• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Blended Learning pada Materi Trigonometri bagi Siswa Kelas X T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Blended Learning pada Materi Trigonometri bagi Siswa Kelas X T1 Full text"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODEL BLENDED LEARNING PADA MATERI TRIGONOMETRI BAGI SISWA KELAS X

JURNAL

Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar sarjana pendidikan

Disusun Oleh: Arifatul Masruroh

202013005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

PENGEMBANGAN MODEL BLENDED LEARNING PADA MATERI TRIGONOMETRI BAGI SISWA KELAS X SMK

Arifatul Masruroh1, Kriswandani2

Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro52-60, Salatiga, 50711 1

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UKSW, email: [email protected] 2

Dosen Pendidikan Matematika FKIP UKSW, email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Model Blended Learning pada materi trigonometri bagi siswa kelas X SMK N 1 Bancak. Model Blended learning adalah model pembelajaran yang mengkombinasikan antara face to face learning dan online learning. Aspek yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah desain model blended learning dimana kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa dan penyediaan media yang tepat. Model Blended learning dikembangkan dengan menggunakan aplikasi edmodo sebagai sarana pembelajaran secara online dan LKS sebagai panduan face to face learning. Jenis penelitian ini adalah penelitian R&D dengan menggunakan model pengembangan ADDIE (analysis, desain, development, implementation and evaluation). Subyek dalam penelitian ini adalah Siswa kelas X TKJ SMK NEGERI 1 Bancak. Instrumen yang digunakan dalam penelitian meliputi lembar validasi model pembelajaran dan materi, soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan, dan lembar pendapat siswa. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 1) uji valid diperoleh hasil analisis validasi model blended learning pada materi trigonometri sebesar 83,704% yang termasuk dalam kategori baik dan aspek materi memperoleh persentase sebesar 82,105% yang termasuk dalam kategori baik; 2) uji praktis diperoleh hasi sebesar 79,79% termasuk dalam kategori baik; 3) uji efektif diperoleh hasil bahwa model blended learning efektif digunakan sebagai model pembelajaran pada materi trigonometri karena terjadi peningkatan hasil posttest siswa sebesar 0,701 dengan menggunakan aturan perhitugan N Gain termasuk dalam kategori tinggi.

Kata Kunci: Model Blended Learning, Trigonometri, Siswa Kelas X SMK

PENDAHULUAN

Teknologi komunikasai saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan teknologi komunikasi juga berpengaruh pada proses pembelajaran yakni pada inovasi pengembangan media pembelajaran yang lebih menarik dan komunikatif. Hal ini didukung oleh pendapat Bambang (2012) yang menyatakan bahwa teknologi komunikasi menjadi alat yang sangat diperlukan untuk belajar, khususnya multimedia komputer dan sumber daya internet. Oleh karena itu, penggunaan teknologi komunikasi dapat meningkatkan kualitas pendidikan

(7)

70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK atau Madrasah Aliyah Kejuruan. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut: 1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik; 2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru – peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaksi guru – peserta didik – masyarakat – lingkungan alam, sumber atau media lainnya); 3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); 4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains); 5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim); 6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; 7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; 8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak; dan 9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis. Hal ini menjelaskan bahwa pembelajaran di SMK menitikberatkan pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, interaktif, pembelajaran secara jejaring, aktif, belajar kelompok, berbasis alat multimedia, memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik, ilmu pengetahuan jamak dan kritis. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa guru dituntut dapat aktif dalam berinovasi dan menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang telah dirancang untuk memperbaiki mutu pembelajaran di sekolah.

(8)

signifikan dalam proses pembelajaran matematika. Guru dituntut dapat memberikan pembelajaran secara optimal dengan menggunakan berbagai model pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa.

Menurut Joyce dalam Rusman (2013: 133), model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan–bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain. Adapun pengertian model pembelajaran menurut Soekamto dalam Trianto (2012:22) adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Salah satu model pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan penggunaan teknologi komunikasi adalah Model Blended Learning.

Model Blended Learning adalah gabungan keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dan secara virtual. Cheung & Hew (2011) menjelaskan Blended Learning sebagai kombinasi antara face to face learning dan online learning. Senada dengan pendapat tersebut, Moebs dan Weibelzahl dalam Husamah (2014: 12) mengartikan Blended Learning sebagai pencampuran antara online dan pertemuan tatap muka (face-to-face meeting) dalam satu aktivitas pembelajaran yang terintegrasi. Blended Learning juga berarti penggunaan sebuah variasi metode yang mengombinasikan pertemuan tatap muka langsung dikelas tradisional dan pengajaran online untuk mendapatkan objektivitas pembelajaran.

(9)

atau tes yang lebih bersifat otentik dalam bentuk proyek, produk, dan sebagainya; serta 5)

Performance Support Materials merupakan bagian yang penting. Sebelum mengombinasikan

pembelajaran tatap muka dalam kelas dan tatap muka virtual pastikan sumber daya untuk mendukung hal tersebut telah dipersiapkan. Bahan belajar disiapkan dalam bentuk digital, apakah bahan belajar tersebut dapat diakses oleh peserta belajar baik secara offline maupun secara online. Jika pembelajaran online dibantu dengan suatu Learning Content Management System (LCMS), pastikan juga bahwa aplikasi sistem ini telah terinstal dengan baik, mudah diakses dan sebagainya.

Model blended learning telah dikembangkan dalam penelitian Sutisna (2016) untuk meningkatkan kemandirian belajar pada pendidikan kesetaraan program paket C dan penelitian Dwiyogo (2014) untuk meningkatkan hasil pemecahan masalah. Berdasarkan uraian masalah dan penelitian pendahuluan tersebut maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan model blended learning pada materi trigonometri bagi Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Bancak.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Researh and Development). Menurut Sanjaya (2013: 129), penelitian dan pengembangan adalah proses pengembangan dan validasi produk pendidikan. Produk pendidikan yang dihasilkan melalui penelitian dan pengembangan ini adalah desain model Blended Learning pada materi trigonometri. Pengembangan mobile learning matematika menggunakan langkah-langkah model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) yang dikembangkan oleh Raiser dan Mollenda dalam Pribadi (2011) yang meliputi:

a) Analisis, langkah analisis terdiri dari dua tahap, yaitu analisis kinerja (performance analysis) dan analisis kebutuhan (need analysis). Analis kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen. Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuan– kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar.

(10)

c) Pengembangan, merupakan tahap membuat blended learning setelah di desain berdasarkan kebutuhan siswa kelas X TKJ meliputi silabus, RPP, media pembelajaran, aplikasi online dimana pada penelitian ini menggunakan aplikasi Edmodo. Blended learning diuji dalam expert judgement atau uji ahli dengan responden ahli model dan ahli materi pembelajaran yang akan menunjukkan tingkat kelayakan desain blended learning yang digunakan sebagai pedoman dalam implementasi pembelajaran pada tahap selanjutnya.

d) Implementasi adalah penerapan blended learning. Uji lapangan merupakan uji coba di sekolah dengan siswa sebagai responden. model blended learning diterapkan pada siswa kelas X TKJ pada materi trigonometri.

e) Evaluasi adalah Proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Evalusi ini dikenal dengan evalusi formatif, yang dilakukan dengan cara membandingkan hasil belajar yang telah dicapai siswa dengan tujuan pembelajaran yang telah dirusmuskan sebelumnya. Tahap evaluasi meliputi hasil belajar siswa setelah penggunaan model blended learning, keefektifan dan kepraktisan model, serta pendapat siswa mengenai penggunaan model blended learning.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes untuk memperoleh data dengan menguji kemampuan matematika siswa sebelum dan sesudah dilakukan implementasi model blended learning. Lembar penilaian model blended learning yang terdiri dari Lembar validasi ahli model pembelajaran, validasi materi, lembar pendapat siswa dan lembar kepraktisan model blended learning.

Analisis data pada penelitian ini adalah validasi model blended learning, keefektifan model blended learning dengan menganalisis lembar kepraktisan dan pendapat siswa, dampak model blended learning terhadap hasil belajar siswa dengan melakukan analisis uji normalitas, uji keseimbangan dan analisis peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunaka rumus N-gain.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan model ADDIE, proses penelitian dan pengembangan model blended learning dijelaskan melalui tahapan sebagai berikut:

1. Analisis, meliputi: a. Analisis Siswa

(11)

kelas X TKJ berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 14 siswa laki – laki, dengan keseluruhan siswa menggunakan laptop saat pembelajaran berlangsung.

b. Analisis Sekolah

Berdasarkan pengamatan fasilitas belajar di SMK Negeri 1 Bancak, terdapat jaringan internet, LCD, Sound system, papan tulis elektronik yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

2. Desain

Tahap desain merupakan inti dari langkah analisis, yaitu mempelajari masalah dan menemukan alternatif solusi melalui langkah analisis siswa dan sekolah. Berdasarkan hasil analisis siswa dan sekolah, maka ditentukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan Kompetensi Dasar

Penelitian ini dilakukan di kelas X TKJ SMK Negeri 1 Bancak yang telah menggunakan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajarannya. Pengembangan blended learning memperhatikan standar pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013. Materi trigonometri untuk kelas X TKJ terdiri dari 3 kompetensi dasar, yang meliputi: 1) mendeskripsikan konsep perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku melalui penyelidikan dan diskusi tentang hubungan perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian dalam beberapa segitiga siku- siku sebangun; 2) menemukan sifat-sifat dan hubungan antar perbandingan trigonometri dalam segitiga siku-siku; 3) menerapkan perbandingan trigonometri dalam menyelesaikan masalah. Konten materi yang ditampilkan pada mobile learning matematika disesuakan dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan pada Kurikulum 2013. Penyajian materi diatur secara urut berdasarkan pada urutan proses pembelajaran.

b. Menentukan Tujuan Belajar

(12)

menentukan tinggi suatu obyek pada kehidupan nyata. Materi dari Model Blended Learning matematikatelah mencakup 6 tujuan pembelajaran sesuai kurikulum 2013.

c. Pemilihan Materi Pembelajaran

Model Blended learning matematika menggunakan materi pembelajaran trigonometri, dan telah disesuaikan dengan proses kegiatan belajar mengajar siswa di kelas X TKJ SMK Negeri 1 Bancak. Materi pembelajaran disajikan dalam bentuk modul dengan format isi: judul, tujuan pembelajaran, materi trigonometri, trik menghafal rumus trigonometri. Selain dalam bentuk modul materi trigonometri disajikan dalam bentuk power point dan video. Materi trigonometri yang disajikan dalam model blended learning telah disesuaikan dengan Kurikulum 2013. Penyajian materi secara urut dari dasar trigonometri meliputi konsep dasar segitiga, menghitung nilai sudut, perbandingan trigonometri pada segitiga siku–siku, nilai perbandingan trigonometri pada sudut istimewa dan relasi sudut.

3. Pengembangan a. Pembuatan Produk

1) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Desain perencanaan pembelajaran pada penelitian ini menggunakan model blended

learning. Adapun perencanaan pembelajaran mencakup rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang disusun dengan memperhatikan komponen perangkat pembelajaran, komponen dan karakteristik siswa SMK, serta kunci model blended learning yaitu 1) Live Event yaitu Pembelajaran langsung atau tatap muka secara sinkron dalam waktu dan tempat yang sama ataupun waktu sama tapi tempat berbeda; 2)

Self-Paced learning yaitu mengombinasikan pembelajaran konvensional dengan pembelajaran

(13)

2) Memilih Teknologi dan Media

Pengembangan model blended learning matematika dalam penelitian ini menggunakan laptop sebagai media pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas X TKJ 1 SMK Negeri 1 Bancak, keseluruhan siswa telah menggunakan laptop yang dapat digunakan untuk pembelajaran.

3) Pembuatan Aplikasi Online

Aplikasi online yang digunakan dalam Model Blended Learning ini adalah edmodo. Komponen dalam aplikasi ini adalah:

a) Homepage adalah istilah untuk menyebut halaman pertama web yang berisi daftar isi sebuah situs web yang muncul jika sebuah situs web diakses, homepage berisi judul-judul yang dapat dipilih sesuai tujuan halaman yang akan dipilih. Menu home tampak pada Gambar 1 berikut:

Gambar 1. Tampilan menu home pada aplikasi edmodo

b) Progress, yaitu untuk melihat kemajuan pembelajaran siswa berupa nilai dan lacana. Menu progress tampak pada Gambar 2 berikut:

Gambar 2. Tampilan menu progress pada aplikasi edmodo

(14)

Gambar 3. Tampilan menu library pada aplikasi edmodo

d) Account terdiri dari 4 bagian, yaitu: Profile yang digunakan untuk melihat profil pengguna edmodo; Setting : digunakan untuk mengatur atau mengubah suatu tampilan profile, mengganti nama, menambahkan email dan untuk mengubah password baru; Help digunakan untuk membantu apabila menemukan kesalahan; Logout digunakan untuk keluar dari akun edmodo. Menu account tampak pada Gambar 4 berikut:

Gambar 4. Tampilan menu account pada aplikasi edmodo

e) Notifications berfungsi untuk melihat pemberitahuan yang ada pada akun edmodo. Menu notifications tampak pada Gambar 5 berikut:

Gambar 5. Tampilan menu Notifications pada aplikasi edmodo 4) Pembuatan media pembelajaran, meliputi

a) Video Pembelajaran

(15)

trigonometri untuk membantu siswa dalam memahami dan menghafal rumus trigonometri. Video pembelajaran tampak pada Gambar 6 berikut:

Gambar 6. Video pembuka pembelajaran dan Lagu Trigonometri 5) Soal evaluasi pembelajaran

Soal evaluasi pada blended learning berisi 4 paket soal mengenai konsep dasar trigonometri sampai dengan aplikasi dari trigonometri. Evaluasi berupa soal pilihan ganda yang langsung dapat dikoreksi oleh aplikasi. Dengan evaluasi ini diharapkan dapat menerapkan apa yang telah dipelajari tentang trigonometri untuk memecahkan persoalan pada menu quiz tampak pada Gambar 7 berikut:

Gambar 7. Tampilan menu quiz pada aplikasi edmodo

(16)

Validasi ini diperlukan untuk memeriksa apakah produk yang dikembangkan sudah layak untuk dipakai. Validasi dilakukan oleh dua validator, yaitu validator ahli model dan validator ahli materi.

1) Data Hasil Validasi Ahli Model

Ahli model menitikberatkan penilaian model terhadap kunci model blended learning, aspek media dan aspek komponen perangkat pembelajaran. Ahli model yang menjadi validator produk adalah Febrian Wahyu Chirstanto, S.Kom., M.Cs. Beliau merupakan dosen dari Fakultas Teknologi dan Ilmu Komunikasi Universitas Semarang. Berdasarkan hasil validasi model oleh ahli model diperoleh presentase 83,704% dengan kategori layak sehingga dapat diinterpretasikan bahwa model blended learning pada materi trigonometri layak digunakan sebagai model pembelajaran. Kategori baik meliputi kejelasan karakteristik pembelajaran tatap muka dalam perencanaan pembelajaran, kecukupan akses belajar mandiri, ketersediaan dukungan bahan belajar cetak maupun digital dalam pembelajaran dengan model blended learning.

2) Data Hasil Validasi Ahli Materi

Ahli materi menitikberatkan penilaian media terhadap aspek isi/materi dan aspek pembelajaran dan kebahasaan. Ahli materi yang menjadi validator produk adalah Yuli Isti Ningrum S.Pd Beliau adalah guru mata pelajaran matematika SMK N 1 Bancak. Berdasarkan hasil validasi model Blended Learning oleh ahli materi diperoleh presentase 82,105% dengan kategori baik. Kategori baik meliputi materi yang tersedia telah sesuai dengan konsep materi trigonometri di dalam Kurikulum 2013, disusun secara sistematis, dan dapat membantu pengguna dalam belajar trigonometri.

c. Revisi Produk

Setelah produk diuji oleh ahli model dan ahli materi, kritik dan saran dari valiadator menjadi acuan dalam perbaikan dari model blended learning. Saran-saran perbaikan dan tindak lanjut revisi dari produk model blended learning adalah sebagai berikut.

1) Akun siswa dipersiapkan

Akun siswa dipersiapkan untuk mengecek setiap kiriman tugas, quiz atau pengumunan sehingga guru dapat mengecek isi dari akun siswa.

2) Aplikasi di android sebagai guru dipersiapkan

Aplikasi Edmodo selain bisa diakses melalui windows juga dapat di akses melalui android sehingga dapat memudahkan guru untuk selalu mengecek akun setiap saat. 3) Buat penilaian hasil belajar di edmodo

(17)

4) Pada video lagu trigonometri pada bagian intro terlalu panjang sehingga perlu dipotong beberapa detik.

Setelah dilakukan perbaikan terhadap produk, penelitian dilanjutkan dengan uji coba model blended learning skala kecil.

4. Implementasi, meliputi a. Uji coba skala kecil

Uji coba model blended learning skala kecil dilakukan pada 8 siswa kelas X yang diambil secara acak. Uji coba skala kecil dilakukan dengan memberikan model Blended Learning pada siswa. Pemberian angket kepraktisan dan lembar pendapat siswa mengenai model Blended Learning diberikan setelah pemberian model. Angket kepraktisan dan pendapat siswa digunakan untuk mengetahui penilaian dari siswa dalam skala kecil mengenai kualitas dari model blended learning yang telah dikembangkan sebagai model pembelajaran sebelum diuji cobakan dalam skala besar.

Berdasarkan hasil analisis angket kepraktisan Model Blended Learning matematika yang diperoleh persentase sebesar 100% dan termasuk dalam kategori tinggi. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa model blended learning matematika pada materi trigonometri praktis digunakan dalam pembelajaran. Angket ini masih akan diujikan oleh siswa pengguna Model Blended learning untuk mengetahui kepraktisan model blended learning pada Uji Lapangan.

b. Uji coba skala besar

Uji coba skala besar dilakukan di kelas X TKJ SMK N 1 Bancak dengan menggunakan model Blended Learning pada materi trigonometi. Respon siswa terhadap model blended learning berdasarkan hasil pretest, posttest, lembar pendapat siswa, dan angket kepraktisan model. Pengambilan data ini bertujuan untuk mengetahui penilaian dari siswa mengenai kualitas dari model blended learning yang telah dikembangkan sebagai model pembelajaran setelah diuji cobakan dalam skala kecil untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Pretest merupakan tes untuk mengetahui pemahaman awal siswa sebelum

(18)

dampak yang diperoleh dari penggunaan model blended learning. Lembar pendapat dan angket kepraktisan diberikan terakhir guna mengetahui pendapat siswa sebagai penguna model blended learning.

5. Evaluasi, meliputi

a. Keefektifan Model blended learning 1) Hasil analisis lembar pendapat siswa

Hasil analisis pendapat siswa disebutkan bahwa model blended learning merupakan model pembelajaran yang menarik karena menyenangkan dan banyak hal yang bisa didapatkan. Aplikasi online menarik digunakan sebagai penunjang dalam belajar matematika siswa karena cara penggunaan aplikasinya mudah dan bisa belajar kapan saja dan dimana saja. Media yang digunakan dalam model blended learning memudahkan siswa untuk memahami materi trigonometri.

Keseluruhan siswa menyatakan setuju apabila model blended learning dikembangkan untuk materi lain karena dapat menarik dan menggunakan media yang dapat mempermudah siswa dalam belajar matematika dengan menyenangkan. Siswa juga memberikan pendapat bahwa model blended learning matematika kurang baik jika jaringan internet pada sekolah kurang lancar.

2) Kepraktisan Model Blended Learning

Berdasarkan hasil analisis angket kepraktisan model blended learning yang diperoleh dari 8 orang responsden dan juga siswa kelas eksperimen diperoleh persentase sebesar 79,79% dan termasuk dalam kategori baik. Kategori baik meliputi bahwa model

blended learning menarik digunakan untuk pembelajara trigonometri, media

pembelajaran online membuat belajar menjadi praktis dan tidak terbatas waktu maupun tempat, model blended learning menarik minat untuk belajar dan tidak membosankan.. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa model blended learning matematika pada materi trigonometri praktis digunakan dalam pembelajaran.

b. Dampak Model Blended Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa

Dampak pemberian model blended learning terhadap hasil belajar siswa di lihat dari nilai tes. Pemberian tes ini dilakukan sebelum dan sesudah pemberian model pembelajaran. Selain itu juga dipilih 2 kelas yakni kelas eksperimen yakni kelas yang diberi perlakuan dengan model blended learning serta kelas kontrol yakni kelas yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut

(19)

Berdasarkan hasil pengolahan nilai pretest dan posttest dari kedua kelas, diketahui bahwa di kelas eksperimen, nilai rata-rata pretest (37,19) lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata posttest (81,25) dimana peningkatan sekitar 44 point. Hal serupa di kelas kontrol dimana nilai rata-rata pretest (41,14) lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata posttest (59,43) dimana peningkatan nilainya sekitar 18 point. Jika dibandingkan nilai rata-rata pretest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol maka nilai rerata kelas kontrol lebih baik dari pada nilai rerata kelas eksperimen dimana selisihnya sangat kecil. Jika dibandingkan nilai rata-rata postest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol maka nilai rerata kelas eksperimen lebih baik dari pada nilai rerata kelas kontrol dimana selisihnya cukup banyak. Untuk mengetahui perbedaan kedua nilai rerata dari kedua kelas maka dapat digunakan uji beda rerata dan untuk peningkatannya dengan menggunakan N-Gain.

2) Analisis Data

Analisis uji kesamaan rata-rata pretest bertujuan untuk menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum melakukan uji keseimbangan data maka dilakukan uji normalitas dan homogenitas data.

a) Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan pada nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikan 0,05. Adapun hasil uji normalitas data pretest diperoleh hasil sebagai berikut

Tabel 1. Uji Normalitas nilai Pretest dan Posttest dari Kelas Eksperimen dan Kontrol One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Nilai Awal Kelas Kontrol

Nilai Awal Kelas Eksperimen

Nilai Akhir Kelas Kontrol

Nilai Akhir Kelas Eksperimen

N 35 32 35 32

Normal Parametersa

Mean 41.14 37.19 59.43 81.25

Std. Deviation 13.454 16.507 17.978 13.619

Most Extreme Differences

Absolute .202 .130 .207 .182

Positive .168 .106 .135 .162

Negative -.202 -.130 -.207 -.182

Kolmogorov-Smirnov Z 1.195 .736 1.227 1.031

Asymp. Sig. (2-tailed) .115 .650 .098 .239

a. Test distribution is Normal.

(20)

Begitu juga dengan nilai posttest untuk kelas eksperimen dengan nilai signifikansi 0,239 dan kelas kontrol sebesar 0,098. Tampaklah bahwa nilai signifikansi dari uji normalitas pretest dan posttest dari kedua kelompok data lebih besar dari pada 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest dan posttest untuk masing-masing kelas berdistribusi normal. Oleh karena itu, dilakukan uji homogenitas dan uji-t.

b) Uji keseimbangan

Pengujian uji beda rerata dilakukan terhadap nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol, dan nilai sebelum dan sesudah pemberian model blended learning. Hasil dari uji keseimbangan adalah sebagai berikut

i. Uji keseimbangan kelas eksperimen dan kontrol

Pengujian keseimbangan dua kelas ini adalah pengujian nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji homogenitas pretest dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari populasi sama atau tidak. Hasil uji homogenitas dan analisis uji-t nilai pretest dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 2. Uji Keseimbangan Kelas Ekperimen dan Kontrol Pretest

Berdasarkan Tabel 2 diperoleh hasil uji homogenitas ini menggunakan Uji Levene menunjukkan nilai signifikan sebesar 0.235>0.05 maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama (homogen). Oleh karena telah memenuhi uji normalitas data dan uji homogenitas data maka dapat disimpulkan kedua kelas tersebut dalam kondisi seimbang. Untuk memperkuat hasil uji keseimbangan kedua kelompok ini, berdasarkan hasil uji beda rerata diperoleh nilai signifikan sebesar 0.285>0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

NIlai Awal

Equal variances assumed

1.439 .235 1.079 65 .285 3.955 3.666 -3.366 11.276

Equal variances not assumed

(21)

tidak ada perbedaan rata-rata nilai pretest antara kedua kelas tersebut. Berdasarkan hasil uji normalitas, homogenitas, dan uji-t di atas maka tampaklah bahwa kedua kelas tersebut memiliki kemampuan awal yang seimbang maka dapat diberikan perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa Model Blended Learning sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan berupa Model Pembelajaran Konvensional.

ii. Uji beda rerata antara kelas eksperimen dan kontrol

Pengujian beda rerata dua kelas ini adalah pengujian nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut.

Tabel 3. Uji Beda Rerata antara Kelas Eksperimen dan Kontrol Posttest

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Nilai Akhir

Equal variances assumed

.725 .398 -5.835 65 .000 -20.107 3.446 -26.990 -13.225

Equal variances not assumed

-5.851 64.949 .000 -20.107 3.436 -26.970 -13.244

Berdasarkan Tabel 3 diperoleh hasil uji homogenitas ini menggunakan Uji Levene menunjukkan nilai signifikan sebesar 0.398>0.05 maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama (homogen). Untuk mengetahui hasil uji beda rerata kedua kelompok ini, berdasarkan baris Equal Variances Assumed diperoleh nilai signifikan sebesar 0.000 < 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai rerata antara kelas kontrol dan eksperimen dimana nilai posttest kelas kontrol lebih rendah dari kelas eksperimen.

3) Analisis Kualitas Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Untuk menentukan kualitas peningkatan hasil belajar siswa digunakan data gain ternormalisasi. Hasil perhitungan rata-rata gain ternormalisasi kelas ekperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. Rata-rata n-gain Ternormalisasi Hasil Belajar Siswa

(22)

skor siswa rata

Eksperimen Pretest 1190 32 37,19 0,701 Tinggi Posttest 2600 81,25

Kontrol Pretest 1440 35 41,14 0,311 Sedang

Posttest 2080 59,43

Berdasarkan Tabel 4, rata-rata Gain hasil belajar siswa kelas eksperimen (0,701) tergolong ke dalam kategori Tinggi. Rata-rata Gain hasil belajar siswa kelas kontrol (0,311) tergolong ke dalam kategori sedang. Ini berarti bahwa kualitas hasil belajar siswa yang memperoleh pembelajaran melalui model blended learning pada materi trigonometri lebih baik di dibandingkan kelompok kontrol yang memperoleh pembelajaran melalui model pembelajaran konvensional.

KESIMPULAN

Blended learning adalah model pembelajaran yang mengkombinasikan antara face to face learning dan online learning. blended learning dikembangkan dengan menggunakan aplikasi edmodo sebagai sarana pembelajaran secara online dan LKS sebagai panduan face to face learning dan telah melalui proses validasi dari aspek keberhasilan model maupun aspek materi oleh ahli model dan ahli materi. berdasarkan hasil analisis validasi model blended learning pada materi trigonometri memperoleh persentase sebesar 83,704% yang termasuk dalam kategori baik dan aspek materi memperoleh persentase sebesar 82,1055% yang termasuk dalam kategori baik dan layak untuk digunakan sebagai model pembelajaran.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Anan Sutisna. 2016. Pengembangan Model Pembelajaran Blended Learning pada

Pendidikan Kesetaraan Program Paket C dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar.

Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 3, Desember 2016

Cheung, W.S dan Khe Foon Hew. 2011. Design and Evaluation of Two Blended Learning Approaches: Lesson Learned.Australasian Journal of Educational Technology. No. 8. Volume 27. Hal.1319-1337.

Husamah. 2014. Pembelajaran Bauran (Blended Learning). Jakarta: Prestasi pustaka. Pribadi, Benni A. 2011. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Rusman. 2013. Model Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Group.

Wahyudi dan Kriswandani. 2013. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Salatiga: Widya Sari Press.

Wasis D. Dwiyogo. 2014. Analisi Kebutuhan Pengembangan Model Rancangan

Gambar

Gambar 1. Tampilan menu home pada aplikasi edmodo
Gambar 4 berikut:
Gambar 6. Video pembuka pembelajaran dan Lagu Trigonometri
Tabel 1. Uji Normalitas nilai Pretest dan Posttest dari Kelas Eksperimen dan Kontrol
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

10 Untuk memperoleh data tentang metode inkuiri dan hasil belajar dengan.. penelitian ini, maka sumber data dalam penelitian ini

Kantor Pelayanan Pajak Daerah DIY di Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu Unit Pelaksana Tehnik(UPT) Dinas Pendapatan ,Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Keempat, Skenario Optimalisasi Potensi Pendapatan Asli Daerah yang berisi permasalahan dan strategi solutif peningkatan pendapatan yang secara rinci mendiskripsikan

Kalau kita kaji lebih dalam hal tersebut bukan merupakan kesalahan siswa semata tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor guru itu sendiri sebagai pendidik .Kekurangan guru

Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting

Penghitungan menurut pendekatan ini adalah hitungan bagi hasil yang berdasarkan pada laba dari pengelola dana, yaitu pendapatan usaha dikurangi dengan biaya usaha

Model Pembelajaran Kolaborasi Think Pair Share (TPS) dan Talking Stick ..... Tinjauan Materi