BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Wiratna (2015:16), penelitian asosiatif bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih, dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lima SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) milik perusahaan PT. Pertamina (Persero) yang berada di Jl. Imam Bonjol, Polonia, Medan
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian untuk penelitian ini disesuaikan dengan pencapaian data dan informasi yang dibutuhkan peneliti.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian
42
3.3.2 Sampel Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik nonprobability sampling
dengan metode multi stage sampling yang terdiri dari: 1. Purposive Sampling
Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan melihat pertimbangan criteria tertentu. Adapun criteria yang ditetapkan oleh penulis sebagai responden adalah sebagai berikut:
a. Responden berusia 18 hingga 66 tahun, karena pada usia tersebut merupakan merupakan usia produktif dan dianggap sebagai usia yang matang untuk dapat memilih keputusan.
b. Responden merupakan pengguna Pertamax Series yang melakukan pembelian di SPBU Jl. Imam Bonjol, Polonia, Medan.
2. Insidental Sampling
Insidental Sampling merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, tetapi responden yang dipilih sebagai sumber data harus mempunyai kecocokan dalam penelitian ini. Agar mempermudah penulis dalam melakukan penelitian, maka tidak semua populasi dijadikan responden sehingga dilakukan penetapan ukuran sampel. Adapun penetapan ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Rao Purba (Sujarweni, 2015:155), yaitu:
n = 2 2
Keterangan:
N = Jumlah sampel
Moe = margin of error kesalahan maksimum yang bisa ditolerir sebesar 10% Dengan rumus di atas, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:
n = , 2
, 2
= 96,04
Berdasarkan perhitungan rumus diatas, maka jumlah responden yang akan dijadikan sampel penelitian adalah sebanyak 96,04 orang, yang akan dibulatkan menjadi 100 orang.
3.4 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, yang halnya akan berlaku apabila sudah diuji terbukti kebenarannya. Jawaban ini hanya bersifat sementara karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan teori yang ada belum dibuktikan oleh fakta yang ada di lapangan.
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka hipotesis pada penelitian ini adalah :
1. Ho1 : Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara green marketing terhadap keputusan pembelian Pertamax Series pada konsumen SPBU Jl. Imam Bonjol, Polonia, Medan.
Ha1 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara green marketing
terhadap keputusan pembelian Pertamax Series pada konsumen SPBU Jl. Imam Bonjol, Polonia, Medan.
2. Ho2 : Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara brand image
44
Ha2 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara brand image
terhadap keputusan pembelian Pertamax Series pada konsumen SPBU Jl. Imam Bonjol, Polonia, Medan.
3. Ho3 : Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara green marketing dan brand image terhadap keputusan pembelian Pertamax Series pada konsumen SPBU Jl. Imam Bonjol, Polonia, Medan.
4. Ha3 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara green marketing
dan brand image terhadap keputusan pembelian Pertamax Series
pada konsumen SPBU Jl. Imam Bonjol, Polonia, Medan. 3.5 Defenisi Konsep
Defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Green marketing (pemasaran hijau) Menurut Lempe dan Gazda (Setiyaningrum et al, 2015:309) secara konseptual pemasaran hijau didefenisikan sebagai respon pemasaran terhadap pengaruh lingkungan yang berasal dari perancangan, produksi, pengemasan, pelabelan, penggunaan dan pembuangan barang atau jasa.
2. Brand Image
3. Keputusan pembelian
Peter dan Olson (Romadon et al, 2014:2) menyatakan bahwa keputusan pembelian merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengkombinasikan pengetahuan yang diperoleh konsumen sebagai pertimbangan guna memilih dua atau lebih alternatif sehingga dapat memutuskan salah satu produk. Keputusan pembelian suatu produk oleh konsumen merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan yang diambil dan dijadikan pertimbangan dalam pembelian suatu produk.
3.6 Defenisi Operasional
Defenisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variable diukur, sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut. Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini diukur dengan dua jenis variabel yaitu sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Adapun variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini ialah: a. Green Marketing (X1)
b. Brand Image (X2)
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
46
Tabel 3.1
Defenisi Operasional Penelitian
Variabel Defenisi Indikator Skala
Pengukuran
Green marketing adalah
pemasaran yang
menggunakan isu tentang lingkungan sebagai strategi untuk memasarkan produk, contohnya seperti membuat produk yang ramah lingkungan untuk mengurangi dampak dari
global warming.
Brand image (citra merek) sendiri dapat di keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan.
3.7 Teknik Pengumpulan Data 3.7.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ialah melalui data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau subjeknya tanpa melalui perantara. Data perimer, dalam penelitian ini data primer didapat dengan cara menyebar Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan yang dilengkapi dengan alternatif jawaban yang tersedia.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara atau data yang diperoleh dari pihak lain. Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara:
a. Studi Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan berbagai literature seperti buku, jurnal, karya ilmiah, internet serta pendapat para ahli yang berkaitan dengan objek dan permasalahan yang diteliti.
48
3.7.2 Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert, dimana Skala Likert digunakan sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, Sugiyono (2012:132). Peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 5 untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian, yang dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.2
Sangat Tidak Setuju 1 Sumber: Diolah Oleh Penulis 2016
Penulis menggunakan skala likert sebagai skala pengukuran dalam penelitian ini, karena penulis beranggapan bahwa kuesioner yang dibuat nantinya akan berupa sikap dan pendapat tentang objek yang diteliti yang akan diisi atau dijawab oleh responden yang telah ditetapkan oleh penulis.
3.8 Teknik Analisis Data
Data penelitian yang terkumpul akan dianalisis melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
3.8.1 Uji Instrumen 3.8.1.1 Uji Validitas
untuk uji coba kuesioner paling sedikit 30 orang. Dalam melakukan penguraian validitas, digunakan alat bantu software SPSS. Apabila alat ukur tersebut mempunyai korelasi yang signifikan antar skor item terhadap skor totalnya maka alat ukur tersebut dinyatakan valid. Jika diperoleh data yang tidak valid, maka data tersebut akan dikeluarkan atau dibuang dari instrument, kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:
1. Jika r hitung> r tabel maka pertanyaan tersebut valid. 2. Jika r hitung < r tabelmaka pertanyaan tersebut tidak valid. 3.8.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Menurut Ghozali (Sujarweni, 2015:169) Suatu variabel dikatakan reliabel jika memiliki Cronbach Alpha > 0,6. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS.
1. Jika nilai koefisien reabilitas > 0,6 maka instrumen yang diuji memiliki reliabilitas yang baik/reliable/terpercaya.
2. Jika nilai koefisien reliabilitas < 0,6 maka instrumen yang diuji tersebut tidak reliable.
3.8.2 Uji Asumsi Klasik 3.8.2.1 Uji Normalitas
50
mengikuti distribusi normal atau tidak adalah dengan menilai nilai signifikannya. Jika signifikan > 0,05 maka variabel berdistribusi normal dan sebaliknya jika signifikan < 0,05 maka variabel tidak berdistribusi, Ghozali (Sujarweni, 2015:225).
3.8.2.2 Uji Multikolonieritas
Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu model. Kemiripan antar variabel independen akan mengakibatkan korelasi yang sangat kuat. Selain itu uji ini juga untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Jika VIF (variance inflation factor) yang dihasilkan diantara 1-10 maka tidak terjadi multikolinieritas, Sujarweni (2015:176)
3.8.2.3 Uji Heterokedastisitas
3.8.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linear berganda didasarkan pada pengaruh dua atau lebih variabel bebas tehadap variabel terikat. Berikut rumus untuk melihat analisis linear berganda:
Y=a+b1X1+b2X2+e
Dimana:
Y = Keputusan Pembelian X1 = Green Maketing
X2 = Brand Image
a = Konstanta
b12 = Koefisien Regresi
e = Standar Error 3.8.4 Uji Hipotesis 3.8.4.1 Uji Parsial (Uji-t)
Test uji t digunakan untuk menguji setiap variabel bebas atau independen variabel (X). Apakah variabel green marketing (X1), brand image (X2) dan
mempunyai pengaruh yang positif serta signifikan terhadap variabel terikat atau dependen variabel (Y) yaitu keputusan pembelian. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:
a. Ho : b1 = 0 , artinya variabel bebas tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel terikat.
b. H1 : b1 ≠ 0 , artinya variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan
52
Kriteria penerimaan/penolakan hipotesis dengan tingkat signifikan (α) = 0,05
ditentukan sebagai berikut:
a. t hitung > t table berarti Ho ditolak atau Ha diterima b. t hitung < t table berarti Ho diterima atau Ha ditolak Uji t juga bisa dilihat pada tingkat signifikannya yaitu:
a. Jika tingkat signifikasi > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak b. Jika tingkat signifikasi < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima 3.8.4.2 Uji Simultan (Uji-F)
Uji F pada dasarnya menunjukan secara serentak apakah variabel bebas atau dependen variabel (X) mempunyai pengaruh yang positif atau negatif, serta signifikan terhadap variabel terikan atau dependen variabel (Y).
Ho : b1 = b2= 0
Artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu green marketing dan brand image terhadap variabel terikat yakni keputusan pembelian.
Ho : b1≠ b2≠ 0
Artinya secara serentak mempunyai pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria penerimaan/penolakan hipotesis dengan tingkat signifikan (α) = 0,05 ditentukan sebagai berikut:
a. Jika tingkat signifikan F hitung > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak b. Jika tingkat signifikanF hitung < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima 3.8.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan hasil dalam menerangkan variabel terikat yakni green marketing dan brand image. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
a. Jika R2 berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R ≤ 1), maka variabel bebas (X) memberikan secara keseluruhan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat (Y).
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Sejarah PT. Pertamina
Pertamina (dahulu bernama Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara) atau nama resminya PT. PERTAMINA (Persero) adalah sebuah BUMN yang bertugas mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia. Pertamina masuk urutan ke 122 dalam Fortune Global 500 pada tahun 2013.
Pertamina pernah mempunyai monopoli pendirian SPBU di Indonesia, namun monopoli tersebut telah dihapuskan pemerintah pada tahun 2001. Perusahaan ini juga mengoperasikan 7 kilang minyak dengan kapasitas total 1.051,7 MBSD, pabrik petrokimia dengan kapasitas total 1.507.950 ton per tahun dan pabrik LPG dengan kapasitas total 102,3 juta ton per tahun.
Direktur Utama PT. Pertamina (Persero). Ia menggantikan Karen Agustiawan yang mengundurkan diri.
Kegiatan Pertamina dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi dan petrokimia, terbagi ke dalam sektor Hulu dan Hilir, serta ditunjang oleh kegiatan anak-anak perusahaan dan perusahaan patungan. Pada tahun 2013, Pertamina menempati peringkat 122 dari 500 perusahaan terbaik dunia versi Fortune Globa
4.2 Visi dan Misi PT. Pertamina 1. Visi PT. Pertamina (Persero)
Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia. Misi: Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
56
2. Misi PT. Pertamina (Persero)
Misi Perseroan menjalankan usaha inti minyak, gas, bahan bakar nabati serta kegiatan pengembangan, eksplorasi, produksi serta niaga energi baru dan terbarukan (new and renewable energy) secara terintegrasi.
4.3 Tata Nilai PT. Pertamina
Pertamina menetapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat menjadi pedoman bagi seluruh karyawan dalam menjalankan perusahaan. Keenam tata nilai perusahaan Pertamina adalah sebagai berikut:
1. Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
2. Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.
3. Confident (PERCAYA DIRI)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
4. Customer Focus (Fokus Pada Pelanggan)
5. Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
6. Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.
4.4 Penyajian Data
Penyajian data berisikan data identitas respoden dan data variabel penelitian. Penyajian data identitas respoden untuk mengetahui spesifikasi yang dimiliki responden. Dan pada data variabel penelitian untuk menjawab permasalahan yang diteliti. Adapun data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden.
4.4.1 Karakteristik Responden
Pada bab ini akan disajikan mengenai karakteristik responden. Karakteristik responden berguna untuk mengetahui jawaban atas responden yang dilihat dari sudut karakteristik responden. Hal ini terkait dengan ketepatan sasaran yang dituju. Informasi yang dapat diperoleh antara lain adalah berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, penghasilan per-bulan, jenis Pertamax
58
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
Laki-Laki 55 55,0
Perempuan 45 45,0
Total 100 100,0
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2017
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 55 orang (55%) dan responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 45 orang (45%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden merupakan responden yang berjenis kelamin laki-laki yakni sebanyak 55 orang (55%) akan tetapi perbedaan jumlah responden laki-laki dan perempuan tidak berbeda jauh hal ini disebabkan karena pengguna kendaraan bermotor sekarang ini tidak hanya didominasi oleh laki-laki akan tetapi perempuan juga sudah banyak yang mengedarai kendaraan bermotor sendiri (tanpa supir).
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2017
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden yang berusia antara 18-25 tahun yakni sebanyak 25 orang (25%), responden yang berusia antara 26-35 tahun yakni sebanyak 30 orang (30%), responden yang berusia 36-45 tahun yakni sebanyak 20 orang (20%), responden yang berusia 46-55 sebanyak 19 orang (19%) dan responden yang berusia 56-65 sebanyak 6 orang (6%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berusia antara 26-35 tahun, akan tetapi tidak terlalu banyak perbedaan jumlah resonden dari beberapa kriteria usia yang dijabarkan peneliti.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
Usia Frekuensi Persentase (%)
18-25 tahun 25 25,0
26-35 tahun 30 30,0
36-45 tahun 20 20,0
46-55 tahun 19 19,0
56-65 tahun 6 6,0
60
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Usia Frekuensi Persentase (%)
Pegawai Negeri Sipil
20 20,0
Pegawai Swasta 23 23,0
Wiraswasta 17 17,0
TNI/Polri 10 10,0
Pelajar/Mahasiswa 20 20,0
Lainnya 10 10,0
Total 100 100,0
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2017
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang memiliki pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil sebanyak 20 orang (20%), responden yang memiliki pekerjaan sebagai Pegawai Swasta sebanyak 23 orang (23%), responden yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 17 orang (17%), responden yang memiliki pekerjaan sebagai TNI/Polri sebanyak 10 orang (10%), responden yang memiliki pekerjaan sebagai pekerjaan/mahasiswa sebesar 20 orang (20%) dan responden dengan pekerjaan lainnya sebanyak 10 orang (10%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta, sama seperti karakteristik responden berdasarkan usia, perbedaan jumlah responden antara pekerjaan yang satu dengan yang lainnya tidak terlalu berbeda jauh.
4. Karakteri stik Responden Berdasarkan Penghasilan Per bulan
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan
Penghasilan Frekuensi Persentase (%)
<1.000.000 10 10,0
1.000.000 – 3.000.000 22 22,0
3.000.000 – 5.000.000 30 30,0
>5.000.000 38 38,0
Total 100 100,0
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2017
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang memiliki penghasilan perbulan <Rp. 1.000.000 yakni sebanyak 10 orang (10%), responden yang memiliki penghasilan perbulan Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000 yakni sebanyak 22 orang (22%), responden yang memiliki penghasilan perbulan 3.000.000 – 5.000.000 sebanyak 30 orang (30%) dan responden yang memiliki penghasilan perbulan > 5.000.000 sebanyak 38 orang (38%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki penghasilan perbulan > 5.000.000 yakni sebanyak 38 orang (38%) dapat dikatakan bahwa mayoritas penggunakan Pertamax Series adalah kalangan menengah ke atas.
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pertamax Series yang Digunakan
62
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pertamax Series
yang Digunakan
Jenis Pertamax
Series
Frekuensi Persentase (%)
Pertamax 92 70 70,0
Pertamax 98
(Pertamax Turbo) 30 30,0
Total 100 100,0
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2017
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden yang menggunakan Pertamax 92 sebanyak 70 orang (70%) dan responden yang menggunakan Pertamax 98 (Pertamax Turbo) sebanyak 30 orang (30%). Dapat disimpulkan bahwa mayorias responden lebih banyak yang menggunakan Pertamax 92 yaitu sebanyak 70 orang (70%) hal ini dikarenakan masih banyak orang yang menggunakan kendaraan bermotor dengan mesin yang mempunyai rasio kompresi rendah. Jika mesin kendaraan yang memiliki rasio kompresi rendah menggunakan bahan bakar minyak dengan RON (Reasearch Of Octan Number) tinggi maka yang terjadi adalah pemborosan.
6. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Berkunjung
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Berkunjing di SPBU Jl. Imam Bonjol, Polonia, Medan
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
1 kali 10 10,0
2 kali 17 17,0
>2 kali 73 100,0
Total 100 100,0
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2017
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden yang mengunjungi SPBU Jl. Imam Bonjol, Polonia, Medan sebanyak satu kali ialah 10 orang (10%), responden yang berkunjunga sebanyak 2 kali ialah 17 orang (17%) dan respondeng yang berkunjung sebanyak >2 kali ialah 73 orang (73%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden lebih banyak mengunjungi SPBU Jl. Imam Bonjol, Polonia, Medan sebanyak >2 kali ialah 73 orang (73%), hal ini dikarenakan orang yang mengunjungi SPBU tersebut sebanyak >2 kali ialah orang-orang yang kebanyakan tinggal di sekitaran Jl. Imam Bonjo, Polonia Medan.
4.4.2 Deskripsi Variabel Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian diukur dalam skala likert untuk menyatakan pengaruh Green Marketing dan Brand Image terhadap keputusan pembelian Pertamax Series pada konsumen SPBU Jl. Imam Bonjol, Polonia, Medan. Jumlah seluruh pertanyaan ada 23 butir yang terdiri dari 6 butir pertanyaan untuk variabel green marketing, 6 butir pertanyaan untuk variabel
64
Berikut adalah tabel – tabel yang menjelaskan secara deskriptif presentase hasil penelitian untuk setiap variabel.
1. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Green Marketing (X1) Berikut ini adalah deskripsi jawaban responden berdasarkan variable
Green Marketing (X1):
Tabel 4.7
Distribusi Tanggapan Responden Variabel Green M arketing (X1)
N
2. Pertamax Series menjadikan mesin kendaraan menjadi lebih awet.
27 24 49 - - 100
3. Harga Pertamax Series sesuai dengan manfaatnya sebagai produk yang berkualitas dan aman bagi lingkungan.
28 35 37 - - 100
4. Harga Pertamax Series relatif lebih mahal dibanding BBM lainnya karena ramah lingkungan.
40 21 35 4 - 100
5. Pertamax Series memberikan pesan-pesan lingkungan di dalam promosinya.
27 29 36 8 - 100
6. Pertamax Series memotivasi konsumen untuk mencintai lingkungan melalui promosi yang dilakukannya.
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2017
Berdasarkan tabel 4.7, tanggapan responden mengenai Green Marketing
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pada pernyataan pertama dari tanggapan tentang “Pertamax Series
mencerminkan produk yang ramah lingkungan” responden yang memilih pernyataan sangat setuju sebanyak 36 orang (36%), yang setuju sebanyak 32 orang (32%), yang memilih netral sebanyak 32 orang (32%). Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 36 orang (36%)., Hal ini menunjukkan bahwa Pertamax Series (Pertamax 92 dan Pertamax 98) memang mencerminkan produk yang ramah lingkungan jika digunakan.
b. Pada pernyataan pertama dari tanggapan tentang “Pertamax Series
menjadikan mesin kendaraan menjadi lebih awet.” responden yang memilih pernyataan sangat setuju sebanyak 27 orang (27%), yang setuju sebanyak 24 orang (24%) dan yang memilih netral sebanyak 49 orang (49%). Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menjawab netral yaitu sebanyak 49 orang (49%)., Hal ini menunjukkan bahwa Pertamax Series (Pertamax 92 dan Pertamax 98) memang menjadikan mesin kendaraan awet jika rutin digunakan.
c. Pada pernyataan pertama dari tanggapan tentang “Harga Pertamax Series
sesuai dengan manfaatnya sebagai produk yang berkualitas dan aman bagi lingkungan.” responden yang memilih pernyataan sangat setuju sebanyak
66
bahwa responden paling banyak menjawab netral yaitu sebanyak 37 orang (37%)., Hal ini menunjukkan bahwa harga Pertamax Series (Pertamax 92 dan Pertamax 98) dapat dikatakan sesuai dengan manfaatnya jika digunakan dengan benar sesuai dengan rasio kompresi mesin kendaraan. d. Pada pernyataan pertama dari tanggapan tentang “Harga Pertamax Series
relatif lebih mahal dibanding BBM lainnya karena ramah lingkungan” responden yang memilih pernyataan sangat setuju sebanyak 40 orang (40%), yang setuju sebanyak 21 orang (21%), yang memilih netral sebanyak 35 orang (35%) dan yang memilih tidak setuju sebanyak 4 orang (4%). Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 40 orang (40%). Hal ini menunjukkan bahwa harga Pertamax Series (Pertamax 92 dan Pertamax 98) memang relatif lebih mahal.
e. Pada pernyataan pertama dari tanggapan tentang “Pertamax Series
memberikan pesan-pesan lingkungan di dalam promosinya” responden yang memilih pernyataan sangat setuju sebanyak 27 orang (27%), yang setuju sebanyak 29 orang (29%), yang memilih netral sebanyak 36 orang (36%) dan yang memilih tidak setuju sebanyak 8 orang (8%). Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menjawab netral yaitu sebanyak 36 orang (36%). Hal ini menunjukkan bahwa Pertamax Series (Pertamax 92 dan Pertamax 98) tidak terlalu banyak memberikan pesan-pesan lingkungan di dalam promosinya.
f. Pada pernyataan pertama dari tanggapan tentang “Pertamax Series
dilakukannya” responden yang memilih pernyataan sangat setuju sebanyak 36 orang (36%), yang setuju sebanyak 39 orang (39%), yang memilih netral sebanyak 21 orang (21%) dan yang memilih tidak setuju sebanyak 4 orang (4%). Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menjawab setuju yaitu sebanyak 39 orang (39%). Hal ini menunjukkan bahwa Pertamax Series (Pertamax 92 dan Pertamax 98) pertamax Series tidak terlalu memotivasi konsumen untuk mencintai lingkungan melalui promosi yang dilakukannya.
2. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Brand Image (X2) Berikut ini adalah deskripsi jawaban responden berdasarkan variable
Brand Image (X2):
Tabel 4.8
Distribusi Tanggapan Responden Variabel Brand Image (X2)
N
1. Pertamax Series mempunyai kualitas yang baik dan bermanfaat bagi yang menggunakannya.
29 32 39 - - 100
2. Pertamax Series produk yang ramah lingkungan sehinggan menimbulkan daya tarik tersendiri untuk digunakan.
27 30 43 - - 100
3. Saya merasa yakin menggunakan Pertamax Series karena ramah yang mempunyai ciri khas ramah lingkungan.
38 20 37 5 - 100
6. Pertamax Series adalah merek yang mudah diingat.
68
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2017
Berdasarkan tabel 4.8, tanggapan responden mengenai Brand Image dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pada pernyataan pertama dari tanggapan tentang “Pertamax Series
mempunyai kualitas yang baik dan bermanfaat bagi yang menggunakannya.” responden yang memilih pernyataan sangat setuju sebanyak 29 orang (29%), yang setuju sebanyak 32 orang (32%) dan yang memilih netral sebanyak 39 orang (39%). Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menjawab netral yaitu sebanyak 39 orang (39%)., Hal ini menunjukkan bahwa Pertamax Series
(Pertamax 92 dan Pertamax 98) mempunyai kualitas yang baik dan bermanfaat bagi yang menggunakan jika digunakan sesuai dengan kebutuhan.
c. Pada pernyataan pertama dari tanggapan tentang “Saya merasa yakin menggunakan Pertamax Series karena ramah lingkungan.” responden yang memilih pernyataan sangat setuju sebanyak 30 orang (30%), yang setuju sebanyak 31 orang (31%), yang memilih netral sebanyak 28 orang (28%) dan yang memilih tidak setuju sebanyak 11 orang (11%). Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menjawab setuju yaitu sebanyak 31 orang (31%)., Hal ini menunjukkan bahwa konsumen merasa yakin menggunakan Pertamax Series (Pertamax 92 dan Pertamax 98) karena ramah lingkungan.
d. Pada pernyataan pertama dari tanggapan tentang “Saya merasa percaya diri ketika menggunakan Pertamax Series” responden yang memilih
pernyataan sangat setuju sebanyak 32 orang (32%), yang setuju sebanyak 25 orang (25%), yang memilih netral sebanyak 39 orang (39%) dan yang memilih tidak setuju sebanyak 4 orang (4%). Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menjawab netral yaitu sebanyak 39 orang (39%). Hal ini menunjukkan bahwa konsumen masih ragu jika mereka menggunakan Pertamax Series (Pertamax 92 dan Pertamax 98) akan menimbulkan percaya diri.
e. Pada pernyataan pertama dari tanggapan tentang “Pertamax Series adalah produk yang mempunyai ciri khas ramah lingkungan” responden yang
70
sangat setuju yaitu sebanyak 38 orang (38%). Hal ini menunjukkan bahwa konsumen sangat setuju bahwa Pertamax Series (Pertamax 92 dan Pertamax 98) adalah produk yang mempunyai cirri khas ramah lingkungan.
f. Pada pernyataan pertama dari tanggapan tentang “Pertamax Series adalah merek yang mudah diingat” responden yang memilih pernyataan sangat setuju sebanyak 43 orang (43%), yang setuju sebanyak 27 orang (27%), yang memilih netral sebanyak 26 orang (26%) dan yang memilih tidak setuju sebanyak 4 orang (4%). Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menjawab setuju yaitu sebanyak 39 orang (39%). Hal ini menunjukkan bahwa Pertamax Series (Pertamax 92 dan Pertamax 98) merupakan merek yang mudah diingat.
3. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Keputusan Pembelian(Y)
Tabel 4.9
Distribusi Tanggapan Responden Variabel Keputusan Pembelian (Y)
No Pernyataan
Skor
Jumlah SS S N TS STS
1. Saya bersedia membeli produk Pertamax Series karena saya menyadari akan kebutuhan saya untuk menggunakan produk yang ramah lingkungan.
31 28 41 - - 100
2. Saya membeli Pertamax Series
untuk memenuhi keinginan saya menggunakan BBM yang berkualitas.
29 34 37 - - 100
3. Saya mencari informasi tentang manfaat produk Pertamax Series
bagi lingkungan sebelum membelinya.
32 32 36 - - 100
4. Saya mempertimbangkan setiap informasi yang didapat untuk memutuskan meenggunakan Pertamax Series.
29 36 35 - - 100
5. Saya memilih produk Pertamax
Series dibandingkan dengan BBM lainnya karena Pertamax
Series lebih ramah lingkungan.
30 32 38 - - 100 membeli Pertamax Series setelah mengevaluasi beberapa alternatif dari produk lain.
31 36 33 - - 100
8. Saya memilih membeli Pertamax
Series berdasarkan atas keputusan sendiri.
26 38 36 - - 100
9. Saya merasa puas setelah membeli dan menggunakan Pertamax Series.
30 23 47 - - 100
72
Berdasarkan tabel 4.9, tanggapan responden mengenai Keputusan Pembelian dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pada pernyataan pertama dari tanggapan tentang “Saya bersedia membeli produk Pertamax Series karena saya menyadari akan kebutuhan saya untuk menggunakan produk yang ramah lingkungan” responden yang memilih pernyataan sangat setuju sebanyak 31 orang (31%), yang setuju sebanyak 28 orang (28%) dan yang memilih netral sebanyak 41 orang (41%). Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menjawab netral yaitu sebanyak 41 orang (41%). Hal ini menunjukkan bahwa konsumen masih ragu bahwa mereka menggunakan Pertamax Series (Pertamax 92 dan Pertamax 98) karena menyadari akan kebutuhan mereka dalam menggunakan produk yang ramah lingkungan. b. Pada pernyataan pertama dari tanggapan tentang “Saya membeli Pertamax
Series untuk memenuhi keinginan saya menggunakan BBM yang berkualitas” responden yang memilih pernyataan sangat setuju sebanyak 29 orang (29%), yang setuju sebanyak 34 orang (34%) dan yang memilih netral sebanyak 37 orang (37%). Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menjawab netral yaitu sebanyak 37 orang (37%). Hal ini menunjukkan bahwa kosnumen masih ragu bahwa mereka membeli Pertamax Series (Pertamax 92 dan Pertamax 98) untu memenuhi kebutuhan mereka menggunakan BBM yang berkualitas.
32 orang (32%), yang setuju sebanyak 32 orang (32%) dan yang memilih netral sebanyak 36 orang (36%). Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menjawab netral yaitu sebanyak 36 orang (36%). Hal ini menunjukkan bahwa konsumen masih kurang dalam mencari informasi tentang manfaat produk Pertamax Series (Pertamax 92 dan Pertamax 98).
d. Pada pernyataan pertama dari tanggapan tentang “Saya
mempertimbangkan setiap informasi yang didapat untuk memutuskan menggunakan Pertamax Series” responden yang memilih pernyataan
sangat setuju sebanyak 29 orang (29%), yang setuju sebanyak 36 orang (36%) dan yang memilih netral sebanyak 35 orang (35%). Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menjawab setuju yaitu sebanyak 36 orang (36%). Hal ini menunjukkan bahwa konsumen mempertimbangkan setiap informasi yang didapat untuk memutuskan menggunakan Pertamax Series (Pertamax 92 dan Pertamax 98).
e. Pada pernyataan pertama dari tanggapan tentang “Saya memilih produk Pertamax Series dibandingkan dengan BBM lainnya karena Pertamax
Series lebih ramah lingkungan” responden yang memilih pernyataan
74
konsumen lebih memilih Pertamax Series (Pertamax 92 dan Pertamax 98) bukan sepenuhnya karena ramah lingkungan.
f. Pada pernyataan pertama dari tanggapan tentang “Pertamax Series selalu menjadi prioritas saya ketika akan membeli BBM” responden yang
memilih pernyataan sangat setuju sebanyak 30 orang (30%), yang setuju sebanyak 31 orang (31%) dan yang memilih netral sebanyak 39 orang (39%). Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menjawab netral yaitu sebanyak 39 orang (39%). Hal ini menunjukkan bahwa Pertamax Series (Pertamax 92 dan Pertamax 98) belum tentu menjadi prioritas konsumen ketika akan membeli BBM. g. Pada pernyataan pertama dari tanggapan tentang “Saya memutuskan
untuk membeli Pertamax Series setelah mengevaluasi beberapa alternatif dari produk lain” responden yang memilih pernyataan sangat setuju sebanyak 31 orang (31%), yang setuju sebanyak 36 orang (36%) dan yang memilih netral sebanyak 33 orang (33%). Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menjawab setuju yaitu sebanyak 36 orang (36%). Hal ini menunjukkan bahwa konsumen memutuskan untuk membeli Pertamax Series (Pertamax 92 dan Pertamax 98) setelah mengevaluasi beberapa alternative dari produk lain.
banyak menjawab setuju yaitu sebanyak 38 orang (38%). Hal ini menunjukkan bahwa konsumen memutuskan untuk membeli Pertamax
Series (Pertamax 92 dan Pertamax 98) berdasarkan atas keputusan sendiri. i. Pada pernyataan pertama dari tanggapan tentang “Saya merasa puas setelah membeli dan menggunakan Pertamax Series” responden yang
memilih pernyataan sangat setuju sebanyak 30 orang (30%), yang setuju sebanyak 23 orang (23%) dan yang memilih netral sebanyak 47 orang (47%). Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menjawab netral yaitu sebanyak 47 orang (47%). Hal ini menunjukkan bahwa konsumen belum merasa puas setelah membeli dan menggunakkan Pertamax Series (Pertamax 92 dan Pertamax 98).
j. Pada pernyataan pertama dari tanggapan tentang “Saya akan
merekomendasikan Pertamax Series kepada orang lain” responden yang memilih pernyataan sangat setuju sebanyak 32 orang (32%), yang setuju sebanyak 23 orang (23%) dan yang memilih netral sebanyak 45 orang (45%). Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa responden paling banyak menjawab netral yaitu sebanyak 45 orang (45%). Hal ini menunjukkan bahwa konsumen masih ragu untuk merekomendasikan Pertamax Series (Pertamax 92 dan Pertamax 98) kepada orang lain.
76
setuju yaitu sebanyak 39 orang (39%). Hal ini menunjukkan bahwa konsumen akan ragu untuk membeli Pertamax Series (Pertamax 92 dan Pertamax 98).
4.5 Uji Instrumen 4.5.1 Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur kelayakan dari masing-masing pernyataan dalam kuesioner, didalam penelitian ini uji coba kuesioner melibatkan 30 responden. Alternatif ketentuan validitas suatu pernyataan pada kuesioner juga dapat dibandingkan dengan nilai rtabel. Untuk menentukan nilai
rtabel yaitu dengan menggunakan table r ptoduct momen, yaitu pada n=30 maka
nilai rtabel yang digunakan pada penelitian ini ialah 0,361.
Berikut hasil dari uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan dari variabel green marketing (X1), brand image (X2) dan keputusan pembelian (Y):
Tabel 4.10
Uji Validitas Item Pernyataan Pada Variabel Green Marketing (X1)
Pernyataan rhitung rtabel Validitas
1 0.754 0.361 Valid
2 0.662 0.361 Valid
3 0.686 0.361 Valid
4 0.634 0.361 Valid
5 0.606 0.361 Valid
6 0.475 0.361 Valid
Tabel 4.11
Uji Validitas Item Pernyataan Pada Variabel Brand Image (X2)
Pernyataan rhitung rtabel Validitas
1 0.400 0.361 Valid
2 0.626 0.361 Valid
3 0.665 0.361 Valid
4 0.725 0.361 Valid
5 0.643 0.361 Valid
6 0.743 0.361 Valid
Sumber: Data Primer dengan Pengolahan SPSS, 2017 Tabel 4.12
Uji Validitas Item Pernyataan Pada Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Pernyataan rhitung rtabel Validitas
1 0.747 0.361 Valid
2 0.646 0.361 Valid
3 0.545 0.361 Valid
4 0.396 0.361 Valid
5 0.805 0.361 Valid
6 0.414 0.361 Valid
7 0.602 0.361 Valid
8 0.622 0.361 Valid
9 0.623 0.361 Valid
10 0.670 0.361 Valid
11 0.805 0.361 Valid
Sumber: Data Primer dengan Pengolahan SPSS, 2017
78
4.5.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada pernyataan yang telah memiliki atau memenuhi uji validitas, jadi jika tidak memenuhi syarat uji validitas maka tidak perlu diteruskan untuk uji reliabilitas (Noor, 2011:130).
Jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6, maka kuesioner penelitian bersifat reliabel (Augustine dan Kristaung, 2013:73, Noor, 2011:165). Diketahui bahwa kuesioner bersifat reliabel, karena nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6. Berikut hasil dari uji reliabilitas terhadap butir-butir pernyataan yang valid :
Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Nilai Alpha
Cronbach
Keputusan Pembelian, Y 0,844 >0,6 Reliabel Sumber: Data Primer dengan Pengolahan SPSS, 2017
4.6 Uji Asumsi Klasik 4.6.1 Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Tingkat signifikansi yang digunakan α = 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas �, dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data Primer dengan Pengolahan SPSS, 2017
Berdasarkan Tabel 4.14 diatas, diketahui bahwa nilai probabilitas atau
Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,727. Karena nilai probabilitas , yakni 0,727 lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas terpenuhi.
Uji Normalitas juga dilakukan dengan cara pendekatan grafik. Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Hasil dari output SPSS terlihat seperti gambar 4.1 dan gambar 4.3 berikut
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.06635054
Most Extreme Differences
Absolute .058
Positive .058
Negative -.050
Kolmogorov-Smirnov Z .580
Asymp. Sig. (2-tailed) .890
a. Test distribution is Normal.
80
Gambar 4.1
Histogram Variabel X1dan X2 Terhadap Keputusan Pembelian
Sumber: Data Primer dengan Pengolahan SPSS, 2017
Interpretasi dari gambar 4.1 menunjukkan bahwa variabel keputusan pembelian berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri dan ke kanan.
Gambar 4.2
Normal P-Plot Variabel X1 dan X2 Terhadap Keputusan Pembelian
Pada gambar 4.2 terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal.
4.6.2 Uji Multikolonieritas
Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF). Nilai VIF yang lebih dari 10 diindikasi suatu variabel bebas terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2013).
Tabel 4.15
Sumber: Data Primer dengan Pengolahan SPSS, 2017 Berdasarkan Tabel 4.15 diatas, nilai VIF dari variabel green marketing
(X1) adalah 1,762 dan nilai VIF dari variabel brand image (X2) adalah 1,762.
Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka tidak terdapat gejala multikoliniearitas yang berat.
4.6.3 Uji Heteroskedastisitas
82
serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data Primer dengan Pengolahan SPSS, 2017
Berdasarkan Gambar 4.3 diatas, diketahui bahwa tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.7 Analisis Regresi Linier Berganda
Pengujian hipotesis ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas green marketing dan
Tabel 4.16
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Sumber: Data Primer dengan Pengolahan SPSS, 2017
Berdasarkan Tabel 4.16 diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut:
Y = 8,551 + 0,902X1 + 0,575X2 + e
1. Konstanta (a) = 8.551 , ini menunjukkan nilai konstanta tersebut positif. Dapat diartikan apabila green marketing dan brand image diasumsikan tetap maka keputusan pembelian Pertamax Series akan mengalami peningkatan sebesar 8,551.
2. Koefisien (X1)(b1) = 0,902 , hal ini menunjukkan bahwa variabel green marketing berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian Pertamax
Series, dengan kata lain jika variabel green marketing semakin ditingkatkan sebesar satu satuan maka keputusan pembelian akan bertambah sebesar 0,902. 3. Koefisien (X2)(b2) = 0,575 , hal ini menunjukkan bahwa variabel brand image
berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian Pertamax Series, dengan kata lain jika variabel brand image semakin ditingkatkan sebesar satu satuan maka keputusan pembelian akan bertambah sebesar 0,575.
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 8.551 2.580 .3.315 .001
GreenMarketing .902 .132 .539 6.821 .000 .568 1.762
BrandImage .575 .132 .346 4.370 .000 .568 1.762
84
4.8 Uji Hipotesis 4.8.1 Uji Parsial (Uji-t)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah green marketing (X2) dan brand image (X2) secara parsial atau masing – masing mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) Pertamax Series pada SPBU Jl. Imam Bonjol, Polonia, Medan.
Tabel 4.17
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t )
Sumber: Data Primer dengan Pengolahan SPSS, 2017
Tabel 4.17 menunjukkan bahwa nilai thitung untuk variabel green marketing
(X1) sebesar 4,208, brand image (X2) sebesar 13,895. Berdasarkan kriteria uji
hipotesis, maka dapat disimpulkan : 1. Variabel Green Product
Variabel green marketing berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan Nilai thitung (4,208) < ttabel (1,985) artinya jika ditingkatkan
variabel green marketing sebesar satu satuan (unit) maka keputusan pembelian (Y) akan meningkat sebesar 0,417 satuan (unit).
2. Variabel Brand Image
T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) .382 2.265 .169 .867
GreenMarketing .417 .099 .228 4.208 .000 .757 1.321
BrandImage 1.385 .100 .752 13.895 .000 .757 1.321
Variabel brand image berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan nilai thitung (13,895) > ttabel (1,985) artinya jika ditingkatkan
variabel brand image sebesar satu satuan unit, maka keputusan pembelian (Y) akan meningkat sebesar 1,385 satuan (unit).
4.8.2 Uji Simultasn (Uji-F)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah green marketing (X2) dan brand image (X2) secara bersama – sama atau serentak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) Pertamax Series pada SPBU Jl. Imam Bonjol, Polonia, Medan.
Tabel 4.18
Hasil Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa
a. Dependent Variable: PengambilanKeputusan
Sumber: Data Primer dengan Pengolahan SPSS, 2017
Ftabel=� � � �
� � � � � =
,
, =92,343
Dari tabel 4.18, diperoleh Fhitung sebesar 92,343, maka nilai Fhitung > Ftabel
( 92,343 > 3,09) pada α= 5% dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Hal
ini menunjukan bahwa variabel independen green marketing (X1) dan brand image (X2) secara bersama – sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap
86
4.8.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koesfisien determinan (R²) digunakan untuk mengukur seberapa presentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika koefisien determinan (R²) semakin besar atau mendekati satu maka pengaruh variabel independen (X1X2) terhadap variabel dependen (Y) semakin kuat. Jika dterminan
(R²) semakin kecil atau mendekati 0 maka pengaruh variabel independen (X1X2)
terhadap variabel dependen semakin lemah. Tabel 4.19
a. Predictors: (Constant), BrandImage, GreenMarketing
b. Dependent Variable: PengambilanKeputusan
Sumber: Data Primer dengan Pengolahan SPSS, 2017 Tabel 4.19 menunjukkan bahwa :
1. R = 0,810 berarti ada hubungan sub variabel green marketing (X1) dan marketing (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) Pertamax Series.
2. Nilai koefisien determinasi R2 terletak pada kolom R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar R2 = 0,656. Nilai tersebut berarti seluruh
variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel keputusan pembelian sebesar 65,6%, sisanya sebesar 34,4% dipengaruhi oleh variabel lain.
3. Standart Error of the Estimate (standar deviasi) artinya menilai ukuran varian dari nilai yang diprediksi. Dalam penilitian ini standar deviasinya sebesar 0,9780. Semakin kecil standar deviasinya berarti model semakin baik.
4.9.1 Pengaruh Green Marketing Terhadap Keputusan Pembelian
Green marketing berkembang sejalan dengan adanya perhatian masyarakat akan isu-isu lingkungan, sehingga masyarakat menuntut adanya tanggung jawab pelaku bisnis dalam melakukan aktivitas bisnis. Green marketing
adalah segala aktivitas pemasaran dengan bertanggungjawab terhadap lingkungan, yaitu dengan seminimum mungkin memberikan dampak yang negatif terhadap lingkungan (Coddington (1993: 297-302).
Berdasarkan data yang peneliti analisis bahwa green marketing yang terdiri atas tiga indikator yaitu green product, green price dan green promotion
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Pertamax series pada SPBU Jl. Imam Bonjol, Polonia, Medan. Hal ini ditunjukan dari hasil pengujian variabel dengan menggunakan uji parsial (uji-t) dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan Nilai thitung (4,208) < ttabel (1,985).
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dikemukakan oleh Ixora (2016) dan Harianti Silitonga (2014) yang menyatakan bahwa variabel green marketing memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
4.9.2 Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian
88
Berdasarkan data yang peneliti analisis bahwa brand image yang terdiri atas tiga indikator yaitu dukungan asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek dan keunikan asosiasi merek mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Pertamax series pada SPBU Jl. Imam Bonjol, Polonia, Medan. Hal ini ditunjukan dari hasil pengujian variabel dengan menggunakan uji parsial (uji-t) dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan Nilai thitung (13,895) >
ttabel (1,985).
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dikemukakan oleh Sri Rotua Juliani (2013) dan Dewi Sartika Zaluku (2013) yang menyatakan bahwa variabel brand image memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
4.9.3 Pengaruh Green Marketing dan Brand Image Terhadap Keputusan
Pembelian
Keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi dan penilaian sumber – sumber alternatif. Berdasarkan hasil uji simultan (uji-f) diketahui bahwa green marketing dan brand image secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Pertamax Series pada SPBU Jl. Imam Bonjol, Polonia, Medan dengan nilai Fhitung
> Ftabel ( 92,343 > 3,09) pada α= 5% .
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini mengkaji tentang “Pengaruh green marketing dan brand
image terhadap keputusan pembelian Pertamax Series pada SPBU Jl. Imam Bonjol, Polonia, Medan”. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka
kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
>2 kali, hal ini dikarenakan kebanyakan dari responden bertempat tinggal di sekitara SPBU Jl. Imam Bonjol, Polonia, Medan.
2. Berdasarkan uji parsial (uji-t) menunjukan bahwa variabel green marketing
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusam pembelian Pertamax
Series pada SPBU Jl. Imam Bonjol, Polonia, Medan. Variabel brand image
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Pertamax
Series pada SPBU Jl. Imam Bonjol, Polonia, Medan. Brand Image
merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian Pertamax Series.
3. Berdasarkan uji simultan (uji-f) menunjukan bahwa variabel green marketing
dan brand image secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Pertamax Series pada SPBU Jl. Imam Bonjol, Polonia, Medan. Berdasarkan koefisien determinasi (R2) yang dilihat dari
nilai R Square yaitu sebesar 0,656. Nilai tersebut berarti seluruh variabel
green marketing dan brand image secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel keputusan pembelian sebesar 65,5 %, sisanya 34,4 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran-saran, diantaranya sebagai berikut:
92
tersebut sebaiknya PT. Pertamina perlu meningkatkan strategi green marketing agar dapat meningkatkan kesadaran terhadap masyarakat akan pentingnya bahan bakar yang ramah lingkungan yang dalam penelitian ini ialah Pertamax Series. Selanjutnya, PT. Pertamina juga perlu untuk membuat tempat pembelian khusus untuk Pertamax Series atau bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, tujuannya untuk pelayanan yang lebih baik dengan bahan bakar yang tidak berwawasan lingkungan, hal ini juga berguna untuk masyarakat agar lebih mengapresiasi bahan bakar lingkungan dengan memberikan pelayanan yang lebih baik.
2. Hendaknya PT. Pertamina dapat lebih mengembangkan tujuan-tujuan perusahaan yang berwawasan lingkungan melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) yang melibatkan masyarakat umum, dengan demikian brand image dari PT. Pertamina terhadap bahan bakar ramah lingkungan yang dalam penelitian ini ialah Pertamax Series dapat menjadi lebih baik sehingga hal tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam melakukan keputusan pembelian. 3. Persaingan yang semakin ketat dengan adanya beberapa perusahaan yang
4. PT. Pertamina perlu bekerjasama dengan pihak SPBU khususnya pada SPBU Jl. Imam Bonjol, Polonia, Medan yang menjadi tempat untuk penelitian ini agar dapat memperkenalkan dan meningkatkan penjualan bahan bakar ramah lingkungan khususnya Pertamax Series, sehingga SPBU sebagai mitra terdepan PT. Pertamina mampu membuat langkah inovatif untuk mengkomunikasikan produk Pertamax Series kepada khalayak sasaran. Misalnya SPBU membuat beragam media komunikasi untuk Pertamax Series, membuat program promosi yang berhubungan dengan Pertamax Series, lalu operator di SPBU harus dapat lebih komunikatif terhadap konsumen yang belum menggunakan bahan bakar ramah lingkungan khususnya Pertamax Series dengan memberikan informasi lebih tentang manfaat dan keunggulan dari Pertamax Series
tersebut. Melalui langkah inovatif yang dilakukan oleh SPBU tersebut, diharapkan dapat lebih meningkatkan brand image yang positif terhadap PT. Pertamina sehingga masyarakat dapat lebih mengetahui manfaat dan keunggulan dari produk Pertamax Series.