• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Perkesmas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Perkesmas"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan yang optimal.

Puskesmas merupakan ujung tombak penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) maupun Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) di strata pertama pelayanan kesehatan, dan merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan di Kabupaten/ Kota.

Upaya perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) merupakan upaya kesehatan penunjang yang terintegrasi dalam semua upaya kesehatan Puskesmas termasuk dalam upaya kesehatan wajib (Promosi kesehatan, Kesehatan Lingkungan, KIA/ KB, P2, Gizi dan Pengobatan) tetapi dapat juga sebagai upaya kesehatan pengembangan yang wajib dilakukan pada daerah tertentu. Dengan terintegrasinya upaya perkesmas kedalam upaya kesehatan wajib maupun upaya pengembangan, diharapkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat lebih bermutu karena diberikan secara holistik, komprehensif pada semua tingkat pencegahan.

Upaya perawatan kesehatan masyarakat adalah pelayanan profesional yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan di puskesmas yang dilaksanakan oleh perawat. Perawat puskesmas mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan keperawatan

(2)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 2 dalam bentuk asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Agar pelayanan perkesmas dapat berjalan dengan baik maka Puskesmas Wonogiri II menyusun PEDOMAN

PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERKESMAS DI

PUSKESMAS WONOGIRI II.

B. TUJUAN

1. TUJUAN UMUM

Sebagai Acuan dalam melaksanakan Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) di Puskesmas Wonogiri II. 2. TUJUAN KHUSUS

a. Diperolehnya persepsi yang sama dalam penyelenggaraan perawatan kesehatan masyarakat di Puskesmas Wonogiri II.

b. Meningkatnya keterpaduan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskemas Wonogiri II.

c. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan pada masyarakat, terutama kelompok rentan dan resiko tinggi.

d. Diperolehnya dukungan sumber daya yang memadai dalam penyelenggaraan upaya perawatan kesehatan masyarakat.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN

Lingkup pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat meliputi upaya kesehatan perorangan (UKP) maupun upaya kesehatan masyarakat (UKM). Pelayanan kesehatan yang diberikan lebih difokuskan pada promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. Upaya preventif meliputi pencegahan tingkat pertama (primary prevention), pencegahan

(3)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 3 tingkat kedua (secondary prevention) maupun pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention).

D. SASARAN

Kepala Puskemas, penanggungjawab, pelaksana dan Tim Mutu/ Akeditasi Puskesmas Wonogiri II.

E. PENCATATAN DAN PELAPORAN

Upaya Perkesmas sebagai upaya kesehatan yang profesional harus dapat dipertanggungjawabkan baik dalam aspek teknis maupun administrative. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan dokumentasi yang tepat dan benar antara lain melalui pencatatan dan pelaporan kegiatan.

1. Pencatatan Meliputi:

a. Formulir pengkajian keperawatan

Formulir pengkajian keperawatan baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

b. Register rawat jalan

Merupakan catatan klien yang mendapat asuhan keperawatan, dapat terintegrasi dengan register rawat jalan (Rekam Medis) yang sudah ada.

c. Catatan keperawatan

Dimaksudkan untuk mencatat rencana tindakan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.

d. Family folder

Merupakan kumpulan kartu status kesehatan (Rekam Medis) setiap anggota keluarga rawan kesehatan yang dibina.

(4)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 4 Merupakan catatan untuk mengetahui identitas, masalah kesehatan yang dihadapi serta kemajuan pembinaan keluarga rawan kesehatan yang dibina.

f. Buku Register Pembinaan Kelompok/ Desa/ Masyarakat Merupakan catatan untuk mengetahui identitas, masalah kesehatan yang dihadapi serta kemajuan pembinaan kelompok khusus/ masyarakat/ desa yang dibina

2. Pelaporan

Disesuaikan dengan kebutuhan informasi untuk mengukur keberhasilan upaya perawatan kesehatan masyarakat sesuai dengan indikator yang sudah ditetapkan. Bentuk format laporan terintegrasi dengan sistem pelaporan yang berlaku

F. LANDASAN HUKUM

Sebagai dasar penyelenggaraan pelayanan Perkesmas di Puskesmas diperlukan peraturan perundang-undangan pendukung (legal aspect) antara lain :

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang

Puskesmas.

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 279/ MENKES/SK/IV/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas

(5)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 5 BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan perawatan kesehatan masyarakat dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi baik jumlah maupun mutunya. Adapun tenaga pelayanan perkesmas di Puskesmas Wonogiri II sebagai berikut :

No JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH

1 Perawat Koordinator Perkesmas Minimal D III Keperawatan+Pelatihan keperawatan kesehatan komunitas+Pengalaman dalam pelaksanaan perkesmas 1 2 Perawat Pelaksana Perkesmas di Puskesmas Minimal D III Keperawatan 6 3 Perawat Penaggungjawab Desa/ Daerah Binaan (Darbin) Minimal D III Keperawatan 6 B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

1. Perawat Koordinator Perkesmas

Perawat Kooordinator Perkesmas bertangung jawab kepada Kepala Puskesmas terhadap keberhasilan upaya perkesmas di puskesmas, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

(6)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 6 pemantauan serta penilaian. Koordinator perkesmas ditetapkan oleh Kepala Puskesmas dengan kualifikasi Minimal D III Keperawatan, telah mengikuti pelatihan keperawatan kesehatan komunitas dan memiliki pengalaman dalam pelaksanaan perkesmas.

2. Perawat Pelaksana Perkesmas di Puskesmas

Perawat Pelaksana Perkesmas di Puskesmas adalah semua tenaga fungsional perawat di puskesmas. Perawat pelaksana perkesmas memberikan pelayanan/ asuhan keperawatan baik kepada individu, keluarga maupun kelompok. Penilaian kinerja perawat pelaksana menggunakan instrumen penilaian jabatan fungsional bagi perawat di puskesmas.

3. Perawat Penaggungjawab Desa/ Daerah Binaan (Darbin) Perawat Penaggungjawab Desa/ Daerah Binaan (Darbin) merupakan pelaksana sekaligus membantu perawat koordinator perkesmas dalam merencanakan, melaksanakan, memantau dan menilai asuhan keperawatan terhadap individu, keluarga, kelompok, masyarakat di satu atau lebih desa/ daerah binaan yang menjadi tanggung jawabnya.

C. JADWAL KEGIATAN

Jadwal Kegiatan Pelayanan Perkesmas Kesehatan UPT Puskesmas Wonogiri II

(7)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 7

No. Jenis pelayanan Waktu Keterangan

1. Perkesmas dalam gedung puskesmas

07.30 – 12.30 WIB

Jadwal pelayanan khusus hari Jumat

sampai jam 10.30 WIB dan hari Sabtu

sampai jam 11.00 WIB 2. Perkesmas luar

gedung puskesmas

Sesuai jadwal

pertemuan rutin lintas sektor /sesuai jadwal yang dibuat untuk pertemuan yang tidak rutin

08.00 – 13.30 WIB ataupun diluar jam kerja sesuai kesepakatan

(8)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 8 BAB III

STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

LAYOUT RUANG PERKESMAS, KONSULTASI GIZI DAN KONSELING SANITASI DI UPT PUSKESMAS WONOGIRI II ( UKURAN RUANGAN 3,5 M X 2 M )

KETERANGAN RUANGAN : 1. Kursi Pasien/Klien

2. Meja Petugas Perkesmas 3. Lemari Food Model & Leaflet 4. Jendela

5. Meja Pet. Kesling 6. Meja Konsultasi 7. Kursi Konsultan 8. Kursi Pasien/Klien 9. Pintu Masuk dan Keluar B. STANDAR FASILITAS 1. PERLENGKAPAN a. Meja b. Kursi c. Almari alat 9 5 6 4 2 4 8 7 3 1

(9)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 9 d. Wastafel

e. Komputer f. Printer 2. PERALATAN

SPESIFIKASI PAKET PHN KIT UNTUK KEGIATAN PERKESMAS

NO NAMA BARANG SPESIFIKASI BARANG JUMLAH

1 Tas PHN Kit Bahan Tas : Nylon tahan air (Waterproof). Warna Tas : Biru Donker dengan List Kuning. Model Tas : Jenis Ransel dengan tulisan di muka tertera "PHN Kit"

1 buah

ALAT KESEHATAN

A. PEMERIKSAAN TTV

2 Stetoskop Stainless Steel (Dual Head) 1 buah

3 Tensimeter Air Raksa Model Meja 1 buah

4 Palu Reflek Karet Segitiga Stainless Steel, Kepala Segitiga terbuat dari karet

1 buah

5 Termometer Digital LCD Display 1 buah

6 Pen Light Stainless Steel dengan 2 AAA Batery 1 buah

B. PEMERIKSAAN

STATUS GIZI & DARAH

7 Timbangan Badan Digital Bentuk timbangan dari bahan kaca. Berfungsi untuk anak-anak dan dewasa, menggunakan baterai. LCD Display

1 buah 8 Meteran Terdapat ukuran cm dan inchi pada sisi tali

meteran 1 buah

9 Alat Test Darah Portable Alat untuk memonitor kadar gula darah,

asam urat dan kolesterol. 1 buah

C. PERAWATAN LUKA

10 Dressing Forceps 14 cm Stainless Steel 1 buah 11 Tissue Forceps 14cm 1x2

teeth Stainless Steel 1 buah

12 Kom (lodine Cup) 6cm Stainless Steel 1 buah

13 Kom + Tutup 12cm Stainless Steel 1 buah

14 Bak Instrument Sedang Stainless Steel 1 buah

15 Gunting verband Stainless Steel 1 buah

16 Gunting Jaringan Stainless Steel 1 buah

17 Gunting Iris Lurus Stainless Steel 1 buah

18 Klem Arteri/ Pean Lurus

(10)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 10

19 Nierbeken 20cm Stainless Steel 1 buah

20 Gunting Angkat Jahitan Stainless Steel 1 buah

D. BAHAN HABIS PAKAI

21 Alkohol Swab Disposible, Isi 100 buah 1 kotak 22 Refill Stick Gula Darah Disposible, Isi 25 buah 1 kotak 23 Refill Stick Kolesterol Disposible, Isi 10 buah 1 kotak 24 Refill Stick Trigliserida Disposible, Isi 25 buah 1 kotak 25 Tongue spatel Disposible, Isi 50 buah, terbuat dari kayu 1 kotak 26 Masker Tali Telinga Disposible, Isi 50 buah, masker hidung dan

mulut, non woofen dibuat dari serat kapas 3 lapis

1 kotak 27 Blood Lancets Disposible, Isi 100 buah 1 kotak

(11)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 11 BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

Kegiatan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) meliputi kegiatan di dalam maupun di luar puskesmas baik upaya kesehatan perorangan (UKP) dan atau upaya kesehatan masyarakat (UKM).

A. Kegiatan dalam gedung puskesmas

Merupakan kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat yang dilakukan di poli rawat jalan meliputi:

1. Penemuan kasus baru pada pasien rawat jalan: pneumoni, suspek campak dll.

2. Penyuluhan/ pendidikan kesehatan. 3. Pemantauan keteraturan berobat.

4. Rujukan kasus/ masalah kesehatan kepada tenaga kesehatan lain di puskesmas.

5. Melaksanakan kegiatan yang merupakan tugas limpah sesuai pelimpahan wewenang yang diberikan dan atau prosedur yang telah ditetapkan (pengobatan, penanggulangan kasus gawat darurat, dll)

B. Kegiatan di luar gedung puskesmas

Melakukan kunjungan ke keluarga/ kelompok/ masyarakat untuk melakukan asuhan keperawatan di keluarga/ kelompok/ masyarakat. 1. Asuhan keperawatan kasus yang memerlukan tindak lanjut di

rumah (individu dalam konteks keluarga).

Merupakan asuhan keperawatan individu di rumah dengan melibatkan peran serta aktif keluarga. Kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Penemuan suspek/ kasus kontak serumah.

b. Penyuluhan/ pendidikan kesehatan kepada individu dan keluarganya.

(12)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 12 c. Pemantauan keteraturan berobat sesuai program pengobatan. d. Kunjungan rumah (home visit/ home health nursing) sesuai

rencana.

e. Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak langsung (indirect care).

f. Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/ keperawatan. g. Dokumentasi keperawatan

2. Asuhan keperawatan keluarga.

Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan kepada keluarga rawan kesehatan/ keluarga miskin yang mempunyai masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat dan dilakukan di lakukan di rumah keluarga. Kegiatannya antara lain:

a. Identifikasi keluarga rawan kesehatan/ keluarga miskin dengan masalah kesehatan di masyarakat.

b. Penemuan dini supek/ kasus kontak serumah.

c. Pendidikan/ penyuluhan kesehatan terhadap keluarga (lingkup keluarga)..

d. Kunjungan rumah (home visit/ home health nursing) sesuai rencana.

e. Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak langsung (indirect care).

f. Pelayanan kesehatan sesuai rencana, misalnya memantau keteraturan berobat pasien dengan pengobatan jangka panjang. g. Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/ keperawatan di

rumah.

h. Dokumentasi keperawatan.

3. Asuhan keperawatan kelompok khusus.

Merupakan asuhan keperawatan pada kelompok masyarakat rawan kesehatan yang memerlukan perhatian khusus, baik dalam suatu instansi maupun non instansi. Kegiatannya antara lain:

(13)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 13 a. Identifikasi faktor – faktor resiko terjadinya masalah kesehatan

di kelompok.

b. Pendidikan/ penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan

c. Pelayanan keperawatan keperawatan langsung (direct care) pada penghuni yang memerlukan keperawatan.

d. Memotivasi pembentukan, membimbing dan memantau kader – kader kesehatan sesuai jenis kelompoknya.

e. Dokumentasi keperawatan.

4. Asuhan keperawatan di daerah binaan.

Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada masyarakat yang rentan atau mempunyai resiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan. Kegiatannya meliputi kegiatan kunjungan ke daerah binaan untuk:

a. Identifikasi masalah kesehatan yang terjadi di suatu daerah dengan masalah kesehatan spesifik.

b. Meningkatkan partisipasi melalui kegiatan memotivasi masyarakat untuk membentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat.

c. Pendidikan/ penyuluhan kesehatan masyarakat.

d. Memotivasi pembentukan, mengembangkan dan memantau kader – kader kesehatan di masyarakat.

e. Ikut serta melaksanakan dan memonitor kegiatan PHBS. f. Dokumentasi keperawatan

(14)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 14 BAB V

LOGISTIK

Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Puskesmas wonogiri II direncanakan dalam renstra, POA. Pengadaan logistik berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten dan pengadaan sendiri oleh Puskesmas.

Untuk pengadaan yang lewat DKK, Puskesmas setiap tahun membuat pengajuan logistik yang dibutuhkan. Kemudian Puskesmas tinggal menunggu logistik datang dari DKK.

Untuk yang pengadaan Puskesmas, tergantung kebutuhan Puskesmas yang habis logistik yang mana, karena logistik yang datang dari DKK belum bisa mencukupi kebutuhan Puskesmas, sehingga Puskesmas harus mencukupi sendiri disesuaikan dengan keuangan Puskesmas.

(15)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 15 BAB VI

KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/ PROGRAM

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) perlu diperhatikan keselamatan sasaran kegiatan/program dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran kegiatan harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang wajib dilaksanakan oleh tenaga pelayanan Perkesmas meliputi:

A. Penerapan Kewaspadaan Isolasi 1. Kewaspadaan Standar

2. Kewaspadaan berdasarkan transmisi B. Surveilans

C. Pendidikan dan Pelatihan

Penerapan Kewaspadaan Isolasi : 1. Kewaspadaan Standar:

a. Kebersihan tangan

b. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) c. Manajemen limbah dan benda tajam d. Manajemen lingkungan

e. Penanganan linen

f. Peralatan perawatan pasien

g. Perlindungan kesehatan karyawan h. Penyuntikan yang aman

i. Etika batuk

2. Kewaspadaan Berdasarkan transmisi a. Transmisi airborne/udara

b. Transmisi droplet/percikan c. Transmisi kontak

(16)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 16 BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Setiap kegiatan Perkesmas yang dilakukan dapat menimbulkan bahaya/resiko terhadap petugas yang berada di dalam ruang maupun lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi / mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas Perkesmas harus melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja Perkesmas.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan : A. Di tempat kerja dan lingkungan kerja

1. Desain tempat kerja yang menunjang K3

a. Ruang pelayanan Perkesmas dalam gedung dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja.

b. Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja c. Pencahayaan cukup dan nyaman

d. Ventilasi cukup dan sesuai

e. Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah di jangkau jika diperlukan.

2. Sanitasi lingkungan

a. Semua ruangan harus bersih

b. Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kantong plastik dan diberi tanda khusus.

c. Tata ruang pelayanan Perkesmas dalam gedung harus baik sehingga tidak dapat dimasuki/ menjadi sarang serangga atau binatang pengerat.

(17)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 17 d. Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir

dan dibersihkan secara teratur. e. Pengelolaan bahan kimia yang benar

1) Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan kimia yang benar (antara lain penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang tidak boleh tercampur, efek toksik dan persyaratan penyimpanannya)

2) Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan mempunyai pengetahuan serta ketrampilan untuk menangani kecelakaan.

3) Semua bahan kimia yang ada, harus diberi label/etiket dan tanda limbah cair

Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/domestik, limbah cair infeksius dan limbah cair kimia.

Cara menangani limbah cair :

a) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik tank

b) Limbah cair infeksius dan kimia dikelola sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku B. Perlindungan Kesehatan Karyawan

1. Imunisasi

Tenaga pelayanan Perkesmas harus diberikan imunisasi atau memperoleh booster terhadap infeksi yang umum terjadi: tetanus, difteri, poliomyelitis, tifoid, meningococcal, hepatitis A, hepatitis B, rubella, tuberkulosis,

measles, batuk rejan, mumps. dan

mencatat/mendokumentasikan imunisasi yang telah dilakukan.

2. Manajemen pasca pajanan

(18)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 18 a. Tempatkan limbah tajam dalam kontainer tahan tusuk,

tahan air, dan anti bocor

b. Jangan memanipulasi jarum syringe atau benda tajam setelah digunakan

c. Jangan membengkokkan, mematahkan atau melepas jarum setelah digunakan

d. Gunakan tehnik satu tangan atau peralatan lain jika harus menutup kembali jarum setelah digunakan

e. Jangan pernah menerima limbah jarum atau benda tajam dari orang lain

4. Pencegahan Kecelakaan kerja

Instrumen tajam yang digunakan dalam memberikan pelayanan Perkesmas (misalnya:sonde, jarum dan ampul anestesi yang telah digunakan) memiliki potensi mengakibatkan luka dan menyebarkan penyakit menular:

a. Penanganan minimal jarum, syringe dan instrumen tajam lainnya setelah penggunaan

b. Tangani instrumen tajam dengan hati-hati

c. Buang instrumen/alat tajam dalam wadah yang tidak dapat robek segera setelah digunakan. Apabila wadah tersebut penuh, keluarkan isinya dan bakar atau diisi dengan semen selanjutnya dikubur

d. Selalu gunakan utility gloves ketika mencuci instrumen yang tajam

e. Apabila instrumen tajam harus diberikan dari aisten ke operator selama perawatan maka instrumen tersebut tidak boleh dipegang secara bersamaan oleh keduanya. Asisten meletakkan instrumen tajam dalam baskom atau baki yang telah didisinfeksi, beritahukan pada operator bahwa instrumen tersebut telah siap untuk digunakan

(19)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 19 f. Gunakan “tehnik satu-tangan” apabila perlu menutup kembali jarum suntik. Letakkan tutup jarum suntik di atas permukaan datar. Dengan satu tangan memegang syringe dan jarum dimasukkan ke tutupnya. Apabila tutup jarum suntik telah menutup jarum, tekan tutup jarum suntik pada permukaan datar jangan menggunakan tangan yang lainnya untuk mengencangkan tutup.

(20)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 20 BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada sasaran. Pengendalian mutu pada unit pelayanan Perkesmas UPT Puskesmas Wonogiri II diperlukan agar terjaga kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat sebagai sasaran. Penjaminan mutu pelayanan kesehatan dapat diselenggarakan melalui berbagai model manajemen kendali mutu. Salah satu model manajemen yang dapat digunakan adalah model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan (continuous

improvement) atau kaizen mutu pelayanan promosi kesehatan.

Yoseph M. Juran terkenal dengan konsep "Trilogy" mutu dan mengidentifikasikannya dalam tiga kegiatan:

1. Perencanaan mutu meliputi: siapa pelanggan, apa kebutuhannya,

meningkatkan produk sesuai kebutuhan, dan merencanakan proses untuk suatu produksi,

2. Pengendalian mutu: mengevaluasi kinerja untuk mengidentifikasi

perbedaan antara kinerja aktual dan tujuan,

3. Peningkatan mutu: membentuk infrastruktur dan team untuk

melaksanakan peningkatan mutu.

Setiap kegiatan dijabarkan dalam langkah-Iangkah yang semuanya mengacu pada upaya peningkatan mutu.

(21)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 21 BAB IX

PENUTUP

Pedoman Penyelenggaraan pelayanan kesehatan KIA/KB Puskesmas Wonogiri II ini digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, upaya pengembangan, dan peningkatan pelayanan serta mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas.

Hal-hal tesebut diatas semaksimal mungkin akan dilaksanakan yang pada akhirnya tujuan kepuasan pelanggan akan tercapai.

(22)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 22 Gambar 1.

(23)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 23 Gambar 2.

Cara mencuci tangan dengan menggunakan handrub/cairan berbasis alkohol

(24)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 24 Gambar 3.

Alat Pelindung Diri (APD)

Gambar 4.

(25)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 25

Gambar 5.

(26)

Pedoman Pelayanan Perkesmas 26 DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia, Penetapan Standar

Asuhan Keperawatan; Individu, Keluarga dan Kelompok/ Komunitas di Idonesia dengan Pendekatan NANDA/ ICNP, NIC, NOC, 2014

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 279/ MENKES/SK/IV/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya

Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas

Nurarif, A.H, Kusuma H. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis dan Nanda NIC – NOC, Edisi Revisi, 2015

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014,Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi yang dimiliki oleh auditor syariah di Indonesia belum memumpuni hanya terdapat 85 orang yang memiliki sertifikat pendidikan/pelatihan di bidang syariah, hal ini juga

dakwah dalam masyarakat maka dakwah sebagai pembentuk manusia perlu mawas diri kedalam dengan memperkuat diri melalui penelitian terus menerus akan kekurangan dirinya

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana

Hasil dari rancangan program audit tersebut bertujuan agar pengawasan, pengendalian, perencanaan organisasi, kebijakan prosedur, dan Sistem Pengendalian Internal

Berapakah konsentrasi ekstrak Alpinia galanga L yang paling efektif dalam menghambat sistem quorum sensing (produksi eksoprotease, jumlah sel bakteri dan produksi

Etnobotani tumbuhan berkhasiat obat oleh suku Dayak Ngaju di wilayah Kecamatan Katingan Hulu Kabupaten Katingan terdapat 26 jenis tumbuhan obat.Hampir semua

Proses ini dilakukan dalam ember yang telah diisi air agar tidak ada gelembung udara pa Sebagian dari Hidrilla Sebagian dari Mencatat jumlah gelembung besar dan gelembung kecil

Adapun faktor penghambat eksternal dalam kemampuan berbicara (retorika) atau public speaking dalam hal ini pidato speech yang dominan dialami oleh siswa yaitu penerapan