• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formulasi Dan Uji Efek Anti-Aging Dari Masker Wajah Yang Mengandung Minyak Biji Bunga Matahari (Helianthus Annuus L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Formulasi Dan Uji Efek Anti-Aging Dari Masker Wajah Yang Mengandung Minyak Biji Bunga Matahari (Helianthus Annuus L.)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kulit

Kulit menutupi seluruh tubuh dan melindunginya dari berbagai jenis rangsangan dari luar tubuh dan kerusakan serta menjaga kelembapan permukaan tubuh. Luas permukaan kulit orang dewasa rata – rata 1,6 m2. Ketebalan kulit bervariasi tergantung dari umur, jenis kelamin dan lokasi kulit. Umumnya, kulit pada pria lebih tebal daripada wanita, namun wanita memiliki lapisan lemak subkutan lebih tebal. Secara umum, kulit kelopak mata lebih tipis dan kulit telapak kaki yang paling tebal (Mitsui, 1997).

Kulit terluar dibagi menjadi tiga lapisan yang disebut epidermis, dermis, dan jaringan subkutan dan dilengkapi dengan rambut kuku dan kelenjar seperti kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (Mitsui, 1997).

Kulit merupakan suatu paradoks fisiologis. Di satu sisi, kulit ingin melindungi tubuh dari bahaya lingkungan sekitar, namun di sisi lain kulit ingin merekam segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Perekaman penuh berarti minimnya proteksi. Kulit mencari keseimbangan antara keduanya (Latifah dan Tranggono, 2007).

2.1.1 Fungsi biologis kulit

Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh yang memiliki fungsi biologis antara lain :

a. Proteksi

(2)

berfungsi mencegah trauma mekanik langsung terhadap interior tubuh. Lapisan tanduk dan mantel lemak kulit menjaga kadar tubuh dengan cara mencegah masuknya air dari luar tubuh dan mencegah penguapan air, selain itu juga berfungsi sebagai barrier terhadap racun dari luar. Mantel asam kulit dapat mencegah pertumbuhan bakteri di kulit.

b. Thermoregulasi

Kulit mengatur temperatur tubuh melalui mekanisme dilatasi dan konstriksi pembuluh kapiler dan melalui perspirasi, yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Pada saat temperatur badan menurun terjadi vasokonstriksi, sedangkan pada saat temperatur badan meningkat terjadi vasodilatasi untuk meningkatkan pembuangan panas.

c. Persepsi sensoris

Kulit merupakan indera yang melindungi tubuh terhadap rangsangan dari luar berupa tekanan, raba, suhu, dan nyeri melalui beberapa reseptor tekanan, reseptor raba, reseptor suhu dan reseptor nyeri. Rangsangan dari luar diterima oleh reseptor dan diteruskan ke sistem saraf pusat dan selanjutnya diinterpretasi oleh korteks serebri.

d. Absorbsi

Beberapa bahan dapat diabsorbsi kulit masuk kedalam tubuh melalui dua jalur yaitu melalui epidermis dan melalui kelenjar sebasea. Material yang mudah larut dalam lemak lebih mudah diabsorbsi dibanding air dan material yang larut dalam air.

e. Fungsi lain

(3)

memerah, memucat maupun kontraksi otot penegak rambut (Latifah dan Tranggono, 2007).

2.1.2 Struktur kulit

Menurut Anderson (1996), secara mikroskopik kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu: epidermis, dermis dan lemak subkutan.

Gambar 2.1. Anatomi dari kulit manusia (Sterry dkk., 2006)

Lapisan epidermis merupakan bagian terluar dari kulit. Epidermis dibagi menjadi beberapa lapisan utama yaitu:

- Stratum korneum atau lapisan tanduk

Stratum korneum merupakan lapisan yang paling luar dan tersusun dari sel mati berkreatin berbentuk datar dan tersusun berlapis-lapis. Stratum korneum merupakan sawar kulit pokok terhadap kehilangan air. Apabila kandungan air pada lapisan ini berkurang, maka kulit akan menjadi kering dan bersisik.

- Stratum lusidum atau malfigi

(4)

mengalami proses diferensiasi. Stratum lusidum terdapat di bawah lapisan tanduk dan bertindak juga sebagai sawar, dapat dilihat jelas pada telapak kaki dan tangan.

- Stratum granulosum

Berada di bawah stratum korneum dan mempunyai fungsi penting yaitu menghasilkan protein dan ikatan kimia stratum korneum. Stratum granulosum mengandung sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya.

- Stratum spinosum

Terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal. Sel diferensiasi utama stratum spinosum adalah keratinosit yang membentuk keratin.

- Stratum germinativum atau lapisan basal

Lapisan sel basal merupakan bagian yang paling dalam dari epidermis dan membentuk lapisan baru yang menyusun epidermis. Melanosit yang membentuk melanin untuk pigmentasi kulit terdapat dalam lapisan basal sepanjang stratum germinativum. Lapisan basal ini tersusun secara vertikal dan membentuk seperti pagar (Anderson, 1996). Lapisan dermis merupakan lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada epidermis. Lapisan ini terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin dan retikulin. Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh (Anderson, 1996).

(5)

isolasi untuk mempertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi (Anderson, 1996). Jumlah lemak pada lapisan ini akan meningkat seiring dengan meningkatnya konsumsi makanan lemak yang berlebih. Jika tubuh memerlukan energi ekstra maka lapisan ini akan memberikan energi dengan cara memecah simpanan lemaknya (Wirakusumah, 1994).

2.1.3 Kelembapan kulit (moisture)

Ketika dermis menua, jumlah dari mukopolisakarida berkurang sehingga menyebabkan penurunan kadar air dan hilangnya turgor. Penuaan ini dimaksimalkan oleh radiasi UV, terutama disebabkan oleh ultraviolet A yang berpenetrasi sangat dalam pada kulit. Perubahan fisik serta kimia yang terjadi selama penuaan epidermis juga menyebabkan kulit kering. Struktur lapisan minyak/air terstruktur membentuk penghalang terhadap penguapan air dari dan dikulit dan melindungi epidermis dari zat pengiritan. Skin barier menghindari kulit dari kemerahan, iritasi dan kekeringan (xerosis). Skin barier terganggu disebabkan oleh dua hal :

1. Kerusakan lapisan lemak pada kulit oleh pelarut dan bahan deterjen 2. Penurunan kadar air disebabkan oleh kelembapan relatif rendah (RH),

(6)

2.2 Sinar Ultraviolet

Kebanyakan individu, sumber utama terpapar ultraviolet adalah dari matahari. Namun demikian, banyak juga yang terkena ultraviolet karena buatan sendiri dan keinginan dari individunya sendiri untuk melakukan tanning (pewarnaan kulit ). Sunbeds dan Sunlamp adalah contoh yang digunakan untuk tanning (WHO, 2006).

2.2.1 Pembagian ultraviolet

Radiasi UV memiliki rentang spektrum mulai dari 100 nm dan 400 nm. Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang yang lebih pendek dibandingkan dengan sinar tampak (Parrish, 1983). Secara konvensional yang disetujui oleh Komisi Internasional Eclairage, Ultraviolet dibagi menjadi tiga bagian antara lain : UVA (>315-400 nm) , UVB (>280-315 nm), dan UVC (>100-280 nm) meskipun ada variasi dalam penggunaannya, misalnya dibidang biologis dan medis dikatakan batas UVA dan UVB adalah 320 nm (WHO, 2006).

Gambar 2.2. Spektrum ultraviolet

(7)

a. UVA (320-400 nm)

Sinar UVA merupakan sinar yang paling banyak mencapai bumi yaitu 100 kali dibandingkan sinar UVB namun kekuatannya lebih lemah yaitu 1:1000 UVB. Sinar ini mampu masuk ke dalam dermis dan menyebabkan kerusakan jaringan dermis sehingga proses penuaan dapat dipercepat, menyebabkan reaksi fotosensitivitas dan bersama dengan sinar UVB berperan dalam proses keganasan kulit.

b. UVB (290-320 nm)

Sinar UVB merupakan sinar terkuat yang mencapai bumi. Kerusakan kulit yang ditimbulkan berada pada bagian epidermis. Efek yang ditimbulkan dapat berupa luka bakar, kelainan pra-kanker serta keganasan kulit. Jumlah sinar UVB yang masuk ke bumi tidak konstan karena tergantung musim dan cuaca. Lapisan ozon mampu mengabsorpsi 90% sinar UVB.

c. UVC (200-290 nm)

Sinar UVC merupakan sinar yang paling banyak diabsorpsi oleh lapisan ozon sehingga tidak mencapai permukaan bumi. Namun dengan adanya kebocoran lapisan ozon, sinar UVC dikhawatirkan dapat mencapai bumi dan membahayakan lingkungan. Pembentukan radikal bebas intrasel yang reaktif akan mempercepat proses kerusakan dan penuaan kulit.

2.2.2 Sumber radiasi ultraviolet

Menurut WHO (1995) ada dua sumber utama ultraviolet antara lain : 1. Radiasi sinar matahari

(8)

matahari bervariasi tergantung dengan lintang, ketinggian, musim, cuaca dan aktivitas diluar rumah.

2. Radiasi sinar ultraviolet buatan

Sumber buatan dari sinar ultraviolet memancarkan spektrum dari panjang gelombang spesifik untuk masing -masing sumber. Sumber radiasi buatan meliputi berbagai lampu digunakan untuk pengobatan, industri, bisnis dan penelitian, untuk keperluan rumah tangga dan kosmetik.

Sumber ultraviolet tersebut sering digunakan untuk pewarnaan kulit. Perangkat yang digunakan untuk pewarnaan dapat disebut Sunbed , Sunlamp, UV buatan atau tanning bed dan ada istilah lainnya.

Radiasi ultraviolet yang dipancarkan oleh lampu merkuri adalah yang paling populer di Eropa Utara dan Amerika Utara. Biasanya ini adalah perangkat lampu merkuri tunggal, kadang disertai oleh lampu inframerah untuk memanaskan kulit. Spektrum lampu merkuri terdiri dari sekitar 20% UVC dan 30-50% UVB (Diffey dan Robson, 1989). Untuk melindungi dari paparan yang sangat besar maka diberikan kaca untuk menutupi lampu merkuri tersebut sehingga dapat membatasi dari emisi UVB dan UVC berlebihan. Dahulunya lampu ini digunakan untuk membantu sintesis vitamin D pada anak anak, meskipun orang dewasa menggunakannya untuk tujuan tanning. Sebagian besar negara melarang lampu ini digunakan pada tahun 1980.

(9)

2.2.3 Perubahan kulit akibat sinar ultraviolet

Sinar ultraviolet yang dihasilkan oleh sinar matahari dapat menyebabkan penyakit kulit. Kerusakan struktur kulit diakibatkan oleh sinar ultraviolet pada panjang gelombang 280 – 400 nm. Panjang gelombang yang lebih kecil ditahan oleh atmosfir. Efek sinar matahari secara akut dapat menyebabkan eritema. Eritema dapat terjadi tergantung dari panjang gelombang, jenis kulit, dan jumlah paparan cahaya sebelumnya. Kedalaman penetrasi dari ultraviolet tergantung dari panjang gelombang (Sterry, dkk., 2006).

2.3 Penuaan Dini

Bagaimana kulit menua terjadi akibat beberapa faktor. Faktor utama penyebab penuaan adalah dibawah pengaruh genetika, beberapa faktor lainnya adalah seperti makanan, gaya hidup, obat – obatan, dan konsumsi alkohol yang berlebihan. Merokok adalah salah satu juga penyebab penuaan dini pada kulit, dengan cara mengikat tar dalam rokok dengan matriks metalloprotenase-1 (MMP-1) yang dimana zinc-dependent protease bertanggung jawab atas degradasi pembentukan kolagen. Paparan lingkungan, termasuk perubahan cuaca dan polusi, memiliki efek langsung terhadap penuaan kulit, dan efek penuaan dini yang sangat terlihat jelas diakibatkan oleh paparan sinar ultraviolet yang kronis yang dinamakan photoaging (Graf, 2005).

Menurut Goldsmith (2014) , ada tiga teori mengenai penuaan secara biologis:

(10)

terhadap makhluk hidup. Teori ini dinamakan Fundamental Limitation Theories atau “wear and tear” theories.

2. Teori Modern Non-programmed Aging Theories yang dikemukakan pada tahun 1950 yang menyatakan bahwa penuaan terjadi karena tubuh tidak lebih baik menentang proses yang memburuk alami. Kerusakan jaringan secara terus menerus menyebabkan penuaan.

3. Teori Modern Programmed Aging Theories yang dikemukakan pada tahun 1990 yang menyatakan bahwa penuaan disebabkan oleh total usia kita dihasilkan oleh genetik yang terprogram yang bertujuan dan memiliki limit membatasi umur kita.

Penuaan dini secara kronis terjadi akibat kerusakan struktur kolagen dan elastin dan penipisan struktur stratum korneum.

2.3.1 Intrinsic aging

Penuaan dini yang diakibatkan oleh menurunnya fungsi kerja dari dalam tubuh disebut dengan Intrinsic Aging. Tubuh lama kelamaan akan menurun fungsi kerja sesuai dengan teori penuaan “wear and tear theory” dan fungsi tubuh untuk mengatasinya juga berkurang. Hal ini terjadi pada sel serta perubahan secara biokimia sesuai dengan bertambahnya umur (Stuckelberger, 2008).

2.3.2 Photoaging

(11)

2.4 Anti-aging

Peremajaan kulit adalah salah satu upaya untuk membuat kulit tampak sehat dan muda kembali. Indikasi utama peremajaan kulit adalah premature photoaging akibat paparan sinar ultraviolet yang berlebihan (Jusuf, 2005).

Cara – cara peremajaan kulit antara lain : - Pemakaian bahan/obat topikal - Pengelupasan kulit secara kimiawi - Dermabrasi

- Skin filler

- Toksin botolinium

- Laser resurfacing

- Intense Pulsed Light (IPL) - Terapi Sulih Hormon

Anti-aging atau anti penuaan adalah cara untuk memperlambat penuaan

terjadi. Dalam hal ini, proses penuaan yang gejalanya terlihat jelas pada kulit seperti timbulnya kerutan, kelembutan kulit berkurang, menurunnya elastisitas kulit, tekstur kulit menjadi kasar, hiperpigmentasi, serta kulit berwarna gelap (Sulastomo, 2013).

2.4.1 Antioksidan untuk kulit

(12)

akibatnya, radikal bebas tersebut dapat merusak membran sel sehingga menyebabkan kematian sel. Untuk perlindungan efektif terhadap efek negatif radikal bebas kulit memiliki perlindungan melawan radikal bebas yang dinamakan antioksidan, seperti vitamin (A, C, D, dan E), karotenoid (beta-karoten, likopen, dan luthein/zeaxanthin), enzym (superoxida dismutase, katalase, dan glutation), dan lainnya (flavonoid, asam lipoik, asam urat, selenium, koenzim Q10 dan lainnya). Beberapa antioksidan disintesis oleh tubuh organisme, tetapi kebanyakan tidak dapat disintesis oleh tubuh maka harus diberikan secara oral (makanan dan suplemen ) dan topikal untuk kulit (Darvin dan Juergen, 2008).

2.4.2 Vitamin E

Vitamin E berperan sebagai antioksidan untuk melindungi kerusakan membran biologis akibat radikal bebas. Bentuk vitamin E yang dijumpai pada kosmetik adalah jenis tokoferol dan tokotrienol (Ditjen POM, 1979).

Vitamin E dapat dihasilkan secara alami. Secara alami vitamin E didapatkan dari ekstraksi atau destilasi pemanasan dari minyak tumbuhan seperti jagung, minyak kedelai, minyak biji bunga matahari dan gandum. (Rowe, 2009)

(13)

2.5 Minyak Biji Bunga Matahari

Minyak biji bunga matahari diklasifikasikan sebagai minyak asam oleat linoleat. Komposisinya meliputi asam linoleat (66%), asam oleat (21,3%), asam palmitat (6,4%), asam arakidonat (4,0%), asam stearat (1,3%), dan asam behenat (0,8%). Minyak biji bunga matahari juga mengandung lecithin, karatenoid dan zat lilin. Minyak biji bunga matahari memiliki kandungan vitamin E yang sangat tinggi. Secara topikal penggunaan minyak biji bunga matahari relatif tidak menyebabkan iritasi dan tidak toksik (Rowe, dkk., 2009).

FAO (1989) menggambarkan minyak biji bunga matahari adalah asam lemak yang baik yang dihasilkan oleh biji tumbuhan yang bernama Helianthus

annuss L. Bunga matahari banyak ditemukan di Indonesia dan Amerika Utara.

Biji bunga matahari memiliki empat sisi dengan bentuk yang pipih dan memiliki panjang ±0,6 cm dan lebar 0,3 cm. Biji bunga matahari memiliki pelindung kulit berwarna gelap dengan garis garis putih kekuningan atau warna abu-abu. Minyak diperoleh dengan cara mekanis atau ekstraksi secara dingin untuk memperoleh minyak yang stabil. Minyak biji bunga matahari terlihat bening kekuningan secara visual.

2.6 Masker Wajah

Perawatan kulit dibagi menjadi perawatan dari dalam dan dari luar. Perawatan dari dalam meliputi pengonsumsian jamu dan ramuan tradisional serta perawatan dari luar meliputi facial, body scrubbing, skin moisturizing, body

massage, spa dan lulur (Noormindhawati, 2013). Masker wajah berbahan dasar

clay memiliki efek untuk mengencangkan kulit dan membersihkan kulit (Zague,

(14)

Masker wajah dapat membantu untuk mengurangi kerutan, noda gelap, bintik – bintik dan jerawat pada kulit. Bahan masker wajah alami dapat memperbaiki fungsi kulit sehingga melembutkan kulit (Yadav dan Yadav, 2015).

Perawatan wajah yaitu facial meliputi face cleansing, exfoliation, steam, mask dan moisturizing. Setelah melakukan kompres hangat (steaming) perawatan wajah dilanjutkan dengan menggunakan masker (Noormindhawati, 2013).

Masker dioleskan ke wajah dalam keadaan basah, dan akan mengering dengan sendirinya. Masker bisa menyerap debu yang terdapat pada wajah karenanya dianggap membersihkan wajah (Haynes, 1994).

Manfaat masker : • Menutrisi kulit wajah

• Mencerahkan, menyegarkan dan mencerahkan kulit wajah • Mengangkat sel kulit mati

• Meremajakan dan menghambat penuaan dini Cara penggunaan masker meliputi:

• Pastikan wajah dalam keadaan bersih dan kering

• Pengolesan masker dilakukan merata pada permukaan kulit wajah dan dihindari area mata, mulut dan hidung

• Diamkan hingga masker mengering

• Masker dibersihkan dengan handuk lembut yang telah dicelupkan dalam air hangat.

• Wajah lalu dibilas menggunakan handuk yang telah dicelupkan dalam air dingin untuk meringkas pori-pori.

(15)

Lama perawatan menggunakan masker ditentukan dengan lamanya sediaan masker mengering. Formula masker yang dibuat harus memenuhi syarat dimana sediaan berupa sediaan pasta yang halus, mudah dicuci, memberikan efek menarik kulit wajah dan tidak beracun (Harry, 2000).

2.7 Skin Analyzer

Pada analisis konvensional, diagnosis dilakukan dengan mengandalkan kemampuan pengamatan semata. Hal ini dapat menjadikan diagnosis menjadi bersifat subjektif dan bergantung pada persepsi para dokter. Pemeriksaan seperti ini memiliki kekurangan pada sisi analisis secara klinis-instrumental dan tidak adanya rekaman hasil pemeriksaan yang mudah dipahami pasien (Aramo, 2012).

Skin analyzer merupakan sebuah perangkat yang dirancang untuk

mendiagnosis keadaan pada kulit. Skin analyzer mempunyai sistem terintegrasi untuk mendukung diagnosis dokter yang tidak hanya meliputi lapisan kulit teratas, melainkan juga mampu memperlihatkan sisi lebih dalam dari lapisan kulit. Tambahan rangkaian sensor kamera yang terpasang pada skin analyzer menampilkan hasil dengan cepat dan akurat (Aramo, 2012).

2.7.1 Pengukuran kondisi kulit dengan skin analyzer

Menurut Aramo (2012), beberapa pengukuran yang dapat dilakukan dengan menggunakan skin analyzer , yaitu:

1. Moisture (kadar air)

Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan alat moisture

checker yang terdapat dalam perangkat skin analyzer Aramo. Caranya dengan

(16)

2. Evenness (kehalusan)

Pengukuran kehalusan kulit dilakukan dengan perangkat skin analyzer pada lensa perbesaran 60x dan menggunakan lampu sensor biru (normal). Kamera diletakkan pada permukaan kulit yang akan diukur kemudian tekan tombol capture untuk memfoto dan secara otomatis hasil berupa angka dan kondisi kulit

yang didapatkan akan tampil pada layar komputer. 3. Pore (pori)

Pengukuran besarnya pori pada kulit secara otomatis akan keluar pada saat melakukan pengukuran pada kehalusan kulit. Gambar yang telah terfoto pada pengukuran kehalusan kulit juga akan keluar pada kotak bagian pori-pori kulit. Hasil berupa angka dan penentuan ukuran pori akan secara otomatis keluar pada layar komputer.

4. Spot (noda)

Pengukuran banyaknya noda dilakukan dengan perangkat skin analyzer pada lensa perbesaran 60x dan menggunakan lampu sensor jingga (terpolarisasi). Kamera diletakkan pada permukaan kulit yang akan diukur kemudian tekan tombol capture untuk memfoto dan secara otomatis hasil berupa angka dan penentuan banyaknya noda yang didapatkan akan tampil pada layar komputer. 2.7.2 Parameter pengukuran

(17)

Tabel. 2.1 Parameter hasil pengukuran skin analyzer

Pengukuran kulit dengan menggunakan skin analyzer secara otomatis akan menampilkan hasil dalam bentuk angka dan angka yang didapatkan akan secara langsung disesuaikan dengan parameter yang telah diatur sedemikian rupa pada alat. Ketika hasil muncul dalam bentuk angka, secara bersamaan kriteria hasil pengukuran keluar dan dapat dimengerti dengan mudah oleh personalia yang memeriksa ataupun pasien.

PENGUKURAN PARAMETER

Moisture (Kadar Air )

Dehidrasi Normal Hidrasi

0-29 % 30-50 % 51-100 %

Evenness (Kehalusan)

Halus Normal Kasar

0-31 32-51 52-100

Pore (Pori)

Kecil Beberapa Besar Besar

0-19 20-39 40-100

Spot (Noda)

Sedikit Beberapa Noda Banyak Noda

Gambar

Gambar 2.1. Anatomi dari kulit manusia (Sterry dkk., 2006)
Gambar 2.2. Spektrum ultraviolet
Tabel. 2.1 Parameter hasil  pengukuran skin analyzer

Referensi

Dokumen terkait

KESATU : Membentuk Tim Penyusun Rencana Kinerja (RKT) Kabupaten Bantul Tahun 2015, dengan susunan dan personalia sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang

Sehubungan dengan hal tersebut, salah satu program utama Kementerian Pendidikan Nasional dalam rangka meningkatkan mutu proses dan output pendidikan pada

KESATU : Membentuk Forum Komunikasi Pimpinan di Daerah (Forkopimda) Kabupaten Bantul Tahun 2015, dengan susunan dan personalia sebagaimana tersebut dalam Lampiran

2010 Nara sumber dalam kegiatan Review Multimedia Interaktif (Mapel PKn) Direktorat P SMP Dirjen Mandikdasmen Kemendiknas di Hotel Grand Palace , Yogyakarta, 7 sd. 2010 Nara

Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 18 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul (Lembaran Daerah Kabupaten Bantul Tahun

Dalam hal ini perlu bagi Lunar Cipta Kreasi untuk menyusun strategi rantai pasoknya dengan menekankan kepada kriteria kinerja, kualitas, ketepatan pengiriman dan

Universitas

Sehingga dengan kata lain, upaya untuk terus menjalin hubungan di setiap individu yang tadinya mengalami kendala yang sulit, sedikitnya mampu terakomodir lebih baik dengan