• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Musik Klasik Mozart Terhadap Perilaku Mencit (Mus musculus L.) yang Diinduksi oleh Obat Klorpromazin dengan Menggunakan Alat Otomatis IntelliCage

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Musik Klasik Mozart Terhadap Perilaku Mencit (Mus musculus L.) yang Diinduksi oleh Obat Klorpromazin dengan Menggunakan Alat Otomatis IntelliCage"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hewan Coba Mencit 2.1.1. Data Biologis Mencit

Menurut Harkness & Wagner (1995), mencit memiliki tubuh yang berukuran kecil, ditutupi oleh bulu yang lembut dan tebal, kaki yang pendek dan ekor yang panjang, tipis dan sedikit berbulu. Berikut adalah data biologis dari hewan coba mencit dewasa :

a. Berat tubuh jantan : 20-40 g b. Jangka waktu hidup : 1,5-3 tahun

c. Suhu tubuh : 36,5-380C

d. Kecepatan detak jantung : 325-780 kali per menit e. Kecepatan respirasi : 60-220 kali per menit f. Konsumsi makanan : 12-18 g/100 g/hari g. Konsumsi minuman : 15 mL/100g/hari h. Frekuensi pendengaran : 2 KHz- 50 KHz

2.1.2. Tingkah Laku Mencit Normal

(2)

2.2. Kecemasan

Kecemasan adalah suatu keadaan emosi yang tidak memiliki objek yang spesifik dan kondisi ini dialami secara subyektif (Stuart, 2001). Kecemasan merupakan suatu keadaan yang wajar karena setiap individu ingin terhindar dari marabahaya. Ganggguan kecemasan ditandai dengan perasaan tidak tenang. Menurut psikoneuroendokrinologi, sistem hormonal memiliki kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan sistem saraf dan perilaku yang diperantarai oleh jalur dopaminergik dan serotoninergik (Kishi & Elmquist, 2005). Kecemasan diperantarai oleh suatu sistem kompleks yang melibatkan sistem limbik, talamus, korteks frontal secara anatomis norepinefrin, serotonin dan GABA (aminobutirik

–gamma neuroregulator), reseptor GABA berpasangan reseptor benzodiazepine pada sistem neurokimia (Tomb, 2004).

Menurut Hawari (2004), gejala kecemasan terjadi secara fisiologis meliputi:

a. Gangguan pola tidur (sirkardian) b. Gangguan konsentrasi dan daya ingat

c. Gejala somatik meliputi rasa sakit pada otot dan tulang, jantung berdebar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan kemih dan sebagainya.

2.2.1. Respon Stres secara Biologi

Respon stres secara biologis merupakan suatu pergerakan yang efektif antara sistem neuroendokrin, sistem saraf otonom, metabolisme dan aktivitas kekebalan tubuh yang termasuk putaran umpan balik berganda pada sistem saraf tepi dan saraf pusat. Sistem ini memicu tingkah laku adaptif jangka pendek, termasuk gairah, kewaspadaan dan pusat konsentrasi, untuk sementara menghambat fungsi yang tidak penting selama mengalami masa krisis seperti makan, mencerna, tumbuh dan dorongan seksual. Aliran darah secara spontan mengalami perubahan seperti peningkatan kecepatan denyut jantung dan bernafas berfungsi untuk meningkatkan oksigenasi dan pasokan glukosa ke otot dan tulang, sehingga

(3)

fungsi imunitas tubuh. Perubahan kardiovaskuler diinduksi oleh katekolamin, norepinefrin dan epinefrin yang kembali diatur oleh Brainstem Locus Cereleus

dan jaringan saraf otonom pusat dan tepi. Mediator penting lainnya dari respon stres termasuk hormon yang dihasilkan hipotalamus, Corticotrophine Releasing Hormone (CRH), Adenocorticotrophine Hormone (ACTH), serotonin, dan derivat peptida dari proopiomelanocortine (POMC) termasuk Alpha Melanocyte Stimulating Hormone dan beta endorfin. Hormon-hormon ini berperan penting sebagai mediator, bukan hanya pada jaringan tepi tetapi juga bekerja pada reseptor target pada daerah otak untuk memediasi fungsi kognitif, emosi, reward (upah), dan pusat pengontrol otak (Lupien et al., 2009).

Respon biologis sangat adaptif pada jangka waktu pendek, namun aktivasi sistem ini pada jangka waktu lama akan memiliki akibat merugikan bagi kesehatan (Chrousos, 2009).

2.2.2. Model Pengujian Kecemasan Hewan Uji (Vogel Water-Lick Conflict, Geller- Seifter & IntelliCage)

Pada model kecemasan ini, dilakukan kombinasi antara prosedur Vogel Water-Lick dan Geller-Seifter yang kemudian disesuaikan dengan alat IntelliCage untuk meningkatkan kepekaan secara statistik dan mengurangi jumlah hewan uji yang dibutuhkan serta memperbolehkan masa puasa pada hewan uji. Hasil pengkondisian ini, ditekankan pada prosedur minum yang diadaptasikan oleh

IntelliCage. Pada prosedur konvensional, mencit dikondisikan untuk terbiasa dengan stimulus (secara umum auditori) dan diberikan stimulus penolakan yang tidak dikondisikan dalam prosedur konvensional biasanya digunakan rangsangan kejut listrik. Secara bergantian, diamati reaksi hewan terhadap kedua stimulus tersebut (Safi et al., 2006).

Pada IntelliCage, tekanan yang diberikan saat minum berupa semburan angin dapat diterima setelah melakukan adaptasi. Menurut Vanover et al.,(2004) sebaiknya dilakukan perpanjangan masa puasa ± 24-48 jam. Sebaiknya, semua hewan uji mendapatkan perlakuan yang sama, tetapi hanya sebagian dari kelompok sampel yang mendapatkan obat. Sementara yang lainnya mendapatkan

(4)

potensi efek habituasi ke arah hukuman menuju efek obat yang akan diuji. Untuk pengaturan prosedur akhir, mencit akan mengalami 4 situasi yang berbeda:

a. Mencit diuji untuk efek habituasi tanpa obat

b. Mencit diuji untuk efek injeksi larutan saline (NaCl) c. Mencit diuji untuk efek obat

d. Perlakuan (pemberian stimulus berupa makanan, minuman, auditori dan visual berupa warna).

2.3. Efek dan Potensi Obat Klorpromazin

Klorpromazin menimbulkan efek farmakologis dengan memengaruhi pusat dopaminergik, yaitu dengan bekerja sebagai antagonis pada reseptor dopamin, memblok dopamin sehingga tidak dapat berinteraksi dengan reseptor (Siswandono & Soekardjo, 1995). Salah satu neurotransmiter mayor di dalam otak dan bagian dari sistem saraf pusat adalah dopamin, yang mempunyai fungsi penting dalam menghambat gerakan pada pusat kontrol gerakan. Dopamin pada keadaan psikis yang normal mempunyai konsentrasi yang cukup tinggi di bagian otak tertentu. Penipisan kadar dopamin pada bagian basal ganglia berhubungan dengan adanya tremor, bradikinesia dan kekakuan (Mutaqqin, 2008).

Dopamin merupakan senyawa katekolamin yang penting pada otak mamalia yang mengontrol fungsi lokomotorik, kognisi, emosi reinforcement

positif dan regulasi endokrin. Pada bagian perifer, dopamin mengatur fungsi kardiovaskuler, sekresi hormon, tonus pembuluh darah, fungsi renal dan motilitas gastrointestinal (Ikawati, 2006). Pemblokan obat ini terdapat pada tiga jalur utama yang dipengaruhinya, yaitu: jalur mesolimbik berkaitan dengan efek antipsikotik, sedasi dan gangguan performa; jalur tuberoinfudibular berkaitan dengan efek neuroendokrin; jalur nigrostriata berkaitan dengan pergerakan (Barber & Robertson, 2009).

Menurut Barber & Robertson (2009), efek samping antipsikotik tipikal Klorpromazin muncul akibat kerja obat pada berbagai reseptor. Antipsikotik berkaitan dengan ekstrapiramidal, yaitu:

(5)

b. Efek Neuroendokrin: amenore, galaktore dan infertilitas. c. Efek Idiosinkratik: Syndrome neuroleptik maligna.

d. Efek Fisiologis : mulut kering, pandangan kabur, konstipasi, retensi urin, kegagalan ejakulasi.

2.4. Musik Klasik

Musik adalah seni gabungan antara organisasi atau kombinasi dari suara atau bunyi dan diam yang dapat menggambarkan keindahan dan ekspresi dari emosi dalam alur waktu dan ruang tertentu (Campbell, 2001). Musik dapat menyebabkan kepuasan estetis melalui indera pendengaran dan memiliki hubungan waktu untuk menghasilkan komposisi yang memiliki kesatuan dan kesinambungan. Musik melalui suara dapat mengubah frekuensi yang tidak harmonis kembali ke vibrasi yang normal. Musik merupakan bahasa universal yang memiliki banyak tujuan, dan telah diketahui pada bidang kesehatan untuk mengurangi tingkat stres dan kecemasan (Covington & Crosby,1997).

Wolfgang Amadeus Mozart adalah seorang pencipta musik klasik. Aliran musik ini merupakan hasil dari kebudayaan Eropa yang muncul pada 250 tahun lalu. Mozart menciptakan musik yang memiliki irama, melodi dan frekuensi yang tinggi sehingga dapat merangsang dan menguatkan presepsi spasial. Musik klasik memiliki intervensi dalam mengobati, menyembuhkan dan membebaskan emosi (Musbikin, 2009). Hal ini dikarenakan musik menghasilkan rangsangan ritmis yang ditangkap organ pendengaran dan ditangkap di dalam sistem saraf dan otak akan mereorganisasi interpretasi bunyi ke dalam ritme internal pendengar. Ritme internal akan memengaruhi metabolisme tubuh sehingga membangun sistem kekebalan yang lebih baik (Satiadarma, 2002).

(6)

status emosi dan sintesis hormon yang berhubungan dengan status emosi (Kristyanto et al., 2010).

Efek menenangkan dari musik ditunjukkan dalam hal memengaruhi tingkah laku dan fisiologis dari hewan uji laboratorium (Chikahisa et al., 2007). Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan tentang pemberian stimulasi audio terhadap berbagai jenis hewan seperti burung, kuda, anjing, ikan dan primata (Cruz et al., 2015) menyatakan bahwa pemajanan audio musik klasik dapat memberi respon positif bagi tubuh.

2.4.1. Neurokimia Musik Klasik

Musik dapat membangkitkan berbagai emosi yang kuat termasuk sukacita, kesedihan, ketakutan dan kedamaian. Musik dapat memberikan suatu sensasi dan euforia dari pendengarnya. Musik berkaitan dengan intensitas rangsangan emosional (Rickard, 2004). Musik dipercaya memiliki suatu kekuatan yang khusus dan dampaknya tidak mudah dijelaskan secara neurokimia (Bush, 1995). Kemajuan dari bidang neurosains, membuktikan bahwa musik memengaruhi sistem neurokimia yang sama dengan reward atau upah (makanan, minuman dan sebagainya) sebagai stimulus.

Musik telah menunjukkan potensinya dalam mengembalikan ke frekuensi normal denyut jantung, kestabilan bernafas, sekresi keringat dan sistem saraf otonom lainnya (Blood et al., 1999). Hal ini menguatkan penelitian bahwa orang-orang menggunakan musik untuk mencapai keseimbangan fisiologis dan fisik. Peneliti menggambarkan bahwa hasil aktivasi dari mesokortikolimbik dapat memediasi pengaruh musik pada jaringan saraf (Pavlovie & Bodnar, 1998).

(7)

analgesia dan pereda rasa nyeri. Musik terkait juga dengan aktivasi nukleus akumben dan struktur otak yang berguna untuk mengatur sistem otonom, emosional dan fungsi kognitif (Craig, 2002). Neuron dopaminergik yang berasal dari daerah ventral tegmental dan nukleus akumben serta otak tengah diperlukan untuk suatu efektivitas rangsangan. Bagian-bagian otak tersebut membuat suatu hubungan antara subsistem emosional dan kognitif ketika mendengarkan musik, sehingga transmisi dopamin dapat memperkuat rangsangan lainnya pada jaringan saraf.

2.5. IntelliCage

IntelliCage (New Behavior AG, Zurich, Switzerland) mampu memonitoring secara otomatis dan dapat mempelajari tingkah laku mencit seperti berada di dalam lingkungan kandang. IntelliCage berukuran (37,5 cm x 55 cm x 20,5 cm), terdapat juga empat perekam sudut yang terpasang pada setiap sudut, dimana ukuran setiap sudut berukuran 15 cm x 15 cm x 21 cm berbentuk segitiga. Pada setiap sudut terdapat antena yang secara otomatis mampu mengawasi setiap individu mencit mengunjungi sudut, dimana terdapat juga tuas cahaya ( photo-beam) yang akan merekam hendusan. Mencit akan menjilat dari ujung pipa botol, maka sensor akan merekam dalam rata-rata saat melewati ujung pipa botol. Empat segitiga sebagai tempat shelter akan diletakkan ditengah sebagai pusat dari kandang, pada bagian atasnya terdapat tempat makan yang dapat diberikan sebagai akses menuju makanan secara ad-libitum (Mechan et al., 2009).

(8)

Experimental file. Controller adalah perangkat lunak berperan untuk menjalankan penelitian dengan cara mengikuti modul pada Experimental file serta memeriksa semua data yang masuk secara online dalam bentuk tabel dan grafik. Analyzer

berguna untuk mengolah data yang disimpan, serta memberikan gambaran dari hasil pengamatan tingkah laku pada IntelliCage, dimana hasil akhirnya berupa grafik pada setiap parameter uji dan analisis statistik (TSE, 2013).

Tempatmakan Botol minum

Mencit ±16 ekor

Sudut pembelajaran

(a) (b)

Gambar 1.1. (a). bagian bagian dasar dari IntelliCage (b) rincian bagian sudut pembelajaran (corner)

(a) (b)

Gambar 1.2. (a). 1. Serial kabel sebagai penghubung IntelliCage ke PC, 2. Micro-prosessor

(b). 1. Botol yang berisi minuman untuk mencit, 2. Saluran semburan angin, 3.

Gambar

Gambar 1.1. (a). bagian bagian dasar dari IntelliCage (b) rincian bagian sudut pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Asahi Denso Indonesia data-data karyawan dapat diketahui melalui Surat Keputusan Penggajian, Kartu Waktu Hadir, Kartu Waktu Lembur, Rekap Waktu Hadir, Rekap Waktu Lembur, Rincian

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT.METRODATA ELECTRONICS,TBK. Lincoln Octavian, Early Armein,

[r]

Beberapa waktu yang lalu telah ditemukan beberapa bahasa pemrograman baru, diantaranya adalah Digital Mars DMD (D). Digital Mars DMD (D) atau yang sering disebut dengan Bahasa

[r]

Karena adanya J2ME, yang memungkinkan bagi para pengembang untuk bisa membuat aplikasi Media Player yang multi platform, yang dapat diimplementasikan pada berbagai merek

[r]