• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Pemerintah Menempatkan Pendamping Desa ( Study Kasus : Peran Pendamping Desa Untuk Mendampingi Desa di Kecamatan Simanindo , Kabupaten Samosir sesuai UU No.6 Tahun 2014 )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kebijakan Pemerintah Menempatkan Pendamping Desa ( Study Kasus : Peran Pendamping Desa Untuk Mendampingi Desa di Kecamatan Simanindo , Kabupaten Samosir sesuai UU No.6 Tahun 2014 )"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

Profil Kecamatan Simanindo & Profil Desa & Konsep Pendamping Desa &

Kebijakan Pemerintah Menempatkan Pendamping Desa

2.1 Profil Kecamatan

Kecamatan simanindo adalah sebuah kecamatan yang terletak di

kabupaten Samosir dan merupakan kecamatan terbesar nomor dua di kabupaten

Samosir. Ibukota kecamatan ini berada di desa Ambarita. Luas kecamatan

Simanindo 198,20 Km2 dengan jumlah 19.841 jiwa (2012).29

29

Profil Kecamatan Simanindo, Wikipedia, disadur melalui

Batas batas wilayahnya adalah Kecamatan Pangururan dan Kecamatan

Ronggunrnihuta di sebelah Utara, danautoba disebelah selatan, Kecamatan

Onanrunggu, Kecamatan palipi di sebelah barat. Luas kecamatan Simanindo

hanya sebesar 13,72 persen dari total luas seluruh Kabupaten Samosir.

Keseluruhan desa terletak pada wilayah hamparan daratan. Menurut letak

kemiringan wilayah desanya, terdapat empat desa landai ( kemiringan < 15

derajat), sembilan desa termasuk desa sedang ( Kemiringan 15-25 Derajat), dan

tiga desa termasuk desa Curam (Kemiringan > 25 derajat). Berikut peta

Kecamatan Simanindo.

(2)

Peta Kecamatan Simanindo

Sumber: BPS Kabupaten Samosir

Jika dilihat melalui peta tersebut maka Kecamatan Simanindo Merupakan

Kecamatan dengan Luas wilayah Terbesar Kedua setelah Kecamatan Harian dari

sembilan Kecamatan Administratif di kabupaten Samosir. Ibukota Kecamatannya

adalah Desa Ambarita, dimana kantor administrasi Kecamatan Simanindo

berkedudukan. Jarak antara Kantor Camat Simanindo dan Kantor Bupati Samosir

hanya berjarak 14 km.

Sehubungan dengan tertibnya peraturan Daerah Kabupaten Samosir

Nomor 2 Tahun 2011 tentang pembentukan Desa di Kabupaten Samosir termasuk

Kecamatan Simanindo, maka wilayah administrasi pemerintahan Kecamatan

(3)

dari dua puluh desa dan satu kelurahan. Adapun desa yang termasuk wilayah

administrasi di kecamatan Simanindo adalah:30

No. Tabel : 1.1

Luas Wilayah Desa Di Kecamatan Simanindo

Desa/Kelurahan

Luas(Km)

Persentase Tahap

Luas Kecammatan

Simanindo

1 Tanjungan 10,58 5,34

2 Parbalohan 8,25 4,16

3 Pardomuan 4,75 2,40

4 Parmonangan 5,62 2,84

5 Huta Ginjang 5,98 3,02

6 Tomok 6,20 5,32

7 Garoga 9,33 4,71

8 Tuk Tuk Siadong 6,65 3,36

9 Ambarita 8,75 8,78

30

(4)

10 Martoba 7,55 9,96

11 Sihusapi 18,93 9,55

12 Maduma 13,00 6,56

13 Simanindo Sakkal 8,56 6,86

14 Cinta Dame 14,35 7,25

15 Simarmata 15,60 7,87

16 Dosroha 23,86 12,04

17 Tomok Parsaoran 4,35 12,04

18 Unjur 5,55 2,80

19 Siallagan Pinda Raya 3,10 1,56

20 Marlumba 12,20 6,16

21 Simanindo 5,04 2,54

Jumlah 198,20 100,00

Sumber : Simanindo Dalam Angka, 2015

Penduduk kecamatan Simanindo hingga tahun 2015 diperkirakan

mencapai 20.069 jiwa dengan rata rata jumlah anggota rumah tangga per

(5)

jenis kelamin (sex ratio) 98,31 yang berarti dalam setiap 100 jiwa penduduk

perempuan terdapat 98 jiwa penduduk laki laki31

Tingkat kelahiran dan kematian bayi di Kecamatan Simanindo tergolong

rendah dimana penduduk pada kelompok usia (0-4) tahun lebih kecil dari

kelompok usia (5-9) tahun, pada kelompok usia (5-15) tahun merupakan

kelompok umur usia sekolah, oleh karena itu penyediaan sarana dan prasarana

pendidikan dasar perlu mendapat perhatian guna meningkatkan peningkatan mutu

penduduk khususnya usia sekolah. Sementara itu pada usia 20 tahun keatas

sanagat banyak dan perlu perhatian dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan

oleh karena itu dapat dikatakan bahwa di Kecamatan Simanindo memiliki

penduduk yang tergolong usia produktif dan diperlukan juga penyediaan

lapangan pekerjaan lebih banyak agar dapat menekan angka kriminalitas di

Kecamatan tersebut.

. Dengan presentase jumlah

penduduk Kecamatan Simanindo terhadap jumlah penduduk Kabupaten Samosir

adalah sekitar 16,31 persen. Tingkat kepadatan penduduk cenderung sama yaitu

sebesar 101 jiwa/km yang artinya setiap 1 km wilayah Simanondo ditempati oleh

penduduk rata rata sekitar 101 jiwa, Desa ambarita merupakan ibukota kecamatan

yang didiami sekitar 5,07 persen penduduk Kecamatan dengan tingkat kepadatan

penduduk 116,34 sementara Desa Sihuspi kepadatan penduduk yang paling

rendah didiami oleh sekitar 1,82 persen penduduk dari seluruh penduduk

Kecamatan penduduk hanya 19,33 yaitu mencapai 19 kiwa/km.

31

(6)

Jika dilihat dari sektor ketenagakerjaan pertanian merupakan sektor

dominan di Kecamatan Simanindo, hal ini ditunjukkan dengan produksi padi

yang cukup besar sehingga menjadikan Kecamatan Simanindo sebagai salah satu

penghasil padi di Kabupaten Samosir.32

Selain pertanian, sektor usaha lainnya juga mendukung perekonomian di

Kecamatan Simanindo adalah sektor jasa, diantaranya: jasa pertukangan, tukang

jahit, bengkel, dan jasa kemasyarakatan lainnya. Sektor jasa juga mampu

menyerap tenaga kerja yang cukup baik yang dikelolah secara mandiri maupun

pemerintah. Perdagangan juga merupakan sektor usaha yang banyak di temui di

Simanindo hal ini terbuti selama priode 2012-2014 jumlah SIUP ( Surat Izin

Usaha Dagang) yang mengalami peningkatan dengan jumlah 28

perusahaan/usaha menjadi 31 perusahaan/usaha. Menurut bentuk badan hukum,

banyak perusahaan pada tahun 2014 yang memiliki tanda daftar perusahaan Total produksi tanaman padi pada tahun

2014 mengalami peningkatan jika dibandingkan pada tahun sebelumnya, dari luas

569 ha dengan produksi padi sebanyak 3.411 ton pada tahun sebelumnya menjadi

4.126,52 ton produksi padi dari luas panen padi 781,90 ha pada tahun 2014. Desa

yang menjadi lumbung padi terbesar di Kecamatan Simanindo adalah desa

Tomok Parsaoram dengan jumlah produksi sebesar 860 ton. Selain padi tanaman

panga seperti ubi merupakan penyumbang sektor pertanian di Simanindo yaitu

jenis tanaman kelapa, cengkeh, kopi, coklat dan kemiri yang dimana di setiap

desa di Simanindo pasti ditanami oleh tanaman tersebut.

32

(7)

(TDP) mengalami peningkatan jumlah yaitu meliputi PT sebanyak 1 perusahaan,

perusahaan berbentuk CV sebanyak 15 perusahaan, perorangan mencapai 9

perusahaan, badan usaha lainnya sebanyak 6 perusahaan.

Jika melihat dari sektor pendidikan, penduduk Simanindo pada umumnya

menyelesaikan pendidikan sampai pendidikan menengah. Pendidikan menjadi

salah satu faktor yang mendukung kualitas manusia, dari jumlah penduduk

Simanindo yang bersekolah, terdapat 57,06 persen yang berada pada jenjang

sekolah dasar. Mengingat hal tersebut tentu perlu sarana dan prasarana

pendidikan yang semakin memadai pada jenjang yang lebih tinggi dikemudian

hari. Selain pendidikan pariwisata tentunya menjadi daya tarik tersendiri di

Simanindo yang dimana Simanindo merupakan tujuan wisata bagi wisatawan

baik wisatawan lokal maupun mancanegara hal ini terlihat dari banyaknya hotel

yang dibangun yang bertujuan sebagai tempat menginapnya para wisatawan yang

ingin berwisata di sekitar kecamatan Simanindo. Adapun wisata yang menjadi

daya tarik bagi wisatawan adalah: Pertunjukan sigale-gale, Makam raja

Sidabutar, Batu Kursi parsidangan, dan daerah tuktuk yang terkenal dengan

pemandangan alam dan pemandangan danau toba yang menjadi daya tarik bagi

(8)

2.2 Profil Desa

Menurut undang-undang No. 6 Tahun 2014, desa adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur

dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul atau hak tradisional yang diakui

dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.Di kecamatan Simanindo terdapat duapuluh desa dan satu kelurahan

yaitu:33

1. Desa Ambarita

Desa ambarita merupakan desa yang menjadi pusat pemerintahan di

kecamatan simanindo, desa tersebut memiliki luas 8,75 km. Ambarita dipimpin

oleh kepala desa bernama Ober Sidabutar, pada desa ambarita juga terdapat

berbagai situs wisata antara lain huta siallagan selain pariwisata pusat pendidikan

di kecamatan simanindo berada di Ambarita dengan adanya fasilitas sekolah yang

lengkap baik mulai pendidikan kanak-kanak hingga sekolah menengah atas dan

para siswa yang bersekolah datang dari berbagai desa maupun kecamatan yang

ada di kabupaten samosir. Pada umumnya masyarakat berpropesi sebagai

pegawai negeri dan pegawai swasta serta petani.

33

(9)

2. Desa tanjungan

Desa tanjungan terletak di daerah perbukitan dengan luas wilayah 10,58

Km dan presentase terhadap luas kecamatan simanindo sekitar 5,34 persen

dengan jumlah penduduk 519 jiwa dengan kepadatan 49,05 jiwa/Km

3. Desa Parbaloan

Desa parbaloan memiliki luas wilayah 8,25 Km dengan presentase

terhadap luas Kecamatan Simanindo sebesar 5,34 persen. Jumlah penduduk di

desa parbaloan mencapai 460 jiwa dengan kepadatan penduduk 49,05 jiwa/Km

4. Desa pardomuan

Desa pardomuan memiliki luas wilayah 4,75 Km dengan presentase

terhadap luas Kecamatan sebesar 2,40 persen. Jumlah penduduk di desa

pardomuan mencapai 459 jiwa dengan kepadatan 96,63 jiwa/km

5. Desa Parmonangan

Desa parmonangan memiliki luas wilayah 5,62 km dengan presentase

terhadap luas Kecamatan sebesar 2,84 persen. Jumlah penduduk di desa

parmonangan mencapai 752 jiwa dengan kepadatan penduduk 133,81 jiwa/km

6. Desa Huta Ginjang

Desa Huta Ginjang memiliki luas wilayah seluas 5,98 km dengan

(10)

desa Huta Ginjang mencapai 1.260 jiwa dengan kapadatan penduduk 210,70

jiwa/km

7. Desa Tomok

Desa Tomok memiliki luas wilayah 6,20 km dengan persentase terhadap

luas Kecamatan sebesar 5,32 persen. Jumlah penduduk di Desa Tomok mencapai

2115 jiwa dengan kepadatan penduduk 341,13 jiwa/km

8. Tuktuk Siadong

Tuktuk Siadong merupakan kelurahan defenitif, dengan jumlah penduduk

yang paling banyak di Kecamatan Simanindo. Tuktuk Siadong memiliki luas

wilayah 6,65 km dengan persentase terhadap luas Kecamatan sebesar 3,36

persen. Jumlah penduduk mencapai 2.243 jiwa dengan kepadatan penduduk

337,29 jiwa/km. Umumnya masyarakat desa bekerja sebagai pedagang dan

pengerajin serta karyawan hotel.

9. Desa Garoga

Desa garoga merupakan desa yang berada di lereng pegunungan sehingga

akses menuju desa tersebut sangat sulit. Desa garoga memiliki luas wilayah

seluas 9,33 km denga persentase terhadap luas Kecamatan sebesar 4,71 persen.

Jumlah penduduk mencapai 1.206 jiwa dengan kepadatan penduduk 129,26

(11)

10.Desa Martoba

Desa Martoba memiliki luas wilayah 7,55 km dengan persentase terhadap

luas Kecamatan mencapai 9,96 persen. Jumlah penduduk di desa Martoba

mecapai 1.043 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 138,15 jiwa/km

11.Desa Sihusapi

Desa Sihusapi memiliki luas wilayah menacapi 18,93 km dengan

persentase terhadap luas Kecamatan mencapai 9,55 persen. Jumlah penduduk di

desa Sihusapi mencapai 366 jiwa dan merupakan desa yang jumlah penduduknya

paling sedikit di Kecamatan Simanindo dengan persentase kepadatan penduduk

mencapai 19,33 jiwa/km

12.Desa Maduma

Desa Maduma memiliki luas wilayah 13,00 km dengan persentase

terhadap luas Kecamatan mencapai 6,56 persen. Jumlah penduduk mencapai 777

jiwa denga kepadatan penduduk mencapai 59,77 jiwa/km

13.Desa Simanindo Sangkal

Desa Simanindo Sangkal memiliki luas wilayah mencapai 8,56 km

dengan persentase terhadap luas Kecamatan mencapai 6,86 persen. Jumlah

penduduk mencapai 759 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 88,67

(12)

14.Desa Cinta Dame

Desa Cinta Dame memiliki luas wilayah mencapai 14,35 km dengan

kepadatan persentase terhadap luas Kecamatan mencapai 7,24 persen. Jumlah

penduduk mencapai 1440 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 100,35

jiwa/km

15.Desa Simarmata

Desa Simarmata memiliki luas wilayah mencapai 15,60 km dengan

presentase terhadap luas kecamatan mencapai 7,87 persen. Jumlah penduduk di

desa Simarata mencapai 941 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 60,32

jiwa/km

16.Desa Dosroha

Desa Dosroha memiliki luas wilayah mencapai 23,86 km dengan

persentase terhadap luas Kecamatan Simanindo mencapai 12,04 persen. Jumlah

penduduk Desa Dosroha mencapai 1.051 jiwa dengan kepadatan penduduk

mencapai 44,05 jiwa/km

17.Tomok Parsaoran

Desa Tomok Parsaoran memiliki luas wilayah 4,35 km dengan persentase

terhadap luas kecamatan mencapai 12,04 persen. Jumlah penduduk di Desa

Tomok Parsaoran mecapai 1.188 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai

(13)

18.Desa Unjur

Desa unjur memiliki luas wilayah 5,55 km dengan persentase terhadap

luas kecamatan mencapai 2,80 persen. Jumlah penduduk di Desa Unjur mencapai

654 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 117,84 jiwa/km

19.Desa Siallagan Pindaraya

Desa Siallagan Pindaraya memiliki luas wilayah 3,10 km dengan

persentase terhadap luas Kecamatan mencapai 1,56. Desa ini merupakan desa

yang memiliki wisata budaya yaitu batu kursi dan banyak pedagang sovenir khas

batak, tidak heran jika desa ini hampir setiap harinya ramai dikunjungi oleh

wisatawan lokal maupun mancanegara. Jumlah penduduk di desa Siallagan

Pindaraya hanya sebanyak 590 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 1,56

jiwa/km, penduduk di desa tersebut umumnya bekerja sebagai pedagang dan

pemandu wisata.

20.Desa Marlumba

Desa Marlumba memiliki luas wilayah sebesar 12,20 km dengan

persentase terhadap luas kecamatan mencapai 6,16 persen. Jumlah penduduk di

Desa Marlumba sebanyak 506 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 41,48

(14)

21.Desa Simanindo

Desa simanindo merupakan desa perbatasan kecamatan antara kecamatan

Simanindo dan Kecamatan Pangururan, Desa Simanindo merupakan desa yang

menjadi salah satu pintu keluar masuknya orang ke kabupaten samosir baik

penduduk samosir atau wisatawan yang ingin berlibur di Samosir, hal ini ditandai

dengan adanya pelabuhan kapal selain di Desa tomok yang memungkinkan pintu

keluar masuknya orang untuk melakukan aktivitasnya termasuk dalam hal

berdagang. Luas kecamatan Simanindo 5,04 km dengan persentase luas terhadap

kecamatan mencapai 2,54 persen. Jumlah penduduk desa Simanindo mencapai

722 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 143,25 jiwa/km. Umunya

masyarakat desa Simanindo bekerja sebagai petani Kopi dan pedagang.

2.3 Kebijakan Pemerintah Menempatkan Pendamping Desa

Dalam rangka pelaksanaan Undang Undang No. 6 tahun 2104 tentang

Desa serta sebagai tindak lanjut ketentuan PP Nomor 57 Tahun 2015 maka

ditetapkan pendamping professional atau sering disebut sebagai pendamping desa

yang bertugas di kecamatan untuk mendampingi desa dalam penyelenggaraan

pemerintahan Desa, kerja sama Desa, pengembangan BUM Desa dan

(15)

di kecamatan terdapat beberapa komposisi adapun komposisi tersebut adalah

sebagai berikut:34

a.Kecamatan yang memiliki 1 (satu) samapai dengan 5 (lima) desa,

ditempatkan satu orang pendamping desa

b.Kecamatan yang memiliki 6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh) desa,

ditempatkan 2 (dua) orang pendamping desa

c.Kecamatan yang memiliki lebih dari 10 (sepuluh) desa, ditempatkan 3

(tiga) orang pendamping desa.

Dalam melakukan rekrutmen pendamping desa di kecamatan memiliki

ketentuan ketentuan adapun ketentuan tersebut adalah sebagai berikut, jika

Kecamatan yang memilikijumlah desa lebih dari 11 (Sebelas) desa, agar

ditambahkan 1 (satu) orang pendamping desa sehingga jumlah pendamping desa

di Kecamatan dimaksud adalah 3 (tiga) orang, posisi kosong fasilitator

Kecamatan pemberdayaan direkrut dan diisi oleh pendamping desa, Posisi

kosong fasilitator kecamatan teknik direkrut dan diisi oleh pendamping desa35

34

Kementrian desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi republik indonesia, (Jakarta: rekrutmen tenaga profesional dalam rangka pelaksanaan Undang Undang desa, 2015), hlm. 2.

35

Ibid., hlm. 4.

.

Hal tersebut berbeda dengan Kecamatan Simanindo yang menjadi lokasi

penenilitian yang dimana jumlah pendamping desa yang di tempat kan di

(16)

Adapun yang menjadi tujuan Pendamping Desa dalam peraturan menteri

meliputi:36

Selain tujuan pendamping desa, terdapat fungsi dari pendamping desa

untuk mendorong terciptanya proses pemberdayaan masyarakat sesuai yang

terdapat pada amanat UU Desa, adapun fungsi pendamping Desa yaitu sebagai

fasilitasi penetapan dan pengelolaan kewenangan lokal berskala desa dan

kewenangan desa berdasarkan hak asal usul, fasilitasi penyusunan dan penetapan

peraturan desa yang disusun secara partisipatif dan demokrasi, Fasilitasi

pengembangan kapasitas para pemimpin desa untuk mewujudkan kepemimpinan

desa yang visioner, demokrasi dan berpihak kepada kepentingan masyarakat

desa, Fasilitasi pembentukan dan pengembangan lembaga kemasyarakatan desa, 1. Meningkatkan kapasitas, efektifitas dan akuntabilitas pemerintahan

desa dan pembangunan desa. 2. Meningkatkan prakarsa, kesadaran dan partisipasi

masyarakat desa dalam pembangunan desa yang partisipatif. 3. Meningkatkan

sinergi program pembangunan desa antar sektor. 4. Mengoptimalkan aset lokal

desa secara emansipatoris. Selain tujuan dalam peraturan menteri dibahas

mengenai ruang lingkup pendamping Desa yang meliputi: Pendampingan

masyarakat desa dilaksanakan secara berjenjang untuk memberdayakan

masyarakat dan memperkuat desa, pendampingan masyarakat desa sesuai dengan

kebutuhan yang didasarkan pada kondisi geografis wilayah, nilai APB Desa, dan

cakupan kegiatan yang didampingi.

36

(17)

Fasilitasi desa mandiri yang berdaya sebagai subjek pembangunan mulai dari

tahap perencanaan dan evaluasi pembangunan desa yang dilaksanakan secara

partisipatif, transparan dan akuntabel, Fasilitasi kegiatan membangun desa yang

dilaksanakan oleh supradesa secara partisipatif dan transparan, Fasilitasi

pembentukan dan pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) dan

Fasilitasi kerjasama antar desa.

Pendamping Desa dilaksanakan oleh pendamping yang terdiri atas tenega

pendamping profesional, kader pemberdayaan masyarakat atau pihak ketiga.

Tenaga pendamping profesional yang dimaksud adalah:37

1. Pendamping desa, pendamping desa yang dimaksud adalah pendamping

desa yang berkedudukan di kecamatan.

2. Pendamping teknis, pendamping teknis yang dimaksud adalah

pendamping desa yang berkedudukan di Kabupaten

3. Tenaga ahli pemberdayaan Masyarakat sebagaimana dimaksud adalah

pendamping desa yang berkedudukan di pusat dan provinsi

Rencana pembangunan jangka menengah III (2015-2019) dan rencana

kerja pemerintah tahun 2015 mengamanatkan bahwa percepatan pembangunan

desa akan dilaksanakan melalui implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 tentang Desa yang terdapat pada pasar 128 yang berisi:

37

(18)

1. Pemerintah dan pemerintah daerah menyelenggarakan pemberdayaan

masyarakat desa dengan pendampingan secara berjenjang sesuai dengan

kebutuhan.

2. Pendampingan masyarakat desa secara teknis dilaksanakan oleh satuan

kerja perangkat daerah.

3. Camat atau sebutan lain melakukan koordinasi pendampingan masyarakat

desa di wilayahnya.

Berdasarkan hal tersebut, maka Kementrian Desa memiliki tugas dan

fungsi untuk melaksanakan implementasi UU No 6, Pemerintah akan melakukan

pendampingan dengan dibantu oleh pendamping professional/ pendamping desa

yang dimana pendampingan desa adalah kegiatan untuk melakukan tindakan

pemberdayaan masyarakat melalui asistensi, pengorganisasian, pengarahan dan

fasilitasi desa. Dalam melalukan fungsi pendamping dalam kebijakan kementrian

desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi repulik indonesia

mengenai rekrutmen tenaga pendamping profesional dalam rangka pelaksanaan

Undang-Undang desa memiliki beberapa kualifikasi yaitu:

a. Memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam pemberdayaan

masyarakat

b. Memiliki pengalaman dalam pengorganisasian masyarakat desa

c. Mampu melakukan pendampingan usaha ekonomi masyarakat desa

d. Mampu melakukan teknik fasilitasi kelompok- kelompok masyarakat

(19)

e. Memiliki kepekaan terhadap kebiasaan, adat istiadat dan nilai budaya

masyarakat desa

f. Mengenal adat istiadat, kultur budaya, tradisi, kearifan lokal masyarakat

desa termasuk didalamnya dapat berkomunikasi dalam bahasa daerah

setempat

g. Mampu mengoperasikan komputer minimal microsoft office

h. Mampu berkomunikasi dengan baik, lisan dan tertulis dalam bahasa

indonesia

i. Latar belakang pendidikan dari semua bidang ilmu strata 1 (S1) dengan

pengalaman yang relevan dan program program pemberdayaan

masyarakat minimal 2 tahun atau D-3 dengan pengalaman kerja yang

relevan dengan program pemberdayaan masyarakat

j. Sanggup bertempat tinggal di lokasi penempatan

k. Pada saat melakukan pendaftaran calon pendamping desa naksimal 45

tahun.

Pemberdayaan masyarakat dapat didefenisikan sebagai tindakan sosial

dimana penduduk sebuah komunitas mengorganisasikan diri dalam membuat

perencanaan dan tindakan kolektif untuk memecahkan masalah sosial atau

memenuhi kebutuhan sosial sesuai dengan kemampuan dan sumberdaya yang

dimilikinya. Dalam kenyataanya sering kali proses ini tidak mencul secara

otomatis, melainkan tumbuh dan berkembang berdasarkan interaksi masyarakat

(20)

berperan sebagai pendamping sosial. Kebijakan menempatkan pendamping desa

tentu mempunyai tujuan yaitu untuk membuat desa maju atau desa mandiri

karena pemerintah saat ini sedang fokus pada pembangunan desa yang mandiri

hal ini terbukti dari pengalokasian dana desa dengantujuan membuat desa

tersebut maju dan mandiri. Berikut adalah pengelompokan Desa dan kebutuhan

Desa sesuai dengan pelaksanaan dana Desa.

Bagan 1:

Pengelompokan desa dan Kebutuhan desa

Sumber: Pedoman Resmi Petunjuk Pelaksanaan Dana desa

Masyarakat pedesaan seringkali merupakan kelompok yang tidak berdaya

baik karena hambatan internal dari dalam dirinya maupun tekanan eksternal dari

lingkungannya. Pendamping desa hadir untuk mendampingi desa, kemudian hadir

sebagai agen perubahan yang turut terlibat membantu menghadapi persoalan - Sarana prasara pemenuhan

kebutuhan

- Akses kebutuhan masyarakat DesaTertinggal

D

E

S

A

- Sarana pelayanan umum dan sosial dasar pendidikan

- Sarana pelayanan dasar kesehatan Desa

Berkembang

- Sarana yang berdampak pada ekonomi desa dan investasi desa

- Prakarsa desa dalam membuka lapangan pekerjaan, Teknologi tepat guna, investasi melalui BUM Desa

Desa

(21)

yang dihadapi mereka. Pendamping desa dapat diartikan sebagai interaksi

dinamis antara masyarakat desa untuk menghadapi berragam tantangan seperti:

1. Merancang program perbaikan kehidupan sosial ekonomi pedesaan

2. Memobilisasi sumberdaya pedesaan

3. Memecahkan masalah sosial pedesaan

4. Menciptakan atau membuka akses bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat

desa

5. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang relevan dengan konteks

pemberdayaan desa

Dengan tantangan tersebut para pendamping desa mampu hadir sebagai pemantu

masyarakat desa atau fasilitator sesuai apa yang persoalan yang sedanng

dihadapi oleh masyarakat

2.4 Konsep Pendamping Desa

Intisari Pendampingan Desa adalah memfasilitasi dan mendampingi

masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan

pembangunan desa, pembinaan kemasyaraktan desa dan pemberdayaan

masyarakat desa. Fasilitasi dapat dilakukan dengan cara-cara yang kreatif dengan

berpedoman kepada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

(22)

mampu di fasilitasi belajar untuk mengelolah pembangunan di desa secara

mandiri.38

Masyarakat pedesaan seringkali merupakan kelompok yang tidak berdaya

baik karena hambatan internal dari dalam dirinya maupun tekanan eksternal dari

lingkungannya. Pendamping desa kemudian hadir sebagai agen perubahan yang

turut terlibat membantu persoalan yang dihadapi mereka. Pendamping desa juga

dapat diartikan sebagai interaksi dinamis antara masyarakat pedesaan kelompok

miskin dan pekerja sosial untuk secara bersama sama menghadapi berragam

tantangan seperti: merancang program perbaikan kehidupan sosial ekonomi

pedesaan, memobilisasi masalah sosial pedesaan, menciptakan atau membuka

akses bagi kebutuhan masyarakat desa, menjalin kerjasama dengan berbagai

pihak yang relevan dengan konteks pemberdayaan desa. Pendamping desa sangat

menentukan keberhasilan program pemberdayaan desa.39

Edi suharto juga membagi peran pendamping desa menjadi tiga peran

utama yaitu:40

1. Fasilitator. Merupakan peran yang paling berkaitan dengan pemberian

motivasi, kesempatan, dan dukungan bagi masyarakat desa. Beberapa tugas

yang berkaitan dengan peran ini antara lain menjadi model, menjadikan

38

Konsep pendamping desa dan petunjuk teknis pendamping desa, [ Jurnal], disadur melalui 13.40

39

Edi suharto, PhD, makalah pemberdayaan masyarakat, ( Bandung, international policy analyst), hal.217.

40

(23)

mediasi dan negosiasi, memberi dukungan, membangun konsensus bersama

serta melakukan pengorganisasian dan pemanfaatan potensi desa

2. Pendidik. Pendamping berperan aktif sebagai agen yang memberi masukan

positif dan direktif berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya serta

bertukar gagasan dengan pengetahuan masyarakat desa

3. Perwakilan masyarakat. Peran ini dilakukan dalam kaitannya dengan

interaksi antara pendamping desa dengan lembaga lembaga eksternal atas

nama kepentingan masyarakat desa. Pendamping bertugas mencari sumber

sumber, melakukan pembelaan, membangun jaringan kerja di desa

4. Peran teknis. Mengacu pada aplikasi keterampilan yang bersifat praktis.

Pendamping desa tidak hanya di tuntut menjadi menejer perubahan yang

mengorganisasikan masyarakat desa, melainkan pula mampu melaksanakan

tugas tugas teknis sesuai dengan berbagai keterampilan dasar, seperti:

melakukan analisa sosial, mengolah dinamika kelompok, menjalin relasi,

bernegosiasi, berkomunikasi, memberi konsultasi, dan mencari serta

mengatur sumber dana.

Salah satu pendekatan yang kini sering digunakan dalam meningkatkan

kualitas kehidupan masyarakat desa adalah pemberdayaan masyarakat desa.

Konsep ini sejalan dengan adanya kebijakan penempatan pendamping desa. Bagi

(24)

melalui pendampingan sosial. Terdapat lima kegiatan penting yang dapat

dilakukan dalam melakukan pendampingan desa:41

1. Motivasi, masyarakat desa dapat memahami nilai kebersamaan, interaksi

sosial dan kekuasaan melalui pemahaman akan haknya sebagai warga negara

dan anggota masyarakat. Masyarakat desa perlu di dorong untuk membentuk

kelompok yang merupakan mekanisme kelembagaan untuk mengorganisisr

dan melaksanakan kegiatan pengembangan masyarakat di desa atau

kelurahan. Kelompok ini kemudia di motivasi untuk terlibat dalam kegiatan

peningkatan pendapatan dengan menggunakan sumber sumber dan

kemampuan masyarakat desa

2. Peningkatan kesadaran dan pelatihan kemampuan. Peningkatan kesadaran

masyarakat desa dapat dicapai melalui pendidikan dasar, sedangkan

keterampilan dapat dikembangkan melalui cara cara partisipatif. Pengetahuan

lokal yang biasanya diperoleh dari pengalaman dapat dikombinasikan dengan

pengetahuan dari luar. Pelatihan semacam ini dapat membantu masyarakat

desa untuk menciptkan mata pencaharian sendiri atau membantu

meningkatkan keahlian mereka untuk mencari pekerjaan diluar wilayahnya.

3. Manajemen desa, masyarakat desa harus mampu memilih pemimpin mereka

sendiri dan mengatur kegiatan mereka sendiri, seperti melaksanakan

pertemuan-pertemuan, melakukan pencatatan dan pelaporan,

mengoperasikan tabungan dan kredit, resolusi konflik dan manajemnt

41

(25)

kepemilikan masyarakat desa. Pada tahap awal pendamping desa dapat

membantu mereka dalam mengembangkan sebuah sistem kemudian

masyarakat desa diberi wewenang penuh untuk melaksanakan dan mengatur

sistem tersebut

4. Mobilisasi potensi desa. Merupakan sebuah metode untuk menghimpun

potensi SDA dan SDM, ide ini didasari pandangan bahwa setiap desa

memiliki potensi sendiri dan jika dihimpun dapat meningkatkan kehidupan

sosial ekonomi secara substansial. Pengembangan sistem penghimpunan

pengalokasian dan penggunaan potensi desa perlu dilakukan secara cermat

sehingga semua anggota masyarakat desa memiliki kesempatan yang sama.

Hal ini dapat menjaminkepemilikan masyarakat desa dan pengelolaannya

secara berkelanjutan.

5. Pembangunan dan pengembangan jaringan. Pengorganisasian

kelompok-kelompok swadaya masyarakatdesa perlu disertai dengan peningkatan

kemampuan para anggotanya membangun dan mempertahankan jaringan

dengan berbagai sistem sosial desa, jaringan ini sangat penting dalam

menyediakan dan mengembangkan berbagai akses terhadap potensi dan

kesempatan bagi peningkatan keberdayaan masyarakat desa.

Dalam mendampingi desa pendamping desa tentunya haruslah memiliki

fokus pendampingan maksudnya bila tujuan pendampingan kelompok

(26)

management oleh karena itu fokus pendamping desa haruslah mengarah pada

pencapaian tujuan tersebut, yakni melalui:42

• Penyadaran berfikir kritis dan analitis. Yaitu mengajak anggota kelompok

di desa terbiasa untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi

masyarakat di desa dengan meneliti hubungan sebab akibat yang timbul

dari masalah tersebut

• Penggunaan atas hak dan kewajiban individu dan kolektif. Yaitu

mengajak masyarakat desa dan kelompok terbiasa bertindak atas dasar

hak dan kewajiban yang dimiliki.

Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya Pendamping desa harus

memiliki misi yaitu memberdayakan desa menjadi kuat, maju, mandiri dan

demokratis. Kegiatan menurut heri susanto membentang dari pengembangan

kapasitas pemerintah, mengorganisasi dan membangun kesadaran kritis

masyarakat serta memperkuat organisasi organisasi warga. Selain itu juga

memfasilitasi pembangunan partisipaif, memfasilitasi dan memperkuat

musyawarah desa sebagai arena demokrasi dan akuntabilitas lokal. Intinya

pendamping desa adalah menciptakan suatu frekuensi dan kimiawi yang sama

antara pendamping dengan yang didampingi. Desa pada hakikatnya adalah

etnisitas bangsa yang membentuk Negara Indonesia. Secara empiris desa-desa di

indonesia memiliki modal sosial yang tinggi. Masyarakat desa sudah lama

42Op. cit

(27)

mempunyai ikatan sosial dan solidaritas sosial yang kuat sebagai penyangga

penting kegiatan pemerintah, pembagunan dan kemasyarakatan.43

Efektifitas pembangunan pada hakikatnya merupakan tindakan

membandingkan perencanaan dengan hasil. Secara umum tugas pendamping desa

yaitu mendampingi desa dalam penyelenggaraan pembangunan desa dan

pemberdayaan masyarakat desa. Pendamping desa dibagi dalam tiga kategori

yang terdiri atas tenaga pendamping profesional, kader pemberdayaan

masyarakat, atau pihak ketiga. Tenaga ahli profesional terdiri atas pendamping

desa yang berkedudukan di kecamatan, pendamping teknis berkedudukan di

kabupaten, tenaga ahli pemberdayaan berkedudukan di pusat dan provinsi.

Adapun tugas dari pendamping desa yaitu mendampingi desa dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa, kerjasama desa, dan pengembangan usaha

desa serta pembangunan berskala lokal.

43

Gambar

Tabel : 1.1

Referensi

Dokumen terkait

JUDUL : UGM JUARA UMUM OLIMPIADE KEDOKTERAN INTERNASIONAL. MEDIA :

Peningkatan produksi perikanan dan peningkatan kualitas dan kuantitas benih ikan merupakan issue yang mendasari penelitian ini, dengan judul ” Kajian Penampilan Reproduksi

Dalam bekerja saya tidak pernah menghadapi masalah – masalah yang

Desy Fajar Priyayi. PENGARUH PENERAPAN ACCELERATED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Surakarta:

Kedudukan Deputi Polhukam yang berada di lingkungan lembaga kepresidenan merupakan aspek strategis Deputi Polhukam. Kemudahan akses juga merupakan aspek strategis

Pada putaran yang tinggi bahan bakar yang masuk lebih besar sehingga pembakaran semakin kaya, oleh karena pencampuran bahan bakar dan udara menjadi tidak ideal, jumlah bahan

Sebagian responden dalam penelitian ini adalah multipara sebanyak 13 responden (61,9%), dan sebanyak 8 responden (38,9%) adalah primipara, namun yang banyak

Partisipasi anggaran diperkirakan dapat mempengaruhi moral, sikap, motivasi kerja, dan kepuasan kerja (Lopez, 2007), untuk itu agar tujuan anggaran dari suatu organisasi