• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran paguyuban “Kampoeng Djadhoel” dalam mengembangkan ekonomi masyarakat di Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Semarang Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peran paguyuban “Kampoeng Djadhoel” dalam mengembangkan ekonomi masyarakat di Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Semarang Timur"

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PAGUYUBAN “KAMPOENG DJADHOEL” DALAM MENGEMBANGKAN EKONOMI MASYARAKAT DI KELURAHAN REJOMULYO KECAMATAN SEMARANG

TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)

Oleh : Imam Syafi’i

131411018

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG 2019

(2)
(3)
(4)
(5)

v

Segala puji bagi Allah SWT, karena dengan karunia-Nya penyusunan skripsi ini dapat saya selesaikan. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan atas Nabi Muhammad SAW, seluruh keluarganya, para sahabat serta pengikutnya hingga nanti di hari akhir. Dengan harapan semoga kita senantiasa mampu menjaga dan melaksanakan perintah agama sebagaimana Rasulullah memberikan kepada umatnya, Amin.

Sesungguhnya karya yang baik dan ideal itu setidaknya dapat menyuguhkan dinamika pemikiran yang dapat menambah khasanah keilmuan baik itu kalangan akademisi, praktisi maupun masyarakat pada umumnya. Begitu halnya skripsi ini dibuat untuk menambah wawasan dan keilmuan di bidang Pengembangan Masyarakat Islam yang isinya akan membahas tentang Peran Paguyuban “Kampoeng Djadhoel” dalam Mengembangkan Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Semarang Timur. Selain itu skripsi ini diharapkan dapat memberikan ide atau gagasan baru bagi para pembaca.

Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa ma‟unah dari Allah SWT. Melalui do’a dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat mengerjakan skripsi ini dengan baik. Dalam kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

(6)

vi Semarang.

2. Dr. H. Awaluddin Pimay, Lc. M. Ag., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang.

3. Suprihatiningsih, S. Ag., M. Si., selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam UIN Walisongo Semarang, sekaligus sebagai pembimbing II bidang metodologi dan tata tulis yang selalu sabar membimbing dan mengarahkan dengan tulus sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Ahmad Faqih, S. Ag., M. Si., selaku pembimbing I bidang substansi materi yang selalu memberikan wawasan, gagasan teori kepada penulis, serta selalu sabar membimbing dan mengarahkan dengan tulus sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu mendoakan dan memberi dukungan moral maupun materi sehingga dapat menyelesaikan tanggung jawab tugas akhir akademik.

6. Sahabat/i, teman-teman senasib seperjuangan yang telah memotivasi dan memberi semangat dalam menuntaskan tugas akhir ini.

Penulis hanya mampu berharap dan mendoakan semoga kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini merupakan amal baik yang diterima oleh Allah SWT. Penulis menyadari walaupun segala kemampuan telah tercurahkan, namun mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis sehingga ditemukan berbagai kekurangan dan kekhilafan

(7)

vii

tulus, penulis mengharapkan berbagai masukan, kritik, dan saran dari pembaca demi kelayakan dan sempurnanya skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat khusunya bagi penulis dan juga pembaca sekalian, Amin.

Wallahul Muwafiq Ila Aqwamitthariq.

Semarang, 31 Januari 2019 Penulis

(8)

viii

Dengan segala hormat dan rasa syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Hasil skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan, semangat dan do’a yang tak ada hentinya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga dipanjangkan umurnya, dilancarkan rejekinya, dan semoga kesehatan selalu tercurahkan kepada beliau. Amin.

2. Almamater kebanggaan, jurusan Pengembangan Masyarakat Islam UIN Walisongo Semarang.

3. Organisasi kemahasiswaan, Himpunan Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Dakwah, Ikatan Keluarga Alumni Salafiyah, yang telah memberikan tambahan pelajaran, wawasan, soft skill di luar bangku perkuliahan sebagai bentuk pengembangan diri.

4. Teman-teman seatap dengan saya Ahmad Sarofi, Chusnul Aflah, M. Abdul Ghoni, Ibnu Atho’ilah, Eka Wijaya dan semua pihak adik-adik angkatan, kakak senior yang telah menjadi inspirasi serta penyemangat dalam mengerjakan skripsi ini.

5. Perpustakaan pusat UIN Walisongo dan perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah menyediakan referensi buku

(9)

ix skripsi ini.

Demikian persembahan skripsi ini penulis sampaikan. Semoga dapat bermanfaat dan dapat menjadi bahan pembelajaran bagi semua pihak yang membaca skripsi ini.

(10)

x

سانلل مهعفنأ سانلا ريخ

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain"

(11)

xi ABSTRAK

Imam Syafi’i (131411018), Pengembangan Masyarakat Islam UIN Walisongo Semarang, “Peran Paguyuban „Kampoeng Djadhoel‟ dalam Mengembangkan Ekonomi Masyarakat”. Tingkat kesejahteraan masyarakat selalu berubah sesuai kebutuhannya masing-masing. Pekerjaan menjadi alat bantu masyarakat untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Akan tetapi, pendapatan perkapita sering tidak mencukupi kebutuhan dalam keluarga. Maka dari itu, perlu adanya pendapatan atau penghasilan tambahan untuk menunjang kebutuhan masyarakat yang setiap hari semakin meningkat.

Untuk menunjang kebutuhan hidup yang semakin hari semakin meningkat, masyarakat setempat perlu memiliki pendapatan atau penghasilan tambahan dari sebuah usaha. Sehingga, adanya peran suatu wadah atau lembaga diharapkan dapat mendorong, mengembangkan serta memberdayakan masyarakat setempat dengan potensi yang ada sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang ekonomi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran, proses, serta hasil dari paguyuban “Kampoeng Djadhoel” dalam mengembangkan ekonomi masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori analisis milik Milles dan Huberman, yaitu analisis yang terdiri dari empat alur, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini adalah yang pertama, paguyuban “Kampoeng Djadhoel” menjalankan perannya yakni sebagai fasilitator, komunikator dan edukator di masyarakat sebagai bentuk lembaga yang mampu mendorong dalam mengembangkan potensi masyarakat untuk lebih produktif dalam menciptakan peluang usaha dan produksi membatik, sehingga berdampak pada pengembangan

(12)

xii

proses pengembangan ekonomi dimulai dari partisipasi masyarakat dalam melakukan kegiatan usaha kecil, kemudian melalui komoditas usaha kecil dapat menghasilkan nilai produksi yang bisa dipasarkan dan di eksplorasi kepada masyarakat umum. Ketiga, hasil dari pengembangan ekonomi berdampak pada berkurangnya pengangguran, terciptanya peluang usaha dan adanya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan.

Kata kunci : Peran, Paguyuban, Pengembangan Ekonomi, Kampoeng Djadhoel.

(13)

xiii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv KATA PENGANTAR ... v PERSEMBAHAN ... vii MOTTO ... viii ABSTRAK... ix DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Tinjauan Pustaka ... 9

F. Metode Penelitian ... 13

BAB II LANDASAN TEORI PERAN PAGUYUBAN “KAMPOENG DALAM MENGEMBANGKAN EKONOMI MASYRAKAT A. Pengertian Peran ... 23

(14)

xiv

1. Pengertian Pengembangan Ekonomi --- 33 2. Tujuan Pengembangan Masyarakat --- 37 3. Prinsip Pengembangan Masyarakat --- 40 4. Strategi Pengembangan Ekonomi Masyarakat - 44 D. Indikator Keberhasilan Pengembangan

Masyarakat --- 51 BAB III GAMBARAN UMUM PAGUYUBAN “KAMPOENG

DJADHOEL”KELURAHAN REJOMULYO

KECAMATAN SEMARANG TIMUR

A. Letak Geografis Lokasi Penelitian --- 64 B. Profil Kelurahan Rejomulyo Kecamatan

Semarang Timur --- 69 1. Jumlah penduduk kelurahan Rejomulyo

kecamatan Semarang Timur --- 69 2. Jenis mata pencaharian kelurahan

Rejomulyo kecamatan Semarang Timu --- 70 C. Gambaran Ekonomi Masyarakat di

Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Semarang

Timur --- 46 1. Jumlah penduduk dari angka

pengangguran --- 46 2. Jumlah penduduk dari angka

(15)

xv

D. Profil Paguyuban “Kampoeng Djadhoel” ... 82

1. Sejarah Terbentuknya “Kampoeng Djadhoel” ... 82

2. Visi dan Misi Paguyuban “Kampoeng Djadhoel” ... 88

3. Susunan Pengelola Paguyuban “Kampoeng Djadhoel” ... 90

E. Peran Paguyuban “Kampoeng Djadhoel” ... 98

1. Peran dalam keterampilan memfasilitasi ... 98

2. Peran dalam keterampilan pendidik ... 100

3. Peran dalam keterampilan representasi ... 66

F. Proses Pengembangan Ekonomi Masyarakat “Kampoeng Djadhoel”” ... 105

1. Menciptakan Suasana Masyarakat (Enabling) ... 105

2. Meningkatkan Kapasitas Masyarakat (Empowering) ... 108

3. Melindungi Masyarakat (Protection) ... 110

G. Hasil Pengembangan Ekonomi Paguyuban “Kampoeng Djadhoel ... 113

1. Terpenuhinya Kebutuhan Primer ... 113

2. Menciptakan Peluang Usaha ... 115

3. Berpartisipasi dalam Proses Pembangunan ... 118

(16)

xvi

DJADHOEL” DALAM MENGEMBANGKAN

EKONOMI MASYARAKAT DI KELURAHAN REJOMULYO KECAMATAN SEMARANG TIMUR A. Peran Paguyuban “Kampoeng Djadhoel” dalam

Mengembangkan Ekonomi Masyarakat --- 125

1. Peran dalam Keterampilan Memfasilitasi --- 125

2. Peran dalam Keterampilan Pendidik --- 127

3. Peran dalam Keterampilan Representasi --- 129

B. Proses Pengembangan Ekonomi Masyarakat melalui Paguyuban “Kampoeng Djadhoel” --- 131

1. Menciptakan Suasana Masyarakat (Enabling) --- 131

2. Meningkatkan Kapasitas Masyarakat (Empowering) --- 133

3. Melindungi Masyarakat (Protection) --- 135

C. Hasil Pengembangan Ekonomi Masyarakat melalui Paguyuban “Kampoeng Djadhoel” --- 136

1. Terpenuhinya Kebutuhan Primer --- 136

2. Menciptakan Peluang Usaha --- 139

(17)

xvii

A. Kesimpulan ... 144 B. SarandanRekomendasi ... 147 Daftar Pustaka

(18)

xviii

Tabel 1. Jumlah penduduk ... 65

Tabel 2. Penduduk menurut mata pencaharian ... 67

Tabel 3. Penduduk pencari kerja ... 68

Tabel 4. Angka pengangguran ... 69

Tabel 5. Kesejahteraan keluarga ... 72

(19)

xix

Gambar 1. Peta wilayah kelurahan Rejomulyo ... 65

Gambar 2. Koordinasi Lurah, RT, dan warga... 97

Gambar 3. Mencanting dan membatik ... 99

Gambar 4. Seminar bina lingkungan ... 100

Gambar 5. Pelatihan membatik ... 101

Gambar 6. Pembuatan kuliner tradisional ... 102

Gambar 7. Kunjungan kelurahan ... 103

Gambar 8. Gapura anyaman bambu ... 104

Gambar 9. Lukisan mural pewayangan ... 120

Gambar 10. Gazebo wayang geber ... 120

Gambar 11. Spot rumah tempo dulu ... 122

Gambar 12. Lukisan Dinosaurus 3D ... 122

(20)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial dan makhluk ekonomi yang tidak mampu hidup tanpa peran orang lain. Manusia cenderung hidup mengelompok, senantiasa berinteraksi dan bekerjasama untuk saling memenuhi kebutuhan hidup. Kegiatan tersebut dinamakan proses sosial, yaitu setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka waktu, sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku dalam kehidupan masyarakat.1 Tujuannya untuk saling memenuhi kebutuhan yang beragam jenisnya, karena tidak mungkin setiap individu dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dengan sempurna tanpa bantuan orang lain. Keadaan yang membutuhkan banyak peran orang lain disebabkan oleh tingginya tingkat konsumsi. Baik konsumsi barang ataupun jasa. Maka muncul sebuah ikatan ketergantungan antar individu tersebut. Namun, tingkat ketergantungan itu memiliki perbedaan, dilihat dari pola perkembangan dan kemajuan individu. Mereka yang mengalami ketergantungan tinggi adalah individu yang mempunyai kemajuan kehidupan yang tinggi. Begitu pula sebaliknya.

1

J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, “Sosiologi Teks Pengantar dan

Terapan”, (Jakarta : Prenada Group, 2004) hlm. 57. 1

(21)

Pengembangan masyarakat merupakan salah satu upaya strategis untuk menolong anggota masyarakat yang sedang menghadapi beragam permasalahan dalam pencapaian taraf hidup yang layak dan berkualitas.2 Untuk merencanakan dan menyiapkan suatu perubahan sosial yang berarti bagi peningkatan kualitas kehidupan manusia, upaya tersebut selalu ditengarai adanya pemberdayaan masyarakat. Tidak mungkin jika tuntutan akan keterlibatan masyarakat dalam suatu program pembangunan jikalau masyarakat itu sendiri tidak memiliki daya ataupun bekal yang cukup. Hal ini tidak terlepas dari gejala sosial yang seringmuncul di masyarakat, seperti masalah ekonomi yang menjadi tolak ukur kesejahteraan masyarakat. Wrihatnolo dan Didjowijoto (2007) mengemukakan pencapaian kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat ditandai dengan pencapaian tujuan peningkatan pendapatan, yang merupakan efek dari peningkatan produksi usaha.3

Pada bulan Maret 2018, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 25,95 juta orang (9,82 persen), berkurang sebesar 633,2 ribu orang dibandingkan dengan kondisi September 2017 yang sebesar 26,58 juta orang (10,12 persen). Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September

2Dumasari, “Dinamika Pengembangan Masyarakat Partisipatif”, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2014) hlm.1.

3

(22)

2017 sebesar 7,26 persen, turun menjadi 7,02 persen pada Maret 2018. Sementara itu, persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2017 sebesar 13,47 persen, turun menjadi 13,20 persen pada Maret 2018. Selama periode September 2017– Maret 2018, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 128,2 ribu orang (dari 10,27 juta orang pada September 2017 menjadi 10,14 juta orang pada Maret 2018), sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 505 ribu orang (dari 16,31 juta orang pada September 2017 menjadi 15,81 juta orang pada Maret 2018). Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2018 tercatat sebesar 73,48 persen. Angka ini naik dibandingkan kondisi September 2017, yaitu sebesar 73,35 persen.4

Data di atas menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat selalu berubah sesuai kebutuhannya masing-masing. Pekerjaan menjadi alat bantu masyarakat untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Akan tetapi, pendapatan perkapita sering tidak mencukupi kebutuhan dalam keluarga. Maka dari itu, perlu adanya pendapatan atau penghasilan tambahan untuk menunjang kebutuhan masyarakat yang setiap hari semakin meningkat.

4

(23)

Perbedaan antar kelompok bisa berubah menjadi permusuhan atau minimal sikap antipati ketika perbedaan antara masing-masing kelompok itu bersejajaran dengan kesenjangan kelas ekonomi.5 Pengembangan ekonomi dapat dibangun melalui komunitas-komunitas kecil yang mempunyai usaha. Proses usaha dapat dilakukan secara bersama-sama dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi, perlunya lapangan usaha juga harus diperhatikan untuk mendukung pemasaran produksi. Berbagai usaha dapat dibentuk dengan adanya potensi lokal dan berbagai produksi yang mempunyai ciri khas, agar dapat bersaing di pasaran bebas sesuai kebutuhan konsumen. Sehingga tidak hanya satu produk yang dijualbelikan, akan tetapi banyak pilihan terhadap konsumen yang membutuhkan.

Berdasarakan observasi peneliti, kemampuan sumberdaya manusia serta kerjasama yang baik pada masyarakat Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Semarang Timur, tepatnya di sebuah perkampungan yang mempunyai Toponimi (sebutan suatu wilayah yang lazim di pulau Jawa yang penduduknya mempunyai profesi di bidang tertentu) telah mewujudkan sebagian kecil cita-cita pembangunan dengan mengembangkan potensi lokal serta mengikutsertakan masyarakat dalam proses pemberdayaan. Sehingga

5J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, “Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan”, (Jakarta : Prenada Group, 2004) hlm. 200.

(24)

dapat terwujud suatu tatanan masyarakat yang ideal yang mereka inginkan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan bersama.

Menurut bapak Agus selaku ketua paguyuban “Kampoeng Djadhoel”, Awal mulanya kondisi lingkungan Kampung Batik ini sangat kumuh, sering terjadi banjir, kurangnya penerangan di saat malam hari, serta rawan terjadi tindakan kriminalitas di malam hari maupun siang hari. Kondisi lingkungan sosial yang sedemikian rupa membuat masyarakat resah dan gelisah dengan lingkungan setempat, sehingga warga setempat mempunyai keinginan untuk merubah dan mengkonsep kampung tersebut menjadi lingkungan yang nyaman, aman serta dapat dinikmati warga setempat.6

Kerukunan masyarakat setempat menjadi dorongan adanya suatu perubahan. Dengan slogan guyub rukun dan selalu menjaga tali persaudaraan, mereka mampu menciptakan sebuah prinsip yaitu bahwa, “saudara terdekat adalah tetangga”. Sehingga dengan kerukunan dan musyawarah bersama mereka menciptakan suatu wadah yang disebut Paguyuban. Melalui paguyuban yang dinamai “Paguyuban Kampoeng Djadhoel”, masyarakat setempat dengan keswadayaannya bergotong royong menciptakan lingkungan yang nyaman, bersih, aman serta dapat dinikmati oleh warga setempat. Mereka membuat lukisan-lukisan berbentuk pewayangan dan

6Wawancara dengan bapak Agus (ketua paguyuban), pada tanggal 04 Mei 2018 di “Kampoeng Djadhoel” Kelurahan Rejomulyo.

(25)

corak batik di sekitar dinding rumah warga serta mengecatnya dengan sedemikian rupa.

Sebagaimana yang dipaparkan bapak Agus, tujuan awal lingkungan tersebut diciptakan dengan tujuan agar bisa dinikmati warga sendiri. Dengan kreasi dan inovasi warga, lukisan yang dibuat dengan mengedepankan corak batik dan gambar pewayangan sebagai simbol sejarah kota Semarang, menjadikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat umum maupun masyarakat setempat ketika mengunjungi tempat tersebut. Hal ini menjadi peluang bagi masyarakat setempat untuk bisa menjaga dan melestarikan budaya, serta memanfaatkan potensi yang ada sebagai pengembangan sumber daya alam maupun sumberdaya manusia. Upaya tersebut diharapkan dapat memperbaiki tatanan hidup masyarakat setempat baik di bidang sosial, politik, ekonomi dan budaya.

Secara umum masyarakat Kampung Batik Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Semarang Timur memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta seperti pedagang, pekerja pabrik, pembatik, dan lain sebagainya. Untuk menunjang kebutuhan hidup yang semakin hari semakin meningkat, maka masyarakat setempat perlu memiliki pendapatan atau penghasilan tambahan dari sebuah usaha. Sehingga, perlu adanya suatu wadah atau lembaga yang mendorong dan membantu untuk mengembangkan serta memberdayakan masyarakat setempat dengan potensi yang ada sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang ekonomi.

(26)

Harapan masyarakat melalui adanya “Kampoeng Djadhoel” dan peran paguyuban sebagai komoditas pengelola “Kampoeng Djadhoel”, diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat setempat berupa program-program pengembangan masyarakat, seperti pelatihan membatik setiap ada event, penyajian-penyajian usaha kecil seperti stan-stan makanan tradisional, pameran batik Semarang-an, taman baca pintar dan sebagainya, menjadikan lingkungan “Kampoeng Djadhoel” sebagai desnitasi wisata bagi masyarakat umum untuk menikmati suasana perkampungan yang bersifat kontemporer. Bagi masyarakat yang memiliki waktu luang, mereka memiliki manfaat untuk mengisi kegiatan tersebut dengan kompetensi membatik dan menjual kuliner makanan tradisional yang bisa menambah pendapatan atau penghasilan bagi keluarga mereka.

Hal ini yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian skripsi dengan judul “Peran Paguyuban „Kampoeng Djadhoel‟ dalam Mengembangkan Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Semarang Timur”, sebagai karya ilmiah akademik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yaitu :

(27)

1. Apa peran paguyuban “Kampoeng Djadhoel” dalam mengembangkan ekonomi masyarakat di Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Semarang Timur?

2. Bagaimana proses pengembangan ekonomi masyarakat yang dilakukan paguyuban “Kampoeng Djadhoel” di Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Semarang Timur?

3. Bagaimana hasil pengembangan ekonomi masyarakat melalui peran paguyuban “Kampoeng Djadhoel” di Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Semarang Timur?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap dan menjawab atas permasalahan yang penulis teliti, sebagaimana berikut :

1. Untuk mengetahui apa saja peran yang dilakukan paguyuban “Kampoeng Djadhoel” dalam mengembangkan ekonomi masyarakat di Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Semarang Timur.

2. Untuk mengetahui proses pengembangan ekonomi masyarakat yang dilakukan oleh paguyuban “Kampoeng Djadhoel” di Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Semarang Timur

3. Untuk mengetahui hasil pengembangan ekonomi masyarakat yang dilakukan paguyuban “Kampoeng Djadhoel”.

(28)

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoretis

Penelitian ini diharapkan menjadi wawasan terhadap pengembangan keilmuan Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dan sebagai bahan literatur untuk menambah wacana baru dalam keilmuan Fakultas Dakwah dan Komunikasi dalam bidang pengembangan ekonomi masyarakat, serta dapat menjadi perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu konsep yang diterapkan dalam proses pengembangan ekonomi masyarakat melalui peran paguyuban “Kampoeng Djadhoel”, dan menjadi bahan pertimbangan dalam bentuk ilmiah dalam melakukan perubahan untuk masyarakat, para akademisi, maupun pemerintah dalam membina serta meningkatkan perekonomian untuk kesejahteraan masyarakat.

E. Tinjauan Pustaka

Untuk menghindari duplikasi atau pengulangan tulisan maka penulis perlu menyertakan tinjauan pustaka yakni beberapa skripsi, buku, naskah publikasi melalui riset maupun jurnal yang berkaitan dengan penelitian yang penulis angkat. Adapun beberapa literatur yang penulis temukan diantaranya adalah sebagai berikut :

(29)

1. Penelitian Nita Yuniati (2017) dengan judul “Peran Paguyuban dalam Pengembangan Desa Wisata Wayang di Dusun Karangasem, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul”. Skripsi ini menjelaskan tentang peran paguyuban dalam mengajak masyarakat serta melibatkan masyarakat dalam kegiatan wisata yakni dalam hal perencanaan, musyawarah, pelaksanaan dan evaluasi. Peran paguyuban tersebut juga memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang wisata dan memberikan jejaring sosial sebagai landasan kerja mereka (Networking). Dan hasil dari penelitian tersebut adalah adanya peningkatan wisatawan yang berkunjung baik dalam negeri maupun luar negeri. Mampu menjaga dan melestarikan kebudayaan jawa dengan adanya desa wisata wayang. Desa wisata wayang juga mampu membuka peluang usaha dan menambah pendapatan warga dari usaha yang dikembangkan melalui desa wisata wayang. Persamaan skripsi Nita Yuniati dengan skripsi ini yaitu sama – sama membahas tentang peran suatu organisasi dalam memberdayakan, memfasilitasi masyarakat, serta mengawal masyarakat untuk mengembangkan suatu objek tertentu. Perbedaanya terletak pada objek yang dikaji yaitu antara pengembangan desa wisata dan pengembangan ekonomi.

2. Penelitian Nano (2008) dengan judul “Peran Lembaga Swadaya Masyarakat Dian Desa Yogyakarta dalam Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Utara Tegal Jawa Tengah.” Skripsi yang

(30)

kedua ini menjelaskan bagaimana peran lembaga swadaya masyarakat Dian Desa Yogyakarta dalam upaya memberdayakan masyarakat pesisir melalui kegiatan usaha pengelolaan industri kerajinan kulit ikan pari di wilayah Kabupaten Tegal Jawa Tengah. Peran di sini diartikan sebagai sesuatu yang dimiliki oleh seseorang yang memiliki kedudukan dalam masyarakat. Persamaan skripsi Nano dengan skripsi ini yaitu sama-sama membahas peran yang dimiliki seseorang maupun kelompok dalam suatu masyarakat. Sedangkan perbedaannya yaitu skripsi Nano hanya membahas peran sebagai sesuatu yang dimiliki oleh orang yang memiliki kedudukan dalam masyarakat, sedangkan dalam skripsi ini yaitu peran yang aktif berkontribusi dalam sebuah perkembangan masyarakat.

3. Jurnal penelitian M Atho Mudhzar (2014) yangberjudul “Revitalisasi Maqasid al-Shari‟ah dalam Pengembangan Ekonomi Syariah di Indonesia (Studi Kasus atas Fatwa-Fatwa DSN-MUI Tahun 2000-2006).” Hasil penelitian jurnal ini menjelaskan tentang pengembangan ekonomi syariah. Kegiatan – kegiatan muamalat yang dinilai belum maksimal terhadap fatwa – fatwa DSN-MUI kemudian melalui revitalisasi Maqasid Shari‟ah harus dikembangkan dan diberdayakan lebih luas terhadap fatwa – fatwa DSN-MUI. Karena kaidah yang dikeluarkan masih bersifat secara umum yang berbunyi, bahwa asal hukum semua kegiatan muamalat itu mubah kecuali ada dalil yang menunjukkan keharamannya. Jadi, peran besar fatwa DSN-MUI

(31)

sangat dibutuhkan bagi pengembangan ekonomi syariah di Indonesia terhadap kegiatan muamalat yang ada. Relevansi jurnal diatas dengan skripsi ini yaitu sama – sama mengkaji soal adanya peran yang dilakukan suatu kelompok atau lembaga dalam pengembangan ekonomi.

4. Jurnal penelitian Fatmasari Sukesti dan Setia Iriyanto (2011) dengan judul “Pemberdayaan UKM : Meningkatkan Komoditas Unggulan Ekspor UKM dalam rangka Pengembangan Ekonomi Daerah.” Hasil penelitian jurnal ini menjelaskan tentang pengembangan usaha kecil dan menengah sebagai kekuatan strategi untuk mengembangkan ekonomi daerah Jawa Tengah. Pertama, potensi pengembangan UKM di Jawa Tengah sangat besar. Kedua, pengembangan UKM harus dilaksanakan sesuai dengan budaya lokal dan potensi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Ketiga, sektor UKM sangat berperan dalam menanggulangi masalah sosial di daerah. Keempat, peranan peningkatan SDM, pemanfaatan teknologi, dan manajemen sangat penting dalam pengembangan UKM. Kelima, sumber daya alam dan manusia serta pasar dunia yang semakin terbuka pada era global merupakan potensi besar jika dimanfaatkan melalui kerjasama jaringan (Network) pemerintah, lembaga swasta dan individu maupun kelompok dikelola secara efektif dalam bentuk kemitraan. Dengan demikian relevansinya dengan skripsi ini yaitu pengembangan UKM sangat berperan penting terhadap strategi, pengelolaan UKM serta berperan aktif dalam

(32)

peningkatan kualitas kehidupan sosial. Yang menjadi perbedaan hanya pada sekto kajian yang diteliti sebagai objek.

5. Jurnal penelitian Etika Ari Susanti, Imam Hanafi dan Romula Adiono dengan judul “Pengembangan Ekonomi Lokal dalam Sektor Pertanian (Studi Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang).” Hasil penelitian jurnal ini adalah dengan adanya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomi daerah membuka peluang pemerintah daerah untuk mengatur dan melakukan intervensi langsung dalam pengembangan ekonomi daerahnya. Melihat sektor pertanian yang menjadi basis pengembangan ekonomi lokal, selanjutnya dikembangkan untuk menjadi produk pertanian yang unggul dengan memberikan pelatihan – pelatihan, bantuan modal, dan juga alat produksi untuk menunjang keberhasilan pengembangan ekonomi lokal. Dengan demikian, dengan adanya peran pemerintah, petani dan masyarakat setempat merupakan faktor penting dalam pengembangan ekonomi lokal di Kecamatan Pagelaran. Sama dengan skripsi ini yang menitik beratkan adanya peran seseorang maupun kelompok untuk mengembangkan ekonomi masyarakat setempat dengan berbagai upaya dan usaha yang sudah direncanakan.

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian a) Jenis Penelitian

(33)

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Menurut Arikunto (2002:242), penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan, status, ataupun fenomena secara sistematis dan rasional (logika). Metode kualitatif secara prakteknya tergantung pada kemampuan penelitiannya dalam mengembangkannya dengan bentuk deskriptif.7

b) Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis yang bertujuan untuk menggambarkan gejala-gejala masalah sosial masyarakat dan mengumpulkan data atau informasi yang disusun dan dijelaskan serta dianalisis berdasarkan fakta dan kejadian yang terjadi.

2. Definisi Konseptual

Definisi konseptual digunakan sebagai penjelas agar tidak terjadi kesalahpahaman pembaca terhadap judul Peran Paguyuban Kampoeng Djadhoel dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat. Maka perlu adanya penjelasan dan batasan – batasan definisi dari judul tersebut.

Peran merupakan suatu perilaku atau tindakan. Dalam hal ini, peran paguyuban “Kampoeng Djadhoel” merupakan suatu keterlibatan seseorang ataupun kelompok dalam mengembangkan

7

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 242

(34)

ekonomi masyarakat meliputi peran memfasilitasi, peran representasi dan peran mendidik.

Paguyuban yaitu lembaga swadaya masyarakat yang dikelola sekelompok masyarakat yang mempunyai peran dalam struktur organisasi. Dalam hal ini, paguyuban “Kampoeng Djadhoel” mempunyai fungsi sebagai wadah untuk mengatur, merencanakan, serta menjalankan program – program pengembangan ekonomi masyarakat “Kampoeng Djadhoel”. Secara umum, tujuan dari paguyuban ini yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui potensi masyarakat dan lingkungan kawasan tematik yang ada di “Kampoeng Djadhoel”, serta memperbaiki keadaan masyarakat ke taraf kehidupan yang lebih baik.

Pengembangan ekonomi masyarakat merupakan upaya yang dilakukan paguyuban “Kampoeng Djadhoel” untuk merelokasikan aktivitas ekonomi dalam masyarakat melalui beberapa kegiatan dan pelatihan agar dapat mendatangkan keuntungan bagi masyarakat, serta untuk merevitalisasi masyarakat “Kampoeng Djadhoel” dalam memperbaiki kualitas kehidupannya. Maka dari itu melalui penelitian ini peneliti berupaya menganalisis peran paguyuban “Kampoeng Djadhoel” terhadap masyarakat dalam mengembangkan ekonomi.

(35)

3. Sumber dan Jenis Data

Menurut sumbernya, data penelitian digolongkan sebagai data primer dan data sekunder.

a) Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan teknik pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari.8 Subjek merupakan sumber-sumber informasi dalam penelitian ataupun orang yang memberikan keterangan apa yang ingin didapatkan oleh penulis. Data primer ini yang nantinya menjadi data utama peneliti untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan tema penelitian. Data primer ini berisi hasil wawancara terhadap para informan yang nantinya akan memberikan keterangan yang berkaitan dengan penelitian. Sumber primer dalam penelitian ini adalah dari ketua paguyuban kampoeng djadhoel yaitu Bapak Agus, Ibu Kristina Riastuti selaku warga, pengunjung yaitu mbak Resta dari UDINUS, dan perangkat desa setempat bapak Dwi Kristanto selaku Ketua RT dan Bapak Luwiyanto selaku sekretaris.

8Ibid, hlm.41.

(36)

b) Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pihak lain, tidak langsung dari subyek penelitian.9 Data sekunder ini sebagai data pelengkap dari data primer. Jadi sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa berupa dokumen-dokumen dari organisasi terkait, artikel surat kabar, kajian pustaka mulai dari buku-buku, jurnal, skripsi, foto yang mendukung kelengkapan data.

4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh secara objektif dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, memerlukan teknik yang mampu mengungkap data sesuai dengan pokok permasalahan. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Ketiga metode ini saling berhubungan sehingga dapat melengkapi satu sama lain sehingga peneliti mampu memperoleh data yang valid dan akurat tentang permasalahan yang sedang diteliti.

Berikut merupakan penjelasan dari tiga teknik yang digunakan untuk memperoleh data pokok dalam penelitian ini. a) Observasi

Metode ini digunakan peneliti sebagai langkah awal untuk mengetahui dan menganalisis permasalahan serta kondisi

(37)

awal paguyuban kampoeng djadhoel dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Dalam hal ini peneliti mendatangi lokasi penelitian dan melakukan pengamatan tentang kegiatan paguyuban kampoeng djadhoel.

Dalam hal ini peneliti datang langsung dan mengamati kondisi sosial dan lingkungan objek penelitian. Peneliti juga mengambil beberapa foto terkait lokasi penelitian sebagai data tambahan untuk mendukung penyajian hasil penelitian. Fungsinya sebagai gambaran kondisi geografis objek penelitian yang dilakukan peneliti.

b) Wawancara

Menurut Lexy J. Moleong metode wawancara (interview) adalah metode pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan peneliti.10 Jenis wawancara (interview) yang peneliti lakukan adalah wawancara terbuka dan terstruktur. Terbuka maksudnya para subyek tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa yang dimaksud wawancara itu. Sedangkan wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang diajukan.11

10

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1994), hlm.16.

(38)

Metode ini digunakan sebagai alat bantu untuk mendapatkan informasi tentang jumlah anggota, program kegiatan dan pelaksanaan pengembangan ekonomi yang dilakukan oleh paguyuban kampoeng djadhoel. Adapun wawancara tersebut dilakukan kepada : Pertama, bapak Agus sebagai ketua paguyuban kampoeng djadhoel untuk mengetahui sejarah terbentuknya dan apa saja peran paguyuban tersebut di dalam tatanan masyarakat setempat. Kedua, kepada bapak Luwiyanto selaku sekretaris dan pengelola paguyuban dalam melaksanakan program-program kegiatan. Ketiga, ibu Kristina Riastuti sebagai warga yang mendukung program – program yang dijalankan oleh paguyuban kmapoeng djadhoel. Keempat, bapak Dwi Kristanto sebagai ketua RT kampoeng djadhoel yang menjadi penggerak masyarakat untuk mewujudkan adanya kampoeng djadhoel.

c) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik dimana data diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada pada benda-benda tertulis seperti buku, catatan, notulensi, makalah, peraturan, buletin catatan harian dan sebagainya.12 Dalam penelitian ini, peneliti melakukan dokumentasi dengan catatan tulisan, recording, foto dan mencari data-data yang sudah tercatat seperti letak geografis, sejarah desa dan lain-lain.

12

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.161.

(39)

Peneliti mencari data seperti AD/ART paguyuban kampoeng djadhoel, foto-foto kegiatan kampoeng djadhoel yang sudah dilaksanakan, pelatihan apa saja yang sudah pernah dilaksanakan dalam suatu event, serta relasi yang sudah bekerjasama selama ini dari pihak swasta maupun pemerintah. Dari data-data yang diperoleh akan digunakan peneliti sebagai pendukung dan data pokok yang menjadi fokus dari kajian peneliti dari objek penelitian untuk penyusunan skripsi ini. 5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses menyusun data, mengelompokkan kategori-kategori dan urutan-urutan dasar. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Pada dasarnya, analisis data kualitatif dilaksanakan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Peneliti menggunakan model analisis interaktif. Menurut Miles dan Huberman dalam proses pengumpulan data lapangan analisis dalam pelaksanaannya melalui tahapan-tahapan sebagai berikut : a) Proses pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan terjun ke lapangan. Dalam penelitian ini pengumpulan data diperoleh dari mencatat semua data objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi di lapangan.

(40)

b) Proses reduksi data

Reduksi data yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian. Reduksi data meruipakan suatu bentuk analisis yang menggolongkan, mengarahkan, membuang, yang tidak perlu dan mengorganisasikan data-data yang telah direduksi. Hal ini memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencarinya sewaktu-waktu.

c) Penyajian data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data merupakan analisis dalam bentuk teks naratif, dengan tujuan dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami.

d) Penarikan kesimpulan

Setelah data disajikan, maka dilakukan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Untuk itu diusahakan mencari pola, model, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering muncul, hipotesis, dan sebagainya. Jadi dari data tersebut diambil kesimpulan. Verifikasi dapat dilakukan dengan keputusan, didasarkan pada reduksi data, dan penyajian data yang merupakan jawaban dari masalah yang diangkat dalam penelitian. Dalam tahap ini dilakukan analisis alur peran paguyuban kampoeng djadhoel dalam meningkatkan ekonomi

(41)

masyarakat dan keberhasilannya dalam pengembangan ekonomi masyarakat.13

13Ibid, hlm.334.

(42)

23 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Peran

Sebelum memaparkan tentang peran, terlebih dahulu diuraikan mengenai arti kedudukan. Karena antara kedudukan dan peranan mempunyai makna yang saling berkaitan. Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok. Dari pengertian kedudukan tersebut dapat diketahui bahwa kedudukan merupakan tempat seseorang dalam suatu pola tertentu. Dengan demikian seseorang dapat dikatakan mempunyai kedudukan, karena seseorang tersebut ikut serta dalam berbagai pola kehidupan. Pengertian tersebut menunjukkan kedudukan sesuai dengan tempatnya sehubungan dengan organisasi yang mempunyai kedudukan dalam suatu masyarakat dan lingkungannya.

Maka organisasi mempunyai peranan dalam melaksanakan kedudukannya, baik sebagai organisasi sosial maupun organisasi keagamaan. Sedangkan peranan merupakan bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan oleh seseorang atau organisasi berdasarkan program yang telah ditentukan atas masa bakti yang sudah ditentukan pula dan dapat menimbulkan dampak tertentu pada anggotanya. Dengan demikian maka peranan mencakup suatu usaha dalam organisasi atau lembaga yang bertujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang tertentu

(43)

yang secara spesifik menjadi tujuan dasar terbentuknya organisasi atau lembaga tersebut.

Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan yaitu seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya. Peran yang disebut juga dengan peranan (role).1 Tidak ada peranan tanpa kedudukan begitu juga sebaliknya tidak ada kedudukan tanpa peranan. Peranan mempunyai dua arti, yaitu peranan menentukan apa yang diperbuat bagi masyarakat serta kesempatan apa yang diberikan masyarakat kedepannya. Pentingnya peranan adalah mengatur perilaku seseorang. Peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya. Hubungan sosial yang ada di masyarakat merupakan hubungan antara peranan individu dan masyarakat.2

Sejalan dengan adanya status-conflict, juga ada conflict of roles. Bahkan kadang-kadang suatu pemisahan antara individu dengan peranannya yang sesungguhnya harus dilaksanakan. Hal ini dinamakan roles distance. Gejala timbul apabila individu merasakan dirinya tertekan. Individu merasa dirinya tidak sesuai untuk melaksanakan peranan yang diberikan oleh masyarakat kepadanya.3 Ada beberapa peranan yang dilakukan oleh pekerja pengembangan masyarakat. Dalam suatu dimensi waktu tertentu, seorang pekerja

1 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : PT

Grafindo Persada 2007), hlm.212.

2

Ibid, hlm.213

(44)

pengembangan masyarakat dapat berperan sebagai enabler atau organizer atau educator. Peranan ini bergerak dari satu ke lainnya, sehingga ia memiliki peranan ganda. Oleh karena itu, tampak jelas, peranan yang disandang oleh pekerja pengembangan masyarakat lebih sebagai seorang yang generalis.4

Peran lebih mengedepankan fungsi penyesuaian diri dan sebagai sebuah proses. Peran seseorang mencakup tiga hal, yaitu:5

a. Peran merupakan bagian dari peraturan (norma-norma) yang membimbing seseorang di dalam masyarakat.

b. Peran adalah sesuatu yang seharusnya dilakukan individu di dalam suatu masyarakat.

c. Peran adalah perilaku individu yang memiliki peranan penting di dalam struktur sosial masyarakat.

B. Macam - Macam Peran

Terdapat tiga macam peran tugas pekerja masyarakat menurut Jim Ife dalam melakukan pendampingan masyarakat.6

a. Peran dan Keterampilan Memfasilitasi

4 Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta :

Pustaka Obor Indonesia, 2014), hlm. 145. 5

https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-peran.html diakses pada tanggal 21 Oktober 2018

6

Jim Ife dan Frank Tesoriero, Community Development : Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008), hlm.558-602

(45)

Peran memfasilitasi adalah yang berkaitan dengan stimulasi dan penunjang pengembangan masyarakat, yang di dalamnya meliputi :

1) Semangat sosial, menggambarkan komponen penting dari praktik kerja masyarakat yaitu kemampuan menginspirasi, mengaktivasi, menstimulasi, menggerakkan dan memotivasi orang lain untuk melakukan tindakan.

2) Mediasi dan negoisasi, para pekerja masyarakat seringkali berurusan dengan konflik kepentingan dan nilai yang ada dalam masyarakat, untuk mengatasi hal ini seorang pekerja masyarakat harus memainkan peran sebagai mediator. Hal ini mensyaratkan keterampilan untuk mendengar dan memahami kedua belah pihak, untuk merefleksi berbagai pandangan dari masing-masing pihak, untuk membuat penduduk menghormati legitimasi pandangan orang lain, serta untuk membantu penduduk mencari area-area yang bisa menjadi kesepakatan dan kemudian membuat konsesus. Peran negoisator mensyaratkan pekerja sosial untuk bisa mewakili satu pihak dari suatu konflik tertentu tanpa kekerasan.

3) Dukungan, salah satu peran yang paling penting bagi pekerja masyarakat adalah agar menyediakan dukungan bagi orang-orang yang terlihat dalam berbagai struktur dan aktivitas masyarakat. Hal ini mencakup mengenali dan mengakui nilai mereka serta nilai kontribusi mereka, memberi

(46)

dorongan, menyediakan diri ketika mereka perlu membicarakan sesuatu atau menanyakan pertanyaan. Dukungan dalam bentuk praktik, seperti memastikan berbagai persiapan.

4) Membangun konsensus, pendekatan konsensus (kesepakatan) dalam pengembangan masyarakat bertujuan menjawab pendekatan konflik yang diambil dalam berbagai interaksi sosial, dan politik. Membangun konsensus adalah sebuah perluasan dari peran mediasi.

5) Fasilitas kelompok, salah satu cara memfasilitasi tugas pekerja masyarakat yang sangat penting, sebagaimana banyak tujuan dari pengembang masyarakat dapat dicapai hanya melalui kelompok-kelompok yang berjalan dengan baik dan efektif yang mampu meraih berbagai keputusan dan yang memperoleh serta menganjurkan partisipasi kelompok. 6) Pemanfaatan berbagai keterampilan dan sumber daya, peran lain yang penting bagi pekerja masyarakat adalah mengidentifikasi dan memanfaatkan berbagai keterampilan dan sumber daya yang ada bersama masyarakat atau kelompok. Salah satu tugas pekerja dalam merangsang pengembangan ekonomi masyarakat adalah sering melakukan inventaris keterampilan dari populasi lokal seperti membuat daftar berbagai keterampilan dan pengalaman yang mempresentasikan sebuah sumber

(47)

ekonomi yang belum dimanfaatkan dalam sebuah masyarakat.

7) Mengorganisasi, peran memfasilitasi yang lain adalah pekerja masyarakat sebagai seorang pengatur. Hal ini digambarkan sebagai pribadi yang dapat memastikan berbagai hal, seperti mempersiapkan pertemuan, bersih-bersih, peralatan, surat-surat undangan.

8) Komunikasi pribadi, keterampilan berkomunikasi bagi peran pekerja masyarakat sangat penting. Komunikasi memerlukan kapasitas untuk mengajukan suatu komunikasi atau percakapan, menyimpulkan suatu komunikasi, menciptakan dan memelihara kepercayaan serta dukungan secara bersama.

b. Peran dan Keterampilan Pendidik

Peran pendidik membutuhkan pekerja masyarakat untuk berperan aktif dalam menata agenda. Pekerja masyarakat tidak hanya membantu sebuah proses panjang namun menjadi masukan positif dan terarah, tetapi juga sebagai hasil dari pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Pekerja masyarakat secara konstan mempelajari keterampilan baru, berbagai cara baru dalam berfikir, berbagai cara baru dalam melihat dunia serta berbagai cara baru dalam berinteraksi dengan orang lain antara lain :

(48)

1) Peningkatan kesadaran, memberikan kesadaran berbagai struktur dan strategi perubahan sosial, hingga orang-orang dapat berpartisipasi dan mengambil tindakan efektif.

2) Memberikan informasi, pekerja masyarakat memberikan informasi mengenai berbagai program untuk masyarakat dan memberi informasi mengenai berbagai sumber eksternal seperti berbagai petunjuk berbagai pembiayaan, keahlian berbagai pedoman, berbagai prestasi, dan berbagai latihan. 3) Pelatihan, merupakan peran edukatif yang paling spesifik

karena melibatkan bagaimana mengajarkan penduduk untuk melakukan sesuatu. Seorang pekerja masyarakat tidak menjadi seorang pelatih, namun akan membantu sebuah kelompok untuk menemukan seseorang yang dapat memberikan pelatihan yang dibutuhkan.

c. Peran dan Keterampilan Representasi

Peran representasi merupakan peran seorang pekerja masyarakat dalam berinteraksi dengan pihak luar demi kepentingan masyarakat agar bermanfaat bagi masyarakat. Berbagai peran representasi diantaranya adalah :

1) Memperoleh berbagai sumber daya, pada umumnya berbagai sumber finansial memerlukan banyak waktu dan energi serta menyita banyak bagian aspek kerja masyarakat. Seorang pekerja masyarakat menjadi seorang ahli dalam mendapatkan informasi, mengenai berbagai macam dana pemerintah maupun non pemerintah, selain itu kemampuan

(49)

untuk menulis sebuah aplikasi dana yang baik dan kemampuan untuk bermain politik terhadap dana.

2) Advokasi, seorang pekerja msyarakat sering mengambil sebuah peran advokasi di sini seseorang pekerja masyarakat mewakili berbagai kepentingan seseorang, kelompok atau masyarakat.

3) Menggunakan media, para pekerja masyarakat dalam banyak kejadian perlu secara efektif memanfaatkan sebuah media untuk menempatkan mereka pada agen publikasi.

4) Humas dan presentasi publik, seorang pekerja masyarakat harus menyadari kesan yang dibangun oleh masyarakat, selain itu pekerja masyarakat mempromosikan sebuah kesan dalam konteks yang lebih luas.

5) Jaringan Kerja (Networking), berarti mendirikan jalinan hubungan dengan beragam orang dan mampu memanfaatkan mereka menghasilkan perubahan yang paling penting, seorang pekerja masyarakat tidak hanya menjalin kerja dengan masyarakat tetapi juga mendirikan sebuah jaringan kerja yang luas.

6) Berbagai pengetahuan dan pengalaman, pekerja masyarakat terlibat dalam praktik reflektif dan refleksi kritis, mereka selalu belajar dari sesamanya dan dari pengalaman. Sebuah peran kerja masyarakat yang penting adalah berbagai pengetahuan dan pengalaman.

(50)

Menurut Zubaedi7 peran seorang pendamping adalah sebagai berikut : 1) Peran pendamping sebagai motivator : dalam peran ini,

pendamping berusaha menggali potensi sumberdaya manusia, alam dan sekaligus mengembangkan kesadaran anggota masyarakat tentang kendala maupun permasalahan yang dihadapi.

2) Peran pendamping sebagai komunikator : dalam peran ini, pendamping harus mau menerima dan memberi informasi dari berbagai sumber kepada masyarakat untuk dijadikan rumusan dalam penanganan dan pelaksanaan berbagai program serta alternatif pemecahan masalah.

3) Peran pendamping sebagai fasilitator : dalam peran ini, pendamping berusaha memberi pengarahan tentang penggunaan berbagai teknik, strategi, dan pendekatan dalam pelaksanaan program.

Istilah fasilitasi dalam konteks pembangunan biasanya dikaitkan dengan pola pendampingan, pendukungan atau bantuan bagi masyarakat. Dalam kontek pembangunan masyarakat (civil society) kegiatan fasilitasi dilakukan oleh tenaga khusus yang bertugas. Pertama, membina kelompok masyarakat yang terkena krisis sehingga menjadi suatu kebersamaan tujuan dan kegiatan yang berorientasi pada upaya perbaikan kehidupan. Kedua, sebagai pemandu atau

7

Zubaedi, Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik,

(51)

fasilitator, penghubung dan penggerak (dinamisator) dalam pembentukan kelompok masyarakat dan pembimbing pengembangan kegiatan kelompok.8

Peran memiliki arti perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai suatu status. Sehingga peran mempun yai kaitan yang erat dengan status, karena didalamnya terdapat asopek-aspek yang dinamis dari status, yaitu seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban.

Terdapat 3 jenis status didalam masyarakat yaitu :9 a. Ascribed Status

Yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran, misalnya: status seorang anak, seorang pria atau wanita, status sebagai istri, status bangsawan. Status brahmana kesatriya dan sebagainya.

b. Achieved Status

Yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran. Akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta

8 Wahyudi Sumpeno, Menjadoi Fasilitator Genius : Kiat-kiat Mendampingi Masyarakat, (Jakarta : Pustaka Pelajar, 2009), hlm.3.

9

http://fererachul.blog.uns.ac.id/2013/05/21/konsep-peran/ diakses pada tanggal 11 November 2018

(52)

mencapai tujuan-tujuannya,misalnya: status sebagai mahasiswa, status sebagai sarjana, status sebagai ABRI dan lain-lain.

c. Assigned Status

Yaitu kedudukan yang diberikan kepada seseorang atas jasa-jasanya. Suatu kelompok atau golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa, yang telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat, misalnya : seseorang dengan usahanya seharusnya hanya dapat menduduki sebagai seorang guru biasa. Namun berhubung adanya pengaruh dari atasan, yang kebetulan ada hubungan baik/famili, maka ia dapat menduduki status sebagai direktur.

C. Pengembangan Ekonomi Masyarakat 1. Pengertian pengembangan ekonomi

Ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos dan nomos. Oikos adalah rumah tangga dan nomos berarti mengatur, jadi ekonomi yang dimaksud adalah mengatur rumah tangga yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup melalui tiga kegiatan utama, yaitu produksi, distribusi dan konsumsi.10 Meningkatkan kesejahteraan ekonomi merupakan kegiatan dalam pemberdayaan di masyarakat, ekonomi dapat diartikan sebagai upaya dalam mengelola rumah tangga. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup melalui kegiatan utama yaitu produksi, distribusi dan konsumsi. Pemenuhan

10

Mubyarto, Perekonomian Indonesia, (Yogyakarta : UUI Press, 2000), hlm.3.

(53)

hidup dengan kendala terbatasnya sumberdaya, erat kaitannya dengan upaya meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan.

Produksi, distribusi dan konsumsi merupakan rangkaian kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan sering disebut sebagai proses yang berkesinambungan. Proses ini berjalan secara alamiah sejalan dengan perkembangan masyarakat di bidang sosial, ekonomi, budaya dan politik. Secara ekonomi, proses alamiah yaitu bahwa yang menghasilkan (produksi) harus menikmati (konsumsi), dan sebaliknya yang menikmati harus yang menghasilkan.11

Pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat dengan cara swadaya masyarakat. Bentuk dari swadaya masyarakat dapat dikelola melalui sumberdaya apapun yang dapat dikuasainya, dan ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarga.12 Ekonomi masyarakat dapat dibangun melalui kegiatan – kegiatan kecil yang menghasilkan nilai produksi serta nilai konsumsi bagi masyarakat itu sendiri. Seperti halnya membuat kreatifitas dari barang – barag bekas yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan sehari - hari, memanfaatkan lahan untuk menjual berbagai souvenir atau makanan khas daerah, dan masih banyak lagi kreatifitas dan inovasi yang perlu dikembangkan dari potensi yang dimiliki masyarakat.

11 Gunawan Sumodiningrat, Membangun Perekonomian Rakyat,

(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 24-25.

12

Mubyarto, Ekonomi Rakyat dalam Program IDT, (Yogyakarta : Aditya Media, 1996), hlm. 1.

(54)

Menurut Ife pengembangan ekonomi masyarakat merupakan upaya merelokasikan aktivitas ekonomi dalam masyarakat agar dapat mendatangkan keuntungan bagi masyarakat dan untuk merevitalisasi masyarakat lokal serta untuk memperbaiki kualitas kehidupan.13 Sedangkan menurut Zubaidi pengembangan ekonomi masyarakat adalah suatu cara yang memungkinkan setiap orang dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu memperbesar pengaruhnya terhadap proses-proses yang mempengaruhi kehidupannya.14 Sukriyanto mengatakan bahwa pengembangan masyarakat adalah upaya setiap individu-individu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pendapatan.15 Selain itu menurut Kartasasmita pengembangan ekonomi masyarakat adalah pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan yang dihasilkan oleh upaya pemerataan dengan penekanan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.16 Dengan demikian pengembangan ekonomi masyarakat dapat disimpulkan sebagai suatu cara yang dilakukan oleh individu atau masyarakat

13 Jim Ife dan Frank Tesoriero, Community Development : Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008), hlm.423.

14 Zubaedi, Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik,

(Jakarta : Kencana 2013), hlm.2.

15 Sukriyanto, Pengembangan Masyarakat Islam Agama, Sosial, Ekonomi, dan Budaya, Populis Jurnal Pengembangan Masyarakat, Edisi No. III/2003, ( Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, 2003), hlm.31

16

Ginandjar Kartasasmita, Pembangunan untuk Rakyat Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan, (Jakarta : Cides, 1996), hlm.142

(55)

dalam melakukan aktivitas pengembangan ekonomi yang mana dapat menguntungkan masyarakat dan memperbaiki kualitas diri.

Pengembangan ekonomi masyarakat dapat dilihat dari tiga segi :

a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Titik tolak pemikirannya adalah pengenalan bahwa setiap manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya.

b. Memperkuat potensi ekonomi yang dimiliki oleh masyarakat itu. Dalam rangka memperkuat potensi ekonomi masyarakat ini upaya yang amat pokok adalah peningkatan taraf pendidikan dan derajat kesehatan, serta terbukanya kesempatan untuk memanfaatkan peluang-peluang ekonomi.

c. Mengembangkan ekonomi masyarakat juga mengandung arti melindungi masyarakat dan mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta mencegah eksploitasi golongan ekonomi yang kuat atas yang lemah. Upaya melindungi masyarakat tersebut tetap dalam rangka proses pemberdayaan dan pengembangan masyarakat.17

Menurut Gunawan Sumodiningrat, upaya pengembangan ekonomi masyarakat dengan demikian perlu diarahkan untuk

17

Mubyarto, Ekonomi Rakyat, Program IDT dan Demokrasi Ekonomi Indonesia, (Yogyakarta : Aditya Media, 1996

),

hlm. 37.
(56)

mendorong perubahan struktural.18 Strukturadjusment atau struktur transformation yaitu dengan memperkuat kedudukan dan peran ekonomi rakyat dalam perekonomian nasional. Perubahan struktural ini meliputi proses perubahan dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke ekonomi tangguh, dari ekonomi subsisten ke ekonomi pasar. Dari ketergantungan ke kemandirian, perubahan struktural ini mensyaratkan langkah-langkah dasar yang meliputi pengalokasian sumber daya, penguatan kelembagaan, penguatan teknologi, serta pemberdayaan sumber daya manusia.19 2. Tujuan pengembangan masyarakat

Pengembangan masyarakat didasari sebuah cita-cita bahwa masyarakat bisa dan harus mengambil tanggung jawab dalam merumuskan kebutuhan, mengusahakan kesejahteraan, menangani sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia dan mewujudkan tujuan hidup mereka sendiri. Pengembangan masyarakat diarahkan unuk membangun supportive communities, yaitu sebuah struktur masyarakat yang kehidupannya didasarkan pada pengembangan dan pembagian sumber daya secara adil serta adanya interaksi sosial, partisipasi, dan upaya saling mendorong antar satu dengan yang lain.20

18

Gunawan Sumodiningrat, Membangun Ekonomi Rakyat,

(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hlm.6. 19 Ibid, hlm.7.

20

Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2014) hal. 2

(57)

Salah satu tujuan pengembangan masyarakat adalah membangun sebuah struktur masyarakat yang didalamnya memfasilitasi tumbuhnya partisipasi secara demokratis ketika terjadi pengambilan keputusan. Upaya ini menuntut pembentukan proses yang memungkinkan sebuah masyarakat mempunyai akses pada sumber daya, mampu mengontrol sumber daya dan struktur kekuasaan di masyarakat.21

Tujuan umum pengembangan masyarakat dapat menentukan proses dan orientasi pengambilan keputusan keberlanjutan kegiatan pengembangan masyarakat. Beberapa tujuan umum dari pengembangan masyarakat yaitu :22

a. Mengentaskan masyarakat dari kemiskinan kultural, kemiskinan absolut.

b. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang lebih berkeadilan.

c. Mengembangakan kemandirian dan keswadayaan masyarakat yang lemah dan tak berdaya.

d. Meningkatkan status kesehatan masyarakat secara merata. e. Meningkatkan kesempatan wajib belajar sembilan tahun bahkan

dua belas tahun bagi setiap anggota masyarakat di desa maupun kota

21 Sumaryo Gitosaputro, Kordiyana K. Rangga, Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat; Konsep, Teori dan Aplikasinya di Era Otonomi Daerah, (Yogyakarta: Graha Ilmu), hal. 3

22

Moh Ali Aziz, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2009), hlm. 36-37.

(58)

f. Melepaskan masyarakat dari belenggu ketunaan, keterbelakangan, ketertinggalan, ketidakberayaan, keterisoliran, ketergantungan dan kemerosotan moral.

g. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai bidang kehidupan.

h. Meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.

i. Meningkatkan kemauan dan kemampuan partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan usaha produktif kreatif berbasis sumber daya lokal.

j. Mengurangi dan menghilangkan berbagai bentuk kecemasan sekaligus kekhawatiran warga yang rentan terkena ancaman kerawanan pangan dan kegagalan panen.

k. Menguatkan daya saing masyarakat di pasar lokal, regional, nasional bahkan internasional yang kompetitif.

l. Mengurangi angka pengangguran

m. Meningkatkan jaminan perlindungan hukum bagi warga grass roots.

n. Meningkatkan jaminan sosial bagi warga miskin dan korban bencana alam.

o. Meningkatkan peluang kerja produktif berbasis ekonomi kerakyatan.

p. Mengembangkan fungsi kelembagaan lokal untuk pemberdayaan warga grass roots.

q. Membangun masyarakat kreatif dan komunikatif dalam mengakses ragam informasi pembangunan inovatif.

(59)

r. Menguatkan kesadaran masyarakat agar tidak bergantung pada pihak donor atau pemberi dana bantuan.

3. Prinsip pengembangan masyarakat

Menurut Sumodiningrat dan Gunawan Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah bahwa masyarakat tidak dijadikan objek dari berbagai proyek pembangunan, tetapi merupakan subjek dari upaya pembangunannya sendiri. Berdasarkan konsep demikian, maka pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai berikut pertama, upaya itu harus terarah. Ini yang secara populer disebut pemihakan. Kedua, program ini harus langsung mengikutsertakan atau bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran. Ketiga, menggunakan pendekatan kelompok, karena secara sendiri-sendiri masyarakat miskin sulit dapat memecahkan masalah masalah yang dihadapinya.23

Menurut Jim Ife, konsep pemberdayaan memiliki hubungan erat dua konsep pokok yakni: konsep power (daya) dan konsep Disadvanteged (ketimpangan). Upaya pemberdayaan masyarakat perlu didasari pemahaman bahwa munculnya ketidakberdayaan masyarakat akibat masyarakat tidak memiliki kekuatan (powerless). Jim Ife mengidentifikasi beberapa jenis kekuatan yang dimiliki masyarakat yang dapat digunakan untuk memberdayakan mereka:24

23 Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial, (jakarta: Gramedia, 1999)

24

Ife, J.W, Community Development: Creating Community

Alternatives-vision, Analisys and Practice, (Melbourne: Longman, 2000). hal 27

(60)

a. Kekuatan atas pilihan pribadi. Upaya pemberdayaan dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menentukan pilihan pribadi atau kesempatan untuk lebih baik b. Kekuatan dalam menentukan kebutuhannya sendiri dengan

mendampingi mereka untuk merumuskan kebutuhannya sendiri c. Kekuatan dalam kebebasan berekspresi dengan mengembangkan

kapasitas mereka untuk bebas berekspresi dalam bentuk budaya politik

d. Kekuatan kelembagaan dengan meningkatkan aksebilitas terhadap kelembagaan pendidikan, kesehatan, keluarga, keagamaan, sistem kesejahteraan sosial, struktur pemerintah, media dan sebagainya.

e. Kekuatan sumber daya ekonomi dengan meningkatkan aksebilitas dan kontrol terhadap aktivitas ekonomi

f. Kekuatan dalam kebebasan reproduksi dengan memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam menentukan proses reproduksi.

Prinsip-prinsip pengembangan masyarakat salah satunya yaitu sebagai berikut :25

a. Berkelanjutan. Pengembangan masyarakat merupakan bagian dari upaya untuk membangun tatanan sosial, ekonomi dan politik baru yang proses dan strukturnya secara berkelanjutan. Setiap kegiatan pengembangan masyarakat harus berjalan dalam

25 Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2014)

(61)

kerangka berkelanjutan, bila tidak ia tidak akan bertahan dalam waktu yang lama. Keistimewaan dari prinsip keberlanjutan adalah ia dapt membangun struktur, organisasi, bisnis, dan industri yang dapat tumbuh dan berkembang dalam berbagai tantangan. Jika pengembangan masyarakat berjalan dalam pola berkelanjutan diyakini akan dapat membawa sebuah masyarakat menjadi kuat, seimbang dan harmonis, serta concern terhadap keselamatan lingkungan.

b. Kemandirian. Masyarakat hendaknya mencoba memanfaatkan secara mandiri terhadap sumber daya yang dimiliki seperti: keuangan, teknis, alam dan manusia daripada menggantungkan diri terhadap bantuan dari luar. Melalui program pengembangan masyarakat duupayakan agar para warga mampu mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam masyarakat semaksimal mungkin.

c. Partisipasi. Pembangunan masyarakat harus selalu mencoba memaksimalkan partisipasi, dengan tujuan agar setiap orang dalam masyarakat bisa terlibat aktif dalam proses dan kegiatan masyarakat. Lebih banyak anggota masyarakat yang berpartisipasi aktif, lebih banyak cita-cita yang dimiliki massyarakat dan proses yang melibatkan masyarakat akan dapat direalisasikan. Hal ini tidak menekankan bahwa setiap orang harus berpartispasi dengan cara yang sama. Masyarakat berbeda-beda karena mereka memiliki keterampilan, keinginan, dan kemampuan yang berbeda-beda. Kerja kemasyarakatan yang baik

(62)

akan memberikan rangkaian kegiatan partisipatori yang seluas mungkin dan akan membenarkan persamaan bagi semua anggota masyarakat yang secara aktif terlibat.

Upaya menumbuhkan partisipasi warga melalui program pengembangan masyarakat diawali dengan cara menggugah kesadaran masyarakat akan hak-haknya untuk hidup secara bermutu, adanya realitas kompleksitas permasalahan yang dihadapi, serta perlunya tindakan konkret dalam mengupayakan perbaikan kehidupan.

Partisipasi yang ingin dibangun melalui program pengembangan masyarakat berjalan secara bertahap, dimulai dari jenis partisipasi interaktif menuju tumbuhnya mobilitas sendiri (self-mobilization) di kalangan masyarakat. Partisipasi interaktif adalah bentuk partisipasi masyarakat dimana ide dalam berbagai kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program masih dibantu dan difasilitasi oleh pihak luar. Sementara itu, mobilitas sendiri adalah bentuk partisipasi dimana masyarakat mengambil inisiatif, melaksanakan kegiatan, pada berbagai tahap secara mandiri dan mobilisasi sumbe

Gambar

Gambar 1. Peta wilayah kelurahan Rejomulyo
Tabel 2. Penduduk menurut mata pencaharian
Tabel 5. Kesejahteraan keluarga  No.  Tingkat kesejahteraan
Gambar 1.3 : Koordinasi Lurah, RT, serta warga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sama halnya dengan pemberitaan yang dilakukan oleh harian Kedaulatan Rakyat, dimana dalam hal ini, Kedaulatan Rakyat sebagai salah satu surat kabar lokal DIY

Selanjutnya gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversible, ypada suatu derajat yang memerlukan terapi

Setelah itu akan muncul jendela Equipment dimana terdapat fitur enhance didalamnya, caranya untuk menggunakannya cukup mudah, tinggal klik equipment manakah yang anda ingin

Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) adalah pendidikan tambahan pada pendidikan tinggi setelah program sarjana Ilmu Ekonomi, sehingga diperlukan suatu motivasi yang

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengidentifikasi faktor­faktor yang berhubungan dengan perilaku pengendalian vektor DbD di kelurahan endemis Kota Samarinda.. Hasil studi

Dengan mengucapkan Alhamdulillahhirrobilalamin atas limpahan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Sumber Daya, Informasi,

NAMA SATUAN KERJA NAMA KEGIATAN LOKASI SUMBER DANA KODE DIPA JENIS PENGADAAN PAGU (Rupiah) VOLUME DESKRIPSI PELAKSANAAN PEKERJAAN.. Belanja Modal Pengadaan Alat-alat

Perempuan yang karena alasan rasional harus berkiprah di luar rumah dan bersentuhan dengan ranah publik dalam pandangan Islam harus terbebas dari resiko yang