PENGGUNAAN PAKU BERPORI
DALAM INOKULASI POHON
GAHARU
(Inovasi Baru Dalam Teknologi
Rekayasa Pembentukan Gubal
Gaharu Yang Berkualitas)
SENTOT ADI SASMUKO
BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MATARAM
ABSTRAK
Gaharu (agarwood) adalah komoditi hasil hutan bukan kayu (HHBK) bernilai ekonomi Tinggi dengan harga pasar saat ini dapat mencapai Rp. 60 juta per kilogram. Gaharu dihasilkan dari bagian batang, cabang dan akar pohon gaharu (umumnya dari jenis Aquilaria spp., dan Gyrinops spp.)
Proses pembentukan gaharu dalam pohon terjadi akibat adanya serangan patogen atau jamur dalam jaringan kayu. Tanpa adanya patogen atau jamur dalam pohon, maka gaharu tidak akan terbentuk.
ABSTRAK
Permintaan konsumen gaharu terus meningkat tetapi produksi dari alam semakin terbatas, sehingga Indonesia diberi kuota produksi (ekspor) sebesar 250 ton/tahun. Namun kuota tersebut masih sangat sulit dipenuhi karena minimnya produksi gaharu alam. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi gaharu adalah dengan budidaya.
Budidaya pohon gaharu telah banyak dilakukan masyarakat di Indonesia sejak 1980-an.
Untuk mempercepat produksi gaharu hasil budidaya perlu dilakukan rekayasa produksi yaitu dengan cara menginduksi patogen atau jamur ke dalam bagian pohon. Proses ini dikenal dengan : teknologi nokulasi.
Teknologi inokulasi pohon gaharu telah dikenal sejak tahun 1990-an dengan berbagai macam metode dan terakhir dikenal dengan : metode pengeboran dan penyuntikan. Metode tersebut banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia hingga saat ini, bahkan negara lain seperti Malaysia dan Thailand masih mengandalkan teknologi pengeboran dan penyuntikan.
ABSTRAK
Seiring berjalannya waktu, teknologi inokulasi konvensional dengan metode pengeboran dan penyuntikan banyak dikeluhkan oleh masyarakat pembudidaya pohon gaharu, antara lain karena : biaya tinggi (menggunakan mesin-mesin bor, genset, BBM, dan peralatan listrik lainnya). Selain itu sulit diterapkan oleh masyarakat karena perlu keterampilan khusus, dan kurang efektif untuk segala medan, serta mutu gaharu yang dihasilkan kurang maksimal.ABSTRAK
Inovasi baru dalam teknologi inokulasi gaharu yaitu : penggunaan sistem paku berpori disingkat menjadi : SIMPORI. Penggunaan SIMPORI : berbiaya jauh lebih murah (tidak memerlukan peralatan listrik), lebih aplikabel (mudah diterapkan), lebih ramah lingkungan, efektif untuk segala medan, dan mutu gaharu yang dihasilkan lebih baik.
Penggunaan paku berpori (SIMPORI) dalam inokulasi pohon gaharu merupakan hasil pemikiran dan rekayasa sendiri, belum pernah ada di Indonesia maupun negara lain.
Cara kerja SIMPORI lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan teknologi inokulasi yang ada saat ini.
Peralatan yang digunakan dalam SIMPORI sangat prospektif dikembangkan/diproduksi secara masal untuk membantu masyarakat pembudidaya pohon gaharu agar lebih cepat mendapatkan hasil yang memuaskan.
DESKRIPSI
Jenis alat utama hasil rekayasa dalam teknologi inokulasi pohon gaharu menggunakan paku berpori (SIMPORI) adalah :
1. Paku berpori
Persayaratan paku :
a. Harus berlubang ditengah dan mempunyai lubang-lubang kecil (pori) dipermukaannya agar isolat patogen/jamur dapat masuk (meresap) ke dalam jaringan kayu. b. Mampu menancap ke dalam batang pohon gaharu, dan
tidak merusak jaringan kayu. c. Bahan anti karat dan aman digunakan.
Spesifikasi paku berpori : a. Panjang : 120 mm
DESKRIPSI
2. Alat Pencabut Paku Berpori
Persayaratan :
a. Harus menggunakan tenaga manual.
b. Mampu mencabut paku berpori tanpa merusak baik pakunya sendiri maupun batang pohon gaharu. c. Bahan anti karat, mudah dan aman digunakan.
Spesifikasi alat : a. Panjang : 30 mm b. Berat : 1 kg. c. Diameter : 15 cm. d. Sistem : ulir
APLIKASI
Penggunaan paku berpori dalam inokulasi pohon gaharu tidak akan memutus jaringan kayu sebagai saluran makanannya, tetapi hanya membelah serat. Paku berpori ditancapkan ke dalam batang pohon gaharu menggunakan palu sedalam sepertiga diameter batang membentuk sudut 10-15˚.
Setelah menancap sempurna, kemudian isolat patogen/jamur dimasukkan melalui lubang tengah paku menggunakan pipet sesuai dosis yang diinginkan.
KEUNGGULAN TEKNOLOGI
Keunggulan teknologi paku berpori (SIMPORI) dalam menginokulasi pohon gaharu antara lain adalah :
1. Biaya operasional lebih murah.
Tidak memerlukan peralatan listrik yang mahal seperti mesin bor, dan genset. 2. Lebih aman digunakan.
Dapat digunakan di segala cuaca dan medan karena tidak berbahaya dan mudah (ringan) dibawa kemana-mana.
3. Lebih aplikabel.
Dapat dioperasionalkan oleh siapa saja, tidak memerlukan keahlian khusus. 4. Lebih ramah lingkungan.
Tidak menghasilkan polusi dan tidak memutuskan jaringan kayu. 5. Proses induksi lebih efektif.
Isolat patogen/jamur akan masuk ke dalam jaringan pohon gaharu lebih sempurna dan terhindar dari air hujan (aliran batang).
6. Dapat dipakai berulang-ulang.
Paku berpori dapat dipakai secara berulang-ulang dari pohon yang satu ke pohon lainnya dengan cara mencabut dan memakunya kembali.
7. Proses pembentukan gubal gaharu berjalan lebih baik.
Gubal gaharu yang akan dihasilkan akan mempunyai mutu lebih baik karena daya kompatibilitas antara patogen/jamur dengan pohon gaharu lebih tinggi.
PENGGUNA PRODUK
Pengguna produk SIMPORI antara lain adalah : 1. Petani pembudidaya pohon gaharu di pedesaan.
2. Pengusaha tanaman gaharu dari tingkat kecil sampai besar. 3. Masyarakat umum.
Nilai tambah bagi pengguna : 1. Lebih bermutu
2. Lebih ekonomis (harga) 3. Lebih praktis (portable)
4. Lebih berpariasi (berbagai macam ukuran) 5. Lebih aman dan nyaman
6. Ramah lingkungan
Teknik inovasi ini merupakan penemuan baru belum dipatenkan
Sulit untuk ditiru lubang berporinnya mempunyai tingkat presisi/akurasi tertentu Nilai tambah
1. Efektif lebih cepat, portable, tdk perlu keahlian khusus, praktis, lebih aman 2. Efisien kualitas gaharu lebih bermutu, lebih ekonomis (harga)
POTENSI KOMERSIALISASI
Teknologi inokulasi SIMPORI ini mempunyai potensi komersial yang cukup besar, yaitu : memproduksi paku berpori dan alat pencabutnya dalam skala besar (pabrik) dan dipasarkan untuk memenuhi permintaan pembudidaya pohon gaharu baik di dalam negeri maupun luar negeri.