36
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 748.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 1212 dan 1157.
Dinar.F (2010).Tekhnik Pengolahan Kentang menjadi Dodol Kentang u Menghasilkan Penghasilan Keluarga Di Desa Geringging Kec. Merak Kabupaten Tanah Gayo. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. 16 (59) : 17.
Erickson, A. (2006). Corn Starch. Edisi Kesebelas. Washigton, D.C: Corn Refiners Association. Hal 19.
Herawati, H. (2012). Teknologi Proses Produksi Food Ingredient dari Tapioka Termodifikasi.Jurnal Litbang Pertanian. 31 (2) : 69, 73, 74, 75.
Jati, P.W. (2006).Pengaruh Waktu Hidrolisis dan Konsentrasi HCl Terhadap Nilai Dextrose Equivalent (DE) dan Karakteristik Mutu Pati Termodifikasi dari Pati Tapioka dengan Metode Hidrolisis Asam. Skripsi.Bogor: Institut Pertanian Bogor. Hal. 49dan 56.
Kalsum, N dan Surfiana.(2013). Karakteristik Dekstrin dari Pati Ubi Kayu yang Diproduksi dengan Metode Pragelatinisasi Parsial.Jurnal Penelitian Pertanian Terapan 13(1): 13
Martunis. (2012). Pengaruh Suhu dan Pengeringan terhadap Kuantitas dan Kualitas Pati Kentang Varietas Granola. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia.4(3): 26, 27.
McKee, T., dan McKee, J.R. (2004). Biochemistry: The Moleculer Basis of Life, 3th Edition.New York : McGraww-Hill. Hal. 188
Nangin, D., dan Sutrisno, A. (2014). Enzim Amilase Pemecah Pati dari Mikroba.Jurnal Pangan dan Agroindustri.3(3): 1032.
Niazi, S.K. (2009)a. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations: Compressed Solid Products 2nd Edition Volume 1. New York : Informa Healthcare USA, Inc. Hal. 585.
Niazi, S.K. (2009)b. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations:Semisolid Products 2nd Edition Volume 4. New York : Informa Healthcare USA, Inc. Hal. 77.
37
Niken, H.A., dan Adepristian, Y.D. (2013). Isolasi Amilosa dan Amilopektin dari Pati Kentang. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri.2(3): 57.
Ningsih, D.R., Asnani, A.,dan Fantoni, A. (2010). Pembuatan Dekstrin Dari Pati Ubi Kayu Menggunakan Enzim Amilase Dari Azospirillum sp. JG3 Dan Karakteristiknya. Molekul5(1): 15-18, 20.
Pentury, M.H., Nursyam, H., Harahap, N.,dan Soemarno.(2013). Karakteristik Maltodekstrin dari Hipokotil Mangrove (Bruguiera gymnorrhiza) Menggunakan Beberapa Metode Hidrolisis Enzim.Indenesia Green Teknologi Journal.2(1): 56.
Perwitasari, D.S., dan Cahyo, A. (2009). Pembuatan Dekstrin Sebagai Bahan Perekat Dari Hidrolisis Pati Umbi Talas Dengan Katalisator HCl. Chemical Engineering Seminar Soebardjo Brotohardjono.4: 2.
Poedjiadi, A., dan Supriyanti, T. (2009).Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta : UI Press. Hal.158-163.
Pudiastuti, L., dan Pratiwi, T. (2013). Pembuatan Dekstrin dari Tepung Tapioka secara Enzimatik dengan Pemanasan Microwave. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri.(2):7.
Ridal, S. (2003).Karakterisasi Sifat Fisiko-Kimia Tepung dan Pati Talas (Colocasia esculenta) dan Kimpul (Xanthosoma sp.) dan Uji Penerimaan α-amilase terhadap Patinya. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal. 1 - 33.
Robyt, J.F. (1984). Enzymes In The Hydrolysis and Synthesis of Starch. Disunting oleh Whistler, R.L., Bemiller, J.N., dan Paschall, E.F. London : Academic Press. Hal. 89 dan 105.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. London: Pharmaceutical Press. Hal. 220, 221, 223, 685.
Sadikin, M. (2002).Seri Biokimia: Biokimia Enzim. Jakarta: Widya Medika. Hal. 138-139.
Santosa, H.(2010). Hidrolisis Enzimatik Pati Tapioka dengan Kombinasi Pemanas Mikrowave-Water Bath Pada Pembuatan Dekstrin. Momentum.6(2): 32.
Setiadi dan Nurulhuda, S.F. (2000). Kentang Varietas dan Pembudidayaan. Penebar Swadaya. Hal. 11, 13, 19, 21.
Setyawan, B. (2015). Budidaya Umbi-umbian Padat Nutrisi.Yogyakarta : Pustaka Baru Press. Hal.70-71.
38
Suarni, dan Patong, R. (2007). Potensi Kecambah Kacang Hijau sebagai Sumber Enzim –Amilase. Indo. J. chem.7(3): 336.
Sun, J., Li, X., Zeng, J., Liu, B., dan Li, G. (2010). Characterization Of Dextrin Prepared By Common Neutral And Thermostable α-Amilases. Journal of Food Processing and Preservation.34: 622.
Suraida.(2012). Identifikasi Tumbuhan Penghijauan Sebagai Media Belajar Biologi.Edu-Bio.3: 60.
StandarNasional Indonesia. (1992). Dekstrin Industri Pangan. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. Hal. 1-2.
Thippeswamy, S., Girigowda, K., dan Mulimani, V, H (2006).Isolation and identification of –Amilase producing Bacillus sp.From dhal industri waste.Juornal of Biochemistry and Biophysics.43: 297.
Triyono, A. (2007). Peningkatan Fungsional Pati dari Ubi Jalar (Ipomea batatas L.) dengan Enzim –Amilase (Bacillus subtilis) sebagai Bahan Substitusi Pengolahan Pangan. Jurnal SainsMIPA. Edisi Khusus Tahun 2007.13(1):64, 65.
Winarno, F.G. (2004)Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 33.
Wirahadikusumah, M. 1989. BiokimiaProtein, Enzim, dan Asam Nukleat. ITB Bandung.Hal. 50.
Zusfahair, dan Ningsih, D.R. (2012). Pembuatan Dekstrin dari Pati Ubi Kayu Menggunakan Katalis Amilase Hasil Fraksinasi dari Azospirillum sp. JG3. Molekul.7(1): 18.
USP 30-NF 25. (2007). United States Pharmacopeia and The National Formulary.Rockville (MD): The United States Pharmacopeial Convention. Hal. 1109.