• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi dan Sikap Masyarakat Terhadap Program Corporate Social Responsibility (CSR) Pelindo I di Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi dan Sikap Masyarakat Terhadap Program Corporate Social Responsibility (CSR) Pelindo I di Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan menuju bangsa yang maju, mandiri, sejahtera dan

berkeadilan bukan merupakan suatu proses yang mudah dilalui. Banyak tantangan

dan agenda pembangunan yang mesti dijawab dan dituntaskan untuk mencapai

kondisi tersebut. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan

kesejahteraan masyarakat telah menumbuhkan aspirasi dan tuntutan baru dari

masyarakat untuk mewujudkan kualitas kehidupan yang lebih baik. Aspirasi dan

tututan masyarakat itu lebih berperan dalam proses pembangunan yang telah

berlangsung.

Semua pembangunan menyangkut bahkan ditujukan untuk masyarakat,

tetapi sebagai metode pembangunan masyarakat mempunyai karakteristik sendiri.

Pembangunan masyarakat tidak saja bermaksud membina hubungan dalam setiap

orang untuk hidup bermasyarakat, melainkan juga untuk membangun masyarakat,

karena setiap satuan masyarakat mempunyai kekuatan sendiri (community power).

Masyarakat bisa kehilangan kekuatannya jika masyarakat mengalami community

disorganization, untuk mengatasi masalah itu Community Development (CD) atau

pembangunan masyarakat dilancarkan.

Pembangunan masyarakat desa didefinisikan sebagai suatu proses

anggota-anggota masyarakat pertama-tama mendiskusikan dan menentukan

keinginan mereka, kemudian merencanakan dan mengerjakan bersama untuk

(2)

usaha perbaikan setempat yang bisa dicapai dengan keinginan masyarakat untuk

bekerja sama.

Istilah asing untuk pembangunan desa, bukan hanya rural development

(RD) melainkan juga CSR. CSR merupakan pendekatan pembangunan yang

mengutamakan partisipasi aktif masyarakat dan berlaku baik di desa maupun di

perkotaan serta mengutamakan keserasian dengan lingkungan sekitarnya.

Tanggung jawab sosial semakin mendapatkan perhatian oleh kalangan

dunia usaha. Sejak era reformasi bergulir, masyarakat semakin kritis dan mampu

melakukan kontrol sosial terhadap dunia usaha. Perubahan pada tingkat kesadaran

masyarakat tersebut memunculkan kesadararan baru tentang pentingnya

melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR). Menurut Utama (2007)

perkembangan CSR juga terkait dengan semakin parahnya kerusakan lingkungan

yang terjadi di Indonesia maupun dunia, mulai dari penggundulan hutan, polusi

udara dan air, hingga perubahan iklim. Sejalan dengan perkembangan tersebut,

Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mewajibkan

perseroan yang bidang usahanya di bidang atau terkait dengan bidang sumber

daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

CSR pada kenyataannya masih dianggap hal sepele dan dijalankan dengan

setengah hati. CSR dijalankan hanya untuk mendapatkan perhatian masyarakat.

Pada saat ini tingkat pelaporan dan pengungkapan CSR di Indonesia masih relatif

rendah. Sampai saat ini belum terdapat kesepakatan standar pelaporan CSR yang

(3)

Alasan perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi CSR secara

sukarela telah diteliti. Diantaranya adalah karena untuk mentaati peraturan yang

ada, untuk memperoleh keunggulan kompetitif melalui penerapan CSR, untuk

memenuhi ketentuan kontrak pinjaman dan memenuhi ekspektasi masyarakat,

untuk melegitimasi tindakan perusahaan, dan untuk menarik investasor.

Proses pembangunan ekonomi tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan

terlebih dahulu memerlukan berbagai usaha yang konsisten dan terus menerus dari

seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi

masyarakat suatu negara maupun wilayah.

Salah satu tujuan pembangunan secara makro adalah meningkatnya

pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi berhubungan dengan proses

peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat dan

dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi menyangkut perkembangan yang

berdimensi tunggal dan diukur dengan peningkatan hasil produksi dan

pendapatan.

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu tolak ukur yang dapat dipakai

untuk meningkatkan adanya pembangunan suatu daerah dari berbagai macam

sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan

ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari

berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan

tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi.

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktifitas perekonomian

(4)

masyarakat apabila pendapatan perkapita menurut harga konstan mengalami

peningkatan.

Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila tingkat

kegiatan ekonomi yang dicapai sekarang lebih tinggi dari capaian pada masa

sebelumnya. Pertumbuhan tercapai apabila jumlah fisik barang-barang dan

jasa-jasa yang dihasilkan dalam perekonomian tersebut bertambah besar dari

tahun-tahun sebelumnya.

Dalam pencapaian tujuan pembangunan ekonomi daerah dibutuhkan

kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah (endogenous

development), dengan menggunakan potensi sumber daya lokal. Identifikasi

sektor/subsektor ekonomi potensial menjadi kebutuhan bagi optimalisasi proses

dan keberhasilan pembangunan ekonomi dimaksud.

Pembangunan daerah harus sesuai dengan kondisi potensial serta aspirasi

masyarakat yang tumbuh dan berkembang. Apabila pelaksanaan prioritas

pembangunan daerah kurang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh

masing-masing daerah, maka pemanfaatan sumber daya yang ada akan menjadi kurang

optimal. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan lambatnya proses pertumbuhan

ekonomi daerah yang bersangkutan.

Sikap (attitude) merupakan salah satu bahasan yang menarik dalam kajian

psikologi, karena sikap sering digunakan untuk meramalkan tingkah laku, baik

tingkah laku perorangan, kelompok, bahkan tingkah laku suatu bangsa. Meskipun

demikian sikap seseorang terhadap suatu objek tidak selalu memunculkan tingkah

(5)

Sikap dapat sangat menentukan berhasil tidaknya suatu keinginan yang

kita inginkan. Sikap juga akan membantu memperkuat daya keinginan kita. Sikap

tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu, misalnya: ekonomi,

politik, agama dan sebagainya. Perkembangan sikap banyak dipengaruhi oleh

lingkungan, norma-norma atau group. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan

sikap antara individu yang satu dengan yang lain karena perbedaan pengaruh atau

lingkungan yang diterima. Sikap tidak akan terbentuk tanpa interaksi manusia

terhadap objek tertentu atau suatu objek.

Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu

komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective) dan komponen

konatif (conative). Komponen kognitif merupakan representasi apa yang

dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen afektif merupakan perasaan

yang menyangkut aspek emosional, dan komponen konatif merupakan aspek

kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh

seseorang.

Corporate Sosial Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan untuk

berpartisipasi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan untuk meningkatkan

kualitas hidup dan lingkungan yang bermanfaat baik bagi perusahaan maupun

komunitas serta masyarakat secara keseluruhan. Melalui Kemitraan dan Bina

Lingkungan, perusahaan mewujudkan tanggung jawab sosialnya dengan

melaksanakan berbagai program berkelanjutan.

Sejak Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) didirikan pada

(6)

sekitar wilayah perusahaan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) sebagai wujud

kepedulian Perusahaan dalam bentuk dana Kemitraan dan Bina Lingkungan. Hal

ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial Perusahaan yang senantiasa menjalin

hubungan mutualisme dengan masyarakat sekitarnya, sehingga pertumbuhan yang

dialami Perusahaan bisa dinikmati tidak hanya oleh karyawan Perusahaan tapi

juga oleh masyarakat yang lebih luas, dimana anggaran Kemitraan dan Bina

Lingkungan diperoleh dari Laba setelah pajak yaitu sebesar 1-2 persen atau

ketetapan di Kementerian BUMN. Namun ke edepannya, mulai tahun 2014

pendanaan untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan bersumber dari

Anggaran Perusahaan dengan besaran yang sama yakni maksimal 2 persen.

Kemajuan yang dialami oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)

selayaknya juga dinikmati oleh masyarakat sebagai bagian dari tanggung jawab

sosial perusahaan. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) selalu berupaya untuk

memelihara keseimbangan antara kepentingan internal dan kepentingan

masyarakat umum. Oleh karena itu, seluruh keputusan yang diambil oleh

perusahaan akan selalu memperhatikan kepentingan masyarakat dan bangsa

Indonesia secara keseluruhan. Sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab

sosial, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) merasa berkewajiban untuk

meningkatkan pemberdayaan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, khususnya

masyarakat di sekitar wilayah operasional PT Pelabuhan Indonesia I (Persero).

Selain itu Perusahaan juga memiliki program Bina Lingkungan yang

dilakukan melalui perbaikan kondisi sosial masyarakat dan pemberdayaan

masyarakat dalam bentuk pemberian bantuan/hibah kepada korban bencana alam,

(7)

atau perbaikan sarana dan prasarana umum, perbaikan sarana ibadah, menjaga

kesinambungan pelestarian alam. dan bantuan sosial kemasyarakatan dalam

rangka pengentasan kemiskinan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagaimana pengaruh program CSR Pelindo I terhadap kondisi sosial budaya

masyarakat sekitar perusahaan tersebut.

2) Bagaimana sikap atau persepsi masyarakat tentang adanya kegiatan CSR di

PT. Pelindo I di Provinsi Sumatera Utara.

3) Bagaimana dampak keberadaan CSR Pelindo I terhadap masyarakat sekitar

perusahaan tersebut.

4) Bagaimana strategi pengembangan program CSR ke depan oleh Pelindo I di

Provinsi Sumatera Utara.

1.3. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka ditetapkan tujuan penelitian sebagai

berikut:

1) Untuk menganalisis pengaruh program CSR Pelindo I terhadap kondisi sosial

budaya masyarakat sekitar perusahaan tersebut.

2) Untuk menganalisis sikap atau persepsi masyarakat tentang adanya kegiatan

(8)

3) Untuk menganalisis dampak keberadaan CSR Pelindo I terhadap masyarakat

sekitar perusahaan tersebut.

4) Untuk menganalisis strategi pengembangan program CSR ke depan oleh

Pelindo I di Provinsi Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

1) Merumuskan pengaruh program CSR Pelindo I terhadap kondisi sosial

budaya masyarakat sekitar perusahaan tersebut.

2) Merumuskan sikap atau persepsi masyarakat tentang adanya kegiatan CSR di

PT. Pelindo I di Provinsi Sumatera Utara.

3) Merumuskan dampak keberadaan CSR Pelindo I terhadap masyarakat sekitar

perusahaan tersebut.

4) Terwujudnya strategi pengembangan program CSR ke depan oleh Pelindo I

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu, penelitian terhadap kredibilitas media sangatlah penting untuk diteliti sehingga para pembaca bisa lebih teliti terhadap media yang akan dikonsumsi

Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Pada Siswa yang memiliki Kemampuan Awal Sedang di Kelas Eksperimen ... Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Pada Siswa

Nurmina (2004) di desa Paribun Kecamatan Barus Jahe, ada hubungan yang bermakna antara Personal Hygiene dan pemakaian alat pelindung diri dengan infeksi

Protecting housing areas/ public roads

Untuk faktor pembiayaan berdasarkan akad, diketahui hanya pembiayaan dengan akad qardh yang memiliki perbedaan rata-rata antara sebelum penerbitan dengan setelah

Peningkatan nilai toleransi risiko dari = , sampai dengan = , hanya menghasilkan peningkatan nilai perbandingan antara rata-rata tingkat pengembalian portofolio

Hubungan Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Keluhan Penyakit Kulit di Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai Kota Medan.. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian

[r]