• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Kimia dan Fungsional Tepung Biji Durian Termodifikasi (Durio zibethinus Murr)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Kimia dan Fungsional Tepung Biji Durian Termodifikasi (Durio zibethinus Murr)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Manfaat Durian

Pengembangan tanaman durian secara intensif dan komersial selain

merupakan upaya pelestarian plasma nuftah buah tropis, juga bermanfaat bagi

peningkatan kualitas lingkungan dan tatanan kehidupan manusia. Batang pohon

durian yang sudah tidak produktif dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan atau

kayu bakar. Bagian utama dari tanaman durian yang mempunyai nilai ekonomi dan

sosial yang cukup tinggi adalah buah (Rukmana, 1996).

Manfaat durian selain sebagai makanan buah segar dan olahan lainnya,

terdapat manfaat dari bagian lainnya yaitu,

- Tanamannya sebagai pencegah erosi di lahan-lahan miring

- Batangnya untuk bahan bangunan / perkakas rumah tangga. Kayu durian

setaraf dengan kayu sengon sebab kayunya cenderung lurus.

- Bijinya yang memiliki kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagai

alternative pengganti makanan (dapat dibuat bubur yang dicampur daging

buahnya).

- Kulitnya dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus, dengan cara dijemur

sampai kering dan dibakar sampai halus (Warintek, 2007).

Biji durian juga banyak mengandung zat-zat gizi seperti lemak, protein,

karbohidrat dan lain-lain, untuk memperjelas zat yang dikandung oleh biji buah

(2)

Tabel 1. Komposisi kimia biji durian

Komponen Biji segar dalam 100 g bahan

Michael J . Brown, Durio – A Bibliographic Review, 1997

Tepung Terigu

Tepung terigu merupakan tepung yang berbahan dasar biji gandum (Triticum

vulgare) yang telah digiling. Kelebihan tepung terigu dibandingkan dengan jenis

serealia lainnya ialah memiliki gluten. Biasanya mutu tepung terigu yang

dikehendaki yaitu memiliki kadar air 14%, kadar protein 8-12%, kadar abu

0,25-0,60%, dan gluten basah 24-36% (Astawan, 2004). Tepung terigu mempunyai

peranan penting dalam pembentukan struktur, sebagai sumber protein dan sumber

karbohidrat. Kandungan protein tepung terigu yang berperan adalah gluten. Gluten

dibentuk dari gliadin dan glutenin. Protein tepung terigu yang digunakan dalam

pembuatan mi dan roti harus dalam jumlah yang cukup tinggi agar mi yang

dihasilkan elastis dan tahan terhadap penarikan sewaktu proses produksinya

(Rustandi, 2011).

(3)

Tabel 2. Komposisi tepung terigu per 100 g bahan

Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan R. I (1996)

Tabel 3. Syarat mutu tepung mocaf

Bahan Tambahan dalam Pembuatan Tepung Biji Durian Ragi tape

Ragi pada umumnya diproduksi oleh industri rumah tangga dengan

menggunakan metode tradisional. Bahan baku ragi tape adalah beras dan

rempah seperti bawang putih, lada, lengkuas, jeruk nipis. Jenis dan jumlah

rempah-rempah yang ditambahkan sangat beragam sehingga sangat berbeda pada

masing-masing produsen. Rempah-rempah digunakan sebagai pembangkit aroma dan

penghambat mikroba yang tidak diinginkan, atau untuk menstimulir mikroba yang

(4)

Mikroorganisme yang terdapat dalam ragi tape yaitu : Candida,

Endomycopsis, Hansenula, Amylomyses, Aspergillus, Fusarium, Mucor dan

Rhizopus. Organisme terpenting dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii

tipe calmette dan khamir Endomycopsis burtonii (Rahman, 1992).

Laru tempe

Produksi sel mikroba dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu produksi ragi

dan produksi protein sel tunggal sebagai pangan maupun pakan. Produksi sel

mikrobia yang telah berkembang di Indonesia adalah inokulum tempe dan ragi tapai

Inokulum tempe disebut juga sebagai starter tempe dan banyak pula yang menyebut

dengan laru tempe. Meskipun dalam istilah ilmiah ragi dimaksudkan sebagai

inokulum untuk pembuatan tapai, tetapi di kalangan masyarakat umumnya laru

tempe diartikan sebagai agensia pengubah suatu bahan menjadi produk melalui

proses fermentasi ( Hidayat, dkk, 2006).

Mikroorganisme yang terdapat pada laru tempe yaitu : Rhizopus oligosporus

dikenal sebagai jamur tempe, mempunyai sifat yang menguntungkan karena selain

bersifat proteolitik dan lipolitik juga mampu menghasilkan zat antibiotika terhadap

bakteri-bakteri gram negatif yang bersifat patogen. Rhizopus oryzae bersifat

amilolitik juga terdapat pada fermentasi kecap. Rhizopus arrhizus bersifat pektolitik

dan selulolitik juga membantu proses fermentasi oncom hitam dan putih (Kuswanto

dan Sudarmadji, 1988).

Tahap Pengolahan Biji Durian Sortasi

Sortasi dan pengolahan mutu sangat diperlukan untuk menggolongkan buah

(5)

adalah klasifikasi komoditi dan kelompok menurut standart yang komersial dapat

diterima (Satuhu, 1996).

Sifat- sifat seperti berat jenis atau kandungan zat kering yang tinggi, tekstur,

warna, kandungan gula rendah, terutama gula –gula pereduksi, tingkat kemasakan yang lanjut, relatif bebas dari penyakit-penyakit, dan kehilangan-kehilangan akibat

pengupasan yang rendah merupakan sifat–sifat utama yang penting untuk pengolahan (Pantastico, 1993).

Pengukusan

Biji durian diblansing pada suhu 80°C selama 10 menit. Tujuannya adalah

untuk menonaktifkan enzim yang bekerja pada durian, membunuh mikroba dan

diharapkan warna dan tekstur yang diperolah seragam serta mengeluarkan gas yang

ada dalam buah durian sehingga memudahkan pengeringan

(Susanto dan Saneto, 1994).

Blansing dilakukan terutama menginaktifkan enzim-enzim di dalam bahan

pangan, diantaranya enzim yang paling tahan panas dalam sayuran dan

buah-buahan. Perlakuan blansing praktis selalu dilakukan karena jika bahan pangan

dibekukan tidak dapat menghambat keaktifan enzim secara sempurna. Blansing

dipengaruhi panas yang diberikan sehingga dapat mematikan mikrobia

(Winarno, dkk. 1980).

Blansing dapat dilakukan dengan pencelupan bahan yang akan diolah ke

dalam air panas dengan suhu 82-100°C atau dengan pengukusan. Lama perlakuan

blansing tergantung pada jenis komoditi, tebal irisan dan jumlah bahan. Pada

(6)

diperlukan. Jenis buah yang berdaging buah padat membutuhkan waktu blansing

lebih lama dari buah yang dagingnya banyak mengandung air (Sahutu, 1996).

Pengupasan

Bentuk dan ukuran yang seragam perlu untuk pengupasan dan pemangkasan

yang efisien, terutama bila digunakan pengupasan dengan pemarutan. Adanya bagian

– bagian yang busuk, luka –luka pada permukaan dan bagian yang memar menambah besarnya kehilangan pada pemangkasan untuk kebersihan dan keseragaman bentuk

(Pantastico, 1993).

Pengirisan

Proses pengirisan dilakukan dengan manual, menggunakan alat pengiris yang

sederhana yang dapat diatur untuk ketebalan yang dikehendaki ( 1 sampai 1.5 mm ).

Ukuran pengirisan tergantung pada keseragaman dan ketebalan irisan dan

pengalaman para pekerja. Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa bahan yang

lebih besar digemari, karena membuat proses pengirisan menjadi lebih mudah

(Adiyoga, dkk. 1999).

Dalam proses pemotongan digunakan pisau stainless steel dan hasil potongan

segera dimasukkan ke dalam air. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari

terjadinya proses pencoklatan. Setelah dipotong dengan ukuran 1 – 2 mm, dilanjutkan dengan perendaman dalam larutan Na-metabisulfit. Hal ini dimasukkan

untuk menghindari terjadinya proses pencoklatan (Susanto dan Saneto, 1994).

Dikehendaki untuk menghasilkan ketebalan irisan yang seragam dengan

permukaan yang licin. Irisan dengan ketebalan yang tidak merata hampir tidak

mungkin untuk masak. Irisan dengan permukaan yang kasar dan pecah dapat

(7)

(Talburt dan Smith, 1987).

Fermentasi

Fermentasi bahan pangan adalah sebagai hasil kegiatan beberapa jenis

mikroorganisme baik bakteri, khamir, dan kapang. Mikroorganisme yang

memfermentasi bahan pangan dapat menghasilkan perubahan yang menguntungkan

seperti produk-produkfermentasi yang diinginkan dan perubahan yang merugikan

seperti kerusakan bahan pangan (Suprihatin, 2010) .

Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba penyebab

fermentasi pada substrat organik yang sesuai. Terjadinya fermentasi ini dapat

menyebabkan perubahan sifat bahan pangan sebagai akibat dari pemecahan

kandungan-kandungan bahan pangan (Winarno etal., 1980).).

Pada ragi tapai tradisional mengandung beberapa jenis khamir didalamnya,

diantaranya Candida, Saccharomyces, Rhizopus dan Mucor (Kuswanto dan

Sudarmadji, 1989). Laru tempe merupakan jenis kapang dari Rhizopus oligosporus

yang menjadi bakal fermentasi dalam pembuatan tempe (Wikipedia, 2011).

Pencucian

Adanya bahan asing yang menempel pada permukaan bahan menyebabkan

penampilan bahan kotor dan tidak menarik. Bahan asing ini dapat berupa tanah,

debu, pasir serangga atau bahan lainnya. Pencucian bahan dapa dilakukan dengan

menggunakan bak pencuci. Air yang digunakan untuk mencuci harus bersih (Satuhu,

1996).

Pengeringan

(8)

kegiatan bakteria. Dalam bahan-bahan pangan yang telah dikeringkan, nilai gizi

meningkat untuk zat–zat makanan yang tahan terhadap panas, cahaya dan pengaruh udara dalam jangka waktu lama (Harper, dkk. 1986).

Keuntungan pengeringan adalah bahan menjadi lebih awet dan volume bahan

menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan

dan pengepakan, berat bahan juga menjadi berkurang sehingga memudahkan

transport, dengan demikian diharapkan biaya produksi menjadi lebih murah. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengeringan terutama adalah luas permukaan benda,

suhu pengeringan, aliran udara, tekanan uap di udara, dan waktu pengeringan

(Winarno, 1993).

Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan mengeringkan bahan

dalam oven pada suhu 105 – 110 °C selama 3 jam atau sampai didapat berat yang konstan. Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah banyaknya air yang

diuapkan (Winarno, 1997).

Pengemasan

Pengemasan merupakan salah satu cara untuk melindungi atau mengawetkan

produk pangan maupun non–pangan. Kemasan adalah suatu wadah atau tempat yang digunakan untuk mengemas suatu produk yang dilengkapi dengan label atau

keterangan–keterangan termasuk beberapa manfaat dari isi kemasan. Pengemasan mempunyai peranan dan fungsi yang penting dalam menunjang distribusi produk

terutama yang mudah mengalami kerusakan (Susanto dan Saneto, 1994).

Kemasan plastik memiliki beberapa keunggulan karena sifatnya yang kuat,

(9)

zat – zat monomer dan molekul kecil lain dari plastik melakukan migrasi ke dalam makanan yang dikemas (Winarno, 1997).

Dalam memilih bentuk dan bahan kemasan yang akan digunakan agar

memenuhi syarat sehingga dapat berfungsi dengan baik, maka diperlukan beberapa

pertimbangan antara lain : tidak toksik (tidak beracun), harus cocok dengan bahan

yang dikemas, sanitasi dan syarat – syarat kesehatan terjamin, dapat mencegah pemalsuan, kemudahan membuka dan menutup, kemudahan dan keamanan dalam

mengeluarkan isi, kemudahan pembuangan kemasan bekas, ukuran, bentuk dan

berat, penampilan dan pencetakan, biaya rendah dan syarat khusus (Susanto dan

Gambar

Tabel 1. Komposisi kimia biji durian
Tabel 2. Komposisi tepung terigu per 100 g bahan

Referensi

Dokumen terkait

Service quality adalah suatu instrumen yang digunakan oleh pelanggan untuk menilai pelayanan atau jasa yang diberikan oleh perusahaan.. Kotler (2006) mengatakan

Revisi program sesuai dengan kekurangan- kekurangan Penerapan Aplikasi Sistem Informasi Sosial Network sebagai media komunikasi dan promosi pada SMP

Allah q berfirman, “Wahai para Rasul, makanlah dari segala sesuatu yang baik dan kerjakanlah (ama)l shalih.” Dan firman Allah q , “Wahai orang-orang yang beriman,

dalam penggunaan pupuk dan pestisida dan dapat menyesuaikan penggunaan pupuk dan pestisida mereka dengan petani yang sudah efisien agar usahataninya bisa berjalan secara

[r]

1.997.498.828,43 (satu milyar sembilan ratus sembilan puluh tujuh juta empat ratus sembilan puluh delapan ribu delapan ratus dua puluh delapan rupiah empat puluh tiga perseratus

Jadi, yang dimaksud dengan Bluetooth seacara umum adalah sebuah teknologi komunikasi wireless (tanpa kabel) yang beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 GHz unlicensed ISM

Several machines learning algorithms (i.e. Multilayer Perceptron, Support Vector Machine, Naïve Bayes, Bayes Net, Random Forest, J48, and Random Tree) have been used for