• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perasan Rumput Laut (Sargassum crassifolium) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Stroberi (Fragaria chiloensis L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Perasan Rumput Laut (Sargassum crassifolium) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Stroberi (Fragaria chiloensis L.)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Klasifikasi tanaman stroberi adalah sebagai berikut; Devisio:

Spermatophyta, Class: Dicotyledonae, Ordo: Rosales, Famili: Rosaceae, Genus: Fragaria, Species: Fragaria spp (Tjitrosoepomo, 1990).

Akar merupakan bagian pokok dari tanaman. Fungsi akar ialah untuk menegakkan berdirinya tumbuhan dan untuk menghisap air beserta mineral garam-garam dari tanah disalurkan ke batang. Perakaran stroberi adalah akar tunggang yang bercabang banyak, sehingga daerah perakaran luas dalam penyerapan unsur hara (Tjitrosoepomo, 1990).

Tanaman stroberi dewasa umumnya mempunyai 20-35 akar primer dengan panjang sekitar 40 cm. Namun, ada juga jenis stroberi yang mempunyai 100 akar primer. Akar-akar baru menggantikan akar primer tumbuh dari ruas paling dekat dengan akar primer. Pada media yang berdrainase baik, 50% dari akar berkumpul pada kedalaman antara 15-45 cm (Budiman dan Saraswati, 2005).

Batang tanaman stroberi pada pangkal batangnya berwarna kemerah-merahan, sedangkan bagian pucuk berwarna hijau muda sampai tua. (Tjitrosoepomo, 1983).

(2)

Daun tanaman stroberi berbentuk bulat hampir oval dengan pinggiran yang tidak rata, bergelombang dan merupakan daun trifoliate. Daun tersebut tumbuh rapat antara satu dengan yang lainnya. Warna daun hijau tua dengan ukuran lebar berkisar antara 6-8 cm (Tjitrosoepomo, 1990).

Pada kultivar Sweet charlie, tekstur daun dan tangkai daun sangat keras, hal ini merupakan salah satu keuntungannya karena membuat kultivar ini tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Tajuk daun pada stroberi cukup unik, yakni melingkari batang secara spiral dengan susunan yang sangat rapat. Susunan ini dikenal dengan istilah crown (Kurnia, 2005).

Bunga stroberi termasuk tanaman berbunga sempurna yaitu memiliki benang sari dan kepala putik. Bunga stroberi berwarna putih dengan diameter bunga berkisar antara 3-15 mm (Tjitrosoepomo, 1990).

Bunga stroberi memiliki lima kelopak bunga (sepal), lima daun mahkota (petal), 20 – 35 benang sari (stamen), dan ratusan putik (pistil) yang menempel dengan pola melingkar di dasar bunga (reseptakel). Bunga terletak di malai (inflouresen) di ujung tanaman. Malai terdiri atas tangkai utama dan tangkai cabang. Bunga yang terletak diujung tangkai utama malai disebut dengan bunga primer. Perkembangan bunga primer sangat dominan, dan biasanya bunga terbesar berasal dari bunga primer. Bunga ditangkai cabang disebut dengan bunga sekunder. Bunga tersier dan seterusnya terletak di percabangan bunga sekunder. Penyerbukan dapat terjadi dengan bantuan gravitasi, angin, atau serangga. (Kurnia, 2005).

(3)

matang. Biji buah kecil dan terletak di permukaan buah. Berat buah stroberi rata-rata 20g (Tjitrosoepomo, 1990).

Buahnya berukuran 2,5 – 5 cm berwarna agak merah hingga merah gelap. Buah tersebut merupakan buah agregat yang terdiri dari beberapa achene (biji). Masing-masing achene berisi satu biji. Apabila achene tersebut tidak diserbuki maka buah tidak akan terbentuk. Ukuran dan berat buah adalah berkorelasi dengan banyaknya achene yang diserbuki (Ashari, 1995).

Pemanenan dapat dilakukan saat buah berumur dua minggu sejak pembungaan atau 10 hari setelah awal pembentukan buah. Pada umur itu, buah sudah cukup tua dan sebagian besar warnanya sudah merah. Ciri dan Umur Panen dari tanaman ini yaitu Buah sudah agak kenyal dan agak empuk, kulit buah didominasi warna merah, hijau kemerahan hingga kuning kemerahan, buah berumur 2 minggu sejak pembungaan atau 10 hari setelah awal pembentukan buah. Pemetikan sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari dan keadaan cuaca cerah. Pemetikan yang dilakukan pada siang hari secara teknis kurang menguntungkan karena pada siang hari proses fotosintesis masih berlangsung sehingga mengurangi zat-zat gizi yang terkandung. Di samping itu, keadaan cuaca panas dapat meningkatkan temperatur dalam buah stroberi sehingga mempercepat proses transpirasi dalam buah, akibatnya buah menjadi cepat lembek, busuk dan daya simpannya menjadi lebih singkat (Prasetyani, 2008).

Syarat Tumbuh

Iklim

(4)

170C – 200C dengan kelembaban udara 80% - 90%. Ketinggian tempat yang ideal untuk tanaman stroberi di wilayah tropis adalah 1000 – 1500 m diatas permukaan laut (Budiman dan Saraswati, 2006).

Tanah

Kondisi tanah yang baik adalah podsolik dan alluvial. Tanah-tanah dengan kandungan hara yang baik, mutlak dibutuhkan dalam maksimalisasi dalam pembentukan bunga dan buah (Gunawan, 2003).

Tanaman ini dapat tumbuh dengan berproduksi baik pada kisaran pH 6-7. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang ideal untuk budidaya stroberi adalah

5,4-7,0 sedangkan untuk kedalaman air tanah yang disyaratkan adalah 50-100 cm dari permukaan tanah. Jika tanaman stroberi di tanam di dalam pot, media harus memiliki sifat poros, mudah merembeskan air dan unsur hara selalu tersedia (Tjitrosoepomo, 1990).

Sargassum crassifolium J. Agardh

(5)

mineral, air, vitamin, dan lemak. Dengan demikian pemanfaatan rumput laut dapat digunakan sebagai bahan olahan, baik sebagai bahan pangan, pakan maupun sebagai bahan tambahan (Suplemen) (Handayani, 2011).

Sunarpi (2011) melaporkan bahwa ekstrak Sargassum sp. yang mampu menginduksi tinggi tanaman padi hingga mencapai 91.67 cm. Fenomena yang berbeda terjadi pada parameter jumlah daun, sebagian besar tanaman yang diberikan perlakuan ekstrak rumput laut memiliki daun lebih banyak sekitar 5-25 helai dibandingkan dengan tanaman kontrol. Rata-rata jumlah daun yang paling banyak terdapat pada tanaman yang diberi perlakuan Sargassum sp. dan Sargassum polycistum yaitu sebanyak 100.33 helai, sedangkan pada tanaman

kontrol hanya memiliki jumlah daun rata-rata sekitar 75,67 helai. Adanya perbedaan jumlah daun pada tanaman yang diberikan ekstrak dan tanpa ekstrak mengindikasikan adanya pengaruh pemberian ekstrak rumput laut terhadap jumlah daun tanaman padi. Fenomena tersebut berkaitan erat dengan keberadaan senyawa aktif serta mikro dan makronutrien dalam ekstrak rumput laut (makroalga), yang mampu menstimulasi pertumbuhan tanaman

(6)

Suradikusumah (1989), senyawa-senyawa tersebut berperan penting dalam pengaturan pertumbuhan tanaman.

Berikut merupakan kandungan nutrisi pada Sargassum crassifolium seperti tercantum pada tabel 1. (Handayani, 2004).

Tabel 1. Kandungan nutrisi Sargassum crassifolium J. Agardh

Jenis Nutrisi Rata-rata kadar (%, b/b0) Keterangan Protein

Algae Sargassum tumbuh di bentangan perairan pantai di zona paparan terumbu (reef flats) mulai dari garis pantai sampai ujung tubir termasuk dalam perairan intertidal dan subtidal. Hasil penelitian makro algae di Indonesia menunjukan sebaran yang luas dan bervariasi. Algae Sargassum termasuk

(7)

dan jumlah jenisnya ada 12. Tumbuh di lingkungan perairan pantai yang jernih dengan substrat batu karang, karang mati dan benda bersifat massive yang berada di dasar perairan. Keberadaan Sargassum di perairan ikut membentuk ekosistem terumbu karang dan merupakan tempat asuhan bagi biota kecil (Kadi, 2005).

Berikut merupakan laporan hasil uji analisis auksin pada S. crassifolium di laboratorium penelitian dan pengujian terpadu Universitas Gajah Mada, seperti yang tercantum pada tabel 2.

Tabel 2. Laporan hasil uji auksin di laboratorium penelitian dan pengujian terpadu Universitas Gajah Mada

Parameter Uji Hasil Satuan Metode

IAA 0,13 ppm HPLC

Aryanti dkk, (2009) melaporkan bahwa penyemprotan dengan cairan Sargassum secara umum dapat menigkatkan pertumbuhan tanaman kedelai. Pada

konsentrasi 3000 hingga 5000 ppm, cairan Sargassum dapat meningkatakan jumlah daun. Berat basah dan berat kering tanaman dapat ditingkatkan secara signifikan dengan menyemprotkan cairan Sargassum dari konsentrasi 1000 ppm hingga 5000 ppm. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan kedelai terbaik dicapai pada penyemprotan cairan Sargassum dengan konsentrasi antara 4000 ppm hingga 5000 ppm.

Zat Pengatur Tumbuh

(8)

Sebenarnya hormon sudah tersedia secara alami pada tumbuhan, namun tetap

harus dapat diberikan pada tanaman dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan

berakar, mempercepat proses pertumbuhan akar, meningkatkan jumlah dan kualitas

akar, dan mengurangi keragaman jumlah dan kualitas perakaran. Hormon yang biasa

digunakan dalam merangsang pertumbuhan akar adalah dari kelompok hormon

auksin buatan yaitu IAA (Indole Acetic Acid), IBA (Indole Butyric Acid), dan NAA

(Napthalene Acetic Acid) yang semua ini wujudnya bisa berupa bubuk, tablet, pasta,

dan cairan (Irwanto, 2001).

Agar hormon tumbuh yang terdapat dalam mikropolar atau submikromolar itu

bersifat aktif dan khas, dapat dipastikan harus ada tiga bagian utama pada sistem

respirasi. Yang pertama, hormon harus ada dalam cukup di sel yang tepat. Yang

kedua, hormon harus di kenali dan di ikat erat oleh setiap sekelompok sel yang

tanggap terhadap hormon (sel sasaran). Yang ketiga, protein penerima tersebut

(konfigurasinya diduga berubah saat mengikat hormon) harus menyebabkan

perubahan metaolik lain yang mengarah pada penguatan isyarat atau kurir hormon

(Salisbury dan Ross, 1995).

Pengetahuan dasar tentang zat pengatur tumbuh ini diperlukan agar

pemakaian zat ini efektif dan menguntungkan karena pengaruh zat pengatur tumbuh

ini tergantung cara pemakaiannya. Pada kadar rendah tertentu zat pengatur tumbuh

akan mendorong pertumbuhan sedangkan pada kadar yang terlalu tinggi akan

menghambat pertumbuhan, meracun bahkan mematikan tanaman. Pemberian zat

pengatur tumbuh yang sesuai merupakan salah satu alternatif teknologi baru yang

dapat memperbaiki proses biologis tanaman (Winten, 2009).

(9)

Istilah auksin berasal dari bahasa Yunani yaitu auxien yang berarti meningkatkan. Auksin ini pertama kali digunakan Frits Went, seorang mahasiswa pascasarjana di negeri belanda pada tahun 1962, yang menemukan bahwa suatu senyawa yang belum dapat dicirikan mungkin menyebabkan pembengkokan koleoptil ke arah cahaya. Fenomena pembengkokan ini dikenal dengan istilah fototropisme. Senyawa ini banyak ditemukan di daerah koleoptil. Aktifitas auksin dilacak melalui pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat terpacunya

pemanjangan pada sisi yang tidak terkena cahaya matahari (Salisbury dan Ross, 1995).

Rumus Bangun Auksin

(10)

pembentukan akar adventif, sedangkan konsentrasi tinggi merangsang pembentukan kalus dan menekan morfogenesis (Zulkarnain, 2009).

Indole-3-acetic acid (IAA) nama lain auksin berperan dalam pembelahan sel apikal (tunas, daun muda, dan buah). Senyawa itu meregulasi beragam proses fisiologi seperti pertumbuhan, pembelahan, serta diferensiasi sel, dan sintesis protein. Pergerakannya hingga titik tumbuh akar melalui jaringan pembuluh tipis atau parenkim. Saat menyebar, IAA menghambat pembentukan mata tunas. IAA yang terkonsentrasi merangsang pembelahan sel akar sehingga akar-akar baru bermunculan (Malcolm, 1989).

Auksin merupakan istilah genetik untuk substansi pertumbuhan yang khususnya merangsang perpanjangan sel, tetapi auksin juga menyebabkan suatu kisaran respon pertumbuhan yang agak berbeda-beda (Gardner, dkk, 1991).

(11)

Pemupukan Melalui Daun

Tidak semua jenis pupuk dapat dipergunakan untuk diaplikasikan melalui daun. Pada umumnya pupuk-pupuk dalam bentuk cair atau pupuk padat yang bersifat larut sempurna di dalam air dan pupuk yang tidak merusak daun tanaman dapat digunakan sebagai pupuk yang disemprotkan lewat daun. Pupuk yang larut di dalam air tapi tidak larut sempurna tidak dapat diaplikasikan melalui daun karena ada residu dari pupuk yang dapat menutup stomata atau nozzle dari alat penyemprot (Damanik dkk, 2011).

Waktu pemupukan yang tepat untuk pemupukan melalui daun sebaiknya dilakukan pada pagi hari sekitar 09.00-10.00 pagi. Pada waktu tersebut matahari telah terbit dan telah terjadi proses fotosintesis di dalam daun. Dengan berlangsungnya fotosintesis, terbentuk gula yang mempengaruhi berkonstraksinya sel-sel pengiring pada stomata, sehingga stomata membuka. Frekwensi pemupukan dapat diulangi dengan interval yang dekat terutama bila terdapat

gejala-gejala kahat hara. Bagian daun yang disemprot adalah ppada bagian bawah daun, karena pada bagian ini jumlah stomata lebih banyak daripada bagian atas

Gambar

Tabel 1. Kandungan nutrisi Sargassum crassifolium J. Agardh Jenis Nutrisi  Rata-rata kadar (%, b/b0)

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa parameter yang dirubah dalam proses kalibrasi adalah CH_K2 (kon- duktivitas hidrolik sungai), CH_N2 (koefisien Manning untuk saluran utama), ALPHA_BNK (faktor

Penulis juga berharap adanya laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya penulis sendiri dan bagi teman-teman mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi,

Ketepeng cina (SMIUI alata (L.) Roxb) merupakan satu dari kekayaan a1am yang dapat dimanf.aatkan sebagai obal Banyak penelitian yang menyatakan tentang aktivitas yang

Bedasarkan analisis data dalam pembahasan yang tealh dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Hasil pengujian hipotesis pertama membuktikan bahwa

Meskipun tingkat persaingan yang semakin ketat serta potensi masuknya pemain baru farmasi kedalam pasar Indonesia berpotensi mempengaruhi posisi KLBF di pasar, namun kami tetap

Selanjutnya, kami mohon bantuan Saudara dapat menginformasikan jadwal tersebut kepada pengusul program Pengabdian kepada Masyarakat Multi Tahun yang akan divisitasi

57 IbWPT PUTU DANA PARIAWAN S POLITEKNIK NEGERI BALI Denpasar IPTEKS BAGI WILAYAH KECAM ATAN KINTAM ANI KABUPATEN BANGLI, BALI. 9 Gat ot M urdjit

[r]