

Sikap

Sikap adalah reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus / objek (Notoatmodjo, 2003). Sikap Seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak ( favorabel) maupun perasaan tidak

mendukung atau tidak memihak

(unfavorabel) (Azwar, 2003). Hasi uji regresi logistik menunjukkan tidak terdapat  pengaruh signifikan sikap perawat dengan  pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat bedah RSUD Kota Langsa. Hasil  penelitian menunjukkan 65,7% perawat  berada pada kategori sikap baik dan selebihnya 34,3% berada pada kategori tidak  baik.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Nurhayati (1997) bahwa hasil uji menunjukkan sikap perawat  berhubungan dengan perilaku kepatuhan  petugas kesehatan dalam pencegahan infeksi luka operasi di bagian bedah Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Dr. Hasan Sadikin Bandung. Dan tidak sejalan dengan hasil penelitian Yusran (2004), bahwa sikap  perawat mempunyai hubungan dengan infeksi risiko nosokomial di RSU Abdoel Muluk Lampung.

Sikap perawat merupakan bagian integral dari individu yang menilai dan  berpendapat tentang kondisi lingkungannya. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin baik sikap perawat tentang berbagai upaya pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit maka akan semakin kecil risiko terhadap terjadinya infeksi nosokomial pada  perawat, tenaga medis lain atau pengunjung rumah sakit. Menurut Notoatmodjo (2004), sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak

menunjukkan konotasi adanya kesesuian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.

Sikap perawat yang kurang akan  berdampak terhadap tindakan pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit. Hal ini menurut Bachroen (2000) bahwa secara umum pelaksanaan prinsip Universal Precautiosn di Indonesia masih kurang. Beberapa tindakan yang meningkatkan  potensi penularan penyakit yaitu tidak mencuci tangan, tidak menggunakan sarung tangan, penanganan benda tajam yang salah, teknik dekontaminasi yang tidak adekuat, dan kurangnya sumber daya untuk melaksanakan prinsip Universal Precaution.

Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Karyadi Semarang (2003) menunjukkan angka kepatuhan tenaga kesehatan untuk menerapkan penerapan beberapa elemen

Universal Precaution  kurang dari 50%. Studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Abdoel Muluk pada tahun 2006 menunjukkan 58 % tenaga kesehatan mengalami paparan terhadap darah dan cairan tubuh.

Fasilitas

Fasilitas dalam penelitian ini adalah Ketersediaan/kelengkapan fasilitas keperawatan yang disediakan oleh pihak rumah sakit dalam hal untuk melakukan  pencegahan infeksi nosokomial. Hasil uji regresi logistik menunjukkan terdapat  pengaruh signifikan fasilitas keperawatan dengan pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat bedah RSUD Kota Langsa. Hasil penelitian menunjukkan 31,4%  perawat berada pada kategori baik dan selebihnya 68,6% berada pada kategori tidak  baik.

(48)

sarana dan prasarana dengan persepsi  perawat pelaksana terhadap upaya  pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat inap Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta.

Menurut green yang dikutip Kusmayati (2004) fasilitas merupakan salah satu dari sumber daya yang memungkinkan seseorang untuk berperilaku tertentu. Tanpa adanya dukungan fasilitas yang memadai, menyulitkan seseorang untuk dapat melakukan sesuatu dengan baik. Dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial dibutuhkan tersedianya sarana dan prasarana antara lain air mengalir untuk cuci tangan dan sabun, sarung tangan, mensterilkan  peralatan, antiseptik dan desinfektan.

Hasil penelitian menunjukkan 80% tidak tersedia sarung tangan steril diruang rawat bedah, 68,6% air pencuci tangan di ruang rawat bedah tidak ada bila diperlukan. Musadad (1992) menyatakan bahwa hanya 42,9% rumah sakit yang menyediakan sarana untuk cuci tangan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.

Pengawasan

Pengawasan salah satu unsur manajer profesional yang harus dilaksanakan oleh semua anggota manajemen, baik ia seorang pengawas atau  pimpinan utama suatu organisasi. Hasil uji regresi logistik menunjukkan terdapat  pengaruh signifikan pengawasan dengan  pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat bedah RSUD Kota Langsa. Hasil  penelitian menunjukkan 42,9% perawat  berada pada kategori baik dan selebihnya

57,1% berada pada kategori tidak baik.

Hasil penelitian ini sesuai dengan  penelitian Lindawati (2001) yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara  pengawasan dengan persepsi perawat  pelaksana terhadap upaya pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat inap

Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta p (0,000) < 0,05. Dan sejalan dengan hasil penelitian Fuadi (2009) ada hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan resiko terjadinya infeksi nosokomial di ruang rawat bedah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin Banda Aceh  p (0,000) < 0,05.

Menurut Green (1980) mengatakan seseorang akan patuh bila masih dalam tahap pengawasan, bila pengawasan mengendur maka perilaku akan ditinggalkan artinya ketika pengawasan itu sudah mulai menurun maka perawat untuk melakukan  pencegahan infeksi nosokomial semakin rendah, mereka bekerja semau dengan yang mereka mau bukan semesti yang telah ada dalam standart prosedur operasional untuk melakukan pencegahan infeksi nosokomial.

Berdasarkan dari hasil penelitian 45,7% mengatakan tidak pernah dilakukan  pengawasan tentang pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat bedah, 48,6% Pegawasan yang dilakukan manajemen RS tentang upaya pencegahan infeksi nosokomial melibatkan penanggung jawab ruang rawat bedah, dan 42,9% Hasil  pengawasan yang telah dilakukan oleh manajemen RS tentang upaya pencegahan infeksi nosokomial tidak ditindaklanjuti.

Asumsi peneliti hal ini dikarenakan  berbagai faktor seperti masalah dana, dikarenakan tidak ada anggaran untuk itu sehingga tidak melakukan pengawasan secara intensif. Kedua, kebijakan yang dibuat kurang maksimal seperti memberikan sanksi. Ketiga, tidak ada keinginan serius dari pihak pengawas sendiri untuk lebih tegas dalam hal pencegahan infeksi nosokomial.

Pada prinsipnya Fungsi pengawasan di Rumah Sakit merupakan untuk mengetahui sejauh mana perawat mematuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja Rumah Sakit serta dalam melakukan tindakan  pencegahan yang telah ditetapkan oleh

(49)

 pimpinan serta dijadikan dasar penilaian untuk sertifikasi, namun kenyataannya di RSUD Kota Langsa peran dan fungsi  pengawas belum maksimal dan belum  bekerja sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

e) Pengetahuan berpengaruh terhadap  pencegahan terjadinya infeksi nosokomial di ruang rawat bedah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa

f) Sikap tidak berpengaruh terhadap  pencegahan terjadinya infeksi nosokomial di ruang rawat bedah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa

g) Fasilitas keperawatan berpengaruh terhadap terjadinya pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat  bedah di Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Kota Langsa

h) Pengawasan berpengaruh terhadap  pencegahan terjadinya infeksi nosokomial di ruang rawat bedah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa dan sekaligus variabel ini merupakan variabel yang paing dominan.

Saran

3. Kepada pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa perlu : c. meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan melalui pelatihan bagi  perawat pelaksana di ruang rawat  bedah

d. melakukan upaya promosi kesehatan 2 kali dalam 1 tahun antara lain seperti mengkampanyekan bentuk  pencegahan infeksi nosokomial atau hal-hal yang dapat menyebabkan

sebelum melakukan tindakan, mensterilkan alat-alat setelah habis  pakai dalam bentuk poster, leaflet  bahkan jika perlu booklet yang kemudian disebarkan di masing-masing ruangan terkhususnya untuk ruangan rawat bedah dengan tujuan agar perawat tersadarkan akan  pentingnya untuk melakukan  pencegahan terhadap infeksi

nosokomial

4. Kepada manajemen Rumah Sakit melalui direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Langsa perlu

membentuk komite medik

 pengendalian infeksi nosokomial untuk membuat kebijakan agar perlu dilakukan pengawasan dan evaluasi secara rutin.

DAFTAR PUSTAKA

Darmadi (2008). Infeksi Nosokomial :

Problematika Dan

Pengendaliannya. Jakarta : Penerbit Salemba Medika

Depkes RI. (2007), Pedoman Manajerial Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya, Jakarta

Fuadi (2009) Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Risiko Terjadinya Infeksi  Nosokomial Pada Ruang Rawat Inap Bedah Di RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Tesis.

Gambar

Tabel 4.3 Hubungan Pengetahuan, Sikap, Fasilitas dan Pengawasan dengan Pencegahan Infeksi Nosokomial

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Karakteristik meliputi Umur, Jenis kelamin, Pendidikan dan Masa Kerja Perawat Pelaksana dengan Kinerja Perawat di ruang rawat inap RSUD Dr..

berdasarkan karakteristik ruangan di ruang rawat inap RSUD Padang Panjang. Membandingkan kinerja perawat pelaksana dalam melaksanakan

Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Penerapan Prinsip Enam Benar Di Dalam Pemberian Obat Di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pengaruh Karakteristik terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

Hubungan Karakteristik meliputi Umur, Jenis kelamin, Pendidikan dan Masa Kerja Perawat Pelaksana dengan Kinerja Perawat di ruang rawat inap RSUD Dr..

Hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Ruang Perawatan dengan Stres Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Soedarso Pontianak.. Universitas

Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di ruang perawatan dalam dan ruang perawatan bedah RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang terhadap 10 orang perawat

Pengetahuan dan Sikap Perawat Pelaksana Dalam Memberikan Discharge Planning di Ruang Rawat Inap RSUD

Hasil tabulasi silang antara karakteristik responden dan kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian keperawatan di ruang rawat inap RSUD