• Tidak ada hasil yang ditemukan

21 paper - TKP016 - Nur Alim N hal 179-186

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "21 paper - TKP016 - Nur Alim N hal 179-186"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KANDUNGAN MPN COLIFORM FECAL PADA SUMUR GALIAN

DAN SUMUR BOR DI RT 01 DESA BATU MERAH KECAMATAN SIRIMAU

KOTA AMBON

mengetahui kandungan MPN Coliform Fecal pada air sumur galian dan sumur bor yang terdapat di RT 01 Desa Batu Merah Kecamatan Sirimau Kota Ambon . Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif kuantitatif dengan pendekatan laboratorium. Data berupa nilai MPN coliform sampel dianalisis dengan metode MPN dengan menggunakan seri 3-3-3, kemudian dicocokkan dengan tabel MPN yang sesuai dengan data

penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara deskriptif terlihat adanya kandungan coliform air sumur galian dan sumur bor di RT 01 Desa Batu Merah Ambon cukup tinggi dengan nilai coliform untuk air sumur galian berkisar antara 210 sel/ml 1100 sel/ml, sedangkan sumur bor berkisar antara 3,6 sel/ml 43 sel/ml. Cemaran coliform ini diduga berasal dari rembesan air septic tank yang jaraknya cukup dekat dengan sumur sehingga mempengaruhi menurunnya kualitas air sumur.

Kata Kunci: MPN, Coliform fecal, Sumur Galian dan Sumur Bor

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengetahuan mengenai kondisi kualitas perairan danau yang dicerminkan oleh nilai konsentrasi beberapa parameter kualitas air, baik secara fisika, kimia maupun secara biologis sangat diperlukan dalam merancang pengelolaan dan pengendalian pencemaran perairan. Penilaian ini pada dasarnya dilakukan dengan membandingkan nilai parameter kualitas air dari hasil pengukuran di lapangan dengan baku mutu perairan sesuai peruntukannya yang berlaku di Indonesia yakni mengacu pada PP RI No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Juliana Silalahi, 2010).

Dengan dibuatnya sumur pada suatu daerah maka akan didapatkan manfaat yang sangat besar bagi daerah tersebut juga daerah sekitarnya. Sebagai contoh dengan dibuatnya sumur maka air hujan yang jatuh dipermukaan tanah akan masuk kesumur tersebut sehingga laju aliran permukaan dapat dikurangi. Hal ini juga sebagai cara untuk menanggulangi bencana erosi, karena lapisan tanah yang diatas tidak ikut terbawa aliran air hujan atau aliran permukaan (Alaert, G. dan Santika, S.S.,2008). Selain dari itu juga diperoleh manfaat lain dari sumur yaitu sebagian besar masyarakat menggunakan sumur tersebut untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk minum, masak, mandi, cuci dan kebutuhan lainnya. Biasanya warga membuat sumur bor dan sumur galian dengan jarak antara sumur dan savety tanksekitar 35 meter untuk jarak sumur galian, sedangkan untuk jarak sumur bor dan savety tank sekitar 9-10 meter. KeberadaanColiform Fecaldalam air dapat menjadi indikator adanya pencemaran air oleh tinja (Dewi Harjani, 2003). Olehnya itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahu Analisis Kandungan MPN Coliform Fecal Pada Sumur Galian dan Sumur Bor di Desa Batu Merah Kecamatan Sirimau Kota Ambon .

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan eksperimen laboratorium.

Waktu Dan Tempat Penelitian

(2)

Obyek Penelitian

Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah kandungan MPNcoliform fecalpada air sumur galian dan air sumur bor dengan menggunakan sampel air sebanyak 100 ml untuk tiap sumur.

Alat dan Bahan Penelitian

No. Nama Alat dan Bahan Fungsi

1. Alat Tulis Untuk mencatat hasil dari setiap sampel yang ditemukan. 2. Panci Kukus Untuk sterilisasi alat dan bahan

3. Kompor Hock Media untuk mensterilisasi alat dan bahan 4. Tabung Reaksi Untuk media uji

5. Tabung Durham Untuk mengetahui indikator suatu bakteri menghasilkan gelembung, gas atau tidak

6. Erlemeyer Untuk memanaskan atau mencampur senyawa kimia.

7. Batang Pengaduk Alat yang digunakan untuk mengaduk/menghomogenkan media

8. Neraca Analitik Untuk menimbang media Lactosa Broth

9. Hot Plate Tempat untuk memanaskan/mencairkan media padat 10. Roll Meter Untuk mengukur jarak sumur

11. Buku metode MPN Sebagai pedoman pada saat penelitian. 12. LaktosaBrooth Medium untuk menumbuhkan bakteri

13. Alkohol Pengawetan sampel

14. Kapas Untuk menutup tabung reaksi 15. Spirtus Sebagai bahan bakar Bunsen 16. Sampel Air dari Sumur

Galian dan Sumur Bor

Untuk subjek penelitian.

Prosedur Penelitian

Teknik Analisis Data

Data diperoleh adalah data kuantitatif berupa nilai MPN coliform sampel berdasarkan tabel MPN. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Alimudin Ali, 2011)

tengah

n tabung

pengencera

1

Data

Tabel

MPN

MPN

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan kualitas air sumur galian dan air sumur bor di Desa Batu Merah Ambon. Sampel air yang diuji terbatas pada RT 01 dengan mengambil 3 sampel air sumur galian dan 3 sampel air sumur bor. Pengambilan sampel didasarkan atas kebutuhan dan ketersediaan waktu, tenaga, dan biaya yang ada. Total sumur galian yang ada di RT 01 adalah 10 sumur dan sumur bor adalah 12 sumur. Pengambilan sampel air sumur galian dan sumur bor dilakukan secara acak (random) dengan berpatokan kepada Arif Furchan (2010) yang menyatakan bahwa pengambilan sampel dalam populasi berkisar antara 10%-50%, dan jika populasi jumlah sedikit dan bisa terjangkau secara cepat, maka keseluruhan populasi bisa dijadikan sebagai sampel.

Setelah melakukan wawancara langsung dengan pemilik sumur galian dan bor di RT 01 Desa Batu Merah Ambon, diperoleh data bahwa pada umumnya jarak sumur denganseptik tank tidak terlalu jauh (sekitar 2 m 5 m), hal ini dapat memberikan dampak terhadap kualitas air sumur yang ditandai dengan jumlah total coliform yang ada pada sampel air. Berikut disajikan tabel tentang perbandingan jumlah MPN coliform pada sampel air sumur galian dengan sumur bor pada masing-masing 3 sumur yang diambil secara acak di RT 01 Desa Batu Merh Ambon

Tabel 4.1. Hasil Pengujian Kandungan MPN Coliform pada Sampel Air Sumur Galian dan Bor di RT 01 Desa Batu Merah Ambon

Sampling Seri I Seri II Seri III MPN Tabel Nilai MPN Total SG 1 + + + - + + - + + 3-2-2 = 2,10 2,10 x 102 SG 2 + + + - + + - + + 3-2-2 = 2,10 2,10 x 102 SG 3 + + + + + + - + + 3-3-2 = 11,0 11,0 x 102 SB 1 + + + + - - - 3-1-0 = 0,43 0,43 x 102 SB 2 + + - - + - - - - 2-1-0 = 0,15 0,15 x 102 SB 3 + - - - 1-0-0 = 0,036 0,036 x 102 Keterangan:

SG = Sumur Galian SB = Sumur Bor

+ = Hasil pengujian positif tercemar oleh coliform - = Hasil pengujian negative tidak tercemar oleh coliform

Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut menunjukkan bahwa nilai total coliform yang paling besar ditemukan pada sampel air sumur galian (SG 3) dengan nilai MPN total adalah 11,0 x 102sel/ml atau 1100 sel/ml, sedangkan total coliform yang paling kecil ditemukan pada sampel air sumur bor (SB 3) dengan nilai MPN total adalah 0,036 x 102 sel/ml atau 3,6 sel/ml. Data mengenai perbedaan nilai total MPN dari masing-masing sampel air sumur galian dan sumur bor dapat dilihat pada grafik berikut

(4)

Berdasarkan Gambar 4.1 tersebut, terlihat bahwa nilai coliform total paling besar ditemukan pada sumur galian bila dibandingkan dengan sumur bor, hal ini disebabkan oleh kedalaman sumur galian lebih dangkal daripada sumur bor sehingga mudah dirembesi oleh cemaran coliform yang berasal dari septik tank atau pada air sungai yang merembes melalui pori tanah. Untuk mendukung data pengujian tentang kandungan coliform pada air sumur galian dengan sumur bor, berikut disajikan data pendukung tentang pengukuran suhu, pH, DO, dan salinitas air sumur galian dan sumur bor yang merupakan indikator tingkat pencemaran fisik ataupun kimia air

Tabel 4.2. Parameter Suhu, pH, DO, dan Salinitas Air Sumur Galian dan Sumur Bor di RT 01 Desa Batu Merah Ambon

Kode Sampling Suhu pH DO Salinitas (0/00)

SG 1 28 6 18 5

SG 2 29 7 18 0

SG 3 29 7 17,9 0

SB 1 29 7 8,8 0

SB 2 31 6 4,9 12

SB 3 30 8 7,6 8

Keterangan:

SG : Sumur Galian SB : Sumur Bor

Berdasarkan Tabel 4.2 tersebut menunjukkan bahwa suhu air pada sumur galian berkisar antara 280C 290C sedangkan suhu air sumur bor berkisar antara 290C 310C; pH air sumur galian berkisar antara 6 7 sedangkan pH air sumur bor berkisar antara 6 8; DO air sumur galian berkisar antara 17, 9 ppm 18 ppm sedangkan DO air sumur bor berkisar antara 4,9 ppm

8,8 ppm; dan salinitas air sumur galian berkisar antara 00/00 - 5 0

/00 sedangkan salinitas air

sumur bor berkisar antara 00/00- 12 0

/00. Untuk lebih jelasnya tentang perbedaan data fisik dan

kimia air sumur galian dengan sumur bor dapat dilihat pada Grafik 4.2 berikut.

Gambar 4. 2. Hasil Pengukuran Suhu, pH, DO, dan Salinitas Air Sumur Galian dengan Sumur Bor Di RT 01 Desa Batu Merah Ambon

(5)

Tabel 4.3. Keberadaan Bakteri Patogen pada Sampel Air Sumur Galian dan Bor di RT 01 Desa Batu

Berdasarkan Tabel 4.3 tersebut, diketahui bahwa semua sampel air sumur galian dan sumur bor yang diuji positif mengandung bakteri Salmonellah/Shigella yang merupakan bakteri pathogen dan penyebab penyakit Typhus, sedangkan untuk bakteri Vibrio, semua sampel air yang diuji menunjukkan hasil yang negatif. Pengujian kandungan bakteri E. coli penyebab penyakit diare, semuanya negatif kecuali satu sampel yang positif yaitu SG 3. Hal ini disebabkan karena sumur galian (SG 3) memiliki jarak septik tank yang paling dekat sumur dan kedalaman sumur tidak lebih dari 2 meter, sehingga perembesan air septik tank masuk ke sumur lebih mudah dan lebih cepat.

PEMBAHASAN

Air merupakan kebutuhan pokok bagi semua makhluk hidup di seluruh permukaan bumi ini, termasuk manusia yang segala aktivitas kehidupannya bergantung kepada air yang bersih dan layak konsumsi. Seluruh aktivitas metabolisme sel manusia berlangsung dengan baik jika ditunjang oleh ketersediaan cairan tubuh yang baik dan bersih, dan hal ini erat kaitannya dengan pola konsumsi manusia akan air yang bersih dan sehat. Air dikelompokan menjad dua macam berdasarkan sumbernya yaitu air yang bersumber dari bawah tanah dan bersumber dari permukaan atas tanah. Salah satu contoh air yang bersumber dari dalam tanah adalah air sumur yang banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk keperluan mencuci, mandi, minum, dan keperluan lainnya yang berkatan dengan penggunaan air (Nurwina, 2010)

Air sumur banyak dimanfaatkan oleh warga RT 01 Desa Batu Merah Ambon untuk keperluan mandi, mencuci, dan ada beberapa warga yang menggunakannya untuk keperluan memasak. Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti diperoleh informasi bahwa umumnya masyarakat menggunakan sumur galian dan sumur bor sebagai sumber air bersih, selain itu ada beberapa masyarakat yang sudah menggunakan air PDAM, namun jumlah masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kualitas air sumur galian dengan sumur bor yang didasarkan atas nilai MPN atau nilai total coliform air, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan rujukan oleh masyarakat RT 01 Desa Batu Merah Ambon dalam memilih air yang sesuai dengan standar mutu kelayakan untuk konsumsi atau untuk keperluan lainnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sampel air sumur galian dan sumur bor yang diuji di laboratorium MIPA IAIN Ambon positif mengandung cemaran coliform yang ditandai oleh adanya perubahan warna dan munculnya gas pada tabung pengujian. Indikator suatu sampel positif mengandung cemaran coliform adalah perubahan warna medium lactose brooth, munculnya gas pada tabung, dan munculnya endapan pada bagian dasar tabung. Ketiga indikator ini ditemukan pada saat pengujian sampel air sumur galian dan sumur bor yang diambil dari RT 01 Desa Batu Merah Ambon, sehingga sampel air tersebut dinyatakan positif tecemar oleh coliform.

(6)

diperoleh pada sampel air sumur galian yang berkisar antara 210 sel/ml 1100 sel/ml dan merupakan jumlah yang sangat besar dan dapat mengindikasikan munculnya beberapa jenis bakteri pathogen yang berbahaya untuk kesehatan. Jumlah coliform pada sumur bor lebih rendah daripada sumur galian yaitu 3,6 sel/ml 43 sel/ml. Adanya perbedaan jumlah coliform antara sumur galian dengan sumur bor disebabkan oleh topografi dari sumur yang berbeda, dimana sumur galian memiliki kedalaman yang rendah daripada sumur bor sehingga proses peresapan air septik tank atau air sungai yang tercemar lebih cepat bila dibandingkan dengan sumur bor yang memiliki kedalaman sampai puluhan meter.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Nurwanti (2013) yang menyatakan bahwa cemaran air sumur oleh coliform tidak terlepas dari proses perembesan air sungai atau septik tank masuk kedalam sumur. Sumur dengan kedalaman yang rendah dan tidak tidak dilapisi oleh beton akan memudahkan air yang tercemar masuk kedaam sumur dan mencemari sumur, sehingga air sumur tidak layak untuk digunakan untuk keperluan mandi ataupun minum. Memperkuat dugaan terkait dengan cemaran coliform yang diperoleh pada sampel air sumur galian dan sumur bor, maka dilakukan uji penguat dengan melakukan isolasi mikroba pada tabung yang positif tercemar oleh coliform pada medium selektif dan hasilnya ditemukan adanya bakteri golongan Salmonellah/Shigella pada semua sampel air yang diuji. Hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa air sumur galian ataupun sumur bor tercemar oleh limbah fecal yang kemungkinan terbesaranya bersumber dari septik tank atau sungai yang tercemar oleh tinja.

Selain ditemukan bakteri golongan Salmonella/Shigella, juga ditemukan golongan E. coli pada salah satu sumur galian (G 3), sedangkan untuk bakteri dari golongan Vibrio negatif untuk semua sampel air sumur yang diuji. Jika melihat nilai total coliform pada sampel air yang diuji, maka kami merekomendasikan untuk tidak menggunakan air sumur galian karena jumlah cemaran coliformnya lebih tinggi daripada sumur galian, dan jumlah coliform yang tinggi merupakan indikator hadirnya mikroba pathogen lainnya yang membahayakan kesehatan. Sampel air sumur bor masih aman untuk digunakan, meskipun ditemukan juga coliform dan bakteri golongan Salmonella/Shygella namun nilainya masih dibawah ambang batas toleransi (< 1000 sel/ml) (Anonim, 2013).

Penelitian ini tidak hanya mengungkap data tentang kandungan coliform pada air sumur galian dan bor di RT 01 Desa Batu Merah Ambon, namun melakukan pengujian fisik dan kimia untuk mendukung pembahasan terkait dengan keberadaan coliform pada sampel air dan kelayakan penggunaan air sumur galian dan sumur bor bagi masyarakat RT 01 Desa Batu Merah Ambon. Hasil pemeriksaan suhu air sumur galian berkisar antara 280C 290C sehingga dinyatakan aman secara fisik, sedangkan suhu air sumur bor berkisar antara 290C 310C dan dinyatakan juga aman (suhu air yang aman secara fisik adalah memiliki selisih suhu dengan suhu lingkungan sebesar 30C). Pengukuran pH pada air sumur dilakukan untuk mengetahui derajat keasaman dari air, sebab air yang terlalu asam berbahaya bagi lambung dan merusak gigi, sedangkan air yang terlalu basa juga berbahaya bagi kesehatan pencernaan. Air yang baik menurut nilai pH nya adalah memiliki interval pH dari 6 8. Olehnya itu air sumur galian dan bor di RT 01 Desa Batu Merah Ambon jika ditinjau dari nilai pH nya cukup aman untuk digunakan. DO menunjukkan kadar oksigen yang terlarut di dalam air dan berkenaan dengan aktivitas hidup organisme air. Nilai DO pada sumur galian lebih besar dibandingkan dengan air sumur bor, sehingga dapat dikatakan bahwa aktivitas organisme air lebih besar ada sumur galian dibandingkan dengan sumur bor. Besarnya nilai DO pada sumur galian karena kedalamannya yang rendah dan tidak tertutup, sehingga oksigen masih dapat larut dalam air, sedangkan sumur bor sangat dalam dan tertutup sehingga oksigen sangat sulit larut dalam air.

(7)

akan sangat sulit mematikannya, meskipun dengan pemanasan berulang sebab kebanyakan bakteri dengan kemampuan tersebut mampu bertahan pada suhu > 1000C.

Air yang mengandung coliform fecal berarti air tersebut telah tercemar oleh tinja. Tinja dari penderita sangat potensial menularkan penyakit yang berhubungan dengan air. Parameter biologik atau mikrobiologik lain yang dipakai untuk penentu kualitas adalah hitung koloni sebelum disinfeksi harus mencapai < 100 ml atau setelah disinfeksi mencapai < 20 ml pada suhu inkubasi 200C dan 360C.

Disinfeksi pada penyediaan bahan baku air minum sangat penting, karena merupakan barier terakhir transmisi penyakit water-borne bacterial and virus . Klorin dan hipoklorit yang sering digunakan untuk keperluan disinfeksi, tetapi dapat juga memakai kloramin, klorin dioksida, ozon, dan iradiasi ultraviolet. Proses disinfeksi tergantung dari proses-proses pengolahan sebelumnya. Mikroorganisme yang teragregasi dan terabsorpsi oleh bahan-bahan partikel sebelumnya sebagian membantu proses disinfeksi. Disinfeksi untuk menghancurkan pathogen yang ditularkan lewat air dari bakteri coliform fecal ketika turbiditas lebih besar daripada 5 NTU (nephelometric turbidity units).

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kandungan koliform air sumur galian dan sumur bor di RT 01 Desa Batu Merah Ambon cukup tinggi dengan nilai coliform untuk air sumur galian berkisar antara 210 sel/ml 1100 sel/ml, sedangkan sumur bor berkisar antara 3,6 sel/ml 43 sel/ml. Cemaran coliform ini diduga berasal dari rembesan airseptik tank yang jaraknya cukup dekat dengan sumur sehingga mempengaruhi menurunnya kualitas air sumur.

Saran/Rekomendasi

1) Diharapkan warga RT 01 Desa Batu Merah Ambon untuk tidak mengkonsumsi air sumur galian dan bor, tetapi cukup digunakan saja untuk keperluan mencuci atau menyiram tanaman

2) Diharapkan kepada warga RT 01 Desa Batu Merah Ambon untuk menata ulang letak septik tank yang terlalu dekat dengan sumur sehingga mempengaruhi menurunnya kualitas air sumur

3) Diharapkan kepada Dinas Kesehatan untuk melakukan sosialisasi tentang bahaya mengkonsmsi air yang tercemar oleh limbah tinja karena dapat mempengaruhi kesehatan 4) Bagi pemerintah yaitu BAPEDALDA, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar

pengembangan instansi terkait untuk pembangunan sarana penyediaan air dan kebijakan perlindungan sumber-sumber dan sarana air dengan perbaikan kualitas air dengan perbaikan lingkungan.

5) Bagi Dosen, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan salah satu acuan dalam mengajarkan matakuliah Mikrobiologi dan pengetahuan lingkungan, khususnya praktikum yang berkenaan dengan MPN coliform fecal yang potensial dalam pencemaran air.

6) Diharapkan untuk melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui hubungan tingkat kesehatan dengan frekuensi penggunaan air sumur galian dan bor sebagai keperluan untuk mandi, mencuci, dan untuk minum

7) Merumuskan rekomendasi strategi pengendalian pencemaran air kepada Pemerintah dalam pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.

DAFTAR PUSTAKA

Alaert, G.dan Santika, S.S., 2008.Metode Penelitian Air,Penerbit Usaha Nasional, Surabaya. Alimudin Ali, 2001.Penuntun Mikrobiologi, UNM Press, Makasar.

(8)

Diah Agustiningsih. 2012. Kajian Air Sungai Blukar kabupaten Kendal dalam Upaya Pengendalian Pencemaran Air. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Penerbit KANISIUS. Yogyakarta

Hach, Clifford. C. R. L. Klein, Jr. C. R. Gibbs. 1997. Introduction to Biochemical Oxygen demand. Technival Information Series.No. 7. Hach Company. USA123

Juliana Silalahi, 2010. Analisis Kualitas Air dan Hubungannya Dengan Keanekaragaman Vegetasi Akuatik Di Perairan Balige Danau Toba, Tesis: Universitas Sumatera Utara, Medan.

Nurwanti. 2013. Studi Perbandingan MPN Coliform Air Sumur Bor dan Sumur Galian di Kelurahan Rappocini Makassar. Skripsi. UNHAS, Makassar.

Srikandi Fardiaz. 1992.Mikrobiologi Pangan,Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Unus Suriawiria,2003.Mikrobiologi Air, Penerbit PT Alumni, Bandung.

Gambar

tabel MPN. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Alimudin Ali, 2011)
Gambar 4.1. Perbandingan Nilai Total Coliform Antara Sumur Galian dengan Sumur Bor di RT 01DesaBatu Merah Ambon
Tabel 4.2. Parameter Suhu, pH, DO, dan Salinitas Air Sumur Galian dan Sumur Bor di RT 01 Desa BatuMerah Ambon
Tabel 4.3.  Keberadaan Bakteri Patogen pada Sampel Air Sumur Galian dan Bor  di RT 01 Desa BatuMerah Ambon

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kaitan dengan tuntutan K-13 maka penting untuk diketahui, hal-hal berikut, yaitu (a) sejauhmana sekolah telah mengaplikasikan metode pembelajaran yang sesuai

To improve the quality of life and decrease the incidence of debilitating pain, the most effective treatments focus on arthritis pain

yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2012.

Examining the UN Habitat III Issue Paper on Inclusive Cities (2015), in this article I attempt to identify and problematize some assumptions that might have underpinned our efforts

Pada bagian ini, hasil analisis yang ditampilkan hanya pada pengujian patch test dan distorsi geometri untuk analisis statik, serta pengujian terhadap konvergensi

Asset classes Securities Equity Common stock Preferred stock Warrants Fixed income Convertible debt Pooled investment vehicles Mutual funds ETFs and ETNs (depositories) ABS Hedge

tidak langsung dengan melakukan pengajian rutin adalah untuk memberikan pemahaman pada masyarakat supaya taat dan patuh terahap aturan agama pada umumnya dan atauran pemerintah

PERANCANGAN MED IA PEMBELAJARAN PAD A MATA PELAJARAN BATIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL D I SMK NEGERI 14 BAND UNG. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu