• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor Risiko terjadinya Hipertensi pada Pasien Rawat Jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor Risiko terjadinya Hipertensi pada Pasien Rawat Jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Tahun 2013"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan kematian yang ditandai dengan beralihnya penyebab kematian yang dahulu didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak menular (degeneratif). Perubahan pola penyakit tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan demografi, sosial ekonomi, dan sosial budaya. Kecenderungan perubahan ini juga telah terjadi di negara Indonesia sehingga menjadi salah satu tantangan dalam pembangunan bidang kesehatan (Dinkes Prov. Sumut, 2009).

Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh PTM. PTM juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Di negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang berusia kurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh PTM, sedangkan di negara-negara maju, menyebabkan 13% kematian (Buletin Jendela data dan Informasi Kesehatan PTM, Kementerian Kesehatan, 2012).

(2)

penyakit menular di satu sisi masih menjadi masalah kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia. Selama tahun 1995 hingga 2007 di Indonesia proporsi penyakit tidak menular mengalami peningkatan cukup tinggi dari 41,7% (1995), 49,9% (2001) menjadi 59,5% pada tahun 2007. Menurut profil PTM WHO tahun 2011, di Indonesia tahun 2008 terdapat 582.300 laki-laki dan 481.700 perempuan meninggal karena PTM (Buletin Jendela data dan Informasi Kesehatan PTM, Kementerian Kesehatan, 2012).

Proporsi Rawat jalan kasus baru penyakit tidak menular berdasarkan provinsi tahun 2009-2010 di Sumatera Utara sebesar 63,88% dan 66,85%. Persentase Rawat Inap Penyakit Tidak Menular Berdasarkan Provinsi Tahun 2009-2010 sebesar 54,9% dan 47,7% (Buletin Jendela data dan Informasi Kesehatan PTM, Kementerian Kesehatan, 2012).

Perubahan pola kebiasaan hidup yang santai dan pola makan yang menjurus pada sajian siap santap, yang mengandung lemak, protein dan garam yang tinggi membawa konsekuensi terhadap berkembangnya penyakit degeneratif, diantaranya adalah hipertensi yang mempunyai risiko penyebab kematian cukup tinggi (Rahmawaty, 2003).

(3)

yang disebut hipertensi adalah keadaan di mana tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 85 mmHg. Tekanan darah disebut optimal bila berada pada kisaran 120 mmHg/70 mmHg.

Hipertensi dulunya menyerang orang yang berusia lanjut, tetapi sekarang juga menyerang orang muda. Tingkat kehidupan yang semakin membuat stress. Hampir semua lapisan masyarakat, baik miskin maupun kaya, yang tinggal di kota besar maupun kecil, tidak luput dari masalah hipertensi. Kekurangpedulian terhadap kesehatan dan bahaya yang dapat ditimbulkannya.

(4)

Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000 menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini.Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia atau WHO, hipertensi merupakan penyebab nomor 1 kematian di dunia. Data tahun 2010 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 28,6% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas menderita hipertensi.

Menurut WHO secara global, sekitar 40% dari orang dewasa berusia 25 tahun keatas telah memgalami tekanan darah tinggi pada tahun 2008. Tekanan darah sistolik ≥ 140 dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 atau menggunakan obat untuk menurunkan tekanan darah. Berdasarkan pemeriksaan tekanan darah prevalensi yang tertinggi di Nigeria sekitar 52,3% dan prevalensi terendah di Kanada sekitar 28,7%, di Indonesia prevalensi tekanan darah tinggi sekitar 41%.

Tekanan darah yang meningkat diperkirakan menyebabkan 7,5 juta kematian di seluruh dunia, sekitar 12,8% dari total seluruh kematian. Hal ini menyumbang 57 juta tahun kehidupan cacat disesuaikan (DALYs) atau 3,7% dari Dalys total (WHO, 2013).

(5)

tinggi, prevalensi tekanan darah yang meningkat di wilayah Afrika lebih dari 40%. Prevalensi terendah tekanan darah yang meningkat adalah di Amerika sekitar 35% untuk kedua jenis kelamin. Menurut WHO, di Amerika pria memiliki prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan perempuan (39% untuk pria dan 32% untuk perempuan) dari orang dewasa berusia 25 tahun keatas. Pria memiliki prevalensi tekanan darah yang meningkat sedikit lebih tinggi dibandingkan perempuan di seluruh wilayah yang masuk anggota WHO. Perbedaan ini secara statistik signifikan hanya di Amerika dan Eropa.

Menurut WHO, pada kelompok umur 25 tahun keatas, di seluruh kelompok pendapatan negara, prevalensi tekanan darah yang meningkat secara konsisten tinggi, dengan rendah, negara-negara menengah ke bawah menengah dan atas semua tingkat memiliki sekitar 40%. Prevalensi di negara-negara berpenghasilan tinggi lebih rendah, sekitar 35%.

Hipertensi pada orang dewasa berusia 20 dan lebih di Amerika Serikat, pada tahun 2007-2010 adalah berdasarkan telah menderita hipertensi (tekanan darah tinggi dan/atau minum obat antihipertensi) sebesar 30,6%, berdasarkan tidak terkontrol tekanan darah tinggi antara orang-orang dengan hipertensi 55,8% untuk penduduk berdasarkan kedua jenis kelamin. Jenis kelamin laki-laki pada tahun 2007-2010 sebesar 31,3% dan 61,4%, dan jenis kelamin perempuan 2007-2010 sebesar 29,6% dan 46,3% (U.S. Department for Health and Human Services, 2013).

(6)

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2012 (profil data kesehatan Indonesia tahun 2011), menunjukkan bahwa dari 10 besar penyakit rawat inap di Rumah Sakit tahun 2010, hipertensi esensial (pimer) menduduki peringkat ke-7 dengan jumlah kasus laki-laki 42,38% dan perempuan 5ke-7,62 % jadi jumlah kasus 19.874 dan CFR 4,81%. Dari 10 besar penyakit rawat jalan di Rumah Sakit tahun 2010, hipertensi esensial (pimer) menduduki peringkat ke-8 dengan jumlah kasus baru 80.615 kasus, laki-laki 35.462 kasus dan perempuan 45.153 kasus dan jumlah 277.846 kunjungan kasus pada semua umur di Indonesia.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan menunjukkan, prevalensi hipertensi di Indonesia (berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada penduduk umur18 tahun keatas) sangat tinggi, yaitu 31,7%. Sedangkan prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan adalah 7,2%, kasus yang minum obat hipertensi atau didiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 7,6% (kasus yang minum obat hipertensi hanya 0,4%). Dengan demikian cakupan diagnosis hipertensi oleh tenaga kesehatan hanya mencapai 24,0%, atau dengan kata lain sebanyak 76,0% kasus hipertensi dalam masyarakat belum terdiagnosis.Prevalensi ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Singapura (27,3%), Thailand (22,7%), dan Malaysia (20%).

(7)

mmHg. Data Riskesdas menyebutkan hipertensi sebagai penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai 6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia.

Merujuk kepada hasil Riskesdas (2007) menurut provinsi, prevalensi hipertensi tertinggi di Kalimantan Selatan (39,6%) dan terendah di Papua Barat (20,1%). Di Sumatera Utara, dari 10 jenis penyakit tidak menular diketahui bahwa penyakit persendian memiliki prevalensi tertinggi diikuti oleh jantung, gangguan mental dan hipertensi. Prevalensi hipertensi menduduki peringkat ke 4 yaitu 5,8%. Prevalensi Hipertensi tertinggi di Kabupaten Nias Selatan 9,6% dan terendah di Kabupaten Serdang Bedagai yaitu 2,4%.

(8)

karakteristik (lingkar perut: laki-laki >90 cm, perempuan >80 cm) daerah perkotaan 23,6% dan pedesaan 15,7%,

Hasil Riskesdas (2007), menurut provinsi, faktor risiko penyakit tidak menular utama (kurang konsumsi sayur dan buah, kurang aktivitas fisik, dan merokok) pada penduduk 10 tahun keatas, di Sumatera Utara (kurang konsumsi sayur dan buah adalah 94,4%, kurang aktivitas fisik adalah 52,1% dan merokok adalah 23,3%. Data tersebut ditemukan banyak data yang mengarah pada faktor risiko yang menyebabkan terjadinya peningkatan penyakit hipertensi.

Berdasarkan Profil Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang (RSUD Deli Serdang) tahun 2011 terdapat data 10 jenis penyakit terbanyak rawat jalan, dari tahun 2009-2011 penyakit hipertensi termasuk 10 terbanyak penyakit rawat jalan, pada tahun 2009 penyakit hipertensi terletak pada urutan ke-7, pada tahun 2010 penyakit hipertensi terletak pada urutan ke-6, dan pada tahun 2011 terdapat peningkatan yang cukup tinggi penyakit hipertensi terletak pada urutan ke-2.

Berdasarkan survei pendahuluan didapati pada bulan Januari sampai Oktober tahun 2012 penyakit hipertensi menempati urutan pertama dengan jumlah kunjungan 6074 orang pada kunjungan rawat jalan. Berdasarkan data diatas faktor risiko apa saja yang menyebabkan penyakit hipertensi mengalami peningkatan yang cukup tinggi di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang (RSUD Deli Serdang) tahun 2012.

(9)

mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai analisis faktor risiko terjadinya hipertensi pada pasien rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang (RSUD Deli Serdang) tahun 2013.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan penelitian, yaitu: ada banyak penderita hipertensi yang rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang (RSUD Deli Serdang) dan faktor risiko apa sajayang berhubungan dengan terjadinya hipertensi pada pasien rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang (RSUD Deli Serdang).

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Menganalisis besar risiko faktor riwayat keluarga terhadap terjadinya hipertensi pada pasien rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang (RSUD Deli Serdang) tahun 2013.

2. Menganalisis besar risiko faktor obesitas terhadap terjadinya hipertensi pada pasien rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang (RSUD Deli Serdang) tahun 2013.

(10)

4. Menganalisis besar risiko faktor stres terhadap terjadinya hipertensi pada pasien rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang (RSUD Deli Serdang) tahun 2013.

5. Menganalisis besar risiko faktor konsumsi garam terhadap terjadinya hipertensi pada pasien rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang (RSUD Deli Serdang) tahun 2013.

6. Menganalisis besar risiko faktor aktivitas fisik terhadap terjadinya hipertensi pada pasien rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang (RSUD Deli Serdang) tahun 2013.

7. Menganalisis besar risiko faktor alkohol terhadap terjadinya hipertensi pada pasien rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang (RSUD Deli Serdang) tahun 2013.

1.4. Hipotesis

Ada pengaruh riwayat keluarga, obesitas, perokok, stress, konsumsi garam, aktivitas fisik, dan alkohol dengan terjadinya hipertensi pada pasien rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang (RSUD Deli Serdang).

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :

(11)

pada pasien rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang (RSUD Deli Serdang) tahun 2013.

2. Menjadi bahan masukan dalam melakukan upaya promotif dan preventif masalah hipertensi pada pasien rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang (RSUD Deli Serdang).

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi Keahlian : Perbankan Syariah.. MATA

Penelitian ini dilakukan untuk memetakan posisi pemain dan alur Strategi Futsal menggunakan Finite State Automata (FSA) dengan konsep Non Deterministic Finite State Automata

strategi misi secara teratur  Mempratekkan rencana strategis  Mengembangkan sukarelawan untuk jangka panjang  Mengetahui bagaimana cara mengatur alat-alat

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda

Aplikasi ini dibuat untuk memberikan layanan on_line toko tersebut, sehingga mempermudah bagi konsumen untuk mendapatkan informasi ataupun melakukan Pemesanan Handphone kepada

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda

Tujuan dari pembuatan program aplikasi ini untuk memberikan keamanan data seperti kerahasiaan pesan atau berkas agar tidak dapat dibaca oleh pihak-pihak yang tidak mempunyai hak

Dalam bentuk perangkat keras, Mikrotik biasanya sudah diinstalasi pada suatu board tertentu, sedangkan dalam bentuk perangkat lunak, Mikrotik merupakan satu distro Linux yang