• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme dan Prosedur Penilaian. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Mekanisme dan Prosedur Penilaian. docx"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Mekanisme dan Prosedur Penilaian

Prosedur Penilaian oleh Pendidik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. Menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. 2. Mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik

penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran.

3. Mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian yang dipilih.

4. Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan.

5. Mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik.

6. Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai balikan/komentar yang mendidik.

7. Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran. 8. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir

semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh.

(2)

Prosedur Penilaian oleh Satuan Pendidikan. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. Menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik.

2. Mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.

3. Menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket melalui rapat dewan pendidik.

4. Menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem kredit semester melalui rapat dewan pendidik.

5. Menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik.

6. Menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik dan nilai hasil ujian sekolah/madrasah.

7. Menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian Sekolah/Madrasah bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.

(3)

9. Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota.

10.Menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria:

a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran.

b) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran estetika; dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

c) lulus ujian sekolah/madrasah. d) lulus UN.

11.Menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik yang mengikuti Ujian Nasional bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.

12.Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.

Pelaporan Hasil Belajar

a. Ulangan Harian, hasil ulangan harian diinformasikan sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Hasil belajar peserta didik setelah menyelesaikan ulangan harian (menyelesaikan beberapa KD) dilaporkan kepada peserta didik / orang tua peserta didik dalam bentuk lembar jawaban yang sudah diperiksa dan diberi nilai harus di tanda tangani oleh orang tua.

(4)

dan harus di tanda tangani oleh wali kelas, wakasek kurikulum dan orang tua.

c. Ulangan Akhir Semester / Ulangan Kenaikan Kelas, Hasil belajar peserta didik setelah menyelesaikan ulangan akhir semester (menyelesaikan semua KD dalam satu semester ) dilaporkan kepada peserta didik / orang tua peserta didik dalam buku laporan pendidikan yang dikelaurkan oleh Dinas Pendidikan yang berisi nilai kognitif,afektif dan praktek dan ketercapaian kompetensi dan harus di tanda tangani oleh wali kelas, kepala sekolah dan orang tua.

Pelaksanaan Remedial

Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan khusus terhadap peserta didik yang mengalami hambatan dalam kegiatan belajarnya. Hambatan yang terjadi dapat berupa kurangnya pengetahuan dan keterampilan prasyarat atau lambat dalam mecapai kompetensi. pembelajaran remedial diperlukan bagi peserta didik yang belum mencapai tingkat ketuntasan belajar, maka peserta didik ini memerlukan waktu lebih lama daripada mereka yang telah mencapai tingkat penguasaan. Mereka juga perlu menempuh penilaian kembali setelah mendapatkan program pembelajaran remedial.

(5)

isi/materi pembelajaran, penyedehanaan cara penyajian misalnya menggunakan gambar, rangkuman yang sederhana atau penyederhanaan soal/pertanyaan yang diberikan. Bilamana didapat tingkat pemahaman yang kurang terhadap kemampuan dasar tertentu, maka guru harus mampu mendeteksi kesalahan; proses belajar mengajar, metode, pendekatan, media, instrumen butir soal.

Pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan pada KD tertentu, menggunakan berbagai metode yang diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat ketuntasan belajar peserta didik. Pada hakikatnya semua peserta didik akan dapat mencapai standar kompetensi yang ditentukan, hanya waktu pencapaian yang berbeda. Oleh karenanya perlu adanya program pembelajaran remedial (perbaikan)

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain: Adaptif, Interaktif, Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian, Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin dan Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan

Bentuk Kegiatan Remedial

1. Memberikan tambahan penjelasan atau contoh

2. Menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya

3. Mengkaji ulang pembelajaran yang lalu. 4. Menggunakan berbagai jenis media

(6)

pembelajaran. Semakin memperhatikan, hasil belajar akan lebih baik. Namun peserta didik seringkali mengalami kesulitan untuk memperhatikan atau berkonsentrasi dalam waktu yang lama. Agar perhatian peserta didik terkonsentrasi pada materi pelajaran perlu digunakan berbagai media untuk mengendalikan perhatian peserta didik.

Pelaksanaan Pembelajaran Remedial. Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Sehubungan dengan itu, langkah-langkah yang perlu dikerjakan dalam pemberian

pembelajaran remedial meliputi:

a. Identifikasi, untuk menentukan peserta didik yang memerlukan remedial guru melakukan analisis hasil ulangan. Dengan melihat perolehan nilai ulangan harian (formatif) dari setiap kemampuan dasar yang telah dilalui dan merujuk pada KKM yang telah ditentukan oleh guru.

b. Program kegiatan, tentukan jumlah peserta didik dari tiap-tiap kelas yang memerlukan remedial (baik dalam kelompok kecil atau besar) sesuai dengan masing-masing kompetensi dasar yang belum dikuasai. Dalam program semester telah dialokasikan 2 sampai 4 jam pelajaran diperuntukan sebagai alokasi cadangan, dapat digunakan untuk pembelajaran perbaikan. Apabila yang tesedia tidak memedai maka harus dijadwalkan secara khusus diluar jam pelajaran dan guru membuat persiapan pengajaran.

(7)

d. Evaluasi, materi pokok pembelajaran dan instrumen soal harus memiliki indikator sama dengan pembelajaran sebelumnya dan setelahnya hasil ulangan dianalsis.

(8)

Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain:

1. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda jika jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari 50%;

2. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan jika jumlah peserta didik yang mengikuti remedial maksimal 20%;

3. Pemberian tugas-tugas kelompok jika jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari 20 % tetapi kurang dari 50%;

4. Pemanfaatan tutor teman sebaya.

5. Semua pembelajaran remedial diakhiri dengan tes ulang.

6. Pembelajaran remedial dan tes ulang dilaksanakan di luar jam tatap muka.

Hasil belajar yang menunjukkan tingkat pencapaian kompetensi melalui penilaian diperoleh dari penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses diperoleh melalui postes, tes kinerja, observasi dan lain-lain. Sedangkan penilaian hasil diperoleh melalui ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.

(9)

kelompok) maka sebaiknya peserta didik mengulang semua proses yang harus diikuti.

Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Remedial, diberikan setelah peserta didik menempuh tes SK yang terdiri dari beberapa KD. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa SK merupakan satu kebulatan kemampuan yang terdiri dari beberapa KD. Mereka yang belum mencapai penguasaan SK tertentu perlu mengikuti program pembelajaran remedial.

Ruang lingkup materi yang diremidi harus sesuai dengan KD yang belum tuntas. Oleh karena itu, setiap butir soal ujian/ulangan harus jelas merepresentasikan KD tertentu, untuk memudahkan guru dalam meng-indentifikasi ketuntasan belajar peserta didik untuk setiap KD yang diujikan

Nilai remidi idealnya dapat lebih tinggi dari KKM. Apabila kebijakan ini diberlakukan, maka setiap peserta didik (termasuk yang sudah mencapai KKM) berhak mengikuti remidi/perbaikan nilai sehingga mencapai nilai ≥ KKM. Oleh karena itu, mempertimbangkan kepraktisan dalam pelak-sanaan remidial sekolah dapat menetapkan nilai remidi sama dengan nilai KKM.

Pelaksanaan remedial idealnya sampai peserta didik mencapai ketuntasan (tanpa batas), namun untuk kepraktisan dalam pelaksanaan ditetapkan pelaksanaan remidial maksimal sebanyak tiga kali.

Pelaksanaan Pengayaan

(10)

bakat, dan kecakapannya. Pembelajaran pengayaan berupaya mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan memecahkan masalah, eksperimentasi, inovasi, penemuan, keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb. Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya.

Pengayaan adalah suatu program yang direncanakan untuk memperluas dan memperkaya penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran, program ini diberikan kepada peserta didik yang telah mencapai nilai ketuntasan 80 keatas ( >80). Bentuk kegiatan (tugas-tugas); melanjutkan untuk membaca materi pokok selanjutnya, menjadi tutor bagi teman-teman yang lain yang belum tuntas, melakukan pembahasan terhadap soal-soal ulangan, menelaah surat kabar, majalah, artkel, eksplorasi sumber belajar melalui internet, diutamakan membuat makalah dan diskusi kelompok. Peserta didik yang telah mencapai kompetensi lebih cepat dari peserta didik lain dapat mengembangkan dan memperdalam kecakapannya secara optimal melalui pembelajaran pengayaan.

(11)

1) Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, dsb, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.

2) Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.

3) Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif/ penelitian ilmiah.

Pemecahan masalah ditandai dengan:

a) Identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan; b) Penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan; c) Penggunaan berbagai sumber;

d) Pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan; e) Analisis data;

f) Penyimpulan hasil investigasi.

Sekolah tertentu, khususnya yang memiliki peserta didik lebih cepat belajar dibanding sekolah-sekolah pada umumnya, dapat menaikkan tuntutan kompetensi melebihi standari isi. Misalnya sekolah-sekolah yang menginginkan memiliki keunggulan khusus.

Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan

(12)

tingkat kelebihan belajar peserta didik. Kelebihan kemampuan belajar itu antara lain meliputi: belajar lebih cepat, menyimpan informasi lebih mudah, Keingintahuan yang tinggi, berpikir mandiri, superior dalam berpikir abstrak, memiliki banyak minat. Teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain melalui : tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dsb.

Bentuk pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan

1. Identifikasi kemampuan belajar berdasarkan jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik misal belajar lebih cepat, menyimpan informasi lebih mudah, keingintahuan lebih tinggi, berpikir mandiri, superior dan berpikir abstrak, memiliki banyak minat.

2. Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lainmelalui: tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dsb.

3. Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan a. Belajar kelompok

b. Belajar mandiri

c. Pembelajaran berbasis tema d. Pemadatan kurikulum

4. Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing. Pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

(13)

Perlu dijelaskan bahwa panduan penyelenggaraan pembelajaran pengayaan ini terutama terkait dengan kegiatan tatap muka untuk jam-jam pelajaran sekolah biasa. Namun demikian kegiatan pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Sekolah dapat juga memfasilitasi peserta didik dengan kelebihan kecerdasan dalam bentuk kegiatan pengembangan diri dengan spesifikasi pengayaan kompetensi tertentu, misalnya untuk bidang sains. Pembelajaran seperti ini diselenggarakan untuk membantu peserta didik mempersiapkan diri mengikuti kompetisi tingkat nasional maupun internasional seperti olimpiade internasional fisika, kimia dan biologi.

Sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran, kegiatan pengayaan tidak lepas kaitannya dengan penilaian. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal.

(14)

PENILAIAN KUR 2013

1. Menetapkan Sistem Penilaian di Sekolah

a. Pengertian

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secarasistematisdan berkesinambungan,sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Jadi penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memperoleh informasi untuk dijadikan sebagai pengambil keputusan tentang hasil belajar peserta didik. (BSNP 2007: 9) Sedangkan Nana Sudjana (1995:3) menyatakan bahwa penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgment. Interpretasi dan judgment merupakan tema penilaian yang mengimplikasikan adanya suatu perbandingan antara kriteria dan kenyataan dalam konteks situasi tertentu.

b. Fungsi Penilaian

Penilaian bukan hanya untuk menentukan kemajuan belajar siswa, namun juga berfungsi:

1) Bagi siswa: membantu merealisasikan dirinya untuk mengubah atau mengembangkan perilakunya dan membantu untuk mendapat kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya.

2) Bagi guru: membantu untuk menetapkan apakah metode mengajar yang digunakannya telah memadai, serta untuk membantu membuat pertimbangan administrasi. (Cronbach, 1954 dalam Hamalik, 2002: 204).

c. Aspek Penilaian

Berdasarkan Permendikbud nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Satuan pendidikan perlu menetapkan kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian proses serta hasil belajar peserta didik. Penilaian proses mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

1) Penilaian Sikap:

(15)

instrument observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal. Sekolah menyusun, menyepakati, dan menetapkan sikap serta indikator sikap yang akan ditanamkan pada setiap mapel/jenjang kelas mengacu pada kompetensi inti.

Contoh sikap yang akan ditanamkan

Sikap Kompetensi Inti Sikap yang

ditanamkan Religius

(KI.1) Menghargai danmenghayati ajaran agama yang dianut

………….. ………….. ………….. Sosial (KI.2) 1. jujur

2. disiplin

3. tanggung jawab 4. toleransi

5. gotong royong 6. santun

7. percaya diri

………….. ………….. …………..

Tabel.2 Contoh indikator

Kompetensi Inti Indikator yang diamati

Menghargai..dan menghayati_ajaran

_agama yang

dianut

 Berdoa sebelum dan

sesudahmenjalankan sesuatu.  Menjalankan ibadah tepat waktu.  Memberi salam pada saat awal

dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut.

 Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang

Maha Esa;

 Mensyukuri kemampuan

manusia dalam mengendalikan diri

 Mengucapkansyukur ketika 1. Jujur

Adalah_perilaku dapat dipercaya_dalam perkataan,_tinda kan, dan pekerjaan.

 Tidak menyontek dalam

mengerjakan ujian/ulangan  Tidak menjadi plagiat

(mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber)

 Mengungkapkan perasaan apa adanya  Menyerahkan kepada yang

berwenang barang yang ditemukan  Membuat laporan

berdasarkan data atau informasi apa adanya

(16)

2) Penilaian Pengetahuan

Teknik penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan dengan tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Tiap-tiap teknik tersebut dilakukan melalui instrumen tertentu yang relevan. Teknik dan bentuk instrumen penilaian kompetensi pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian

Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

Tes tulis Pilihan ganda, isian, jawaban singkat,

benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Tes lisan Daftar pertanyaan.

Penugasan Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan secara individu atau

kelompok sesuai

dengan karakteristik tugas.

Instrumen tes tulis uraian yang dikembangkan haruslah disertai kunci jawaban dan pedoman penskoran. Pelaksanaan penilaian melalui penugasan setidaknya memenuhi beberapa syarat, yaitu mengkomunikasikan tugas yang dikerjakan oleh peserta didik, menyampaikan indikator dan rubrik penilaian untuk tampilan tugas yang baik. Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas dan penugasan mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.

Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:

a) substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;

b) konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan; dan

c) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

3) Penilaian Keterampilan

Berdasarkan Permendikbud nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian, pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.

a) Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.

b) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.Tugas tersebut berupa suatu investigasi.

(17)

reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, kepedulian pesertadidik terhadap lingkungannya, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. d) Sistem Penilaian Acuan Kriteria

Dalam pendidikan dikenal adanya sistem Peniaian Acuan Norma (PAN) dan

Penilaian Acuan Kriteria (PAK), sejak diberlakukankurikulum 2013 sistem penilaian yang digunakan adalah Penilaian Acuan Kriteria. Penilaian Acuan Kriteria adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dibandingkan dengan kriteriayang telah dibuat terlebih dahulu. PAK berasumsi bahwa hampir semua orang bisa belajar apa saja namun dengan waktu yang berbeda. Konsekuensi dari acuan ini adalah adanya kegiatan

remedial.

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan peserta didik berdasarkan standar, sehingga sekolah perlu melakukan kegiatan sebagai berikut:

1) menentukan kriteria minimal pencapaian Tingkat Kompetensi dengan mengacu pada indikator Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran;

2) mengoordinasikan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat kompetensi, dan ujian akhir sekolah;

3) menyelenggarakan ujian sekolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah sesuai dengan POS Ujian Sekolah;

4) menentukan kriteria kenaikan kelas;

5) melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat kompetensi kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku rapor;

6) melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait;

7) melaporkan hasil ujian Tingkat Kompetensi kepada orangtua/wali peserta didik dan dinas pendidikan.

8) menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria:

a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b) mencapai tingkat Kompetensi yang dipersyaratkan, dengan ketentuan kompetensi sikap (spiritual dan sosial) termasuk kategori baik dan kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal sama dengan KKM yang telah ditetapkan;

(18)

d) lulus Ujian Nasional.

9) menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik bagi satuan pendidikan penyelenggara Ujian Nasional; dan menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah terakreditasi.

e) Jenis dan Manfaat Penilaian

Penilaian digunakan untuk mengolah informasidan mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, meliputi:

1) Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran.

2) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.

3) Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar pesertadidik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.

4) Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

5) Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

6) Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

7) Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

8) Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.

(19)

meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.

10) Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.

11) Ujian Sekolah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.

Jenis-jenis penilaian tersebut harus diagendakan dalam kalender pendidikan di satuan pendidikan. Kepala sekolah bertanggungjawab teragendakannya kegiatan-kegiatan tersebut. Pengawas memastikan bahwa kegiatan-kegiatan tersebut telah diagendakan oleh sekolah. f) Prinsip dan Pendekatan Penilaian

Prinsip dan Pendekatan Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.

1) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.

2) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

3) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.

4) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

5) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

6) Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK).

PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.

2. Mengolah Hasil Penilaian Kelas

(20)

portofolio merupakan cara penilaian yang harus dilakukan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian yaitu sebagai berikut:

a. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

b. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.

Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.

c. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan.

d. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran.Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.

Pada bagian ini akan membahas tentang rekap hasil penilaian dan pengolahan data hasil penilaian. Diharapkan kepala sekolah dapatmembuat rekap hasil penilaiandi satuan pendidikannya masing-masing dan melakukan peta pencapaian hasil belajar.

a. Rekap Hasil Penilaian Kelas Penentuan KKM

Kepala sekolah melakukan rekap hasil penilaian ketercapaian hasil pembelajaran pada satuan pendidikan yang dipimpinnya. Diharapkan dengan melakukan rekap penilaian kepala sekolah memiliki gambaran secara menyeluruh mengenai ketercapaian Ketuntasan belajar minimal (KKM) yang telah ditentukan di sekolah yang dipimpinnya. Berdasarkan Permendikbud 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Lampiran IV Pedoman umum pembelajaran dinyatakan bahwa:

1) Ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan yaitu 2.66 (B-)

2) Untuk KD-KD yang terdapat pada KI-3 dan KI-4, peserta didik dinyatakan tuntas belajar apabila menunjukkan pencapaian nilai ≥ 2.66 dari hasil tes formatif.

(21)

peserta didik secara umum berada pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan maka ia dinyatakan tuntas.

Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut. a) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual

sesuai dengan kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 2.66;

b) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan untuk melanjutkan pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh nilai 2.66 atau lebih dari 2.66; dan

c) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari 2.66.

d) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, peserta didik yang secara umum profil sikapnya belum berkategori baik, maka dilakukan pembinaan secara holistik (paling tidak oleh guru kelas,matapelajaran, guru BK, dan orang tua). Secara ringkas penjelasan tersebut disajikan dalam table berikut.

No Kompetensi

Dasar dari IndividuaCapaian Tindakan Keterangan l Rata- rata

Kelas

1 KI. 3 dan KI. 4 < 2,66 Remedial secara individu al

< 2,66 (75% siswa )

Remedial secar a klasik ≥ 2,66 ≥ 2,66 Melanjutk

an

ke KD

berikutnya 2 KI. 1 dan KI. 2 < Baik Pembinaa

n

Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan.

(22)

Ketuntasan belajar ditentukan seperti pada tabel berikut: Predikat PengetahuanKompetensiKeterampilanNilai Sikap

A 4 4

SB

A- 3.66 3.66

B+ 3.33 3.33

B

B 3 3

B- 2.66 2.66

C+ 2.33 2.33

C

C 2 2

C- 1.66 1.66

D+ 1.33 1.33 K

D 1 1

Keterangan: SB = Sangat Baik B = Baik

C = Cukup K = Kurang

Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah atau belum tuntas menguasai suatu kompetensi dasar dapat dilihat dari posisi nilai yang diperoleh berdasarkan tabel konversi berikut.

Tabel konversi nilai

3.83 - 4.00 : A 2.33 - 2.65 : C+ 3.66 - 3.82 : A- 2.00 - 2.32 : C 3.33 - 3.65 : B+ 1.66 - 1.99 : C-3.00 - 3.32 : B 1.33 - 1.65 : D+ 2.66 - 2.99 : B- < 1.33 : D

Apabila peserta didik memperoleh nilai antara 3.00 sd. 3.32, dia ada pada posisi predikat B. Artinya, peserta didik tersebut sudah mencapai ketuntasan dalam menguasai kompetensi tertentu. Pernyataan di atas adalah penentuan KKM berdasarkan standar minimal yang diberlakukan oleh pemerintah. Satuan pendidikan berhak untuk menentukan KKM di atas KKM yang telah ditentukan oleh pemerintah.

(23)

1) Intake (Kemampuan rata-rata peserta didik)

2) Kompleksitas (mengidentifikasi indikator sebagai penanda tercapainya kompetensi dasar)

3) Kemampuandayadukung(berorientasipadasumber belajar) Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung meliputi warga sekolah, sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

b. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM adalah sebagai berikut:

1) Hitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas!

2) Tentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen, sesuaikan dengan kemampuan masing-masing aspek:

a) Aspek Kompleksitas: Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah tetapi semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi. Tingkat kesulitan materi dipandang dari sudut penguasaan guru terhadap materi tersebut. Semakin baik penguasaan guru terhadap materi semakin kecil tingkat kompleksitasnya.

b) Aspek Sumber Daya Pendukung: Semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya semakin tinggi.

c) Aspek intake: Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya semakin tinggi.

3) Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk menentukan KKM setiap KD!

4) Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk menentukan KKM mata pelajaran!

5) KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung pada kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi (Inteks) siswa.

c. Teknik Rekapitulasi Nilai

Bila guru kelas untuk tingkat satuan pendidikan SD atau guru mata pelajaran untuk satuan pendidikan SMP, SMA, dan SMK sudah menyusun nilai secara sempurna untuk setiap siswa yang diajarnya, maka tugas kepala sekolah adalah menyusun rekapitulasi hasil dari nilai setiap kelas pada satuan pendidikan yang dipimpinnya. Rekapitulasi nilai dapat dibuat dalam bentuk rekapitulasi ketercapaian KKM siswa di dalam kelas.

(24)

2) sebagai salah satu patokan untuk melihat ketercapaian KKM pada hasil pembelajaran

3) sebagai bahan pembuatan peta hasil belajar peserta didik di satuan pendidikan

4) sebagai dasar pembuatan kebijakan oleh kepala sekolah

Teknik rekapitulasi nilai yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah adalah:

1) mendata nilai perolehan siswa setiap mata pelajaran pada setiap kelas

2) membuat format rekapitulasi nilai

3) mengisi nilai perolehan siswa setiap mata pelajaran pada format rekapitulasi yang telah dibuat

Rekapitulasi Ketercapaian KKM

No .

K e la

s

Ketercapaian KKM MP KI-1,

MP MP KI_2

P K S P K S antar

T B J T B J T B J T B J T B J T B J Mapel

d. Peniaian Sikap Antarmata Pelajaran

Penilaian sikap spiritual (KI 1) dan penilaian sikap sosial (KI 2) di dalam rapor terdapat penilaian antarmata pelajaran. Maksud dari penilaian antarmata pelajaran adalah kesimpulan dari sikap keseluruhan dalam mata pelajaran diputuskan melalui rapat koordinasi bersama dengan guru mata pelajaran dan wali kelas.

Pelaksanaan penilaian kompetensi sikap dilakukan oleh pendidik setiap mata pelajaran untuk dilaporkan kepada wali kelas yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai laporan penilaian satuan pendidikan. Secara umum, pelaksanaan penilaian sikap sama dengan penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan yaitu harus berlangsung dalam suasana kondusif, tenang dan nyaman dengan menerapkan prinsip valid, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh, menggunakan acuan kriteria, dan akuntabel.

e. Tahap pelaksanaan penilaian kompetensi sikap antarmata pelajaran adalah sebagai berikut:

1) Pada awal semester, pendidik menginformasikan tentang kompetensi sikap yang akan dinilai yaitu sikap spiritual, jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, santun atau sopan, atau percaya diri.

(25)

Dasar,danindikator kompetensi sikap yang telah ditetapkan sebelumnya dalam RPP. Bentuk instrumen yang dikembangkan disesuaikan dengan jenis aspek yang akan dinilai dengan demikian pendidik dapat memilih salah satu dari empat bentuk instrumen yang direkmendasikan oleh Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan yaitu observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal

3) Pendidik memberi penjelasan tentang kriteria penilaian untuk setiap sikap yang akan dinilai termasuk bentuk instrumen yang akan digunakannya.

4) Memeriksa dan mengolah hasil penilaian dengan mengacu pada pedoman penskoran dan kriteria penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya.

5) Hasil penilaian diinformasikan kepada masing-masing peserta didik pada setiap akhir pekan dengan tujuan untuk (a) mengetahui kemajuan hasil pengembangan sikapnya, (b) mengetahui kompetensi sikap yang belum dan yang sudah dicapai sesuai kriteria yang ditetapkan, (c) memotivasi peserta didik agar memperbaiki sikap yang masih rendah dan berusaha mempertahankan sikap yang telah baik, dan (d) menjadi bagian refleksi bagi pendidik untuk memperbaiki strategi pengembangan sikap peserta didik di masa yang akan datang.

6) Tindak lanjut hasil penilaian sikap setiap minggu dijadikan dasar untuk melakukan proses pembinaan dan pengembangan sikap yang disisipkan dalam mata pelajaran yang bersangkutan tanpa harus memperhatikan pencapaian kompetensi dasar terkait dari aspek kompetensi sikap.

7) Pada akhir semester, setiap skor penilaian harian selama satu semester dibuat grafik perkembangannya dan nilai akhir ditetapkan dari rata-rata nilai kompetensi sikap. Grafik perkembangan digunakan sebagai bahan refleksi proses pembelajaran dan pembinaan sikap. Rata-rata nilai kompetensi sikap diserahkan kepada wali kelas oleh masing-masing pendidik pengampu mata pelajaran sebagai nilai rapor.

Data penilaian sikap bersumber dari hasil penilaian melalui teknik observasi, penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.

(26)

bersangkutan dan antarmata pelajaran. Nilai kualitatif menggambarkan posisi relatif peserta didik terhadap kriteria yang ditentukan. Kriteria penilaian kualitatif dikategorikan menjadi 4 kategori yaitu :

a) sangat baik (SB) b) baik (B),

c) cukup (C), d) kurang (K).

Sedangkan deskripsi memuat uraian secara naratif pencapaian kompetensi sikap sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran . Deskripsi sikap pada setiap mata pelajaran menguraikan kelebihan sikap peserta didik, dan sikap yang masih perlu ditingkatkan.

Contoh uraian deskripsi sikap dalam mata pelajaran antara lain :

 Menunjukkan sikap yang baik dalam kejujuran,disiplin, perlu ditingkatkan sikap percaya diri

 Menunjukkan sikap yang baik dalam kejujuran, disiplin, dan percaya diri.

Sedangkan deskripsi sikap antarmata pelajaran menjadi tanggung jawab wali kelas melalui analisis nilai sikap setiap mata pelajaran dan proses diskusi secara periodik dengan guru mata pelajaran. Deskripsi sikap antarmata pelajaran menguraikan kelebihan sikap peserta didik, dan sikap yang masih perlu ditingkatkan apabila ada secara keseluruhan, serta rekomendasi untuk peningkatan. Contoh uraian deskripsi sikap antarmata pelajaran antara lain :

 Menunjukkan sikap yang baik dalam kejujuran, disiplin, toleransi, gotong royong, santun, dan percaya diri. Perlu ditingkatkan sikap tanggung jawab, melalui pembiasaan penugasan mandiri di rumah.  Menunjukkan sikap yang baik dalam kejujuran, disiplin, tanggung

jawab, toleransi, gotong royong, santun, dan percaya diri

Pelaksanaan penilaian sikap menggunakan berbagai teknik dan bentuk penilaian yang bervariasi dan berkelanjutan agar menghasilkan penilaian otentik secara utuh. Nilai sikap diperoleh melalui proses pengolhan nilai sikap. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan nilai antara

lain :

1) Pengolahan nilai sikap dilakukan pada akhir kompetensi dasar dan akhir semester.

2) Pengolahan nilai berdasarkan sikap yang diharapkan sesuai tuntutan kompetensi dasar.

(27)

4) Menentukan pembobotan yang berbeda untuk setiap teknik penilaian apabila diperlukan, dengan mengutamakan teknik observasi memiliki bobot lebih besar.

5) Pengolahan nilai akhir semester bersumber pada semua nilai sikap sesuai kompetensi dasar semester bersangkutan.

f. Pengolahan Nilai Sikap Antarmata pelajaran

1) Penilaian dilakukan oleh seluruh guru mata pelajaran dan dikoordinasi oleh wali kelas.

2) Proses penilaian dilakukan melalaui analisis sikap setiap mata pelajaran dan disampaikan dalam diskusi antar guru.

3) Diskusi bisa dilakukan secara periodik, berkesinambungan, melalui konferensi, maupun melalui rapat penilaian untuk kenaikan kelas 4) Deskripsi sikap antarmata pelajaran bersumber pada nilai kualitatif

dan deskripsi setiap mata pelajaran. Guru mata pelajaran menyerahkan skor akhir, nilai kualitatif, dan deskripsi sikap pada wali kelas.

5) Kriteria pengolahan nilai akhir sikap :

Sangat Baik : apabila memperoleh skor 3,20 – 4,00 Baik : apabila memperoleh skor 2,80 – 3,19 Cukup : apabila memperoleh skor 2.40 – 2,79 Kurang : apabila memperoleh skor kurang 2.40

Tabel Pengolahan Nilai

Sikap Mata Pelajaran RataRata AkhirNilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jujur 3.2 2.4 3.7 3.5 3 2.7

8 2.5 2.33 3.4 3.1 2.9 Baik Disiplin 3.4 3.2 3.1 3.5 3.

4 3.4 3.0 3.5 2.9 3.0 3.24

Sanga t Baik Kerjasa

ma 1.7 2.9 2.3 2.4 3. 1.4 3. 1.5 3.6 2.1 2.5 Cukup g. Pemetaan Pengolahan Hasil Penilaian

(28)

Peta Keberhasilan Belajar

No

. Ke las

Ketercapaian KKM MP (%) KI-1,KI-2

Mapel Mapel antar

P K S P K S Mapel

Keterangan: P = Pengetahun K = Ketrampilan

S = Sikap Spiritual dan Sosial (KI-1 dan KI-2)

h. Pengembangan Bank Soal

Bank Soal merupakan sekumpulan butir soal terkalibrasi baik secara teoritis maupun empiris dan memuat informasi penting sehingga dapat dengan mudah dipergunakan dalam penyusunan sebuah instrumen penilaian. Mengacu pada pengertian di atas setiap soal yang dapat dimasukan kedalam bank soal harus memenuhi beberapa karakteristik dan prinsip-prinsip tertentu.

a) Karakteristik Bank Soal

1) Butir Soal pada bank soal merupakan butir soal yang teruji (terkalibrasi), sehingga dinyatakan layak karena soal tersebut telah memenuhi persyaratan validitas, reliabilitas (keterpercayaan), keterukuran (measurable), maupun aspek efisien dan lugas

2) Setiap butir soal dilengkapi informasi yang berguna dalam penyusunan sebuah instrumen.

3) Soal-soal dibangun secara terstruktur dimana antara satu soal dengan yang lainnya mempunyai hubungan berdasarkan komponen spesifikasi yang sama.

b) Prinsip Pengembangan Bank Soal

Berkaitan dengan pengembangan bank soal yang baik harus memenuhi prinsip-prinsip pengembangan sehinga soal-soal yang masuk dalam bank soal merupakan soal-soal yang telah mengalami uji validitas, daya beda, tingkat kesukaran dan keberfungsian pengecoh. Untuk mendapatkan butir soal sesuai karakteristik tersebut, maka dalam pengembangannya harus mengikuti prinsip:

1) Prinsip perencanaan; yakni menetapkan tujuan pengembangan bank soal apakah untuk tes formatif, sumatif, ujian sekolah atau yang lebih luas ujian nasional dari suatu mata pelajaran. Lebih lanjut menetapkan karakteristik soal, bagaimana cara mendapatkan soal-soal dan bagaimana cara mengelola serta sistem data basenya.

(29)

kesatuan saling terkait terutama sebagai suatu sistem basis data (data base). Perangkaian soal-soalsebagai data base, perlu memperhatikan apakah bank soal di buat secara manual atau secara digital; karakteristik apa yang menjadi spesifikasi bank soal tersebut, yang dalam hal ini yang paling penting dan tidak boleh dilupakan adalah kompetensi yang diukur dan tingkat kesukaran soal. Hal lain dalam pengembangan sistem yang tidak kalah pentingnya adalah dapat memberikan informasi mengenai instrumen, syarat yang diperlukan untuk memasukan soal ke dalam bank soal dan syarat apa bagi yang ingin memanfaatkan bank soal tersebut serta kualifikasi dan kompetensi pengembang.

3) Pengumpulan butir soal dapat dilakukan dengan membuat sendiri butir soal yang teruji (valid, keberfungsian pengecoh, daya beda dan tingkat kesukaran), pengumpuan butir soal yang teruji ke dalam bank soal dengan tingkat kesulitan rendah, sedang dan tinggi.

4) Pengarsipan; merupakan aktivitas administrasi butir soal yang tela teruji yang dapat dilakukan secara manual maupun digital. c) Pengembangan Kisi-Kisi Butir Soal

1) Pengertian Kisi-kisi

Kisi-kisi soal merupakan deskripsi Kompetensi berbentuk fomat atau matriks yang berisi informasi untuk dijadikan petunjuk teknis dalam menulis soal atau merakit soal menjadi alat tes/evaluasi. Kisi-kisi soal dalam pembelajaran disusun berdasarkan tujuan evaluasi, yakni mengukur pencapaian kompetensi (prestasi hasil belajar) peserta didik.

2) Kegunaan/Fungsi dan Persyaratan Kisi-kisi

Kisi-kisi soal berfungsi sebagai petunjuk teknis dalam penulisan butir soal dan perakitan soal. Berarti, dengan adanya petunjuk teknis ini, penyusun soal akan dapat menghasilkan butir-soal yang sesuai dengan tujuan penilaian dan perakit soal dapat menyusun perangkat soal dengan mudah.

Kisi-kisi soal/tes prestasi belajar harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:

a) mewakili isi kurikulum (KD) yang akan diujikan;

b) (b)komponen-komponennya rinci, jelas dan mudah dipahami; c) butir-soal dapat dikembangkan sesuai dengan indikator dan

bentuk soal yang ditetapkan pada kisi-kisi. d) Komponen Kisi-kisi

Komponen terdiri atas dua kelompok, yaitu: identitasdan matriks/format. Kelompok identitas dicantumkan di bagian atas matriks, sedangkan matriks/format dicantumkan dalam baris-kolom yang sesuai.

(30)

2) Peminatan/paket keakhlian untuk SMA dan SMK 3) Mata Pelajaran

4) Alokasi waktu 5) Jumlah soal 6) Bentuk soal

e) Kelompok matriks/format isi, antara lain: 1) Kompetensi Dasar (KD)

2) Indikator / Kinerja 3) Indikator Soal 4) Nomor urut soal

f) Komponen KD perlu dipilih mengacu hasil analisis dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut :

1) Urgensitas; yaitu KD yang mutlak harus dikuasai oleh siswa/peserta didik,

2) Kontinuitas; merupakan KD lanjutan yang merupakan pendalaman dari satu atau lebih KD yang sudah dipelajari sebelumnya,

3) Relevansi; KD terpilih harus merupakan pokok/inti yang diperlukan untuk menguasai kompetensi keahlian,

4) Keterpakaian; KD memiliki nilai terapan tinggi dalam pekerjaan didunia usaha/industri ataukehidupan sehari-hari.

Selain kriteria pemilihan di atas perlu pula diperhatikan bahwa penguasaan materi KD terpilih harus dapat diukur dengan menggunakan bentuk soal yang sudah ditetapkan.

Tabel Kisi-Kisi Soal Satuan Pendidikan :

Mata Pelajaran : Alokasi Waktu : Jumlah Soal :

No Kompetensi

Dasar (KD) Indikator

Indikator

Soal Aspek

Bent uk Soal/ Tugas

Nomor Soal/ Tugas P K S

Keterangan :

P : Pengetahuan K : Keterampilan S : Sikap

V : Diisi pada kolom aspek yang sesuai dengan indikator soal

Indikator soal : adalah suatu rumusan yang menggunakan kata kerja operasional, memuat perilaku peserta didik dan materi yang akan diukur sesuai dengan Indikator.

(31)

 Indikator soal menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur

 Indikator soal mengacu pada kriteria kinerja sesuai KD

Kriteria indikator soal yang baik adalah :  Memuat ciri-ciri KD yang hendak diukur

 Memuat satu kata kerja operasional yang dapat diukur. (khusus butir soal bentuk uraian dapat lebih dari satu)

 Berkaitan erat dengan kriteria kinerja

 Dapat dibuatkan butir soal sesuai dengan bentuk yang ditetapkan dalam kisi-kisi.

3. Merancang Program Tindak Lanjut Hasil Penilaian Pembelajaran.

Program tindak lanjut merupakan langkah yang dilakukan kepala sekolah dalam menyikapi hasil pemetaan hasil belajar baik berupa remedial, pengayaan maupu refleksi terhadap guru dalam upaya-upaya perbaikan pembelajaran. Untuk itu seorang kepala sekolah dalam melakukan pengelolan penilaian pada satuan pendidikan yang dipimpinnya perlu melakukan perencanaan yang berkaitan kapan akan dilakukannya remedial/ pengayaan. Pemantauan pelaksanaan dan evaluasi hasil pelaksanaan remedial dan pengayaan.

Pada bagian lain pemetaan hasil belajar dapat digunakan sebagai bahan refleksi mutu pengajaran, baik menyangkut perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.

a. Remedial dan Pengayaan

Pada Pelaksanaan remedial dan pengayaan kepala sekolah juga perlu melakukan hal-hal sebagai berikut :

1) Menentukan Alokasi Waktu

Kepala sekolah dalam menentukan kebijakan berkaitan dengan perancangan program tindak lanjut pemetaan hasil belajar, perlu menetapkan dalamkalender satuan pendidikan mengenai rencana pelaksanaan remedial/ pengayaan yang dilakukan secara serentak. Pengalokasian waktu ini akan memberikan informasi kepada guru, siswa dan orang tua, kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan, sehingga mereka dapat mengantisipasi kegiatan remedial/ pengayaan. Rancangan pengalokasian waktu remedial/ pengayaan ditetapkan setelah pelaksanaan pekan ulangan. Pengalokasian waktu ini dimaksudkan untuk memberikan treatmentsegera setelah didapat hasil pencapaian kompetensi belajar peserta didik.

2) Pemantauan

(32)

Tujuan dilakukannya pemantauan adalah untuk mengidentifikasi dan mengantisipasi setiap permasalahan yang muncul agar dapat mengambil tindakan yang tepat yang dapat digunakan sebagai dasar dalampencapaian tujuan. Pemantauan ini pentingsebagai alat kontrol bagi kepala sekolah dan pengawas dalam penjaminan mutu di sekolahnya, baik dalam pencapaian jenjang tingkat kompetensi inti maupun pencapaian standar kompetnsi lulusan. Dalam melaksanakan pemantauan kepala sekolah bisa melakukannya secara langsung maupun tidak langsung.

Pemantauan langsung dilakukan dengan cara mengunjungi lokasi berlangsungnya remedial/pengayaan, sehingga pemantau secara bebas dapat mengumpulkan informasi secara langsung. Sedangkan pemantauan tidak langsung pemantau tidak perlu mengunjungi lokasi tetapi penggalian informasi cukup dengan mengirimkan angket atau isian.

Contoh instrumen pemantauan

No Kelas/ Mapel Hari, tgl. Jamke KD pesertaJumlah PemantauCatatan

3) Evaluasi

Evaluasi kegiatan adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberikan nilai secara objektif atas pencapaian hasil-hasil pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Evaluasi selalu berupaya untuk mempertanyakan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu rencana. Evaluasi di sini yang dimaksud adalah evaluasi perencanaan dan pelaksanaan remedial dan pengayaan pembelajaran

Evaluasi tersebut berguna untuk:

a) Mengetahui perkembangan/kemajuan belajar siswa

b) Mengetahui tingkat keberhasilan program pembelajaran yang sudah dilaksanakan

c) Perbaikan dan pengembangan kurikulum d)Keperluan bimbingan dan konseling.

b. Refleksi bagi guru

(33)

diperoleh daripemetaan hasil penilaian bisa juga dari angket yang disebarkan kepada responden.

Refleksi merupakan kegiatan pasca pemetaan hasil penilaian otentik sesuai dengan permendikbud nomor 65 tahun 2013 yang menyatakan bahwa “Hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu,hasil penilaian otentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan”.

Agar kegiatan refleksiterlaksana dengan baik, kepala sekolah/pengawas perlu melakukan pemantauan dan bimbingan terhadap refleksi pembelajaran yang dilakukan guru. Di sisi lain kegiatan refleksi ini selain untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, juga akan mendorong para guru untuk mencari solusi melalui penelitian sederhana (PTK) sebagai konsekuensi tuntutan kompetensi profesi guru. Membiasakan diri untuk melakukan refleksi akan mampu meningkatkan kompetensi professional guru. (Hadi Sucipto)

(34)

PENILAIAN HASIL BELAJAR

A. Konsep Penilaian Hasil Belajar 1. Definisi Operasional

Dalam pedoman ini, pengertian penilaian sama dengan asesmen. Terdapat tiga kegiatan yang perlu didefinisikan, yakni pengukuran, penilaian,dan evaluasi. Ketiga istilah tersebut memiliki makna yang berbeda, walaupun memang saling berkaitan. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau ukuran. Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi/bukti melalui pengukuran, menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti hasil pengukuran. Evaluasi adalah proses mengambil keputusan berdasarkan hasil-hasil penilaian.

a. Cakupan Penilaian

DalamKurikulum2013kompetensiinti(KI)dirumuskan sebagai berikut: a) KI-1: kompetensi inti sikap spiritual.

b) KI-2: kompetensi inti sikap sosial. c) KI-3: kompetensi inti pengetahuan. d) KI-4: kompetensi inti keterampilan.

b. Untuk setiap materi pokok tertentu untuk setiap aspek terdapat rumusan KD untuk setiap aspek KI. Jadi, untuk suatu materi pokok tertentu, muncul 4 KD sebagai berikut:

1) KD pada KI-1: aspek sikap spiritual (untuk matapelajaran tertentu bersifat generik, artinya berlaku untuk seluruh materi pokok). 2) KD pada KI-2: aspek sikap sosial (untuk matapelajaran tertentu

bersifat relatif generik, namun beberapa materi pokok tertentu ada KD pada KI-3 yang berbeda dengan KD lain pada KI-2).

3) KD pada KI-3: aspek pengetahuan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4) KD pada KI-4: aspek keterampilan

2. Metode dan instrumen penilaian

Berbagai metode dan instrumen baik formal maupun nonformal digunakan dalam penilaian untuk mengumpulkan informasi. Informasi yang dikumpulkan menyangkut semua perubahan yang terjadi baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil/produk).

(35)

Penilaian proses formal, sebaliknya, merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dirancang untuk mengidentifikasi dan merekam pengetahuan dan keterampilan pesertadidik. Berbeda dengan penilaian proses informal, penilaian proses formal merupakan kegiatan yang disusun dan dilakukan secara sistematis dengan tujuan untuk membuat suatu simpulan tentang kemajuan peserta didik.

B. Komponen Penilaian Hasil Belajar

1. Prinsip, Pendekatan, dan Karakteristik Penilaian a. Prinsip Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang

mencerminkan kemampuan yang diukur.

2) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

3) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkanatau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latarbelakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

4) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. 5) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar

pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

6) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

7) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

8) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

9) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

10) Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan peserta didik

b. Pendekatan Penilaian

Penilaian menggunakan pendekatan sebagai berikut: 1) Acuan Patokan

(36)

2) Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar ditentukan sebagai berikut:

Predikat Nilai Kompetensi

Pengetahuan Keterampilan Sikap

A 4 4 S

B

A- 3.66 3.66

B

+ 3.33 3.33

B

B 3 3

B- 2.66 2.66

C

+ 2.33 2.33

C

C 2 2

C- 1.66 1.66

D

+ 1.33 1.33 K

D 1 1

a) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan belum tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai < 2.66 dari hasil tes formatif.

b) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai ≥ 2.66 dari hasil tes formatif.

c) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh matapelajaran, yakni jika profil sikap pesertadidik secaraumum berada pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.

Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut. a) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual

sesuai dengan kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 2.66;

b) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan untukmelanjutkanpelajarannyakeKDberikutnya kepada

(37)

c) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari 2.66.

d) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang secara umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik (paling tidak oleh guru

matapelajaran, guru BK, dan orang tua). 2. Karakteristik Penilaian

a. Belajar Tuntas

Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3danKI-4), pesertadidik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat belajar apapun, hanya waktu yang dibutuhkan yang berbeda. Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya.

b. Otentik

Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

c. Berkesinambungan

Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan(ulanganharian,ulangantengahsemester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas).

d. Berdasarkan acuan kriteria

Kemampuan pesertadidik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal, yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing.

e. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi

Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja,projek,pengamatan,dan penilaian diri.

C. Strategi Penilaian Hasi Belajar

Strategi penilaian hasil belajar dengan menggunakan Metode dan Teknik Penilaian sebagai berikut:

(38)

Penilaian dapat dilakukan melalui metode tes maupun nontes. Metode tes dipilih bila respons yang dikumpulkan dapat dikategorikan benar atau salah (KD-KD pada KI-3 dan KI-4). Bila respons yang dikumpulkan tidak dapat dikategorikan benar atau salah digunakan metode nontes (KD-KD pada KI-1 dan KI-2).

Metode tes dapat berupa tes tulis atau tes kinerja.

a. Tes tulis dapat dilakukan dengan cara memilih jawaban yang tersedia, misalnya soal bentuk pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan; ada pula yang meminta peserta menuliskan sendiri responsnya, misalnya soal berbentuk esai, baik esai isian singkat maupun esai bebas.

b. Tes kinerja juga dibedakan menjadi dua, yaitu prilaku terbatas, yang meminta peserta untuk menunjukkan kinerja dengan tugas-tugas tertentu yang terstruktur secara ketat, misalnya peserta diminta menulis paragraf dengan topik yang sudah ditentukan, atau mengoperasikan suatu alat tertentu; dan prilaku meluas, yang menghendaki peserta untuk menunjukkan kinerja lebih

komprehensif dan tidak dibatasi,

misalnyapesertadimintamerumuskansuatuhipotesis, kemudian diminta membuat rancangan dan melaksanakan eksperimen untuk menguji hipotesis tersebut. Metode nontes digunakan untuk menilaisikap, minat, atau motivasi. Metode non tes umumnya digunakan untuk mengukur ranah afektif (KD-KD pada 1 dan KI-2). Metode nontes lazimnya menggunakan instrumen angket, kuisioner, penilaian diri, penilaian rekan sejawat, dan lain-lain.Hasil penilaian ini tidak dapat diinterpretasi ke dalam kategori benar atau salah, namun untuk mendapatkan deskripsi tentang profil sikap peserta didik.

2. Teknik dan Instrumen Penilaian

Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan peserta didik dapat dilakukan berbagai teknik, baik berhubungan dengan proses maupun hasil belajar. Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik terhadap pencapaian kompetensi. Penilaian dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasilrelajar,baik pada domain kognitif, afektif, maupun psikomotor. Ada tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu :

a. Penilaian Unjuk Kerja

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang

menuntut peserta didik melakukan tugas

(39)

1) Langkah-langkahkinerjayangdiharapkandilakukan

pesertadidikuntukmenunjukkankinerjadarisuatu kompetensi. 2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam

kinerja tersebut.

3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.

4) Upayakankemampuanyangakandinilaitidakterlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.

5) Kemampuanyangakandinilaidiurutkanberdasarkan urutan pengamatan.

Penilaian unjuk kerja dapat menggunakan daftar cek dan skala penilaian.

1) Daftar Cek

Daftar cek dipilih jika unjuk kerja yang dinilai relatif sederhana, sehingga kinerja pesertadidik representatif untuk diklasifikasikan menjadi dua kategorikan saja, ya atau tidak. 2) Skala Penilaian

Adakalanya kinerja pesertadidik cukup kompleks, sehingga sulit atau merasa tidak adil kalau hanya diklasifikasikan menjadi dua kategori, ya atau tidak, memenuhi atau tidak memenuhi. Oleh karena itu dapat dipilih skala penilaian lebih dari dua kategori, misalnya 1, 2 dan 3. Namun setiap kategori harus dirumuskan deskriptornya sehingga penilai mengetahui kriteria secara akurat kapan mendapat skor 1, 2, atau 3. Daftar kategori beserta deskriptor kriterianya itu disebut rubrik. Di lapangan sering dirumuskan rubrik universal, misalnya 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik. Deskriptor semacam ini belum akurat, karena kriteria kurang bagi seorang penilai belum tentu sama dengan penilai lain, karena itu deskriptor dalam rubrik harus jelas dan terukur. Berikut contoh penilaian unjuk kerja dengan skala penilaian beserta rubriknya.

b. Penilaian Kinerja Melakukan Praktikum

No Aspek yang dinilai 1 Penilaian2 3

1 Merangkai alat

2 Pengamatan

No Aspek yang dinilai 1 Penilaian2 3

(40)

4 Kesimpulan Rubrik: Aspek yang dinilai Pe nil

1 2 3

Merangkai

alat Rangkaianalat tidak benar Rangkaian alat benar, tetapi tidak rapi atau tidak memperhatik an keselamatan Rangkaian alat benar, rapi, dan memperha tikan keselamata n kerja Pengamatan Pengamatan tidak cermat Pengamatan cermat, tetapi mengandu ng interpretas Pengamata n cermat dan bebas interpr Data yang

diperoleh Data tidakLengkap Data lengkap,tetapi tidak terorganis ir, atau ada Data lengkap, terorga nisir, dan ditulis Kesimpulan Tidak benar

atau tidak sesuai tujuan Sebagian kesimpulan ada yang salah atau tidak sesuai Semua benar atau sesuai tujuan

1) Penilaian Sikap

Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek. Sikap jugasebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif/perilaku. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaanatau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.

(41)

a) Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap matapelajaran. Dengan sikap`positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.

b) Sikap terhadap guru/pengajar.Pesertadidikperlu memiliki sikap positif terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.

c) Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlumemilikisikap positifterhadapproses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, danteknikpembelajaranyangdigunakan.Proses

pembelajaranyangmenarik,nyamandan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. d) Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang

berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya, masalah lingkungan hidup (materi Biologiatau Geografi). Peserta didik perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar.

e) Teknik Penilaian Sikap Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atauteknik.Teknik-tekniktersebutantaralain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi.

Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Observasi perilaku

Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didiknya. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan. Observasi perilaku

di sekola

Gambar

Tabel konversi nilai
Tabel Kisi-Kisi Soal

Referensi

Dokumen terkait

On the whole, the study showed that the integrated crop-livestock farming was an alternative to mitigate the impact of climatic change through: 1) the return of

Penelitian ini bertujuan menganalisis status kerentanan Aedes aegypti terhadap insektisida yang sering digunakan program untuk pengendalian vektor DBD yaitu kelompok

Kondisi ini cukup memprihatinkan karena produktivitas kerja pekerja wanita tersebut selalu diangga lebih rendah dari pekerja pria, padahal mereka kenyataannya

peroksida terhadap perubahan warna dan kekuatan parfum sabun mandi padat. Soft silk 150 g dan sabun cuci padat Saba

kemudian ilmuwan menanyakan apakah memungkinkan untuk meningkatkan kualitas DNA, apa bila bisa maka cara membuat DNA tersebut akan seperti apa.. Disebut juga dengan

Pengalaman Lapangan merupakan salah satu kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang mencangkup, baik latihan mengajar maupun tugas-tugas kependidikan

Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditangani. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti