• Tidak ada hasil yang ditemukan

perancangan signage kebun raya bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "perancangan signage kebun raya bogor"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.. Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP.

(2) BAB III METODOLOGI 3.1. Kebun Raya Bogor Kebun Raya Bogor adalah taman yang didirikan pada tahun 1817 dalam kota Bogor, selain menjadi tempat wisata oleh wiatawan domestik dan internasional, Kebun Raya Bogor juga menjadi lokasi untuk penelitian tanaman. Tempat wisata yang berada di Jl. Ir. Haji Djuanda No. 13 memiliki jarak sekitar 60 km dari Jakarta. Kebun Raya Bogor memiliki 13.893 jenis tanaman yang berbeda dan dikelola oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Selain itu, Kebun Raya Bogor yang memiliki luas denah 87 hektar, menjadi lokasi untuk Istana Kepresidenan di Bogor. 3.1.1. Sejarah Kebun Raya Bogor Berdasarkan studi pustaka dari website resmi Kebun Raya Bogor, sejarah Kebun Raya Bogor disebabkan karena adanya perang di Eropa kerajaan Belanda ingin mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, kerjaan Belanda mengirim Cornelius Theodorus Elout dan G.G.A.P. Baron Van Der Capellen dengan Professor Caspar George Carl Renwardt ke Indonesia. Pada tahun 1816, Reinwardt mulai untuk melakukan riset dalam bidang ilmu tumbuhan. Reinwardt tertarik kepada tumbuhan karena terdapat tanaman yang berguna untuk pengobatan. Karena ia tertarik tumbuhan Reinwardt ingin mengumpulkan tanamannya dalam satu kebun botani. Kebun yang Reinwardt ingin kumpulkan tanamannya berada di sekitar Istana Bogor yang ditempati oleh Thomas Stamford. 23 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(3) Raffles. Dengan bantuan William Kent halaman istana dikembangkan untuk menjadi kebun reinwardt inginkan dan Raffles menambahkan unsur-unsur taman bergaya klasik di Inggris. Pada tanggal 18 April 1817 Reinwardt berbicara kepada G.G.A.P. Van Der Capellen untuk mendirikan kebun botaninya. Setelah disetujui, Capellen meresmikan kebun botani Rainwardt pada tanggal 18 Mei 1817 dengan nama ‘S Lands Plantentuin Te Buitenzorg. Lahan pertama kebun botani Reinwardt memiliki luas 47 hektar dan dari tahun 1817 sampai 1822 Reinwardt menjadi pengarah kebun botaninya. Dalam pengarahan Reinwardt, berbagai macam tanaman nusantara dikumpulkan dan Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia dengan 900 jenis tanaman. Reinwardt kembali ke Belanda pada tahun 1822 dan digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume. Perkembangan kebun pernah terhenti disebabkan oleh kekurangan dana tetapi dilanjutkan oleh Johannes Elias Teijsmann. Dengan bantuan Justus Karl Hasskarl mereka mengelompokan tanaman secara familia. Selama pengarahan Teijsmann, ribuan tanaman dibawa kedalam kebun botani dari berbgai asal negara. Pada tanggal 30 Mei 1868 ‘S Lands Plantentuin Te Buitenzorg terpisah kepengurusannya dengan Istana Bogor. Kebun Raya Bogor awalnya adalah kebun penelitian Hindia Belanda tetapi dalam. perkembangannya,. kebun. raya. mengawali. perkembangan. ilmu. pengetahuan dalam bidang botani di Indonesia pada tahun 1880-1905. Dengan adanya Kebun Raya Bogor, institusi ilmu pengetahuan seperti Bibliotheca. 24 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(4) Bogoriense, Kebun Raya Cibodas, Laboratorium Treub, dan Museum dan Laboratorium Zoologi diciptakan. ‘S Lands Plantentuin Te Buitenzorg menggati namanya menjadi Jawatan Penyelidikan Alam setelah kemerdekaan pada tahun 1949 dan mendirikan Lembaga Pusat Penyelidikan Alam (LPPA). Untuk pertama kalinya LPPA dipimpin oleh bangsa Indonesa, Professor Kusnoto Setyodiwiryo. Pada tahun 1956 Kebun Raya Bogor juga memiliki pimpinan dari bangsa Indonesia yaitu Sudajan Kassan yang menggantikan J. Douglas. (http://krbogor.lipi.go.id/id/Sejarah-Kebun-Raya-Bogor.html) 3.1.2. Operasional Kebun Raya Bogor 3.1.2.1. Lokasi Kebun Raya Bogor Kebun Raya Bogor terletak di Jl. Ir. Haji Djuanda No. 13, Paledang, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16122, Indonesia. Lokasi gerbang utama Kebun Raya Bogor bersebrangan dengan Pasar Bogor atau sekitar 1,6 km dari Stasiun Kereta Bogor. 3.1.2.2. Jam Operasional Kebun Raya Bogor secara umum dibuka setiap hari dari jam 07.30 sampai jam 16.00. Untuk kantor dan perpustakaan dalam kebun, dibuka hari Senin sampai Jumat; untuk kantor, dibuka jam 07.00 sampai 15.30 dan perpustakaan dari jam 08.00 sampai jam 15.30. Untuk fasilitas lainnya, layanan informasi dibuka dari jam 08.00 sampai jam 16.00, Herbarium dibuka dari jam 08.00 sampai jam 15.00, Rumah Kaca Anggrek dibuka dari jam 08.00 sampai jam 15.30, Gift Shop dibuka. 25 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(5) dari jam 08.00 sampai jam 15.30, Café Dedaunan dibuka daru jam 08.00 sampai jam 21.00, dan Museum Zoologi dibuka dari jam 08.00 sampai jam 16.00. 3.1.2.3. Harga Tiket Masuk Kebun Raya Bogor Tiket masuk Kebun Raya Bogor untuk pengunjung domestik adalah Rp 15.000,00 dan untuk pengunjung internasional adalah Rp 25.000,00. Untuk berkendara roda empat, harga tiket masuk adalah Rp 30.000,00 dan parkir kendaraan roda dua berharga Rp 5.000,00. Saat di dalam Kebun Raya Bogor, pengunjung bisa menyewa sepeda dengan harga Rp 5.000,00. 3.1.3. Fasilitas dalam Kebun Raya Bogor 3.1.3.1. Daftar Fasilitas Kebun Raya Bogor memiliki fasilitas untuk dipergunakaan oleh pengunjung umum dan untuk perkerja dalam kebun yaitu: 1. Pusat informasi 2. Museum zoologi 3. Gedung konservasi 4. Wisma tamu 5. Laboratorium Treub 6. Toko souvenir 7. Pembibitan 8. Kantor pengelola 9. Masjid 10. Gedung herbarium dan museum biji 11. Kafe 26 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(6) 12. Pembibitan anggrek 13. Laboratorium kultur jaringan 14. Musholla 15. Pembibitan reintroduksi dan tumbuhan langka 16. Monumen lady raffles 17. Monumen J.J. Smith 18. Kolam gunting 19. Taman Teisjmann 20. Makam Belanda 21. Istana Bogor 22. Jalan Kenari I 23. Jalan Kenari II 24. Jembatan gantung 25. Jembatan Surya Lembayung 26. Jalan Astrid 27. Griya anggrek 28. Taman Lebak Sudjana Kassan 29. Area outbond 30. Tumbuhan obat 31. Kayu raja 32. Tumbuhan Araceae 33. Bunga bangkai 34. Kebun rotan. 27 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(7) 35. Tanaman Meksiko 36. Kebun palm 37. Tanaman air 38. Kebun anggrek 39. Tanaman pemanjat 40. Paku – pakuan 41. Hutan 42. Kayu manis 43. Teratai raksasa 44. Tanaman kayu 45. Kebun bambu 3.1.4. Denah Lokasi. Gambar 3.1. Denah Kebun Raya Bogor. 28 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(8) 3.2. Observasi Observasi dilakukan penulis pada tanggal 17 Juni 2017 dan tanggal 6, 15 September 2017 di Kebun Raya Bogor. Dalam observasi, penulis mengumpulkan data yang terkait dengan perancangan signage dalam area outdoor Kebun Raya Bogor yaitu, lokasi secara keseluruhan, alur jalan kendaraan dan pejalan kaki, lokasi yang sering dikunjungi dan tidak bisa diakses, key decision points, existing signage dalam Kebun Raya Bogor dan interaksi pengunjung. 3.2.1. Area Lingkungan dan Signage Kebun Raya Bogor Penulis melakukan observasi terhadap lingkungan outdoor Kebun Raya Bogor untuk dasar bagaimana merancang signage yang sesuai digunakan dalam kebun dan mudah bagi pengunjung dalam bernavigasi di kebun. Hasil dari observasi digunakan untuk menentukan peletakan, material, dan warna untuk signage di Kebun Raya Bogor. Kebun Raya Bogor merupakan kebun dan area outdoor yang sangat luas dan memiliki banyak pohon-pohon yang menutupi sebagian banyak dari jalan disediakan untuk kendaraan roda dua, empat, atau pejalan kaki. Kebun tersebut memiliki banyak pencahayaan alami karena berada di lingkungan outdoor. Walaupun lingkungan kebun bersifat terbuka, pohon-pohon menutupi sinar matahari di banyak area dalam Kebun Raya Bogor. Jalan utama dari kebun mengakomodasikan dua lajur untuk kendaraan roda empat yang berlawanan arah, tetapi jalan tersebut juga digunakan oleh pengunjung pejalan kaki. Maka dari itu kendaraan roda empat hanya diizinkan masuk pada hari kerja, Senin sampai Sabtu. Pada hari Minggu, kendaraan roda empat tidak dibolehkan untuk masuk. 29 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(9) karena jumlah pengunjung yang datang tanpa kendaraan bermotor melebihi pengunjung yang datang pada hari kerja. Selain jalanan umum, di dalam Kebun Raya Bogor terdapat jalan setapak yang dilapisi dengan batu-batuan hanya untuk pejalan kaki yang memasuki hutan-hutan lebih dalam atau untuk menuju suatu fasilitas. Kebun Raya Bogor memiliki dua jembatan gantung yang hanya bisa dilewati oleh pejalan kaki dan dua jembatan yang bisa dilewati oleh kendaraan roda dua dan empat. Arsitek yang digunakan dalam Kebun Raya Bogor memiliki unsur-unsur dari arsitektur Belanda, modern, dan tradisional. Unsur-unsur arsitektur Belanda bisa ditemukan dalam gedung seperti Muesum Zoologi dan Laboratorium Treub. Arsitektur modern bisa ditemukan dalam gedung Bank Biji, sedangkan unsur-unsur tradisional diterapkan dalam Café Dedaunan. Tamantaman yang berada dalam Kebun Raya Bogor memiliki pengaruh dari taman klasik dari Inggris, unsur tersebut dikarenkan oleh Thomas Stamford Raffles. Dalam hasil observasi penulis, signage untuk Kebun Raya Bogor sebaiknya lebih mencolok dari lingkungan sekitarnya dengan mempunyai ukuran yang besar, hal ini disebabkan karena banyak pohon-pohon yang sangat besar dan mempunyai kemampuan untuk menutupi atau menyamarkan signage jika tidak memiliki ukuran yang cukup besar. Signage dalam Kebun Raya Bogor sebaiknya memiliki warna yang lebih mencolok dari suasana kebun atau hutan, hal ini disebabkan oleh warna alami seperti hijau dari daun-daun atau warna gelap seperti cokelat yang akan menyamarkan signage dengan pohon dan dahan. Selanjutnya, karena Kebun Raya Bogor merupakan lokasi yang bersifat outdoor dan memiliki. 30 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(10) pencahayaan alami, material yang cocok digunakan untuk signage tidak memiliki sifat untuk memantulkan sinar matahari. Tabel 3.1 Area Lingkungan Kebun Raya Bogor. No.. Keterangan. 1.. Gerbang Utama. Gambar. Jalan Menuju ke 2. Taman Meksiko. 31 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(11) Jalan Menuju ke Museum Zoologi 3. dan Laboratorium Treub. Laboratorium 4. Treub. Arah Menuju 5. Jalan Kenari I. 32 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(12) 6.. Kolam Gunting. 7.. Jalan Kenari I. 8.. Istana Bogor. 33 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(13) 9.. Taman Meksiko. Jembatan 10.. Gantung Pasar Bogor. 34 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(14) 11.. Jalan Kenari II. Jembatan Utama Menuju Arah ke 12.. Teratai Raksasa dan Café Dedaunan. 13.. Jalan Astrid. 35 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(15) 14.. Kolam Teratai. Taman Lebak 15. Sudjana Kassan. Jembatan 16. Gantung. 36 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(16) 3.2.2. Pengunjung Kebun Raya Bogor 3.2.2.1.. Jumlah Pengunjung. Pengunjung dari Kebun Raya Bogor pada bulan September 2017 dicatat dengan 83.440 pengunjung. Pada hari biasa, Kebun Raya Bogor mempunyai rata-rata 437 pengunjung domestik dan 1.296 pengunjung domestik pada hari libur. Untuk pengunjung internasional, Kebun Raya Bogor memiliki rata-rata 38 pengunjung pada hari kerja dan 14 pada hari libur. Untuk pembelian E-Tiket, Kebun Raya Bogor memiliki jumlah 78.950 pembelian untuk pengunjung domestik dan 2.705 untuk pengunjung internasional. Berdasarkan artikel berita dari Berita Satu pengunjung Kebun Raya Bogor mencapai jumlah tertinggi pada hari libur Lebaran Idul Fitri tahun 2017. Dalam lima hari terbuka saat Liburan Idul Fitri Kebun Raya Bogor memiliki 98.742 pengunjung. Pada hari pertama, 25 Juni 2017, jumlah pengunjung Kebun Raya Bogor adalah 4.337 wisatawan domestik dan 33 wisatawan internasional. Pada tanggal 26 Juni 2017, jumlah pengunjung Kebun Raya Bogor meningkat menjadi 11.186 wisatawan domestik dan 48 wisatawan internasional. Hari berikutnya pada tanggal 27 Juni 2017, jumlah pengunjung Kebun Raya Bogor adalah 21.043 pengunjung domestik dan 41 pengunjung insternasional. Penigkatan pengunjung masih terjadi pada tanggal 28 Juni 2017 dengan jumlah 23.985 pengunjung domestik dan 42 pengunjung internasional. Pada tanggal 29 Juni 2017 jumlah pengunjung mulai menurun dengan 20.277 wisatawan domestik dan 27 wisatawan internasional.. 37 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(17) (http://www.beritasatu.com/jakarta/439442-pengunjung-kebun-raya-bogor-capai98742.html) 3.2.2.2. Profil Pengunjung 1.. Pengunjung Utama. Kebun Raya Bogor memiliki berbagai macam pengunjung tetapi dalam observasi penulis pengunjung yang paling banyak mengunjungi Kebun Raya Bogor merupakan laki-laki dan perempuan pada usia kira-kira 15 sampai 25. Hasil ini diperkuatkan oleh hasil riset Ahmad Jihan Tamami dan Mimin Aminah pada tahun 2010 dalam skripsi Analisis Segmentasi Wisatawan Kebun Raya Bogor dengan Pendekatan Gaya Hidup AIO (Activities, Interest, Opinion) wistawan Kebun Raya Bogor dimana mereka mengakatakan demografis usia mayoritas yang mengunjung Kebun Raya Bogor adalah usia 16 sampai 24 dengan jumlah 46% dari pengunjung keseluruhan. Dalam observasi, penulis bertanya kepada pengunjung dan rata-rata pengeluaran pengunjung berusia 18 sampai 20 berkisaran 1,5 sampai 2 juta per bulan. Pengunjung dengan usia tersebut banyaknya masih dalam tahap pendidikan SMA dan perguruan tinggi. Pengunjung dari Kebun Raya Bogor berasal dari daerah JABODETABEK tetapi mayoritas pengunjung berasal dari Kota Bogor. Kegiatan utama yang dilakukan oleh pengunjung utama dari Kebun Raya Bogor adalah untuk berekreasi, berfoto-foto dalam situs, dan berkumpul dengan teman-teman. Pengunjung dengan demografis ini rata-rata tertarik dengan berinteraksi pada lingkungan alam dan bersifat outgoing.. 38 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(18) 2.. Pengunjung Sekunder. Dalam observsai penulis, pengunjung sekunder dari Kebun Raya Bogor merupakan dewasa pria/wanita yang berusia 30 sampai 40 tahun yang sudah berkeluarga atau sudah menikah dengan pendapatan 3 sampai 4 juta per bulan yang berasal dari daerah JABODETABEK, terutamanya Kota Bogor. Saat bertanya dengan demografis ini, penulis menanyakan tujuan untuk berkunjung dalam Kebun Raya Bogor dan mayoritas dari responden bertujuan untuk berekreasi dengan keluarga atau berkumpul dengan keluarga besar. Selain wisatwan berasal dari Indonesia, Kebun Raya Bogor penulis menemukan beberapa wisatawan internasional. Pada saat bertanya dengan pengunjung asing mengenai tujuan dari Kebun Raya Bogor salah satu pengunjung berasal dari Belanda berkata bahwa Ia ingin mempelajari budaya Belanda saat berada di Indonesia. Pengunjung berasal dari negara lain merupakan dewasa dan dewasa muda pria/wanita dengan usia 27 sampai 40 tahun. Pengunjung asing tersebut banyaknya terdiri dua orang dengan relasi teman atau pasangan suami/istri. 3.2.2.3. Kategori Pengunjung Dalam observasi penulis, kategori pegunjung yang ditemukan dalam Kebun Raya Bogor merupakan pengunjung umun dan pengunjung khusus. Pengunjung secara umum merupakan pengunjung yang bertujuan untuk berekreasi, berfoto-foto dalam situs, dan berkumpul dengan keluarga atau teman. Pengunjung yang dikategorisasikan dengan khusus merupakan pengunjung yang tidak mengunjung Kebun Raya Bogor dengan tujuan rekreasi tetapi dengan tujuan untuk berkerja. 39 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(19) dalam kantor LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan dalam Gift Shop atau Café Dedaunan. 3.2.3. Area yang Dapat Diakses Berdasarkan observasi penulis, hampir semua situs dapat diakses oleh pengunjung umum atau pengunjung yang memasuki dalam Kebun Raya Bogor dengan tujuan untuk berekreasi. Selanjutnya area yang tidak dapat diakses oleh umum, merupai situs atau tempat yang digunakan untuk kantor atau area Istana Bogor yang terkadang dikunjungi oleh Presiden Republik Indonesia.. Gambar 3.2. Contoh Area yang Tidak Dapat Diakses. Area yang tidak dapat diakses oleh pengunjung umum ditunjukkan dengan signage yang bersifat temporer seperti cone. Untuk signage yang menandakan bahwa akses untuk gedung tidak diberikan kepada pengunjung umum pihak dari Kebun Raya Bogor menandakannya dengan kertas yang ditempatkan pada jendela. 40 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(20) atau pintu gedung tersebut. Dalam observasi penulis, area yang tidak dapat dikases oleh umum merupakan seperti contoh gambar yang diberikan diatas. Gambar 3.3. Denah untuk Menunjukkan Area yang Tidak Dapat Diakses. 3.2.4. Areas of Interest Berdasarkan observasi penulis mengenai areas of interest diberikan kepada situs yang mempunyai jumlah banyak pengunjung, situs tersebut bisa didapatkan pada:. 41 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(21) Gambar 3.4. Lokasi Areas of Interest. 1. Kolam Gunting merupakan area of interest karena kolam ini adalah situs pertama yang bisa ditemukan pengunjung pada saat memasuki Kebun Raya Bogor dengan gerbang utama. Dalam observasi penulis, situs ini dikunjungi paling pertama oleh wisatawan untuk berfoto atau mengmpul. 2. Museum Zoologi merupakan museum yang berisi dengan satwa yang telah mengalami proses taxidermy untuk menunjukkan hewan yang berada di Indonesia maupun hewan itu masih ada atau sudah punah. Dalam situs ini pengunjung bisa mempelajari hewan-hewan tersebut dan melihat detil dari hewan secara dekat. 3. Taman Teijsmann adalah taman yang mengenang Johannes Elias Teijsmann dalam perannya terhadap pengembangan Kebun Raya. 42 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(22) Bogor. Taman ini, dalam observasi penulis, digunakan sebagai lokasi untuk berfoto-foto. 4. Taman Meksiko adalah situs dimana tanaman-tanaman yang betumbuh di iklim Meksiko dikumpulkan. Situs ini adalah situs yang relatif baru dan mempunyai tanaman unik seperti kaktus dan tanaman yang jarang ditemukan di Indonesia. 5. Teratai Raksasa merupakan kolam yang berisi dengan bunga teratai berukuran raksasa. Dalam observasi penulis banyak pengunjung yang menggunakan tempat ini untuk melihat tanaman tersebut dan berfotofoto di lokasi situs Teratai Raksasa. Situs ini juga mendekati lapangan yang luas dan digunakan untuk berkumpul atau bermain bagi anakanak. 6. Café Dedaunan merupakan restoran/kafe yang berada di dalam Kebun Raya Bogor. Kafe ini memiliki arsitektur yang tradisional dan dengan lokasinya di atas bukit, Café Dedaunan memiliki pemandangan yang menghadap kolam bunga teratai raksasa. 7. Jembatan Gantung adalah salah area of interest yang sangat sering digunakan untuk berfoto-foto bagi pengunjung Kebun Raya Bogor. Dalam observasi penulis pengunjung bisa menghabiskan 5 sampai 10 menit untuk berfoto sebelum menyebrang jembatan dan pada saat di atas jembatan. 8. Taman Lebak Sudjana Kassan adalah taman yang bertema klasik Inggris dan memiliki jumlah banyak pengunjung. Pada observasi. 43 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(23) penulis, taman ini banyak digunakan untuk berpiknik dan perkumpulan keluarga. Selain untuk perumpulan, taman ini menjadi situs untuk berfoto-foto. 3.2.5. Key Decision Point Dalam observasi, penulis mengumpulkan data mengenai key deicision points dalam Kebun Raya Bogor, dan mengidentifikasikan titik persimpangan mana yang menentukan pengunjug untuk melajuntakan jalannya atau memutuskan untuk memilih jalan lain untuk menuju ke situs-situs berbeda. Pada perancangan signage untuk Kebun Raya Bogor, key decision poins bisa menentukan perlunya directional sign atau orientation sign atau keduanya untuk lokasi-lokasi tersebut.. Gambar 3.5. Key Deicision Point dalam Kebun Raya Bogor. 1. Key decision point nomor satu merupakan titik pertama pengunjung memasuki area Kebun Raya Bogor dan memutuskan untuk berarah ke. 44 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(24) Museum Zoologi pada titik kedua, Taman Meksiko pada titik kelima, atau berjalan lurus ke Jalan Kenari I pada titik keempat. 2. Pada titik kedua pengunjung memasuki daerah Museum Zoologi dan jikaberlanjut ke titik nomor tiga, pengunjung berarah ke gerbang nomor 2 yang terkadang terbuka. 3. Dalam titik keempat, pengunjung bisa mengarah ke Taman Teijsmann atau Makam Belanda. 4. Jika pengunjung berada pada key decision point keempat, bisa melanjutkan jalannya dalam Jalan Kenari I dan menuju titik pertama atau memasuki area Taman Teijsmann. 5. Titik kelima berada di sisi kiri jika pengunjung datang dari titik keempat tetapi jika pengunjung berasal dari titik pertama, key decision point ini berada di sisi kanan dan jika pengunjung memutuska untuk berjalan ke titik kelima mereka bisa mengarahkan diri ke Taman Meksiko atau ke kolam yang berada di bawah. Pengunjung juga bisa melanjutkan jalan ke titik kedelapan. 6. Pada key decision point keenam pengunjung bisa melanjutkan jalannya untuk menuju titik ketujuh dan menyebrang dengan melewati Jembatan Gantung Pasar Bogor ke Jalan Kenari II, atau menuju ke arah Taman Air. 7. Key decision point ketujuh bisa menujukan arah ke Jembatan Gantung Pasar Bogor dan mengarahkan pengunjung ke Jalan Kenari II. Jika. 45 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(25) pengunjung. memutuskan. untuk. berjalan. ke. titik. kedelapan,. pengunjung menuju ke arah jalan jembatan utama. 8. Pada titik kedelapan pengunjung bisa meneruskan jalan ke titik ke-16 untuk berarah ke Café Dedaunan dan Kolam Teratai Raksasa, atau menuju ke Jembatan Gantung dimana titik kesembilan berada. 9. Dari key decision point ini, pengunjung bisa mengarah ke Jalan Kenari II dengan menyebrang Jembatan Gantung ataun menuju ke titik kesepuluh dan menyebrang dengan melewati Jembatan Surya Lembayung. 10. Pada titik kesepuluh, pengunjung bisa menyebrang Jembatan Surya Lembayung dan mengarah ke Jalan Kenari II atau menuju ke Taman Lebak Sudjana Kassan. 11. Key decision point ke-11 ini mengarahkan pengunjung ke Griya Anggrek atau Pembibitan Anggrek yang bisa menuju pada titik ke-13 dan mendekati gerbang ketiga yang bisa digunakan untuk masuk atau keluar. 12. Dalam titik ke-12 pengunjung bisa menuju ke titik ke-14 dimana adanya Kolam Teratai dan daerah mendekai Café Dedaunan. Jika pengunjung memeutuskan untuuk menuju ke titik ke-13 pengunjung menuju ke Jalan Astrid dan gerbang ketiga untuk masuk dan keluar. 13. Jika pengunjung memasuki Kebun Raya Bogor dengan menggunakan gerbang ketiga, pengunjung memiliki pilihan untuk menuju ke key. 46 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(26) decision point ke-14 melewati Jalan Astrid atau menuju ke titik ke-12, tempat Griya Anggrek dan Pembibitan Anggrek berada. 14. Pengunjung yang berada pada key decidion point ke-14 memiliki pilihan dimana mereka bisa ke Café Dedaunan, Teratai Raksasa, atau jika memutuskan untuk keluar, gerbang ketiga untuk keluar dan masuk Kebun Raya Bogor berada di titik ke-13 15. Pada titik ini, pengunjung bisa kembali ke titik kedelapan melalui jembatan utama atau jika berdatang dari gerbang ketiga, bisa mengunjung Teratai Raksasa dan Café dedaunan. 3.2.6. Jalur sirkulasi dalam Kebun Raya Bogor Observasi terhadap jalur sirkulasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengunjung bernavigasi dalam Kebun Raya Bogor dengan kendaraan atau dengan berjalan kaki. Dalam perancangan, data tersebut dibutuhkan untuk percangan signage terhadap jalur apa yang banyak digunakan oleh pengunjung dan penempatan signage yang diperlukan. Jalan pada Kebun Raya Bogor tidak memiliki jalur khusus untuk pejalan kaki atau kendaraan bermotor, karena hal ini, kendaraan roda empat dan pejalan kaki menggunkan jalur yang sama. Selain jalur khusus, Kebun Raya Bogor juga tidak mempunyai pengarahan secara spesifik, maka itu pengunjung menentukan alur jalan dan sirkulasi dengan keputusan sendiri. 3.2.6.1. Jalur Sirkulasi Pejalanan Kaki Pada sirkulasi pejalan kaki, penulis menemukan bahwa pengunjung menentukan tujuan dengan orientation sign atau dengan bertanya dengan petugas yang berada 47 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(27) dalam Kebun Raya Bogor. Karena hal ini, sirkulasi yang ditemukan pada saat observasi berdasarkan jumlah banyaknya sebuah jalur digunakan dan jalur tersebut bisa disebutkan sebagai jalur sirkulasi primer. Jalur yang tidak banyak digunakan oleh pengunjung merupakan jalur sekunder dan dalam gambar dibawah, jalur irmer direpresentasikan dengan panah berwarna merah dan jalur sekunder dengan warna putih.. Gambar 3.6. Jalur Sirkulasi Pejalan Kaki. 3.2.6.2. Jalur Sirkulasi Kendaraan Dalam observasi jalur sirkulasi, penulis menemukan bahwa saat pengunjung mengendarai kendaraan roda empat, pengunjung menggunakan kendaraan tersebut untuk mengunjungi situs-situs dalam Kebun Raya Bogor. Saat mengobservasi kendaraan roda empat, penulis melihat bahwa banyak kendaraan yang berjalan pelan dan mengikuti jalan tanpa mengetahui tujuannya. Pengunjung. 48 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(28) dengan kendaraan roda empat banyak bertanya dengan petugas untuk pengarahan terhadap situs yang ingin ditujukan atau mengikuti tour memakai kendaraan roda empat yang disediakan oleh Kebun Raya Bogor. Jalur sirkulasi yang dicontohkan pada gambar 3.7, merupakan jalur yang sering kali digunakan oleh kendaraan roda empat pada saat observasi penulis.. Gambar 3.7. Jalur Sirkulasi Kendaraan. 3.2.7. Interaksi Pengunjung Dalam observasi di Kebun Raya Bogor, penulis mengumpulkan data mengenai interaksi yang dilakukan oleh pengunjung terhadap situs dalam Kebun Raya Bogor. Pengunjung yang datang ke Kebun Raya Bogor untuk mengalami wisata alam, pengunjung tersebut biasanya datang untuk mellihat berbagai macam tumbuhan dan menikmati kebun yang berada dalam tengah kota. Selain mengalami Kebun Raya Bogor untuk unsur-unsur alamnya, pengunjung berusia. 49 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(29) muda berfoto dengan lingkungan sekitar Kebun Raya Bogor. Pengunjung yang berfoto dalam Kebun Raya Bogor tidak berfoto dengan lingkungan saja tetapi dengan signage yang sekarang ada atau jika datang dalam kelompok, berfoto dengan pengunjng lain. Dalam observasi penulis juga menemukan pengunjung yang datang untuk berkumpul dengan keluarga atau lembaga, pengunjung tersebut berpiknik dalam taman-taman yang berada dalam Kebun Raya Bogor. Banyak juga pengunjung beristirahat di bangku yang disediakan oleh kebun setelah mengelilingi Kebun Raya Bogor. 3.2.8. Regulasi Kebun Raya Bogor Regulasi dalam Kebun Raya Bogor berlaku terhadap semua pengunjung umum untuk Kebun Raya Bogor yaitu: 1. Dilarang bermain bola. 2. Dilarang bermain sepatu roda. 3. Dilarang berburu hewan. 4. Dilarang membawa hewan peliharaan. 5. Dilarang mengganggu tumbuhan 6. Dilarang memanjt tumbuhan. 7. Dilarang memancing. 8. Dilarang membuang sampah di sungai/kolam. 9. Dilarang berenang. 10. Dilarang berteduh di bawah pohon 11. Dilarang melepas hewan. 12. Dilarang membuang sampah sembarangan.. 50 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(30) 13. Dilarang mengendarai kendaraan roda dua. 14. Bis/truk dilarang masuk. 15. Dilarang berkemah. 3.2.9. Signage di Kebun Raya Bogor Observasi dan studi yang dilakukan oleh penulis mengenai signage yang sudah ada dalam Kebun Raya Bogor diharapkan untuk bisa membantu dalam perancangan signage untuk kebun tersebut menjadi lebih mudah untuk dinterpretasi oleh pengunjung dalam bernavigasi. 3.2.9.1. Outdoor Signage Outdoor signage yang disediakan dalam Kebun Raya Bogor merupakan orientation sign, directional sign, identification sign, dan regulatory sign. Dalam bagian ini penulis melaporkan hasil observasi yang ditemukan saat meneliti signage Kebun Raya Bogor. Dari hasil observasi penulis, Kebun Raya Bogor memiliki directional sign yang terlalu kecil dan memiliki informasi terlalu banyak untuk memudahkan pengunjung untuk bernavigasi. Directional sign juga memiliki warna yang tidak terlalu mencolok dari pohon-pohon disekitarnya dan terkadang tertutup oleh pohon-pohon tersebut. Directional sign juga terkadang tidak memiliki konsistensi dengan orientation sign, dimana directional sign mengarahkan ke situs-situs yang berbeda dengan orientation sign, salah satu contoh dari observasi tersebut adalah pengalaman penulis saat mencari situs bunga bangkai. Lokasi bunga bangkai dalam orientation sign berada dekat Museum Zoologi dan Laboratorium Treub,. 51 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(31) tetapi directional sign mengarahkan lokasi bunga bangkai kurang lebih 700 meter ke arah yang berbeda dan lebih mendekati jembatan gantung.. Gambar 3.8. Directional Sign. Gambar 3.9. Directional Sign. Saat observasi penulis terhadap orientational sign dari Kebun Raya Bogor, penulis menemukan kesalahan dalam penulisan fasilitas dan color coding yang digunakan dalam signage tersebut tidak konsisten dengan penandaan dalam diagram. Contoh yang ditemukan oleh penulis adalah saat mencari situs dalam. 52 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(32) orientation sign, pada saat penulis mencari situs yang telah diberi warna oranye dan diberikan nomor 32. Dalam bagian penjelasan yang berwarna oranye, penulis tidak menemukan penjelasan untuk warna tersebut tetapi berada dalam pengelompokan warna merah muda karena dalam pengelompokan warna oranye hanya. ada. penomoran. 1. sampai. 19.. Warna. yang. digunakan. untuk. merepresentasikan situs-situs terkadang tidak sesuai, salah satu contoh yang penulis temukan adalah pemberian warna yang digunakan untuk fasilitas, yaitu oranye, terhadap situs menarik yang diberikan warna merah muda.. Gambar 3.10. Orientation Sign. 53 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(33) Gambar 3.11. Orientation Sign. Dalam observasi penulis, identification sign hanya berada pada tempat tertentu dan tidak pada semua situs-situs dalam Kebun Raya Bogor. Salah satu contoh yang ditemukan oleh penulis adalah pada saat mencari Jalan Kenari I, jalan tersebut tidak mempunyai identification sign yang jelas walaupun jalan tersebut adalah jalan utama yang ditemukan saat memasuki Kebun Raya Bogor dengan menggunakan gerbang utama. Identification sign yang terlihat sangat jelas dan besar adalah signage untuk Taman Meksiko, tetapi taman lain yang berada dalam kebun seperti Taman Teijsmann atau Taman Lebak Sudjana Kassan tidak memiliki perlakuan yang sama.. 54 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(34) Gambar 3.12. Identification Sign. Pada. saat. mengobservasi. regulatory. sign. penulis. menemukan. inkonsistensi dalam visual dimana ada beberapa signage yang hanya masih menggunakan teks dan beberapa yang menggunakan teks dan visual. Saat observasi penulis menemukan regulatory sign berupa signage untuk melarang parkir diatas rumput yang memiliki desain menarik tetapi karena ukuran yang kecil dan penempatan yang jarang, masih banyak pengunjung yang tidak mematuhi aturan tersebut.. Gambar 3.13. Regulatory Sign. 55 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(35) 3.3. Wawancara Pengumpulan data bersifat wawancara dilakukan oleh penulis terhadap Ibu Dian Din Yati pada tanggal 6 Oktober 2017. Ibu Dian adalah seorang staff dari unit dokumentasi dan informasi dari Kebun Raya Bogor. Pada saat wawancara, Ibu Dian menyatakan bahwa masih banyak kekurangan dari signage pada Kebun Raya Bogor. Salah satu kekurangan yang dinyatakan oleh Ibu Dian adalah desain yang saat ini ada di Kebun Raya Bogor adalah informasi yang tidak akurat atau tidak konsisten pada signage. Pada saat Kebun Raya Bogor meminta untuk revisi informasi, desainer untuk signage saat ini meminta biaya untuk revisi dan Kebun Raya Bogor sudah menggunakan seluruh anggaran yang diberikan untuk pekerjaan signage. Selain hal tersebut, Ibu Dian menyatakan bahwa desain yang sedang digunakan oleh Kebun Raya Bogor tidak senada dengan keinginan dan suasana Kebun Raya Bogor. Kekurangan yang juga dinyatakan oleh Ibu Dian adalah terlalu banyak informasi yang diberikan pada satu signage yang bersifat pole-mounted. Pada saat perancangan, desainer untuk signage yang saat ini ada memutuskan untuk mengadakan minimal 8 informasi yang diadakan pada tiap signage. Berikutnya, masalah yang dialami oleh Kebun Raya Bogor adalah waktu dalam perancangan. Ibu Dian mengatakan bahwa untuk perancangan signage dilakukan dengan waktu satu bulan dari pengumpulan data sampai produksi dan pemasangan.. 56 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(36) Gambar 3.14. Penulis dengan Ibu Dian Din Yati. 3.3.1. Pengalaman Pengunjung dalam Bernavigasi Tujuan dari wawancara mengenai pengalaman pengunjung dalam bernavigasi adalah untuk mengetahui berapa banyak pengunjung yang memiliki tingkat kesulitan atau kemudahan dalam bernavigasi di dalam Kebun Raya Bogor. Selain hal tersebut, tujuan dari wawancara ini bermaksud untuk mengetahui kualitas directional sign dan orientation sign terhadap pengunjung. Berdasarkan hasil dari wawancara pengunjung, kebanyakan dari pengunjung Kebun Raya Bogor memiliki kesulitan dalam bernavigasi di lokasi tersebut. Terdapat, 66% dari responden memiliki kesulitan untuk bernavigasi dan 33% dari responden tidak memiliki kesulitan. Saat responden ditanya mengapa mereka mdah untuk bernavigasi dalam Kebun Raya Bogor, responden berkata. 57 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(37) bahwa pengujung tersebut sudah sering berkunjung ke Kebun Raya Bogor dan sudah mengetahui arah lokasi yang ingin di tujukan. Responden yang memiliki kesulitan dalam bernavigasi ditanyakan mengenai orientation sign yang berada di dalam Kebun Raya Bogor, dan pengunjung tersebut mengatakan bahwa walaupun orientation sign memiliki banyak informasi, penomoran dan color-coding tidak memiliki persamaan dan mempersulit pengunjung untuk mengetahui situs yang ingin dituju. Pada saat penulis bertanya mengenai directional sign pengunjung yang mempunyai kesulitan berkata bahwa walaupun mempunyai informasi yang lengkap, saat berjalan atau mengendarai kendaraan, directional sign menunjukkan terlalu banyak arah dan menghasilkan kesulitan bagi pengunjung untuk menginterpretasi signage tersebut. 3.3.2. Pengetahuan Pengunjung Terhadap Situs dan Fasilitas Tujuan dari wawancara mengenai pengetahuan pengunjung terhadap situs dan fasilitas adalah untuk mengtahui kesulitan atau kemudahan pengunjung untuk mengidentifikasikan situs atau fasilitas dalam Kebun Raya Bogor. Selain hal tersebut, tujuan berikutnya adalah untuk mengetahui jika situs-situs memperlukan identification sign. Pada saat wawancara pengunjung Kebun Raya Bogor, penulis menemukan bahwa 55% dari pengunjung memiliki kesulitan dalam mengidentifikasikan situssitus dalam Kebun Raya Bogor. Dalam wawancara penulis bertanya kepada pengunjung untuk menunjukkan lokasi sebuah situs, situs-situs yang ditanyakan kepada pengunjung adalah, Taman Teijsmann, Taman Lebak Sudjana Kassan, Jalan Kenari I, dan Jalan Astrid. Pada saat ditanya responden terkadang merasa. 58 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(38) bingung antara situs satu dengan yang lain. Sebagai contoh, Jalan Kenari I berada dekat gerbang utama Kebun Raya Bogor namun, pengunjung mengidentifikasi jalan tersebut pada jalan yang berada sekitar gerbang ketiga dan jalan yang berada di lokasi tersbut adalah Jalan Astrid. Kemudian, penulis bertanya untuk menunjukkan lokasi Taman Meksiko, dan hampir seluruh responden bisa mengidentifikasi situs tersebut. Namun pada saat penulis bertanya mengenai Taman Teijsmann atau Taman Lebak Sudjana Kassan. Penulis bertanya mengapa bisa mengidentifikasikan lokasi Taman Meksiko dengan mudah, pengunjung berkata bahwa ada signage yang besar dan jelas untuk memberi tahu pengunjung mengenai situs tersebut. Selain mempunyai kesulitan dalam mengidentifikasi situs-situs dalam Kebun Raya Bogor, pengunjung yang berasal dari luar Kota Bogor memiliki kesulitan dalam mencari jalan keluar, dan saat mengambil jalan tersebut, pengunjung mengalami kesulitan mengetahui jalan tersebut mengarah ke jalan apa. Dari hasil wawancara, 48% pengunjung tidak mempunyai kesulitan dalam hal ini, pengunjung tersebut mengatakan bahwa mereka akan mencari jalan yang sama saat masuk Kebun Raya Bogor. Walaupun banyak pengunjung banyak yang melakukan hal tersbut, pada saat observasi penulis menemukan banyak pengunjung yang bertanya kepada petugas dalam kebun dan saat wawancara petugas tersebut, petugas menyatakan bahwa banyak pengunjung yang bertanya kemana jalan keluar yang akan digunakan berarah dalam Kota Bogor. Pada saat ini Kebun Raya Bogor hanya memiliki signage keluar bersifat temporer dan tidak ditunjukkan pada directional sign.. 59 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(39) 3.3.3. Tujuan Mengunjungi Kebun Raya Bogor Dari wawancara mengenai tujuan kunjungan Kebun Raya Bogor, penulis ingin mengetahui situs mana yang paling banyak dikunjungi. Dalam perancangan signage hasil dari wawancara ini bisa digunakan sebagai pengaturan hierarki informasi. Sewaktu melakukan kegiatan wawancara, penulis bertanya kepada pengunjung, mengenai tujuan dari kunjungan ke Kebun Raya Bogor, dan sekitar 80% dari responden berkata bahwa tujuan untuk mengunjungi Kebun Raya Bogor adalah untuk berkeliling dan berfoto-foto di situs. Namun, sebagian dari responden memiliki situs yang spesifik untuk dikungjungi yaitu, Jembatan Gantung, Teratai Raksasa, Kolam Gunting, dan Museum Zoologi. 3.4. Studi Perbandingan Studi perbandingan dilakukan oleh penulis untuk memiliki wawasan dalam mengetahui jenis-jenis signage yang berbeda dan untuk perancangan signange untuk Kebun Raya Bogor. Lokasi yang dipilih untuk melakukan perbandingan adalah Scientia Square Park lokasi tersebut karena Scientia Square Park memiliki kualitas yang sama dengan Kebun Raya Bogor yaitu lokasi untuk berekreasi dengan alam di tengah kota. 3.4.1. Scientia Square Park Studi perbandingan terhadap Scientia Square Park dilakukan penulis pada tanggal 22 September 2017. Dalam observasi penulis mengamati signage dalam taman tersebut tersebut. Signage dalam Scientia Square Park merupakan directional. 60 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(40) sign, orientation sign, dan identification sign. Observasi yang dilakukan mengenai visual, dan bagaimana informasi dapat disamapaikan terhadap pengunjung. Walaupun directional sign memiliki karakteristik yang sama dengan Kebun Raya Bogor, dalam Scientia Square Park, signage tersebut hanya menyampaikan informasi pada dua sampai empat arah dan menggunakan sudut 90 derajat, sedangkan Kebun Raya Bogor menyampaikan informasi pada sepuluh arah dan menggunakan sudut yang kurang lebih 90 derajat. Orientation dalam Scientia Sqaure Park merupakan site map yang memiliki dimensi dan menunjukkan situs secara persis, sedangkan Kebun Raya Bogor memiliki flat design dan situs tidak terlihat jelas. Persamaan dalam orientation sign merupakan color-coding yang diberikan pada jenis-jenis situs, namun dalam Kebun Raya Bogor, color-coding yang menandai situs tidak sesuai dengan bagian yang warna yang diberikan pada situs tersebut. Selain hal tersebut, Scientia Square Park mempunyai identification sign pada semua situs yang ada, dan pada beberapa signage pada taman mengkombinasikan directional sign dengan orientation sign atau identification sign dengan directional sign.. 61 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(41) Gambar 3.15. Orientation sign Scientia Square Park.. Gambar 3.16. Identification sign Scientia Square Park.. 62 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(42) Gambar 3.17. Identification sign sebuah situs Scientia Square Park.. Gambar 3.18. Direction sign dan directional sign Scientia Square Park.. 63 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(43) Gambar 3.19. Direction sign dan orientaion sign Scientia Square Park.. Gambar 3.20. Identification sign sebuah situs Scientia Square Park.. 3.5. S.W.O.T. Analysis Analisis S.W.O.T. digunakan terhadap signage yang berada dalam Kebun Raya Bogor untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang mempengaruhi signage Kebun Raya Bogor. 64 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(44) 1. Strength a. Orientation sign, directional sign, dan regulatory sign memiliki informasi yang lengkap. b. Informasi directional sign dan orientation sign memiliki informasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dan dijelaskan dengan cara singkat dan informatif. c. Typeface yang digunakan untuk signage terlihat jelas dengan typeface sans-serif dan background biru yang memiliki kontras besar dengan tipografi yang berwarna putih. 2. Weakness a. Directional sign berskala kecil dan memiliki informasi yang terlalu banyak, yang tujuan awalnya adalah untuk memudahkan pengunjung untuk bernavigasi. b. Directional sign memiliki warna yang tidak terlalu mencolok dari. pohon-pohon. disekitarnya. dan. terkadang. tertutup. pepohonan. c. Directional sign juga terkadang tidak memiliki konsistensi dengan orientation sign. d. Orientational sign dari Kebun Raya Bogor memiliki kesalahan dalam penulisan fasilitas. e. Color-coding yang digunakan dalam orientation sign tidak konsisten dengan penandaan dalam diagram.. 65 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(45) f. Identification sign hanya berada pada tempat tertentu dan tidak pada semua situs-situs dalam Kebun Raya Bogor. g. Regulatory sign memiliki inkonsistensi dalam visual dimana ada beberapa signage yang hanya masih menggunakan teks dan beberapa yang menggunakan teks dan visual. 3. Opportunity a. Terdapat konten pengetahuan tentang situs-situs dan lokasi dala Kebun Raya Bogor. b. Signage sendiri bisa menjadi suatu hal menarik untuk pengunjung. c. Peningkatan pengalaman pengunjung dalam bernavigasi dalam Kebun Raya Bogor. d. Memiliki signage berskala lebih besar untuk terlihat jelas kepada pengunjung. 4. Threat a. Kompleksitas dalam bernavigasi membuat pengunjung tidak tertarik untuk mengunjung Kebun Raya Bogor. b. Pengunjung tidak bisa mengetahui nama-nama situs dan mengasosiasikan lokasi dengan karakteristik situs. c. Pengunjung hanya berkunjung ke situs-situs tertentu yang sudah pernah dikunjungi.. 66 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(46) d. Pengunjung mempunyai kesulitan dalam bernavigasi dan tidak tertarik untuk mengeksplorasi Kebun Raya Bogor secara keseluruhan. e. Pada saat kondisi darurat pengunjung tidak bisa mencari lokasi yang aman.. 67 Perancangan Signage Kebun..., Trixiedio Arifia Putro, FSD UMN, 2018.

(47)

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian vitamin C dapat mengaktivasi kelenjar tiroid untuk meningkatkan sekresi tiroksin karena sesuai dengan pernyataan Cooper dan Washburn (1998) bahwa telah

Setiap tanah mempunyai sifat-sifat yang khas yang merupakan hasil karya faktor- faktor pembentuk tanah ini, maka setiap jenis tanah akan menampakkan profil yang

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kromatografi lapis tipis. Pengujian dilakukan secara uji laboratorium. Prinsip kerja kerja kromatografi lapis tipis

Dapat dimulai dengan menjalankan usaha sederhana dengan menjadi pemasok atau agen sah dari Surga Bisnis Group ﴾Surga Pewangi Laundry﴿.. BERIKUT INI JENIS  PRODUK

Suatu kelas dari state adalah suatu gugus (himpunan) tak kosong C sehingga semua pasangan state yang merupakan anggota dari C adalah berkomunikasi satu dengan yang

a. Perangkat pembelajaran dilihat dari a) silabus dinyatakan valid namun melalui perbaikan pada kesesuaian KD dan KI, b) semua komponen RPP sudah valid, c) bahan

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai rencana pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang mencakup empat sektor yaitu pengembangan kawasan permukiman,

Kata kunci: Masyarakat Petani, Hutan Lindung, Lahan Pertanian, Hak Ulayat dan Tanah Warisan, Pola Perlawanan. Universitas