• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Alat Penumbuk Mekanis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang Bangun Alat Penumbuk Mekanis"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia yang merupakan negara kepulauan, hampir dua per tiga wilayah berupa lautan mempunyai potensi besar untuk dikembangkan. Kekayaan laut yang besar, diantaranya adalah berbagai jenis ikan, udang-udangan, kerang-kerangan, dan alga uniseluler maupun multiseluler, dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan dan energi yang berlimpah. Makanan hasil laut sudah biasa menghiasi menu makan masyarakat di pesisir sampai ke perkotaan. Dengan metode pengolahan yang beragam, dari tradisional sampai modern, produk makanan hasil laut yang lezat sudah dapat kita nikmati dari pedagang kaki lima sampai restaurant berbintang. Alangkah makmurnya masyarakat Indonesia apabila bisa memanfaatkan kekayaan lautnya secara optimal.

Lingkungan pantai dan laut yang biasanya dikatakan sebagai lingkungan akuatik marin juga mempunyai komponen abiotik dan komponen biotik seperti halnya pada kondisi di lingkungan terrestrial. Komponen abiotik sudah banyak diulas, sedangkan komponen biotik yang umumnya mempunyai alur rantai makan/jarring makanan (food web). Faktor biotik adalah faktor yang hidup, terdiri dari organisme hidup mulai dari bakteri laut, plankton, golongan invertebrata seperti cacing laut, bangsa kerang-kerangan dan siput laut, beragam ganggang laut/rumput laut, berbagai jenis ikan, sampai kepada burung-burung laut, dan hewan-hewan besar seperti mamalia laut (Wibisno, 2005).

Udang merupakan salah satu komoditas sektor perikanan yang bernilai ekonomi tinggi dengan pangsa pasar di manca negara yang luas dan cenderung meningkat. Pada dasarwarna 1980-an udang pernah menjadi pemasok devisa

(2)

2

negara keempat dari sektor nonmigas setelah kayu, tekstil dan karet. Pada masa itu produksi udang diperoleh terutama dari penangkapan di laut dan budidaya di tambak yang mulai berkembang teknologinya (Garno, 2004).

Udang sebagai komoditas ekspor berhasil meningkatkan devisa negara dari sektor non-migas. Volume ekspor udang ke berbagai Negara tujuan (Jepang, Hongkong, Singapura, Jerman, Australia, Malaysia, Inggris, Perancis, Belanda, Belgia, Luxemburg dan lainnya) baik yang disumbangkan dari tambak berpola tradisional, semi intensif ataupun intensif juga selalu meningkat produk hasil panennya (Buwono, 1993).

Ikan dan hasil laut lainnya merupakan bahan pangan yang sangat mudah rusak (highly perishable) apabila tidak ditangani dengan baik. Untuk menghindari kerusakan yang terjadi maka ikan harus cepat dimasak, dilakukan pendinginan maupun pembekuan segera setelah ditangkap, ataupun diolah dengan cara dikalengkan, diasinkan, dikeringkan maupun diasap. Selain pengolahan seperti yang disebutkan, pengolahan mikrobiologis (fermentasi) juga dapat dilakukan untuk memperoleh produk makanan yang lezat dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Banyak produk hasil laut terfermentasi dikembangkan secara tradisional oleh masyarakat di Asia, terutama Asia Tenggara, sehingga produk hasil laut terfermentasi di negara-negara Asia Tenggara hampir mirip bahkan ada yang sama dengan nama yang lain.

Produk hasil laut terfermentasi berawal dari produk yang dihasilkan dengan proses tradisional. Dengan perkembangan teknologi, produk-produk tersebut kemudian diproduksi pada skala industri dengan proses yang modern. Ada tiga kelompok produk hasil laut terfermentasi yang berkembang saat ini,

(3)

3

yaitu kelompok produk cair, pasta, dan produk ikan utuh. Produk cair yang cukup popular saat ini adalah kecap ikan atau petis ikan, kelompok pasta seperti terasi, dan produk lainnya seperti bekasang dan ikan peda. Kelompok produk terakhir masih diproduksi untuk konsumsi local, tidak sepopuler kedua kelompok sebelumnya (Antara, 2010).

Terasi adalah salah satu produk hasil fermentasi ikan atau udang yang hanya mengalami perlakuan penggaraman (tanpa diikuti dengan penambahan asam), kemudian dibiarkan beberapa saat agar terjadi proses fermentasi. Pembuatan terasi banyak dilakukan oleh penduduk di daerah pesisir secara tradisional. Dewasa ini, pembuatan terasi juga telah diproduksi dalam skala besar oleh pabrik-pabrik secara modern (Afrianto dan Liviawaty, 1991).

Fermentasi terasi akan menunjukkan hasil aktivitas antioksidan. Untuk meningkatkan total aktivitas antioksidan dapat dilakukan dengan memperpanjang waktu fermentasi. Penambahan garam dalam pembuatan terasi ikan berguna untuk membentuk kondisi fermentasi yang tepat, tanpa garam ikan akan rusak. Sekarang ini banyak penghasil terasi di Indonesia memilih untuk mengurangi pemberian garam untuk memproduksi terasi ikan. Dengan sedikit garam, proses fermentasi dapat terganggu karena pembusukan (Anggo et al., 2014).

Industri makanan merupakan penghasil persaingan yang tinggi dan dinamis dimana konsumen yang semakin berhati-hati dengan apa yang mereka konsumsi dan mementingkan apa yang ingin mereka konsumsi. Awal terjadinya industri pengolahan makanan sampai beberapa dekade sebelumnya, tujuan utama adalah untuk menghasilkan makanan yang aman dan tahan lama, tetapi sekarang ini tujuan itu telah berubah. Sekarang ini keamanan makanan adalah yang utama

(4)

4

dan konsumen meminta pengolahan makanan yang terlihat dan terasa segar, dan masih memiliki beberapa kandungan nutrisi dan komponen pendukung kesehatan lainnya. Pelengkap kualitas makanan yang penting seperti rasa, tekstur, tampilan dan kandungan nutrisi adalah hal yang harus dipertahankan pada proses pengolahan makanan (Knoerzer, 2016).

Industri terasi biasanya merupakan industri rumah tangga yang pengolahannya masih dilakukan secara manual dan tradisional dengan tumbukan dan lumatan sebagai proses utama. Kapasitas dan mutu produksi pengolahan secara tradisional masih dalam tingkat yang rendah. Kapasitas dan mutu produksi terasi dapat ditingkatkan antara lain dengan pengembangan alat yang bekerja secara mekanis dengan efisiensi yang tinggi dan biaya yang rendah (Sutrisno, 1983).

Tujuan Penelitian

Merancang, membuat, menguji serta menganalisis nilai ekonomis alat penumbuk mekanis.

Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis, yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai alat penumbuk mekanis.

3. Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Referensi

Dokumen terkait

Acara : Klarifikasi, Verifikasi Dokumen Penaw aran ( dengan membaw a serta berkas dokumen penaw aran asli). Demikian disampikan kepada Saudara, atas perhatiannya diucapkan

[r]

Acara : Klarifikasi, Verifikasi Dokumen Penaw aran ( dengan membaw a serta berkas dokumen penaw aran asli). Demikian disampikan kepada Saudara, atas perhatiannya diucapkan

Tanggal Pukul Kelas Ruang Ket.. 300 Remedial Final Exam

Sehubungan dengan selesainya pelaksanaan Evaluasi Administr asi, Teknis, Har ga dan Kualifikasi untuk Rehab Rumah Dinas Kasubbag Tata Usaha Kankemenag Kabupaten Bar ito Selatan

[r]

PESERTA UJIAN WAJIB MAMAKAI PAKAIAN PUTIH - HITAM DAN MEMAKAI JAS ALMAMATER 2.. BAGI MAHASISWA PUTERI BAWAHAN HARUS MENGGUNAKAN ROK

forget to bring umbrella, the right to complete the sentences is .... The student in the class is very noisy, so the teacher