• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM (3)"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM Oleh: Muhammad Rozali

A. Latar Belakang

Madrasah merupakan salah satu institusi sosial yang memiliki peran strategis dalam pembinaan kepribadian anak. Di dalam madrasah terjadi proses pembudayaan bagi anak-anak (akulturasi). Transformasi kebudayaan berlangsung melalui pembelajaran sesuai kurikulum yang berisikan berbagai bidang ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.1 Fungsi pendidikan sebagai institusi sosial yang menjamin kelangsungan hidup generasi muda suatu bangsa. Baik pendidikan di madrasah, keluarga maupun di masyarakat pada intinya untuk mengalihkan, dan mengembangkan kebudayaan agar kehidupan masyarakat survive sesuai dengan cita-cita bangsanya.2

Belakangan ini madrasah mengalami perkembangan yang sangat menggembirakan. Ini ditandai dengan beberapa hal, yaitu pertama, madrasah saat ini sudah menjadi sub sistem pendidikan nasional. Artinya, politik pendidikan di Negara ini memperhatikan dan memberikan ruang terhadap upaya-upaya pengembangan madrasah dan pengakuan atas kesetaraan kedudukan dalam sistem pendidikan nasional. Berbagai kebijakan pengembangan madrasah bisa kita lihat dengan adanya Madrasah Wajib Belajar (MWB), program penegerian madrasah, SKB 3 Menteri, UUSPN tahun 1989, pengembangan madrasah model dan MA keagamaan dan akhir-akhir ini pengembangan madrasah unggulan.3Kedua, animo masyarakat terhadap lembaga pendidikan madrasah semakin hari semakin meningkat.4 Hal ini dibuktikan dengan banyaknya para orang tua memasukkan anak-anaknya ke madrasah.

Perkembangan madrasah ini tentu saja menjadi angin segar bagi masyarakat Muslim pada khususnya. Madrasah diharapkan mampu memainkan

1 Maksum, Madrasah; sejarah dan perkembangannya (Jakarta: logos, 1999), h. 90. 2 Khozin, Jejak-Jejak Pendidikan Islam (Malang: UMM Press, 2006), h. 12.

3 PP. No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

(2)

peranan dalam kehidupan yang mengalami perubahan. Pendidikan madrasah harus mampu membekali pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik agar bisa menghadapi tantangan zaman.5 Dengan terlaksananya manajemen yang baik, maka kualitas lulusan kelas unggulan akan tercapai dengan memuaskan dan baik pula. Dalam konteks ini, diperlukan penerapan fungsi-fungsi manajemen yang memungkinkan program pengajaran berjalan dengan baik, sehingga berbasis pada kompetensi dan bermuara kepada kualitas pelayanan yang baik dan kualitas lulusan madrasah yang dibanggakan. Para manajer pendidikan mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dan pekerjaan dari sejumlah orang yang terlibat dalam proses manajerial secara profesional. Untuk itu setiap pengelola pendidikan harus menyadari bahwa keterampilan manajerial sangat penting artinya dalam memajukan madrasah terutama meningkatkan produktivitas pendidikan.

Bergulirnya kebijakan otonomi bidang pendidikan merupakan peluang bagi pemberdayaan lembaga pendidikan. Hal ini memberikan peluang bagi restrukturisasi lembaga pendidikan, baik bidang manajemen maupun kurikulum. Pelaksanaan otonomi pendidikan yang paling pokok adalah terletak pada pemberian otonomi kepada pengelola lembaga pendidikan. Isu pendidikan nasional yang berkaitan dengan kualitas atau mutu, banyak direspon para pengelola pendidikan sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya dalam mengelola lembaga pendidikannya. Maka penerapan sistem manajemen sangat menentukan arah perbaikan sebuah lembaga pendidikan, khususnya peningkatan kualitas pembelajaran semakin diberikannya otonomi, namun sejurus dengan kebijakan yang telah digulirkan pada tataran realitasnya cara pimpinan lembaga pendidikan merespon kebijakan Pendidikan Nasional ini sangat beragam dan cenderung lamban, terutama dalam sistem manajemen yang belum sepenuhnya berorientasi pada peningkatan kualitas, masih sukarnya madrasah dalam meningkatkan pembiayaan, kecilnya dukungan masyarakat, banyaknya pengaruh lingkungan bagi pembinaan kesiswaan, target pelaksanaan kurikulum yang terlalu berat, pembinaan personil guru cenderung masih kurang, karena rendahnya biaya

(3)

pendidikan. Jika di pahami lebih mendalam, pengelolaan organisasi pendidikan sesungguhnya tidak boleh asal-asalan, karena kehadiran organisasi pendidikan merupakan tuntutan moderenisasi, kemajuan sains dan teknologi dalam rangka mengoptimalkan pembinaan potensi pribadi manusia sebagai makhluk yang berbudaya.6

Berkaitan dengan program kelas unggulan, di satu sisi memiliki beberapa kelebihan, tapi di sisi lain juga tidak lepas dari kelemahan. Oleh karena itu, penulis berupaya melakukan peninjauan terhadap pelaksanaan manajemen pendidikan program kelas unggulan di MTs Negeri 2 Medan. Apakah program kelas unggulan sudah sejalan dengan makna filosofis pendidikan ataukah malah bertentangan, sehingga pengembangan madrasah unggulan malah bersifat kontra produktif. Untuk mengetahui program kelas unggulan ini berjalan atau tidak bisa dilihat dari pelaksanaan manajemen pendidikannya, yang akan menjadi pembahasan pada makalah ini.

B. Rumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang berkaitan dengan latar belakang pembahasan:

1. Bagaimana perencanaan pendidikan program kelas unggulan di MTs Negeri 2 Medan?

2. Bagaimana pengorganisasian sumber daya program kelas unggulan di MTs Negeri 2 Medan?

3. Bagaimana pelaksanaan rencana pendidikan program kelas unggulan di MTs Negeri 2 Medan?

4. Bagaimana pengawasan pendidikan program kelas unggulan di MTs Negeri 2 Medan?

(4)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah penelitian yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan perencanaan pendidikan program kelas unggulan di MTs Negeri 2 Medan.

2. Mendeskripsikan pengorganisasian sumber daya program kelas unggulan di MTs Negeri 2 Medan.

3. Mendeskripsikan pelaksanaan rencana pendidikan program kelas unggulan di MTs Negeri 2 Medan.

4. Mendeskripsikan pengawasan pendidikan program kelas unggulan di MTs Negeri 2 Medan.

D. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat: 1. Secara Teoretis

a. Untuk menambah khazanah pengetahuan tentang perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pelaksanaan manajemen pendidikan di madrasah.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam rangka pengembangan penelitian di berbagai institusi. c. Pengembangan keilmuan bagi peneliti, khususnya dalam

melakukan penelitian pelaksanaan manajemen pendidikan madrasah dalam meningkatkan mutu lulusan.

2. Secara Praktis

a. Kepala MTs Negeri 2 Medan dalam mengevaluasi pelaksanaan manajemen pendidikan, sehingga dapat diperbaiki berbagai kelemahan yang ada untuk kemajuan di masa depan.

(5)

pendidikan sehingga pada masa yang akan datang dapat meningkatkan mutu lulusan MTs Negeri 2 Medan.

(6)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Manajemen Pendidikan Program Kelas Unggulan 1.Pengertian Pendidikan Program Kelas Unggulan

Pada dasarnya program kelas unggulan menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang ditulis kembali oleh Supriyono adalah ”suatu kelas yang dikembangkan untuk mencapai keunggulan dalam proses dan hasil pendidikan”.7 Selanjutnya program kelas unggulan dapat diartikan sebagai kelas yang menyediakan program pelayanan khusus bagi peserta didik dengan cara mengembangkan bakat dan kreativitas yang dimilikinya untuk memenuhi kebutuhan pesertta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

Dari pengertian tersebut, maka dapat diartikan adanya pengelompokkan kepada kelas tertentu bagi siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dibandingkan teman yang lainnya. Penyelenggaraan kelas unggulan tersebut telah menimbulkan pro dan kontra di dalam masyarakat. Pendapat yang kontra dengan munculnya program kelas unggulan beranggapan bahwa dengan kelas unggulan dikhawatirkan menimbulkan dampak negatif pada peserta didik. Sebagian masyarakat beranggapan dengan keberadaan kelas unggulan berarti memisahkan anak dari kehidupan alamiah yang ada di sekelilingnya sehingga akan mengalami keterlambatan dalam bersosialisasi.

Terlepas dari pro dan kontra mengenai keberadaan kelas unggulan oleh para ahli di atas, secara umum penyelenggaraan kelas unggulan memang belum ada keseragaman antara sekolah yang satu dengan yang lainnya. Namun, satu hal yang menjadi acuan pokok dalam penyelenggaraan pendidikan adalah setiap siswa merupakan pribadi yang unik dan memiliki keberagaman kemampuan, oleh karena itu, diperlukan adanya perlakuan berbeda atas

(7)

perbedaan kemampuan siswa tersebut agar kemampuan yang dimiliki dapat tersalurkan sesuai dengan bakat yang dimilikinya.

Dalam kaitan dengan pelaksanaan kelas unggulan tersebut, setiap mata pelajaran yang ada di dalamnya harus diberikan secara intensif/sungguh-sungguh kepada siswa, tidak terkecuali dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam merupakan suatu sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh umat manusia dalam rangka meningkatkan penghayatan dan pengalaman agama dalam kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara. Menurut Marimba:

Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian yang lain seringkali beliau mengatakan kepribadian utama tersebut dengan istilah Kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.8

Berpijak dari tujuan mulia dari pendidikan Islam ini, maka sangat dimungkinkan pelaksanaan Pendidikan Agama khususnya agama Islam bukan lagi menjadi anak tiri tetapi Pendidikan Agama Islam menjadi motor serta kemudi terhadap pendidikan yang lainnya.

Program kelas unggulan merupakan program kelas yang dikemas berbeda dari kelas regular pada umumnya. Program ini dilaksanakan oleh MTs Negeri 2 Medan dalam rangka upaya peningkatan mutu pendidikan seiring dengan semakin cepat persaingan lembaga pendidikan dalam memberikan perubahan di dalam tubuh pendidikan. Di kelas unggulan inilah siswa ditempa dengan berbagai kegiatan yang bertujuan meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Mereka dibina dengan program-program terstruktur untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

(8)

2. Tujuan Manajemen Kelas Unggulan

Untuk melayani kebutuhan anak berbakat perlu diusahakan pendidikan yang berdiferensiasi yaitu yang memberikan pengalaman pendidikan dengan disesuaikan minat, bakat dan kemampuan intelektual siswa. Keberbakatan tidak akan muncul apabila kegiatan pembelajaran terlalu mudah dan tidak mengandung tantangan bagi anak berbakat sehingga kemampuan mereka yang unggul tidak akan tampil.9 Anak-anak berbakat membutuhkan perhatian khusus agar dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi untuk mewujudkan bakat-bakatnya yang unggul. Istilah “diferensiasi” dalam pengertian kurikulum berdiferensiasi menunjuk pada kurikulum yang tidak berlaku umum, melainkan dirancang khusus untuk kebutuhan tumbuh kembang bakat tertentu. Kurikulum berdiferensiasi adalah sebuah kurikulum yang dirancang secara khusus untuk melayani anak-anak berbakat unggul dengan program pendidikan yang dipercepat, diperluas dan diperdalam yang memberi keleluasaan gerak pada anak berbakat unggul untuk belajar sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan masing-masing.

Pengembangan kurikulum berdiferensiasi terutama menunjuk suatu kebutuhan berkenaan dengan tumbuh kembangnya kreativitas seseorang. Berbeda dengan kurikulum reguler yang berlaku bagi semua siswa, kurikulum berdiferensiasi bertujuan untuk menampung pendidikan berbagai kelompok belajar, termasuk kelompok siswa berbakat. Melalui program khusus, siswa berbakat akan memperoleh pengayaan (enrichment) dari materi pelajaran, proses belajar, dan produk belajar. Isi pelajaran yang menunjuk pada konsep dan proses kognitif tingkat tinggi, strategi tingkat instruksional yang akomodatif dengan gaya belajar anak berbakat, dan rencana yang memfasilitasi kinerja siswa. Untuk menerapkan kurikulum yang tepat bagi anak berbakat, harus memperhatikan penerjemahan prinsip-prinsip teori kedalam praktek secara holistik sedemikian rupa sehingga pendidikan anak berbakat menjadi lengkap.

(9)

3. Fungsi Manajemen Kelas Unggulan

Kegiatan manajemen sangat luas, sebab dimulai dari bagaimana menentukan arah masa depan, menciptakan kegiatan-kegiatan, mendorong terbinannya kerja sama antara sesama, serta mengawasi kegiatan dalam mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan beberapa langkah diantaranya:

a. Perencanaan

Perencanaan merupakan tindakan awal dalam aktivitas pada setiap organisasi. Karena itu, perencanaan akan menentukan adanya perbedaan kinerja satu organisasi dengan organisasi lain dalam pelaksanaan rencana untuk mencapai tujuan. Perencanaan merupakan proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan. Berarti di dalam perencanaan akan ditentukan apa yang akan dicapai dengan membuat rencana dan cara-cara melakukan rencana untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Terdapat tiga unsur pokok dalam kegiatan perencanaan yaitu: (1) pengumpulan data, (2) analisis fakta dan, (3) penyusunan rencana yang konkrit.

Dalam perencanaan ada tujuan khusus, tujuan tersebut secara khusus sunguh-sungguh dituliskan dan dapat diperoleh semua anggota organisasi. Perencanaan mencakup periode tahun tertentu. Jelasnya, ada tindakan program khusus untuk mencapai tujuan ini, karena memiliki kejelasan pengertian sebagai bagian yang mereka inginkan. Perencanaan adalah suatu rangkaian tindakan yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan perencanaan disusun berbagai visi, misi, strategi, tujuan dan sasaran organisasi yang pada tingkat awal menggunakan pengambilan keputusan (decision making) yang juga merupakan inti dari manajemen.

(10)

dan siapa yang akan melakukan kegiatan tersebut. Akan tetapi sebelum sampai pada langkah-langkah ini diperlukan data dan informasi yang cukup serta analisis untuk menetapkan rencana yang konkrit sesuai kebutuhan organisasi.

Sementara menurut Siagian suatu proses perencanaan harus dapat menjawab lima pertanyaan pokok, yaitu:

(1) apa yang akan dikerjakan dalam satu kurun waktu tertentu? (2) siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan dan kepada siapa bertanggung jawab? (3) prosedur, mekanisme dan metode kerja yang bagaimana yang akan diberlakukan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut agar terintegrasi dengan baik? (4) adakah penjadwalan kegiatan yang jelas dan harus ditaati? (5) apa alasan yang benar-benar dipertanggung jawabkan tentang mengapa berbagai kegiatan harus dilaksanakan?10

Menurut Winardi, fungsi perencanaan mencakup aktivitas-aktivitas manajerial yang mendeterminasi sasaran-sasaran dan alat-alat yang tepat untuk mencapai sasaran-saran tersebut. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa elemen-elemen perencanaan itu terdiri dari: (1) sasaran-sasaran, (2) tindakan-tindakan, (3) sumber-sumber daya, dan (4) implementasi.11 Perencanaan telah berkembang sebagai hasil dari banyak perubahan-perubahan penting baik dalam lingkungan tertentu organisasi harus bekerja maupun dalam kegiatan internal organisasi. Perencanaan di masa depan menjadi kegiatan manajer yang meningkat kepentingannya dalam industri, sosial dan lingkungan politik berkembang semakin kompleks dan semakin besar menekankan fungsi perencanaan akibat banyak ketidakpastian di masa depan.

10 Sondang. P. Siagian, Filsafat

Administrasi (Jakarta: Gunung Agung, 1985), h. 70.

11 Winardi, Dasar-Dasar

(11)

Perencanaan dapat membangun usaha-usaha koordinatif. Memberikan arah kepada para manajer dan pegawai tentang apa yang akan dilakukan. Bila setiap orang mengetahui di mana organisasi berada dan apa yang diharapkan memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan, maka akan meningkat koordinasi, kerja sama dan tim kerja. Konsep tentang sistem dalam perencanaan memerlukan pandangan organisasi sebagai suatu integrasi dari berbagai macam sub sistem pembuatan keputusan. Fungsi utama perencanaan manajemen puncak adalah salah satu rancangan sistem mencakup: (1) penetapan tujuan, sasaran, kebijakan, prosedur-prosedur dan hubungan organisasi di atas landasan sistematis untuk pedoman pembuatan keputusan dan perencanaan pada berbagai macam tingkatan organisasi, dan (2) pengaturan bagi rangkaian informasi ke dan dari pusat-pusat perencanaan ini.

(12)

Akhirnya sasaran yang terlalu mudah mencapainya memberikan kepuasan yang sedikit bila dicapai. Sementara di lain pihak, sasaran yang tidak tercapai adalah lebih membuat pekerjaan frustasi dari pada mendorong mereka. Karena itu, sasaran harus menantang tetapi dapat dicapai. Sasaran dikembangkan pada setiap level manajemen.

b. Pengorganisasian Sumber Daya

Organisasi dalam bentuk apapun pada dasarnya terdiri dari sumber daya, proses manajemen yang jelas dan tujuan organisasi. Seluruh sumber daya yang dimiliki organisasi tersebut dimanfaatkan dalam proses manajemen secara terintegrasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Pengorganisasian sumber daya merupakan fungsi manajemen yang kedua dan merupakan langkah strategis untuk mewujudkan suatu rencana organisasi. Menurut Winardi pengorganisasian ialah suatu proses di mana pekerjaan yang ada dibagi dalam komponen-komponen yang dapat ditangani dan aktivitas-aktivitas mengkoordinasikan hasil yang dicapai untuk mencapai tujuan tertentu.12

Sejalan dengan pendapat di atas, pengorganisasian merupakan usaha penciptaan hubungan tugas yang jelas antara personalia, sehingga dengan demikian setiap orang dapat bekerja bersama-sama dalam kondisi yang baik untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Pengorganisasian yang dilaksanakan para manajer secara efektif, akan dapat: 1). menjelaskan siapa yang akan melakukan apa; 2). menjelaskan siapa memimpin siapa; 3). menjelaskan saluran-saluran komunikasi; 4). memusatkan sumber-sumber data terhadap sasaran-sasaran.13

Setiap lembaga pendidikan memerlukan pengorganisasian sumber daya manusia agar organisasinya dapat berjalan secara sistematis dan efisien. Walaupun pada kenyataannya, masih banyak lembaga pendidikan yang belum mengembangkan sistem pengorganisasian sumber daya manusia yang komprehensif, padahal pengorganisasian sumber daya

(13)

manusia merupakan sesuatu yang penting dalam organisasi untuk menanggapi dengan baik dan tepat perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal organisasi. Daya adaptabilitas organisasi pada perubahan lingkungan eksternal dapat dikembangkan melalui peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya yang ada. Pengembangan sumber daya bermakna perwujudan tanggung jawab sosial suatu organisasi.

Dalam menjalankan kegiatan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan, maka lembaga pendidikan harus memiliki pola pengembangan sistem pengorganisasian sumber daya. Oleh karena itu, dalam menjawab berbagai tantangan perubahan pada lingkungan internal dan eksternal lembaga pendidikan, pengorganisasian sumber daya harus dilaksanakan dengan cara yang berkesinambungan.

c. Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan rencana merupakan kegiatan nyata yang dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan kemampuan pendidik. Kegiatan pelaksanaan rencana merupakan kegiatan pemberian bantuan dari supervisor kepada pendidik, agar dapat terlaksana dengan efektif pelaksanaannya harus sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan dan ada follow up untuk melihat keberhasilan proses dan hasil pelaksanaan manajemen.

Pada akhirnya manajer menyimpulkan hasil dengan melihat keinginan yang sebenarnya dicapai, kemudian menentukan bersama rencana menajerial yang akan datang baik berupa dorongan untuk meningkatkan hal-hal yang belum dikuasai pada tahap sebelumnya (proses belajar mengajar yang telah dilakukan) maupun keterampilan-ketrampilan yang perlu disempurnakan.

d. Pengawasan

(14)

dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.14

Dengan pengawasan diharapkan penyimpangan dalam berbagai hal dapat dihindari sehingga tujuan dapat tercapai. Apa yang direncanakan dijalankan dengan benar sesuai hasil musyawarah dan pendayagunaan sumber daya material akan mendukung terwujudnya tujuan organisasi. Pengawasan dimaknai sebagai segala aktivitas untuk menjamin pencapaian tujuan sebagaimana direncakan dan pemeriksaan terhadap adanya penyimpangan menjadi hakekat pengawasan. Pengawasan ini dapat dilakukan secara langsung maupun pengawasan tidak langsung.

Proses pengawasan yang akan menjamin standar bagi pencapaian tujuan merupakan usaha yang sistematis dalam menentukan apa yang telah dicapai yang mengarah kepada penilaian kinerja dan pentingnya mengkoreksi atau mengukur kinerja yang didasarkan pada rencana-rencana yang ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya Siagian berpendapat bahwa sasaran pengawasan adalah untuk menjamin hal-hal berikut:

(1)kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan terselenggara sesuai dengan jiwa dan semangat kebijaksanaan dan strategi dimaksud, (2) anggaran yang tersedia untuk menghidupi berbagai kegiatan organisasi benar-benar dipergunakan untuk melakukan kegiatan tersebut secara efisien dan efektif, (3) para anggota organisasi benar-benar berorientasi kepada berlangsungnya hidup dan kemajuan organisasi sebagai keseluruhan dan bukan kepada kepentingan individu yang sesungguhnya ditempatkan di bawah kepentingan organisasi, (4) penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana kerja sedemikian rupa sehingga organisasi memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana tersebut, (5) standar mutu hasil pekerjaan terpenuhi semaksimal mungkin, dan (6) Prosedur kerja ditaati oleh semua pihak.15

(15)

Pengawasan menjadi sangat strategis apabila setiap orang menyadari betapa pentingnya hal tersebut agar tidak terjadinya penyimpangan. Pengawasan yang dibuat dalam fungsi manajemen sebenarnya merupakan strategi untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan dari segi pendekatan rasional terhadap keberadaan jumlah dan kualitas bahan, uang, staf, peralatan, faslititas, dan informasi, demikian pula pengawasan terhadap aktivitas (penjadwalan dan ketepatan pelaksanaan kegiatan organisasi), sedangkan yang lain adalah pengawasan terhadap standar produk yang diinginkan.

C. Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan, mengenai pelaksanaan manajemen pendidikan program kelas unggulan di MTs Negeri 2 Medan, maka penulis merasa perlu untuk mengajukan kerangka pikir penelitian untuk memberikan arah penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 1 : Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan pada gambar kerangka pikir di atas dapat dijelaskan bahwa manajemen pendidikan hendaknya berlangsung pada tahapan-tahapan yang runtut,

Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Kelas Program

Unggulan di Mts Negeri 2 Medan

Peningkatan Mutu Lulusan

Pengawasan Manajemen Pelaksanaan Rencana

Pengorganisasian Sumber Daya

(16)

yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang kesemuanya memungkinkan terlaksananya manajemen pendidikan program kelas unggulan di MTs Negeri 2 Medan.

D. Penelitian Yang Relevan

Dari observasi yang penulis lakukan di MTsN 2 Medan, penelitian tentang Pelaksanaan Manajemen Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Lulusan di MTsN 2 Medan, belum pernah dilakukan.

Namun setelah dilakukan studi kepustakaan terdapat beberapa judul penelitian yang mirip, diantaranya:

1. Abdul Mukmin Dalimunthe, dengan judul: Pelaksanaan Manajemen Pendidikan di MAN 1 Medan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam rangka mengungkapkan secara mendalam data dan fakta tentang pelaksanaan manajemen pendidikan di MAN 1 Medan.

2. Warhamni, dengan judul: Manajemen Pembelajaran Kecakapan Hidup

(Life Skill) dalam Peningkatan Mutu Lulusan di Madrasah Aliyah Swasta al-Ittihadiyah Medan. Penelitian difokuskan pada upaya manajerial yang dilakukan pihak lembaga, yang dalam hal ini adalah stakeholder Madrasah Aliyah Swata al-Ittihadiyah Medan dan masyarakat/orang tua siswa dalam menerapkan program pendidikan kecakapan hidup dalam meningkatkan mutu lulusan terutama mereka yang tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian non hipotesis, sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.16 Hal itu didasarkan pada maksud untuk mendeskripsikan perilaku informan yaitu Kepala Madrasah, pendidik dan siswa-siswi sesuai situasi sosial yang ada. Penelitian kualitatif dilaksanakan untuk membangun pengetahuan melalui pemahaman dan penemuan. Sebagaimana dijelaskan oleh Nasution bahwa:

Penelitian kualitatif pada hakikatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha mengalami bahasa tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Untuk itu peneliti harus turun kelapangan dan berada di sana dalam waktu yang cukup lama. Apa yang dilakukan oleh peneliti kualitatif banyak persamaan dengan detektif atau mata-mata, penjelajah atau jurnalis yang juga turun ke lapangan untuk mempelajari manusia tertentu dengan mengumpulkan data yang banyak. Tentu saja yang dilakukan ilmuan lebih cermat, formal dan canggih.17

Bogdan dan Taylor, mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.18 Indikasi dari model penelitian ini yang membedakannya dengan penelitian jenis lainnya, antara lain:

(1) adanya latar alamiah; (2) manusia sebagai alat atau instrumen; (3) metode kualitatif; (4) analisis data secara induktif; (5) teori dari dasar (grounded theory); (6) deskriptif; (7) lebih mementingkan proses dari pada hasil; (8) adanya batas yang di tentukan oleh fokus; (9) adanya kriteria khusus untuk keabsahan data; (10) desain yang bersifat sementara; (11) hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.19

Karena data yang di peroleh berupa kata-kata atau tindakan, maka jenis

16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Yogyakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 245.

17 S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif (Bandung: Tarsito, 2003), h. 5. 18 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), cet. XXVII, h. 4.

(18)

penelitian yang peneliti gunakan adalah jenis penelitian deskriptif, yakni jenis penelitian yang menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, situasi atau berbagai variabel. Menurut Moleong, penelitian deskriptif merupakan penelitian yang datanya di kumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.20

Metode yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai-nilai keunggulan yang sama pada bagian tertentu dan pada bagian lain terdapat perbedaan. Pendekatan ini merupakan suatu proses penelitan dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang meneliti suatu fenomena sosial dan permasalahan manusia. Dalam hal ini, peneliti membuat suatu gambaran yang cukup lengkap, meneliti kata-kata, laporan terperinci dari pandangan responden dan melakukan studi pada situasi yang alami. Penelitian kualitatif ini dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan.

Menurut Moleong bahwa penelitian kualitatif menghasilkan deskripsi/uraian berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku para aktor yang dapat diamati dalam suatu situasi sosial.21 Dalam konteks ini peneliti berusaha memahami pelaksanaan manajemen pendidikan program kelas unggulan di MTs Negeri 2 Medan. Selanjutnya dalam mempelajari perilaku manusia diperlukan penelitian mendalam sampai ke perilaku intinya (inner behavior) secara holistik dan bertolak dari sudut pandang manusia pelakunya. Aktivitas penelitian kualitatif yang akan dilaksanakan ini memiliki ciri-ciri: 1). latar alamiah sebagai sumber data 2). peneliti adalah instrumen kunci 3). penelitian kualitatif lebih mementingkan proses dari pada hasil 4). peneliti dengan pendekatan kualitatif cenderung menganalisis data secara induktif 5). makna yang dimiliki pelaku yang mendasari tindakan-tindakan mereka merupakan aspek esensial dalam penelitian kualitatif.

Dalam menafsirkan data, atas makna perilaku informan maka digunakan penafsiran fenomenologik dengan pola maksud, tujuan dan pemaknaan. Selanjutnya Bogdan dan Biklen berpendapat bahwa penelitian kualitatif dimaksudkan untuk menemukan makna perilaku atau tema budaya yang

(19)

merupakan alasan seseorang atau kelompok dalam melakukan sesuatu perilaku sesuai latar sosial.22

Oleh karena itu, hasil studi kasus ini diharapkan dapat memberikan suatu gambaran yang utuh dan terinci dengan baik tentang pelaksanaan manajemen pendidikan program kelas unggulan di MTs Negeri 2 Medan.

B. Subjek Penelitian

Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.23 Subjek penelitian ini adalah aktor yang terlibat dalam kepengurusan program kelas unggulan di MTs Negeri 2 Medan. Kegiatan penelitian ini diarahkan pada pencarian data dari Kepala Madrasah, wakil Kepala Madrasah, ketua program kelas unggulan, bidang pendidikan, pendidik, pegawai, siswa-siswi maupun komite madrasah.

Informan adalah subjek yang diperlukan untuk memperoleh informasi dalam mengungkap kasus-kasus yang diperhatikan. Kasus dalam penelitian ini didefinisikan sebagai fenomena yang terjadi pada suatu waktu dalam lingkup (konteks) penelitian yang menjadi perhatian dan memberikan informasi penting serta diperlukan berkaitan dengan fokus dan tujuan penelitian. Penentuan informan bergantung pada unsur-usur sebelumnya dipilih menurut kaidah purposif. Karakteristik utama pemilihan informan adalah berkembang dan berkelanjutan, senantiasa disesuaikan dan diarahkan untuk mencapai kejenuhan (redudance) data. Dengan perkataan lain, pencapaian data dihentikan manakala tidak ada lagi variasi data yang muncul ke permukaan ketika peneliti melakukan pengumpulan dan analisis data.

Penelitian ini menggunakan teknik sampel bola salju (snow ball technique) atau sampel yang tidak dibatasi terlebih dahulu tetapi batasan sampel berdasarkan kecukupan informasi atau data yang diperlukan. Apabila data dan informasi yang

22Ibid.

(20)

diperoleh dari para informan tidak bervariasi lagi, maka sampel penelitian tidak perlu ditambah lagi.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam metode penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama (key instrument) dengan berpegang pada pertanyaan pokok penelitian ini: (1) Bagaimana perencanaan manajemen pendidikan program kelas unggulan di MTs Negeri 2 Medan? (2) Bagaimana pengorganisasian sumber daya program kelas unggulan di MTs Negeri 2 Medan? (3) Bagaimana pelaksanaan rencana program kelas unggulan di MTs Negeri 2? (4) Bagaimana pengawasan program kelas unggulan di MTs Negeri 2 Medan? Dengan demikian, pertanyaan penelitian ini menjadi fokus dalam pengumpulan data lapangan. Pengumpulan data selanjutnya bergerak dari fokus yang tercermin dalam keempat pertanyaan penelitian itu. Sementara itu hakikat peneliti sebagai instrumen kunci diaplikasikan dalam penggunaan teknik pengumpulan data kualitatif yang terdiri dari wawancara, observasi dan studi dokumen.

Wawancara baik yang terstruktur maupun yang tidak terstruktur terhadap para informan. Proses wawancara dilakukan dalam lima tahapan: (1) menentukan informan yang akan diwawancarai, (2) mempersiapkan kegiatan wawancara, sifat pertanyaan, alat bantu, menyesuaikan waktu dan tempat, membuat janji, (3) langkah awal, menentukan fokus permasalahan, membuat pertanyaan-pertanyaan pembuka (bersifat terbuka dan terstruktur), dan mempersiapkan catatan sementara, (4) pelaksanaan melakukan wawancara sesuai dengan persiapan yang dikerjakan, dan (5) menutup pertemuan. Dalam kesempatan ini peneliti akan melakukan wawancara dengan beberapa informan yang terlibat dalam pelaksanaan manajemen pendidikan di MTs Negeri 2 Medan seperti pengawas, Kepala Madrasah, maupun pendidik.

(21)

ruang, peralatan yang terlibat secara langsung dalam pelaksanaan manajemen pendidikan di MTs Negeri 2 Medan.

Studi dokumentasi yang dikaji dalam penelitian ini adalah suatu tulisan atau catatan yang berupa laporan, arsip, atau catatan lain, tidak dipersiapakan secara khusus untuk merespon permintaan peneliti. Dokumen yang tergolong sumber informasi dalam penelitian ini antara lain menyangkut peraturan-peraturan, kelengkapan madrasah atau hal-hal lainnya yang dianggap mendukung penelitian ini. Data yang berasal dari studi dokumentasi ini untuk selanjutnya dikelompokkan pada temuan umum maupun khusus dalam penelitian ini.

Penggunaan ketiga teknik pengumpulan data di atas didukung dengan menggunakan alat bantu berupa audio record dan kamera foto. Akan tetapi tidak ada penggunaan secara khusus, satu dan lainnya saling melengkapi.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan uraian sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data.24 Untuk itu data yang didapat kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif model interaktif: 1). reduksi data 2). penyajian data, dan 3). kesimpulan, dimana prosesnya berlangsung secara sirkuler selama penelitian berlangsung. Pada tahap awal pengumpulan data, fokus penelitian masih melebar dan belum tampak jelas, sedangkan observasi masih bersifat umum dan luas. Setelah fokus semakin jelas maka peneliti menggunakan observasi yang lebih berstruktur untuk mendapatkan data yang lebih spesifik.

1. Reduksi Data

Reduksi data yaitu, membuat abstraksi seluruh data yang diperoleh dari catatan lapangan hasil observasi, wawancara dan pengkajian dokumen. Setelah data penelitian yang diperlukan dikumpulkan, maka agar tidak bertumpuk-tumpuk dan untuk memudahkan dalam mengelompokkan serta dalam menyimpulkannya perlu dilakukan reduksi data. Miles dan Huberman

(22)

mendefinisikan reduksi data sebagai suatu proses pemilihan, memfokuskan pada penyederhanaan, pengabstrakkan dan transformasi data mentah/kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.25

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, mengungkapkan hal-hal yang penting, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak dibutuhkan dan mengorganisasikan data agar lebih sistematis sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan yang bermakna. Adapun data yang telah direduksi akan dapat memberikan gambaran yang lebih tajam tentang pelaksanaan manajemen pendidikan di MTs Negeri 2 Medan.

2. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan setelah proses reduksi, menurut Miles dan Huberman penyajian data merupakan proses pemberian sekumpulan informasi yang sudah disusun yang memungkinkan untuk penarikan kesimpulan.26 Proses penyajian data ini adalah mengungkapkan secara keseluruhan dari sekelompok data yang diperoleh agar mudah dibaca dan dipahami, yang paling sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.27

Data dapat menggambarkan bagaimana proses pelaksanaan manajemen pendidikan dalam meningkatkan mutu lulusan di MTs Negeri 2 Medan berjalan sesuai dengan jadwal dan rencana kerja yang dilakukan supervisor. Penyajian data dapat berupa matriks, grafik, jaringan kerja dan lainnya, dengan adanya penyajian data maka peneliti dapat memahami apa yang sedang terjadi dalam kancah penelitian dan apa yang akan dilakukannya selanjutnya dalam mengantisipasinya.

3. Kesimpulan

Setelah kedua langka di atas dilaksanakan, perlu untuk menyajikan secara jelas yaitu dengan cara menginterprestasikan data yang sudah tersusun sesuai pengkodean. Data penelitian pada pokoknya berupa kata-kata, tulisan

25Ibid. 26Ibid., h. 112.

(23)

dan tingkah laku sosial para aktor yang terkait dengan pelaksanaan manajemen pendidikan di MTs Negeri 2 Medan. Miles dan Huberman menjelaskan bahwa kesimpulan pada awalnya masih longgar namun kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mendalam dengan bertambahnya data dan akhirnya kesimpulan merupakan suatu konfigurasi yang utuh. Pada tahap awal pengumpulan data, fokus penelitian masih melebar dan belum tampak jelas, sedangkan observasi masih bersifat umum dan luas. Setelah fokus semakin jelas maka peneliti menggunakan observasi yang lebih berstruktur untuk mendapatkan data yang lebih spesifik tentang pelaksanaan manajemen pendidikan pada MTs Negeri 2 Medan.

E. Teknik Pencermatan Kesahihan Data

Untuk memperkuat kesahihan data hasil temuan dan keotentikan penelitian, maka peneliti mengacu kepada penggunaan standar keabsahan data yang terdiri dari:

1. Kredibilitas (credibility)

(24)

dapat dilakukan dengan membandingkan data wawancara dengan data observasi atau pengkajian dokumen yang terkait dengan aktivitas pelaksanaan manajemen pendidikan di MTs Negeri 2 Medan yang telah berlangsung selama ini. (d) mendiskusikan dengan teman sejawat yang tidak berperan serta dalam penelitian, sehingga penelitian akan mendapat masukan dari orang lain, (e) analisis kasus negatif yaitu menganalisis dan mencari kasus atau keadaan yang menyangggah temuan penelitian, sehingga tidak ada lagi bukti yang menolak temuan penelitian.

Kasus di sini menjadi kekuatan atau satuan analisis dalam pengumpulan data baik dalam satu kasus maupun berbagai kasus, bahkan sub kasus. Dalam pengumpulan data kasus-kasus ini menjadi fokus sekaligus satuan analisis (mencakup satuan sosial, fisik dan waktu atau rangkaian waktu). Adapun kasus-kasus dalam penelitian ini dibedakan atas kasus utama, kasus negatif dan kasus ekstrim.

Kasus utama pada penelitain di MTs Negeri 2 Medan ini adalah kasus-kasus yang menjadi perhatian utama, terdapat pada keempat situs dan mencakup keempat parameter di atas. Kriteria utama penentuan kasus adalah informasi penting yang diperlukan dan sesuai dengan fokus serta dapat digunakan sebagai satuan analisis atas kasus terpilih. Informasi-informasi yang diperoleh dari kasus utama ini merupakan data induk, data yang harus diperiksa lagi keabsahannya melalui kasus negatif atau kaidah-kaidah keabsahan lainnya. Kasus negatif dalam penelitian ini adalah kasus-kasus yang memunculkan data tidak mendukung data utama, data yang diperoleh sebelum dan sesudahnya. Peneliti secara sungguh-sungguh mengamati ada atau tidaknya kasus negatif pada setiap kasus yang diperhatikan. Dalam pengumpulan data kasus negatif ini digunakan untuk mencapai tingkat kepercayaan tinggi data dan hasil penelitian.

(25)

sesuatu yang seharusnya ada pada situasi tertentu, dan (2) bias informan, sesuatu yang diingkari kebenarannya oleh informan keduanya ditinjau atas dasar nilai positif dan negatif. Dalam proses pengumpulan dan analisis data peneliti memperhatikan kasus-kasus negatif dan ekstrim yang tujuannya agar bukti-bukti yang diperoleh benar-benar dapat dipercaya. Mekanismenya terpadu dalam proses pengumpulan data.

2. Keteralihan (transferability)

Keteralihan atau sering juga disebut sebagai external validity yang merupakan keteralihan adalah sejauh mana hasil suatu penelitian dapat diterapkan dan dialihkan atau diserahkan kepada pembaca dan pemakai. Pembaca laporan penelitian ini diharapkan mendapat gambaran yang jelas mengenai latar (situasi) yang bagaimana agar hasil penelitian dapat diaplikasikan atau diberlakukan kepada konteks atau situasi lain yang sejenis. Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah mendeskripsikan dengan rinci tentang kemungkinan diterapkannya hasil penelitian ini sebagai rekomendasi untuk implementasi pelaksanaan manajemen pendidikan dalam meningkatkan mutu lulusan.

3. Dapat dipercaya atau dapat dipegang kebenarannya (dependability)

Peneliti mengusahakan konsistensi dalam keseluruhan proses penelitian ini agar dapat memenuhi persyaratan yang berlaku. Semua aktivitas penelitian harus ditinjau ulang terhadap data yang telah diperoleh dengan memperhatikan konsistensi dan dapat dipertanggungjawabkan. Bagaimana pun juga penelitian ini mengandalkan manusia sebagai instrument (human instrument) sehingga peneliti perlu mengadakan pengulangan suatu studi dalam kondisi yang sama agar hasil dicapai secara esensial sama. Dengan demikian peneliti yakin bahwa apa yang terjadi dalam implementasi pelaksanaan manajemen pendidikan dalam meningkatkan mutu lulusan adalah suatu kenyataan.

4. Dapat dikonfirmasikan (confirmability)

(26)

jawabkan sesuai spektrum, fokus dan latar alamiah penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini kegiatan dilakukan dengan cara ‘audit trial’ yaitu suatu usaha melacak dan mengikuti jejak dengan mengadakan pemeriksaan terhadap ketelitian yang sudah dikerjakan sehingga timbul keyakinan bahwa apa yang dilaporkan dalam penelitian ini seperti apa adanya. Dengan melakukan konfirmasi dapat dikatakan bahwa kebenaran data tersebut dapat dipercaya.28

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam hal ini meliputi:

a. Menyusun data mentah berdasarkan catatan lapangan sewaktu mengadakan observasi, wawancara dan dikumentasi.

b. Mengadakan unitasi dan kategorisasi berdasarkan data yang terkumpul. c. Menyajikan (deskriptif) dan menganalisa data.

Melaporkan proses pengumpulan data hingga diperoleh kesimpulan, mendeskripsikan dan mensintesis hasil temuan dengan teori-teori yang diungkapkan oleh para pakar berkenaan dengan permasalahan yang dikaji oleh penulis.

(27)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Sejarah Singkat MTs Negeri 2 Medan

Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Medan beralamat di Jl. Peratun nomor 3 Kecamatan Medan Estate. Berdasarkan studi dokumentasi diperoleh data bahwa MTs Negeri 2 Medan didirikan pada tahun 1980. Operrasional akreditasi untuk menjadi status Madrasah Tsanawiyah Negeri dikeluarkan pada tahun pelajaran 1995-1996,29 pada saat itu jabatan Kepala Madrasah dipercayakan kepada Drs. Marahalim Siregar, selaku Kepada Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tanjung Morawa Deli Serdang.

Penelitian ini penulis lakukan pada tanggal 12-20 September 2012, mulai dari observasi, wawancara, sampai dengan pengumpulan hasil angket dari responden, pengolahan dan analisa data serta pembuatan laporan. Selama melakukan penelitian ini penulis juga dibimbing oleh guru-guru MTs Negeri 2 Medan.

2. Visi, Misi dan Tujuan

Visi MTs Negeri 2 Medan adalah: Mewujudkan MTsN 2 Medan yang populis, Islami, berkualitas dan berwawasan lingkungan.30 Sedangkan Misi MTsN 2 Medan adalah:

a) Membentuk akhlakul karimah di kalangan siswa, guru dan pegawai. b) Membina, mengembangkan peningkatan kualitas IMTAQ siswa, guru

dan pegawai secara berkesinambungan.

c) Mengembangkan, meningkatkan kualitas IPTEK siswa, guru dan pegawai.

d) Mengembangkan, menyempurnakan sarana dan prasarana pembelajaran siswa.

e) Menumbuhkembangkan apresiasi seni budaya dan meningkatkan kegiatan olah raga di kalangan siswa.

f) Menciftakan lingkungan sehat, kondusif dan bernuansa Islami.31

29 Hasil wawancara

(28)

Untuk mencapai visi dan misi ini MTsN 2 Medan mempunyai target dalam jangka 5 tahun yaitu tahun pelajaran 2009-20013 harus sudah tercapai, adapun target tersebut antara lain:

a) Kelulusan UN 95% b) Nilai rata-rata UN 7,5

c) Penyusunan dan pelaksanaan KTSP 100%

d) Proses pembelajaran dengan mengembangkan PAIKEM/CTL untuk semua mata pelajaran 90%

e) Lulusan MTsN 2 Medan dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi pada sekolah negeri dan favorit

f) Kualifikasi pendidik yang berpredikat (S-1) 100%

g) Kompetensi pendidik S-1 dengan kompetensi pade gogik,kepribadian, profesional 90%

h) Pengadaan, pemberdayaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang memadai 95%

i) Pelaksanaan manajemen pendidikan yang profesional 98%

j) Tersedianya biaya pendidikan baik biaya investasi, operasional maupun personal 95%

k) Sistem pelaksanaan penilaian mengacu kepada aspek kognisi, afeksi, psikomotorik, dan sikap prilaku 98%32

Untuk mencapai target 2009-2013 tersebut MTsN 2 Medan mempunyai beberapa strategi pencapaian visi dan misi madrasah diantaranya dikemukakan sebagai berikut:

a) Mengupayakan madrasah selalu menang dan menang

b) Menghidupkan sance of belonging dan melaksanakan sence of urgency

c) Menumbuhkan motivasi intrisik dan membuat semboyan/kalimat

Thoyibah yang bisa memacu semangat kerja dan bisa dijadikan alat pembelajaran

d) Menggugah nuansa batin seluruh warga madrasah untuk ikhlas dalam bekerja

e) Melibatkan semua pihak baik di madrasah maupun di luar madrasah untuk menggapai keberhasilan/prestasi

f) Menumbuhkan semangat kerja be the berst and do the best

g) Menciptakan akuntabilitas kinerja

h) Bekerja sama dan sama-sama bekerja serta melakukan komunikasi yang aktif

i) Melakukan evaluasi secara kontiniu terhadap hasil kerja yang telah dilaksanakan

j) Menghidupkan semangat amal sholeh dan gemar berinfaq33

(29)

Adapun yang menjadi tujuan MTsN 2 Medan adalah:

a) Meningkatkan dan mengembangkan serta membiasakan sikap dan prilaku yang sesuai dengan akhlakul karimah dalam koridor keimanan dan ketaqwaan.

b) Mengembangkan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

c) Meningkatkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang efektif, kreatif fan inovatif.

f) Mewujudkan suasana pendidikan yang sehat, kondusif dan Islami. g) Memenuhi konsef pembelajaran sesuai standar isi dan standar proses. h) Memiliki sarana dan prasarana berdasarkan standar nasional prasarana. i) Memiliki team, dan pengkaderan untuk dipersiapkan sebagai peserta

berbagai lomba dan kompetisi mata pelajaran termasuk Olympiade Matematika dan Fisika yang diharapkan mampu menjadi juara tingkat Propinsi dan Nasional.

j) Mengembangkan berbagai wadah/program penghayatan dan pengamalan agama antara lain, manasik haji, sholat jenazah/mengurus jenazah, tahtim tahlil, bintal untuk guru dan pegawai, tahfidz al-Qur’an, Mubaliqh cilik, pembinaan qori dan qoriah.

k) Mengembangkan berbagai potensi yang di miliki siswa melalui kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler antara lain, keterampilan pidato Bahasa Arab , Bahasa Inggris, keterampilan menjahit, melukis, kaligrafi, seni tari, nasyid, paskibra, PMR, futsal, basket, hoki, pencak silat, volly dan drum band.34

3. Keadaan Guru dan Pegawai

Untuk kelancaran Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di MTsN 2 Medan tahun pelajaran 2012-2013, maka dipandang perlu dilakukan penetapan Pembantu Kepala Madrasah, guru BK, wali kelas, ketua laboratorium, dan guru mata pelajaran. Hal ini perlu dilakukan karena mengacu dan mengingat undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, undang-undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang guru

(30)

dan dosen, peraturan pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang guru dan dosen, dan peraturan-peraturan lainnya.

Adapun jumlah personalia MTsN 2 Medan sebagai berikut:

Table I

Jumlah Personalia Guru dan Pegawai

No. Kategori Guru/Pegawai Lk Pr Jumlah

1 Guru NIP 150

2 Guru NIP 131

3 Guru Honor

4 Pegawai NIP 150

5 Pegawai Honor/Penjaga Malam

Jumlah

Sumber data: Data Guru dan Pegawai program kelas unggulan MTsN 2 Medan TP. 2012-2013

Jumlah guru yang ada di MTsN 2 Medan cukup porposional bila dibanding dengan jumlah siswa yang ada. Artinya bahwa perbandingan rasio jumlah guru dan siswasudah cukup ideal. Tidak hanya itu, banyaknya jumlah guru di MTsN 2 Medan karena pertimbangan untuk menciptakan profesionalisme pendidikan, sebagaimana terlihat dalam tabel di atas.

4. Keadaan Siswa

Kedudukan MTsN 2 Medan yang berada dipinggiran kota Medan dan satu-satunya madrasah yang berstatus negeri. Mengingat keadaan yang demikian sangat berpengaruh terhadap minat masyarakat untuk memasukkan anaknya ke madrasah tersebut. Hal ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2

(31)

Kelas Lk Pr Jumlah Ket VII

VIII IX Total

Sumber: Data siswa program kelas unggulan MTsN 2 Medan TP. 2012-2013

Jumlah siswa program kelas unggulan MTsN 2 Medan padatahun pelajaran 2012-2013 adalah sebanyak 136 orang.35 Jumlah ini merupakan jumlah yang signifikan. Berdasarkan hasil penelusuran dokumentasi, penulis menemukan bahwa jumlah ini merupakan jumlah yang signifikan karena penerimaan siswa pada setiap tahun ajaran baru sangat selektif. Seleksi penerimaan siswa baru diperketat dengan tahapan-tahapan ujian sesuai ketentuan yang berlaku di MTsN 2 Medan.

5. Sarana dan Prasarana

Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk mendapatkan kualitas pendidikan yang baik maka diperlukan fasilitas sarana dan prasarana yang lengkap dan mendukung. MTsN 2 Medan merupakan madrasah yang sangat menjaga pencitraan dan nama baik, baik dalam prestise maupun dalam prestasi. Oleh karena itu wajar apabila memiliki sarana dan prasarana yang memadai dalam mencukupi keperluan yang ada.

Tabel 3

Failitas Sarana dan Prasarana MTsN 2 Medan

No. Fasilitas Spesifikasi Jumlah

1 Lapangan Olah raga Serbaguna 1 Lap

(32)

2 Perpustakaan Unit Sekolah 1 Unit

4 Miniatu Miniatur Ka’bah 1 Unit

5 Sanggar Pramuka 1 Unit

6 Koperasi Unit Sekolah 1 Unit

7 Apotek Hidup Taman Biologi 1 Unit

8 Ruang

9 Gudang Penyimpanan Barang 1 Unit

Peralatan Olah raga 1 Unit

10 Kebun Unit Sekolah 1 Unit

11 Rumah Penjaga Malam Madrasah 1 Unit

12 Kantin Unit Sekolah 1 Unit

Sumber: Dokumentasi Saranda dan Prasarana Pendidikan MTsN 2 Medan TP. 2012-2013

6. Struktur Organisasi

Untuk memperjelas kinerja personal guru di lingkungan MTsN 2 Medan, maka dilakukan pembagian tugas sesuai jabatan struktural organisasi di madrasah tersebut. Adapun tugas-tugas menurut kapasitas dan komposisi jabatan struktural organisasi dimaksud, antara lain sebagai berikut:

a. Tugas Kepala Madrasah:

1) Tugas Kepala Madrasah selaku Edukator

Bertugas melaksanakan proses Belajar mengajar secara efektif dan efesien.

2) Tugas Kepala Madrasah selaku Manajer a) Menyusun perencanaan

(33)

c) Mengarahkan kegiatan d) Mengkoordinasikan kegiatan e) Melaksanakan pengawasan

f) Melakukan evaluasi terhadap kegiatan g) Menentukan kebijaksanaan

h) Mengadakan rapat i) Mengambil keputusan

j) Mengatur proses belajar mengajar

k) Mengatur administrasi, ketatausahaan, siswa, ketenagaan, sarana, prasarana dan keuangan (RAPBS)

l) Mengatur organisasi intra sekolah (OSIS)

m) Mengatur hubungan madrasah dengan masyarakat dan instansi terkait.

3) Tugas Kepala Madrasah selaku Administrator (Bertugas meyelenggarakan Administrasi)

a) Perencanaan b) Pengorganisasian c) Pengarahan d) Pengkoordinasian

e) Pengawasan

f) Kurikulum

g) Kesiswaan

h) Ketatausahaan i) Ketenagaan

j) Kantor

k) Keuangan

l) Perpustakaan m) Laboratorium

n) Ruang ketrampilan/kesenian o) Bimbingan konseling

(34)

q) O S I S r) Serba Guna

s) Media

t) Gudang

u) 7 K

4) Kepala Madrasah selaku Supervisor (Bertugas menyelenggarakan manajemen mengenai)

a) Proses belajar mengajar

b) Kegiatan bimbingan dan konseling c) Kegiatan ekstrakurikuler

d) Kegiatan ketatausahaan

e) Kegiatan kerja sama dengan masyarakat dan instansi terkait f) Sarana dan prasarana

g) Kegiatan OSIS h) Kegiatan 7K

5) Kepala Madrasah selaku Leader

a) Dapat dipercaya, jujur dan bertangung jawab b) Memahami kondisi guru, karyawan dan siswa c) Memiliki visi dan memahami misi madrasah

d) Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern madrasah e) Membuat, mencari dan memilih gagasan baru

6) Kepala Madrasah selaku Inovator

a) Melakukan pembaharuan di bidang:

- F K B M

- F B K

- F Ektrakurikuler - F Pengadaan

b) Melaksanakan pembinaan guru dan karyawan

c) Melakukan pembaharuan dalam menggali sumberdaya di Komite Madrasah dan masyarakat.

(35)

a) Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja b) Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBM/BK c) Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk

praktikum

d) Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar e) Mengatur halaman/lingkungan madrasah sejuk dan teratur f) Menciptakan lingkungan madrasah yang harmonis sesame

guru dan karyawan

g) Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar madrasah dan lingkungan

h) Menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman dalam menerapkan tugasnya, Kepala Madrasah dapat mendelegasikan kepada wakil Kepala Madrasah.

b. Wakil Kepala Madrasah

Wakil Kepala Madrasah membantu Kepala Madrasah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Menyususn perencanaan, membuat program kegiatan dan pelaksanaan program

b) Pengorganisasian c) Pengarahan d) Ketenagaan e) Pengoordinasian

f) Pengawasan

g) Penilaian

h) Identifikasi dan pengumpulan data i) Penyusunan laporan

Wakil Kepala Madrasah bertugas membantu Kepala Madrasah dalam urusan-urusan sebagai berikut:

1) Kurikulum

(36)

b) Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran

c) Mengatur penyusunan program pengajaran (program semester), program satuan pelajaran dan persiapan mengajar penjabaran dan penyesuaian kurikulum

d) Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ektrakurikuler e) Mengatur pelaksanaan program penilaian kriteria kenaikan

kelas, kriteria kelulusan dan laporan kemajuan belajar siswa, serta pembagian raport dan Ijazah

f) Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajaran g) Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar h) Mengatur pengembangan MGMP dan koordinator mata

pelajaran

i) Mengatur mutasi siswa

j) Melakukan manajemen administrasi dan akademis k) Menyusun laporan

2) Kesiswaan

a) Mengatur program dan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

b) Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 7K (Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kesehatan dan Kerindangan)

c) Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi: Kepramukaan, Palang Merah Remaja (PMR) Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Usaha Kesehatan Madrasah (UKM), Patroli Keamanan Madrasah (PKM) dan Paskibra

d) Mengatur program pesantren kilat

e) menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan madrasah

(37)

a) Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar

b) Merencanakan program pengadaannya c) Mengatur pemanfaatan sarana dan prasarana d) Mengelola peralatan, pebaikan dan pengisian e) Mengatur pembukuannya

f) Menyususn laporan c. Guru

Guru bertanggung jawab kepada Kepala Madrasah dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efesien, tugas dan tanggung jawab seorang guru meliputi:

a) Membuat perangkat pengajaran:

- F AMP

- F Program tahunan/semester - F Program satuan pelajaran - F Program rencana pengajaran - F Program mingguan guru

- F dan LKS

b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran

c) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan umum dan ujian akhir

d) Melaksanakan analisis hasil ulangan harian

e) Menyususn dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

f) Mengisi daftar nilai siswa

g) Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan) kepada guru lain dalam proses belajar mengajar h) Membuat alat pelajaran atau alat peraga

i) Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni

(38)

k) Melaksanakan tugas tertentu di madrasah

l) Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi tangung jawabnya

m) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa n) Mengisi dan meneliti daftar hasil siswa sebelum memulai

pelajaran

o) Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum

p) Mengumpulan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkatnya

d. Wali Kelas

Wali kelas membantu Kepala Madrasah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Pengelolaan kelas

b) Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi: - F Denah tempat duduk siswa

- F Papan absensi siswa - F Daftar pelajaran kelas - F Daftar piket kelas - F Buku absensi siswa

- F Buku pembelajaran/buku kelas - F Tata tertib siswa

c) Penyusunan pembuatan statistik bulanan siswa b) Pengisian daftar kumpulan nilai siswa (leger) c) Pembuatan catatan khusus tentang siswa d) Pencatatan mutasi siswa

e) Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar f) Pembagian buku laporan penilaian hasil belajar e. Guru Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan Konseling membantu Kepala Madrasah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

(39)

b) Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar c) Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih

berprestasi dalam kegiatan belajar

d) Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai

e) Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling f) Menyusun statistik hasil penilaian bimbingan dan konseling g) Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar

8. Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan konseling

9. Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling f. Pustakawan

Pustakawan madrasah membantu Kepala Madrasah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Perencanaan pengadaan buku-buku atau bahan pustaka atau media elektronika

b) Pengurusan pelayanman perpustakaan c) Perencanaan pengembangan perpustakaan

d) Pemeliharaan dan perbaikan buku-buku/bahan pustaka media elektronika

e) Inventarisasi dan pengadministrasian buku-buku dan bahan pustaka/media elektronika

f) Melakukan layanan bagi siswa, guru dan tenaga kerja pendidik lainnya serta masyarakat

g) Penyimpanan buku-buku perpustakaan/media elektronika h) Menyusun tata tertib perpustakaan

(40)

Kepala tata usaha madrasah mempunyai tugas melaksanakan ketata usahaan madrasah dan bertanggung jawab kepada Kepala Madrasah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Penyusunan program kerja tata usaha madrasah b) Pengelolaan keuangan madrasah

c) Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa

d) Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha madrasah

e) Penyusunan administrasi perlengkapan madrasah f) Penyusunan dan penyajian data/statistik madrasah g) Mengkoordinasi dan melaksanakan 7K

h) Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketata usahaan secara berkala

h. Pengelola Laboratorium

Membantu Kepala Madrasah dalam hal:

a) Menyusun jadwal pemakaian laboratorium

b) Inventarisasi bahan yang ada dan yang diperoleh serta pemakaiannya

c) Merencanakan bahan yang diperoleh d) Pemeliharaan dan perbaikan peralatan e) Membuat tata tertib laboratorium f) Membuat program laboratorium

g) Menyusun pelaksanaan kegiatan laboratorium

h) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diserahkan Kepala Madrasah MTsN 2 Medan

i) Mengatur, mengkoordinasikan dan melaksanakan 7 K i. Satpam

a) Mengisi buku catatan kejadian

b) Mengantar/memberi petunjuk tamu madrasah

(41)

d) Menjaga kebersihan pos jaga

e) Menjaga ketenangan dan keamanan siang dan malam f) Merawat perawatan jaga malam

g) Melaporkan kejadian secepatnya (bila ada).

Dari uraian di atas dapat dilihat dengan sangat jelas bahwa tugas-tugas yang harus dijalankan baik oleh Kepala Madrasah, Pembantu Kepala Madrasah dan Staf yang lain.

Gambar 3

Struktur Organisasi MTs Negeri 2 Medan TP. 2012-2013

Kepala Madrasah

Kaur. Tata Usaha PKM I

Kurikulum

PKM II Kesiswaan

PKM IV Humas

KOMITE MADRASAH

PKM III Sarana

(42)

Sumber data: Guru dan Pegawai MTsN 2 Medan TP. 2012-2013

(43)

Tajwid/Ghina’

al-Kelas VII, VIII dan IX Mata pelajaran terpilih

Kursus unggulan dengan melakukan rekruitmen rangking I s/d IV untuk pelaksanaan program pengayaan guna mempersiapkan siswa mengikuti lomba mata pelajaran dan menjadi tutor sebaya di kelas masing-masing

Kelas VII, VIII dan IX Mata pelajaran terpilih Bahasa Inggris dan Bahasa Arab antar kelas

Kelas VII, VIII dan IX Bahasa Arab dan Bahasa Inggris

Pengadaan fasilitas laboratorium Kelas VII, VIII dan IX

Keterampilan dan computer (sebanyak 25 unit)

Sumber: SK Pemberlakuan Kurikulum MTsN 2 Medan TP. 2012-2013

Tabel 5

Peningkatan IMTAQ di MTsN 2 Medan

Inti Alokasi Spesifikasi

(44)

pesantren kilat, gerakan peduli

kasih dan pelaksanaan qurban ibadah

Pembiasaan membaca al-Qur’an

sebelum dan sesudah KBM Kelas VII, VIII dan IX Qur’an-Hadits Gerakan infaq dan wisata ibadah Kelas VII, VIII dan IX

-Perluasan Mushollah

Gerakan infaq Jum’at Kelas VII, VIII dan IX -Pelaksanaan program manasik

Haji Kelas VII, VIII dan IX

-Pelaksanaan praktek sholat

Jenazah Kelas VII, VIII dan IX

Fiqih dan praktek ibadah

Kader da’wah setiap Jum’at dan

pembacaan Asmaul husna Kelas VII, VIII dan IX

-Sumber: SK Pemberlakuan Kurikulum MTsN 2 Medan TP. 2012-2013

Tabel 6

Bidang Kesiswaan di MTsN 2 Medan

Inti Alokasi Spesifikasi

Bidang kesehatan Kelas VII, VIII dan IX

UKS, PMR, FOKKER, Dokter Remaja, Saka Bhakti Husada, pelaksanaan Sabtu bersih

Bidang disiplin Kelas VII, VIII dan IX Apresiasi piala bergilir absen terkecil di kelas pada setiap bulan

Bidang Pramuka Kelas VII, VIII dan IX

Pendidikan kecakapan khusus, peraturan baris-berbasir, PASKIBRA

Bidang seni Kelas VII, VIII dan IX

Kelompok Nasyid, Vokal group, kaligrafi, seni lukis, teather remaja

Bidang Agama Kelas VII, VIII dan IX Iqra’, Hifzul Qur’an, Mubaliqh cilik

Bidang bahasa Kelas VII, VIII dan IX

Pidato Bahasa Inggris dan Bahasa Arab, Debat dan memberdayakan tutor sebaya menjadi motivator kecakapan berbahasa di English area

(45)

Hockey, Silat, Anggar dan Kasti Bidang leadership Kelas VII, VIII dan IX Latihan dasar kepemimpinan

Sumber: SK Pemberlakuan Kurikulum MTsN 2 Medan TP. 2012-2013

MTsN 2 Medan melaksanakan kurikulum berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk tahun pelajaran 2012-2013. Pengembangan kurikulum di MTsN 2 Medan mengacu pada standar pendidikan nasional, serta berpedoman kepada panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang dikeluarkan oleh badan standar nasional pendidilan (BSNP) dan sekaligus merespon peraturan Mendiknas nomor 24 tahun 2006. Kesuksesan penyelenggaraan pendidikan di MTsN 2 Medan dapat tercapai apabila proses pembelajaran mampu membentuk pola prilaku peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan, serta dapat dievaluasi melalui pengukuran dengan menggunakan evaluasi dan non-evaluasi.

Tabel 7

Struktur Kurikulum MTsN 2 Medan TP. 2012-2013

K o m p o n e n Alokasi Waktu

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX 1. Pendidikan Agama Islam

3. Bahasa dan Sastra Indonesia 4 4 4

4. Bahasa Inggris 4 4 4

5. Matematika 4 4 4

6. Sains/Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 2 2 2

8. P K n 2 2 2

9. Pendidikan Jasmani 2 2 2

10. Seni Budaya/KTKS 2 2 2

11. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2

12. Pengembangan Diri 2 2 2

13. Muatan Lokal

(46)

Jumlah 40 40 40 Sumber: SK Pemberlakuan Kurikulum MTsN 2 Medan TP. 2012-2013

Adapun alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 (empat puluh) menit. Di MTsN 2 Medan, terdapat program intra kurikuler sebagaimana tersebut dalam tabel di atas dan juga ekstra kurikuler yang dikembangkan dalam program terjadwal. Selain dari mata pelajaran yang terjadwal di atas dilaksanakan belajar tambahan dengan beberapa mata pelajaran terutama mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional (UN), untuk program kelas unggulan dari jam 14.10 s/d 16.00 WIB. Yang dilaksanakan pada hari Senin dan dilanjutkan dengan sholat Ashar berjamaah dengan komponen sebagai berikut:

Tabel 8

Jadwal Belajar Tambahan

No. Komponen Kelas unggulan Ket.

VII VIII IX

1 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Inggris

3 Matematika

4 Ilmu Pengetahuan Alam 5 Tahfizul Qur’an

6 Praktek penyelenggaraan Jenazah/Tahtim Tahlil 7 Tekno Info & Kom

Sumber: SK Pemberlakuan Kurikulum MTsN 2 Medan TP. 2012-2013

(47)

elektronika. Hal tersebut sesuai dengan tuntutan zaman yang terus berkembang.

B. Temuan Khusus

1. Perencanaan Manajemen Pendidikan

Sebagai suatu kegiatan manajemen yang terpenting dalam mengarahkan perubahan madrasah, maka proses perencanaan menjadi langkah awal yang sangat diperhatikan oleh Kepala Madrasah, berdasarkan wawancara dengan Kepala Madrasah pada hari Rabu, tanggal 14 Nopember 2012, tentang perencanaan manajemen pendidikan di MTsN 2 Medan diungkapkan sebagai berikut:

Proses perencanaan mencakup: (1) melibatkan seluruh komponen madrasah (2) melaksanakan rapat untuk mengambil keputusan, (3) merumuskan visi dan misi secara bersama, (4) menetapkan ‘RENSTRA’ juga melibatkan semua pihak, (5) untuk mengukur kinerja dan pencapaian target/sasaran madrasah dilakukan evaluasi, (6) memperhatikan pilar manajemen mutu madrasah, yang mencakup: paradigma yang sama (guru, staf dan komite), pelayanan terhadap siswa, keterlibatan total, evaluasi, komitmen, perbaikan terus menerus.

Proses penyusunan rencana di MTsN 2 Medan sudah dijalankan Kepala Madrasah. Setidaknya dalam proses melibatkan semua komponen yang ada, program berbasis visi dan misi dengan berorientasi mutu dan menetapkan standar. Selanjutnya tata usaha menjelaskan mengenai proses penyusunan perencanaan dijelaskannya melalui wawancara pada hari Selasa, tanggal 13 Nopember 2012, sebagai berikut:

Sebelum rencana dibuat dan disimpulkan, kepada orang tua, Kepala Madrasah terlebih dahulu mengundang pengurus komite untuk merumuskan rencana program untuk disampaikan kepada rapat orang tua. Kepala Madrasah, pengurus komite, bersama perangkat-perangkat yang ada dimadrasah ini semua dilibatkan untuk mengambil keputusan rencana.

Gambar

Gambar 1 : Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 3
Gambar 3Struktur Organisasi MTs Negeri 2 Medan TP. 2012-2013
Tabel 4Kurikulum Program Kelas Unggulan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan tulus kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis baik dalam penyusunan

Dari uji coba kelompok kecil dan kelompok besar terlihat hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup tinggi, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SSRD adalah surat yang oleh wajib digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang

Misalnya lagi ramadhan, dia bakal bikin konten yang untuk ramadhan gitu.Konten buat Ramadan tuh misalnya kayak tips and trik buat buka puasa biar tidak capek kayak gimana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa fiber nanosisal dapat digunakan sebagai filler (bahan pengisi) resin komposit dengan melihat perbedaan kekerasan antara

karena tahun lalu ga ada mudik jadi diganti dengan yang lebih humanis lah istilahnya, berbagi ke sesama tetapi tetap ada sedikit review dari mobil itu karena

@o)ernor mengukur $rekuensi %ang di,asilkan generator dengan 0ara @o)ernor mengukur $rekuensi %ang di,asilkan generator dengan 0ara mengukur ke0epatan poros dari generator terse#ut(

Identifikasi jenis-jenis penyakit pada tanaman buah merah (Pandanus conoideus Lam.) pada beberapa tempat di Kabupaten Manokwari.. Penelitian